Strategi Dakwah Front Anti Pemurtadan Bekasi (Fapb) Dalam Menghadapi Konversi Agama Kristen Di Bekasi

STRATEGI DAKWAH FRONT ANTI PEMURTADAN BEKASI
(FAPB) DALAM MENGHADAPI KONVERSI AGAMA
KRISTEN DI BEKASI
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam
(S.Kom.I)

Oleh:
SONY ISKANDAR
NIM : 1110051000188

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2014 M

LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah penulis skripsi yang berjudul

“Strategi Dakwah Front Anti Pemurtadan Bekasi (FAPB) Dalam
Menghadapi Konversi Agama Kristen Di Bekasi”, dengan ini saya menyatakan
bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan meraih gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti karya saya ini hasil plagiat (jiplakan) karya
orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas
Islam Negeri (UIN) Jakarta.
Demikian lembar pernyataan ini dibuat, sehingga dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya. Terima kasih.

Cileungsi, 7 Desember 2014

Sony Iskandar

STRATEGI DAKWAH FRONT ANTI PEMURTADAN BEKASI

(FAPB) DALAM MENGHADAPI KONVERSI AGAMA
KRISTEN DI BEKASI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

Sony Iskandar
NIM. 1110051000188

Di Bawah Bimbingan

Drs. Jumroni, M.Si
NIP. 196305151992031006

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2014 M

ABSTRAK
Sony Iskandar
Strategi Dakwah Front Anti Pemurtadan Bekasi (FAPB) Dalam Menghadapi
Konversi Agama Kristen Di Bekasi.
Setiap agama pasti mempunyai misi untuk menyebarkan agamanya
masing-masing, dalam agama Islam penyebaran agamanya disebut dakwah
sedangkan dalam agama Kristen disebut dengan konversi agama Kristen atau
misionaris. Konversi agama Kristen adalah proses masuk dan tersebarnya
pengaruh Kristen di kawasan tertentu. Konversi agama kristen di Indonesia dapat
diartikan sebagai proses pengkristenan yang terjadi di Indonesia. Akhir-akhir ini
gerakan konversi agama kristen terhadap umat lslam yang dilancarkan oleh para
missionaris semakin agresif, baik melalui cara yang halus sampai kepada cara
yang kasar. Melihat kenyataan ini, umat islam di Indonesia pada khususnya tentu
saja tidak berpangku tangan melihat kenyataan yang ada, berbagai langkah
mereka tempuh dalam memerangi konversi agama kristen. Upaya yang dilakukan
bersifat personal maupun organisasi, salah satu organisasi dakwah yang berperan

penting dalam hal ini adalah Front Anti Pemurtadan Bekasi (FAPB) yang pertama
kali berdiri pada tahun 2008.
Dari pernyataan di atas penulis menyusun pertanyaan guna memudahkan
proses penelitian, yaitu apa saja bentuk-bentuk konversi agama Kristen di Bekasi?
Bagaimana strategi dakwah Front Anti Pemurtadan Bekasi dalam menghadapi
konversi agama kristen di Bekasi? Strategi dakwah apa yang paling dominan
dilakukan oleh FAPB dalam menghadapi konversi agama Kristen di Bekasi?
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis data bersifat
deskriptif, yaitu metode yang berfungsi sebagai prosedur penelusuran masalah
yang diteliti dengan menggambarkan subjek dan objek penelitian bedasarkan fakta
yang ada. Sedangkan teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi,
wawancara dan dokumentasi.
Adapun strategi dakwah FAPB dalam menghadapi konversi agama kristen di
Bekasi adalah dengan merumuskan strategi dakwah, dalam perumusan strategi
dakwah FAPB membuka posko pengaduan, melakukan investigasi dan verifikasi,
serta melakukan koordinasi dengan pemerintah dan aparat. Setelah merumuskan
strategi dakwah maka yang dilakukan FAPB selanjutnya adalah implementasi di
lapangan dengan melaksanakan beberapa program yang sudah direncanakan oleh
FAPB. Untuk menjaga keseimbangan dan sinkronisasi di antara keduanya maka
diperlukan evaluasi. Manfaat evaluasi dapat mengetahui kekurangan-kekurangan

yang ada, selain itu juga memberikan penilaian terhadap apa yang telah di
lakukan.
Kata Kunci : strategi, dakwah, FAPB, Kristen, dan konversi.

i

ii

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT Dzat Maha
Sempurna yang senantiasa menyempurnakan kenikmatan kepada hamba-Nya,
dengan segala karunia-Nya penulis akhirnya mampu menyelesaikan penelitian ini.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada nabi besar kita Nabi
Muhammad SAW beserta para sahabatnya dan keluarganya.
Penulis menyadari bahwa tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini tanpa
bantuan dari pihak lain. Semua karena bimbingan, nasehat dan motivasi dari
semua pihak yang diberikan kepada penulis.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang disusun untuk melengkapi salah satu
syarat yang telah ditentukan dalam menempuh program studi Strata (S1) pada
jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selanjutnya, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1.

Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA., Bapak Suparto Ph.D,
ME.d. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Bapak Drs. Jumroni, M.Si.
selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Bapak Dr. H. Sunandar,
M.Ag. selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.

2.

Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Bapak Rachmat Baihaky, MA. dan Sekretaris Jurusan KPI
Ibu Fita Fathurokhmah, M.Si. yang membantu penulis dalam menjalankan
proses birokrasi yang ada, serta Bapak Fatoni yang telah banyak membantu
penulis dalam hal birokrasi untuk menempuh ujian skripsi ini.

3.


Bapak Drs. Jumroni, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak meluangkan waktu, membimbing penulis dalam membuat skripsi
yang baik dan benar.

4.

Ibu Dra. Hj. Jundah, MA. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan arahan kepada penulis, Terima Kasih.

iii

5.

Seluruh Dosen dan Staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, atas segala pengetahuan dan
pengalaman berharga sehingga penulis bisa menyelesaikan studi di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.

6.


Seluruh Staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan
Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu
penulis untuk mencari bahan referensi penelitian ini.

7.

Ayahanda dan Ibunda saya tercinta, bapak Mulyawireja Dasuki dan ibu
Sumarni yang kasih dan sayangnya tidak pernah berkurang kepada penulis
dan ingin melihat anaknya menjadi sarjana, terima kasih atas dukungan,
prngorbanannya, kepercayaannya, serta doanya selama ini. Semoga engkau
tetap dalam ridho Allah SWT dan diperpanjang umurnya untuk selalu taat
beribadah kepada-Nya.

8.

Kakak-kakak saya tercinta nun jauh di sana, teh Supriyanti dan aa Supriyanto
yang selalu mendoakan saya setiap kali ujian semester di kampus tiba.

9.


