MODEL PEMBERDAYAAN GURU KELAS UNTUK MEMFASILITASI PEMBELAJARAN SISWA BROKEN HOME DI SD NEGERI ROGOMULYO Model Pemberdayaan Guru Kelas Untuk Memfasilitasi Pembelajaran Siswa Broken Home Di Sd Negeri Rogomulyo 01 Kecamatan Kayen Kabupaten Pati 2016.

(1)

MODEL PEMBERDAYAAN GURU KELAS UNTUK MEMFASILITASI PEMBELAJARAN SISWA BROKEN HOME DI SD NEGERI ROGOMULYO

01 KECAMATAN KAYEN KABUPATEN PATI 2016

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II Pada Program Studi Magister Administrasi Pendidikan

Sekolah Pascasarjana

Oleh : Andy Rifani Q100150003

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017


(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

MODEL PEMBERDAYAAN GURU KELAS UNTUK MEMFASILITASI PEMBELAJARAN SISWA BROKEN HOME DI SD NEGERI ROGOMULYO

01 KECAMATAN KAYEN KABUPATEN PATI 2016

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh: Andy Rifani Q100150003

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing I

Dr. Eko Supriyanto

Dosen Pembimbing II

Dr. Sabar Narimo, M.M.,M.Pd PUBLIKASI ILMIAH


(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

MODEL PEMBERDAYAAN GURU KELAS UNTUK MEMFASILITASI PEMBELAJARAN SISWA BROKEN HOME DI SD NEGERI ROGOMULYO 01 KECAMATAN KAYEN KABUPATEN PATI 2016

OLEH : ANDY RIFANI

Q100150003

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Program Studi Administrasi Pendidikan

Sekolah Pascasarjana

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada Hari Selasa, 11 April 2017 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji: 1. Dr. Eko Supriyanto

(Ketua Dewan Penguji)

2. Dr. Sabar Narimo. MM., MPd (……….

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Prof.Dr. Sutama, M.Pd (……….)

(Anggota II Dewan Penguji)

Surakarta, 4 Februari 2017 Universitas Muhammadiyah Surakarta

Sekolah Pascasarjana Direktur,


(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar magister di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, Maret 2017 Penulis

Andy Rifani Q100150003


(5)

1

MODEL PEMBERDAYAAN GURU KELAS UNTUK MEMFASILITASI PEMBELAJARAN SISWA BROKEN HOME DI SD NEGERI ROGOMULYO

01 KECAMATAN KAYEN KABUPATEN PATI 2016

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan model, tipe dan jenis serta hasil pemberdayaan guru dalam memfasilitasi pembelajaran Siswa Broken Home di SDN Rogomulyo 01 Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan pada guru kelas 3, kelas 4, dan kelas 5, serta guru agama yang menangani langsung siswa dengan kondisi keluarga broken home di SDN Rogomulyo 01 Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara yang mendalam, dokumentasi, dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1) siswa broken home pada siswa di SDN Rogomulyo 01 Kecamatan Kayen Kabupaten Pati terjadi karena beberapa faktor antara lain perceraian baik cerai mati ataupun cerai karena ekonomi. 2) Model pemberdayaan guru melalui pendampingan oleh guru dalam memfasilitas pembelajaran siswa broken home melalui pendampingan secara khusus di kelas maupun di rumah sesuai dengan arahan hasil rapat guru dan bapak kepala sekolah di SDN Rogomulyo 01. 3) Tipe pemberdayaan guru pelibatan lingkungan tempat tinggal siswa broken home dan guru yang melakukan pendampingan siswa dalam belajar menjadi penting dalam upaya mendorong motivasi belajar siswa. 4) Dalam pelaksanaan pendampingan belajar dikelas guru juga selalu memberikan motivasi kepada para siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

Kata kunci : pemberdayaan, fasilitasi pembelajaran, siswa broken home. Abstract

This study aimed to describe the model, type and type as well as the results of teacher empowerment in facilitating student learning Broken Home SDN Rogomulyo Kayen District 01 District Pati. This research is a qualitative study using an ethnographic approach. The research was conducted on teacher’s grade 3, grade 4 and grade 5, as well as religious teachers who deal directly with students with conditions of a broken home in SDN Rogomulyo Kayen District 01 District Pati. Methods of data collection using in-depth interviews, documentation, and observation. Based on the research that has been done, it can be concluded that: 1) the students broken home on the students at SDN Rogomulyo District 01 District Pati Kayen attributable to several factors, among others, death or divorce, divorce because of the economy. 2) The Model of empowering teachers through mentoring by teachers in facilitating student learning through mentoring broken home specifically in the classroom and at home in accordance with the directives of the meeting of teachers and principals in SDN


(6)

2

broken neighborhoods home and teachers offering support students in learning to be important in order to boost students' motivation. Therefore, teachers attempted to active communication with relatives of children who are victims of a broken home. 4)

