9 Hasil penelitian ini dapat menjadi alternatif solusi terhadap rendahnya
kesadaran HKI masyarakat. Penelitian ini akan menghasilkan konsep PKn sebagai wahana pendidikan kesadaran HKI yang dapat memperkaya literatur pendidikan.
Di samping itu, penelitian ini juga dapat menjadi masukan bagi para stakeholders dalam membuat kebijakan tentang penegakan hukum HKI.
D. Penjelasan Istilah
Penelitian ini menggunakan beberapa istilah utama. Untuk menghindari ambiguitas tafsir, maka istilah-istilah di bawah ini perlu diberi penjelasan sebagai
berikut:
1. Penegakan Hukum
Penelitian ini bertitik tolak dari pengertian penegakan hukum secara luas. Artinya, penegakan hukum HKI tidak sebatas upaya represif seperti razia,
penangkapan, penggrebekan dan sejenisnya, akan tetapi juga termasuk berbagai upaya pre-emtif berwujud pendidikan maupun preventif berwujud sosialisasi
peraturan Friedman, 1990: 47; Soekanto, 1993: 5; Asshiddiqie, 2008: 4; Rahardjo, 2009:12.
2. Hak Kekayaan Intelektual HKI
Di samping istilah HKI, dikenal pula akronim HaKI Hak atas Kekayaan Intelektual. Adapula yang menulisnya HAKI Hak Atas Kekayaan Intelektual.
Dengan mengacu pada istilah yang digunakan Pemerintah c.q. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia c.q. Direktorat Jenderal ”Hak Kekayaan
10 Intelektual” DJHKI maka istilah yang dipakai dalam penelitian ini adalah Hak
Kekayaan Intelektual yang disingkat HKI.
3. Studi Kritis
Penelitian ini membahas secara kritis studi kritis terhadap peran Pendidikan Kewarganegaraan PKn dalam penguatan penegakan hukum HKI.
Maksud istilah ”studi kritis” adalah suatu analisis pembahasan yang dilakukan
dengan berdasarkan berbagai teori sebagai ’pisau’ analisis. Inti dari studi kritis
adalah mengevaluasi evaluate peran PKn berdasar teorikajian yang telah ada.
4. Peran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, istilah ”Peran” berarti
perangkat tingkah yang ‘diharapkan’ dimiliki oleh orang yang berkedudukan
dalam masyarakat. Sedangkan “Peranan” adalah ‘bagian’ dari tugas utama yang
harus dilaksanakan http:pusatbahasa.diknas.go.id. Penelitian ini mengkaji peran PKn dalam memperkuat penegakan hukum HKI. Pemilihan istilah
”Peran” dikarenakan mempunyai makna yang lebih luas dibanding
”Peranan”. 5.
Pendidikan Kewarganegaraan PKn
Istilah Pendidikan Kewarganegaraan PKn merupakan terjemahan dari dua istilah yaitu: Civic Education PKn persekolahan dan Citizenship Education
PKn non persekolahan. Penelitian ini menggunakan istilah PKn sebagai terjemahan dari Citizenship Education. Menurut John J Cogan 2008: 1,
Citizenship Education merupakan kajian yang memfokuskan diri pada peran pemerintah dan organ negara lain dalam membangun kesadaran hak dan
11 kewajiban warga negara dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dalam
konteks ini, organ negara yang dimaksud adalah organ negara dalam arti luas Kelsen, 1961, yaitu Timnas HKI.
E. Sistematika Penulisan
Penelitian ini terdiri dari 5 bab dengan mengacu pada pedoman penulisan karya ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia berdasarkan Keputusan Rektor
No.3104H40DT2010, sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN Bab ini berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal dari
penelitian. Pendahuluan berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, penjelasan istilah, dan sistematika penulisan.
BAB II: KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka merupakan state of the art dari teori yang sedang dikaji dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti. Fungsi lain dari
kajian pustaka adalah sebagai landasan teoretis dalam analisis temuan. BAB III: METODE PENELITIAN
Uraian bab ini merupakan penjabaran lebih rinci tentang metode penelitian yang secara garis besar terdiri dari desain penelitian, jenis penelitian, metode penelitian,
subyek penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
12 BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memuat dua hal utama yaitu pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan dan pembahasan atau analisis temuan. Pengolahan data
dilakukan berdasarkan prosedur penelitian kualitatif sesuai dengan desain penelitian yang diuraikan pada Bab 3.
BAB V: KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
Bab ini menyajikan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian, yang disajikan dalam bentuk kesimpulan penelitian. Implikasi dan rekomendasi
ditujukan kepada para pembuat kebijakan, kepada para pengguna hasil penelitian dan kepada peneliti selanjutnya yang berminat melakukan penelitian lanjutan.
229
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian dengan metode kualitatif disebut juga penelitian naturalistik. Pelaksanaan penelitian ini terjadi
secara ilmiah, apa adanya, dalam situasi normal yang tidak dimanipulasi keadaan maupun kondisinya, menekankan pada deskripsi secara alami. Pengambilan data
atau penjaringan fenomena dilakukan dari keadaan sewajarnya ini disebut pengambilan data secara alamiah natural. Oleh sebab itu, penelitian ini
menuntut keterlibatan peneliti secara langsung di lapangan Lincoln Guba, 1985: 97.
Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis sosiologis socio legal yaitu perpaduan antara legal research dan social research. Penggunaan
pendekatan ini dimaksudkan untuk memahami hubungan dan keterkaitan antara aspek–aspek hukum, dengan realitas dalam masyarakat. Dalam konteks ini,
hukum tidak hanya dilihat sebagai suatu entitas normatif yang mandiri atau isoterik, melainkan juga dilihat sebagai bagian riil dari sistem sosial yang
berkaitan dengan variabel sosial lainnya Soemitro, 1998: 34.
A. Lokasi Penelitian
Peneliti melakukan penelitian dengan terjun langsung serta membaur ke masyarakat yang terlibat dalam pembajakan HKI terutama di Solo, Yogyakarta,
230 dan Bandung. Peneliti juga mendatangi berbagai institusipihak yang terlibat
langsung dalam penanggulangan pembajakan HKI, yaitu: 1.
Direktoral Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM beralamat di Jl. Daan Mogot Km.24 Tangerang Banten Sekretariat Timnas
HKI. 2.
Direktorat Industri dan Perdagangan, Badan Reserse Kriminal Bareskrim Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia Mabes Polri, beralamat di Jl.
Trunojoyo No.3 Jakarta. 3.
Indonesian Intellectual Property Academy IIPA, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, Beralamat di Depok, Jawa Barat.
4. Firma Hukum Soemadipradja Taher, beralamat di Jl. Jenderal Sudirman
No. 28 Jakarta. 5.
Firma Hukum Suryomurcito Co., Wisma Pondok Indah, Jl. Sultan Iskandar Muda Kav. V Jakarta
6. Asosiasi Industri Rekaman Indonesia ASIRI, beralamat di Jl. Gatot Subroto
Kav.72 Jakarta.
B. SampelSubyek Penelitian
Sampel merupakan studi yang lebih kecil yang diambil oleh peneliti dari sekelompok populasi yang lebih besar. Penelitian kualitatif cenderung
menggunakan sampel nonprobabilitas nonprobabilty sampling atau nonrandom sampling. Sampling bertujuan untuk mengidentifikasi kasus-kasus, peristiwa-
peristiwa, atau tindakan-tindakan untuk diklarifikasi agar memperoleh pemahaman yang mendalam. Penelitian kualitatif memfokuskan untuk
231 menemukan permasalahan-permasalahan yang akan membantu peneliti dalam
mempelajari proses kehidupan sosial dalam konteks tertentu Neuman, 2006: 219- 220.
Secara khusus penelitian ini menggunakan purposive or judgemental sampling dan snowball sampling. Purposive sampling merupakan salah satu
bentuk nonrandom sampling dimana peneliti menggunakan berbagai cara untuk mengidentifikasi semua persoalan yang ada yang didasarkan atas ciri-ciri, sifat-
sifat atau karakteristik tertentu yang merupakan ciri-ciri pokok populasi. Snowball sampling merupakan suatu metode pengambilan sampel atau mengidentifikasi
permasalahan dalam sebuah jaringan network. Snowball sampling berawal dari satu atau beberapa orang atau kasus kemudian berkembang menjadi banyak dan
besar mengikuti jaringan kasus yang muncul Neuman, 2006: 222. Sampelsubyek penelitian ini terdiri dari berbagai pihak seperti akademisi,
praktisi, pejabat, produsen, dan konsumen yang terlibat langsung dalam penegakan hukum HKI. Secara lebih spesifik subyeksampel penelitian yang
terlibat dalam penelitian ini terdiri atas: 1.
Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM, beserta para staf yang mengurusi penegakan hukum HKI.
2. Prof. Dr. Agus Sadjono selaku guru besar ilmu HKI dari Universitas
Indonesia. 3.
Kompol Pratomo Satriawan, SIK, selaku Penyidik HKI Subdit I Industri Perdagangan Mabes Polri.
232 4.
Justisiari P. Kusumah, SH., selaku Ketua Umum Asosiasi Konsultan Hukum HKI Indonesia.
5. Gunawan Suryomurcito, SH., selaku selaku Konsultan dan praktisi HKI.
6.
Marulam J. Hutauruk, SH., selaku General Manager Asosiasi Industri
Rekaman Indonesia ASIRI. 7.
Para produsen dan konsumen barang bajakan sebagaimana tertulis dalam transkip wawancara dan catatan lapangan field notes.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen diperlukan sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data penelitian. Metode pengumpulan data dan instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri atas:
1. Studi Pustaka Literature Review
Studi Pustaka merupakan penelusuran informasi kepustakaan yang menggambarkan pandangan-pandangan terdahulu maupun sekarang tentang topik
penelitian yang terdapat dalam jurnal-jurnal, buku-buku, maupun dokumen lain yang sejenis. Studi pustaka juga berguna untuk mengumpulkan literatur-literatur
yang relevan dengan topik penelitian Creswell, 2008: 89. Instrumen yang digunakan dalam studi dokumentasi berupa pedoman dokumentasi yang memuat
garis-garis besar atau kategori yang dicari datanya.
2. Observasi Observation
Observasi lapangan dilakukan peneliti untuk memberi perhatian khusus, melihat, dan mendengar dengan seksama. Peneliti menggunakan semua perasaan
233 untuk mencatat apa yang dilihat, didengar, dicium, dirasakan dan disentuh.
Peneliti menjadi instrumen untuk menyerap semua sumber informasi yang ada di lapangan Neuman, 2006: 396. Penelitian ini menggunakan model observasi
nonsistematis dimana peneliti membaur langsung dengan masyarakat untuk kemudian melakukan pengamatan tentang fenomena pembajakan HKI yang
terjadi di masyarakat.
3. Wawancara Interview