Langkah-langkah Penelitian PENGEMBANGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi pada Mata Pelajaran Matematika Kelas 8 SMP di Kabupaten Pandeglan.

berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dilakukan penarikan kesimpulan dengan menjawab pertanyaan penelitian, dan mensintesakan jawaban-jawaban tersebut dalam suatu kesimpulan penelitian secara menyeluruh.

E. Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah penelitian dan pengembangan model pembelajaran kooperatif di sini adalah meliputi beberapa tahap seperti yang telah disebutkan dalam skema dan pembahasan di atas, yaitu : 1. Tahap Studi Pendahuluan Langkah ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk lebih mendalami permasalahan, serta mengetahui model pembelajaran yang tepat di SMP Negeri 1 Bojong-Kabuppaten Pandeglang, yang berkenaan dengan desain dan implementasi kurikulum yang ada sekarang, keadaan guru matematika, model pembelajaran matematika, serta mengenai sarana dan prasarana. 2. Tahap Desain dan Pengembangan Model Desain model dikembangkan berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada SMP Negeri 1 Bojong-Kabupaen Pandeglang, dan kajian literatur yang mendukung terhadap pengembangan model ini. Mengenai tahap menyusun desain model, kegiatan yang dilakukan adalah: a. Mengkaji kurikulum mata pelajaran matematika di SMP Negeri 1 Bojong- Kabupaten Pandeglang semester II sebagai acuan program pengajaran meliputi setandar kopetensi, kopetensi dasar, indikator, materi, media dan metode pembelajaran matematika dengan melihat pada silabus yang dikeluarkan oleh badan setandar nasional pendidikan Indonesia yang dikenal dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan. b. Merumuskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai ini dilakukan dengan melihat pada indikator yang terdapat disilabus dan materi pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru. c. Merumuskan materi dan kegiatan belajar mengajar hal ini dilakukan dengan melihat kepada silabus dan ditambah dengan buku-buku yang berhubungan dengan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. d. Merumuskan media dan metode pembelajaran matematika, pada kegiatan ini adalah termasuk mengenai penggunaan media yang akan dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran, yang bertujuan untuk membuat siswa lebih mudah memahami materi pelajaran yang akan diberikan oleh guru, seperti alat peraga yang diciptakan oleh guru sendiri. Untuk metode pembelajaran kegiatan yang dilakukan adalah memilih dan menetapkan model pelajaran yang akan dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran dalam hal ini model pelajaran yang digunakan oleh guru adalah model pelajaran kooperatif, siswa mengejarkan tugas-tugas yang diberikan oleh guru yang bersumber dari buku atau dari guru sendiri. e. Merumuskan mekanisme pembelajaran dengan suatu pendekatan kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pendekatan yang dilakukan oleh guru yaitu pendekatan guru dan pendekatan siswa, tetapi pada pelaksanaan pembelajaran siswalah yang berperan lebih banyak. f. Merumuskan alat evaluasi kegiatan yang dilakukan oleh guru adalah membuat kriteria keberhasilan proses pembelajaran, yaitu siswa terlihat aktif dan kolaboratif dalam menyelsaikan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disiapkan oleh guru. Siswa baik secara individu maupun kelompok aktif merespon pelajaran, terutama mencermati pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Guru mengkondisikan supaya siswa termotivasi untuk menyelesaikan materi pembelajarannya dengan giat dalam kelompoknya. Guru menyiapkan soal sesuai dengan materi yang diajarkan untuk diujikan kepada siswa, hal ini bertujuan untuk melihat out-put dari model pembelajaran kooperatif. g. Menetapkan partisipan dalam pengembangan model. Kegiatan ini adalah menentukan guru matematika yang diajak untuk melaksanakan model pembelajaran kooperatif di atas, dalam hal ini terdapat satu partisipan guru matematika yang mengajar secara paralel di enam kelas di kelas VIII. h. Menentukan prosedur penelitian, kegiatan ini adalah menentukan langkah- langkah yang akan dilakukan dalam penelitian, yaitu mulai dari mendesain model pembelajaran kooperatif, mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif, mengevaluasi desain dan implementasi model pembelajaran kooperatif, dan melihat efektifitas model pembelajaran kooperatif. i. Melakukan uji desain pembelajaran, pada kegiatan ini ialah melaksanakan uji coba desain pembelajaran di kelas. Adapun model pembelajaran yang dikembangkan ini adalah terdiri dari kegiatan desain, implementasi, evaluasi serta penyempurnaan. Secara rinci kegiatan tersebut dijelaskan sebagai berikut :