Guru-guru saya tercinta, Ustadz Dayat Pamungkas, Ustadz Badru Tamam,
dan Ustadz Dede Suhendar yang tak pernah bosan memberikan saya motivasi
termasuk dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Ustadz Abu Al-Izz selaku Narasumber dan juga ketua umum Front Anti
Pemurtadan Bekasi yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan
data-data untuk melengkapi skripsi ini.
11. Para sahabat saya KPI F angkatan 2010, Ahmad Ziaul Fitrahudin, Aris
Suyitno, Rendi Adityawarman, Mochammad Kahfi, Yusra Nuryazmi, Maria
Safitri, Mohammad Fahmi Al-mansuri, Sendi Darlis Aditiya yang selalu
memberikan kebahagiaan, kesenangan dan keceriaan, serta mau berbagi
kesedihan dan kesusahannya selama empat tahun ini. Dukungan dan motivasi
dari kalian sangatlah penting untuk saya. Keep Together Forever, Gengs!
12. Untuk teman-teman saya di Pesantren Miftahul Huda, Muhammad Algifari,
Rama Ramdani, Gofururrahim, dan Bagus Erlangga Suwardika, yang selalu
mengajak saya refreshing bermain PES 2014 jika saya sedang menemukan
kesulitan dalam menyelesaikan skripsi ini.

iv


13. Keluarga bapak Bulloh Maulana yang sudah saya anggap seperti keluarga
saya sendiri, saya haturkan terima kasih banyak atas doa yang selama ini
diberikan kepada saya, terutama doa agar saya segera merampungkan skripsi
ini.
14. Teman-teman yang sudah saya anggap saudara sendiri, Sendi (Dodos),
Sujatna (Uje) dari klub vespa Mania Vespa Cilendek (MVC). Tubagus Restu
Fauzi (Kang Tebe) dari komunitas Linkin Park Indonesia. Muhammad Ilham
(Embe), Muhammad Mustopa (Ope). Serta Fahrurriadi Setiawan, Fariz
Zulfikar, dan Muhammad Dena Setiawan yang selalu berbagi canda dan tawa,
serta kawan-kawan sekalian yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu.
Akhirnya, saat ini Penulis hanya bisa membalas dengan doa dan doa, semoga
semua pihak yang telah memberi perhatian dan membantu atas kelancaran studi
penulis untuk meraih gelar sarjana mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah
SWT, serta hajatnya dikabulkan, dan mohon maaf apabila ada kata-kata atau
penulisan dalam skirpsi ini yang salah. Penulis mengakui banyak sekali kekurang
dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritikan dan masukan yang konstruktif
sangat penulis harapkan bagi siapa saja yang mau membantu untuk
menyempurnakannya.


Cileungsi, 10 Januari 2015

Penulis

v

DAFTAR ISI
ABSTRAK………………………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………......v
BAB I

PENDAHULUAN………………………………………………………1
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Latar Belakang Masalah………………………………………..........1
Batasan Dan Rumusan Masalah………………………………..........8
Tujuan Penelitian…………………………………………………..10
Manfaat Penelitian…………………................................................10
Tinjauan Pustaka………………………………………...................11
Metodelogi Penelitian……………………………………………...12
Sistematika penulisan………………………………………………16

BAB II LANDASAN TEORITIS……………………………………………...18
A. Dakwah………………………………………………………….....18
1. Pengertian Dakwah………………………………………….....18
2. Hukum Dakwah Islam………………………………………….21
3. Unsur-Unsur Dakwah Islam……………………………………22
B. Strategi…………………………………………………………......33
1. Pengertian Strategi…………………………………………......33
2. Tahapan-Tahapan Strategi…………………………………......35
3. Strategi Dakwah…………………………..................................36
C. Konversi Agama Kristen…………………………………………...40
BAB III GAMBARAN UMUM FRONT ANTI PEMURTADAN
BEKASI (FAPB)……………………………………………….……..46
A.
B.
C.
D.
E.

FAPB Dan Misinya………………………………………………...46
Sejarah Berdirinya FAPB………………………………………….47
Maksud Dan Tujuan Didirikannya FAPB…………..……………..49
Ormas Yang Berafiliasi Dengan FAPB………………..…………..55
Susunan Kepengurusan FAPB……………………………………..56

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA…………………………………58
A. Perumusan Strategi Dakwah Front Anti Pemurtadan
Bekasi (FAPB) Dalam Menghadapi Konversi Agama
Kristen Di Bekasi………..…………………………………………58
B. Implementasi Strategi Dakwah Front Anti Pemurtadan
Bekasi (FAPB) Dalam Menghadapi Konversi Agama
Kristen Di Bekasi ……………………………………….................60
A. Evaluasi Strategi Dakwah Front Anti Pemurtadan
Bekasi (FAPB) Dalam Menghadapi Konversi Agama
Kristen Di Bekasi…………………………………………………..67

vi

BAB V PENUTUP………………………………………………………….....73
A. Kesimpulan………………………………………………………...73
B. Saran…………………………………………………………….....74
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..76
LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Setiap agama pasti mempunyai misi untuk menyebarkan agamanya
masing-masing, dalam agama Islam penyebaran agamanya disebut dakwah
sedangkan dalam agama Kristen disebut dengan konversi agama Kristen atau
misionaris.
Konversi agama Kristen adalah proses masuk dan tersebarnya
pengaruh Kristen di kawasan tertentu. Konversi agama Kristen di Indonesia
dapat diartikan sebagai proses pengkristenan yang terjadi di Indonesia.1 Akhirakhir ini gerakan konversi agama Kristen terhadap umat lslam yang
dilancarkan oleh para missionaris semakin agresif, baik melalui cara yang
halus sampai kepada cara yang kasar. Menurut Abu Deedat Syihab, strategi
misi Kristen dapat disebut sebagai "Segitiga Imperialisme'' yang memuat
sembilan strategi penghancuran kaum muslimin. Cara-cara tersebut adalah
pemiskinan, penguasaan aset-aset ekonomi, penguasaan kekayaan alam,
penguasaan aset

informasi,

penguasaan

sistem politik dan hukum,

penghancuran moral, deislamisasi, penghancuran militansi Islam dan konversi
agama atau pemurtadan agama.2
Indonesia merupakan pusat gerakan konversi agama Kristen untuk
wilayah Asia Pasifik. Informasi ini dapat diketahui melalui hasil seminar
1

Andy Dermawan, Metodologi Ilmu Dakwah, (Yogyakarta: LESFI 2002), h. 199
Abu Deedat Syihab, Membongkar Gerakan Pemurtadan Umat Islam : Dokumen
Kristenisasi, (Jakarta: Pustaka Tazkiya Az Zahra, 2005), h. 5
2