In the implementation of learning assistance teacher’s class also always provide

motivation for students to improve their academic achievement. Keywords: empowerment, facilitate learning, student broken home. 1. PENDAHULUAN

Peningkatan kualitas pembelajaran tidak terlepas dari kondisi peserta didik yang ada di sekolah dan proses pembelajaran yang efektif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Kemampuan pendidik dalam mengelola pembelajaran sangat diperlukan, karena akan berdampak pada efektivitas pembelajaran. Penelusuran terhadap potensi, bakat, minat, dan kebutuhan pada peserta didik perlu dipetakan sebagai landasan penyusunan rencana pembelajaran. Hal ini dikarenakan, berhasil atau tidaknya siswa dalam pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa tersebut. Guru perlu mengenal peserta didik secara mendalam. Memahami karakteristik peserta didik dari aspek fisik, sosial, moral, kultural, emosional, dan intelektual. Memahami latar belakang keluarga dan masyarakat peserta didik dan kebutuhan belajar.

Adanya siswa-siswa broken home di SDN Rogomulyo 01 Kecamatan Kayen kabupaten Pati banyak yang menunjukkan konsep diri negatif, yaitu mudah tersinggung ketika dikritik apalagi diejek temannya, cepat marah bahkan hampir berkelahi, bangga sekali ketika ada guru atau temannya yang memuji, sering meremehkan teman atau guru, meremehkan tugas dari guru, tidak disiplin dalam mengumpulkan tugas dari guru, tidak mengindahkan teguran dari guru, sering melanggar tata tertib sekolah, merasa dikucilkan teman-temannya, sulit mendapatkan teman akrab, dan tidak ada keinginan untuk bersaing sehingga meskipun prestasinya rendah tetap tidak termotivasi untuk giat belajar agar bisa bersaing dengan temannya. Untuk menyikapi hal seperti ini guru perlu memberikan perhatian dan pengarahan yang lebih agar mereka sadar dan bisa berprestasi. Selain membantu peserta didik dalam meningkatkan prestasi belajar, seorang guru hendaknya selalu memperhatikan


(7)

3

tingkah laku belajar siswa. Dengan demikian, pembelajaran harus dapat mencerahkan peserta didik sehingga termotivasi dan berkompetisi secara sehat dalam meningkatkan prestasi belajar. Pencerahan terhadap peserta didik dapat dilakukan dengan cara memfasilitasi pengelompokkan belajar peserta didik, memfasilitas layanan pembelajaran, memfasilitasi layanan pemberian penghargaan pada peserta didik, memfasilitasi peserta didik dalam lomba di sekolah, dan mengikut sertakan peserta didik dalam lomba prestasi akademik di luar sekolah.

Peranan guru dalam proses pengajaran belum dapat digantikan oleh mesin, radio, tape recorder ataupun oleh komputer yang paling modern sekalipun. Masih terlalu banyak unsur-unsur manusiawi seperti sikap, sistem nilai, perasaan, motivasi, kebiasaan dan lain-lain yang diharapkan merupakan hasil dari proses pengajaran, tidak dapat dicapai melalui alat-alat atau teknologi yang diciptakan manusia untuk membantu dan mempermudah kehidupannya (Sudjana, 2011: 12).

Bimbingan dan pendampingan di sekolah memiliki peranan penting berkaitan dengan pemenuhan fungsi dan tujuan pendidikan serta peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Bimbingan dan pendampingan pada siswa dengan latar belakang orang

tua broken home sebagai rangkaian upaya pemberian bantuan pada peserta didik

untuk mencapai perkembangan optimal. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis terdorong untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Model Pemberdayaan Guru Kelas Untuk Memfasilitasi Pembelajaran Siswa Broken Home di SDN

Rogomulyo 01 Kecamatan Kayen Kabupaten Pati”

Dengan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimana model pemberdayaan guru dalam memfasilitasi pembelajaran Siswa Broken Home di SDN Rogomulyo 01 Kecamatan Kayen Kabupaten Pati? 2) Bagaimana tipe dan jenis pemberdayaan guru dalam memfasilitasi pembelajaran Siswa Broken Home di SDN Rogomulyo 01 Kecamatan Kayen Kabupaten Pati? 3) Bagaimana hasil pemberdayaan guru dalam memfasilitasi pembelajaran Siswa Broken Home di SDN Rogomulyo 01 Kecamatan Kayen Kabupaten Pati?


(8)

4

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan: 1) Untuk mendeskripsikan model pemberdayaan guru dalam memfasilitasi pembelajaran Siswa Broken Home di SDN Rogomulyo 01 Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. 2) Untuk mendeskripsikan tipe dan jenis pemberdayaan guru dalam memfasilitasi pembelajaran Siswa Broken Home di SDN Rogomulyo 01 Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. 3) Untuk mendeskripsikan hasil pemberdayaan guru dalam memfasilitasi pembelajaran Siswa Broken Home di SDN Rogomulyo 01 Kecamatan Kayen Kabupaten Pati.

