Latar Belakang GAMBARAN HISTOPATOLOGI RETIKULUM SAPI BALI YANG TERDAPAT BERBAGAI BENDA ASING.

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sapi bali memiliki keunggulan dan sifat karakteristik yang berbeda dengan sapi lainnya. Sapi bali adalah salah satu sapi lokal asli Indonesia yang keberadaannya telah menyebar hampir diseluruh wilayah Indonesia dan juga banyak dipelihara di Malaysia, Filipina dan Australia bagian utara Oka et al., 2012. Perkembangan populasi sapi bali secara nasional tidak mampu mengimbangi pertumbuhan kebutuhan konsumsi daging bagi masyarakat, dengan kata lain, permintaan akan daging sapi jauh lebih banyak dibanding ketersediannya Chamdi, 2005; Tandi, 2010. Untuk itu perlindungan, pengembangan dan Peningkatan kinerja sapi bali harus terus dilakukan agar mampu menunjang swasembada daging di Indonesia. Kualitas sapi bali yang baik ditentukan dengan Pemberian pakan yang dilakukan secara berkesinambungan. Pemberian pakan yang tidak berkesinambungan akan memperburuk kualitas sapi bali. Lingkungan sekitar pemeliharaan sapi juga berpengaruh dalam penyediaan pakan bagi sapi bali. Di Bali, sapi bali biasanya dipelihara dengan cara dilepaskan di lahan pertanian dan dibiarkan mencari makan 2 sendiri, diikat di bawah pohon atau dikandangkan dengan memberikan pakan berupa hijauan atau rumput Suwandi, 1997. Pertumbuhan dan perkembangan sapi yang baik didukung status kesehatan, antara lain proses dan sistem pencernaan yang sempurna. Sapi bali merupakan hewan ruminansia yang memiliki lambung ganda. Proses pencernaan ruminansia tergolong unik karena melibatkan bagian yang tidak dimiliki hewan lain selain ruminansia yaitu rumen. Sapi umumnya lebih rentan terhadap benda asing dari pada hewan ruminansia kecil, karena sapi tidak menggunakaan bibir untuk makan dan lebih mungkin untuk mengunyah pakan yang telah dicincang Ghanem, 2010; Kumar dan Dhar, 2013; Anwar et al., 2013. Sapi yang dilepaskan kemungkinan menelan benda asing karena sapi tidak dapat membedakan bahan plastik, logam, kayu, karet dan batu dalam pakan dan tidak terlalu banyak mengunyah pakan sebelum menelan. Ini dapat terjadi ketika memotong hijauan, silase, dan jerami yang tumbuh diantara pagar berkarat yang sudah lama atau kawat baling pemotong rumput Constable, 2012. Menelan benda asing dapat menghambat penyerapan asam lemak volatile yang dapat mengakibatkan penurunan bobot sapi dan tingkat kematian yang tinggi Abebe dan Nuru, 2011; Saulawa et al., 2012; Tesyafe dan Chanie, 2012. Hewan ruminansia yang menelan benda asing adalah hewan yang kekurangan nutrisi dan manajemen pakannya kurang baik terutama di negara-negara berkembang yang standar manajeman hewannya tidak baik Nugusu et al., 2013; Abdelaal dan EL-Maghawry, 2014, seperti 3 yang telah dilaporkan terjadi di Nigeria, Jordan dan Sudan Anwar et al., 2013. Hal ini berdampak terhadap penurunan ekonomi dan dapat menyebabkan penurunan produksi sapi dan juga menyebabkan kematian pada sapi. Di Indonesia belum ada laporan penelitian yang mempelajari mengenai gambaran histopatologi rumen sapi bali yang terdapat berbagai benda asing. Untuk itu penelitian mengenai gambaran histopatologi rumen sapi bali yang terdapat berbagai benda asing sangat perlu dilakukan, untuk melengkapi informasi mengenai sapi bali.

1.2 Rumusan Masalah