46
B. Analisis Hasil Penelitian
Sesuai dengan uraian data yang dikumpulkan dan dikembangkan dalam bab-bab di muka, maka dapat diperoleh gambaran dari perlakuan selisih kurs atas piutang valuta
asing dan dampaknya terhadap laporan keuangan pada PT. Sari Makmur Tunggal Mandiri. Dalam hal ini penulis akan memberikan evaluasi sebagai hasil analisa terhadap
transaksi valuta asing tersebut dan pengaruhnya terhadap laporan keuangan pada perusahaan ini.
1. Transaksi Piutang Valuta Asing
Dalam bagian-bagian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa: a.
Perusahaan mencatat transaksi penjualan dengan menggunakan kurs pada saat transaksi.
b. Perusahaan mencatat transaksi penerimaan piutang dagang valuta asing dengan
menggunakan kurs pada saat pelunasan. Selisih dari kurs pada saat pelunasan piutang dagang valuta asing dengan kurs pada saat penjualan dibebankandikreditkan ke
perkiraan selisih kurs pada periode berjalan. Menurut teori yang diatur dalam PSAK No. 10 adalah:
a. Dalam PSAK No. 10 Paragraf 7 menyatakan perusahaan mencatat transaksi penjualan
valas dengan menggunakan kurs pada saat penjualan. b.
Dalam PSAK No. 10 Paragraf 13 menyatakan bahwa transaksi pelunasan piutang penjualan valas adalah dengan menggunakan kurs pada saat pelunasan. Selisih dari
kurs pada saat pelunasan piutang penjualan valas dengan kurs pada saat penjualan harus dibebankandikreditkan ke perkiraan labarugi selisih kurs.
Universitas Sumatera Utara
47 Menurut evaluasi yang dilakukan oleh penulis adalah:
a. Perusahaan mencatat transaksi penjualan valas dengan menggunakan kurs pada saat
penjualan adalah sesuai dengan PSAK No. 10 Paragraf 7 b.
Perusahaan mencatat transaksi pelunasan piutang penjualan valas dengan menggunakan kurs pada saat pelunasan. Selisih dari kurs pada saat pelunasan piutang
penjualan valas dengan kurs pada saat penjualan dibebankandikreditkan ke perkiraan labarugi selisih kurs adalah sesuai dengan PSAK No. 10 Paragraf 13
2. Metode penjabaran piutang valuta asing
Metode yang dipergunakan oleh perusahaan dalam penjabaran piutang valuta asing adalah :
a. Transaksi luar negeri dijabarkan dengan menggunakan kurs pada saat transaksi.
b. Saldo kas dan bank dijabarkan ke dalam neraca sesuai dengan kurs pada tanggal
neraca, saldo piutang valuta asing dijabarkan dengan kurs transaksi kurs historis. c.
Selisih kurs yang timbul dari penerimaan piutang dagang disajikan dalam neraca sebagai selisih kurs ditangguhkan.
Menurut teori yang diatur dalam PSAK dan kebijaksanaan dari pajak pemerintah maupun dari BAPEPAM Badan Pengawas Pasar Modal yang dapat dipergunakan dalam
penjabaran valuta asing adalah : a.
Menurut PSAK No. 10 Paragraf 7 menyatakan bahwa transaksi luar negeri harus dijabarkan dengan kurs pada saat transaksi.
b. Menurut PSAK No. 11 Paragraf 14 menyatakan bahwa aktiva dan kewajiban harus
dijabarkan dengan menggunakan kurs tanggal neraca; menurut PSAK No. 10
Universitas Sumatera Utara
48 Paragraf 9 baris 17 yang menyatakan bahwa pos aktiva dan kewajiban moneter dalam
mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca.
c. Menurut PSAK No. 11 Paragraf 14 bahwa selisih kurs diakui pada periode berjalan
sebagai laba atau rugi selisih kurs periode berjalan; menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 597KMK.041997 tanggal 21 November 1997 kerugian selisih kurs
dapat dilaporkan secara keseluruhan baik yang telah direalisir ataupun yang belum diralisir kedalam tahun pajak 1997 atau dialokasikan dalam jangka waktu selama-
lamanya 5 lima tahun sejak tahun pajak 1997 secara taat pajak. Sedangkan keuntungan dari selisih kurs harus diperlakukan sebagai penghasilan teratur dan harus
dimasukkan sebagai dasar penghitungan besarnya Pajak Penghasilan Pasal 25. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan penulis mengenai metode yang
dipergunakan oleh perusahaan ini dalam penjabaran valuta asing adalah: a.
Transaksi luar negeri dijabarkan dengan menggunakan kurs pada saat transaksi telah sesuai dengan PSAK No. 10 Paragraf 7.
b. Saldo bank dan kas telah disesuaikan dengan kurs tengah Bank Indonesia, hal ini
telah sesuai dengan Menurut PSAK No. 11 Paragraf 14 dan PSAK No. 10 Paragraf 9 baris 17 yang menyatakan bahwa pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang
asing dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca, maka dapat digunakan kurs tengah Bank Indonesia sebagai indikator yang
objektif. Namun, untuk saldo putang valuta asing belum disesuaikan perusahaan dengan PSAK No. 11 Paragraf 14 dan PSAK No. 10 Paragraf 9 baris 17. sehingga
Universitas Sumatera Utara
49 saldo piutang valuta asing tidak mencerminkan nilai yang sebenarnya pada tanggal
neraca. c.
Saldo selisih kurs belum disesuaikan oleh perusahaan dengan PSAK No. 11 Paragraf 14 yang menyatakan bahwa selisih kurs diakui pada periode berjalan sebagai laba
atau rugi selisih kurs periode berjalan. Namun hal ini dibenarkan oleh menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 597KMK.041997 tanggal 21 November 1997
kerugian selisih kurs dapat dilaporkan secara keseluruhan baik yang telah direalisir ataupun yang belum diralisir kedalam tahun pajak 1997 atau dialokasikan dalam
jangka waktu selama-lamanya 5 lima tahun sejak tahun pajak 1997 secara taat pajak. Sedangkan keuntungan dari selisih kurs harus diperlakukan sebagai
penghasilan teratur dan harus dimasukkan sebagai dasar penghitungan besarnya Pajak Penghasilan Pasal 25.
3. Kebijaksanaan penentuan kurs dan pencatatan selisih kurs atas piutang valuta