Manajemen Tenaga Kerja Pada Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan Kopi (Coffea Arabica L.) Di Kebun Kalisat Jampit, Pt Perkebunan Nusantara Xii, Bondowoso, Jawa Timur

MANAJEMEN TENAGA KERJA PADA PEMELIHARAAN
TANAMAN MENGHASILKAN KOPI (Coffea arabica L.)
DI KEBUN KALISAT JAMPIT, PT PERKEBUNAN
NUSANTARA XII, BONDOWOSO, JAWA TIMUR

LERRY DANIEL PARLINDUNGAN SORMIN
A24110088

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Manajemen Tenaga
Kerja pada Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan Kopi (Coffea arabica L.) di
Kebun Kalisat Jampit, PT Perkebunan Nusantara XII, Bondowoso, Jawa Timur
adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2016

Lerry Daniel P Sormin
NIM A24110088

ABSTRAK
LERRY DANIEL P SORMIN. Manajemen Tenaga Kerja pada Pemeliharaan
Tanaman Menghasilkan Kopi (Coffea arabica L.) di Kebun Kalisat Jampit, PT
Perkebunan Nusantara XII, Bondowoso, Jawa Timur. Dibimbing oleh AHMAD
JUNAEDI.
Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan Indonesia yang penting
untuk dikembangkan karena memberikan devisa bagi negara dan membuka
lapangan pekerjaan. Tujuan melakukan magang adalah mempelajari teknik
budidaya, menambah keterampilan dan pengalaman manajerial di perkebunan
kopi, khususnya pada aspek manajemen tenaga kerja. Kegiatan magang dilakukan

mulai 9 Februari sampai 9 Juli 2015. Selama magang, program yang dilakukan
adalah satu bulan menjadi karyawan harian lepas, satu bulan menjadi asisten
mandor, dan dua bulan menjadi asisten kepala tanaman. Data dan informasi
didapatkan dari kegiatan lapangan dan dokumen perusahaan. Realisasi kegiatan
pemeliharaan masih berubah dari jadwal yang ditentukan dan masalah
ketidakhadiran tenaga kerja yang dapat menghambat pekerjaan. Jumlah tenaga
kerja di Kebun Kalisat Jampit pada bulan April sebanyak 945 orang. Indeks
Tenaga Kerja (ITK) yaitu 0.66 orang ha-1, sedangkan norma ITK untuk
perkebunan kopi adalah 1.38 orang ha-1. Tenaga kerja paling banyak digunakan
pada kegiatan wiwil halus. Hubungan korelasi yang nyata terhadap prestasi kerja
dimiliki oleh kelompok usia pada pemupukan dan pengendalian gulma kimia serta
lama masa kerja pada pengendalian gulma secara kimiawi. Lama masa kerja tidak
berkorelasi nyata terhadap prestasi kerja pada kegiatan pemupukan, pengendalian
gulma manual, dan wiwil halus; seluruh tingkat pendidikan, serta kelompok usia
pada pengendalian gulma manual. Tenaga Pemanen masih banyak melakukan
kesalahan dalam memetik buah kopi, hal ini disebabkan kurang teliti dalam
memetik dan harga upah yang rendah untuk hasil panen. Data di lapangan
menunjukkan bahwa hubungan antara usia, lama masa kerja, dan tingkat
pendidikan tidak berkorelasi nyata terhadap prestasi kerja pemanen.
Kata kunci: lama bekerja, pendidikan, prestasi tenaga kerja, usia pekerja

ABSTRACT
LERRY DANIEL P SORMIN. Labor Management of Productive Coffee Plant
(Coffea arabica L.) in Kalisat Jampit Plantation PTPN XII, Bondowoso, East Java.
Supervised by AHMAD JUNAEDI.
Coffee is one of Indonesia's most important commodities to be developed,
because it provides income for the country and creating jobs. The purpose of
doing an internship was to learn the techniques of coffee cultivation in real field,
to enrich the managerial skill and experience in the coffee plantation, especially
relates to labour management. The internship was conducted in Kalisat Jampit
Plantation, Bondowoso, East Java with duration for four month, since 9 March
until 9 July 2015. During internship, the program was to be field worker for one
months, foreman for one months, and field assistant for two months. Data and
information were collected from field activity and office document. Time of plant

maintenance still found changing from the schedule and absence of labor could
hamper the worked. The number of workers in April was 945 people. Labor
indeks was 0.66 people ha-1, while standart labor indeks for coffee was 1.38
people ha-1. The labor most used in pruning activity. The result showed age has
significantly correlation with working capability for fertilization, chemical
weeding and working period for chemical weed. Working period has no

correlation with working capability or fertilization, manual weed control,
pruning; all activity for education level, and age for manual weed control. The
harvesters were still make a lot mistaken in picked some cherries, because they
did not careful when picking and it might be relate with low wages for harvester.
There were no correlation between labor productivity harvesting with labor age,
education, and period of work.
Key words: labor age, labor education, labor productivity, period of work

MANAJEMEN TENAGA KERJA PADA PEMELIHARAAN
TANAMAN MENGHASILKAN KOPI (Coffea arabica L.)
DI KEBUN KALISAT JAMPIT, PT PERKEBUNAN
NUSANTARA XII, BONDOWOSO, JAWA TIMUR

LERRY DANIEL PARLINDUNGAN SORMIN

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura


DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
kasih karuniaNya sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Karya
ilmiah ini berjudul Manajemen Tenaga Kerja pada Pemeliharaan Tanaman
Menghasilkan Kopi (Coffea arabica L.) di Kebun Kalisat Jampit, PT Perkebunan
Nusantara XII, Bondowoso, Jawa Timur.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr Ir Ahmad Junaedi, MSi selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan arahan dan saran.
2. Dr Ir Supijatno, Msi selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan
saran.
3. Prof Dr Ir Sudirman Yahya, MSc selaku penguji dari wakil urusan komisi
pendidikan yang telah memberikan motivasi dan saran.

4. Prof Dr Ir M.A. Chozin, M.Agr selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan motivasi dan saran.
5. Ir Bastian Sormin dan Nurmatiar Aruan selaku orang tua dan keluarga yang
telah memberikan doa dan dukungan.
6. Manajer Kebun Kalisat Jampit beserta staf dan karyawan yang telah memberi
bimbingan dan fasilitas selama kegiatan magang.
7. Direksi PTPN XII yang telah memberi kesempatan untuk melaksanakan
kegiatan magang di Kebun Kalisat Jampit.
8. Teman magang Renaya Azima, Faizal Sofwan, dan Yusuf Setiawan yang
selalu bersama dalam kegiatan magang.
9. Teman-teman Dandelion angkatan 48 dan seluruh pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.
Bogor, Januari 2016
Lerry Daniel P Sormin

