Deskripsi Data Dalam subbab ini akan dipaparkan hasil pemerolehan kalimat ungkapan

Jeni Putra, 2014 Strategi Tindak Tutur Permohonan Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Mahir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Prosedur penelitian merupakan serentetan langkah yang ditetapkan agar proses penelitian dapat lebih terarah. Adapun prosedur penelitian tersebut meliputi langah-langkah sebagai berikut. a. Persiapan Penelitian, b. Pengkajian teori dan metode penelitian, c. Pembuatan serta pengujian kelayakan instrumen penelitian, d. Penghimpunan data, e. Analisa data, f. Penyimpulan analisa dan, g. Pelaporan hasil penelitian.

2. Teknik Analisa Data Ketika data dari sampel telah diperoleh, langkah selanjutnya adalah

menganalisa data. Teknik analisa data mencakup berbagai macam langkah pengolahan data untuk memecahkan permasalahan penelitian secara ilmiah. Adapun teknik analisa data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah. a. Mengklasifikasi seluruh jawaban sampel yang berupa kalimat permohonan berdasarkan jenis strategi serta bentuk ungkapan yang digunakan dalam kalimat tindak tutur permohonan. b. Melakukan konfirmasi kepada penutur asli untuk memastikan tingkat kealamian yang terdapat dalam kalimat tindak tutur ungkapan permohonan, serta mengkonfirmasi kepada responden pembelajar apabila terdapat kalimat ungkapan permohonan yang tidak alami. c. Membuat tabel sebagai gambaran mengenai penggunaan strategi yang digunakan dalam kalimat ungkapan permohonan, serta bentuk ungkapan yang terdapat pada kalimat ungkapan permohonan setiap kelompok sampel, d. Mengkomparasikan penggunaan strategi, serta bentuk ungkapan dengan menggambarkannya melalui tabel dan grafik, Jeni Putra, 2014 Strategi Tindak Tutur Permohonan Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Mahir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu e. Memberikan interpretasi terhadap komparasi penggunaan strategi serta bentuk ungkapan yang tercermin dalam kalimat tindak tutur permohonan yang digunakan kelompok sampel pembelajar dan penutur asli, f. Mengidentifikasi kelemahan dan kekeliruan sampel pembelajar dalam menggunakan kalimat tindak tutur permohonan dengan mengkonfirmasi pada anggota sampel tersebut, g. Memberikan gambaran dan interpretasi mengenai kelemahan dan kekeliruan pembelajar dalam menggunakan kalimat tindak tutur permohonan tersebut, dan h. Menyimpulkan hasil analisa data. Jeni Putra, 2014 Strategi Tindak Tutur Permohonan Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Mahir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan penulis terhadap data, maka dapat diperoleh sedikitnya kesimpulan sebagai berikut. a. IS dan JS sama-sama menggunakan strategi alerter, dalam hal ini yobikake dan yokoku. Seiring dengan perubahan dari bamen 1 permohonan terhadap dosen sampai bamen 6 permohonan terhadap bawahan, pada yobikake IS terlihat penurunan penggunaan yang cukup signifikan. Akan tetapi pada JS jumlah penggunaannya relatif stagnan. Sedangkan pada yokoku, JS selalu lebih tinggi penggunaanya daripada IS terutama pada bamen 1, bamen 3 dan bamen 4 permohonan terhadap teman terlihat perbedaan signifikan. Melihat hasil ini dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya kedudukan mitra tutur beserta tingkat keakrabannya cukup memberikan pengaruh pada IS yang telihat pada penggunaan yobikake, sedangkan pada JS tidak terlalu terlihat pengaruh dari parameter tersebut. b. Pada strategi kategori suportive move, hampir pada semua jenis strategi terlihat perbedaan yang signifikan kecuali pada penggunaan stategi riyuu hyougen. Sedangkan pada strategi ganbou dan futan keigen penggunaan IS sangat sedikit, bahkan tidak ditemukan adanya penggunaan koukan jouken dan owabi. Pada JS dapat disimpulkan bahwa parameter tingkat keakraban dan tinggi rendahnya kedudukan mitra tutur berpengaruh terhadap peggunaan ke empat strategi tersebut, namun pada IS pengaruh tersebut tidak terlalu terlihat secara signifikan. c. Pada kategori head act, sebagian besar kedua sampel menggunakan bentuk ungkapan secara tidak langsung. Hanya pada bamen 5 saja penggunaan ungkapan permohonan langsung IS relatif tinggi. hal ini membuktikan bahwa baik parameter tinggi rendahnya kedudukan mitra tutur serta Jeni Putra, 2014 Strategi Tindak Tutur Permohonan Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Mahir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tingkat keakraban tidak memiliki pengaruh yang berarti terhadap pemilihan strategi head act. d. Berdasarkan bentuk ungkapan, sebagian besar kalimat IS dan JS menggunakan kalimat ungkapan secara tidak langsung dengan memakai juju doushi interogatif. Akan tetapi, kendati jumlah sampel JS lebih sedikit, bentuk ungkapan JS lebih variatif.

B. Saran

Dari total 264 strategi yang digunakan IS terdapat 101 strategi atau sebanyak 38,26 strategi yang digunakan IS tidak alami. Ketidakalamian tersebut disebabkan oleh kesalahan secara gramatikal dan ketidaktepatan secara pragmatis. Dari jumlah secara keseluruhan tersebut sebanyak 21 strategi atau 7,96 adalah ungkapan yang tidak tepat secara gramatikal, sedangkan ungkapan isi strategi yang tidak tepat secara kebiasaan bertutur bahasa Jepang sebanyak 80 atau 30,3. Kesalahan dan ketidaktepatan banyak ditemukan terutama pada riyuu dan yokoku, sedangkan pada head act sebagian besar kesalahannya berupa kesalahan secara gramatikal. Mengenai penyebab serta solusi yang lebih konkrit mengenai kesalahan-kesalahan seperti ini diperlukan penelitian lebih lanjut yang dapat dituangkan ke dalam sebuah kajian analisis kesalahan atau kajian transfer pragmatik dalam ungkapan permohonan pembelajar bahasa Jepang.