2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu untuk memahami peristiwa yang dialami subjek penelitian (Sugiyono, 2014) yang mengacu pada suatu maksud atau arti, konsep-konsep, definisi, karakteristik, simbol-simbol, dan deskripsi dari berbagai hal. Waktu penelitian dilakukan pada semester 1 (satu) tahun ajaran 2016/2017 mulai bulan Nopember 2016 – Februari 2017dengan melalui beberapa tahapan yaitutahap persiapan peneliti melakukan kegiatan permohonan pembimbing, pengajuan proposal penelitian, dan membuat instrumen bantu penelitian.Tahap pelaksanaan peneliti melakukan kegiatan permohonan ijin dan observasi di SDN Durensawit 02 yang selanjutnya melakukan pengambilan data.Tahap penyelesaianmulai dengan penyusunan laporan.

Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna

pada generalisasi. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta, wawancara mendalam, dan dokumentasi.


(9)

5

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi wawancara, observasi, dokumentasi, dan triangulasi data. Pertama wawancara, wawancara yang digunakan penelitian ini dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tidak terstuktur karena peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang disusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya sehingga wawancara bebas. Dalam metode ini wawancara digunakan untuk memperkuat dan memperjelas data yang diperoleh. Wawancara mendalam dilakukan dalam suasana biasa, wajar, sedangkan pembicaraan biasa dilakukan di ruang kelas SDN Rogomulyo 01 Kecamatan Kayen Kabupaten Pati, saat kegiatan pembelajaran berlangsung ataupun saat jam istirahat.

Kedua adalah observasi, mengobservasi adalah semua bentuk penerimaan data yang dilakukan dengan cara merekam kejadian, menghitungnya, mengukurnya dan mencatatnya. Metode observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis dengan prosedur terstandar. Pada penelitian yang diobservasi adalah guru saat mengajar, dan aktivitas kegiatan belajar siswa kelas SDN Rogomulyo 01 Kecamatan Kayen Kabupaten Pati.

Ketiga dokumentasi, dokumentasi merupakan salah satu dari metode pengumpulan data yang dilakukan dengan melihat dokumen yang terkumpul. Dalam penelitian ini teknik dokumentasi digunakan untuk mencatat arsip maupun dokumen yang tersimpan di SDN Rogomulyo 01 Kecamatan Kayen Kabupaten Pati

Keempat adalah triangulasi, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi partisipatif yaitu observasi tentang guru mengajar dan aktivitas siswa saat pembelajaran, wawancara mendalam yang dilakukan pada guru dan siswa kelas 3, 4 dan 5 SDN Rogomulyo 01 Kecamatan Kayen Kabupaten Pati , dan dokumentasi diambil dari daftar nilai kelas 6 dan hasil tes siswa.Data tersebut digunakan untuk mengidentifikasi kesalahan siswa saat mengerjakan tes. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang bebeda-beda dengan teknik yang sama.


(10)

6

Dari data-data yang penulis kumpulkan, selanjutnya disusun secara sistematis untuk dianalisis sehingga terbukti kebenarannya yaitu data yang bersifat kualitatif. Dalam penelitian kualitatif proses analisa kegiatannya adalah dengan cara menarik kesimpulan berdasarkan data-data yang diperoleh baik secara tertulis maupun lesan. Dalam penelitian ini, mengingat data yang terkumpul bersifat kualitatif yang beraneka ragam dan tidak dapat diklasifikasikan yang merupakan data-data yang didapat dari hasil wawancara dan pengamatan, maka analisis data yang penulis gunakan adalah analisis dengan model interaktif baik dalam pengumpulan data, reduksi data, sajian data, sampai penarikan kesimpulan. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

Pengumpulan data yaitu mengumpulkan data di lokasi dengan melakukan observasi, wawancara mendalam dan mencatat dokumen dengan menentukan strategi pengumpulan data yang dipandang tepat dan menentukan fokus serta pendalaman data pada proses pengumpulan data berikutnya.

Reduksi data yaitu dapat diartikan sebagai proses seleksi, pemfokusan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang ada dalam lapangan langsung dan diteruskan pada waktu pengumpulan data, dengan demikian reduksi data dimulai sejak peneliti memfokuskan tentang kerangka konseptual wilayah penelitian.

Sajian data yaitu suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan penelitian dilakukan. Dalam pengujian data meliputi berbagai jenis matrik gambar, jaringan kerja, keterkaitan kegiatan atau tabel.

