PENGARUH PERKEBUNAN KELAPA SAWIT TERHADAP EKOLOGI SERANGGA POLINATOR PADA TANAMAN KOPI (Coffea arabica L.).

PENGARUH PERKEBUNAN KELAPA SAWIT TERHADAP
EKOLOGI SERANGGA POLINATOR PADA
TANAMAN KOPI (Coffea arabica L.)

Oleh:
Refni Syahleli Afni
NIM 4123220024
Program StudiBiologi

SKRIPSI
DiajukanUntukMemenuhiSyaratMemperolehGelar
SarjanaSain

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Refni Syaheli Afni lahir di Batangtoru, 26 Oktober 1994, anak ketiga dari tiga

bersaudara dari pasangan Syahlul Efendi Pohan dan Seri Dayang Batubara, S.Pd. Penulis
menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 200117 Padangsidimpuan dan lulus pada tahun
2006. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 4
Padangsidimpuan dan lulus pada tahun 2009, dan kemudian melanjutkan pendidikan di SMA
Negeri 1 Padangsidimpuan dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun yang sama penulis
diterima di Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan melalui jalur SBMPTN.
Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Balai Benih Ikan , Dinas Pertanian
Perikanan dan Peternakan Kabupaten Samosir.
Dengan berbekal ilmu pengetahuan serta pengalaman selama masa kuliah, penulis
menulis skripsi dengan judul: “Pengaruh Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Ekologi
Serangga Polinator pada Tanaman Kopi (Coffea arabica L.)”, atas bimbingan dan arahan
Bapak Syarifuddin, M.Sc., Ph.D.

iii

PENGARUH PERKEBUNAN KELAPA SAWIT TERHADAP EKOLOGI
SERANGGA POLINATOR PADA TANAMAN KOPI
(Coffea arabica L.)
REFNI SYAHLELI AFNI
NIM 4123220024


ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perkebunan kelapa sawit
terhadap ekologi serangga polinator pada tanaman kopi yang berada dekat dengan
perkebunan kelapa sawit dan pada tanaman kopi yang jauh dari perkebunan
kelapa sawit. Penelitian ini dilaksanakan pada Mei 2016 sampai Juni 2016 di
kebun kopi rakyat Desa Aek Sabaon Kecamatan Marancar Kabupaten Tapanuli
Selatan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Scan
sampling dan pengamatan langsung terhadap serangga yang hinggap pada bunga.
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu Indeks Kesamaan Sorensen
untuk mengetahui perbandingan komposisi serangga antara kedua lokasi. Data
yang tidak berdistribusi normal di analisis menggunkan Uji Mann-Whitney dan
data yang berdistribusi normal di analisis menggunakan Uji t tak berpasangan dan
dialanjutkan dengan Uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kedua
lokasi penelitian
ditemukan 15 takson serangga polinator. Kelimpahan
keseluruhan serangga polinator pada tanaman kopi yang berada jauh dari
perkebunan kelapa sawit tidak berbeda secara signifikan dibandingkan dengan
kelimpahan serangga polinator pada tanaman kopi yang berada dekat dengan
pekebunan kelapa sawit (U = 1,797; P = 0,180). Waktu pengamatan secara

signifikan berpengaruh terhadap jumlah takson serangga polinator (F = 5,079 ; P
= 0,000) dan terhadap kelimpahan serangga polinator (F = 2,676 ; P = 0,013).
Serangga polinator yang paling melimpah pada lokasi kebun kopi yang jauh
berada dari perkebunan kelapa sawit adalah Apis cerana diikuti oleh
Lasioglossum leucopus. Sedangkan pada kebun kopi yang berada dekat dengan
pekebunan kelapa sawit serangga yang paling melimpah adalah Apis cerana
diikuti oleh Trigona speciosa.

Kata kunci: Perkebunan Kelapa Sawit, Serangga Polinator, Kelimpahan, Coffea
arabica L.

iv

THE EFFECT OF OIL PALM PLANTATION TO THE ECOLOGY OF
POLLINATORS INSECT ON PLANT COFFEE
(Coffea arabica L.)
REFNI SYAHLELI AFNI
NIM 4123220024

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of oil palm plantations on the ecology of
insect pollinators on coffee plants are located near oil palm plantations and the
coffee plant is far from oil palm plantations. The research was conducted in May
2016 until June 2016 in the coffee plantation village folk Aek Sabaon Marancar
District of South Tapanuli. Sampling was conducted using Scan sampling and
direct observation of the insects that land on flowers. Analysis of the data used in
this research that Sorensen Similarity Index to compare the composition of insects
between the two locations. The data were not normally distributed were analyzed
using the Mann-Whitney test and normal distributed data analyzed using an
unpaired t test followed by Tukey test. The results showed that at both sites found
15 taxa of insect pollinators. The overall abundance of insect pollinators on coffee
plants that are far away from oil palm plantations is not significantly different
compared with the abundance of insect pollinators on coffee plants are located
near oil palm plantations (U = 1.797; P = 0.180). Observation time can
significantly affect the amount of insect pollinators taxon (F = 5.079; P = 0.000)
and the abundance of insect pollinators (F = 2.676; P = 0.013). Insect pollinators
are most abundant in locations distant coffee plantations are from oil palm
plantations is Apis cerana followed by Lasioglossum leucopus. While the coffee
plantations are located near oil palm plantations are the most abundant insect is
Apis cerana followed by Trigona speciosa.


