TORTOR PINING ANJEI PADA MASYARAKAT SIMALUNGUN KAJIAN TERHADAP ETIKA DAN ESTETIKA.

TORTOR PINING ANJEI PADA MASYARAKAT SIMALUNGUN
KAJIAN TERHADAP ETIKA DAN ESTETIKA

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :
VALENT R.P TARIHORAN
NIM.2113142080

JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

ABSTRAK
Valent Rumatha Pariama Tarihoran, NIM : 2113142080. Tortor Pining Anjei
Pada Masyrakat Simalungun Kajian Terhadap Etika Dan Estetika. Skripsi.
Medan : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan, 2016.
Tortor Pining Anjei adalah tari hiburan pada masyarakat Simalungun. Tortor

merupakan tari kreasi yang ini diangkat dari cerita rakyat Simalungun. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Bentuk dan Etika dan Estetika Tortor
Pining Anjei Pada Masyarakat Simalungun.
Untuk membahas tujuan penelitian di atas, digunakan teori-teori yang
berhubungan dengan topik penelitian ini yaitu teori Bentuk Penyajian dari AM.
Hermin K teori Etika dari Manner dan Costum dan teori Estetika dari Dharsono.
Waktu yang digunakan dalam penelitian dalam membahas Tortor Pining Anjei
Pada Masyarakat Simalungun Kajian Terhadap Etika Dan Estetika selama 2 bulan
yaitu Juni 2016 sampai Juli 2016. Tempat lokasi penelitian adalah di Pamatang
Raya, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Analisis data pada penelitian ini
menggunakan deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan data dilakukan dengan
observasi, studi pustaka, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian berdasarkan data yang terkumpul dapat diketahui bahwa Tortor
Pining Anjei sebagai tari hiburan bagi masyarakat Simalungun memilik nilai etika
dan estetika yang dapat dilihat dari bentuk gerakannya, serta busana yang dipakai
dalam Tortor Pining Anjei. Nilai etika yang terkandung didalamnya adalah
gerakan tortor yang beranjak dari kegiatan dan kebiasaan masyarakat
Simalungun. Dan juga etika dalam tor-tor Simalungun seperti tangan yang tidak
boleh terbuka terlalu lebar, dan tidak boleh melebihi telinga. Hal ini menjelaskan
bahwa seorang wanita harus terlihat sopan. Etika dalam berbusana tidak ada

dimana busana yang digunakan adalah Marabit Atas. Namun busana Marabit
Atas ini merupakan busana yang biasa dipakai oleh wanita masyarakat
Simalungun. Nilai estetika dapat diamati dari gerakan lengan, kaki dan kepala.
Gerak yang dilakukan dapat terlihat dengan baik, rapi, teratur, dan luwes. Selain
estetika dalam gerak, ada juga estetika dalam busana khas Simalungun seperti
Ragi Pane dan Suri-suri yang membuat Tortor Pining Anjei semakin indah
dilihat.
Kata kunci : Tortor Pining Anjei, Etika, Estetika, Simalungun.

i

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan kasihNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi ini dengan baik dengan judul “Tortor Pining Anjei Pada Masyarakat
Simalungun Kajian Terhadap Etika dan Estetika”. Skripsi ini merupakan
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi
PendidikanTari di Universitas Negeri Medan.
Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan pengetahuan, penulis
menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi penulisan,

tata bahasa dan penyampaian ide penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk perbaikan dimasa yang
akan datang.
Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis j uga mengalami berbagai
kesulitan. Namun berkat doa dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan Skripsi ini. Di sini penulis dengan segala kerendahan hati
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Syawal Gultom,M.Pd, Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Medan.
3. Uyuni Widiastuti, M.Pd, Ketua Jurusan Sendratasik
4. Sitti Rahmah, S.Pd, M.Si, Ketua Program Studi Pendidikan Tari dan juga
Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbingan dengan penuh
kesabaran kepada penulis.
5. Martozet S.Sn M.A, Pembimbing Skripsi I dan Dra. Dilinar Adlin M.Pd,
selaku Pembimbing Skripsi II, yang telah memberi dorongan, banyak
masukan, arahan, nasehat dan motivasi kepada penulis selama penulis
menyelesaikan Skripsi ini.

i


6. Seluruh staf dosen pengajar di Jurusan Sendratasik khusunya Program
Studi Pendidikan Tari yang telah banyak memberikan dorongan dan
motivasi dalam menyelesaikan perkuliahan.
7.

