PERKEMBANGAN TARI ZAPIN DI KABUPATEN DELI SERDANG KAJIAN TERHADAP ETIKA DAN ESTETIKA.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
“Perkembangan Tari Zapin di Kabupaten Deli Serdang Kajian Terhadap Etika
dan Estetika”. Shalawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga
serta para sahabatnya. Semoga di akhirat kelak kita mendapatkan pengakuan dari
beliau sebagai umatnya. Amin ya Rabbal al’amin.
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagai persyaratan untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.
Penulis tidak terlepas dari hambatan-hambatan dan banyak kesulitan dalam
menyelesaikannya. Namun dengan usaha dan kerja keras yang maksimal serta
bantuan dari segala pihak, akhirnya Skripsi ini terselesaikan juga dengan baik
sesuai dengan yang diinginkan. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu dalam menyelesaikan Skripsi
ini, antara lain:


Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, Rektor Universitas Negeri Medan.




Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Medan.



Uyuni Widiastuti, M.Pd, Ketua Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan.



Sitti Rahmah, S.Pd., M.Si, Ketua Program Studi Pendidikan Tari sekaligus
menjadi Dosen Pembimbing II yang selalu memberikan motivasi, arahan,
masukan dan bimbingan selama penulis menulis Skripsi ini.



Dra. Rr. RHD. Nugrahaningsih, M.Si, Dosen Pembimbing I telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan
Skripsi, serta penelitian sampai Skripsi ini selesai.




Yusnizar Heniwaty, S.S.T, M.Hum Dosen Penguji sekaligus Pembimbing
Akademik.



Martozet, S.Sn., MA, Narasumber.

ii



Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Sendratasik FBS UNIMED yang telah banyak
memberikan masukan kepada penulis.



Ibu Linda Asmita, S.Sn, Ibu Sri Kesuma Ning Ayu, S.Pd dan Om Syahrial

Felani (Om Yal) Narasumber penelitian ini yang telah membantu penulis
melakukan penelitian sampai selesai.



Teristimewa Penulis sampaikan kepada orang tua yaitu ayahanda (Alm)
Zulkifli dan Ismail serta ibunda tersayang Sutik, yang tidak henti-hentinya
memberikan doa, dukungan baik itu moril maupun material serta kasih sayang
yang tulus kepada penulis dan telah memperjuangkan dengan sepenuh hati dan
kerja keras sehingga penulis dapat menyelesaikan studi sampai ke perguruan
tinggi, kalian merupakan sumber inspirasi dan motivasi penulis.



Rahman Syahputra dan Dwi Puspandari, abang dan kakak yang selalu
mendukung dan mengingatkan penulis untuk menyelesaikan Skripsi tepat
waktu.




Abdul Jalil S.Pd, para sahabat Rahma Annisa Nazar, A.Md dan Chairunnisa
Lubis serta seluruh anggota Sanggar Tari Cipta Pesona yang senantiasa
memberikan bantuan, dukungan serta dorongan dalam menyelesaikan Skripsi
ini.



Kepada seluruh teman-teman seperjuangan stambuk 2011 yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu selalu setia menemani, memberikan motivasi,
bantuan dalam menyelesaikan Skripsi ini.
Peneliti mengaharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari

pembaca demi kesempurnaan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi kita
semua, penulis ucapkan terima kasih.

Medan,

September 2015

Penulis


NAZILA RAMADHANI
NIM. 2113142048

iii

ABSTRAK

NAZILA RAMADHANI. NIM : 2113142048. Perkembangan Tari Zapin Di
Kabupaten Deli Serdang Kajian Terhadap Etika dan Estetika. Skripsi.
Medan : Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan. 2015.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan perkembangan tari Zapin di Kabupaten
Deli Serdang ditinjau dari nilai etika dan estetika.
Dalam menganalisis data-data yang terkumpul, digunakan teori etika dan estetika
serta perkembangan tari Zapin di Kabupaten Deli Serdang, yang diambil dari tiga
sanggar yaitu sanggar tari Cipta Pesona, Tamora 88, dan Cadika dengan bentuk
tari zapin yang berbeda koreografinya.
Lokasi penelitian berada di Kabupaten Deli Serdang pada Kecamatan Batang
Kuis, Tanjung Morawa dan Lubuk Pakam. Waktu penelitian dimulai pada bulan
Juni - Agustus tahun 2015. Sampel penelitian ini koreografer dan penari sanggar

