PENERIMAAN ORANGTUA KANDUNG PADA ANAKNYA YANG PENYANDANG AUTIS Penerimaan Orangtua Kandung Pada Anaknya Yang Penyandang Autis.
PENERIMAAN ORANGTUA KANDUNG PADA ANAKNYA YANG
PENYANDANG AUTIS
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Psikologi
HALAMAN SAMPUL DEPAN
Disusun Oleh :
DWI AGUSTIKASARI
F100 110 132
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
PENERIMAAN ORANGTUA KANDUNG PADA ANAKNYA YANG
PENYANDANG AUTIS
HALAMAN JUDUL
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S1)
Disusun oleh :
DWI AGUSTIKASARI
F 100 110 13
Kepada
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
ii
PENERIMAAN ORANGTUA KANDUNG PADA ANAKNYA YANG
PENYANDANG AUTIS
Yang Diajukan Oleh :
DWI AGUSTIKASARI
F 100 110 132
Telah disetujui untuk dipertahankan
di depan Dewan Penguji
Telah disetujui oleh :
Pembimbing
Dra. Juliani Prsetyaningrum, M.Si
05 Januari 2016
iii
PENERIMAAN ORANGTUA KANDUNG PADA ANAKNYA YANG
PENYANDANG AUTIS
Dwi Agustikasari
Juliani Prasetyaningrum
dwi.agustikasari@gmail.com
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAKSI
Orangtua yang memiliki anak penyandang autis pada awalnya akan merasa
sedih, kecewa dan tidak dapat menerima keadaan anaknya karena mereka
memiliki harapan yang tinggi untuk anak mereka. Orangtua juga akan merasa
kebingungan bagaimana untuk merawatnya karena keterbatasan pengetahuan.
Orangtua yang dapat menerima keadaan anaknya akan melakukan pengobatan
dan perawatan sesuai dengan kondisi anak. Tujuan dari penelitian ini adalah
mendiskripsikan tentang penerimaan orangtua kandung terhadap anaknya yang
penyandang autis. Informan berjumlah 2 pasangan suami istri, pemilihan
informan menggunakan purposive sampling dengan karakteristik usia 26-40
tahun, pendidikan terakhir orangtua SMA, memiliki anak penyandang autis, usia
anak tersebut 4-7 tahun. Hasil penelitian yang didapat bahwa kedua pasangan
orangtua dapat menerima kondisi anaknya. Tingkat penerimaan Ayah dan Ibu
berbeda-beda hal tersebut dipengaruhi oleh kemampuan dasar yang dimiliki setiap
anak dan jumlah anak yang dimiliki oleh orangtua. Faktor yang mempengaruhi
penerimaan orangtua yang paling berpengaruh adalah keluarga, agama dan
masyarakat. Kedua orangtua cukup berperan mendidik anaknya seperti mengulang
apa yang telah diajarkan di sekolah, mendampingi saat terapi dan saat berada
dirumah, mencari informasi tambahan dan sharing dengan orangtua lainnya dan
aktif mengikuti kegiatan yang diadakan sekolah seperti seminar
Kata Kunci : penerimaan orangtua, anak penyandang autis
iv
ACCEPTANCE OF BIOLOGICAL PARENT TOWARDS THEIR CHILDREN
WHO BEAR AUTISM
Dwi Agustikasari
Juliani Prasetyaningrum
dwi.agustikasari@gmail.com
Faculty of Psychology
Muhammadiyah University of Surakarta
ABSTRACT
Parents who have children with autism will initially feel sad, disappointed
and can not accept their children because they have high expectations for their
children. Parents will also feel confused how to take care of them because of the
limitations of knowledge. Parents who can accept their children will do the
treatment and care based on the child's condition. The purpose of this study is to
describe about the acceptance of the biological parents toward their children's
autism. Informants are 2 couples (husband and wife), the choice of informants
using purposive sampling with the characteristics of the age 26-40 years, the last
education of parent is high school, having a child with autism, the child ages 4-7
years. The results of the study found that both couple can accept their children
condition. Mom and Dad acceptance level is different it is influenced by the basic
abilities of every child and the amount of children they have. The most influential
factors that affect an acceptance are family, religion and society. Both parents
quite a role to educate their children as to repeat what has been taught in school,
to accompany while treatment and being at home, looking for additional
information and sharing with other parents and actively participates in school
activities such as seminars held
Keywords: acceptance of parents, children with autism
v
menerima kenyataan tersebut, dan
PENDAHULUAN
Menurut
Bina
yang terakhir tapi berbahaya adalah
Kementerian
malu. Ada masa orang tua harus
Kesehatan, Diah Setia diperkirakan
merenung dan tidak mengetahui
terdapat 112.000 anak di Indonesia
tindakan tepat apa yang harus
menyandang autisme, pada rentang
diperbuat. Tidak sedikit orang tua
usia sekitar 5-19 tahun (Melisa,
yang
2013). Autisme biasanya terdeteksi
terbuka mengenai keadaan anaknya
sebelum anak berusia dua setengah
kepada teman, tetangga, bahkan
tahun. Orangtua yang memiliki
keluarga dekat sekalipun, kecuali
anak autis akan merasa sedih dan
kepada dokter yang menangani
kecewa, hal ini sesuai dengan
anaknya itu. Ada juga sebagian
pendapat Puspita (2004) bahwa
kecil orang tua yang kemudian
reaksi pertama orangtua ketika
menyalahkan Tuhan dan berpikir
mengetahui
kenapa "nasib buruk" itu menimpa
Kesehatan
Direktur
Jiwa
anaknya
dikatakan
mengalami gangguan autis adalah
tidak
percaya,
shock,
kemudian
memilih
tidak
diri mereka.
sedih,
Disisi
lain
anak
autis
kecewa, merasa bersalah, marah,
memiliki kemampuan atau potensi
dan
akan
yang menonjol pada bidang tertentu
merasa sedih dan kecewa karena
yang apabila di kembangkan dapat
mereka memiliki harapan yang
memperoleh prestasi yang baik.
tinggi
Untuk
menolak.