Orang tua tercinta Pdt. Drs. P Tarihoran M.Div dan Ibunda Netty Hutapea
terimakasih atas doa, kesabaran, kesetiaan, perhatian, dukungan dan
pengorbanan baik moral maupun materi sehingga penulis dapat
menyelesaikan perkuliahan dan Skripsi ini serta kakak, abang dan adik ku
tercinta Bunga Evalitha Tarihoran S.Pd, Irene Setiawan Tarihoran S.Pd,
Tiodor Marsaulina Tarihoran SH, Samuel Perdana Tarihoran S.Sos, dan
Josua Danise H Tarihoran,yang senantiasa memberikan dukungan dan
kasih sayangnya kepada penulis.

8. Drs. Riten Sipayung dan Betrik Purba, Narasumber yang memberikan
banyak informasi dan masukan mengenai TortorPining Anjei.
9. Ucapan terimakasih kepada Sahabat Ramot Tommy Manurung S.Kom,
Dyna Samosir S.Pd, Maria Rosha Manik, S.Pd dan seluruh teman-teman
Stambuk 2011 Program Studi Pendidikan Tari serta seluruh personil

Bigbongky : Sitti
Khatarina

C

Khodijah

Tampubolon,

Batubara, Lisna Romadani Harahap,
Elita

Mandayarni

Sitompul,

Indah

Gustianingsih Siregar, Yuli M Sidabutar dan semua teman-teman yang
membantu yang tidak bisa dituliskan satu per satu.

10. Muhammad Abror Harahap, SE yang telah membantu penulis dalam
pemberkasan selama di Unimed.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak
yang turut membantu dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan,
Penulis

September 2016

Valent R P Tarihoran
NIM.2113142080
ii

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
BABI .PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. LatarBelakangMasalah ............................................................... 1
B. IdentifikasiMasalah ..................................................................... 5
C. PembatasanMasalah .................................................................... 5
D. RumusanMasalah ........................................................................ 6
E. TujuanPenelitian ......................................................................... 7
F. ManfaatPenelitian ....................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA
KONSEPTUAL ..............................................................................
A. LandasanTeori ............................................................................
1. PengertianTortor ..................................................................
2. Teori Bentuk Penyajian .......................................................
3. PengertianNilai Etika ...........................................................
4. Pengertian Estetika ..............................................................
B. KerangkaKonseptual ...................................................................

9
9
9

10
11
13
15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................
A. MetodePenelitian .........................................................................
B. LokasidanWaktuPenelitian ..........................................................
1. LokasiPenelitian .....................................................................
2. WaktuPenelitian .....................................................................
C. PopulasidanSampelPenelitian ......................................................
1. Populasi................................................................................
2. Sampel .................................................................................
D. TeknikPengumpulan Data ............................................................
1. Observasi................................................................................
2. Wawancara .............................................................................
3. Dokumentasi ..........................................................................
4. StudiPustaka...........................................................................

17

17
18
18
19
19
19
19
20
20
21
21
21

iii

E. TeknikAnalisis Data.....................................................................

23

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................

A. GambaranUmumLokasiPenelitian .......................................................
1. LetakGeografis ...............................................................................
2. SukuSimalungun ............................................................................
3. SistemReligi ...................................................................................
a. Kepercayaan................................................................................
4. Sistem Mata Pencaharian ...............................................................
5. Kesenian Simalungun.....................................................................
a.Seni Musik ..................................................................................
b.Seni Tari.......................................................................................
c.Seni Rupa....................................................................................
B. Asal Mula Tortor Pining Anjei ............................................................
C. BentukPenyajianTortor Pining Anjei ...................................................
1. Tema .............................................................................................
2. Gerak .............................................................................................
3. Properti ...........................................................................................
4. KostumatauBusana .........................................................................
5. Tata Rias.........................................................................................
6. MusikIringan ..................................................................................
7. PolaLantai ......................................................................................
D. NilaiEtika Tortor Pining Anjei .............................................................