2.1. Desain Model

Dalam model pembelajaran yang dikembangkan ini, desain tetap merupakan hal yang sangat penting. Desain yang dipersiapkan adalah berupa program tahunan, program semester, program mingguan dan program harian, yang sering dikenal dengan Rencana Pembelajaran. Desain yang dipersiapkan tentu saja berpedoman kepada kurikulum yang berlaku yaitu kurikulum 2006, atau disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Analisis terhadap kurikulum untuk menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan. Perencanaan model selalu berkaitan dengan tujuan, materi, metode, media atau sumber serta evaluasi. Karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti karakteristik siswa, perkembangan mental-spiritual siswa, kedewasaan siswa, kepribadian dan interaksi sosial siswa, karena siswa sebagai subyek belajar yang harus menjadi pusat perhatian guru. Berbeda dengan pembelajaran pada umumnya, dari sisi tujuan pembelajaran model kooperatif ini tidak hanya memperhatikan aspek kognitif dan psikomotoik, tetapi juga aspek afektif. Yang dikembangkan melalui pengembangan model kooperatif ini adalah hasil belajar siswa. Guru sebagai desainer pembelajaran sedapat mungkin harus memperhatikan ketiga aspek tujuan pembelajaran tersebut. Salah satu tujuan dari pembelajaran matematika adalah untuk membekali siswa dengan sejumlah konsep matematika, mengetahui dan memahami hubungan satu konsep dan konsep lainnya, serta dapat mengkonstruksikan konsep-konsep tersebut ke dalam kerangka pikirnya, untuk kemudian dapat menggunakan konsep-konsep tersebut di dalam mengatasi masalah-masalah yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Membekali siswa sejumlah konsep matematika yang diperlukan untuk mendalami ilmu matematika pada jenjang pendidikan selanjutnya. Membekali siswa karakteristik dari matematika yaitu seperti : nilai obyektif, sportif, jujur, rasional, sistematis, akurat, akuntabel. Oleh karena itu penggunaan model pembelajaran yang dikembangkandipandang sangat tepat, yakni membiasakan siswa dengan konsep dan keterampilan sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika. Seperti telah dikemukakan di atas, bahwa setelah tujuan, materi merupakan aspek yang harus juga menjadi perhatian guru. Materi matematika adalah sarat dengan konsep-konsep rumus-rumus teorema-teorema yang implementasinya bukan saja dekat dengan masalah sehari-hari, akan tetapi matematika diakui banyak ilmuwan bahwa ia juga berperan penting dalam kaitannya dengan perkembangan disiplin ilmu-ilmu yang lain, misalnya berkaitan dengan ilmu- ilmu : ekonomi, perbankan, teknologi, astronomi, geologi, geografi, kimia, farmasi, fisika, mekanika, dan lain sebagainya. Dalam model pembelajaran kooperatif dapat digunakan beberapa metode pembelajaran sekaligus secara bervariasi, seperti : ceramah, diskusi, kerja kelompok, tanya-jawab, dan lain-lain. Dari studi pendahuluan yang dilakukan umumnya siswa menginginkan agar guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar tidak hanya menggunakan salah satu metode saja, tetapi menggunakan variasi dari beberapa metode secara kreatif di setiap pertemuan. Ini dapat dipahami, karena penggunaan salah satu metode tertentu saja oleh guru di setiap pertemuan di kegiatan proses belajar mengajar pasti akan sangat monoton, dan tentu saja bagi siswa keadaan seperti ini menjadikan terjadinya situasi yang membosankan. Dalam hal ini guru dituntut untuk benar-benar kreatif dan tanggap terhadap situasi berlangsungnya proses pembelajaran. Peran guru adalah bagaimana membuat siswa belajar, guru adalah motivator, fasilitator yang juga sebagai manajer sekaligus sebagai perencana desainer pembelajaran. Pada pembelajaran konfensional sering terlihat dominasi guru pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Maka dalam era pendidikan modern sekarang ini harus menjadi perhatian guru mengenai pengembangan model pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif. Moel pembelajaran yang dikembangkan untuk meningkatkanhasil