Cipta Pesona, Tamora 88, dan Cadika. Teknik pengumpulan data dilakukan
melalui wawancara, studi pustaka, dokumentasi, berupa video dan foto. Teknik
analisis data menggunakan analisis deskriftif dan kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan, etika dan estetika tari
Zapin pada tiga sanggar, yaitu: sanggar Cipta Pesona membahas etika sejauhmana
perkembangan, norma-norma dan aturan tari zapin Nak Lalu dari gerak tahsyim,
isi, tahtum, dan membahas estetika yaitu nilai instrinsik dan ekstrinsik. Pada
sanggar Tamora 88 membahas tentang perkembangan, aturan tari zapin Mas
Merah serta nilai instrinsik dan ekstrinsik pada bentuk tarian zapin tersebut. Dan
pada sanggar Cadika membahas tentang perkembangan, aturan zapin Bismillah
serta nilai instrinsik dan ekstrinsik.
Kata kunci : Perkembangan, Etika dan Estetika.

i

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ........................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah................................................................. 6
D. Rumusan Masalah .................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian .................................................................... 8
BAB II. LANDASAN TEORITIS
A. Landasan Teoritis ..................................................................... 10
1. Pengertian Perkembangan ................................................ 10
2. Pengertian Zapin ............................................................. 11
3. Masyarakat Melayu .......................................................... 13
4. Teori Etika........................................................................ 15
5. Teori Estetika ................................................................... 16
B. Kerangka Konseptual ............................................................... 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian .................................................................... 20

B. Lokasi Penelitian ..................................................................... 20
1. Lokasi Peelitian .................................................................. 20
2. Waktu Penelitian ................................................................ 21
C. Populasi dan Sampel Penelitian................................................ 21
1. Populasi .............................................................................. 21
2. Sampel ................................................................................ 21
D. Teknik Pengumpulan Data....................................................... 22
1. Studi Pustaka ...................................................................... 22
2. Observasi ............................................................................ 24
3. Wawancara ......................................................................... 24
4. Dokumentasi ...................................................................... 25
E. Teknik Analisis Data ................................................................ 25

iv

BAB IV PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................... 26
1. Letak Geografis Kabupaten Deli Serdang.......................... 26
2. Suku Melayu di Kabupaten Deli Serdang .......................... 29
3. Sistem Religi di Kabupaten Deli Serdang .......................... 30

4. Kegiatan Kesenian di Kabupaten Deli Serdsang ............... 31
B. Tari Zapin ................................................................................. 33
1. Asal Usul Tari Zapin ......................................................... 33
2. Aturan Tari Zapin .............................................................. 35
C. Perkembangan Tari Zapin ........................................................ 37
1. Sanggar Cipta Pesona ......................................................... 37
2. Sanggar Tamora 88 ............................................................ 39
3. Sanggar Cadika .................................................................. 39
D. Etika Tari Zapin di Kabupaten Deli Serdang ........................... 42
E. Estetika Tari Zapin di Kabupaten Deli Serdang ....................... 45
F. Struktur Tari Zapin Sanggar di Kabupaten Deli Serdang ......... 48
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 64
B. Saran ........................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 66

v

DAFTAR TABEL


Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Tabel 4.10
Tabel 4.11
Tabel 4.12