E. Nilai Etika Busana Tortor Pining Anjei................................................
F. NilaiEstetikaTortor Pining Anjei .........................................................

25
25
25
27
30
30
32
32
32
33
34
34
36
37
37
46
46
47
48
48
52
55
56

BAB V PENUTUP ..........................................................................................
A. Kesimpulan .................................................................................
B. Saran ..........................................................................................

59
59
60

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
LAMPIRAN

61

iv

DAFTAR TABEL
Tabel4.1. Batas Wilayah Simalungun ............................................................ 25
Tabel 4.2.DeskripsiGerakTortor Pining Anjei ............................................... 41
Table 4.3. Tabel Estetika Tortor Pining Anjei................................................51
Tabel 4.4. Tabel Etika Tortor Pining Anjei.....................................................53

v

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.BaganKerangkaKonseptual ..................................................... 16
Gambar 4.1.PetaKabupatenSimalungun ..................................................... 27
Gambar 4.2.GerakMasuk ............................................................................ 38
Gambar 4.3.GerakMarangir ....................................................................... 38
Gambar 4.4.Gerak Hamagoan (KehilanganCawan) ................................... 39
Gambar 4.5.GerakAnjei ............................................................................... 39
Gambar 4.6.GerakSer-SerSermadengan-dengan ........................................ 40
Gambar 4.7.GerakPulang ............................................................................ 40
Gambar 4.8.BusanaPenariTortor Pining Anjei ........................................... 45
Gambar 4.9.PolaLantai I ............................................................................. 46
Gambar 4.10.PolaLantai II .......................................................................... 47
Gambar 4.11.PolaLantai III......................................................................... 47
Gambar 4.12.PolaLantai IV ........................................................................ 47
Gambar 4.13.PolaLantai V .......................................................................... 48
Gambar 4.14.PolaLantai VI ........................................................................ 48
Gambar 4..15. PolaLantai VII ..................................................................... 48
Gambar 4.16. Pola Lantai VIII......................................................................49

vi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumatra Utara adalah salah satu provinsi yang memiliki beragam – ragam
suku yaitu Batak Toba, Simalungun, Karo, Pak-pak Dairi, Mandailing, Pesisir
Sibolga, Melayu, dan Nias serta suku pendatang dari luar Sumatra Utara seperti
suku Jawa, Minangkabau, dan Cina. Simalungun adalah salah satu suku di
Provinsi Sumatra Utara yang menetap di Kabupaten Simalungun. Marga asli
pertama penduduk Simalungun yaitu Damanik, Saragih, Purba, dan Sinaga.
Masyarakat Simalungun memiliki kebudayaan yang diturunkan secara
turun temurun oleh leluhurnya, baik secara lisan maupun tulisan. Salah satu
bentuk dari kebudayaan tersebut adalah kesenian. Kesenian pada masyarakat
Simalungun sangat banyak diantaranya adalah seni rupa, seni tari, seni ukir, dan
seni musik. Taralamsyah Saragih dalam Seminar Kebudayaan Simalungun 1964
mengatakan bahwa kesenian yang ada di Simalungun dapat dibagi atas seni musik
(Gual), seni suara (doding), seni tari (tortor). Dalam tulisan ini, penulis lebih
terfokus untuk mengkaji seni tarinya.
Tari bagi masyarakat Simalungun disebut tortor, menari disebut manortor,
sedangkan penari biasa disebut panortor. Tortor merupakan merupakan sebutan
tarian bagi masyarakat Simalungun, yang melambangkan sebuah ekspresi
manusia baik dalam sukacita, dukacita, ataupun susana lainnya. Ekspresi tersebut
dituangkan dalam bentuk gerak tari (tortor) dan senantiasa dijumpai dalam setiap
upacara adat suku Simalungun. Jamin(2010:10) mengatakan bahwa dalam