terhadap
Orangtua
anak
mereka,
mengembangkan
potensi
sehingga mereka pada awalnya
yang dimiliki oleh anak autis maka
menolak. Menurut Marijani (2003)
penanganannya
pada saat menerima diagnosis dari
sejak dini dan harus dilakukan
dokter mengenai keadaan anak kita
dengan
sebagai penyandang autis, reaksi
pengembangan
pertama-tama orangtua pasti sedih,
orang tua memiliki peranan yang
bingung,
sangat penting, karena orangtua
ada
rasa
tidak
mau
1
harus
intensif.
potensi
dilakukan
Dalam
tersebut
perlu memahami bahwa anak autis
Anak
Penyandang
Autisme
dapat mencapai pertumbuhan yang
adalah
optimal
dengan
gangguan perkembangan pervasif
penanganan yang baik. Orang tua
yang ditandai dengan kegagalan
memiliki peran dominan dalam
untuk berhubungan dengan orang
upaya
lain dan terlihat hidup di dunianya
jika
didukung
penyembuhan,
orangtua
anak
yang
mengalami
dituntut mengerti hal-hal seputar
sendiri,
terbatasnya
autisme dan mampu mengorganisir
bahasa,
perilaku
kegiatan terapi penyembuhan untuk
terganggu, gangguan intelektual,
anaknya.
orangtua
dan tidak menyukai perubahan
melakukan pendampingan secara
dalam lingkungan (Nevid, Rathus,
langsung terus menerus terhadap
& Greene, 2005)
anak
Setidaknya
penyandang
autis
kemampuan
motorik
yang
dalam
Menurut Lovaas (1973) yang
proses pengajaran maupun proses
dikutip oleh Crain, 2007 anak
penyembuhan
karena
dengan
penyandang autis adalah anak yang
pendampingan
dari
orangtua
sehat secara fisik, namun berbeda
tersebut akan berpengaruh terhadap
secara dramatis dari anak-anak
perkembangan anak tersebut.
normal dalam hal yang lain. Anak
Dari pembahasan di atas
maka
penulis
menyandang
autis
akan
untuk
menjauhkan diri dari pergaulan
tentang
sosial secara ekstrem, tidak mau
bagaimana penerimaan orangtua
berinteraksi dengan orang lain sama
kandung terhadap anaknya yang
sekali.
penyandang autis.
hubungan dengan mereka, maka
melakukan
tertarik
yang
penelitian
Tujuan dari penelitian ini
adalah
untuk
Jika
ingin
menjalin
anak-anak autis akan menghindari
mengetahui
kontak mata atau melihat lurus.
bagaimana penerimaan orangtua
Menurut Mulyadi & Sutadi
kandung terhadap anaknya yang
(2014) Autisme adalah gangguan
penyandang autis.
perkembangan nerobiologi yang
2
luas pada anak. Gangguan ini
dengan
menimbulkan masalah untuk anak,
mendidik dan mengasuh dengan
dalam
baik. Orangtua yang memiliki anak
hal
menjalin
berkomunikasi
hubungan
lingkungan.
dan
dengan
Akibatnya,
autis
anak
akan
merawat,
memahami
kondisi,
emosional, dan komunikasi anak-
autistik tidak dapat berinteraksi
anak mereka.
dengan siapa pun secara berarti,
karena
mencintai,
Menurut
ketidakmampuan
Sulastrini
(2002)
Penerimaan orang tua terhadap
memahami apa yang dimaksud
anak
orang lain.
terhadap statusnya sebagai orang
Dari
uraian di
disimpulkan
atas dapat
bahwa
adalah
perasaan
senang
tua yang ditandai oleh perhatian
anak
dan kasih sayang, memberikan
penyandang autis adalah anak yang
waktu untuk berperan serta dalam
mengalami
kegiatan anak, tidak mengharapkan
gangguan
perkembangan perfasiv yang hidup
terlalu
didalam dunianya sendiri, sulit
memperlakukan anak seperti anak
untuk berkomunikasi dan tidak
yang lain, serta tidak menjauhkan
dapat berhubungan dengan orang
anak dari pergaulan masyarakat
lain, menghindari kontak mata jika
luas.
ingin menjalin hubungan.
banyak
pada
anak,
Dari pengertian di atas dapat
Menurut
Subhan
(2011)
disimpulkan
penerimaan
orangtua
adalah
orangtua adalah sikap orangtua
perhatian, cinta dan kasih sayang
terhadap anak yang menunjukkan
serta sikap pengertian dari orangtua
kasih sayang, perawatan, mendidik
yang ditunjukkan dengan sikap
dan perhatian yang besar. Orangtua
yang
akan memperlakukan anak seperti
penuh
bahagia
dalam
mengasuh anak.
bahwa
penerimaan
anak yang lain, berperan serta
Menurut
Astuti
(2007)
penerimaan
orangtua
ditandai
dalam
kehidupan
sehari-hari,
meenyediakan kebutuhan sehari3
hari anak, tidak menjauhkan dari
3. Menyadari apa yang bisa dan
lingkungan masyarakat dan tidak
belum bisa dilakukan anak
mengharpakan terlalu banyak pada
Menurut Danuatmaja (2003)
anak.
yang dikutip Rachmayanti &
Menurut
Zulkaidah
Rachmayanti
(2007)
merupakan
berikut
dan
Zulkaidah
(2007)
dengan
ini
menyadari apa yang bisa dan
bentuk-bentuk
belum bisa dilakukan, akan
penerimaan orangtua :
membuat orangtua lebih mudah
1. Memahami keadaan anak apa
untuk
adanya
Artinya
menceritakan
kondisi
kepada guru, terapis maupun
orangtua
dapat
dokter
sehingga
akan
memahami
kelebihan
dan
kekurangan
anaknya.
