Cacat Pada las TINJAUAN PUSTAKA

xlii

2.3 Cacat Pada las

Cacat las dapat dibagi dalam tiga kelompok, yakni: 1. Kelompok cacat visual Yakni cacat yang tampak di permukaan las, seperti : spatters percikan las, pin hole lubang jarum, porosity gelembung gaskeropos, convacity cekung, crack retak memanjang atau melintang, cold lap lapis dingin, undercut longsor pinggir baik yang bertegangan rendah maupun tinggi notch, excessive reinforcement terlalu menonjol, wide bead terlalu lebar, high low tinggi rendahsalah penyetelan, stop start salah sewaktu mengganti elektrode. 2. Kelompok cacat non visual Yakni cacat yang terdapat di permukaan namun tidak tampak karena berada pada akar las, seperti : porosity, convacity, undercut, crack, excessive penetration tembusan berlebihan, incomplete penetration tidak ada tembusan, blow hole terbakar tembus. 3. Kelompok cacat internal Yakni cacat yang terdapat di dalam bahan las yang baru dapat dideteksi dengan menggunakan teknik uji tanpa merusak seperti : radiografi, ultrasonik maupun magnetik partikel, seperti : slag inclusion inklusi terak, porosity, slag lines jajaran terak atau wagon track jejak gerobak, crack, worm metal inklusi tungsten logam berat, incomplete fussion fusi tidak sempurna, cold lap. xliii Jenis Cacat Permukaan Las: 1. Lubang Jarum Pin Hole Sebab: Terbentuk gas di dalam bahan las sewaktu pengelasan akibat kandungan belerang dalam bahan. Akibat: Kemungkinan bocor di lokasi cacat. Penanggulangan: Gouging 100 di lokasi cacat dan perbaiki sesuai dengan pembuatan prosedur pengelasan WPS asli. Cacat lubang jarum ditunjukkan pada gambar 2.6. Gambar 2.6 Lubang jarum. Sumber: Sri Widharto, 2007 2. Percikan Las Spatter Sebab: Elektrode lembab, kampuh kotor, angin kencang, lapisan galvanisir, ampere capping terlalu tinggi. Akibat: Tampak jelek, mengalami karat permukaan. Penanggulangan: Cukup dibersihkan dengan pahat. Pembersih dengan gerinda tidak boleh mengingat akan memakan bahan induk. Cacat percikan las ditunjukkan pada gambar 2.7. xliv Gambar 2.7 Percikan las. Sumber: Sri Widharto, 2007 3. Retak Crack Sebab: Tegangan di dalam material, penggetasan pada bahan dan daerah terimbas panas, karat tegangan, bahan tidak cocok dengan kawat las, pengelasan tanpa perlakuan panas yang benar. Akibat: Fatal. Penanggulangan: Diselidiki dulu sebabnya, setelah diketahui baru ujung-ujung retak dibor dan bagian retak digouging dikikis 100 kemudian diisi dengan bahan yang cocok sesuai dengan pembuatan prosedur pengelasan WPS. Jika sebabnya adalah ketidakcocokan materil atau retak berada di luar kampuh, maka seluruh sambungan las berikut bahannya diganti. Cacat retak ditunjukkan pada gambar 2.8. xlv Gambar 2.8 Retak. Sumber: Sri Widharto, 2007 4. Keropos Porosity Sebab: Lingkungan las lembab atau basah, kampuh kotor, angin berhembus dipermukaan las, lapisan galvanis, salah jenis arus, salah jenis polaritas, ampere capping terlalu besar. Akibat: Melemahkan sambungan, tampak buruk, mengawali karat permukaan. Penanggulangan: Cacat digerinda hingga hilang kemudian dilas isi sesuai dengan pembuatan prosedur pengelasan WPS. Cacat keropos ditunjukkan pada gambar 2.9. Gambar 2.9 Keropos. Sumber: Sri Widharto, 2007 xlvi 5. Muka Cekung Concavity Sebab: Tukang las terlalu cepat selesai, amper capping terlalu tinggi, kecepatan las capping terlalu tinggi, elektroda terlalu kecil, bukaan sudut kampuh terlalu besar. Akibat: Melemahkan sambungan, mengawali karat permukaan, dapat terjadi keretakan akibat tegangan geser. Penanggulangan: Cukup di sempurnakan bentuk capping dan sedikit penguat reinforcement. Cacat muka cekung ditunjukkan pada gambar 2.10 Gambar 2.10 Muka cekung. Sumber: Sri Widharto, 2007 6. Longsor Pinggir Undercut Sebab: Suhu metal terlalu tinggi, ampere capping terlalu tinggi. Akibat: Melemahkan sambungan, mengawali karat permukaan. Penanggulangan: Cukup diisi dengan stringer saja. Undercut yang tajam seperti takik, dilarang harus segera diperbaiki karena dapat menyebabkan keretakan notch. Cacat longsor pinggir ditunjukkan pada gambar 2.11. xlvii Gambar 2.11 Longsor Pinggir. Sumber: Sri Widharto, 2007 7. Penguat berlebihan Excessive Reinforcement Sebab: Elektrode terlalu rapat, kecepatan capping terlalu rendah, ampere capping terlalu rendah, suhu metal terlalu dingin. Akibat: Diragukan fusi dan kekuatannya, perlu diuji ultrasonik proba sudut angle probe, jika ternyata fusi tidak ada, seluruh sambungan diapkir. Penanggulangan: Gounging 100 dan dilas ulang sesuai dengan pembuatan prosedur pengelasan WPS. Welder diperingatkan. Cacat penguat berlebihan ditunjukkan pada gambar 2.12. Gambar 