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Kopi
Syarat Tumbuh
Manajemen Tenaga Kerja
Pemeliharaan
METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Metode Pelaksanaan
Pengamatan dan Pengumpulan Data
Analisis dan Pengolahan Data
KEADAAN UMUM
Sejarah PT Perkebunan Nusantara XII
Letak Geografis dan Administratif
Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi
Luas Areal dan Tata Guna Lahan
Keadaan Tanaman dan Produksi
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
Aspek Manajerial
HASIL DAN PEMBAHASAN
Manajemen Tenaga Kerja Pemeliharaan
Jadwal Kegiatan Pemeliharaan
Tenaga Kerja Pemeliharaan
Manajemen Tenaga Kerja Panen
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

xvi
xvi
xvii
1
1

1
2
2
2
3
4
5
5
5
6
6
6
6
7
7
7
7
8
9
9

18
19
19
21
22
25
28
28
28
29
30
39

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6

7
8
9
10
11
12
13

Luas areal, produksi, dan produktivitas kopi Arabika di Kebun
Kalisat Jampit 2010 - 2014
Jumlah tenaga kerja pada setiap bagian tenaga kerja Kebun Kalisat
Jampit Afdeling Kampung Baru
Rencana kegiatan pemeliharaan di Kebun Kalisat Jampit 2015
Realisasi kegiatan pemeliharaan di Kebun Kalisat Jampit Afdeling
Kampung Baru 2015
Frekuensi dan standar prestasi pemeliharaan tanaman menghasilkan
kopi
Jumlah tenaga kerja pemeliharaan berdasarkan usia dan rata-rata hasil
prestasi kerja
Jumlah tenaga kerja pemeliharaan berdasarkan lama masa kerja dan
rata-rata hasil prestasi kerja
Jumlah tenaga kerja pemeliharaan berdasarkan tingkat pendidikan dan
rata-rata hasil prestasi kerja
Hasil check list Afdeling Kampung Baru
Hasil panen bulan Juni masa II di Kampung Baru, Kebun Kalisat
Jampit
Jumlah tenaga kerja panen berdasarkan usia dan rata-rata hasil
prestasi kerja
Jumlah tenaga kerja panen berdasarkan tingkat pendidikan dan ratarata hasil prestasi kerja
Jumlah tenaga kerja panen berdasarkan lama masa kerja dan rata-rata
hasil prestasi kerja

8
20
21
21
22
23
24

26
26
27
27
27

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

(a) Penanaman benih dan (b) alat lubang tanam polibag
(a) Pupuk lewat tanah dan (b) pupuk lewat daun
Hasil stek sambung
Pemotongan polibag
Aplikasi pemupukan bentuk metode L
(a) Pemangkasan wiwil halus dan (b) wiwil kasar
Kegiatan pengendalian gulma kimia
Hama penggerek batang
Kegiatan pendongkelan tanaman kopi
Kegiatan sortasi panen
(a) Conestank dan (b) pulper

9
10
10
11
12
13
14
15
15
17
17

DAFTAR LAMPIRAN
1 Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas di Kebun
Kalisat Jampit PTPN XII, Bondowoso, Jawa Timur
2 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor di Kebun
Kalisat Jampit PTPN XII, Bondowoso, Jawa Timur
3 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten di Kebun Kalisat
Jampit PTPN XII, Bondowoso, Jawa Timur
4 Peta areal konsesi dan tata guna lahan 2015 Kebun Kalisat Jampit PTPN XII,
Bondowoso, Jawa Timur
5 Keadaan curah hujan dan hari hujan bulanan tahun 2010-2014 di Kebun
Kalisat Jampit, PTPN XII, Bondowoso, Jawa Timur
6 Struktur organisasi Kebun Kalisat Jampit PTPN XII, Bondowoso, Jawa
Timur

31
31
34
36
37
38

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kopi merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting bagi
Indonesia karena memberikan devisa bagi negara, sumber penghasilan bagi petani,
dan membuka lapangan pekerjaan. Menurut Najiyati dan Danarti (1990) kopi
bukan sekedar minuman, tetapi mempunyai arti ekonomi yang penting bagi petani
yang mengembangkan tanaman kopi. Indonesia berada pada peringkat ketiga
untuk negara penghasil kopi setelah Brazil dan Vietnam dengan data ekspor tahun
2013 mencapai 534 ton dengan nilai US$ 1 174 juta serta impor sebesar 15 ton
dengan nilai US$ 38.8 juta (Ditjenbun 2013).
Perkembangan tanaman kopi di Indonesia tidak begitu pesat, hal ini dapat
dilihat dengan peningkatan luas areal tanaman kopi yang meningkat sedikit. Luas
areal tanaman kopi pada tahun 2012 sebesar 1 235 290 ha dan tahun 2013
meningkat sebesar 1 241 712 ha (Ditjenbun 2013). Peningkatan luas areal yang
semakin besar memerlukan suatu kegiatan pemeliharaan yang berkelanjutan agar
mendapatkan produksi yang tinggi.
Kualitas sumber daya manusia dapat ditingkatkan melalui upaya
pengelolaan sumber daya manusia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah
dengan mengadakan penilaian prestasi kerja. Penilian prestasi kerja adalah
evaluasi terhadap perilaku, prestasi, dan peluang pengembangan karyawan yang
hasilnya dapat digunakan untuk memperbaiki keputusan personalia. Sumber daya
manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu
perusahaan di samping faktor lain seperti modal (Hariandja 2002).
Pemeliharaan adalah salah satu kegiatan untuk mendapatkan tanaman yang
baik dan memperoleh hasil yang bagus pada saat panen (Siswoputranto 1993).
Kegiatan pemeliharaan pada tanaman kopi adalah pemupukan, pemangkasan,
pengendalian gulma, pengendalian hama penyakit, dan pemeliharaan terhadap
pohon naungan. Kegiatan ini memerlukan biaya yang cukup besar dan sumber
daya manusia menjadi salah satu faktor penentu dalam kegiatan pemeliharaan.
Kemampuan dan ketrampilan dalam melakukan kegiatan pemeliharaan dapat
dikendalikan dengan manajemen sumber daya manusia.
Kegiatan panen tidak akan terhambat apabila pemeliharaan dilakukan
secara intensif. Pemeliharaan yang intensif akan berdampak terhadap hasil
produksi. Produksi yang tinggi ditandai dengan pertumbuhan yang baik dan
pemanenan buah kopi sesuai dengan kriteria panen. Pemetikan buah kopi yang
benar akan menghasilkan kualitas biji kopi yang baik. Penentuan kematangan
buah ditandai oleh perubahan warna kulit buah. Kulit buah berwarna hijau masih
muda, berwarna kuning menandakan setengah masak, berwarna merah
menandakan masak penuh, dan warna hitam menandakan overripe apabila
terlambat diambil (Ernawati et al. 2008).
Tujuan
Tujuan umum melakukan magang adalah mempelajari teknik budidaya,
menambah keterampilan, dan pengalaman kerja di perkebunan kopi. Tujuan
khusus magang adalah menambah pengetahuan tentang manajerial perkebunan

2
kopi, mempelajari, dan menganalisa permasalahan yang dihadapi di lapangan,
khususnya manajemen tenaga kerja pada pemeliharaan kopi.