Dari
mengevalusi kondisi anak dan
kekurangan
dapat mempengaruhi kondisi
kelebihan
dan
tersebut
orangtua
mengetahui
apa
mempermudah
akan
anak.
kebutuhan
4. Memahami penyebab perilaku
yang diperlukan oleh sang anak
2. Memahami
untuk
baik dan buruk
kebiasaan-
Ketika anak cenderung sulit
kebiasaan anak
untuk diarahkan orangtua akan
Artinya orangtua akan selalu
berusaha
memperhatikan perilaku sehari-
bersikap tegas. Ketika anak
hari anak, maupun bertanya
autis bersikap buruk karena
kepada orang lain baik itu
bosan atau tidak dalam mood
pengasuh atau guru sehingga
yang
orangtua paham apa keinginan
berperilaku baik maka orangtua
dan kemauan anak penyandang
akan
autis yang kadang sulit untuk
berupa pelukan, ciuman atau
dimengerti
tepuk tangan.
4
baik.
mencegah
Ketika
memberikan
dan
anak
reward
5. Membentuk ikatan batin yang
koran yang mengulas seputar
kuat yang akan diperlukan
autis dan mengikuti seminar
dalam kehidupan depan.
seputar autis.
Guna membentuk ikatan batin
Menurut
Rachmayanti
yang kuat yang dilakukan oleh
Zulkaidah
orangtua
mempengaruhi
seperti
bermain
(2007)
faktor
&
yang
penerimaan
dengan anak, tidur bersama
orangtua adalah sebagai berikut :
anak, mengajak anak jalan-
1. Dukungan dari Keluarga Besar
jalan,
2. Kemampuan
ketika
mengurus
anak
libur
segala
yang
dan
keperluan
belum
keluarga
bisa
3. Latar belakang agama
dilakukan sendiri oleh anaknya.
6. Mengupayakan
penanganan
4. Sikap
alternatif
sesuai
keuangan
para
ahli
yang
mendiagnosa anaknya
dengan
5. Tingkat pendidikan suami dan
kebutuhan anak.
istri
Orangtua yang dapat menerima
6. Status perkawinan
keadaan
anaknya
akan
7. Sikap masyarakat umum
malakukan
konsultasi
pada
8. Usia masing-masing orangtua
dokter dengan membawa anak
9. Sarana penunjang
mereka sehingga dokter dapat
langsung
melihat
keadaan
METODE PENELITIAN
anaknya sekarang atau mencari
Penelitian ini menggunakan
terapi yang dapat membantu
metode penelitian kualitatif dengan
proses penyembuhan anaknya.
metode
7. Memperkaya
pengetahuan
pengumpulan
menggunakan
tentang autis
wawancara
data
dan
observasi.
Orangtua akan mencari terapi
Informan yang digunakan
yang sesuai dengan kebutuhan
berjumlah 2 pasang suami istri.
anak melalui buku, majalah,
Pemilihan informan mengggunakan
5
purposive
sampling.
Melalui
kandungan. Sedangkan orangtua
purposive
sampling,
informan
yang memiliki anak yang berjumlah
dipilih berdasarkan kriteria usia 26-
lebih dari satu akan lebih mudah
40
menerima keadaan anaknya karena
tahun,
orangtua
pendidikan
SMA,
penyandang
terakhir
memiliki
autis,
usia
anak
orangtua memiliki tanggung jawab
anak
yang lain, meskipun memiliki anak
tersebut 4-7 tahun.
kembali,
Teknik analisis data yang
orangtua
merawat
tetap
anaknya
harus
yang
digunakan menggunakan analisis
menyandang autis. Hal ini terjadi
deskriptif. Hasil wawancara dan
pada
observasi
dikelompokkan,
meskipun memiliki anak autis dan
kemudian memberikan coding dan
memiliki anak normal orangtua
kategorisasi untuk mendeskripsikan
tetap memperhatikan anak yang
tema-tema yang muncul kemudian
menyandang autis dan berusaha
digunakan
memberitahu
untuk
menjawab
pertanyaan penelitian.
satu
pasangan
keadaan
informan
kakaknya
terhadap adiknya.
Penerimaan antara Ayah dan
Ibu berbeda, karena antara ayah dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penerimaan
orangtua
ibu
memiliki
waktu
bersama
tergantung pada jumlah anak yang
dengan anak yang berbeda. Ayah
dimiliki oleh orangtua. Orangtua
biasanya memiliki waktu yang
yang memiliki anak tungal dan
terbatas dengan anak dikarenakan
menyandang autis akan lebih sulit
pekerjaan yang harus dilakukan,
menerima keadaan anaknya karena
sehingga ayah akan lebih sulit
orangtua memiliki harapan yang
untuk menerima keadaan anaknya.
lebih terhadap anaknya, hal tersebut
Sedangkan Ibu sebagai Ibu rumah
terjadi pada salah satu informan
tangga akan selalu bersama dengan
yang telah mempersiapkan segala
anaknya dan yang merawat setiap
hal sejak anak masih didalam
harinya. Namun pada informan
6
penelitian didapatkan hal yang
bermain diluar para tetangga ikut
berbeda dikarenakan ayah yang
membantu
bekerja
menerima
mereka telah mengetahui keadaan
keadaan anaknya daripada ayah
anak. Rachmayanti dan Zulkaida
yang tidak bekerja dan setiap hari
(2007) semakin kuatnya dukungan
bersama anak, hal ini dikarenakan
keluarga
anak
orangtua merasa tidak sendirian dan
lebih
yang
dapat
menyandang
autis
mengawasi
besar
akan
karena
membuat
merupakan anak satu-satunya dan
dapat
ayah memiliki harapan yang tinggi
karena ada tempat bersandar yaitu
terhadap anak.
keluarga
Penerimaan orangtua juga
dipengaruhi
oleh
dan
dapat
menjalani
cobaan
masyarakat
menerima,
yang
akan
dan
memperlakukan orangtua dengan
kuat
anak autis seperti orangtua yang
diberikan
oleh
lainnya
masyarakat
akan
pertolongan
akan
Sedangkan orangtua akan merasa
merasa terbebani dengan memiliki
terbebani apabila masyarakat tidak
anak autis. Keluarga yang dapat
dapat menerima keberadaan anak
menerima anak autis akan berusaha
autis
masyarakat.
dukungan
keluarga
membuat
membantu
keluarga
tabah
Semakin
yang
dan
orangtua
tidak
mencari
informasi
dan
memberikan
kepada
Penerimaan
tentang autis dan berusaha untuk
tergantung
memberi
kepercayaan
nasehat.