belajar ini adalah model pembelajaran kooperatif. Sukmadinata 2004:204-207, ada tiga tehnik dari mode kooperatif yang bersifat umum dan dapat digunakan untuk mengajarkan mengajarkan ilmu-ilmu eksak termasuk mata peajaran matematika. Yaitu tipe STAD, TGT dan jigsaw. Lie 2008:60-69, juga merekomendasikan beberapa tehnik pekerjaan kooperatif seperti jigsaw, bercerita berpasangan, lingkaran kecil, lingkaran besar, kepala bernomor dan lain-lain. Ibrahim dkk2000:29, ada empat pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yaitu, STAD, jigsau, kelopok penyelidikan dan pendekatan setruktur. Dari berbagai jenis model pembelajaran kooperatif ini dapat dignakan untuk semua mata pelajaran termasuk untuk mata pelajaran matematika dan cocok utuk semua kelas. Dipilihnya dengan mata pelajaran kooperatif tipe STAD karena model ini dianggap sederhana dan dapat dilaksanakan. Juga model pembelajaran dengan pendekatan siswa dan pendekatan guru, tetapi dalam pelaksanaannya siswalah yang berperan banyak. Untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran, pada pembelajaran model yang dikembangkan ini guru dituntut untuk dapat memanfaatkan fasilitas yang tersedia di SMP baik yang menyangkut media maupun sumber pelajaran. Dari studi pendahuluan yang peneliti lakukan umumnya setiap SMP mempunyai ruang kelas dengan fasilitas standard dan didukung perpustakaan yang menyediakan buku-buku utama sumber pelajaran. Dibeberapa sekolah bahkan siswa memiliki beberapa buku pegangan dan didukung oleh kegiatan siswa yang sangat membantu dalam pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan ini. Berkaitan dengan evaluasi, peneliti fokus utamanya adalah dengan melihat dari sisi hasil belajar siswa, yang didapakan dari pelaksanaan model pelajaran kooperatif berlangsung. Pelaksanaan pembelajaran dengan kerja sama dalam kelompok heterogen, akan membiasakan siswa untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi dengan saling mengharai dan berbagi peran serta keterampilan-keterampilan lainnya yang sangat dibutuhkan siswa dalam kehidupan masyarakat. Selama proses pembelajaran, selain menjadi fasilitator dan motifator yang selalu siap memberikan bimbingan dan bantuan terhadap siswa terutama siswa yang mengalami kesulitan, guru melakukan penilaian terhadap kamanpuan siswa dengan mengadakan kegiatan preses dan postes dengan soal bntuk objektif yang telah disiapkan oleh guru sebelumnya. Penilaian juga dilakukan melalui lembar observasi atau pengamatan oleh guru saat pelaksanaan model pembelajaran kooperatif berlangsng. Draft desain pembelajaran yang dikembangkan pada penelitian ini adalah: a Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Kompetensi Dasar sesuai dengan apa yang terdapat di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan mata pelajaran matematika kelas VIII semester genap. b Merumuskan Tujuan Pembelajaran. Dengan informasi dan membaca buku siswa dapat mendiskripsikan, mengidentifikasi, menjelaskan dan mengolah informasi. c Merumuskan Materi Pelajaran. Materi pelajaran ditentukan berdasarkan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. d Media Pembelajaran. Media pembelajaran merupakan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, dengan tujuan untuk mempermudah penyampaian materi dan juga untuk memperjelas pembelajaran. e Metode Pembelajaran. Metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran ini akan lebih dominan dengan kerja kelompok, di mana siswa secara berkelompok menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, dan mencermati solusi setiap permasalahan yang muncul. Selain itu juga menggunakan metode ceramah, variasi tanya-jawab serta metode demonstrasi. f Evaluasi Pembelajaran. Sebelum guru meyampaikan materi pelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif, terlebih dahulu diadakan pre-tes. Saat pembelajaran berlangsung ada penilaian proses, baik terhadap kelompok maupun individu. Selanjutnya diadakan lagi pos-tes dalam bentuk butir soal setelah pembelajaran dilakukan.