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Kopi
Ahli botanis yang bernama Linnaeus adalah orang yang pertama kali
mendeskripsikan spesies kopi (Coffea sp.) pada tahun 1753 (Charrier 1985). Kopi
termasuk dalam famili Rubiaceae, genus Coffea, dan spesies Coffea arabica.
Salah satu kenis kopi yang dapat dibudidayakan di Indonesia yaitu, kopi Arabika.
Struktur morfologi tanaman kopi terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah.
Akar tanaman kopi Arabika merupakan akar tunggang, tegak lurus ke
bawah, dan kedalaman perakaran sekitar 40-50 cm. Percabangan akar sekunder
dan tersier berada pada kedalaman 30 cm dengan panjang cabang akar berkisar
0.5-1 m. Batang utama kopi sudah kelihatan sejak tanaman berumur 1 tahun.
Batang tumbuh dengan tegak serta memiliki dua percabangan yaitu, cabang
orthotrop dan plagiotrop. Cabang orthotrop adalah cabang yang tumbuh tegak
lurus atau vertikal. Cabang plagiotrop adalah cabang yang tumbuh ke samping
atau horizontal dan merupakan tempat tumbuh bunga dan buah. Ada beberapa
macam jenis cabang yaitu, cabang kipas, cabang balik, dan cabang mati.
Daun kopi Arabika berbentuk lonjong seperti bulat telur dengan ujung
daun meruncing dan berwarna hijau mengkilap. Daun tumbuh pada batang,
cabang, dan ranting yang tersusun berpasangan. Bunga kopi Arabika tumbuh pada
ketiak daun dan berwarna putih. Kopi Arabika mulai berbunga setelah berumur ±
4 tahun setelah tanam dan memiliki sistem penyerbukan sendiri. Bunga tumbuh
serempak dan bergrombol. Buah kopi terdiri atas daging buah dan biji. Daging
buah terdiri atas tiga bagian yaitu kulit luar (eksokarp), daging buah (mesokarp),
dan kulit tanduk (endocarp). Buah kopi akan terbentuk selama 9-10 bulan dari
pembungaan (PTPN XII 2013). Buah kopi memiliki dua biji kopi yang dilapisi
oleh kulit tanduk. Tanaman kopi merupakan tanaman tahunan yang berbuah
sepanjang tahun. Pemanenan buah kopi dilakukan pada pertengahan bulan Mei
sampai Oktober. Kegiatan panen kopi dari awal sampai panen raya membutuhkan
banyak tenaga kerja pemanen.
Syarat Tumbuh
Tanaman kopi Arabika tumbuh dengan baik apabila memiliki syarat
tumbuh yang sesuai untuk pertumbuhan. Faktor yang mempengaruhi adalah iklim
dan tanah. Faktor iklim yang mempengaruhi pertumbuhan kopi Arabika yaitu
hujan, sinar matahari, dan suhu udara.
Tanaman kopi Arabika membutuhkan curah hujan sebesar 1 250-2 500
mm tahun-1. Suhu udara yang baik berkisar antara 15-25 °C dan memiliki bulan
kering 1-3 bulan. Kopi Arabika dapat tumbuh pada ketinggian 1 000-2 000 m
diatas permukaan laut dan tidak dapat tumbuh pada daerah yang menyebabkan
cuaca frost. Struktur tanah yang baik untuk kopi Arabika yaitu berlempung
dengan struktur tanah lapisan atas remah, pH tanah 5.5-6.5, kandungan bahan

3
organik minimal 2%, kedalaman efektif > 100 cm, dan kemiringan tanah sebesar
30% (Ditjenbun 2013).
Manajemen Tenaga Kerja
Manajemen tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang penting
diperhatikan dalam melakukan perencanaan kerja selain faktor modal. Manajemen
tenaga kerja berkaitan dengan mengelola sumber daya manusia dalam lingkup
organisasi. Aktivitas yang dilakukan dalam manajemen tenaga kerja yaitu
perencanaan kebutuhan tenaga kerja pada masa sekarang dan masa yang akan
datang, pengarahan, motivasi, pengawasan, analisis jabatan, dan seleksi.
Kegiatan untuk membentuk karakter sumber daya manusia yang baik atau
mapan khususnya tenaga kerja, dapat dikategorikan menjadi empat bagian yaitu
persiapan dan pengadaan, pengembangan dan penilaian, pengkompensasian dan
perlindungan, serta hubungan kepegawaian (Hariandja 2002). Persiapan dan
pengadaan adalah kegiatan untuk mengetahui jabatan yang ada dalam organisasi
berserta tugas yang dilakukan dan persyaratan yang harus dimiliki oleh pemegang
jabatan dalam lingkup kerja. Bagian ini bertujuan untuk mencapai tujuan dan
sasaran yang telah direncanakan. Persiapan yang dilakukan dalam manajemen
adalah mengetahui persyaratan tugas (job specification), rincian tugas (job
description), dan standar kerja (job performance standart).
Pengembangan dan penilaian bertujuan untuk meningkatkan kinerja tenaga
kerja. Salah satu hal yang dapat meningkatakan kinerja adalah mengadakan
pelatihan secara berkala. Pelatihan adalah sebuah kegiatan yang meningkatkan
atau memperbaiki kinerja karyawan dalam pekerjaanya sekarang dan pekerjaan
lain yang terikat dengan jabatanya, baik secara individu maupun kelompok (Ruky
2001). Kegiatan pelatihan dilakukan dengan tepat dan diharapkan akan
menghasilkan perbaikan dalam kinerja organisasi. Pengembangan dapat diketahui
apabila tenaga kerja memberikan peningkatan kinerja secara signifikan.
Pengembangan dapat berupa peningkatan jabatan, peningkatan upah, dan nonfinansial.
Pengkompensasian dan perlindungan perlu diberikan kepada tenaga kerja.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mempertahankan motivasi serta semangat
kerja. Salah satu contoh bentuk program yang dapat dilakukan adalah memberi
kesejahteraan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja. Hubungan kepegawaian
merupakan suatu kegiatan internal yang harus diperhatikan dalam suatu organisasi.
Hubungan kepegawaian berkaitan dengan lingkungan pekerjaan. Hubungan yang
baik akan menciptakan suatu keharmonisan dalam bekerja dan apabila tidak
terjadi hubungan yang baik maka akan terjadi kesalahpahaman dalam bekerja.
Seluruh kategori akan terlaksana dengan baik apabila tindakan pengawasan,
pengarahan, dan evaluasi dilakukan dengan benar. Setiap unit manajemen harus
bekerjasama untuk mewujudkan sumber daya manusia sinergi dan mampu
bersaing dalam mencapai tujuan perusahaan (Hariandja 2002).
Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
untuk masyarakat (Depkumham 2003). Kopi merupakan salah satu industri
pertanian Negara Indonesia yang penting diperhatikan, karena pengolahan lahan
sampai pemasaraan menyerap banyak tenaga kerja. Tenaga kerja menjadi aset

4
yang terpenting bagi perkebunan tanaman kopi untuk kelangsungan produksi
maupun kegiatan lainnya. Pengalaman, tingkat pendidikan, dan usia adalah salah
satu faktor yang mempengaruhi prestasi kerja tenaga kerja. Tujuan menganalisis
tenaga kerja pada tanaman kopi adalah menentukan jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Pemeliharaan
Semua kegiatan dalam proses budi daya tidak lepas dari kegiatan
pemeliharaan. Pemeliharaan sangat penting dilakukan karena akan berdampak
pada proses pemanenan dan hasil produksi. Kegiatan pemeliharaan tanaman kopi
terdiri dari pengelolaan tanah, penyulaman, pemangkasan, pengendalian hama dan
penyakit, pengendalian gulma, dan pemupukan (Sirait 2005).
Pengolahan tanah pada tanaman kopi dilakukan pada lahan yang miring.
Lahan yang miring dibuat menjadi teras agar tidak terjadi erosi yang besar.
Mengendalikan laju erosi tanah sangat penting dilakukan agar tidak
mengakibatkan kemunduran kualitas tanah, mengurangi biaya penyiangan dan
meningkatkan produktivitas tanaman kopi yang pada akhirnya akan berdampak
pada peningkatan pendapatan (Balittanah 2004). Penyulaman tanaman kopi
dilakukan pada awal musim hujan. Penyulaman bertujuan untuk mengganti
tanaman yang mati, tanaman yang tidak normal, serta mempertahankan
produktivitas. Penyulaman juga dilakukan pada tanaman naungan.
Pemangkasan pada tanaman kopi sangat penting dilakukan dalam
pemeliharaan, karena akan membentuk percabangan yang baru untuk
meningkatkan produksi buah kopi dan membentuk tanaman yang ideal. Tujuan
lain dari pemangkasan adalah membentuk tanaman yang sehat dan mengatur
tinggi tanaman sehingga memudahkan perawatan dan pemanenan, jumlah cahaya
yang masuk lebih banyak dan memperlancar aliran udara dalam tajuk, serta
memudahkan pengendalian hama dan penyakit (Hulupi 2013). Ada beberapa jenis
pemangkasan yaitu pangkas bentuk, pangkas lepas panen, dan pemangkasan
naungan. Pangkas bentuk dilakukan pada saat tanaman belum menghasilkan, dan
pangkasan bentuk terdiri dari dua jenis yaitu pangkas batang tunggal dan pangkas
bentuk batang ganda. Pangkas lepas panen dilakukan setelah panen kopi dengan
cara memangkas cabang kering, cabang cacing, cabang balik, dan cabang yang
sudah berbuah tiga sampai lima kali. Pemangkasan naugan dilakukan pada awal
musim hujan. Pemangkasan naungan bertujuan untuk melindungi tanaman kopi
dari kondisi lembab, mengurangi kehilangan humus, dan mengurangi kejadian
mati pucuk akibat kelebihan produksi.
Pengendalian hama dan penyakit tidak terlepas dari kegiatan pemeliharaan
tanaman kopi. Pengendalian dilakukan agar mampu menekan populasi atau
kerusakan tanaman pada tingkat yang tidak merugikan. Peringatan sejak dini
adalah kunci keberhasilan dari pengendalian hama dan penyakit. Pengendalian
dilakukan pada seluruh tanaman kopi mulai dari pembibitan hingga tanaman
menghasilkan. Hama dan penyakit yang dominan ditemukan pada tanaman kopi
adalah nematoda parasit (Pratylenchus coffeae dan Radopholus similis),
penggerek buah kopi, penyakit karat daun (Hemileia vastatrix) (Hulupi 2013).
Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh di suatu tempat dalam waktu
tertentu yang tidak dikehendaki oleh manusia. Gulma bersaing dengan tanaman