1

2

kehidupan masyarakat Simalungun tortor berhubungan erat dengan upacara atau
hiburan. Pada dasarnya tortor mengandung prinsip semangat kebersamaan, rasa
persaudaraan, solodaritas untuk kepentingan bersama. Pada umumnya gerak tari
pada masyarakat Simalungun dilakukan untuk mengungkapkan pengalaman
seseorang atau masyarakat, agar dihayati secara estetika oleh penikmat seni.
Adapun beberapa jenis tortor di Simalungun diantaranya Tortor Manduda,
Tortor Sombah, Tortor Sitalasari, Tortor Haruan Bolon, Tortor Toping-toping,
Tortor Ilah Bolon, Tortor Nasiaran, dan Tortor Pining Anjei sebagai tari yang
menjadi kajian dalam penelitian ini. Tortor Pining Anjei adalah tari hiburan pada
masyarakat Simalungun. Tari ini diangkat dari cerita rakyat Simalungun. Pining
adalah tanaman pinang yang banyak tumbuh didaerah Simalungun. Pinang
termasuk jenis tanaman yang sudah dikenal luas di masyarakat karena secara
alami penyeberannya cukup luas di berbagai daerah seperti Papua, Kalimantan,
Jawa, Sumatra, dan Aceh. Tanaman Pinang adalah tumbuhan tropis yang ditanam
untuk mendapatkan buah dan keindahannya sebagai hiasan taman.
Berdasarkan cerita rakyat yang berkembang di Simalungun, Pining Anjei
menceritakan sebuah keluarga yang memiliki tujuh orang anak dan semuanya
adalah perempuan. Kebiasaan turun temurun untuk merawat kecantikan lahir dan
batin, salah satunya adalah Maranggir. Maranggir adalah mandi dan keramas
menggunakan buah jeruk purut yang diramu dengan kunyit dan Hosaya diremas
dalam sebuah mangkuk atau cawan. Ketujuh putri diberi oleh orangtuanya cawan
yang merupakan tempat ramuan berisi jeruk purut dan bunga, kepada anak yang
paling bungsu yang merupakan anak kesayangan ayahnya diberi cawan yang
terbuat dari emas sementara saudara-saudara yang lain terbuat dari tembaga.

3

Oleh karena adanya perbedaan sehingga menimbulkan rasa iri. Hingga
suatu hari ketujuh putri mandi kesungai keenam kakak sibungsu sepakat
membuang cawan si bungsu kesungai. Tanpa sepengetahuan sibungsu, si bungsu
pun mencari cawan tersebut sampai ia tersesat jauh dari kampung dan dia tidak
tahu pulang. Akhirnya dia menyendiri di suatu hutan kemudian datanglah
gangguan seperti hewan buas,dan roh-roh atau begu-beguyang berupaya
menangkap dia. Anak bungsu pun berlari jauh dan menemukan pohon pinang
dan disampingnya ada tebu putih (tobu malou) yang tinggi . Dalam masyarakat
Simalungun dipercayai bahwa pinang dapat menjauhkan kita dari segala sesuatu
yang bersifat magis atau sesuatu hal yang dapat melukai diri kita.
Sibungsu pun memanjat pohon pinang dan tebu itu sampai diatas sibungsu
berdoa diantara pohon pinang dan tebu kepada roh alam supaya ia dikembalikan
kerumah sang raja, isi doa sibungsu ‘’Pining anjei..tobu malou..anjei hon au hu
rumah ni inang’’ artinya wahai pohon pinang lembingkanlah saya hingga sambai
kerumah ayah bunda. Dan saat itu juga tiba-tiba angin bertiup kencang hingga
melembingkan si putri bungsu terpental sampai kekampung halamannya. Setelah
bertemu dengan orang tuanya sang ayah pun melakukan pesta syukuran karena
sang putri telah kembali.
Berdasarkan cerita Pining Anjei inilah akhirnya muncul tortor Pining
Anjei sebagai tarian yang hingga saat ini masih berkembang bagi masyrakat
Simalungun.
Tortor Pining Anjei mempunyai nilai-nilai estetika yang dapat diamati dari
gerakan lengan, torso, kaki dan kepala. Dapat dilihat dari pergelangan tangan

