IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kandungan Unsur Hara Sediaan Biologis dalam Media Air Laut 1. Amonia
Konsentrasi rata-rata amonia pada air media selama periode pengamatan menunjukkan pola yang fluktuatif. Pada awal pengamatan yaitu sebelum media
diberi substrat zeocrete, konsentrasi amonia yang diperoleh sebesar 0,6215 mgl Lampiran 2. Selanjutnya pada pengamatan hari berikutnya, yaitu setelah substrat
berada pada air media, terjadi penurunan konsentrasi untuk semua perlakuan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5. Kondisi ini diduga karena adanya penyerapan
kandungan amonia oleh substrat zeocrete. Hasil pengukuran konsentrasi rata-rata amonia setelah air media diberi substrat zeocrete sampai pada akhir pengamatan
berkisar antara 0,0951-0,7599 mgl Lamp iran 3.
Amonia
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.7 0.8
1 3
5 7
9 11
13 15
Pengamatan hari ke- Konsentrasi mgl
ZK0 ZK1
ZK2 ZK3
Gambar 5. Konsentrasi rata-rata amonia selama penelitian Pada air media dengan substrat tanpa nutrien ZK0 menunjukkan pola yang
berbeda dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pada hari ke-7 amonia pada perlakuan ini tidak mengalami peningkatan, sedangkan pada perlakuan lainnya
konsentrasi P 0,02; 0,2; 2 ppm meningkat. Hal ini diduga karena pada zeocrete tidak ada pengkayaan nutrien sehingga amonia masih dapat terserap substrat sampai
hari ke-7. Amonia pada perlakuan air media yang diberi substrat zeocrete dengan
konsentrasi P 2 ppm ZK3 berkisar antara 0,1140–0,7599 mgl, nilai ini relatif tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
Pola kandungan ammonia yang berfluktuasi diduga sebagai bentuk aktivitas penyerapan dan pelepasan unsur hara oleh substrat. Kandungan amonia
yang dilepaskan selain berasal dari unsur N yang terkandung pada zeolit juga berasal dari proses penguraian urea. Selanjutnya kandungan amonia yang diserap
substrat terjadi melalui mekanisme pengisian rongga. Amonia yang terserap kemudian terikat pada substrat dalam bentuk ion amonium NH
4 +
. Kandungan unsur hara yang cenderung meningkat didasarkan pada sifat
zeolit sebagai salah satu komponen penyusun substrat zeocrete. Zeolit tidak melepaskan unsur hara secara sekaligus, tetapi dilepaskan perlahan- lahan sejalan
dengan waktu. Dapat diduga lepasan unsur hara merupakan fungsi waktu. Sesuai dengan pernyataan Suwardi 2002 zeolit dapat mengikat dan menyimpan air dan
pupuk sementara dan melepasnya kembali serta berfungsi sebagai penyedia lambat slow release agent yang mengatur pelepasan unsur hara dalam air.
2. Nitrat Pola penurunan kandungan nutrien pada air laut oleh substrat zeocrete
sebelum perlakuan diberikan pada air media kembali ditunjukkan pada awal pengamatan kandungan nitrat Gambar 6. Konsentrasi nitrat media sebelum diberi
perlakuan sebesar 0,4400 mgl. Kemudian setelah diberi perlakuan, terjadi penurunan konsentrasi yang berkisar antara 0,0102-0,1096 mgl. Hal ini
dikarenakan adanya proses pengisia n rongga pada substrat meskipun telah dilakukan pengkayaan nutrien. Perbedaan kandungan nutrien yang terserap pada
keempat perlakuan menunjukkan perbedaan besaran rongga substrat. Besaran rongga merupakan salah satu faktor dalam penyeleksian molekul yang akan terikat
pada zeolit Sherman 1978. Hasil pengukuran nitrat untuk semua perlakuan sampai pada akhir
pengamatan berkisar antara 0,2746-0,9217 mgl Lampiran 3 dan menunjukkan
pola yang fluktuatif Gambar 6. Kisaran tersebut telah mencapai kisaran yang berpotensi bagi pertumbuhan alga meskipun kandungan haranya masih dalam tahap
yang rendah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Chu 1943 in Andarias 1991 yang menyebutkan bahwa kisaran nitrat 0,9–3,5 mgl merupakan konsentrasi optimum
untuk pertumbuhan alga. Kisaran nitrat yang masih tergolong rendah ini dipengaruhi oleh faktor pH. Rata-rata pH selama penelitian berada pada kisaran
diatas 7, nilai ini sesuai dengan pernyataan Viner 1975 in Pratiwi 1997 bahwa pada tingkat pH diatas 6, kandungan uns ur hara N dalam perairan rendah.