5
budidaya dan membutuhkan biaya yang cukup besar untuk melakukan
pengendalian gulma. Tanaman kopi relatif kalah bersaing dengan gulma dalam
mendapatkan unsur hara dari dalam tanah karena perakarannya dangkal (Zaenudin
1998 dalam Mahfud 2012). Jenis gulma yang dominan tumbuh di tanaman kopi
seperti alang-alang (Imperata cylindrical), grinting (Cynodon dactylon),
Ottochloa nodusa dari golongan rumput, Cyperus rotundus, C. kyllingia dari
golongan teki, dan Mikania micrantha.
Pemupukan pada tanaman sangat penting bagi seluruh jenis komoditi yang
dibudidayakan, termasuk tanaman kopi. Tujuan pemupukan pada tanaman kopi
adalah menyediakan unsur hara bagi tanaman, memperbaiki kondisi tanaman,
meningkatkan produksi, dan meningkatkan mutu pada tanaman kopi (Rahardjo
2012). Pemupukan dilakukan untuk mempertahankan dan memperbaiki kesuburan
tanah, agar produktivitas tanah meningkat dan memperoleh hasil tanaman yang
optimal.

METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Kalisat Jampit, PT Perkebunan
Nusantara XII, Bondowoso, Jawa Timur. Kegiatan magang dilaksanakan selama
empat bulan dimulai 9 Maret sampai 9 Juli 2015..
Metode Pelaksanaan
Kegiatan magang yang dilaksanakan meliputi aspek teknis dan aspek
manajerial pada berbagai tingkatan pekerjaan mulai dari karyawan harian lepas
(KHL) selama satu bulan, pendamping mandor selama satu bulan, dan dua bulan
sebagai pendamping asisten afdeling. Kegiatan yang dilakukan pada bulan
pertama sebagai karyawan harian lepas (KHL) adalah melaksanakan seluruh
kegiatan di lapangan meliputi pembibitan, pemeliharaan (penyulaman,
pemupukan, pemangkasan, pemeliharaan tanaman pelindung, pengendalian hama
penyakit), pemanenan, dan pasca panen biji kopi. Penulis membuat jurnal
kegiatan harian selama menjadi KHL yang dapat dilihat pada Lampiran 1.
Kegiatan yang dilakukan pada bulan kedua adalah pendamping mandor
lapangan. Pekerjaan yang dilakukan meliputi membantu menghitung prestasi kerja
karyawan, mengawasai dan mengorganisir kegiatan, menghitung biaya
operasional kegiatan, dan membuat jurnal harian. Penulis membuat jurnal
kegiatan harian selama menjadi pendamping mandor yang dapat dilihat pada
Lampiran 2. Kegiatan yang dilakukan pada bulan ketiga yaitu sebagai
pendamping asisten kebun. Pekerjaan meliputi pengawasan kinerja terhadap
mandor besar, mengelola dan menganalisis setiap kegiatan yang dilakukan di
tingkat afdeling. Penulis membuat jurnal kegiatan harian selama menjadi
pendamping asisten kebun yang dapat dilihat pada Lampiran 3.

6
Pengamatan dan Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam kegiatan magang adalah metode
langsung (pengumpulan data primer) dan tidak langsung (pengumpulan data
sekunder). Pengumpulan data primer diperoleh dari pengamatan langsung di
lapangan. Data primer yang diamati berupa prestasi kerja dari tenaga kerja yang
melakukan kegiatan pemeliharaan pada tanaman menghasilkan, seperti
pemupukan, penyiangan gulma, pemangkasan, dan panen yang dihitung dalam
satuan hari orang kerja (HOK). Pengamatan data primer dilakukan terhadap
tenaga kerja pemeliharaan meliputi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada
setiap kegiatan pemeliharaan, usia, tingkat pendidikan, pengalaman kerja.
Pengamatan tenaga kerja juga dilakukan pada kegiatan panen.
Pengumpulan data sekunder diperoleh dari perusahaan berupa arsip dan
dokumen yang meliputi sejarah umum perusahaan (asal mula dan proses
berdirinya perusahaan), letak geografi dan letak wilayah administratif, keadaan
tanah, topografi dan iklim, luas areal dan tata guna lahan, keadaan tanaman dan
produksi, serta struktur organisasi dan ketenagakerjaan..
Analisis dan Pengolahan Data
Data dan informasi yang diperoleh dianalis secara deskriptif dan kuantitatif.
Data hasil pengamatan dibandingkan dengan standar perusahaan dan studi
pustaka. Analisis kuantitatif digunakan untuk menghitung nilai rata-rata,
persentase, uji korelasi, serta perhitungan matematis sederhana dan diolah
menggunakan software Microsoft Excel dan Minitab 1.6. Hasil data dan informasi
disajikan dalam bentuk tabel, selanjutnya dibandingkan dengan standar dan aturan
kerja dari perusahaan atau standar baku pemeliharaan tanaman kopi.

KEADAAN UMUM
Sejarah PT Perkebunan Nusantara XII
PT Perkebunan Nusantara adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
seluruh sahamnya dimiliki oleh pemerintah Republik Indonesia. PT Perkebunan
Nusanatara XII adalah gabungan dari PT Perkebunan XXIII, PT Perkebunan
XXVI, dan PT Perkebunan XXIX berdasarkan PP nomor 17 tahun 1996 yang
dituangkan dalam akte notaris Harun Kamil, SH dengan nomor 45 tanggal 11
Maret 1996 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan
SK nomor: C.22-8340 HT.01.01 tahun 1996 tanggal 8 Agustus 1996.
Kebun Kalisat Jampit mengalami beberapa perubahan nama kepemilikan,
antara lain: David Bernie Administate Kantor (DBAK), Landbouw Matschappij
Oud Djember (LMOD) tahun 1955, PPN Baru Unit A tahun 1958, PPN Kesatuan
Jawa Timur VII tahun 1961, PPN Antan XIII tahun 1963, PNP XXVI tahun 1968,
PTP XXVI tahun 1972, PTP kelompok Jawa Timur tahun 1995, PT Perkebunan
Nusantara XII tahun 1996, dan Kebun Kalisat Jampit hingga saat ini menjadi
salah satu unit usaha dari PTPN XII (Sumber arsip Kantor Induk Kebun Kalisat
Jampit 2015).