4

yang diputar secara perlahan dan lembut yang menunjukan masyarakat
Simalungun memiliki sifat yang lemah lembut, gerakan kaki yang dihenjut sesuai
dengan irama musik, torso dan kepala bergerak mengikuti tangan dan penari
dalam tortor Pining Anjei berjumlah tujuh penari. Satu penari akan berbeda
tariannya yaitu seperti mencari cawan yang hilang sedangkan keenam penari
melakukan gerakan rampak. Selain estetika dalam gerak,ada juga estetika dalam
pemakaian busana, yang dilihat dari warna, model dan cara memakai.
Dalam tortor Pining Anjei juga mempunyai nilai etika dalam gerak, dan
busana .Etika yang membahas tentang bagaimana seharusnya manusia
bertindak,dan mempertanyakan bagaimana kebenaran dari dasar tindakan itu
dapat diketahui. Karena tari adalah menunjukan prilaku, sehingga dalam tortor
Pining Anjei terdapat etika yang berlaku di dalam masyarakat Simalungun.
Seperti gerakan tangan yang tidak boleh melebihi bahu harus sejajar dengan dada
dengan begitu etika dalam menarikan tortor Pining Anjei

ini pun berlaku.

Sementara itu etika dalam pemakaian busana disesuaikan dengan norma – norma
adat.
Tortor Pining Anjei adalah tari yang mentradisi, yang tumbuh dan
berkembang didaerah simalungun dari satu generasi ke generasi lainnya. Tidak
diketahui siapa pencipta tari ini, akan tetapi menurut narasumber tari ini adalah
milik masyarakat Simalungun.
Seiring perkembangan zaman, tortor Pining Anjei tetap mempertahankan
keaslian yang menjadi dasar dari tortor tersebut. Ketika dalam pertunjukan tortor
Pining Anjei masyarakat Simalungun sangat antusias. Berdasarkan fenomena

5

yang sudah dijelaskan diatas, penulis tertarik mengangkat tarian ini yang menjadi
topik penelitian dengan judul “Tortor Pining Anjei pada Masyarakat Simalungun
Kajian terhadap Etika dan Estetika”.
B. Identifikasi Masalah
Dalam setiap penelitian sangat perlu diadakannya identifikasi masalah.
Hal ini dilaksanakan agar peneliti yang dilakukan menjadi terarah serta cakupan
masalah yang dibahas tidak terlalu luas. Dari uraian latar belakang masalah diatas
penulis akan membuat identifikasi masalah agar dapat mengetahui hal-hal yang
akan diteliti. Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana asal – usul terciptanya Tortor Pining Anjei di Simalungun?
2. Bagaimana bentuk niilai etika dan estetika Tortor Pining Anjei pada
Masyarakat Simalungun?
3. Bagaimana bentuk penyajian Tortor Pining Anjei pada masyarakat
Simalungun ?
4. Apa fungsi Tortor Pining Anjei pada masyarakat Simalungun ?

C. Pembatasan Masalah
Batasan masalah merupakan upaya untuk menetapkan batas-batas
permasalahan dengan jelas, yang memungkinkan kita untuk mengidentifikasi
faktor mana saja yang termasuk kedalam ruang lingkup masalah .
Hal ini sesuai dengan pendapat Sukardi (2003:30) yang mengatakan bahwa:
“Dalam merumuskan masalah ataupun membatasi permasalahan dalam suatu
penelitian sangatlah bervariasi tergantung pada kesenangan peneliti. Oleh karena

6

itu perlu hati-hati dan jeli dalam mengevaluasi pembatasan permasalahan
penelitian,dan dirangkum kedalam pertanyaan yang jelas”.
Berdasarkan pendapat tersebut,penulis membatasi masalah penelitian sebagai
berikut :
1. Bagaimana bentuk nilai etika dan estetika Tortor Pining Anjei pada
masyarakat Simalungun?
2. Bagaimana bentuk penyajian Tortor Pining Anjei pada Masyarakat
Simalungun?