Penarikan kesimpulan. Sejak awal pengumpulan data peneliti harus mengerti dan tanggap terhadap hal-hal yang ditemui di lapangan dengan menyusun pola-pola arahan dan sebab akibat

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sikap siswa dalam pendampingan siswa broken home yang semula kurang memiliki keteraturan dalam belajar, setelah dilakukan pendampingan dalam belajar telah memiliki pengaruh pada keteraturan dalam belajar terutama dapat membagi


(11)

7

waktu belajar di rumah, setelah dilakukan pendapingan belajar kepada siswa secara berkelompok telah menunjukkan perubahan motivasi dalam belajar kepada siswa kelas 3,4 dan 5 yaitu dengan melihat peningkatan atau perkembangan minat belajar dari siswa.

Dinilai dari semangat siswa dalam pendapingan siswa broken home yang semula kurang memiliki keteraturan dalam belajar, setelah dilakukan pendampingan dalam belajar telah memiliki pengaruh pada keteraturan dalam belajar terutama dapat membagi waktu antara bermain dan belajar di rumah, setelah dilakukan pendampingan belajar kepada siswa secara berkelompok telah menunjukkan perubahan motivasi dalam belajar kepada siswa yaitu dengan melihat peningkatan atau perkembangan minat belajar dari siswa. Berdasarkan hasil wawancara di atas, diketahui bahwa hasil pendampingan pembelajaran kepada siswa broken home di SD Rogomulyo 01 Kecamatan Kayen diketahui yaitu dari sisi dukungan pembelajaran di saat disekolah dan dirumah diketahui bahwa guru selalu menanamkan sikap saling menghormati antar siswa dan guru selalu memberikan nasehat kepada siswa yang tidak termasuk kotegori broken home untuk tidak mengejek atau menyinggung perasaan siswa yang termasuk kategori broken home. Dalam pelaksanaan pendampingan belajar dikelas guru juga selalu memberikan motivasi kepada para siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Terutama bagi siswa yang termasuk kategori broken home, guru menekankan pemberian motivasi sekaligus memberikan pendampingan kepada siswa agar tidak merasa rendah diri atau minder baik dalam pergaulan disekolah maupun dirumah. Melalui pendampingan belajar yang telah dilakukan oleh para guru, siswa dinilai memiliki ketekunan dalam belajar yang lebih baik. Hal tersebut tercermin dalam hasil wawancara yang intinya siswa berpendapat bahwa memang mengakui sangat terbantu dalam mengatasi permasalahan yang muncul dalam belajar.

Guru adalah tenaga pendidik yang mencerdaskan anak bangsa. Guru memiliki kepribadian yang luar biasa dan sangat berbeda dengan profesi lainnya, sehingga patut diteladani. Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting. Semakin akurat


(12)

8

para guru melaksanakan fungsinya, semakin terjamin tercipta dan terbinanya kesiapan dan keandalan seseorang sebagai manusia pembangunan. Dengan kata lain, potret dan wajah diri bangsa di masa depan tercermin dari potret diri para guru masa kini, dan gerak maju dinamika kehidupan bangsa berbanding lurus dengan citra para guru di tengah-tengah masyarakat terutama dalam mendampingi siswa dengan latar belakang orang tua broken home. Guru juga memiliki multiperan yang signifikan sehingga tidak hanya diperlukan oleh para murid di ruang kelas saja, tetapi juga diperlukan oleh masyarakat lingkungannya dalam menyelesaikan aneka ragam permasalahan yang dihadapi masyarakat. Dengan demikian maka sudah jelas bahwa keberadaan guru dalam usaha mercerdaskan anak bangsa sangat penting.

Hasil penbelitian ini sejalan dengan pemikiran Retnaningsih (2016). Pengembagan Konsep Diri Posistif Siswa Broken Home Melalui Konseling Kelompok Islami (Studi Eksperimen Pada Siswa SMP 2 Bantul Tahun Pelajaran 2015/2016). skor konsep diri mengalami peningkatan yang signifikan antara sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan serta mengalami peningkatan rata-rata skor antara pre-test dan post-test. Hasil penelitian juga didukung angket, observasi, dan wawancara dengan hasil bahwa siswa mampu mengembangkan konsep diri positifnya setelah pemberian konseling kelompok Islami.

Hasil penelitian ini juga mendukung Muhammad Abduh (2015) Berdasarkan hasil penelitian dan hasil kajian produk, dapat disimpukan bahwa media pembelajaran tematik-integratif pada sub sosiokultural Bagi siswa kelas IV Sekolah Dasar. Amilda, 2013 Peserta didik dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Secara singkat pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk mengembangkan diri yang ditujukan untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat. Keterampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi sangat


(13)

9

penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan keberhasilan akademik. Pada tahap inilah pemahaman filosofis tentang humanisme kemudian penting dirumuskan dalam kerja personal dan institusional. Secara sistematis diharapkan agar setiap guru dapat mengelola proses pembelajaran secara lebih baik, karena kondisi yang menguntungkan di dalam kelas merupakan prasyarat utama bagi terjadinya pembelajaran yang efektif. Dengan pertimbangan inilah maka perlu kiranya memanusiakan proses pembelajaran melalui pengelolaannya, yakni pengelolaan kelas yang humanis.