Perkembangan Tari Zapin di Sanggar Cipta Pesona ................... 38
Perkembangan Tari Zapin di Sanggar Tamora 88 ........................ 39
Perkembangan Tari Zapin di Sanggar Cadika............................... 40
Struktur Tari Zapin di Kabupaten Deli Serdang ........................... 41
Elemen Pendukung Tari Zapin di Kabupaten Deli Serdang ......... 42
Etika Tari Zapin di Kabupaten Deli Serdang ................................ 43
Estetika Tari Zapin Mas Merah di Sanggar Tamora 88 ................ 46

Estetika Tari Zapin Nak Lalu di Sanggar Cipta Pesona ................ 46
Estetika Tari Zapin Bismillah di Sanggar Cadika ......................... 47
Struktur Tari Zapin Mas Merah Sanggar Tamora 88 .................... 48
Struktur Tari Zapin Nak Lalu Sanggar Cipta Pesona .................... 54
Struktur Tari Zapin Bismillah Sanggar Cadika ............................. 60

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ................................................................... 19
Gambar 4.1 Kabupaten Deli Serdang............................................................... 26

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Foto ............................................................................................... 68
Lampiran 2 Biodata Narasumber ..................................................................... 73

viii

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang
memiliki beberapa kabupaten dengan berbagai macam suku. Salah satu suku yang
terdapat di Sumatera Utara yaitu suku Melayu. Suku Melayu banyak berdomisili
di beberapa kabupaten, diantaranya Kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai,
Batu Bara, Asahan, dan Tanjung Balai. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah
satu wilayah dengan suku Melayu sebagai suku mayoritas.
Suku Melayu memiliki kerakteristik tersendiri. Karakteristik itu terlihat
pada keragaman tari Melayu khas Sumatera Utara. Karakteristik tari Melayu di
Kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai, Asahan, Batu Bara, dan Tanjung Balai
berbeda, lebih tepatnya perbedaan itu terletak pada gaya. Walaupun berbeda gaya,
tetapi mendapat pengaruh yang sama dari budaya Arab (Islam) maupun budaya
lainnya. Budaya Islam menurut perkembangannya yang ada di Sumatera Utara
mendapat pengaruh dari Budaya Arab (Islam) maupun budaya lainnya. Budaya
Islam menurut perkembangannya di Nusantara, berasal dari pedang dangang Arab
oleh Hadralmaut. Menurut Tengku Lah Husni (1975:100), “Budaya melayu
adalah sekumpulan kelompok yang menyatukan diri melalui perkawinan antar
suku, dan selanjutnya memakai adat resam1 serta bahasa melayu dalam kehidupan
sehari-hari.” Filosofi hidup orang Melayu dipengaruhi oleh agama Islam. Filosofi

1

Adat resam adalah kebiasaan yang sudah menjadi adat turun-temurun dan sudah menjadi ciri
khas dari suatu adat tertentu. Berdasarkan wawancara dengan Linda Asmita S.Sn ( 26 Juli 2015)

2

hidup orang Melayu dikelompokkan dalam lima hal, yakni : berbudaya,
beragama, beradat, bertari dan berilmu.
Berbudaya pada suku Melayu salah satunya ditunjukkan melalui kesenian.
Hal ini ditegaskan oleh Lawsless dalam Saiful (2005:10), bahwa “Kebudayaan
merupakan pola-pola perilaku dan keyakinan atau dimensi simbol yang dipelajari,
rasional, terintegrasi, dimiliki bersama secara dinamik, adaptif dan tergantung
pada interaksi social manusia demi eksistensi mereka, yang meliputi bahasa dan
komunikasi, iptek, ekonomi, organisasi social, agama dan kesenian”. Kesenian
adalah salah satu produk budaya dalam kehidupannya selalu tidak pernah lepas
dari masyarakat, yang merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam
kebudayaan, dimana mencakup aktivitas dari masyarakat itu sendiri, yang
menggambarkan dari masing-masing daerah tempat kesenian itu hidup dan
berkembang. Kesenian juga sebagai sarana komunikasi dan interaksi yang baik
antara masyarakat dalam berbagai aktivitasnya, baik dalam segi religi, hiburan
dan pertunjukan.
Pada awalnya orang Melayu tidak mengenal istilah ‘tari’ tetapi yang
dikenal adalah istilah ‘tandak’, dimana dalam keramaian di kampung mereka
biasanya akan ‘bertandak’. Lama-lama istilah ‘tandak’ menghilang diganti oleh
istilah ‘tari’. Itu terjadi pada orang-orang Melayu di kepulauan Nusantara lainnya,
misalnya ‘ronggeng’. Khusus ragam tari Melayu, baik di Sumatera, Kalimantan,
maupun Semenanjung, yang dikenal adalah istilah ‘rentak’2.