akan
Sedangkan
seberapa
orangtua
orangtua.
orangtua
besar
terhadap
masyarakat yang dapat menerima
Tuhan. Menurut Rachmayanti dan
anak
akan
Zulkaida (2007) kepercayaan yang
memperlakukan orangtua seperti
kuat kepada Yang Maha Kuasa
orangtua
berusaha
membuat orangtua yakin bahwa
membantu orangtua untuk menjaga
mereka diberikan cobaan sesuai
anaknya saat bermain, hal tersebut
dengan porsi yang mampu mereka
terjadi pada subjek pada saat anak
hadapi. Dengan keyakinan tersebut,
penyandang
lain
autis
dan
7
mereka
mengupayakan
yang
informan dimana anaknya belum
terbaik untuk anak mereka, dan
dapat berbicara dan anak informan
percaya bahwa suatu saat, anak
yang lain sudah dapat berbicara.
tersebut akan mengalami kemajuan.
Namun, orangtua berusaha untuk
Subjek beranggapan bahwa dengan
sabar
diberikan anak yang menyandang
membimbing anak setiap harinya
autis itu merupakan anugerah dan
seperti makan, melatih berbicara,
cobaan yang diberikan oleh Allah
memakai baju, pergi ketoilet dan
SWT yang harus dijalani dengan
mengajarkan seperti yang telah
baik dan berusaha merawat anak
diterapkan disekolah.
dalam
merawat
dan
dengan baik.
Orangtua
akan
berusaha
KESIMPULAN
untuk merawat anaknya dengan
Berdasarkan
hasil
sabar setiap hari, sehingga orangtua
pembahasan
mengetahui
keadaan
bahwa kedua pasangan orangtua
anak dan perkembangan pada anak,
dapat menerima kondisi anaknya.
yang
Tingkat penerimaan Ayah dan Ibu
akan
bagaimana
bermanfaat
untuk
dapat
disimpulkan
mengetahui apa saja kebutuhan
berbeda-beda
anaknya dan mencari penanganan
dipengaruhi oleh kemampuan dasar
yang tepat untuk anak, selain itu
yang dimiliki setiap anak dan
orangtua juga memahami apa saja
jumlah anak yang dimiliki oleh
kebiasaan-kebiasan yang dilakukan
orangtua.
anak.
mempengaruhi
Dalam merawat anak yang
menyandang
autis
hal
tersebut
Faktor
yang
penerimaan
orangtua yang paling berpengaruh
orangtua
adalah
keluarga,
agama
dan
mengalami kesulitan yang berbeda-
masyarakat. Kedua orangtua cukup
beda karena setiap anak memiliki
berperan mendidik anaknya seperti
kemampuan yang berbeda. Hal ini
mengulang apa yang telah diajarkan
terjadi
di sekolah, mendampingi saat terapi
pada
salah
satu
anak
8
dan saat berada dirumah, mencari
untuk
informasi tambahan dan sharing
melakukan
peneliatan
lanjutan
mengenai
penerimaan
dengan orangtua lainnya dan aktif
orangtua
yang
mengikuti kegiatan yang diadakan
penyandang autis.
memiliki
anak
sekolah seperti seminar
DAFTAR PUSTAKA
SARAN
1.
Bagi Orangtua
Astuti,
I. S. (2007). Sikap
Penerimaan
Orangtu
Terhadap Anaknya Yang
Menyandang Autisme. Jurnal
Psikologi , 1 (1).
Crain,
W.
(2007).
Teori
Perkembangan Konsep Dan
Aplikasinya
(3
ed.).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Diharapkan orangtua untuk
selalu
mendampingi
anaknya,
informasi
tambahan
mencari
tenatang autis dan selalu melakukan
komunikasi dengan pihak sekolah
maupun guru tetang perkembangan
anak.
Selain
orangtua
itu
untuk
diharapkan
terus
Marijani, L. (2003, 07 02).
Penerimaan
Orang
Tua
Secara Ikhlas Terhadap Anak
Penyandang Autis . Dipetik
10
05,
2015,
dari
Puterakembara:
http://puterakembara.org/leny
.htm
belajar
bagaimana untuk mempersiapkan
masa depan bagi anak
2.
Masyarakat
Untuk
masyarakat
supaya
dapat membantu mengawasi anak
Melisa, F. (2013, Maret 30). 112.000
Anak Indonesia Diperkirakan
Menyandang Autis. Dipetik
Juni
27,
2015,
dari
Republika.co.id:
http://www.republika.co.id/be
rita/nasional/umum/13/04/09/
mkz2un-112000-anakindonesia-diperkirakanmenyandang-autisme
penyandang autis saat berada di
luar dan memberikan dukungan
bagi orangtua anak penyandang
autis
3.
Peneliti Lain
Bagi
peneliti
lain
yang
tertarik dengan tema ini dapat
Mulyadi, K., & Sutadi, R. (2014).
Autism Is Curable. Jakarta:
PT Elex Media Komputindo.
menggunakan metode yang berbeda
9
Nevid, J. S., Rathus, S. A., &
Greene, B. (2005). Psikologi
Abnormal (Vol. 5). Jakarta:
Erlangga.
Puspita, D. (2004). Peran Keluarga
Pada Penangangan Individu
Autistik. Dipetik 10 04, 2015,
dari
Komunitas
Puterakembara:
http://komunitasputerakembara.net/joomla/per
an-keluarga-padapenanganan-individuautistik.html
Rachmayanti, S., & Zulkaida, A.
(2007). Penerimaan Diri
Orangtua Terhadap Anak
Autisme Dan Peranannya
Dalam
Terapi
Autisme.
Jurnal Psikologi , I (1).
Subhan, T. S. (2011). Pengaruh
Dimensi-dimensi Religiusitas
Terhadapa
Penerimaan
Orangtua Anak Autis Di
Bekasi Barat. Skripsi .