2.2. Implementasi Model

Sebelum dilaksanakannya proses pembelajaran seperti model pembelajaran pada umumnya, model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan juga memerlukan persiapan yang baiksebelum diimplementasikan ke dalam kegiatan pembelajaran. Dengan persiapan yang baik diharapkan pelaksanaan pembelajaran dapat berlangsung sebagaimana yang diharapkan. Beberapa persiapkan yang harus dilakukan oleh seorang guru tersebut antara lain : Perangkat pembelajaran, pembentukan kelompok kooperatif, pengaturan tempat duduk dan kerja kelompok. Sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran, guru harus mempersiapkan perangkat pembelajaran meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP atau ada yang menyebutnya Rencana pembelajaran Renpel, buku pegangan siswa dan Lembar Kegiatan Siswa LKS beserta lembar jawabannya. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan penjabaran dari silabus, di mana dalam silabus tersebut telah terdapat rumusan tentang standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok pembelajaran, indikator dan media serta evaluasi. Persiapan berikutnya adalah pembentukan klompok. Pembentukan keompok harus memperhatikan heterogenitas siswa bahkan bila memungkinkan pebagian kelompok memperhatikan kemampuan akademis, ras, agama, jenis kelamin, latar belakanga ekonomi serta sosial budayanya. Apabila ternyata didalam kelas terdiri atas ras dan latar belakang yang relatif sama maka pembentukan kelompok didasarkan pada kemampuan akademis siswa dan perbedaan jenis kelamin. Hal ini menjadi perhatian guru dan peneliti sebelum pelaksanaan pembelajaran supaya pada pelaksanaan pembelajaran sesumgguhnya waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk kegiatan pembelajaran. Hal lain yang juga penting dipersiapkan adalah pengaturan tempat duduk. Dalam pelajaran kooperatif tempat duduk harus diatur sedemikian rupa, pengaturan tempat duduk yang baik akan menunjang tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pengaturan tempat duduk hendaknya dilakukan seefektif mungkin dan guru harus mempersiapkan sebelumnya bagaimana posisi tempat duduk siswa tersebut sehingga pada saat pelaksanaan terutama pada tahap awal pengenalan model, waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan baik dan tepat. Guna menghindari terjadinya kendala atau hambatan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran kooperatif yang dikembangkan ini, perlu terlebih dahulu diadakan latihan bekerja sama dalam kelompok.latihan ini dilakukan dengan tujuan agar masing-masing anggota kelompok lebih mengenal antara individu yang satu dengan yang lainnya dan labih akrab dengan model pembelajaran yang dikembangkan sehingga proses pembelajaran dapat berjalan sebagai mestinya. Setelah beberapa hal diatas disiapkan dengan baik, pelaksanaan pembelajaran yang sesungguhnya dapat dilaksanakan. Dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan, sekalipun peran guru hanya sebagai fasilitator dan motivator tetapi sangat menentukan keberhasilan dalam pembelajaran. Guru harus selalu fokus kepada pengamatan terhadap proses kerja sama siswa dalam kelompok dan selalu siap memberikan bantuan dan bimbingan baik kepada individu ataupun kelompok yang membutuhkan. Selain memberikan bantuan dan bimbingan, guru juga melakukan evaluasi proses melalui obserfasiterutama terhadap keterampilan siswa. Sebagaimana pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada umumnya, model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan ini terdiri atas tiga kegiatan umum pokok yaitu: a Kegiatan pembukaan, b Kegiatan inti dan c Kegiatan penutup. Kegiatan pembukaan merupakan tahap pengenalan, menarik perhatian dan memotivasi siswa untuk belajar. Dalam langkah inti berisi kegiatan : penjelasan dari guru tentang tujuan pembelajaran, materi pelajaran, evaluasi dalam pembelajaran kooperatif. Kegiatan pembukaan merupakan tahap pengenalan, menarik perhatian dan memotivasi siswa untuk belajar. Dalam langkah ini berisi kegiatan: penjelasan dari guru tentang tujuan pembelajaran, materi pelajaran, evaluasi dalam pembelajaran kooperatif. Kegiatan berikutnya guru memberikan pretes kepada siswa. Kegiatan pretes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa, mengetahui materi yang akan disampaika sebelum guru melakukan pembelajaran dengan model kooperatif. Pada pertemuan pertama ini guru memberikan materi pengatur dengan menggunakan metode ceramah akan tetapi secara garis besar saja, hal ini untuk memudahkan guru memberikan penjelasan terhadap materi yang akan dipelajaari oleh siswa. Setelah pemberian pretes dan materi pengantar guru memberi tugas kepada siswa untuk melaksanakan diskusi. Dengan