2
Rentak , yaitu motif irama (musik) tertentu yang mendasari motif gerak tertentu Rentaklah yang membangun suasana dan
identitas tari Melayu. Rentak yang dikenal antara lain rentak Zapin, rentak Joget, rentak Ghazal, rentak Melayu, rentak Mak
Inang, rentak Nobat, dan sebagainya. Semua rentak di atas masih dapat dibagi dalam tiga garis besar, yaitu rentak cepat,
rentak sedang dan rentak lambat. Lihat lebih jauh mengenai rentak di skripsi Siti Dwi Annisa Tanjung, Ronggeng
Kecamatan Tanjung Morawa: Struktur dan Perubahan ( Medan : Skripsi 2012).

3

Kesenian pada masyarakat Melayu terbagi dalam beberapa bentuk, seperti:
zapin, kasidah, rodat (barodah), dan zikir barat, kesenian tersebut bersumber
pengaruh kebudayaan Islam. Zapin merupakan salah satu genre dalam seni pentas
pertunjukan melayu yang di dalamnya mencakup musik (rentak atau ritme), tari,
serta lagu. Apabila rentak zapin itu didendangkan, maka musik itu dinamakan
dengan musik zapin. walaupun zapin ini yang katanya berasal dari Arab, oleh
orang-orang Melayu, zapin dikembangkan dan disesuaikan dengan cita rasa seni
dan keperluan kebudayaan etnik Melayu. Bahkan di alam Melayu dikenal dua
jenis zapin yaitu zapin Arab dan zapin Melayu.
Zapin arab disebut juga zapin lama, tumbuh dan berkembang di dalam
kelompok-kelompok masyarakat turunan arab yang berada diberbagai tempat di
Indonesia dengan ragam gaya dan gerak yang sederhana. Sementara zapin melayu
terbagi atas kalangan, yaitu kalangan istana dan kalangan rakyat dengan banyak
ragam gerak di dalam tari zapin melayu. Kedua jenis zapin ini, menjadi warisan
budaya Indonesia yang memperkaya budaya bangsa dan menjadi bagian dari
keuatan dan kesatuan bangsa yang tak dapat saling dipisahkan satu dengan yang
lainnya (Tom Ibnur, 1987:23).
Perkembangan tari zapin melayu disambut baik oleh masyarakat Melayu
diberbagai Kabupaten di Sumatera Utara, seperti di Kabupaten Deli Serdang.
Kemunculan berbagai tari zapin di Kabupaten Deli Serdang dapat ditelusuri
keberadaannya melalui sanggar-sanggar di Kabupaten tersebut, seperti pada
sanggar tari Cipta Pesona, Tamora 88, dan Cadika.