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari sebuah penelitian yang
hendak dilakukan, mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk
menemukan jawaban pertanyaan, maka dari itu perlu dirumuskan dengan baik,
sehingga dapat mendukung untuk menemukan jawaban pertanyaan. Dalam
perumusan masalah kita akan mampu untuk lebih memperkecil batasan-batasan
yang telah dibuat dan sekaligus berfungsi untuk lebih mempertajam arah
penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2009:281) yang menyatakan
bahwa : “Supaya masalah dapat terjawab secara akurat, maka masalah yang akan
diteliti itu perlu dirumuskan secara spesifik”.
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dijabarkan pada latar belakang
masalah, identifikasi masalah, serta pembatasan masalah maka menuntut
penelitian ke arah perumusan. Agar penelitian dapat terfokus pada satu masalah
yang akan ditinjau lebih lanjut. Maka perumusan masalah dalam penelitian ini

7

sebagai berikut : “ Bagaimana bentuk penyajian tortor Pining Anjei ditinjau dari
sudut etika dan estetika pada Masyarakat Simalungun ?’’
E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti memiliki tujuan, tanpa ada tujuan
yang jelas maka penelitian yang diadakan akan sia-sia. Tujuan yang jelas memicu
ide-ide baru dalam memecahkan masalah-masalah pada kegiatan yang dilakukan.
Sama halnya seperti menurut pendapat S. Margono (1997) “Penelitian bertujuan
untuk meningkatkan daya imajinasi mengenai masalah-masalah, kemudian
meningkatkan daya nalar untuk mencari jawaban permasalahan itu melalui
penelitian”. Maka dapat disimpulkan bahwa suatu kegiatan yang memiliki tujuan
yang jelas akan mampu memecahkan permasalahan-permasalahan yang timbul
dalam penelitian. Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini
sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan etika dan estetika Tortor Pining Anjei pada masyarakat
Simalungun
2. Mendeskripsikan bentuk penyajian tortor Pining Anjei pada masyarakat
Simalungun.

F. Manfaat Penelitian
Setiap penelitian pasti memperoleh hasil yang bermanfaat, yang dapat
digunakan oleh peneliti itu sendiri, termasuk masyarakat umum, maupun instansi
tertentu. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

8

1. Sebagai bahan pengetahuan bagi penulis dalam menambah pengetahuan
dan wawasan mengenai Tortor Pining Anjei pada Masyarakat Simalungun
Kajian terhadap Etika dan Estetika.
2. Sebagai bahan motivasi bagi setiap pembaca yang menekuni atau
mendalami tari.
3. Sebagai salah satu bahan masukan di Jurusan Sendratasik khususnya
Program Studi Seni Tari, Universitas Negeri Medan.
4. Referensi bagi penulis-penulis lainnya yang hendak meneliti kesenian ini
lebih lanjut.
5. Bermanfaat untuk mengantisipasi jika kesenian ini hilang.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari semua yang telah diteliti dilapangan dan berdasarkan uraian yang
sudah dijelaskan mulai dari latar belakang sampai pembahasan, maka penulis
dapat memperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Tortor Pining Anjei merupakan tortor hiburan bagi masyarakat Simalungun.
Tortor ini diangkat dari cerita rakyat yang berkembang di Simalungun.
Tortor ini menceritakan tentang seorang anak bungsu yang telah kehilangan
cawan atau mangkuk