1

2

kerjasama Global Mission Singapure and Galilea Ministry Indonesia di Hotel
Shangrila Jakarta pada tanggal 9-12 Juni 1998. Pendeta George Anatorae dari
The Lord Family Church sebagaimana dikutip oleh Yusuf lsmail Al Hadid
dalam bukunya yang berjudul Menghalau Missionoris dan Misi Sucinya
Mengkristenkan Dunia mempresentasikan bahwa Indonesia akan dijadikan
pusat perkembangan Kristen di Asia Pasifik.3
Saat ini konversi agama kristen menjadi salah satu masalah yang
sangat kritis bagi kaum muslimin karena merekalah yang menjadi sasaran
utama para misionaris dalam menjalankan aksinya. Bahkan kini aksi mereka
bukan saja aksi yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi namun lebih dari
itu mereka kini menjalankan aksinya secara terang terangan dan sangat
terorganisir.
Adapun beberapa kasus konversi agama Kristen yang pernah terjadi di
Bekasi adalah sebagai berikut :
Baptis massal terhadap anak-anak SD berkedok program Mobil Pintar.
Mobil Pintar sebenarnya adalah program yang digagas mantan Ibu Negara Ani
Yudhoyono dan istri-istri Kabinet Indonesia Bersatu II. Mobil Pintar ini
melakukan aksinya di beberapa SD di Bekasi di antaranya adalah SD Islam
Al-Hikmah Mangunjaya, SDN Mangunjaya 01, SDN Mangunjaya 05, SDN
Mekarsari 03, SDN Mekarsari 06, SDN Mekarsari 07, SDN Mekarsari 08.
Dalam aksinya, belasan misionaris ini menyebarkan kekristenan
melalui cerita-cerita, renungan dan lagu-lagu Kristen. Yang membuat resah
3

Yusuf Ismail Hadid, Menghalau Missionaris dan Misi Sucinya Mengkristenkan Dunia,
(Yogyakarta: Pustaka Fahima, 2005), h. 201

3

pihak sekolah, para misionaris ini membagi-bagikan tas dan alat tulis bercorak
Kristen yang memuat ayat-ayat Bibel. Prosesi puncaknya, para misionaris itu
melakukan doa pemberkatan dan menciprati siswa-siswi SD dengan air yang
mereka yakini sebagai air suci.4
Kasus-kasus konversi agama kristen di Bekasi sendiri hampir sama
dengan beberapa kasus lainnya di berbagai daerah namun Bekasi lebih sering
digegerkan oleh adanya gereja-gereja illegal. Maraknya gereja ilegal yang
menempati bangunan pertokoan, swalayan dan rumah makan ,membuat warga
resah karena pembangunan dan pembentukan gereja akan menjadi masalah
jika dilakukan di tengah-tengah masyarakat yang mayoritas beragama Islam.5
Oleh karena itulah, pada 1969 dikeluarkan SKB (Surat Keputusan
Bersama) Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 01/BER/MDNMAG/1969. Peraturan ini diperbarui pada 2006 dengan dikeluarkannya
peraturan bersama menteri agama dan menteri dalam negeri No. 9 εt 8/2006.
Oleh pihak Kristen, peraturan ini dianggap merugikan mereka. Dalam
banyak kasus, mereka juga tidak mengindahkan peraturan ini. Bahkan di Villa
Galaxi Rt 005/017 telah berdiri tujuh gereja yaitu : Gereja Galillea, Gereja
Katolik Bartholomeus, Gereja Batak HKBP, Gereja Protestan Toraja, Gereja
Methodis, Gereja Oukumene, Gereja Paroki.6

4

'Baptis' Massal SD Bekasi, Misionaris Mobil Pintar Nodai Duniahttp:
//www.voaislam.com
/read/indonesiana/2011/10/18/16428/baptis-massal-sd-bekasi-misionarismobil-pintar-nodai-dunia-pendidikan /;#sthash.cXNDQSez.dpbs (Diakses pada, 29 November
2014)
5
Wawancara dengan Ust. Abu Al-Izz (ketua umum FAPB), kamis, 30 November 2014
6
Wawancara dengan Ust. Abu Al-Izz (ketua umum FAPB), kamis, 30 November 2014

4

Seorang anak kyai di Tambun yang ketika itu berteman akrab dengan
seorang pemuda yang mengaku baru masuk Islam kemudian mereka
berpacaran sampai akhirnya pemuda tersebut mengajak menikah tapi alangkah
terkejutnya anak pak kyai ini karena sipemuda pacarnya tadi mengajak
menikah digereja bagai petir menyambar disiang bolong dia baru mengetahui
kalau sipemuda itu adalah aktivis sebuah gereja yang pura-pura masuk Islam,
nasi sudah menjadi bubur karena mau tidak mau dia harus menikah karena
kehormatannya telah direngut dengan jalan paksa dihipnotis dengan sihir,
Akhirnya iapun putus asa dan mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri karena
menanggung malu yang amat sangat, begitu juga dengan pak kyai karena tidak
tahan menanggung beban moral yang sangat berat akhirnya ia pun jatuh sakit
dan meninggal dunia.
Ada seorang pemuda Kristen di Bekasi yang pura-pura masuk Islam
lalu menikahi seorang pemudi muslimah, setelah mereka menikah dan
melakukan hubungan suami istri dan memerintahkan kepada temanya untuk
merekam segala aktivitas yang mereka lakukan dengan mempergunakan video
camera lalu dicetak kedalam CD dan diperlihatkan kepada isterinya dan
diberikan alternative untuk memilih mau masuk Kristen atau CD akan
disebarluaskan, karena tidak merasa kuat mental akhirnya ia memilih untuk
masuk Kristen mengikuti suaminya yang ternyata adalah seorang aktivis
gereja.
Pembagian sembako gratis dan pengobatan masal yang dilakukan oleh
Yayasan Mahanaem yang berkantor di Rawalumbu dengan mendatangkan
orang-orang miskin dari pelosok pinggiran Bekasi dengan dalih perlombaan

5

tumpengan tapi justru yang mereka lakukan adalah pembaptisan masal
terhadap orang-orang Islam yang tidak mengerti apa-apa, belum lagi mereka
juga melakukan prosesi pernikahan massal sebanyak 200 pasangan orang
Islam dengan pemberkatan cara mereka.
Adanya kasus yang menimpa anak seorang pengurus FBR Bekasi yang
didatangi oleh seseorang wanita yang menawarkan jasa untuk mengajari
anaknya yang penderita autis dan keterbelakangan mental dengan tidak
memungut bayaran tapi apa yang diajarkan sungguh sangat menyimpang dari
yang sebenarnya, justru ia diajarkan hal-hal yang berhubungan dengan salah
satu ajaran dan do’a-do’a nasrani.
Pembaptisan yang dilakukan oleh FHR terhadap salah seorang remaja
muslimah di Perumahan Wisma Asri, Bekasi Utara dengan kedok pertemanan
dan persahaban yang lama kelamaan mereka ajak untuk pindah agama.
Adanya upaya untuk mengajaak piknik atau rekreasi bersama dengan
mengunjungi suatu tempat rekreasi kemudian membawa mereka mengunjungi
gereja-gereja dan memperkenalkaan diri satu persatu apa yang ada dalam
gereja serta diperintahkan untuk berdo’a bersama sesuai dengan ajaran
Kristen, mereka dijemput disekitar pom Bensin dekat Rawa Panjang Bekasi
dan dibawa dulu kesuatu tempat baru setelah mereka berkumpul semua
mereka diberangkatkan ketempat rekreasi.
Acara Bekasi Berbagi Bahagia (BBB) yang diselenggarakan Yayasan
Mahanaim tahun 2008. Izin acara hanya perlombaan tumpeng dan pernikahan
massal. Akan tetapi, Yayasan Mahanaim yang ternyata adalah Yayasan

