sesuai dengan informasi yang diberikan ketika diwawancarai Burhan Bungin, 2008: 257.
J . Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis Interaktif Miles Huberman. Model analisis interaktif, mempunyai tiga buah komponen pokok
yaitu reduksi data, sajian data, penarikan kesimpulan atau verifikasi. Aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai proses
siklus. 1.
Reduksi Data H.B. Sutopo 2002: 91 menjelaskan dalam reduksi data, data yang
diperoleh dari hasil observasi ditulis dalam bentuk data yang lebih sistematis, dikumpulkan, dirangkum, dan dipilih hal-hal yang pokok, kemudian dicari polanya.
Jadi, data sebagai bahan data mentah singkat disusun lebih sistematis, ditonjolkan pokok-pokok yang penting sehingga lebih tajam hasil pengamatannya.
2. Sajian Data
Menurut H.B. Sutopo 2002: 92, sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan
penelitian dapat dilakukan. Pada tahap ini data yang telah direduksi dan dikelompokkan dalam berbagai pola dideskripsikan dalam bentuk kata-kata yang
berguna untuk melihat gambaran keseluruhan atau bagian tertentu. 3.
Penarikan Simpulan Verifikasi Pada kegiatan ini dilakukan pemantapan simpulan dari sajian data. Seluruh
hasil analisis yang terdapat dalam reduksi data maupun penyajian data diambil suatu simpulan. Penarikan simpulan tentang peningkatan yang terjadi dilaksanakan
secara bertahap mulai dari simpulan sementara, simpulan yang ditarik pada akhir siklus I, akhir siklus II dan simpulan terakhir yaitu pada akhir siklus III. Simpulan
yang pertama sampai dengan yang terakhir harus terkait. Langkah-langkah analisis:
1. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas sudah cukup, maka
dapat dikumpulkan. 2.
Mengembangkan bentuk sajian data , dengan menyusun coding dan matrik yang berguna untuk penelitian lanjut.
3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik antar kasus.
4. Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman data apabila dalam persiapan
analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau data kurang jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus.
5. Melakukan analisis antar kasus, dikembangkan struktur sajian datanya bagi
penyusunan. 6.
Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian. 7.
Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran dalam laporan akhir penelitian.
K. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang diolah dari data –data penelitian yang ada, dapat diketahui bahwa ada peningkatan kemampuan berhitung bilangan bulat siswa
kelas IV SD N 01 Jatiyoso melalui model pembelajaran kooperatif NHT. Peningkatan terlihat dari perhitungan rata -rata nilai evaluasi yang diperoleh siswa pada kondisi awal
pra siklus sebelum dilaksanakan tindakan dan setelah dilaksanakan tindakan siklus I, silkus II dan siklus III yang masing-masimg siklusnya dilaksanakan dua kali
pertemuan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2 seperti berikut: Tabel 2
Perbandingan Rata-rata Nilai Matematika, Jumlah Siswa Tuntas Dan Persentase Ketuntasan Siswa Kelas IV SD N 01 Jatiyoso Materi
Bilangan Bulat Pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III No
Keterangan Sebelum
Tindakan Setelah Tindakan
Siklus I Siklus II
Siklus III 1
Nilai rata -rata 74,46
76 77,45
78,57 2
Jumlah Siswa Tuntas 15
18 22
28 3
Persentase Ketuntasan 53,57
64,29 78,75
100 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata nilai matematika siswa
dari pra siklus sampai siklus III mengalami peningkatan dari pra siklus yang awalnya 74,46 menjadi 76 pada siklus I dan menjadi 77,45 pada siklus II. Sedangkan pada siklus III, nilai
rata -rata matematika siswa meningkat lagi menjadi 78,57. Dari tabel di atas juga dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang nilainya di atas KKM meningkat. Pada pra siklus
jumlah siswa yang dapat mencapai ketuntasan KKM berjumlah 15 siswa. Pada siklus I jumlah siswa yang dapat mencapai ke tuntasan KKM meningkat menjadi 18 siswa, pada
siklus II menjadi 22 siswa dan pada siklus III menjadi 28 siswa. Selain itu jumlah persentase ketercapain KKM siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Pada pra
siklus persentase ketuntasan 53,57, pada siklus I 64,29, pada siklus II 78,75 dan siklus III sebesar 100.
Dari data di atas dapat dibuat perbandingan ketidaktuntasan dan ketuntasan siswa seperti tabel di bawah ini:
Tabel 3 Perbandingan Ketidaktuntasan dan Ketuntasan Siswa Pada Prasiklus,
Siklus I, Siklus II dan Siklus III
No Keterangan
Pra Siklus Siklus I
Siklus II Siklus III
Jumlah Jumlah
Jumlah Jumlah
1 Tuntas
15 53,57
18 64,29
22 78,57
28 100
2 Tidak Tuntas
13 46,43
10 35,71
6 21,43
Dari tabel di atas dapat dijelaskan pada prasiklus jumlah siswa yang tuntas 15 siswa atau sebesar 53,57 dan yang tidak tuntas ada 13 siswa atau sebesar 46,43. Pada siklus
I, jumlah siswa yang tuntas ada 18 siswa atau sebesar 64,29 , sedangkan siswa yang tidak tuntas berjumlah 10 siswa atau sebesar 35,71. Sementara itu pada siklus II jumlah siswa
yang tuntas ada 22 siswa atau sebesar 78,57 dan jumlah siswa yang tidak tuntas ada 6 siswa atau sebesar 21,43. Pada siklus III , dari 28 siswa, sebanyak 28 siswa atau 100
dapat mencapai ketuntasan KKM dan yang tidak dapat mencapai KKM hanya 0 siswa atau sebesar 0.
L. Pembahasan Hasil Penelitian