4

Seperti halnya tari zapin di sanggar tari Cipta Pesona mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Dalam kurun waktu tahun 2010-2014, Ibu
Linda Asmita sebagai pimpinan sanggar menggarap tari zapin baru berasal dari
pijakan gerak-gerak tradisi dan menggunakan tema-tema lokal yaitu dari
masyarakat itu sendiri. Tari zapin ini terus ditampilkan dalam berbagai acara
seperti pergelaran Malam Pesona Budaya, Pekan Raya Sumatera Utara, dan lainlain bahkan sampai pada acara festival tari Zapin tingkat kabupaten sering
diperlombakan (wawancara dengan Ibu Linda Asmita S.Sn, 01 Juli 2015).
Sanggar tari Tamora 88, perkembangan tari Zapin dimulai tahun 20102014 semakin pesat dikarenakan adanya rutinitas festival yang menuntut
koreografer menggarap tari Zapin baru. Walaupun kenyataannya koreografer
mulai menggarap tari awal mulanya tahun 1986. Tetapi tidak rutin untuk terus
menggarap tari Zapin, lebih kepada penggarapan musik Zapin pada tahun 2000an. Dengan perkembangan zaman, tari zapin di Kabupaten Deli Serdang
belakangan ini semakin pesat menuntut koreografer untuk menggarap tari Zapin
baru dengan kreativitas yang koreografer masing-masing miliki dan menjadikan
suatu ciri khas (wawancara Syahrial Felani, O8 Juli 2015).
Sedangkan pada sanggar tari Cadika, perkembangan tari Zapin dimulai
tahun 2010-2015 pada sanggar ini semakin maju setiap tahunnya. Hal ini terlihat
dari gerak Zapin yang lebih energik, kreatif dan inovatif. Walaupun penggarapan
tari zapin ini sekedar hiburan tetapi akhir-akhir ini mulai menggarap
menggunakan tema tari sesuai dengan etika dan estetika tari zapin. Penggarapan
tari zapin setiap tahunnya cukup sangat berkesan dikarenakan untuk pimpinan

5

sanggar sekaligus koroegrafer ini merupakan kesempatan untuk terus berkarya
dalam dunia seni hiburan, yaitu seni tari (wawancara Sri Kesuma Ning Ayu, S.Pd
5 Juli 2015).
Perkembangan tari zapin melayu di Kabupaten Deli Serdang, dalam lima
tahun terakhir menghasilkan tari zapin garapan baru setiap tahunnya. Hal ini
penulis mengambil sampel dari tiga sanggar seperti yang dijelaskan di atas.
Kehadiran tari zapin tersebut, menarik perhatian penulis untuk mengkaji lebih
dalam apakah perkembangan atau keberadaan tari zapin garapan baru tersebut
masih mempertahankan norma-norma etika dan estetika pada masyarakat Melayu.
Berbicara tentang nilai dalam tradisi Melayu sangat berpengaruh penting
terhadap perilaku masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Begitu ketatnya nilainilai etika pada masyarakat Melayu, terbawa pada aktivitas dalam menari. Begitu
pula halnya dengan tari zapin yang terus mengalami bentuk-bentuk garapan baru
dengan varian-varian baru, namun bagi seniman atau penata tari yang mengerti
tentang nilai-nilai etika dalam tari Melayu masih menjaga agar tari zapin tetap
mempertahankan nilai etika yang sesuai dengan adat budaya Melayu. Meskipun
masih ada juga seniman-seniman yang hanya memfokuskan pada nilai estetika
tetapi mengabaikan nilai etika. Saat ini seniman-seniman muda mampu
menciptakan tari zapin garapan baru yang hanya memandang estetikanya saja,
sehingga dalam acara maupun perlombaan seperti festival menjadi suatu pro dan
kontra terhadap nilai etika dan estetika tari Melayu khususnya tari Zapin.

6

Berdasarkan

uraian

di

atas,

penulis

menetapkan

topik

tentang

‘Perkembangan Tari Zapin di Kabupaten Deli Serdang Kajian Terhadap
Etika dan Estetika”. Untuk dijelaskan dalam bentuk karya ilmiah.