Sunhaji, (2014). Pengeloaan kelas merupakan bagian integral dari kemampuan profesional yang harus dimiliki oleh seorang guru, mengelola kelas merupakan salah satu keterampilan dasar mengajar yang bertujuan untuk mewujudkan dan mempertahankan suasana pembelajaran yang optimal, artinya kemampuan ini erat hubungannya dengan kemampauan profesional guru untuk menciptakan kondisi yang menguntungkan, menyenangkan peserta didik dan menciptakan disiplin belajar secara sehat. Proses pembelajaran akan selalu berlangsung dalam suatu adegan kelas. Adegan kelas itu perlu diciptakan dan dikembangkan menjadi wahana bagi berlangsungnya pembelajaran yang efektif. Hal ini tentu saja harus didukung oleh kemampuan guru dalam mengelola kelas.

4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan gambaran data yang ada, kondisi siswa broken home pada siswa di SDN Rogomulyo 01 Kec amatan Kayen Kabupaten Pati terjadi karena beberapa faktor antara lain perceraian baik cerai mati ataupun cerai karena ekonomi. Pada umumnya siswa broken home memerlukan pendampingan dalam pembelajarannya

Model pemberdayaan guru melalui pendampingan oleh guru dalam memfasilitas pembelajaran siswa broken home melalui pendampingan secara khusus dikelas maupun di rumah sesuai dengan arahan hasil rapat guru dan bapak kepala sekolah di SDN Rogomulyo 01.


(14)

10

Tipe pemberdayaan guru pelibatan lingkungan tempat tinggal siswa broken home dan guru yang melakukan pendampingan siswa dalam belajar menjadi penting dalam upaya mendorong motivasi belajar siswa. Oleh karenanya guru berupaya melakukan komunikasi aktif dengan sanak keluarga anak yang menjadi korban broken home. Dengan jalinan komunikasi yang aktif diharapkan guru dan keluarga siswa mencarikan solusi kesulitan siswa baik dalam pergaulan maupun dalam pembelajaran siswa di sekolah.

Dalam pelaksanaan pendampingan belajar dikelas guru juga selalu memberikan motivasi kepada para siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Terutama bagi siswa yang termasuk kategori broken home, guru menekankan pemberian motivasi sekaligus memberikan pendampingan kepada siswa agar tidak merasa rendah diri atau minder baik dalam pergaulan disekolah maupun dirumah. Melalui pendampingan belajar yang telah dilakukan oleh para guru, siswa dinilai memiliki ketekunan dalam belajar yang lebih baik. Hal tersebut tercermin dalam hasil wawancara yang intinya siswa berpendapat bahwa memang mengakui sangat terbantu dalam mengatasi permasalahan yang muncul dalam belajar.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dikaitkan dengan tujuan penelitian dan manfaat penelitian yang telah diungkapkan sebelumnya, maka peneliti memberikan saran kepada beberapa pihak.

Bagi pihak peneliti, hendaknya membahas lebih lanjut mengenai tipe dan metode pemberdayaan bagi guru dalam memberikan fasilitasi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

Bagi guru, hendaknya memberikan pemantauan dan fasilitasi belajar kepada siswa dengan didukung oleh ketulusan hati dan koordinasi guru dan kepala sekolah.

Orang tua, hendaknya meningkatkan dukungan terhadap guru dalam upaya melakukan peningkatan motivasi belajar siswa yang dilaksanakan.


(15)

11 DAFTAR PUSTAKA

Abduh, Muhammad. 2015. Pengembangan media pembelajaran Tematik- integratif

berbasis sosiokultural Bagi siswa kelas IV Sekolah Dasar. Profesi Pendidikan

Dasar Vol. 2, No. 2, Desember 2015 : 121 - 132

Abdul Majid. 2012. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ade Rukmana dan Asep Suryana, 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Moleong, Lexy J. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Muhamad Syarafuddin. 2012. Hubungan Antara Dukungan Orang Tua Dengan

Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1 Keruak Kab. Lombok Timur. Jurnal.

Media Bina Ilmiah, Volume 6, No. 4, Juni 2012.

Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan, Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanusi, Ahmad. 2011. Etika Profesi Keguruan. Bandung: Alfabeta.

Sutama dkk. 2013. Contextual Math Learning Based on Lesson Study Can Increase

Study Communication, International Journal of Education/ Vol. 5 No. 4, 48-6.

Sutama, 2016. Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif, PTK & RD, Kartasura: Fairuz Media

Wenshu Luo, et al. 2013. Parenting behaviors and learning of Singapore students:

The Mediational Role Of Achievement Goals. Motivation and Emotion. June

2013, Volume 37, Issue 2, pp 274–285.

