Uji Aktivitas Antijamur Penyarian

8 c. Penghambatan sintesis protein jamur Mekanisme ini merupakan mekanisme yang disebabkan oleh senyawa turunan pirimidin. Efek antijamur terjadi karena senyawa turunan pirimidin mampu mengalami metabolisme dalam sel jamur menjadi suatu metabolit yang antagonis, yang kemudian akan bergabung dengan asam ribonukleat dan selanjutnya akan menghambat síntesis asam nukleat dan protein jamur. Contoh: flusitosin. d. Penghambatan pertumbuhan jamur Efek antijamur ini terjadi karena adanya senyawa antibiotik griseofulvin yang mampu mengikat protein mikrotubulus dalam sel, kemudian merusak struktur spindle mitotik dan menghentikan metafase pembelahan sel jamur sehingga akan membatasi pertumbuhan jamur Pelczar dan Chan, 1986.

5. Uji Aktivitas Antijamur

Aktivitas antijamur dapat diukur in vitro agar dapat ditentukan potensi suatu zat antijamur dalam larutan, konsentrasinya dalam cairan badan atau jaringan dan kepekaan suatu mikroba terhadap konsetrasi-konsentrasi obat yang dikenal. Pengukuran aktivitas antijamur dapat dilakukan dengan 2 metode, yaitu: a. Metode dilusi cair atau dilusi padat Pada prinsipnya sejumlah obat antimikroba diencerkan hingga diperoleh beberapa konsentrasi. Pada dilusi cair masing-masing konsentrasi obat ditambah suspensi kuman dalam media, sedangkan pada dilusi padat tiap konsentrasi obat dicampur dengan media agar kemudian ditanami kuman dan diinkubasi. Setelah 9 masa inkubasi selesai diperiksa sampai konsentrasi berapa obat dapat menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri Jawetz et al.,1986. b. Metode difusi Pada metode ini suatu cakram kertas saring atau cawan berliang renik atau suatu silinder tidak beralas yang mengandung obat dalam jumlah tertentu ditempatkan pada media padat yang telah ditanami dengan biakan kuman yang diperiksa. Setelah inkubasi garis tengah daerah hambatan jernih yang mengelilingi obat dianggap sebagai ukuran kekuatan hambatan obat terhadap organisme yang diperiksa Jawetz et al., 1986.

6. Penyarian

Penyarian atau ekstraksi merupakan proses penarikan zat pokok yang diinginkan dari bahan mentah obat dengan menggunakan pelarut yang dipilih dimana zat yang diinginkan larut. Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah ditetapkan. Sediaan ekstrak dibuat agar zat berkhasiat dari simplisia mempunyai kadar yang tinggi sehingga memudahkan dalam pengaturan dosis Ansel, 1989. Pemilihan larutan penyari harus mempertimbangkan banyak faktor. Larutan penyari yang baik harus memenuhi kriteria yaitu murah dan mudah diperoleh, stabil secara fisika dan kimia, bereaksi netral, tidak mudah menguap 10 dan tidak mudah terbakar, selektif yaitu hanya menarik zat berkhasiat yang dikehendaki dan tidak mempengaruhi zat berkhasiat Anonim, 1986. Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana, dilakukan dengan cara merendam bahan simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Metode penyarian ini mempunyai keuntungan yaitu cara kerja dan peralatan yang digunakan relatif sederhana dan mudah diusahakan, sedangkan kerugiannya adalah membutuhkan waktu pengerjaan yang lama dan penyariannya kurang sempurna Anonim, 1986.

7. Kromatografi Lapis Tipis

Dokumen yang terkait

Uji Skrining Fitokimia, Aktivitas Antioksidan Dan Antibakteri Ekstrak Metanol, Etil Asetat Dan N-Heksana Daun Benalu Kakao(Dendrophthoe Pentandra (L.) Miq.)

13 163 120

Identifikasi Senyawa Antikanker Dan Uji Aktivitas Antiproliferasi Ekstrak Daun Benalu Cengkih (Dendrophthoe Pentandra (L.) Miq.).

2 8 46

Ekstrak Daun Benalu Cengkeh (Dendrophthoe Pentandra (L.) Miq) Sebagai Agen Antioksidan Dan Antidiabetes Secara In Vitro.

4 14 44

UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL BUAH CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) TERHADAP Candida albicans DAN Trichophyton rubrum.

2 7 21

AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL DAUN BENALU JAMBU AIR (Dendrophthoe falcata (L.f.) Ettingsh) TERHADAP Trichophyton rubrum DAN Candida albicans.

2 10 15

AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI SEMIPOLAR EKSTRAK ETANOL DAUN BENALU MANGGA (Dendrophthoe petandra (L.) AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI SEMIPOLAR EKSTRAK ETANOL DAUN BENALU MANGGA (Dendrophthoe petandra (L.) Miq.) TERHADAP Staphylococcus aureus.

1 2 18

PENDAHULUAN UJI AKTIVITAS PENANGKAP RADIKAL BEBAS FRAKSI SEMIPOLAR EKSTRAK ETANOL DAUN BENALU MANGGA (Dendrophthoe pentandra (L.) Miq.) DENGAN METODE DPPH.

1 8 13

PENDAHULUAN UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETIL ASETAT BUAH CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) Skeels TERHADAP Candida albicans dan Trichophyton rubrum.

2 7 15

DAFTAR PUSTAKA UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETIL ASETAT BUAH CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) Skeels TERHADAP Candida albicans dan Trichophyton rubrum.

0 1 4

Isolasi Jamur Candida albicans dan Trichophyton rubrum serta Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak dan Fraksi Beberapa Spon Laut Terhadap Isolat.

0 0 13