2.12 Penguat berlebihan. Sumber: Sri Widharto, 2007 xlviii 8. Jalur Terlalu Lebar Wide Bead Sebab: Mungkin telah terjadi manipulasi mutu las. Akibat: Jika terbukti, seluruh material diapkir. Cacat jalur terlalu lebar ditunjukkan pada gambar 2.13. Gambar 2.13 Jalur terlalu lebar. Sumber: Sri Widharto, 2007 9. Tinggi Rendah High Low Sebab: Penyetelan tidak benar. Akibat: Sambungan diapkir. Penanggulangan: Gouging 100, disetel dan dilas ulang sesuai dengan pembuatan prosedur pengelasan WPS. Welder diperingatkan. Cacat tinggi rendah ditunjukkan pada gambar 2.14. Gambar 2.14 Tinggi rendah. Sumber: Sri Widharto, 2007 xlix 10. Lapis Dingin Cold Lap Sebab: Suhu metel terlalu dingin, ampere capping terlalu rendah, ayunan sway tidak tetap consistent. Akibat: Terjadi fusi tidak sempurna dipermukaan dan mungkin juga di dalam. Karenanya mutu las jai rapuh. Penanggulangan: Bongkar keseluruhan jalur las untuk kemudian dibuat kampuh lagi dan dilas ulang sesuai dengan pembuatan prosedur pengelasan WPS. Cacat lapis dingin ditunjukkan pada gambar 2.15. Gambar 2.15 Lapis dingin. Sumber: Sri Widharto, 2007 11. Penetrasi Tidak Sempurna Incomplete Penetration Sebab: Celah terlalu sempit, elektrode terlalu tinggi, ampere mesin las tidak tetap, celah tidak seragam sempit dan lebar tidak beraturan, ampere akar las rendah, kampuh kotor, elektrode terlalu besar. Akibat: Di bagian cacat berpotensi retak. l Penanggulangan: Gouging 100 pada bagian cacat dan dilas ulang sesuai dengan pembuatan prosedur pengelasan WPS. Cacat penetrasi tidak sempurna ditunjukkan pada gambar 2.16. Gambar 2.16 Penetrasi tidak sempurna. Sumber: Sri Widharto, 2007 12. Penetrasi Berlebihan Excessive Penetration Sebab: Celah terlalu lebar, elektrode terlalu kecil, ampere akar terlalu tinggi, kecepatan akan terlalu rendah, elektrode terlalu dalam. Akibat: Biasa menyebabkan retak akar, karat sebelah dalam, menghancurkan piq bola pembersih dalam pipa. Penanggulangan: Bongkar total, setel kembali dan dilas ulang sesuai dengan pembuatan prosedur pengelasan WPS. Cacat penetrasi berlebihan ditunjukkan pada gambar 2.17. li Gambar 2.17 Penetrasi berlebihan. Sumber: Sri Widharto, 2007 13. Retak Akar Root Crack Sebab: Celah terlalu lebar, elektrode terlalu kecil, ampere akar terlalu tinggi, kecepatan akan terlalu rendah, elektrode terlalu dalam. Akibat: Biasa menyebabkan retak akar, karat sebelah dalam, menghancurkan piq bola pembersih dalam pipa. Penanggulangan: Bongkar total, setel kembali dan dilas ulang sesuai dengan pembuatan prosedur pengelasan WPS. Jika retak keluar dari jalur las maka seluruh material diganti. Cacat retak akar ditunjukkan pada gambar 2.18 . lii Gambar 2.18 Retak akar. Sumber: Sri Widharto, 2007 14. Terbakar Tembus Blow Hole Sebab: Celah tidak seragam, ampere mesin las tiba-tiba naik, posisi elektrode naik turun. Akibat: Pada lokasi cacat sambungan lemah dan terdapat kemungkinan bocor, mengawali erosi dan karat tegangan pada lokasi cacat. Penanggulangan: Gouging 100 di lokasi cacat dan diisi ulang sesuai dengan pembuatan prosedur pengelasan WPS. Cacat terbakar tembus ditunjukkan pada gambar 2.19 Gambar 2.19 Terbakar tembus. Sumber: Sri Widharto, 2007 liii 15. Longsor Pinggir Akar Root Undercut Sebab: Suhu metal terlalu tinggi pada saat pengelasan akar, ampere akan terlalu besar. Akibat: Mengawali erosi dan karat sebelah dalam, memungkinkan terjadinya retak takik notch. Penanggulangan: Lokasi cacat di gouging 100 dan dilas ulang sesuai dengan pembuatan prosedur pengelasan WPS. Cacat longsor pinggir akar ditunjukkan pada gambar 2.20. Gambar 2.20 Longsor pinggir akar. Sumber: Sri Widharto, 2007 16. Akar Cekung Root Concavity Such Up Sebab: Terhisapnya las akar oleh jalur las di atasnya khususnya pada Gas Tungsten Arc Welding, kecepatan las akar terlalu tinggi. Akibat: Melemahkan sambungan, potensi terjadi erosi dan karat tegangan. liv Penanggulangan: Lokasi cacat di gouging 100 dan dilas ulang sesuai dengan pembuatan prosedur pengelasan WPS. Cacat akar cekung ditunjukkan pada gambar 2.21. Gambar 2.21 Akar cekung. Sumber: Sri Widharto, 2007 17. Stop Start A Sebab: Penggantian elektrode terlalu mundur. Akibat: Tampak buruk. Penanggulangan: Cukup disesuaikan dengan sekitarnya. Cacat stop start A ditunjukkan pada gambar 2.22 Gambar 2.22 Stop start A. Sumber : Sri Widharto, 2007 lv 18. Stop start B Sebab: Penggantian elektrode terlalu maju. Akibat: Terjadi bagian yang tidak terjadi underfill yang berpotensi retak. Penanggulangan: Bersihkan bagian yang underfill. Cacat stop start B ditunjukkan pada gambar 2.23. Gambar 2.23 Stop start B. Sumber: Sri Widharto, 2007