7
Letak Geografis dan Administratif
Kebun Kalisat Jampit PT Perkebunan Nusantara XII terletak di Desa
Kalisat, Kecamatan Sempol, Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur. Kebun
Kalisat Jampit terletak pada dataran tinggi lingkungan pegunungan Ijen. Kebun
Kalisat Jampit memiliki daerah tertinggi pada 1 600 m di atas permukaan laut dan
terendah pada 1 100 m di atas permukaan laut. Wilayah kebun Kalisat Jampit
dapat diakses dengan kendaraan roda empat dan roda dua. Transportasi dari Kota
Bondowoso ke Kebun Kalisat Jampit berjarak 52 km. Batas wilayah Kebun
Kalisat Jampit disebelah Utara berbatasan dengan Desa Pedati, sebelah Timur
berbatasan dengan Kebun Blawan, sebelah Barat dan Selatan berbatasan dengan
Perhutani. Letak geografis dan administratif dapat dilihat pada Lampiran 4.
Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi
Menurut klasifikasi iklim Schmidth-Ferguson keadaan Kebun Kalisat
Jampit termasuk iklim D. Curah hujan rata-rata 1 561.8 mm tahun-1 dengan hari
hujan rata-rata 120.1 hari tahun-1, rata-rata bulan basah selama 6.1 bulan dan
bulan kering selama 5.3 bulan. Temperatur suhu sebesar 5 °C sampai 40 °C dan
rata-rata suhu sebesar 18 °C. Kelembaban berkisar 57.40% sampai 95.70%
dengan rata-rata 82%.
Keadaan topografi Kebun Kalisat Jampit secara umum datar dan sebagian
wilayah memiliki keadaan lahan yang berlereng dengan kemiringan 30-80 %.
Jenis tanah Kebun Kalisat Jampit terdiri atas andosol, regosol, dan aluvial. pH di
Kebun Kalisat Jampit berkisar 4-7 dengan rata-rata pH 6. Data curah hujan 10
tahun terakhir dapat dilihat pada Lampiran 5.
Luas Areal dan Tata Guna Lahan
Kebun Kalisat Jampit memiliki total luas areal konsesi sebesar 3 105.41 ha
terdiri atas areal tanaman menghasilkan kopi sebesar 1 344.79 ha, Tanaman
Belum Menghasilkan (TBM) III 24 ha, TBM I 49.52 ha, tanaman jeruk 10 ha,
tanaman stroberi 1 ha, pembibitan kopi 9.50 ha, tanaman alpukat 1 ha, tanaman
sengon 89.95 ha, tanaman akasia 217.09 ha, tanaman jabon 7 ha, dan seluruh
emplasmen, jalan, sungai, kuburan, curam, tanah tandus, hutan cadangan 1 351.62
ha. Kebun Kalisat Jampit dibagi menjadi 6 Afdeling, yaitu Afdeling Jampit,
Afdeling Kampung Baru, Afdeling Kampung Malang, Afdeling Krepekan,
Afdeling Pabrik, dan Afdeling Sempol.
Keadaan Tanaman dan Produksi
Tanaman kopi yang dibudidayakan di Kebun Kalisat Jampit adalah jenis
Arabika (Coffea arabica L) dengan varietas USDA, Kate, Typika, Lini S, tetapi
varietas yang dominan ditanam di Kebun Kalisat Jampit adalah variertas USDA.
Kebun Kalisat Jampit memiliki tanaman kopi tertua dan produktif dengan varietas
Typika yang berumur 47 tahun dengan tahun tanam 1968. Jarak tanam yang
digunakan di Kebun Kalisat Jampit adalah 2.50 m x 2.50 m, 2.5 m x 2 m, 1.75 m
x 1.75 m dengan rata-rata populasi tanaman 1 600 pohon per ha, tetapi
penggunaan jarak tanam disesuaikan dengan keadaan lahan. Kelebihan varietas

8
USDA adalah tipe pertumbuhan yang tinggi dengan percabangan teratur, daun tua
bewarna hijau tua, bentuk daun lebar, pembungaan serempak, dan produksi tinggi.
Tanaman menghasilkan sebagian besar telah berumur 30 tahun.
Tanaman penaung yang digunakan oleh Kebun Kalisat Jampit adalah
lamtoro (Leucaena glauca) dan sengon (Albizia falcataria). Tanaman penaung
tetap lamtoro menggunakan klon L2 dan PG79 yang ditanam diantara dua larikan
tanaman kopi dengan jarak tanam 5 m x 4 m dan populasi 5 00 pohon per ha.
Tanaman penaung sengon digunakan untuk pemecah angin atau wind breaker dan
penanaman di pinggir jalan dengan populasi 5 00 pohon per ha. Luas areal,
produksi, dan produktivitas kopi Arabika di kebun Kalisat Jampit disajikan pada
Tabel 1.
Tabel 1 Luas areal, produksi, dan produktivitas kopi Arabika di Kebun Kalisat
Jampit 2010 - 2014
Tahun

Luas Areal (ha)

Produksivitas
(kg/ha)
861
551
1 045
315
932
741

Produksi Kering (kg)

2010
1 161.67
1 000 159
2011
1 221.67
673 607
2012
1 149.56
1 201 119
2013
1 149.56
368 933
2014
1 280.15
1 144 663
Rata-rata
1 197.04
887 430
Sumber: Kantor Induk Kebun Kalisat Jampit 2015
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

Struktur Organisasi
Kebun Kalisat Jampit merupakan salah satu unit usaha strategi (UUS) yang
berada dalam wilayah II PT Perkebunan Nusantara XII. Struktur organisasi Kebun
Kalisat Jampit dipimpin oleh seorang Manajer yang dibantu oleh wakil manajer,
asisten administrasi, asisten tanaman (Astan), dan asisten teknik dan pengolahan
(Astekpol).
Tenaga kerja Kebun Kalisat jampit memiliki dua golongan, yaitu staf dan
non staf. Tenaga kerja staf terdiri dari manajer, wakil manajer, asisten
administrasi, asisten teknik dan pengolahan, serta asisten tanaman. Tenaga kerja
staf diangkat oleh perusahaan berdasarkan prestasi kerja. Tenaga kerja non staf
terdiri dari karyawan bulanan tetap (KBT), karyawan harian tetap (KHT), dan
karyawan harian lepas (KHL).
Jumlah tenaga kerja di Kebun Kalisat Jampit pada bulan April sebanyak 945
orang. Indeks Tenaga Kerja (ITK) yaitu 0.66 orang ha-1, sedangkan normna ITK
untuk perkebunan kopi adalah 1.38 orang ha-1. Struktur organisasi dapat dilihat
pada Lampiran 6.
ITK=