B. Identifikasi Masalah
Menurut pendapat Ali (1984:49) yang mengatakan bahwa: “untuk
kepentingan karya ilmiah, sesuatu yang perlu diperhatikan masalah penelitian
sedapat mungkin diusahakan tidak terlalu luas. Masalah yang luas akan
menghasilkan analisi yang sempit dan sebaliknya bila ruang lingkup masalah
dipersempit maka akan diharap analisis secara luas dan mendalam”. Tujuan dari
identifikasi masalah adalah agar penelitian yang dilakukan menjadi lebih terarah
serta cakupan masalah yang dibahas tidak terlalu luas.
Sesuai dengan pendapat di atas dan dari uraian latar belakang masalah
tersebut di atas maka masalah dalam penelitian ini diidentifikasikan sebagai
berikut:
1. Bagaimana perkembangan tari Zapin di Kabupaten Deli Serdang ditinjau dari
nilai etika?
2. Bagaimana perkembangan tari Zapin di Kabupaten Deli Serdang ditinjau dari
nilai estetika?

C. Pembatasan Masalah
Mengingat dari cakupan luasnya permasalahan, maka penulismembuat
batasan masalah terhadap materi penelitian yang akan dilakukan. Batasan masalah
merupakan batas-batas masalah penelitian yang akan diteliti.

7

Menurut Hariwijaya dan Trinton (2008:47) mengemukakan bahwa, “suatu
masalah mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perumusan masalah dan
belum tentu masalah-masalah yang telah diidentifikasi dapat diteliti”. Dalam
sebuah penelitian, proses pembatasan masalah sangat diperlukan, untuk
membatasi kajian yang akan diteliti. Proses ini diperlukan sebagai upaya dalam
penganalisisan data-data yang sudah dikumpulkan nantinya. Selain itu, dengan
adanya pembatasan masalah maka pembatasan tidak akan melebar, sehingga
penelitian akan lebih terarah, dan proses penelitian dapat berjalan lancar. Untuk
itu berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka batasan yang dikemukakan
dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana perkembangan tari zapin di Kabupaten
Deli Serdang ditinjau dari nilai etika dan estetika?

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan sebuah peneilitian yang akan dilakukan,
mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban
pertanyaan daripeneliti. Oleh karena itu, perlu dirumuskan dengan baik, sehingga
dapat mendukung untuk menemukan jawaban pertanyaan peneliti. Menurut
Arikunto (1993:7) bahwa, “agar penelitian dapat dilaksanakan dengan sebaiknya,
maka peneliti harus meneruskan masalahnya sehingga jelas dari mana harus
dimulai, kemana harus pergi dan dengan apa”. Untuk lebih memfokuskan masalah
dalam penelitian maka penulis merumuskan sebagai berikut: “Bagaimana
perkembangan tari zapin di Kabupaten Deli Serdang ditinjau dari nilai etika dan
estetika?”

8

E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan selalu mengarah pada tujuan, yang merupakan salah satu
kunci dari keberhasilan penelitian yaitu tujuan penelitian, dari tujuan penelitian
merupakan jawaban atas atas pertanyaan dalam penelitian. Berhasil atau tidaknya
suatu penelitian terlihat dari tercapainya atau tidaknya tujuan penelitian. Ali
(1987:9) mengemukakan bahwa:
“kegiatan seseorang dalam merumuskan tujuan penelitian sangat
mempengaruhi keberhasilan penelitian yang dilaksanakan, karena
penelitian pada dasarnya merupakan titik anjak dari titik tuju yang akan
dicapai seseorang dalam kegiatan penelitian yang dilakukan. Itu sebabnya
tujuan penelitian harus mempunyai rumusan yang tegas, jelas,
operasional”.
Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan perkembangan tari zapin di Kabupaten Deli Serdang
ditinjau dari nilai etika.
2. Mendeskripsikan perkembangan tari zapin di Kabupaten Deli Serdang
ditinjau dari nilai estetika.

F. Manfaat Penelitian
Dari tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka diharapkan dapat
memberi manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan terhadap masyarakat
luas. Manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Sebagai masukan bagi penulis dalam menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai etika dan estetika perkembangan tari zapin di Kabupaten Deli
Serdang.