Sulastrini. (2002, 10 11). Proses
Penerimaan
Orangtua
Terhadap Anaknya Yang
Menyandang Cacat Fisik
Bawaan dan Cacat Fisik
Perolehan. Dipetik 10 04,
2015, dari Digital Library:
http://elib.unikom.ac.id/gdl.p
hp?mod=browse&op=read&i
d=jiptumm-gdl-s1-2002sulastrini-8677-cacat_fisi
10
PENYANDANG AUTIS
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Psikologi
HALAMAN SAMPUL DEPAN
Disusun Oleh :
DWI AGUSTIKASARI
F100 110 132
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
PENERIMAAN ORANGTUA KANDUNG PADA ANAKNYA YANG
PENYANDANG AUTIS
HALAMAN JUDUL
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S1)
Disusun oleh :
DWI AGUSTIKASARI
F 100 110 13
Kepada
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
ii
PENERIMAAN ORANGTUA KANDUNG PADA ANAKNYA YANG
PENYANDANG AUTIS
Yang Diajukan Oleh :
DWI AGUSTIKASARI
F 100 110 132
Telah disetujui untuk dipertahankan
di depan Dewan Penguji
Telah disetujui oleh :
Pembimbing
Dra. Juliani Prsetyaningrum, M.Si
05 Januari 2016
iii
PENERIMAAN ORANGTUA KANDUNG PADA ANAKNYA YANG
PENYANDANG AUTIS
Dwi Agustikasari
Juliani Prasetyaningrum
dwi.agustikasari@gmail.com
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAKSI
Orangtua yang memiliki anak penyandang autis pada awalnya akan merasa
sedih, kecewa dan tidak dapat menerima keadaan anaknya karena mereka
memiliki harapan yang tinggi untuk anak mereka. Orangtua juga akan merasa
kebingungan bagaimana untuk merawatnya karena keterbatasan pengetahuan.
Orangtua yang dapat menerima keadaan anaknya akan melakukan pengobatan
dan perawatan sesuai dengan kondisi anak. Tujuan dari penelitian ini adalah
mendiskripsikan tentang penerimaan orangtua kandung terhadap anaknya yang
penyandang autis. Informan berjumlah 2 pasangan suami istri, pemilihan
informan menggunakan purposive sampling dengan karakteristik usia 26-40
tahun, pendidikan terakhir orangtua SMA, memiliki anak penyandang autis, usia
anak tersebut 4-7 tahun. Hasil penelitian yang didapat bahwa kedua pasangan
orangtua dapat menerima kondisi anaknya. Tingkat penerimaan Ayah dan Ibu
berbeda-beda hal tersebut dipengaruhi oleh kemampuan dasar yang dimiliki setiap
anak dan jumlah anak yang dimiliki oleh orangtua. Faktor yang mempengaruhi
penerimaan orangtua yang paling berpengaruh adalah keluarga, agama dan
masyarakat. Kedua orangtua cukup berperan mendidik anaknya seperti mengulang
apa yang telah diajarkan di sekolah, mendampingi saat terapi dan saat berada
dirumah, mencari informasi tambahan dan sharing dengan orangtua lainnya dan
aktif mengikuti kegiatan yang diadakan sekolah seperti seminar
Kata Kunci : penerimaan orangtua, anak penyandang autis
iv
ACCEPTANCE OF BIOLOGICAL PARENT TOWARDS THEIR CHILDREN
WHO BEAR AUTISM
Dwi Agustikasari
Juliani Prasetyaningrum
dwi.agustikasari@gmail.com
Faculty of Psychology
Muhammadiyah University of Surakarta
ABSTRACT
Parents who have children with autism will initially feel sad, disappointed
and can not accept their children because they have high expectations for their
children. Parents will also feel confused how to take care of them because of the
limitations of knowledge. Parents who can accept their children will do the
treatment and care based on the child's condition. The purpose of this study is to
describe about the acceptance of the biological parents toward their children's
autism. Informants are 2 couples (husband and wife), the choice of informants
using purposive sampling with the characteristics of the age 26-40 years, the last
education of parent is high school, having a child with autism, the child ages 4-7
years. The results of the study found that both couple can accept their children
condition. Mom and Dad acceptance level is different it is influenced by the basic
abilities of every child and the amount of children they have. The most influential
factors that affect an acceptance are family, religion and society. Both parents
quite a role to educate their children as to repeat what has been taught in school,
to accompany while treatment and being at home, looking for additional
information and sharing with other parents and actively participates in school
activities such as seminars held
Keywords: acceptance of parents, children with autism
v
menerima kenyataan tersebut, dan
PENDAHULUAN
Menurut
Bina
yang terakhir tapi berbahaya adalah
Kementerian
malu. Ada masa orang tua harus
Kesehatan, Diah Setia diperkirakan
merenung dan tidak mengetahui
terdapat 112.000 anak di Indonesia
tindakan tepat apa yang harus
menyandang autisme, pada rentang
diperbuat. Tidak sedikit orang tua
usia sekitar 5-19 tahun (Melisa,
yang
2013). Autisme biasanya terdeteksi
terbuka mengenai keadaan anaknya
sebelum anak berusia dua setengah
kepada teman, tetangga, bahkan
tahun. Orangtua yang memiliki
keluarga dekat sekalipun, kecuali
anak autis akan merasa sedih dan
kepada dokter yang menangani
kecewa, hal ini sesuai dengan
anaknya itu. Ada juga sebagian
pendapat Puspita (2004) bahwa
kecil orang tua yang kemudian
reaksi pertama orangtua ketika
menyalahkan Tuhan dan berpikir
mengetahui
kenapa "nasib buruk" itu menimpa
Kesehatan
Direktur
Jiwa
anaknya
dikatakan
mengalami gangguan autis adalah
tidak
percaya,
shock,
kemudian
memilih
tidak
diri mereka.
sedih,
Disisi
lain
anak
autis
kecewa, merasa bersalah, marah,
memiliki kemampuan atau potensi
dan
akan
yang menonjol pada bidang tertentu
merasa sedih dan kecewa karena
yang apabila di kembangkan dapat
mereka memiliki harapan yang
memperoleh prestasi yang baik.
tinggi
Untuk
menolak.