=

0.66 orang ha-1

9

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
Kegiatan teknis yang dilakukukan selama magang, yaitu sebagai karyawan
harian lepas. Kegiatan diawali dengan melaksanakan apel pagi bersama asisten
tanaman, mandor, juru tulis, dan petugas keamanan pada pukul 05.00 WIB untuk
merencanakan pekerjaan. Pembagian tugas dan absensi pada karyawan dilakukan
pada saat apel pukul 06.00 WIB. Waktu kerja efektif untuk karyawan lapangan
dimulai pada pukul 05.00- 12.00, karyawan kantor bekerja pada pukul 06.00–
14.00 WIB, dan karyawan pabrik bekerja pada pukul 05.30–13.30 WIB.
Pembibitan
Pembibitan Kebun Kalisat Jampit memiliki tiga tempat pembibitan, yaitu
Afdeling Kampung Baru, Afdeling Kampung Malang, dan Afdeling Sempol.
Pembibitan utama berada di Afdeling Kampung Baru dan kedua Afdeling lain
merupakan pembibitan dalam skala kecil. Pembibitan dilakukan dengan dua cara
yaitu Seedling dan stek sambung. Seedling adalah perbanyakan dengan generatif
menggunakan benih dan stek sambung adalah perbanyakan dengan vegetatif
menggunakan batang atas dan batang bawah. Seedling menggunakan benih
varietas Composite, Lini S, USDA, dan Andong sari. Stek sambung menggunakan
batang atas varietas USDA, Andongsari, HDT, dan composite sedangkan batang
bawah yang digunakan adalah BP 308.
Tahap awal perbanyakan dengan zailing adalah pembuatan media tanam.
Media tanam yang digunakan adalah tanah dan pasir dengan perbandingan 2:1.
Media tanam diletakkan pada media semai dengan pemberian tahap awal tanah
kemudian pasir. Penanaman Seedling menggunakan jarak tanam 5 cm x 3 cm
dengan kedalaman 3 cm (Gambar 1a). Pertumbuhan benih kopi menjadi kepelan
membutuhkan waktu selama tiga bulan. Persiapan yang dilakukan sebelum
pemindahan kepelan adalah pengisian media tanam polibag. Media tanam untuk
pengisian polibag adalah tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1.
Pembuatan lubang tanam pada polibag menggunakan alat jemblung (Gambar 1b)
dengan kedalam 10 cm dan alat penutup tanah menggunakan alat sodet.
Pemindahan benih ke polibag pada umur 2-3 bulan (fase kepelan) dan memiliki
dua daun.

a
Gambar 1 (a) Penanaman benih dan (b) alat lubang tanam polibag

b

10
Pemeliharaan pembibitan terdiri dari pengendalian gulma secara manual,
pemupukan lewat tanah (Puleta), pemupukan lewat daun (Puleda), penanaman
stek sambung, dan penyiraman. Pengendalian gulma manual bertujuan untuk
mengurangi persaingan hara dengan cara mencabut dan membersihkan gulma
disekitar polibag. Pemupukan pembibitan terdiri dari dua bagian yaitu puleta dan
puleda. Puleta dan puleda memiliki tujuan yang sama yaitu menambah unsur hara
pada tanaman, tetapi cara pengaplikasian berbeda (Gambar 2). Puleta dilakukan
dengan cara melarutkan pupuk urea dengan dosis 5 g polybag-1, kemudian
diaplikasikan dengan gayung. Puleda dilakukan dengan cara melarutkan pupuk
gandasil D dengan konsentrasi 6.7 g liter-1, kemudian diaplikasikan dengan
sprayer knapsack solo dengan volume air 15 liter. Penyiraman pembibitan
dilakukan setiap hari dengan prestasi kerja 10 000 polibag HOK-1.

a

b

Gambar 2 (a) Pemupukan lewat tanah dan (b) pemupukan lewat daun
Kegiatan stek sambung terdiri dari pemilihan batang atas dan bawah,
penyambungan, dan penanaman. Stek sambung (grafting) menggunakan batang
atas kopi Arabika dan batang bawah kopi Robusta klon BP 308. Kriteria batang
atas dan batang bawah adalah muda dan sehat. Tahap awal penyambungan adalah
memotong jumlah daun agar mengurangi transpirasi dan membuat celah diantara
batang bawah. Tahap kedua adalah pemotongan batang atas dengan bentuk huruf
“V” dan tidak merusak kambium. Selanjutnya, batang atas dimasukan ke celah
batang bawah dengan sejajar, kemudian diikatkan dengan plastik serta posisi
kedua batang tegak lurus (Gambar 3). Bagian bawah hasil stek sambung dipotong
dengan miring kemudian diolesi dengan Rotoon F dalam bentuk pasta.
Penanaman dilakukan dalam sungkup dengan menyiram media tanam polybag
terlebih dahulu. Umur stek sambung siap salur adalah 10-12 bulan dengan
keberhasilan stek sambung sebesar 75%.

Gambar 3 Hasil stek sambung

11
Persiapan Penanaman Tanaman Kopi
Penanaman dilakukan pada lahan yang telah sesuai dengan standar
penanaman tanaman kopi Arabika. Bibit kopi yang ditanam adalah bibit siap salur
yang merupakan bibit sehat yang berasal dari kebun pembibitan Kebun Kalisat
Jampit. Penanaman tanaman kopi dimulai dari kegiatan pemancangan ajir,
pembuatan lubang tanam, penanaman, dan penutupan lubang tanam.
Pemancangan ajir tanam menggunakan alat yang bernama seret. Seret
adalah kawat yang sudah ditandai dengan jarak tanam dan panjang kawat
mencapai 50 meter. Jarak tanam yang digunakan yaitu 2.5 m x 2.5 m dengan
populasi 1600 ha-1. Tahap berikutnya adalah pembuatan lubang tanam dengan
kedalaman 60 cm dan memisahan bagian tanah topsoil dan subsoil. Bibit siap
tanam dilakukan pemotongan pada bagian bawah polibag. Pemotongan bagian
bawah polibang sebesar 3 cm dilakukan agar menghindari pertumbuhan tanaman
menjadi bengkok yang disebabkan oleh akar tunggang yang bengkok dari awal
penanaman (Gambar 4). Tahap selanjutnya adalah mengatur posisi bibit tanaman
kopi dengan tegak serta penutupan lubang tanam yang diawali bagian tanah
topsoil kemudian diikuti oleh bagian tanah subsoil. Tahap terakhir adalah
memasang ajir tanam kembali disamping tanaman dan menaruh bagian bawah
polibag yang telah dipotong di atas ajir tanam agar mempermudah pengawasan.

Gambar 4 Pemotongan polibag
Pemeliharaan Jalan
Pemeliharaan jalan dilakukan pada jalan produksi dan jalan protokol.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperlancar kegiatan produksi, mempermudah
pekerjaan, dan mencegah genangan air yang disebabkan oleh hujan yang dapat
merusak jalan.
Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan
Pemeliharaan yang dilakukan pada tanaman menghasilkan meliputi
pemupukan, pemangkasan, pengendalian gulma, pengendalian HPT, dan dongkel
anak kayu.
Pemupukan. Pemupukan pada tanaman sangat penting bagi seluruh jenis
komoditi yang dibudidayakan, termasuk tanaman kopi. Tujuan pemupukan adalah
menyediakan unsur hara dan meningkatkan mutu tanaman. Penentuan kebutuhan
pupuk berdasarkan hasil analisis tanah dan analisis daun yang dilakukan oleh
pihak kebun. Pemupukan dilakukan dalam dua semester, semester pertama pada
bulan Maret-April dan semester dua pada bulan September-Oktober.