menyampaikan tujuan, langkah- langkah pembelajaran kooperatif dan pemberian motivasi tahap pembukaan ini siswa akan lebih siap dan terkondisi untuk belajar. Kegiatan inti yaitu proses pembelajaran kooperatif dengan menggunakan berbagai metode yang dipandang dapat mengaktifkan indifidu dan kelompok. Metode yang digunakan antara lain; ceramah, kerja kelompok, diskusi kelompok, diskusi kelas, pemecahan masalah, tanya jawab, demonstrasi, dan lain-lain. Dengan di gunakannya beberapa metode dalam satu kali proses pembelajaran maka kegiatan pembelajaran siswapun bisa berupa menyimak pelajaran guru, membaca bahan pelajaran, tanya jawab, prestasi, mengerjakan tugas yang bersumber LKS dan bersumber dari buku pegangan siswa ataw tugas dari guru, mempertahankan pendapat, membuat kesimpulan membuat laporan dan lain-lain. Selama kegiatan ini berlangsung guru menjalankanperannya sebagai fasilitator pembelajaran oleh karena itu kreatifitas guru sangat penting agar protes pembelajaran tetap dinamis.Misalnya ketika proses diskusi mengalami kebutuhan, guru harus cepat mengambil inisiatif untuk menjaga agar tidak terjadi kefakuman selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan akhir atau penutup merupakan kegiatan guru melakukan postes, guru memberikan umpan balik pada tugas kelompok yang diberikan untuk diperbaiki. Pada akhir pembelajaran membuat kesimpulan materi pelajaran yang telah dipelajari secara kooperatif. Implementasi pembelajaran yang dikembangkan pada penelitian ini adalah : a. Kegiatan awal. Kegiatan awal merupakan orientasi pembelajaran berupa pembukaan kegiatan pembelajaran sengan mengucap salam,penyampaian tujuan pembelajaran ,pemberian motivasi kepada siswa,dan pengkondisian kelas b. Kegiatan Inti Kegiatan inti merupakan eksplorasi pembelajaran berupa pejelasan singkat tentang materi pelajaran dari guru, kerja kelompok, dan mengerjakan tugas yang telah disiapkan oleh guru. Selama pelaksaan pembelajaran, guru harus memberikan motivasi agar siswa belajar lebih aktif. Guru berkeliling membantu kelompok-kelompok belajar saat siswa mengerjakan pekerjaan mereka. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. c. Kegiatan akhir Guru melakukan postes. Guru memberikan penghargaan atas tugas siswa yang telah berhasil dikerjakan dengan baik, serta memberikan umpan balik dari evaluasi kinerja kelompoknya. 2.3. Evaluasi dan Penyempurnaan Model Kegiatan ini merupakan kegiatan akhir dari pengembangan model. Evaluasi dilakukan di setiap kali uji coba melalui observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran oleh peneliti selaku observer, untuk selanjutnya didiskusikan kepada guru atas temuan-temuan di lapangan. Melalui diskusi secara intensif dengan guru sebagai pelaksana pembelajaran tentang temuan- temuan selama kegiatan pembelajaran berlangsung berdasarkan pada konsap- konsep serta teori-teori tentang model pembelajaran kooperatif. Dalam setiap uji coba dilakukan perbaikan terhadap rancangan model pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Evaluasi dilakukan tidak hanya pada implementasi pembelajarannya saja, akan tetapi juga pada rencana desain pembelajaran. Rencana desain pembelajaran yang telah diperbaiki dan disempurnakan dipersiapkan untuk diimplementasikan pada pertemuan berikutnya. Dari uji coba ke uji coba berikutnya selalu diadakan evaluasi dan revisi model, sehingga diperoleh model akhir yang lebih sempuna sebagaimana yang diharapkan.

F. Pengembangan Instrumen

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN BIOTA LAUT SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM BIDANG BIOLOGI KELAS VII-B DI SMP NEGERI 1 SAPEKEN

0 4 1

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN (PTK pada Kelas VII A SMP N 1 Waway Karya Lampung Timur Tahun Ajaran 2012/2013)

0 3 49

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN (PTK pada Kelas VII A SMP N 1 Waway Karya Lampung Timur Tahun Ajaran 2012/2013)

1 10 84

PENGGUNAAN COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI HASIL BELAJAR SISWA SMP

0 0 13

View of UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER

0 0 15

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING STRUCTURES (CLS ) PADA SISWA KELAS VII.A SMPN 8 PADANG

0 0 12

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TAI DI MA

0 0 9

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE COOPERATIVE SCRIPT PADA SISWA KELAS VIIIA SMP N 1 BINANGUN CILACAP

0 0 8

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL TEAM ACCELERATED INSTRUCTION PADA SISWA KELAS VIIB SMP MUHAMMADIYAH SALAM

0 0 8

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL TEAMS ACCELERATED INSTRUCTION SISWA KELAS VIII SMP N 2 SEDAYU

0 0 8