terhadap
Orangtua
anak
mereka,
mengembangkan
potensi
sehingga mereka pada awalnya
yang dimiliki oleh anak autis maka
menolak. Menurut Marijani (2003)
penanganannya
pada saat menerima diagnosis dari
sejak dini dan harus dilakukan
dokter mengenai keadaan anak kita
dengan
sebagai penyandang autis, reaksi
pengembangan
pertama-tama orangtua pasti sedih,
orang tua memiliki peranan yang
bingung,
sangat penting, karena orangtua
ada
rasa
tidak
mau
1
harus
intensif.
potensi
dilakukan
Dalam
tersebut
perlu memahami bahwa anak autis
Anak
Penyandang
Autisme
dapat mencapai pertumbuhan yang
adalah
optimal
dengan
gangguan perkembangan pervasif
penanganan yang baik. Orang tua
yang ditandai dengan kegagalan
memiliki peran dominan dalam
untuk berhubungan dengan orang
upaya
lain dan terlihat hidup di dunianya
jika
didukung
penyembuhan,
orangtua
anak
yang
mengalami
dituntut mengerti hal-hal seputar
sendiri,
terbatasnya
autisme dan mampu mengorganisir
bahasa,
perilaku
kegiatan terapi penyembuhan untuk
terganggu, gangguan intelektual,
anaknya.
orangtua
dan tidak menyukai perubahan
melakukan pendampingan secara
dalam lingkungan (Nevid, Rathus,
langsung terus menerus terhadap
& Greene, 2005)
anak
Setidaknya
penyandang
autis
kemampuan
motorik
yang
dalam
Menurut Lovaas (1973) yang
proses pengajaran maupun proses
dikutip oleh Crain, 2007 anak
penyembuhan
karena
dengan
penyandang autis adalah anak yang
pendampingan
dari
orangtua
sehat secara fisik, namun berbeda
tersebut akan berpengaruh terhadap
secara dramatis dari anak-anak
perkembangan anak tersebut.
normal dalam hal yang lain. Anak
Dari pembahasan di atas
maka
penulis
menyandang
autis
akan
untuk
menjauhkan diri dari pergaulan
tentang
sosial secara ekstrem, tidak mau
bagaimana penerimaan orangtua
berinteraksi dengan orang lain sama
kandung terhadap anaknya yang
sekali.
penyandang autis.
hubungan dengan mereka, maka
melakukan
tertarik
yang
penelitian
Tujuan dari penelitian ini
adalah
untuk
Jika
ingin
menjalin
anak-anak autis akan menghindari
mengetahui
kontak mata atau melihat lurus.
bagaimana penerimaan orangtua
Menurut Mulyadi & Sutadi
kandung terhadap anaknya yang
(2014) Autisme adalah gangguan
penyandang autis.
perkembangan nerobiologi yang
2
luas pada anak. Gangguan ini
dengan
menimbulkan masalah untuk anak,
mendidik dan mengasuh dengan
dalam
baik. Orangtua yang memiliki anak
hal
menjalin
berkomunikasi
hubungan
lingkungan.
dan
dengan
Akibatnya,
autis
anak
akan
merawat,
memahami
kondisi,
emosional, dan komunikasi anak-
autistik tidak dapat berinteraksi
anak mereka.
dengan siapa pun secara berarti,
karena
mencintai,
Menurut
ketidakmampuan
Sulastrini
(2002)
Penerimaan orang tua terhadap
memahami apa yang dimaksud
anak
orang lain.
terhadap statusnya sebagai orang
Dari
uraian di
disimpulkan
atas dapat
bahwa
adalah
perasaan
senang
tua yang ditandai oleh perhatian
anak
dan kasih sayang, memberikan
penyandang autis adalah anak yang
waktu untuk berperan serta dalam
mengalami
kegiatan anak, tidak mengharapkan
gangguan
perkembangan perfasiv yang hidup
terlalu
didalam dunianya sendiri, sulit
memperlakukan anak seperti anak
untuk berkomunikasi dan tidak
yang lain, serta tidak menjauhkan
dapat berhubungan dengan orang
anak dari pergaulan masyarakat
lain, menghindari kontak mata jika
luas.
ingin menjalin hubungan.
banyak
pada
anak,
Dari pengertian di atas dapat
Menurut
Subhan
(2011)
disimpulkan
penerimaan
orangtua
adalah
orangtua adalah sikap orangtua
perhatian, cinta dan kasih sayang
terhadap anak yang menunjukkan
serta sikap pengertian dari orangtua
kasih sayang, perawatan, mendidik
yang ditunjukkan dengan sikap
dan perhatian yang besar. Orangtua
yang
akan memperlakukan anak seperti
penuh
bahagia
dalam
mengasuh anak.
bahwa
penerimaan
anak yang lain, berperan serta
Menurut
Astuti
(2007)
penerimaan
orangtua
ditandai
dalam
kehidupan
sehari-hari,
meenyediakan kebutuhan sehari3
hari anak, tidak menjauhkan dari
3. Menyadari apa yang bisa dan
lingkungan masyarakat dan tidak
belum bisa dilakukan anak
mengharpakan terlalu banyak pada
Menurut Danuatmaja (2003)
anak.
yang dikutip Rachmayanti &
Menurut
Zulkaidah
Rachmayanti
(2007)
merupakan
berikut
dan
Zulkaidah
(2007)
dengan
ini
menyadari apa yang bisa dan
bentuk-bentuk
belum bisa dilakukan, akan
penerimaan orangtua :
membuat orangtua lebih mudah
1. Memahami keadaan anak apa
untuk
adanya
Artinya
menceritakan
kondisi
kepada guru, terapis maupun
orangtua
dapat
dokter
sehingga
akan
memahami
kelebihan
dan
kekurangan
anaknya.
Dari
mengevalusi kondisi anak dan
kekurangan
dapat mempengaruhi kondisi
kelebihan
dan
tersebut
orangtua
mengetahui
apa
mempermudah
akan
anak.
kebutuhan
4. Memahami penyebab perilaku
yang diperlukan oleh sang anak
2. Memahami
untuk
baik dan buruk
kebiasaan-
Ketika anak cenderung sulit
kebiasaan anak
untuk diarahkan orangtua akan
Artinya orangtua akan selalu
berusaha
memperhatikan perilaku sehari-
bersikap tegas. Ketika anak
hari anak, maupun bertanya
autis bersikap buruk karena
kepada orang lain baik itu
bosan atau tidak dalam mood
pengasuh atau guru sehingga
yang
orangtua paham apa keinginan
berperilaku baik maka orangtua
dan kemauan anak penyandang
akan
autis yang kadang sulit untuk
berupa pelukan, ciuman atau
dimengerti
tepuk tangan.