12
Persiapan pemupukan dilaksanakan satu hari sebelum kegiatan pemupukan
berlangsung. Persiapan dilakukan dengan membuat lubang di sekitar piringan
pohon kopi dengan bentuk L pada semester I dan semester II pada posisi
sebaliknya (Gambar 5). Kegiatan pemupukan dilaksanakan mulai pukul 07.0012.00 WIB dan tenaga kerja pemupukan umumnya adalah wanita.
Pupuk yang digunakan adalah Urea, TSP, KCl, dan Kieserit. Dosis
perbandingan Urea : TSP : KCl : Kieserit adalah 400 : 200 : 400 kg ha-1 dan
Kieserit 50 kg ha-1. Dosis pupuk campuran satu pohon sebesar 500 kg pohon-1 dan
Kieserit 25 kg pohon-1.
Organisasi pemupukan terdiri dari pengangkutan pupuk dari gudang,
pengecer, penabur, dan penjaga pupuk. Tim pengangkut pupuk mengambil pupuk
dari gudang yang berada di kantor induk Kebun Kalisat Jampit dan dibawa ke
lokasi pemupukan. Pupuk dicampur oleh tim pengecer sesuai dengan prosedur,
selanjutnya pupuk diecer dengan karung ke tim penabur. Tim penabur bertugas
memupuk tanaman dengan alat takaran yang sudah ditentukan oleh pihak kebun
serta menutup lubang pupuk. Tim keamanan kebun bertugas selama kegiatan
pemupukan. Alat yang digunakan untuk pemupukan adalah ember, alat takaran
pupuk, terpal, dan cangkul.
Standar prestasi kerja untuk pemupukan sebesar 0.33 ha HOK-1 dengan
jumlah tanaman 528 tanaman. Prestasi kerja penulis 100 tanaman HOK-1 dan
penulis juga sebagai pengecer.

Gambar 5 Aplikasi pemupukan bentuk metode L
Pemangkasan. Pemangkasan bertujuan membentuk percabangan yang
ideal, meningkatkan produksi buah kopi, mengatur tinggi tanaman agar
memudahkan perawatan dan pemanenan, memperlancar aliran udara dan cahaya
masuk dalam tajuk, serta memudahkan pengendalian hama dan penyakit.
Jenis cabang pada tanaman kopi terdiri dari cabang B0, B1, B2 dan B3.
Cabang B0 adalah cabang yang belum menghasilkan buah dan dipelihara untuk
dua tahun berikutnya. Cabang B1 adalah cabang yang telah berbuah satu kali,
cabang B2 adalah cabang yang telah berbuah dua kali, dan cabang B3 adalah
cabang yang telah berbuah tiga kali.
Pemangkasan pemeliharaan pada tanaman menghasilkan (TM) terbagi atas
dua bagian, yatu wiwil halus (WH) dan wiwil kasar (WK). Wiwil halus adalah
kegiatan memangkas cabang yang tidak berproduktif yang berada pada cabang
primer dan sekunder seperti cabang balik, cabang cacing, cabang kipas, dan
cabang kering (Gambar 6a). Pemangkasan wiwil halus dilakukan pada saat musim
hujan. Wiwil kasar adalah kegiatan memangkas tunas air atau trubusan pada

13
batang primer dan memelihara dua tunas air untuk dipelihara. Wiwil kasar
dilakukan pada saat menjelang panen (Gambar 6b).
Tenaga kerja pemangkasan adalah tenaga wanita, karena tenaga wanita
lebih terampil. Alat yang digunakan untuk kegiatan pemangkasan adalah gunting
pangkas dan sabit. Norma prestasi kerja untuk kegiatan WH adalah 0.125 ha
HOK-1 dan norma prestasi kerja untuk WK adalah 0.25 ha HOK-1. Prestasi kerja
rata-rata penulis pada kegiatan WH sebesar 0.0125 ha HOK-1 dan WK sebesar
0.13 ha HOK-1.

a

b

Gambar 6 (a) Pemangkasan wiwil halus dan (b) wiwil kasar
Pengendalian gulma. Pengendalian gulma yang dilakukan Kebun Kalisat
Jampit terdiri atas dua bagian, yaitu pengendalian gulma secara manual dan kimia.
Pengendalian gulma bertujuan untuk menghilangkan persaingan antara tanaman
kopi dengan gulma, mempermudah kegiatan pemeliharaan, dan panen. Gulma
yang mendominasi di Kebun Kalisat Jampit adalah Cyperus sp, Ageratum
conyzoides, Setaria plicata, Mikania micrantha, Paspalum conjugatum, Eleusin
indica.
Pengendalian gulma secara manual dilakukan dengan cara jombret. Jombret
adalah memotong gulma disekitar tanaman kopi dan piringan tanaman kopi. Jenis
jombret yang digunakan adalah jombret atas. Jombret atas adalah memotong
gulma dengan ketinggian 10-15 cm diatas permukaan tanah. Pekerjaan dimulai
dari gantangan ke gantangan berikutnya dengan cara berjalan ditengah larikan.
Gantangan adalah jalan kecil yang membatasi areal ha tanaman kopi. Alat yang
digunakan adalah panjang dan bantol. Tenaga kerja untuk kegiatan jombret adalah
tenaga wanita. Norma prestasi kerja pada kegiatan ini 0.2 ha HOK-1. Penulis
menjadi pendamping mandor pada saat kegiatan berlangsung.
Pengendalian gulma secara kimia adalah pengendalian dengan bahan bahan
kimia. Alat yang digunakan adalah sprayer knapsack solo dengan volume air 15
liter, alat takar 1 liter, drum air 220 liter, dan nozzle yang digunakan berwarna
biru. Herbisida yang digunakan adalah herbisida sistemik dengan bahan aktif
glyphosat (Dry Up) dan dicampur dengan perekat. Penggunaan dosis bahan aktif
disesuaikan oleh jenis gulma yang berada di lahan. Dosis glyphosat yang
digunakan sebesar 900 ml ha-1 dengan konsentrasi 5 ml liter-1. Pencampuran
herbisida dilakukan di lahan agar memudahkan pekerjaan. Pengenceran bahan
aktif dengan perbandingan glyphosat : air adalah 1 100 ml : 220 liter. Air yang
digunakan untuk pengenceran adalah air bersih yang diambil langsung dari pabrik.

14
Penyemprotan dilakukan pada pagi hari dan apabila hujan kegiatan tidak
dilakukan. Tenaga kerja yang digunakan adalah karyawan harian lepas sebanyak
15 orang laki-laki. Satu tenaga kerja bertugas untuk pengisian air dan mandor
bertugas untuk pencampuran bahan herbisida. Teknik penyemprotan dimulai dari
gantangan sampai batas gantangan berikutnya dan tanaman muda (TBM) tidak
disemprot karena mencegah dari kontak fisik langsung yang menyebabkan
kematian (Gambar 7). Satu kabag (15 l) dapat menyelesaikan 4 larikan tanaman
kopi. Norma prestasi kerja untuk kegiatan ini 0.5 ha HOK-1 dan prestasi kerja
penulis 0.05 ha HOK-1.