Nitrat
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.7 0.8
0.9 1
1 3
5 7
9 11
13 15
Pengamatan hari ke- Konsentrasi mgl
ZK0 ZK1
ZK2 ZK3
Gambar 6. Konsentrasi rata-rata nitrat selama penelitan
Konsentrasi nitrat terendah sebesar 0,2746 mgl terjadi di hari ke-11 yaitu pada perlakuan ZK3 dan konsentrasi tertinggi terjadi di hari ke-3 sebesar
0,9217 mgl juga pada perlakuan ZK3. Perlakuan ZK3 zeocrete dengan P 2 ppm juga menunjukkan pola lepasan dan penyerapan yang cenderung lebih tetap sampai
pada akhir pengamatan dibandingkan perlakuan lainnya. Perlu diketahui bahwa fluktuasi kandungan N ammonia dan nitrat pada air
media tidak saja dikarenakan aktivitas penyerapan dan pelepasan ion oleh substrat. Diduga adanya proses fiksasi perubahan bentuk N amonifikasi dan nitrifikasi turut
mempengaruhi fluktuasi nilai konsentrasi amonia dan nitrat. Proses fiksasi N yang terjadi sangat dipengaruhi oleh parameter fisika kimia air seperti suhu, pH, salinitas
dan DO. Disamping itu proses fiksasi N juga didukung oleh keberadaan bakteri
kemotrofik yang mendapat energi dari proses kimiawi tersebut. Keberadaan organisme tersebut diduga turut mempengaruhi kandungan nitrat hasil fiksasi N di
air media.
3. Ortofosfat
Konsentrasi ortofosfat selama periode pengamatan H1-H15 fluktuatif dan berkisar antara 0,0054-0,0186 mgl Gambar 7 dan Lampiran 3. Kisaran tersebut
menunjukkan bahwa lepasan ortofosfat mampu mendukung pertumbuhan diatom, sesuai dengan pernyataan Moyle 1946 in Andarias 1991 bahwa
Bacillariophyceae diatom akan dominan pada konsentrasi ortofosfat antara 0,00-0,02 mgl.
Ortofosfat
0.005 0.01
0.015 0.02
0.025 0.03
0.035 0.04
1 3
5 7
9 11
13 15
Pengamatan hari ke- Konsentrasi mgl
ZK0 ZK1
ZK2 ZK3
Gambar 7. Konsentrasi rata-rata ortofosfat selama penelitian Pada awal pengamatan substrat zeocrete menyerap sediaan ortofosfat pada
air media dengan kisaran serapan sebesar 0,0236-0,0274 mgl. Nilai serapan ini melebihi nilai lepasan ortofosfat semua perlakua n sampai pada akhir pengamatan.
Kondisi demikian menunjukkan bahwa mudahnya P terserap substrat dan sebaliknya sejalan dengan penelitian terdahulu yang menggambarkan sulitnya P
terlepas dari zeolit Krisanti, 2003. Kandungan ortofosfat pada semua perlakuan fluktuatif dengan
kecenderungan meningkat sampai pada akhir pengamatan. Pada perlakuan zeocrete
dengan konsentrasi P 2 ppm ZK3 kandungan ortofosfatnya memiliki nilai yang rendah dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa
besarnya pengkayaan P pada substrat yang mengandung zeolit zeocrete belum tentu sejalan dengan kandungan P yang dilepaskan pada air media.
4. Silika
Berbeda dengan amonia, nitrat dan ortofosfat, pada pengamatan silika terjadi peningkatan konsentrasi yang cukup besar di awal pemberian perlakuan
substrat zeocrete pada air media. Konsentrasi silika air laut sebelum diberi perlakuan sebesar 1,9373 mgl. Selanjutnya terjadi peningkatan konsentrasi dengan
kisaran peningkatan mencapai 22,1267 mgl pada pengamatan hari berikutnya. Peningkatan nilai kandungan silika tertinggi justru ditunjukkan pada substrat
zeocrete tanpa pengkayaan nutrien ZK0. Sehingga dengan demikian pengkayaan
silika dengan sodium metasilika SiOH
2
pada substrat zeocrete tidak memberikan dampak yang berarti dalam proses penyediaan silika sebagai salah satu unsur hara
sedia biologis pada media air laut. Konsentrasi rata-rata silika setelah diberikan perlakuan berkisar antara
6,9660-62,7026 mgl Lampiran 3. Lepasan silika tersebut mampu mendukung pertumbuhan diatom untuk pembentukan frustule dinding sel, sesuai dengan Fogg
1975 bahwa diatom tidak akan berkembang dengan baik pada konsentrasi silika yang lebih kecil dari 0,05 mgl. Pola konsentrasi silika selama periode pengamatan
fluktua tif dengan kecenderungan meningkat sampai pada akhir pengamatan seperti terlihat pada Gambar 8.
Silika
10 20
30 40
50 60
70
1 3
5 7
9 11
13 15
Pengamatan hari ke- Konsentrasi mgl
ZK0 ZK1
ZK2 ZK3
Gambar 8. Konsentrasi rata-rata silika selama penelitian Untuk semua perlakuan, nilai silika terendah terjadi pada hari ke-5 dan
tertinggi pada hari ke-13. Gambar 8 juga menunjukkan kandungan silika pada zeocrete
tanpa nutrien ZK0 memiliki kisaran tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya, yaitu berkisar antara 9,6640-62,7026 mgl. Kisaran ini
menunjukkan bahwa lepasan silika sangat tinggi. Suwardi 2002 menyebutkan bahwa penyus un utama zeolit adalah silika. Untuk itu dapat diduga kandungan
silika pada air media selama penelitan tidak saja berasal dari pengkayaan silika pada substrat. Silika juga berasal dari zeolit sebagai salah satu komponen penyusun
substrat zeocrete.
B. Rasio NP pada Media Air Laut