Estimasi Parameter MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION MGWR

Novrianti Khairunnisa, 2015 PEMODELAN DATA PDRB, PENGANGGURAN, DAN AMH TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA BARAT DENGAN MENGGUNAKAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION MGWR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu [ ] [ ] [ ] Chang-Lin Mei , GWR Technique for Spatial Data Analysis Halaman 9 ̃ ∑ ∑ 3.15 Estimator parameter untuk model GWR adalah ̂ [ ] ̃ 3.16 Dengan W adalah diagonal matrik pembobot berukuran n x n . 3.17 Journal of regional science : A note on the MGWR Model, Changlin Mei, 2004 :145. Misalkan adalah elemen baris ke-i dari matriks . Maka nilai prediksi untuk ̃ pada untuk seluruh pengamatan dapat dituliskan sebagai berikut : ̃̂ ̃̂ ̃̂ ̃̂ ̃ 3.18 Dimana : 3.19 Setelah itu disubtitusikan elemen dari ̂ kedalam model MGWR pada persamaan berikut : ̃ 3.20 Menurut metode Ordinary Least SquaresOLS diperoleh estimasi koefisien konstan, sehingga diperoleh untuk estimasi parameter bersifat global adalah ̂ [ ] 3.21 Novrianti Khairunnisa, 2015 PEMODELAN DATA PDRB, PENGANGGURAN, DAN AMH TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA BARAT DENGAN MENGGUNAKAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION MGWR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dengan mensubstitusikan ̂ kedalam persamaan 3.16 maka akan diperoleh estimasi untuk koefisien lokal pada lokasi adalah ̂ [ ] ̂ 3.22 Untuk i = 1 , 2 , ... , n dengan ̃̂ ̃ ̂ 3.33 Oleh karena itu, nilai fitted-value dari dependen untuk n lokasi pengamatan adalah ̂ , dengan ] . Estimator ̂ merupakan estimator tak bias dan efisien untuk . Sedangkan estimator ̂ merupakan estimator tak bias dan efisien untuk . Purhadi dan Yasin, 2012 : 531. 63 Novrianti Khairunnisa, 2015 PEMODELAN DATA PDRB, PENGANGGURAN, DAN AMH TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA BARAT DENGAN MENGGUNAKAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION MGWR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Model yang paling baik untuk menggambarkan persentase penduduk miskin kabupaten dan kota di provinsi Jawa Barat adalah model MGWR. Pada metode MGWR fungsi pembobot yang digunakan adalah Fixed Gaussian, Fixed bi-square, Adaptive bi-square, dan Adaptive Gaussian. Berdasarkan model MGWR, fungsi pembobot yang terbaik adalah kernel Fixed bi-square yang memiliki nilai AICc paling kecil. Model MGWR dengan melibatkan semua variabel dirumuskan berikut : ̂ = 10,208602 - 1,514814 PDRB + 0,199544 TPT - 1,467771 AMH + residual 2. Hasil pengujian bahwa terdapat variabel global dan lokal dalan model regresi ini. Tabel 5.1 Hasil Ringkasan Pengujian Variabilitas Spasial untuk Model GWR Variabel DIFF of Criterion Bernilai Kesimpulan Intercept PDRB TPT AMH -1,380347 0,158551 0,233536 -0,619069 Negatif Positif Positif Negatif Variabel Lokal Variabel Global Variabel Global Variabel Lokal Maka untuk variabel global yaitu : PDRB dan TPT. Sedangkan untuk variabel lokal yaitu : AMH. Pada studi kasus dengan sampel 26 kabupaten dan kota di provinsi Jawa Barat Tahun 2012 ternyata PDRB, TPT, dan AMH berpengaruh sebesar 28,8 terhadap Penduduk Miskin sedangkan sisanya 71,2 dipengaruhi oleh faktor lain. Berdasarkan hasil analisis dengan MGWR terhadap studi kasus dengan mengambil observasi 26 kabupaten dan kota, ternyata ada 16 kabupaten dan kota untuk AMH Angka Melek Huruf yang menjadi faktor pengaruh persentase penduduk miskin kabupaten dan kota di provinsi Jawa Barat Novrianti Khairunnisa, 2015 PEMODELAN DATA PDRB, PENGANGGURAN, DAN AMH TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA BARAT DENGAN MENGGUNAKAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION MGWR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tahun 2012. Sedangkan untuk PDRB dan TPT berpengaruh secara menyeluruh di setiap kabupatenkota di provinsi Jawa Barat.

5.2 Saran

1. Model MGWR dengan fungsi pembobot yang lainnya yang belum digunakan pada skripsi ini yaitu fungsi kernel Tricube. 2. Dalam menganalisis metode MGWR dapat juga menggunakan software R untuk memodelkan data pada metode tersebut. 3. Untuk penelitian selanjutnya mengenai studi kasus di Jawa Barat disarankan dari tahun 2013 ke atas. Karena tahun 2013 provinsi Jawa Barat jumlah kabupatenkota bertambah menjadi 27 kabupatenkota. Yang bertambah yaitu kabupaten pangandaran. 4. Pada penelitian selanjutnya disarankan dengan satuan variabel yang sama agar memudahkan dalam menganalisis data serta menambahkan variabel yang lainnya yang lebih berbeda.

Dokumen yang terkait

Analisis Kemiskinan Petani Tanaman Pangan Di Provinsi Jambi Dan Jawa Barat Menggunakan Geographically Weighted Regression

1 33 165

Pemodelan Data Kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara dengan Metode Geographically Weighted Regression

1 4 12

Analisis Data Spasial Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression (Studi Kasus Data PDRB Per Kapita Di Provinsi Jawa Timur).

1 6 11

PEMODELAN DATA PDRB, PENGANGGURAN, DAN AMH TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA BARAT DENGAN MENGGUNAKAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) - repository UPI S MAT 1106170 Title

1 1 3

PEMODELAN DATA KEMISKINAN DI PROVINSI SUMATERA BARAT MENGGUNAKAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 6

PEMODELAN DATA KEMISKINAN DI PROVINSI SUMATERA BARAT MENGGUNAKAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 5

Pemetaan Hasil Pemodelan Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Prevalensi Balita Gizi Buruk di Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 dengan Mixed Geographically Weighted Regression (MGWR)

0 0 6

Pemodelan Mixed Geographically Weighted Regression (MGWR) pada Angka Kematian Balita di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011

0 1 6

Pemodelan dan Pemetaan Prevalensi Kusta di KabupatenKota Jawa Timur dengan Pendekatan Mixed Geographically Weighted Regression

0 0 6

Pemodelan Jumlah Penderita Hipertensi di Propinsi Jawa Timur dengan Mixed Geographically Weighted Poisson Regression

1 2 6