Widada. 2010. Mudah Membuat Media Pembelajaran Multimedia Interaktif untuk

Guru dan Profesional. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Williams, Caroline –et.al. 2016,"Learning by design: teacher pioneers", On the Horizon, Vol. 24 Iss 3 pp. 268 – 279.


(1)

6

Dari data-data yang penulis kumpulkan, selanjutnya disusun secara sistematis untuk dianalisis sehingga terbukti kebenarannya yaitu data yang bersifat kualitatif. Dalam penelitian kualitatif proses analisa kegiatannya adalah dengan cara menarik kesimpulan berdasarkan data-data yang diperoleh baik secara tertulis maupun lesan. Dalam penelitian ini, mengingat data yang terkumpul bersifat kualitatif yang beraneka ragam dan tidak dapat diklasifikasikan yang merupakan data-data yang didapat dari hasil wawancara dan pengamatan, maka analisis data yang penulis gunakan adalah analisis dengan model interaktif baik dalam pengumpulan data, reduksi data, sajian data, sampai penarikan kesimpulan. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

Pengumpulan data yaitu mengumpulkan data di lokasi dengan melakukan observasi, wawancara mendalam dan mencatat dokumen dengan menentukan strategi pengumpulan data yang dipandang tepat dan menentukan fokus serta pendalaman data pada proses pengumpulan data berikutnya.

Reduksi data yaitu dapat diartikan sebagai proses seleksi, pemfokusan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang ada dalam lapangan langsung dan diteruskan pada waktu pengumpulan data, dengan demikian reduksi data dimulai sejak peneliti memfokuskan tentang kerangka konseptual wilayah penelitian.

Sajian data yaitu suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan penelitian dilakukan. Dalam pengujian data meliputi berbagai jenis matrik gambar, jaringan kerja, keterkaitan kegiatan atau tabel.

Penarikan kesimpulan. Sejak awal pengumpulan data peneliti harus mengerti dan tanggap terhadap hal-hal yang ditemui di lapangan dengan menyusun pola-pola arahan dan sebab akibat

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sikap siswa dalam pendampingan siswa broken home yang semula kurang memiliki keteraturan dalam belajar, setelah dilakukan pendampingan dalam belajar telah memiliki pengaruh pada keteraturan dalam belajar terutama dapat membagi


(2)

7

waktu belajar di rumah, setelah dilakukan pendapingan belajar kepada siswa secara berkelompok telah menunjukkan perubahan motivasi dalam belajar kepada siswa kelas 3,4 dan 5 yaitu dengan melihat peningkatan atau perkembangan minat belajar dari siswa.

Dinilai dari semangat siswa dalam pendapingan siswa broken home yang semula kurang memiliki keteraturan dalam belajar, setelah dilakukan pendampingan dalam belajar telah memiliki pengaruh pada keteraturan dalam belajar terutama dapat membagi waktu antara bermain dan belajar di rumah, setelah dilakukan pendampingan belajar kepada siswa secara berkelompok telah menunjukkan perubahan motivasi dalam belajar kepada siswa yaitu dengan melihat peningkatan atau perkembangan minat belajar dari siswa. Berdasarkan hasil wawancara di atas, diketahui bahwa hasil pendampingan pembelajaran kepada siswa broken home di SD Rogomulyo 01 Kecamatan Kayen diketahui yaitu dari sisi dukungan pembelajaran di saat disekolah dan dirumah diketahui bahwa guru selalu menanamkan sikap saling menghormati antar siswa dan guru selalu memberikan nasehat kepada siswa yang tidak termasuk kotegori broken home untuk tidak mengejek atau menyinggung perasaan siswa yang termasuk kategori broken home. Dalam pelaksanaan pendampingan belajar dikelas guru juga selalu memberikan motivasi kepada para siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Terutama bagi siswa yang termasuk kategori broken home, guru menekankan pemberian motivasi sekaligus memberikan pendampingan kepada siswa agar tidak merasa rendah diri atau minder baik dalam pergaulan disekolah maupun dirumah. Melalui pendampingan belajar yang telah dilakukan oleh para guru, siswa dinilai memiliki ketekunan dalam belajar yang lebih baik. Hal tersebut tercermin dalam hasil wawancara yang intinya siswa berpendapat bahwa memang mengakui sangat terbantu dalam mengatasi permasalahan yang muncul dalam belajar.