4
baik.
mencegah
Ketika
memberikan
dan
anak
reward
5. Membentuk ikatan batin yang
koran yang mengulas seputar
kuat yang akan diperlukan
autis dan mengikuti seminar
dalam kehidupan depan.
seputar autis.
Guna membentuk ikatan batin
Menurut
Rachmayanti
yang kuat yang dilakukan oleh
Zulkaidah
orangtua
mempengaruhi
seperti
bermain
(2007)
faktor
&
yang
penerimaan
dengan anak, tidur bersama
orangtua adalah sebagai berikut :
anak, mengajak anak jalan-
1. Dukungan dari Keluarga Besar
jalan,
2. Kemampuan
ketika
mengurus
anak
libur
segala
yang
dan
keperluan
belum
keluarga
bisa
3. Latar belakang agama
dilakukan sendiri oleh anaknya.
6. Mengupayakan
penanganan
4. Sikap
alternatif
sesuai
keuangan
para
ahli
yang
mendiagnosa anaknya
dengan
5. Tingkat pendidikan suami dan
kebutuhan anak.
istri
Orangtua yang dapat menerima
6. Status perkawinan
keadaan
anaknya
akan
7. Sikap masyarakat umum
malakukan
konsultasi
pada
8. Usia masing-masing orangtua
dokter dengan membawa anak
9. Sarana penunjang
mereka sehingga dokter dapat
langsung
melihat
keadaan
METODE PENELITIAN
anaknya sekarang atau mencari
Penelitian ini menggunakan
terapi yang dapat membantu
metode penelitian kualitatif dengan
proses penyembuhan anaknya.
metode
7. Memperkaya
pengetahuan
pengumpulan
menggunakan
tentang autis
wawancara
data
dan
observasi.
Orangtua akan mencari terapi
Informan yang digunakan
yang sesuai dengan kebutuhan
berjumlah 2 pasang suami istri.
anak melalui buku, majalah,
Pemilihan informan mengggunakan
5
purposive
sampling.
Melalui
kandungan. Sedangkan orangtua
purposive
sampling,
informan
yang memiliki anak yang berjumlah
dipilih berdasarkan kriteria usia 26-
lebih dari satu akan lebih mudah
40
menerima keadaan anaknya karena
tahun,
orangtua
pendidikan
SMA,
penyandang
terakhir
memiliki
autis,
usia
anak
orangtua memiliki tanggung jawab
anak
yang lain, meskipun memiliki anak
tersebut 4-7 tahun.
kembali,
Teknik analisis data yang
orangtua
merawat
tetap
anaknya
harus
yang
digunakan menggunakan analisis
menyandang autis. Hal ini terjadi
deskriptif. Hasil wawancara dan
pada
observasi
dikelompokkan,
meskipun memiliki anak autis dan
kemudian memberikan coding dan
memiliki anak normal orangtua
kategorisasi untuk mendeskripsikan
tetap memperhatikan anak yang
tema-tema yang muncul kemudian
menyandang autis dan berusaha
digunakan
memberitahu
untuk
menjawab
pertanyaan penelitian.
satu
pasangan
keadaan
informan
kakaknya
terhadap adiknya.
Penerimaan antara Ayah dan
Ibu berbeda, karena antara ayah dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penerimaan
orangtua
ibu
memiliki
waktu
bersama
tergantung pada jumlah anak yang
dengan anak yang berbeda. Ayah
dimiliki oleh orangtua. Orangtua
biasanya memiliki waktu yang
yang memiliki anak tungal dan
terbatas dengan anak dikarenakan
menyandang autis akan lebih sulit
pekerjaan yang harus dilakukan,
menerima keadaan anaknya karena
sehingga ayah akan lebih sulit
orangtua memiliki harapan yang
untuk menerima keadaan anaknya.
lebih terhadap anaknya, hal tersebut
Sedangkan Ibu sebagai Ibu rumah
terjadi pada salah satu informan
tangga akan selalu bersama dengan
yang telah mempersiapkan segala
anaknya dan yang merawat setiap
hal sejak anak masih didalam
harinya. Namun pada informan
6
penelitian didapatkan hal yang
bermain diluar para tetangga ikut
berbeda dikarenakan ayah yang
membantu
bekerja
menerima
mereka telah mengetahui keadaan
keadaan anaknya daripada ayah
anak. Rachmayanti dan Zulkaida
yang tidak bekerja dan setiap hari
(2007) semakin kuatnya dukungan
bersama anak, hal ini dikarenakan
keluarga
anak
orangtua merasa tidak sendirian dan
lebih
yang
dapat
menyandang
autis
mengawasi
besar
akan
karena
membuat
merupakan anak satu-satunya dan
dapat
ayah memiliki harapan yang tinggi
karena ada tempat bersandar yaitu
terhadap anak.
keluarga
Penerimaan orangtua juga
dipengaruhi
oleh
dan
dapat
menjalani
cobaan
masyarakat
menerima,
yang
akan
dan
memperlakukan orangtua dengan
kuat
anak autis seperti orangtua yang
diberikan
oleh
lainnya
masyarakat
akan
pertolongan
akan
Sedangkan orangtua akan merasa
merasa terbebani dengan memiliki
terbebani apabila masyarakat tidak
anak autis. Keluarga yang dapat
dapat menerima keberadaan anak
menerima anak autis akan berusaha
autis
masyarakat.
dukungan
keluarga
membuat
membantu
keluarga
tabah
Semakin
yang
dan
orangtua
tidak
mencari
informasi
dan
memberikan
kepada
Penerimaan
tentang autis dan berusaha untuk
tergantung
memberi
kepercayaan
nasehat.
akan
Sedangkan
seberapa
orangtua
orangtua.
orangtua
besar
terhadap
masyarakat yang dapat menerima
Tuhan. Menurut Rachmayanti dan
anak
akan
Zulkaida (2007) kepercayaan yang
memperlakukan orangtua seperti
kuat kepada Yang Maha Kuasa
orangtua
berusaha
membuat orangtua yakin bahwa
membantu orangtua untuk menjaga
mereka diberikan cobaan sesuai
anaknya saat bermain, hal tersebut
dengan porsi yang mampu mereka
terjadi pada subjek pada saat anak
hadapi. Dengan keyakinan tersebut,
penyandang
lain
autis
dan
7
mereka
mengupayakan
yang
informan dimana anaknya belum
terbaik untuk anak mereka, dan
dapat berbicara dan anak informan
percaya bahwa suatu saat, anak
yang lain sudah dapat berbicara.
tersebut akan mengalami kemajuan.