Marranggir tempat biasa putri-putri Simalungun

untuk mandi ke sungai. Singkat cerita si bungsu tersesat dan menemukan
sebuah Pohon pinang ia memanjatnya dan dari pohon itulah si bungsu
terlembing kekampung halamannya. Tortor ini merupakan milik rakyat
Simalungun yang telah bertumbuh dan berkembang di Simalungun.
2. Etika dan estetika Tortor Pining Anjei dapat dilihat dari ragam gerak, irama,
dan busana yang dipakai. Tortor Pining Anjei mempunyai nilai-nilai estetika
yang dapat diamati dari gerakan lengan, kaki, kepala,dan torso atau badan.
Etika dalam gerak yaitu gerakan tangan yang tidak boleh melebihi telinga
penari. Selain estetika dalam gerak ada juga estetika dalam pemakaian
busana yang dilihat dari model dan warna. Etika dalam berbusana juga
dapat dilihat dari cara pemakaiannya.

59

60

B. Saran
Adapun saram-saran yang diajukan sesuai penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Dengan dilakukan penelitian ini, penulis berharap kepada masyarakat
Simalungun yang menjadi pemilik dari Tortor Pining Anjei ini agar tetap
mempertahankan dan menjaga kesenian tortor ini. Hal ini dikarenakan
tortor ini adalah budaya masyarakat Simalungun.
2. Diharapkan kepada semua pihak agar bertanggungjawab bersama atas
kelangsungan sebuah kebudayaan terutama seni tari.
3. Memperkenalkan warisan budaya kepada masyarakat luas adalah salah satu
wujud cara menghargai dan juga salah satu wujud kecintaan kita terhadap
budaya daerah kita sendiri.

61

DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Alimut Hidayat. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis
Data. Surabaya : Salemba Media.
Bartens, K. 1999. Etika, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.
Djelantik, A A M, 2004. Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni
Pertunjukan Indonesia bekerja sama dengan Arti.
Hadi, Sumandiyo Y, Prof.Dr. 2000 “Sosiologi Tari: Sebuah Wacana Pengenalan
Awal” Yogyakarta.
Japiten Sumbayak. 2001. Refleksi Habonaron Do Bona Dalam Adat Budaya
Simalungun.
Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-3, 2001. Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan. Balai Pustaka.
Ningsih, Susi. 2012. “Keberadaan Horja Harangan pada Masyarakat
Simalungun”.Medan: Universitas Negeri Medan : Skripsi untuk meraih gelar
sarjana Pendidikan : Unimed
Margono S, Drs. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK.
Jakarta : PT Rineka Cipta.
Purba, Jamin, 2011 “Upacara Adat Marhajabuan pada Masyarakat Simalungun
Studi Analisis terhadap Tortor” Medan: Universitas Negeri Medan :
Skripsi untuk meraih gelar sarjana Pendidikan : Unimed.
Soedarsono,1977. Tari-tarian Indonesia. Jakarta : Proyek pengembangan media
kebudayaan direktorat jendral kebudayaan.
Soekanto, Prof. Dr. Mr. dan SoerjonoSoekanto, Dr. S.H, M.A. 1981. Pokok –
Pokok Hukum Adat, Bandung :Penerbit Alumni.
Sri, Ulina, 2013 “Tor-tor Bodat Na Haudanana Sebagai Seni Pertunjukan Dalam
Pesta Rondang Bittang di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun’’
Medan: Universitas Negeri Medan : Skripsi untuk meraih gelar sarjana
pendidikan :Unimed.
Sudjana, Nana. 1998. Tuntutan Karya Ilmiah. Jakarta : Pustaka AZ.
Supranto. 2004. Metode Riset. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta : Bandung.

62

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia.
Surah, Susi Ningsih. 2012. “Keberadaan Horja Harangan pada Masyarakat
Simalungun” Medan: Universitas Negeri Medan : Skripsi untuk meraih
gelar sarjana Pendidikan : Unimed.
Zulhafni ,Wiwien P. 2013. Judul skripsi “Dokumentasi Tari Berdasarkan Fungsi
di Kabupaten Simalungun”. Medan : Universitas Negeri Medan : Skripsi
untuk meraih gelar sarjana Pendidikan : Unimed.
Winarto, Surachmad. 1995. Metode Penelitian, Bandung: Tarsito.