Gambar 7 Kegiatan pengendalian gulma kimia
Pengendalian hama dan penyakit. Hama pada tanaman kopi adalah hama
bubuk buah kopi dan penggerek batang. Pengendalian hama bubuk buah kopi
bertujuan untuk mencegah dan mengurangi serangan dari hama bubuk buah kopi
(Hypotenemus hampei) yang dapat menurunkan produksi buah kopi. Pengendalian
dilakukan sebelum panen kopi yang berlangsung pada bulan Maret sampai April.
Gejala yang timbulkan oleh hama bubuk buah kopi adalah biji kopi menjadi
berlubang dan kering. Hama bubuk buah kopi menyerang buah masak melalui
pangkal buah dan berkembang biak di dalam biji kopi. Hama bubuk buah kopi
merupakan kumbang kecil berwarna hitam yang masih dapat dilihat langsung oleh
mata dan berpindah tempat setelah cadangan makanan di dalam biji kopi telah
habis. Salah satu penyebab terjadinya hama bubuk buah kopi adalah kelembaban
yang tinggi akibat dari kondisi tanaman yang terlalu lebat. Pengendalian dapat
dilakukan dengan cara mengoptimalkan pangkas lewat panen (PLP) dan petik
bubuk. Pengendalian petik bubuk dilakukan sebelum menjelang panen. Petik
bubuk dilakukan dengan cara mengambil buah yang telah masak lebih awal dan
mengambil buah yang telah terserang oleh hama bubuk buah kopi. Tujuan petik
bubuk adalah mengurangi populasi hama bubuk buah kopi agar tidak terjadi
penyebaran keseluruh areal tanaman kopi. Tenaga kerja pengendalian hama bubuk
buah kopi adalah tenaga kerja harian lepas wanita. Alat yang digunakan untuk
kegiatan ini adalah karung petik dan keranjan panen (kocok). Norma prestasi pada
kegiatan ini 0.5 ha HOK-1.
Hama penggerek batang dapat dilihat langsung pada bagian batang primer
tanaman kopi. Hama penggerek batang dapat diduga apabila tanaman kopi
menjadi kering, terdapat lingkaran cincin pada batang primer, dan batang mudah
patah. Cara kerja hama penggerek batang adalah dengan menggerek batang kopi
sepanjang pembuluh batang utama (Gambar 8).

15
Pengendalian hama penggerek batang dilakukan dengan cara memotong dan
memusnahkan tanaman kopi yang terserang penyakit.

Gambar 8 Hama penggerek batang
Dongkel tanaman kopi. Pendongkelan tanaman kopi dilakukan pada
tanaman kopi yang terkena penyakit, umur tanaman sudah tua (>30 tahun), dan
pohon kering. Proses pendongkelan tanaman kopi dilakukan dengan membuat
lubang disekitar tanaman kopi dengan kedalaman 1 m agar mudah melakukan
pendongkelan. Pendongkelan tanaman kopi dilakukan dengan alat kampak
(Gambar 9). Tahap selanjutnya adalah penutupan lubang tanaman kopi dan batang
tanaman kopi yang telah di dongkel dikumpulkan di satu tempat. Norma prestasi
kerja pada kegiatan ini yaitu 200 pohon HOK-1. Prestasi kerja penulis pada saat
kegiatan ini sebesar 23 tanaman kopi.

Gambar 9 Kegiatan pendongkelan tanaman kopi
Pemanenan
Panen merupakan kegiatan akhir dalam budidaya di kebun. Panen buah kopi
di Kebun Kalisat Jampit dilakukan pada bulan Mei. Kegiatan panen terdiri dari
persiapan panen dan panen.
Persiapan panen. Persiapan yang dilakukan adalah memberi nama pada
karung angkut, karung petik, dan hamparan petik, penyedian alat panen,
pembuatan jadwal rotasi panen, pertemuan teknis panen bersama masyarakat
sekitar kebun, serta slametan panen. Pemberian nama pada karung angkut dan
petik dilakukan agar mempermudah pengawasan terhadap hasil panen dan
hamparan petik untuk mempermudah pengawasan sortasi buah kopi sebelum
diangkut ke pabrik. Alat yang digunakan pada kegiatan panen adalah karung
angkut, karung petik, hamparan petik, timbangan, bendera lokasi petik, bendera

16
tempat pengumpulan hasil (TPH), bendera mandor, bendera sortasi, kentongan,
dan papan informasi panen. Alat panen untuk pemetik terdiri dari kocok, tekote,
garu, dan tangga.
Pembuatan jadwal rotasi panen dilakukan sesuai dengan rotasi panen yang
telah ditetapkan oleh pihak kebun berdasarkan kecepatan kematangan buah kopi
antar blok. Kegiatan panen dilakukan oleh tenaga kerja borongan yang berasal
dari sekitar kebun dan luar kebun. Awal panen tenaga kerja hanya berasal dari
sekitar kebun dan apabila terjadi kekurangan tenaga kerja maka pihak kebun
mengambil pekerja dari luar kebun.
Organisasi panen. Organisasi panen dipimpin oleh seorang asisten tanaman
kebun dan bertanggung jawab terhadap kegiatan panen serta hasil panen. Dalam
pelaksanaan panen, asisten tanaman dibantu oleh mandor besar, mandor panen,
juru tulis, dan keamanan. Mandor besar dan mandor panen bertugas mengawasi
jalannya kegiatan panen berlangsung, juru tulis bertugas mencatat hasil panen,
serta keamanaan bertugas mengawasi penimbangan dan pengiriman hasil panen
ke pabrik. Pembagian wilayah panen dilakukan pada kegiatan apel pagi oleh
mandor besar. Seorang mandor panen membawahi tenaga pemetik sebanyak 2025 orang. Tenaga kerja panen adalah tenaga kerja borongan.
Pelaksanaan panen. Kegiatan panen di Kebun Kalisat Jampit dilaksanakan
pada bulan Mei. Sistem pemanenan yaitu seorang pemanen memanen pada satu
larikan tanaman kopi, apabila sudah selesai maka berpindah ke larikan berikutnya
yang telah diatur oleh mandor panen. Pelaksanaan panen terbagi atas 4 tahap,
yaitu panen bubuk buah kopi, panen merah, panen racutan, dan panen lelesan.
Panen bubuk. Panen bubuk bertujuan untuk mengurangi serangan hama
bubuk buah kopi. Panen bubuk dilakukan dengan cara memetik buah kopi yang
berwarna merah dan terserang hama bubuk buah kopi. Serangan yang ditimbulkan
oleh hama bubuk buah kopi adalah terdapat lubang kecil pada buah kopi. Buah
kopi yang telah dipetik kemudian di sortir di hamparan petik kemudian dikirim ke
pabrik untuk diolah. Tenaga kerja yang digunakan adalah karyawan harian lepas
wanita.
Panen merah. P

Dokumen yang terkait

Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kopi Ateng Arabika (Cofeea arabicaL.) di Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara

2 44 64

Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Usahatani Kopi Arabika (Coffea Arabica L.) Di Kabupaten Bener Meriah Kecamatan Bandar

16 62 92

Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffee sp.), Kentang (Solanum tuberosum L.), dan Kubis (Brassica oleraceae L.), Jeruk (Citrus sp.) di Kecamatan Harian Kabupaten Samosir

0 40 116

Pengamatan Hama Penting Pada Tanaman Kopi di PT Perkebunan XXVI Jember Kebun Kalisat Kabupaten Bondowoso Jawa Timur

0 3 71

Pengelolaan Tenaga Kerja Pemangkasan Tanaman Menghasilkan Kopi Robusta (Coflea canephora Pierre ex. Froechner) Di PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero), Kebun Jollong, Pati, Jawa Tengah.

0 4 81

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica L) di Kebun Blawan, PTPN XII (Persero) Bondowoso, Jawa Timur.

1 13 52

Pengelolaan Pembibitan Kopi Arabika (Coffea Arabica L.) Di Kebun Kalisat Jampit, Ptpn Xii, Bondowoso, Jawa Timur

2 14 70

Manajemen Pemanenan dan Transportasi Hasil Panen Kopi Arabika (Coffea arabica L.)di Kebun Blawan PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) Bondowoso, Jawa Timur.

2 12 60

PENGARUH PERKEBUNAN KELAPA SAWIT TERHADAP EKOLOGI SERANGGA POLINATOR PADA TANAMAN KOPI (Coffea arabica L.).

0 3 22

ANALISIS DAYA SAING KOPI ARABIKA PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII KEBUN KALISAT-JAMPIT COMPETITIVENESS ANALYSIS OF ARABICA COFFEE AT PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII KALISAT-JAMPIT FARM

0 0 11