Guru adalah tenaga pendidik yang mencerdaskan anak bangsa. Guru memiliki kepribadian yang luar biasa dan sangat berbeda dengan profesi lainnya, sehingga patut diteladani. Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting. Semakin akurat


(3)

8

para guru melaksanakan fungsinya, semakin terjamin tercipta dan terbinanya kesiapan dan keandalan seseorang sebagai manusia pembangunan. Dengan kata lain, potret dan wajah diri bangsa di masa depan tercermin dari potret diri para guru masa kini, dan gerak maju dinamika kehidupan bangsa berbanding lurus dengan citra para guru di tengah-tengah masyarakat terutama dalam mendampingi siswa dengan latar belakang orang tua broken home. Guru juga memiliki multiperan yang signifikan sehingga tidak hanya diperlukan oleh para murid di ruang kelas saja, tetapi juga diperlukan oleh masyarakat lingkungannya dalam menyelesaikan aneka ragam permasalahan yang dihadapi masyarakat. Dengan demikian maka sudah jelas bahwa keberadaan guru dalam usaha mercerdaskan anak bangsa sangat penting.

Hasil penbelitian ini sejalan dengan pemikiran Retnaningsih (2016). Pengembagan Konsep Diri Posistif Siswa Broken Home Melalui Konseling Kelompok Islami (Studi Eksperimen Pada Siswa SMP 2 Bantul Tahun Pelajaran 2015/2016). skor konsep diri mengalami peningkatan yang signifikan antara sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan serta mengalami peningkatan rata-rata skor antara pre-test dan post-test. Hasil penelitian juga didukung angket, observasi, dan wawancara dengan hasil bahwa siswa mampu mengembangkan konsep diri positifnya setelah pemberian konseling kelompok Islami.

Hasil penelitian ini juga mendukung Muhammad Abduh (2015) Berdasarkan hasil penelitian dan hasil kajian produk, dapat disimpukan bahwa media pembelajaran tematik-integratif pada sub sosiokultural Bagi siswa kelas IV Sekolah Dasar. Amilda, 2013 Peserta didik dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Secara singkat pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk mengembangkan diri yang ditujukan untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat. Keterampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi sangat


(4)

9

penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan keberhasilan akademik. Pada tahap inilah pemahaman filosofis tentang humanisme kemudian penting dirumuskan dalam kerja personal dan institusional. Secara sistematis diharapkan agar setiap guru dapat mengelola proses pembelajaran secara lebih baik, karena kondisi yang menguntungkan di dalam kelas merupakan prasyarat utama bagi terjadinya pembelajaran yang efektif. Dengan pertimbangan inilah maka perlu kiranya memanusiakan proses pembelajaran melalui pengelolaannya, yakni pengelolaan kelas yang humanis.

Sunhaji, (2014). Pengeloaan kelas merupakan bagian integral dari kemampuan profesional yang harus dimiliki oleh seorang guru, mengelola kelas merupakan salah satu keterampilan dasar mengajar yang bertujuan untuk mewujudkan dan mempertahankan suasana pembelajaran yang optimal, artinya kemampuan ini erat hubungannya dengan kemampauan profesional guru untuk menciptakan kondisi yang menguntungkan, menyenangkan peserta didik dan menciptakan disiplin belajar secara sehat. Proses pembelajaran akan selalu berlangsung dalam suatu adegan kelas. Adegan kelas itu perlu diciptakan dan dikembangkan menjadi wahana bagi berlangsungnya pembelajaran yang efektif. Hal ini tentu saja harus didukung oleh kemampuan guru dalam mengelola kelas.

4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan gambaran data yang ada, kondisi siswa broken home pada siswa di SDN Rogomulyo 01 Kec amatan Kayen Kabupaten Pati terjadi karena beberapa faktor antara lain perceraian baik cerai mati ataupun cerai karena ekonomi. Pada umumnya siswa broken home memerlukan pendampingan dalam pembelajarannya

Model pemberdayaan guru melalui pendampingan oleh guru dalam memfasilitas pembelajaran siswa broken home melalui pendampingan secara khusus dikelas maupun di rumah sesuai dengan arahan hasil rapat guru dan bapak kepala sekolah di SDN Rogomulyo 01.


(5)

10

Tipe pemberdayaan guru pelibatan lingkungan tempat tinggal siswa broken home dan guru yang melakukan pendampingan siswa dalam belajar menjadi penting dalam upaya mendorong motivasi belajar siswa. Oleh karenanya guru berupaya melakukan komunikasi aktif dengan sanak keluarga anak yang menjadi korban broken home. Dengan jalinan komunikasi yang aktif diharapkan guru dan keluarga siswa mencarikan solusi kesulitan siswa baik dalam pergaulan maupun dalam pembelajaran siswa di sekolah.