6

Kristen telah menyiapkan kolam berisi air. Setelah acara berlangsung, seluruh
peserta tiba-tiba diminta masuk ke dalam kolam, kemudian diberi roti dan
minuman. Ritual ini sebenarnya adalah pembabtisan. Tapi karena acara ini
menggunakan logo Pemkot Bekasi, tanpa memunculkan logo gereja atau
Kristen, peserta dan masyarakat pun tak menyadarinya, apalagi berbagai
hadiah telah disiapkan.7
Masih di Bekasi, dengan memanfaatkan momen hari pendidikan
nasional, sebuah yayasan Kristen menggelar acara karnaval Bekasi Anti
Narkoba. Selain mencatut Pemkot Bekasi, acara ini juga menempel pada
Badan Narkotika Kota (BNK) Bekasi. Tapi faktanya, acara ini merupakan
upaya konversi agama kristen dengan membuat formasi Salib di halaman
Masjid Al-Barkah Bekasi dan menggunakan simbol-simbol Kristen. Kegiatan
ini jelas melanggar kode etik penyiaran agama yang sudah diatur pemerintah.8
Pertemuan 300 pimpinan gereja dari 50 negara di Singapura, Januari
1989, kemudian pada 6 Januari 1991 dilancarkan apa yang disebut Dekade
Evangelisasi, yakni "Manifestasi Kristus kepada gentiles (non Kristen)".
Berdasarkan interpelasi angka Gereja dari 5.100.000.000 penduduk dunia
dewasa ini, orang Kristen berjumlah 1.665.000.000. Berarti ada sekitar
3.435.000.000 penduduk dunia yang harus dikristenkan, menurut mereka9.

7

Benrard Abdul Jabbar, Data Dan Fakta Kristenisasi Di Bekasi,
http://gerakanpelajarantipemurtadan. blogspot.com/2010/07/data-dan-fakta-kristenisasi-dan.html
(Diakses pada 10 September 2014)
8
Abu Deedat, Awas 10 Modus Kristenisasi Di Indonesia, http: //www.
dakta.com/2014/08/awas-10-modus-kristenisasi-di-indonesia/ (Diakses pada 10 September 2014)
9
Muhammad Natsir, Islam Dan Kristen Di Indonesia, (Jakarta : Media Dakwah, 1999),
h. 16

7

Melihat kenyataan ini, umat Islam di Indonesia pada khususnya tentu
saja tidak berpangku tangan melihat kenyataan yang ada, berbagai langkah
mereka tempuh dalam memerangi konversi agama kristen. Upaya yang
dilakukan bersifat personal maupun organisasi, salah satu organisasi dakwah
yang berperan penting dalam hal ini adalah Front Anti Pemurtadan Bekasi
(FAPB) yang pertama kali berdiri pada tahun 2008. Front Anti Pemurtadan
Bekasi merupakan lembaga dakwah lintas agama yang memberikan informasi
maupun kajian dakwah lintas agama Islam-Kristen yang memberikan
informasi mengenai berita pemurtadan. Salah satu pionir pendiri organisasi ini
adalah Ustadz Abu Al-Izz.
Namun

dalam

membendung

konversi

agama

kristen

harus

menggunakan strategi dakwah yang matang karena dakwah demikian penting
untuk memperkokoh akidah umat Islam. Strategi dakwah sendiri dapat
diartikan sebagai proses menentukan cara dan daya upaya untuk menghadapi
sasaran dakwah dalam situasi dan kondisi tertentu guna mencapai tujuan
dakwah secara optimal. Dengan kata lain strategi dakwah adalah siasat, taktik
atau manuver yang ditempuh dalam rangka mencapai tujuan dakwah. Urgensi
dakwah yaitu dakwah dapat memperjelas dan memberi penerangan pada
mad'u tentang bagaimana sikap umat Islam dalam beragama. Dengan adanya
dakwah maka kekeliruan dalam memaknai agama dapat dikurangi.10
Dengan adanya Front Anti Pemurtadan Bekasi diharapkan konversi
agama kristen yang belakangan ini marak terjadi bisa diminimalisir sedikit
demi sedikit hingga akarnya, karena sesungguhnya sejak generasi umat islam
10

Awaludin Pimay, Paradigma Dakwah Humanis, (Semarang : Rasail, 2005), h. 50

8

yang pertama Allah SWT telah memperingatkan kita semua agar selalu
waspada terhadap orang-orang kafir, yaitu Nasrani dan Yahudi, karena sampai
kapanpun mereka tidak akan pernah Ridho akan Islam, bahkan tidak jarang
mereka mengobarkan api perang terhadap kita semua hingga kita berada
dibawah naungan mereka. Di dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman :
ْ‫لنْ ترْض عنك الْي ْد ا النَصار حَّ تَّبع مَّّ م‬
Artinya :
“Dan sekali-kali tidaklah ridha terhadap engkau orangorang Yahudi dan Nasrani itu, sehingga engkau mengikut
agama mereka.” (Q.S. Al-Baqarah : 120).
Karena konversi agama kristen semakin marak seperti penulis jabarkan
di atas, serta untuk mengetahui bagaimana strategi dakwah dalam
menghadapai konversi agama Kristen, dan belum banyaknya mahasiswa UIN
Jakarta yang menjadikan konversi agama kristen sebagai bahan acuan dalam
membuat skripsi maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut penelitian
ini dengan judul “Strategi Dakwah Front Anti Pemurtadan Bekasi Dalam
Menghadapi Konversi Agama Kristen Di Bekasi”
B. Batasan Dan Rumusan Masalah
Setelah melihat latar belakang masalah yang telah peniliti jabarkan di
atas dan agar dalam penelitian ini tidak terjadi kerancuan, maka penulis dapat
membatasi dan merumuskan permasalahan yang ada diangkat dalam
penelitian ini.