2.4 Kampuh Las

Dokumen yang terkait

Studi Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Pengelasan Oksi-asitilen Gas pada Aluminium Magnesium Ditinjau dari Kekuatan Tarik Bahan

1 42 88

Karakteristik Hasil Pengelasan Oxy Asetilen Welding (OAW) Pada Aluminium Magnesium (Al+Mg) Dengan Variasi Sudut Kampuh V 45o& 55o Terhadap Kekuatan Tarik Dan Ketangguhan

3 25 93

Karakteristik Hasil Pengelasan Oxy Asetilen Welding (OAW) Pada Aluminium Magnesium (Al+Mg) Dengan Variasi Sudut Kampuh V 45o& 55o Terhadap Kekuatan Tarik Dan Ketangguhan

0 0 18

Karakteristik Hasil Pengelasan Oxy Asetilen Welding (OAW) Pada Aluminium Magnesium (Al+Mg) Dengan Variasi Sudut Kampuh V 45o& 55o Terhadap Kekuatan Tarik Dan Ketangguhan

0 0 2

Karakteristik Hasil Pengelasan Oxy Asetilen Welding (OAW) Pada Aluminium Magnesium (Al+Mg) Dengan Variasi Sudut Kampuh V 45o& 55o Terhadap Kekuatan Tarik Dan Ketangguhan

0 0 3

Karakteristik Hasil Pengelasan Oxy Asetilen Welding (OAW) Pada Aluminium Magnesium (Al+Mg) Dengan Variasi Sudut Kampuh V 45o& 55o Terhadap Kekuatan Tarik Dan Ketangguhan

0 1 36

Karakteristik Hasil Pengelasan Oxy Asetilen Welding (OAW) Pada Aluminium Magnesium (Al+Mg) Dengan Variasi Sudut Kampuh V 45o& 55o Terhadap Kekuatan Tarik Dan Ketangguhan

0 0 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pengelasan - Pegaruh Tekanan Gas Pada Pengelasan Oksi Asetliwn Welding ( OAW ) Terhadap Kekuatan Tarik dan Ketangguhan Pada Bahan Alumunium-Magnesium ( Al+Mg )

0 0 47

PENGARUH TEKANAN GAS PADA PENGELASAN OXI ASETILEN WELDING ( OAW ) TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN PADA BAHAN ALUMUNIUM- MAGNESIUM ( Al+Mg ) Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

0 0 18

STUDI PENGARUH VARIASI SUDUT KAMPUH V PENGELASAN OKSI- ASITILEN GAS PADA PADUAN ALUMINIUM MAGNESIUM DITINJAU DARI KEKUATAN TARIK BAHAN SKRIPSI

0 0 12