Dalam pelaksanaan pendampingan belajar dikelas guru juga selalu memberikan motivasi kepada para siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Terutama bagi siswa yang termasuk kategori broken home, guru menekankan pemberian motivasi sekaligus memberikan pendampingan kepada siswa agar tidak merasa rendah diri atau minder baik dalam pergaulan disekolah maupun dirumah. Melalui pendampingan belajar yang telah dilakukan oleh para guru, siswa dinilai memiliki ketekunan dalam belajar yang lebih baik. Hal tersebut tercermin dalam hasil wawancara yang intinya siswa berpendapat bahwa memang mengakui sangat terbantu dalam mengatasi permasalahan yang muncul dalam belajar.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dikaitkan dengan tujuan penelitian dan manfaat penelitian yang telah diungkapkan sebelumnya, maka peneliti memberikan saran kepada beberapa pihak.

Bagi pihak peneliti, hendaknya membahas lebih lanjut mengenai tipe dan metode pemberdayaan bagi guru dalam memberikan fasilitasi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

Bagi guru, hendaknya memberikan pemantauan dan fasilitasi belajar kepada siswa dengan didukung oleh ketulusan hati dan koordinasi guru dan kepala sekolah.

Orang tua, hendaknya meningkatkan dukungan terhadap guru dalam upaya melakukan peningkatan motivasi belajar siswa yang dilaksanakan.


(6)

11 DAFTAR PUSTAKA

Abduh, Muhammad. 2015. Pengembangan media pembelajaran Tematik- integratif berbasis sosiokultural Bagi siswa kelas IV Sekolah Dasar. Profesi Pendidikan Dasar Vol. 2, No. 2, Desember 2015 : 121 - 132

Abdul Majid. 2012. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ade Rukmana dan Asep Suryana, 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Moleong, Lexy J. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Muhamad Syarafuddin. 2012. Hubungan Antara Dukungan Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1 Keruak Kab. Lombok Timur. Jurnal. Media Bina Ilmiah, Volume 6, No. 4, Juni 2012.

Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan, Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanusi, Ahmad. 2011. Etika Profesi Keguruan. Bandung: Alfabeta.

Sutama dkk. 2013. Contextual Math Learning Based on Lesson Study Can Increase Study Communication, International Journal of Education/ Vol. 5 No. 4, 48-6. Sutama, 2016. Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif, PTK & RD,

Kartasura: Fairuz Media

Wenshu Luo, et al. 2013. Parenting behaviors and learning of Singapore students: The Mediational Role Of Achievement Goals. Motivation and Emotion. June 2013, Volume 37, Issue 2, pp 274–285.

Widada. 2010. Mudah Membuat Media Pembelajaran Multimedia Interaktif untuk Guru dan Profesional. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Williams, Caroline –et.al. 2016,"Learning by design: teacher pioneers", On the Horizon, Vol. 24 Iss 3 pp. 268 – 279.


Dokumen yang terkait

MODEL PEMBERDAYAAN GURU KELAS UNTUK MEMFASILITASI PEMBELAJARAN SISWA BROKEN HOME DI SD NEGERI Model Pemberdayaan Guru Kelas Untuk Memfasilitasi Pembelajaran Siswa Broken Home Di Sd Negeri Rogomulyo 01 Kecamatan Kayen Kabupaten Pati 2016.

0 4 16

PENDAHULUAN Model Pemberdayaan Guru Kelas Untuk Memfasilitasi Pembelajaran Siswa Broken Home Di Sd Negeri Rogomulyo 01 Kecamatan Kayen Kabupaten Pati 2016.

0 5 14

DAFTAR PUSTAKA Model Pemberdayaan Guru Kelas Untuk Memfasilitasi Pembelajaran Siswa Broken Home Di Sd Negeri Rogomulyo 01 Kecamatan Kayen Kabupaten Pati 2016.

0 5 7

PERANAN GURU PKn DALAM MEMBINA PERILAKU MENYIMPANG PADA SISWA DARI KELUARGA BROKEN HOME Peranan Guru Pkn Dalam Membina Siswa Berperilaku Menyimpang Dari Keluarga Broken Home (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 01 Kunduran Kabupaten Blora Tahun Ajaran 2012

0 3 15

PEMBERDAYAAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SD NEGERI MAGERSARI 3 MAGELANG SELATAN KOTA MAGELANG Pemberdayaan Guru Dalam Pembelajaran Di Sd Negeri Magersari 3 Magelang Selatan Kota Magelang.

0 1 11

CARA GURU MEMFASILITASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE GUIDE NOTE Cara Guru Memfasilitasi Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Metode Guide Note Taking Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Sawit.

0 2 11

Kegiatan guru memfasilitasi pembelajaran matematika berbasis paradigma pedagogi refleksitif pada siswa kelas IV SD Kanisius.

0 1 2

Penyesuaian sosial remaja broken home (studi kasus kakak beradik di keluarga broken home)

0 0 180

PERAN GURU PAI DALAM MENGATASI KENAKALAN SISWA BROKEN HOME DI SMP BINA TARUNA SURABAYA.

5 27 103

PERANAN GURU DALAM MENGATASI SISWA BROKEN HOME DI SMA NEGERI 1 CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 0 26