9

1. Pembatasan Masalah.
Dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah yang
mencangkup pada unsur-unsur strategi dakwah, masalah yang
timbul, dan efek dakwahnya. Jadi peneliti membatasinya pada
strategi dakwah yaitu : perumusan strategi dakwah, implementasi
dakwah, dan evaluasi dakwah FAPB dalam menghadapi konversi
agama Kristen di Bekasi
2. Perumusan Masalah.
Berdasarkan batasan masalah di atas rumusan masalah
dalam penelitian ini secara umum adalah bagaimana strategi
dakwah yang dilakukan FAPB dalam menghadapi konversi agama
Kristen di Bekasi?
Rumusan masalah tersebut dapat diperinci sebagai berikut :
1. Bagaimana perumusan strategi dakwah Front Anti
Pemurtadan Bekasi dalam menghadapi konversi agama
kristen di Bekasi?
2. Bagaimana perumusan strategi dakwah Front Anti
Pemurtadan Bekasi dalam menghadapi konversi agama
kristen di Bekasi?
3. Bagaimana perumusan strategi dakwah Front Anti
Pemurtadan Bekasi dalam menghadapi konversi agama
kristen di Bekasi?

10

C. Tujuan Penelitian.
Berdasarkan rumusan masalah di atas makan tujuan penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui perumusan strategi dakwah FAPB dalam
menghadapi konversi agama Kristen di Bekasi.
2. Untuk mengetahui implementasi strategi dakwah yang dilakukan
FAPB dalam menghadapi konversi agama Kristen di Bekasi.
3. Untuk mengetahui Evaluasi strategi dakwah FAPB dalam
menghadapi konversi agama Kristen di Bekasi.
D. Manfaat Penelitian.
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan berguna untuk memperdalam strategi
dakwah di masyarakat. Serta menjadi referensi bagi pengembang Ilmu
Komunikasi jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Manfaat Praktis.
Penelitian ini dilakukan oleh peneliti karena berguna untuk peneliti
sendiri sebagai salah satu bentuk aplikasi dari keilmuan yang selama
masa perkuliahan hanya diterima materinya hanya berupa teori. Selain itu
penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan segenap bagian
masyarakat, pengajar, mahasiswa, pelajar, para praktisi dakwah dan

11

lainnya dalam berdakwah terutama berdakwah dalam menghadapi
konversi agama kristen.
E. Tinjauan Pustaka.
Dalam penyusunan skripsi ini sebelum penulis mengadakan penelitian
lebih lanjut, kemudian menyusunnya menjadi karya ilmiah, maka langkah
awal yang penulis tempuh adalah mengkaji terlebih dahulu terhadap skripsi
terdahulu yang mengangkat judul tentang Front Pembela Islam (FPI). Maksud
mengkaji ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang penulis teliti
sekarang tidak sama dengan penelitian dari skripsi terdahulu.
Adapun setelah penulis mengadakan suatu kajian kepustakaan, penulis
akhirnya menemukan skripsi yang mengangkat tentang Front Pembela Islam
yang disusun Abdul Basir jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas
Dakwah dan Komunikasi dengan judul skripsi “Dakwah Politik Front
Pembela Islam” dengan bahasan macam-macam metode dakwah FAPB,
relevansi metode dakwah politik FAPB pada zaman sekarang, faktor
pendukung dan penghambat dalam mengembangkan dakwah politik.
Berbeda halnya dengan skripsi di atas, bahwa penelitian yang akan
saya lakukan pada Front Anti Pemurtadan Bekasi (FAPB) adalah bertujuan
menganalisis bentuk-bentuk konversi agama kristen di Bekasi, strategi
dakwah FAPB dengan konsep, strategi paling dominan, faktor pendukung dan
penghambat dakwah FAPB dalam menghadapi konversi agama Kristen di
Bekasi.
Demikian tinjauan pustaka ini saya lakukan, dimana perbedaan pokok
bahasan atau materi antara apa yang akan penulis teliti dengan skripsi

12

terdahulu, terlebih pada pokok penelitiannya, bahwa pada penelitian tedahulu
hanya menjelaskan tentang dakwah politik Front Pembela Islam sedangkan
pada penelitian ini penulis akan menganalisis tentang strategi dakwah Front
Anti Pemurtadan Bekasi dalam menghadapi konversi agama Kristen di
Bekasi.
F. Metodelogi Penelitian.
1. Metode Penelitian
Dalam

penelitian

ini,

pendekatan

yang

digunakan

adalah

pendekatan kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angkaangka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan
lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya.
Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah ingin
menggambarkan realita empirik di balik fenomena secara mendalam, rinci,
dan tuntas. Oleh karena itu penggunaan pendekatan kualitatif dalam
penelitian ini adalah dengan mencocokan antara realitas empiric dengan
teori yang berlaku dengan menggunakan metode deskriptif.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Front Anti Pemurtadan Bekasi.
Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Strategi dakwah
dalam menghadapi konversi agama kristen.
a. Dasar Penetapan Lokasi
Penelitian ini dilakukan di kantor FAPB, yaitu di Galaxy kota
Bekasi. Dengan pertimbangan bahwa keberadaan Kantor FAPB

13

merupakan salah satu wujud kongkrit organisasi Islam di Indonesia.
Oleh karena itu dengan memilih kantor FAPB sebagai tempat penelitian
diharapkan dapat memberikan data yang lebih lengkap dan akurat.
Selain kantor FAPB penelitian ini juga dilakukan di kediaman ketua
umum FAPB Ust. Abu Al-izz di daerah Villa Bekasi Indah II, Tambun,
Bekasi
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai awal bulan September hingga Desember
2014, dari mulai pengurusan perizinan sampai tahap pengumpulan data
yang dilakukan secara incidental (sesuai dengan keperluan dalam
melengkapi data).
3. Sumber Penelitian
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh
langsung dari sumber subjek yaitu Pengurus Front Anti Pemurtadan
Bekasi secara individual atau kelompok. Metode yang digunakan untuk
mendapatkan data primer dengan menggunakan metode survei atau
metode observasi.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber-sumber data pendukung
dalam penelitian yang didapat oleh peneliti secara tidak langsung. Data
sekunder atau sumber data pendukung tersebut dapat berupa bukti atau

14

dokumen yang dirahasiakan dan tidak dirahasiakan oleh pihak Front
Anti Pemurtadan Bekasi.
4. Tahap Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan
oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar penelitiannya lebih baik
hasilnya dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematik sehingga
mudah untuk diolah. Adapun yang menjadi instrumen penelitian adalah
:
1. Wawancara
Teknik

yang digunakan adalah

wawancara

bebas

terpimpin, yaitu penulis mengajukan beberapa pertanyaan yang
telah dipersiapkan, kemudian langsung dijawab oleh informan
dengan bebas terbuka untuk memperoleh data yang dibutuhkan
mengenai Strategi Dakwah Front Anti Pemurtadan Bekasi dalam
menghadapi konversi agama Kristen di Bekasi. Adapun yang
penulis wawancarai adalah Ustadz. Abu Al-Izz selaku ketua
umum FAPB.
2. Observasi
Observasi adalah cara penelitian untuk memperoleh data
dalam bentuk mengamati serta mengadakan pencatatan dari
hasil observasi. Teknik observasi yang penulis gunakan adalah