9

2. Sebagai bahan motivasi bagi setiap pembaca, khususnya berkecimpung
dalam seni tari.
3. Sebagai bahan bacaan dan pelestarian budaya bagi seluruh masyarakat.
4. Sebagai referensi bagi penelitian-penelitian lainnya yang hendak meneliti
bentuk kesenian ini lebih jauh.

64

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dilihat dari perkembangan tari zapin pada tiga sanggar di Kabupaten Deli
Serdang sesuai dengan lima tahun belakangan ini, menghasilkan tarian baru setiap
tahunnya. Penulis mengambil sampel satu tarian yang untuk dikaji. Walaupun
dengan masing-masing tarian yang berbeda namun ada beberapa persamaan yang
terdapat didalam unsur garapan tersebut yaitu :
1. Adanya gerak berawal dengan tahsyim (sembah pembuka).
2. Pada bagian isi pada tari zapin terdapat gerakan enjut, selalu melangkah
berjalan dan ayunan tangan dengan posisi jari tangan menggenggam.
3. Adanya gerak penutup yaitu tahtum yang terdiri dari salam penutup.
Dalam hal ini perkembangan tari zapin yang semakin pesat memberi
motivasi kepada regenarasi berlomba-lomba menggarap tari zapin dan tidak
terlepas dengan aturan zapin yaitu, tahsyim, isi dan tahtum. Tari zapin pada
masing-masing sanggar dengan tarian yang berbeda pula, memberikan suatu ciri
khas masing-masing sanggar itu sendiri dengan bermacam-macam variasi gerak
serta varia tema yang akan diangkat dari masing-masing sanggar itu sendiri.
Berbicara tentang etika dan estetika, sejauh mana dalam menggarap tari zapin
masih berlakukah nilai etika dan estetikanya dalam norma-norma moral serta nilai
estetika yang akan dilihat. Etika dan estetika tidak pernah terpisah, karena etika
ada didukung oleh estetika di dalamnya. Etika dan estetika saling berkaitan,

65

selaras dan seimbang. Semakin tinggi nilai etika seseorang maka semakin tinggi
pula estetika (keindahan) yang lahir dari diri seseorang tersebut.

B. Saran
1. Upaya meningkatkan kreativitas perkembangan tari Zapin pada masyarakat
umum perlu adanya pengkajian yang signifikan sehingga masing-masing
koreografer mampu menggarap tari tidak hanya sebatas hiburan tetapi sudah
menggunakan suatu konsep ide garapan berupa tema yang akan diangkat.
2. Yang paling terpenting adalah diharapkan kepada seluruh masyarakat dari
berbagai suku khusunya suku Melayu tetap mempertahankan tari Zapin
tradisi maupun kreasi yang menjadi ciri khas masing-masing sanggar pada
daerah tempat itu sendiri agar tidak adanya pengklaiman oleh negara-negara
lain, karena setiap budaya atau kesenian masing-masing wilayah yang
menjadi kekayan leluhur tetap dilestarikan dalam bidang kesenian.
3. Terkhusus untuk para seniman serta koreografer di Kabupaten Deli Serdang
tetap melestarikan perkembangan tari-tari Melayu khususnya tari Zapin.
4. Untuk tetap menjaga nilai Etika dan Estetika yang terdapat dalam tari Zapin
pada masing-masing sanggar tersebut, jangan sampai nilai Etika yang
terdapat di dalam tari Zapin hilang akibat modrenisasinya perkembangan
tari zapin saat ini.