Namun, orangtua berusaha untuk
Subjek beranggapan bahwa dengan
sabar
diberikan anak yang menyandang
membimbing anak setiap harinya
autis itu merupakan anugerah dan
seperti makan, melatih berbicara,
cobaan yang diberikan oleh Allah
memakai baju, pergi ketoilet dan
SWT yang harus dijalani dengan
mengajarkan seperti yang telah
baik dan berusaha merawat anak
diterapkan disekolah.
dalam
merawat
dan
dengan baik.
Orangtua
akan
berusaha
KESIMPULAN
untuk merawat anaknya dengan
Berdasarkan
hasil
sabar setiap hari, sehingga orangtua
pembahasan
mengetahui
keadaan
bahwa kedua pasangan orangtua
anak dan perkembangan pada anak,
dapat menerima kondisi anaknya.
yang
Tingkat penerimaan Ayah dan Ibu
akan
bagaimana
bermanfaat
untuk
dapat
disimpulkan
mengetahui apa saja kebutuhan
berbeda-beda
anaknya dan mencari penanganan
dipengaruhi oleh kemampuan dasar
yang tepat untuk anak, selain itu
yang dimiliki setiap anak dan
orangtua juga memahami apa saja
jumlah anak yang dimiliki oleh
kebiasaan-kebiasan yang dilakukan
orangtua.
anak.
mempengaruhi
Dalam merawat anak yang
menyandang
autis
hal
tersebut
Faktor
yang
penerimaan
orangtua yang paling berpengaruh
orangtua
adalah
keluarga,
agama
dan
mengalami kesulitan yang berbeda-
masyarakat. Kedua orangtua cukup
beda karena setiap anak memiliki
berperan mendidik anaknya seperti
kemampuan yang berbeda. Hal ini
mengulang apa yang telah diajarkan
terjadi
di sekolah, mendampingi saat terapi
pada
salah
satu
anak
8
dan saat berada dirumah, mencari
untuk
informasi tambahan dan sharing
melakukan
peneliatan
lanjutan
mengenai
penerimaan
dengan orangtua lainnya dan aktif
orangtua
yang
mengikuti kegiatan yang diadakan
penyandang autis.
memiliki
anak
sekolah seperti seminar
DAFTAR PUSTAKA
SARAN
1.
Bagi Orangtua
Astuti,
I. S. (2007). Sikap
Penerimaan
Orangtu
Terhadap Anaknya Yang
Menyandang Autisme. Jurnal
Psikologi , 1 (1).
Crain,
W.
(2007).
Teori
Perkembangan Konsep Dan
Aplikasinya
(3
ed.).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Diharapkan orangtua untuk
selalu
mendampingi
anaknya,
informasi
tambahan
mencari
tenatang autis dan selalu melakukan
komunikasi dengan pihak sekolah
maupun guru tetang perkembangan
anak.
Selain
orangtua
itu
untuk
diharapkan
terus
Marijani, L. (2003, 07 02).
Penerimaan
Orang
Tua
Secara Ikhlas Terhadap Anak
Penyandang Autis . Dipetik
10
05,
2015,
dari
Puterakembara:
http://puterakembara.org/leny
.htm
belajar
bagaimana untuk mempersiapkan
masa depan bagi anak
2.
Masyarakat
Untuk
masyarakat
supaya
dapat membantu mengawasi anak
Melisa, F. (2013, Maret 30). 112.000
Anak Indonesia Diperkirakan
Menyandang Autis. Dipetik
Juni
27,
2015,
dari
Republika.co.id:
http://www.republika.co.id/be
rita/nasional/umum/13/04/09/
mkz2un-112000-anakindonesia-diperkirakanmenyandang-autisme
penyandang autis saat berada di
luar dan memberikan dukungan
bagi orangtua anak penyandang
autis
3.
Peneliti Lain
Bagi
peneliti
lain
yang
tertarik dengan tema ini dapat
Mulyadi, K., & Sutadi, R. (2014).
Autism Is Curable. Jakarta:
PT Elex Media Komputindo.
menggunakan metode yang berbeda
9
Nevid, J. S., Rathus, S. A., &
Greene, B. (2005). Psikologi
Abnormal (Vol. 5). Jakarta:
Erlangga.
Puspita, D. (2004). Peran Keluarga
Pada Penangangan Individu
Autistik. Dipetik 10 04, 2015,
dari
Komunitas
Puterakembara:
http://komunitasputerakembara.net/joomla/per
an-keluarga-padapenanganan-individuautistik.html
Rachmayanti, S., & Zulkaida, A.
(2007). Penerimaan Diri
Orangtua Terhadap Anak
Autisme Dan Peranannya
Dalam
Terapi
Autisme.
Jurnal Psikologi , I (1).
Subhan, T. S. (2011). Pengaruh
Dimensi-dimensi Religiusitas
Terhadapa
Penerimaan
Orangtua Anak Autis Di
Bekasi Barat. Skripsi .
Sulastrini. (2002, 10 11). Proses
Penerimaan
Orangtua
Terhadap Anaknya Yang
Menyandang Cacat Fisik
Bawaan dan Cacat Fisik
Perolehan. Dipetik 10 04,
2015, dari Digital Library:
http://elib.unikom.ac.id/gdl.p
hp?mod=browse&op=read&i
d=jiptumm-gdl-s1-2002sulastrini-8677-cacat_fisi
10