15

sifatnya langsung mengamati objek yang diteliti adalah Strategi
Dakwah Front Anti Pemurtadan Bekasi dalam menghadapi
konversi agama Kristen di Bekasi.
3. Dokumentasi
Mengumpulkan dokumen berupa data tertulis yang
mengandung keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang
fenomena yang masih aktual. Dokumen yang dikumpulkan
berupa data-data yang sudah ada pada forum anti pemurtadan
Bekasi dan diambil oleh peneliti untuk melengkapi data yang
sudah didapat sebelumnya yang diperoleh melalui wawancara
dan observasi. Dokumen yang dikumpulkan oleh peneliti berupa
sejarah Front Anti Pemurtadan Bekasi, struktur Front Anti
Pemurtadan Bekasi, visi dan misi serta data lainnya yang dapat
mendukung penelitian.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif (Bogdan dan Biklen, 1982) yang dikutip
dari buku Metodologi Penelitian Kualitatif karangan Meleong adalah
upaya

yang

dilakukan

dengan

jalan

bekerja

dengan

data,

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensistensikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan

16

apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang
diceritakan kepada orang lain.11
Analisis menurut Patton adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian
dasar.12Dan dalam hal ini, peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif,
yaitu teknik yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Teknik ini
tidak mencari atau menjelaskan suatu hubungan, tidak menguji hipotesis
atau membuat prediksi.13 Tujuan dari analisis deskriptif ini adalah untuk:
a. Memaparkan informasi yang aktual secara terperinci yang
melukiskan gejala yang ada.
b. Mengidentifikasi masalah atau menjelaskan kondisi dan
praktek-praktek yang berlaku.
c. Membuat perbandingan atau evaluasi
G. Sistematika Penulisan.
Agar penelitian lebih terarah dan sistematis, maka penulis akan
membagi pokok-pokok pembahsan ke dalam lima bab, yaitu sebagai berikut:
BAB I

PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang masalah, batasan

dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjaun pustaka,
metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

11

Lexy Lexy, J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012) , h. 330
12
Lexy Lexy, J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012) , h. 280
13
Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007, cet-13), h. 24-25

17

BAB II

LANDASAN TEORITIS Tinjauan teori merupakan tinjauan

teoritis tentang dakwah yang di dalamnya meliputi pengertian strategi dakwah
dan dakwah. Selain itu ada pula pengertian konversi agama Kristen.
BAB III

GAMBARAN UMUM FRONT ANTI PEMURTADAN BEKASI

(FAPB) Berisi profil Front Anti Pemurtadan Bekasi yang mencangkup sejarah
berdirinya Front Anti Pemurtadan Bekasi, misi, maksud dan tujuan
didirikannya FAPB, organisasi yang berafiliasi dengan FAPB, serta struktur
organisasi.
BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA Dalam bab ini berisikan data-

data hasil dari penelitian yang dilakukan terhadap obyek penelitian pada
perusahaan. Selain itu dari perolehan data-data yang tersaji tersebut akan
dilakukan analisis dan pengolahan lebih lanjut. Kemudian setelah data-data
tersebut diolah maka akan dilakukan pembahasan mengenai hasil penelitian.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN Berisi kesimpulan dari data-data

yang telah diolah dan saran-saran.

BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Dakwah
1. Pengertian Dakwah
1.1. Pengertian Secara Etimologi.
Secara etimologi Kata dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu
‫ دع‬, ‫ يدع‬,‫ دعا‬yang artinya menyeru, memanggil, mengajak menjamu1.
Menurut Toha Oemar, kata dakwah berarti seruan, ajakan, panggilan
dan undangan2. Asal kata da’a mempunyai arti ganda tergantung kepada
pemakainya dalam kalimat seperti yang terdapat dalam surat Yunus
ayat 108 yang berbunyi :
‫قلْ يا أي ا الناس قدْ جاءكم الْحّ من رّكمْ فمن اهْتد فإنما ي ْتد لنفْسه من‬
‫ضل فإنما يضل عليْ ا ما أناْ عليْكم ّ كيل‬
Artinya :
“Katakanlah ini jalan agamaku, aku dan orang-orang
yang mengikuti, mengajak kamu kepada Allah dengan
hujjah yang nyata, Maha Suci Allah dan aku tidak
termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS. Yunus ayat
108)
Dalam ayat di atas dakwah berarti mengajak. Untuk jelasnya
perkataan dakwah ini secara etimologi atau bahasa akan penulis
kemukakan beberapa pendapat para ahli diantaranya :

1

M.Yunus, Kamus Bahasa Arab, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Terjemah Al-Qur’an,
1973), h. 127
2
Toha Yahya Oemar, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Widjaja, 1983), h. 1

18

19

a. Hamzah Ya’cub
Dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu da’watan artinya
ajakan, seruan, panggilan, undangan3.
b. Farid Ma’ruf
Dakwah menurut logat adalah menyeru atau mengajak
kepada sesuatu perkara, yakni kepadaKu, agar mereka selalu
berada dalam kebenaran4
Jadi dakwah menurut bahasa adalah seruan, ajakan, panggilan.
Pendapat Farid Ma’ruf yang lebih jelas mengungkapkan pengertian
dakwah yaitu menyeru, mengajak kepada kebaikan, kebenaran (ajaran
Islam) karena istilah dakwah digunakan dalam menyebarkan agama
Islam.
1.2. Pengertian Secara Terminologi
Terdapat berbagai pendapat para ahli tentang pengertian dakwah
secara terminologi, hal ini tergantung pada sudut pandang mereka dan
pemahaman mereka di dalam memberi pengertian dakwah itu, sehingga
definisi menurut pakar yang satu sama lainya sering terdapat perbedaan
dan juga terdapat persamaan. Untuk lebih jelasnya di bawah ini akan
disajikan beberapa definisi dakwah menurut para ahli diantaranya :

Hamzah Ya’cub. Publisistik Islam Teknik Dakwah Dan Leadership, (Bandung : CV
Diponegoro, 1981), h. 13
4
Salahuddin Sanusi, Pembahasan Sekitar Prinsip-Prinsip Dakwah Islamiyah, (Semarang
: Ramadhani. 1964), h. 10
3