66

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 2000. KamusBahasa Indonesia, Jakarta.
Anis Md Nor, Mohd. 1990. The Zafin Melayu Dance of Johor : From Village to A
National Performance Traditional. Disertai doctoral. Michigan: The
University of Michigan.
Asmita, Linda, 1994. Studi Deskriptif Musik Inai Dalam Konteks Upacara
Perkawinan Melayu di Desa Batang Kuis Pekan Kecamatan Batang Kuis
dan Desa Nagur Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Deli Serdang.
Skripsi Sarjana Etnomusikologi Medan : Fakultas Sastra Universitas
Sumatera Utara.
Bertens, K. 2013. Etika, Yogyakarta : PT Kanisius Yogyakarta.
Dharsono, 2007. Estetika, Bandung : Rekayasa Sains Bandung.
Dickie, george T, (1967), Aesthetic Realism, New York : Coloni Press p. 103-109)
Hadi Y. Sumandiyo, 1983. Pengantar Kreativitas Tari. Yogyakarta : Akademi
Seni Tari Indonesia.
H’Doubler. Margaret, 1997. Dance a Creative Art Eksperience. London. The
University Of Wisconsion Press, 1996.
Koentjaraningrat, 1980a.. Sejarah Teori Antropologi I, Jakarta : Rineka Cistra.
Koentjaraningrat, 1980b. Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta : Aksara Baru
Koentjaraningrat, 1983.Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : PT.
Gramedia.
Magnis Suseno, Dr Frans, 1984.Etika Jawa ‘Sebuah Analisa Falsafi tentang
Kebijakan Hidup Jawa’. Jakarta : PT. Gramedia Jakarta.
Mira Rozanna Sinar, Tengku, 1994. Teknik Pembelajaran Dasar Tari Tradisonal
Melayu Karya Almarhum Guru Sauti. Medan : Yayasan Kesultanan
Serdang.
Nasaruddin, M. Ghouse, 1989. Muziek Melayu Tradisi. Selangor : Percetakan
Dewan Bahasa dan Pustaka.
Nugrahaningsih RHD, Dra. 2012. TARI :Identitas dan Resistensi. Medan :
UNIMED PRESS

67

Nurwani. 2007. Pengetahuan Tari, Diktat Jurusan Sendratasik, FBS Universitas
Negeri Medan.
Noor, A. Rahim dan M. Salim A.Z, 1984. Sembilan Wajib Tari Melayu (Makalah
yang tak diterbitkan).
Takari, Drs Muhammad dan Fadlin, 1990. Kesenian Hadrah pada Kebudayaan
Etnis Melayu Deli Serdang dan Asahan:Studi Deskriptif Musikal.Skripsi
Sarjana Etnomusikologi Medan : Fakultas Sastra Universitas Sumatera
Utara.
Takari, Drs Muhammad dan Fadlin, 1998. Ronggeng Melayu Sumatera Utara :
Sejarah, Fungsi dan Strukturnya. Tesis s-2. Yogyakarta : Universitas
Gadjah Mada. Muhammad Takari dan Heristina Dewi, 2008, Budaya
Musik dan Tari Melayu Sumatera Utara. Medan : Universitas Sumatera
Utara Press.
Peterson, Anya 2002. The Anthropology of Dance. Bloomington : Princeton Book
Co Pub.
Soedarsono, 1974. Dances in Indonesia. Jakarta : Gunung Agung.
Soedarsono, 1995. Pengantar Pengetahuan Tari, Jakarta : Lagaligo.
Soedarsono, R.M., 1992, Pengantar Apresiasi Seni, Jakarta : Balai Pustaka
Soedarsono, R.M., 1978, Pengantar Pengetahuan dan Komposisi Tari.
Yogyakarta : Akademi Seni Tari Indonesia.
Sirait, Bagindo, 1995, Estetika Dasar (Estetika Tradisional dan Estetika Modren)
Medan : IKIP Medan.
Sinar, T. Luckman, 1971. Sari Sejarah Serdang. Medan : t.p.
Sinar, T. Luckman ,1988. Sejarah Deli Serdang. Lubuk Pakam : Badan Penerbit
Pemerintah Daerah Tingkat II Deli Serdang.
Sinar, T. Luckman, 1990. Pengantar Etnomusikologi dan Tarian Melayu. Medan :
Perwira.
Weber, Max, 1964. The Sociology of Religion. Transl : By Ephraim Fischoff.
Boston : Beacon Press.