20

a. M. Isa Anshari
Dakwah adalah menyampaikan seruan Islam, mengajak dan
memanggil umat manusia agar menerima dan menyampaikan
keyakinan pandangan hidup Islam5.
b. Zainuddin M.Z
Dakwah adalah usaha memberikan jawaban Islam terhadap
problem kehidupan yang dialami oleh umat manusia, di mana dari
usaha tersebut akan melahirkan kepada ajaran Islam yang
diserukan oleh juru dakwah6.
Bedasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan dakwah ialah suatu yang baik dan benar, dilakukan
melalui lisan, tulisan maupun perbuatan guna untuk menyampaikan ajaran
Islam kepada ummat manusia. Di tengah-tengah perkembangan dan
pembangunan sektor komunikasi yang mengembirakan saat ini, ditambah
dengan semakin komplitnya kehidupan manusia maka dakwah melalui
tulisan akan bertambah penting bila kehidupan manusia bertambah
komplek, waktu berkumpul bertambah sempit maka dakwah lisan
merupakan bahagian yang terkecil dalam dakwah, sebaliknya dakwah
melalui tulisan, lukisan, perbuatan merupakan dakwah yang paling besar
dalam komunikasi mutakhir nanti.

5
6

M. Isa Anshari, Mujahid Dakwah, (Bandung : CV Diponegoro, 1997 Cet.ke 11), h. 17
Zainuddin M.Z, Rahasia Keberhasilan Dakwah , (Surabaya : Ampel Suci, 1994), h. 11

21

2. Hukum Dakwah Islam.
Dalam

sejarah

Islam,

yang

boleh

kita

katakan

sejarah

perkembangan dakwah dalam agama Islam semenjak zaman Nabi
Muhammad Saw7, Ismail Yakub mengatakan dakwah itu sudah menjadi
tugas umat Islam sejak diturunkannya surat An-Nahl ayat 125 yang
berbunyi :
ْ‫جادلْ مْ ّالتي هي أحْسن إّ رّك ه أعْلم ّمن‬

‫الْحسن‬

‫الْم ْع‬

‫ادْ إلى س يل رّك ّالْحكْم‬

‫ضل عنْ س يله ه أعْلم ّالْم ْتدين‬
Artinya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan- Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk”. (QS. An-Nahl : 125)
Kata ud’u yang artinya diterjemahkan dengan “serulah” atau
“ajaklah” adalah fiil amr, yang menurut aturan ushul fiqih menjadi wajib
hukumnya selama belum ada ketentuan lainnya yang dapat menggantikan
hukum tersebut. Sebagaimana dijelaskan Prof. H.M. Toha Yahya Omar,
MA:
“setiap fiil amr menjadi perintah wajib yang harus dipatuhi
selama tidak ada dalil-dalil lain yang memalingkannya dari wajib
itu kepada “sunah” dan lainnya.”8
Dari kutipan dalil di atas dapat kita simpulkan bahwa dakwah
merupakan kewajiban bagi setiap individu untuk menyerukan kebenaran
7

Ismail Yakub, Dakwah Islam dan Kepastian Hukum : Aturan Permainan Itu Sudah Ada,
(Yogyakarta: Prima Duta, 1983), Cet. Ke-1, h. 101.
8
H. M. Toha Yahya Omar, Islam dan Dakwah, (Jakarta: PT. Al-Mawardi Prima, 2004),
Cet. Ke-1, h. 71.

22

agama Islam dan mengajak masyarakat di manapun mereka berada menuju
jalan yang diridhoi oleh Allah SWT (siroth al-mustakim). M. Natsir
mengatakan bahwa:
“Islam sebagai agama mempunyai dua dimensi, yaitu
keyakinan atau aqidah dan sesuatu yang diamalkan atau alamiah.
Amal perbuatan tersebut merupakan perpanjangan dan
implementasi dari aqidah itu sendiri. Islam adalah agama risalah
untuk manusia keseluruhan. Umat Islam adalah pendukung amanah
untuk melaksanakan risalah dengan dakwah baik kepada umat
yang sama maupun kepada umat yang lain, ataupun selaku
perseorangan maupun kolektif, di tempat manapun ia berada,
menurut kemampuan masing-masing.”9
Kewajiban berdakwah ini tentunya bukan tanpa maksud dan
tujuan. Tujuan dakwah adalah mengenal Allah SWT dan mengesakan-Nya
(tauhid). Bila manusia memiliki landasan tauhid yang kuat, maka
implementasi

dari

sikap

tauhid

tersebut

adalah

bagaimana

mengaplikasikan ke dalam aspek tata kehidupan.
3. Unsur-Unsur Dakwah
Dalam kerangka epistemologinya, dakwah memiliki sistem. Sistem
ini saling berkesinambungan antara satu dengan yang lainnya dan tidak
bisa terpisahkan, yaitu: da’i, mad’u, materi dakwah, media dakwah,
metode dakwah, dan tujuan dakwah. Jika aktivitas dakwah ingin berjalan
dengan baik, maka keenam sistem tersebut harus ada (seiring berjalan).
Apabila salah satu diantaranya tidak ada, otomatis aktivitas dakwah tidak
akan berjalan dengan baik. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:

9

M. Natsir, Fiqhudh Dakwah, (Jakarta: Media Dakwah, 1983), Cet. Ke-4, h. 110.

23

a. Subjek Dakwah (Da’i)
Da’i sebagai subjek dakwah memegang peranan peting untuk
mencapai hasil dakwah yang dilakukannya.10 Seorang da’i harus
memiliki wawasan dan keilmuan yang mumpuni ia bisa menjadi
sandaran umat berkonsultasi dan bertanya tentang persoalan agama
dan umum.
Seorang muslim melakukan dakwah tergantung pada tingkat
kemampuan dan kadar iman masing-masing. Selain itu, kesadaran
seorang muslim juga merupakan persoalan yang harus ditanamkan
dalam jiwa masing-masing bahwa mereka memiliki kewajiban
menegakkan amar ma’ruf nahi munkar agar kemaksiatan tidak
merajalela.
b. Objek Dakwah (Mad’u)
Objek dakwah adalah manusia yang menjadi audiens yang
akan diajak ke dalam Islam secara kaffah.11 Pimay berpandangan
bahwa objek dakwah adalah manusia yang menjadi sasaran dakwah.
Mereka adalah orang-orang yang telah memiliki atau setidak-tidaknya
telah tersentuh oleh kebudayaan asli atau kebudayaan selain Islam.
karena itu, objek dakwah senantiasa berubah karena perubahan aspek

10

Zaini Muhtaram, Dasar-dasar Manajemen Dakwah (Yogyakarta : Al-Amin Press dan
IFKA, 1996), h. 14.
11
Muriah, Metodelogi Dakkwah Kontemporer, (Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2000), h. 32

24

sosial kultural, sehingga objek dakwah ini akan senantiasa mendapat
perhatian dan tanggapan khusus bagi pelaksanaan dakwah.12
Berdasarkan keterangan tersebut dapat juga dikatakan bahwa
unsur dakwah yang kedua adalah mad'u, yaitu manusia yang menjadi
sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu
maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama Islam
maupun tidak; atau dengan kata lain manusia secara keseluruhan.
Sesuai dengan firman Allah QS. Saba' 28:
ّ ‫ما أرْسلْنا إلا كاف ً للناس ِّيرًا نِيرًا لٰكن أكْثر الناس لا ي ْلم‬
Artinya:
“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan
kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa
berita gembira dan sebagai pemberi peringatan,
tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” (QS.
Saba: 28)
Objek dakwah bisa juga terhadap manusia yang belum
beragama Islam, karena dakwah bertujuan untuk mengajak mereka
mengikuti agama Islam, sedangkan kepada orang-orang yang telah
beragama Islam dakwah bertujuan meningkatkan kualitas iman, Islam,
dan ihsan. Mereka yang menerima dakwah ini lebih tepat disebut
mad'u daripada sebutan objek dakwah, sebab sebutan yang kedua lebih
mencerminkan kepasifan penerima dakwah; padahal sebenarnya
dakwah adalah suatu tindakan menjadikan orang lain sebagai kawan
berpikir tentang keimanan, syari'ah, dan akhlak kemudian untuk
diupayakan dihayati dan diamalkan bersama-sama.
12

Awaludin Pimay, Paradigma Dakwah Humanis, (Semarang: Rasail, 2005), h. 29

25

Mad'u (obyek dakwah) terdiri dari berbagai macam-macam
golongan manusia. Oleh karena itu, menggolongkan mad'u sama
dengan menggolongkan manusia itu sendiri, profesi, ekonomi, dan
seterusnya. Penggolongan mad'u tersebut antara lain sebagai berikut:
1) Dari segi sosiologis, masyarakat terasing, pedesaan,
perkotaan, kota kecil, serta masyarakat di daerah marjinal
dari kota besar.
2) Dari struktur kelembagaan, ada golongan priyayi, abangan
dan santri, terutama pada masyarakat Jawa.
3) Dari segi tingkatan usia, ada golongan anak-anak, remaja,
dan golongan orang tua.
4) Dari segi profesi, ada golongan petani, pedagang seniman,
buruh, pegawai negeri.
5) Dari segi tingkatan sosial ekonomis, ada golongan kaya,
menengah, dan miskin.
6) Dari segi jenis kelamin, ada golongan pria dan wanita.
7) Dari segi khusus ada masyarakat tunasusila, tunawisma,
tunakarya, narapidana, dan sebagainya.13

13

2000), h. 3

Muhammad Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

26

c. Materi Dakwah
Pada dasarnya materi dakwah hanyalah berlandaskan AlQur’an dan As-sunah sebagai sumber utamannya. Keduanya
merupakan warisan Nabi Muhammad SAW yang harus disampaikan
kepada seluruh umat manusia sebagai pedoman hidup (way of life)
menuju jalan yang diridoi oleh Allah SWT, yaitu jalan keselamatan
hidup di dunia maupun di akhirat. Karena segala aspek kehidupan ada
di dalamnya; petunjuk, pedoman, sejarah serta prisip-prinsip baik
mengangkat masalah keyakinan, peribadatan, pergaulan, akhlak dan
lain-lain.14
Dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah materi dakwah jelas sangat
luas karena menyangkut hal-hal yang dibutuhkan dalam seluruh bidang
kehidupan manusia. Namun, demikian ada lima materi pokok yang
dapat dijadikan garis besar dakwah tersebut, yaitu: (1) masalah
kehidupan, (2) masalah kemanusiaan, (3) masalah harta benda atau
kekayaan, (4) masalah ilmu pengetahuan, (5) masalah aqidah dan ilmu
pengetahuan.
Berdasarkan keluasan ajaran Islam yang terkandung dalam AlQur’an dan hadits tersebut, maka seorang da’i dituntut untuk bisa
memilah dan menentukan topik tertentu yang relevan dengan objek
dakwahnya agar apa yang disampaikan dapat dimengerti dan
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Penyampaian pesan
14

Slamet Muhaimin Abda, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1994), h. 45.

27

dakwah ini tentunya harus dikemas dengan baik. Sebab pengemasan
pesan dakwah akan membantu seorang mad’u untuk meresapi dan
mengamalkannya.
d. Metode Dakwah
Dalam bahasa Yunani metode berasal dari kata thariq.15
Apabila kita artikan secara bebas, metode adalah cara yang telah di
atur dan melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu maksud.
Metode ini memiliki peran penting bagi setiap umat manusia yang
ingin melaksanakan segala bentuk aktivitas keseharian untuk mencapai
hasil yang diharapkan. Metode dakwah sendiri terdapat pada surat AnNahl ayat 125 yang berbunyi :
‫جادلْ مْ ّالتي هي أحْسن إّ رّك ه أعْلم‬

‫الْحسن‬

‫الْم ْع‬

‫ادْ إلى س يل رّك ّالْحكْم‬

‫ّمنْ ضل عنْ س يله ه أعْلم ّالْم ْتدين‬
Artinya :
“Serulah (manusia) ke jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhan-mu, Dialah Yang Maha
tahu tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah
Yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk.” (QS An-Nahl : 125).
Dan dari ayat di atas dapat kita perinci bahwa metode dakwah ada
tiga, yaitu:

15

Hasanudin, Hukum Dakwah, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet Ke-1 h. 35.

28

1) Bil-Hikmah
Secara etimologi al-hikmah mempunyai arti : al-adl
(keadilan),

al-hilmu

(kesabaran),

an-nubuwah

yang

dapat

mencegah seseorang dari kebodohan, mencegah seseorang dari
kerusakan dan kehancuran, setiap perkataan yang cocok dengan alhaq (kebenaran), juga meletakkan sesuatu pada tempatnya.16
Secara terminologi, hikmah adalah memperhatikan situasi
dan kondisi sasaran dakwah, materi yang disampaikan tidak
memberatkan mad’u, tidak membebani sesuatu yang memberatkan
sebelum jiwa menerimannya, banyak sekali cara yang di tempuh
untuk mengajak mereka sesuai dengan keadaannya, tidak perlu
mengebu-gebu dan bernafsu, karena semua itu melampaui batas
hikmah17. Metode hikmah ini biasa memanfaatkan cara melalui;
komparatif, kisah, perumpamaan, sumpah, tasyir (wisata).
Dalam khazanah ilmu komunikasi, hikmah menyangkut apa
yang disebut sebagai frame of reference, field of reference dan
field of experience, yakni situasi total yang mempengaruhi sikap
komunikator terhadap sikap komunikan (objek dakwah).18 Dengan
kata lain, hikmah yaitu memperhatikan situasi dan kondisi s