Keywords: Oil Palm Plantations, Insect Pollinators, Abundance, Coffea arabica L.

v

vi

v

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan berkah-Nya, penulis diberi kesehatan, kesempatan dan pengetahuan
sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik dan sesuai dengan waktu
yang direncanakan.
Adapun judul skripsi ini adalah “Pengaruh Perkebunan Kelapa Sawit
Terhadap Ekologi Serangga Polinator pada Tanaman Kopi (Coffea arabica L.)”
yang mana disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Sains, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Kiranya dapat
memberikan manfaat bagi rekan mahasiswa dan masyarakat pembaca. Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penyusunan

skrispsi ini.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Bapak Syarifuddin, M.Sc., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. rer. nat. Binari Manurung, M.Si.,
Bapak Drs. Puji Prastowo, M.Si., dan Ibu Elida Hafni Siregar, S.Pd.,M.Si., selaku
Dosen Penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam
penyusunan skripsi ini. Kepada Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd., selaku Dekan
FMIPA dan staf-stafnya. Kepada Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd., selaku Ketua
Jurusan, dan Ibu Dra. Cicik Suryani, M.Si., selaku Pembimbing Akademik penulis
yang telah memberikan bimbingan selama perkuliahan dan kepada Ibu Dra.
Meida Nugrahalia, M.Sc., selaku Kepala Laboratorium Biologi dan semua Dosen
di Jurusan Biologi yang telah banyak membimbing selama perkuliahan.
Teristimewa kepada keluarga penulis yang sangat dicintai dan disayangi
yaitu Ayahanda Syahlul Efendi Pohan dan Ibunda Seri Dayang Batubara, S.Pd.,
yang tak henti-hentinya memberikan kasih sayang, semangat serta dukungan
penuh baik berupa moril ataupun materil. Terima kasih juga kepada Abangda

vi


tercinta, Fandi Hazwar Fauzi Pohan, S.H., yang senantiasa memberikan
dukungan, semangat, masukan serta memberikan banyak bantuan dalam proses
penelitian penulis, dan tak lupa kepada Kakanda tercinta,Yenni Fauziah Syahli
Pohan, Am. Keb., yang selalu memberikan dukungan dan senantiasa
menyemangati penulis dari awal penulisan hingga skripsi penulis selesai.
Terima kasih juga kepada semua sahabat seperjuangan yang sangat penulis
sayangi di kelas Biologi Non Kependidikan B 2012 (Ajeng, Azum, Cakra, Hasni,
Hotdi, Kemala, Lamhot, Lelly, Marwan, Monalisa, Nisfa, Nursitta, Pritty, Quist,
Rindi Z., Rindi A., Rozi, Ruth, Sekar, Siska, Ymelda dan Zulfahmi) yang telah
memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis selama penelitian hingga
terselesaikannya skripsi ini. Terima kasih juga kepada teman sesama satu Dosen
Pembimbing Skripsi, Jelly Sirait. Terima kasih juga kepada sahabat-sahabat
penulis, Yusuf, Andry, Ismi, Sheila, Enny, Maya dan Putri atas dukungan,
bantuan dan doanya hingga skripsi ini selesai.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penulisan skripsi ini,
namun penulis mengharapkan kriti dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun guna perbaikan dalam skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan
banyak terima kasih semoga skripsi ini berguna untuk menambah wawasan ilmu
pengetahuan.


Medan,

Agustus 2016

Penulis

vii

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Batasan Masalah
1.3. Rumusan Masalah
1.4. Tujuan Penelitian
1.5. Manfaat Penelitian
1.6. Defenisi Operasional

i
ii
iii
iv
v
vii
ix
x
xi
1
1
3

3
4
4
4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Deskripsi Tanaman Kopi
2.2. Produksi Kopi di Indonesia
2.3. Peran Serangga Polinator pada Tanaman Pertanian
2.4.Polinasi / Penyerbukan
2.5. Serangga Polinator
2.5.1. Ordo Hymenoptera
2.5.2. Ordo Coleoptera
2.5.3. Ordo Diptera
2.6. Serangga Polinator pada Tanaman Kopi
2.7. Mengenal Kelapa Sawit
2.8. Dampak Negatif Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Ekologi
2.9. Hipotesis Penelitian

6

6
9
11
12
13
14
15
15
16
17
17
20

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian
3.2. Penentuan Plot Sampling
3.3. Pengukuran Faktor Fisika Kimia Lingkungan
3.4. Observasi dan Koleksi Serangga Polinator
3.5. Identifikasi Serangga Polinator
3.6. Analisis Data

21
21
21
21
22
22
23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Deskripsi Lokasi Kebun Kopi

24
24
24

viii

4.1.2. Faktor Kimia dan Fisik Lingkungan Kebun Kopi
4.1.3. Komposisi Serangga Polinator
4.1.4.Perbandingan jumlah takson pada lokasi kebun kopi
yang yang jauh dari kebun kelapa sawit.
4.1.5. Perbandingan Kelimpahan Serangga Polinator pada Kebun Kopi
yang berada dekatdan jauh dari kebun KelapaSawit.
4.1.6. Pengaruh Waktu Pengamatan terhadap Jumlah Takson Serangga
Polinator
4.1.7.Pengaruh Waktu Pengamatan terhadap Kelimpahan Serangga
Polinator
4.2. Pembahasan
4.2.1. Komposisi Serangga Polinator
4.2.2.Perbandingan Kelimpahan Serangga Polinator pada Tanaman
Kopi yang jauh dan yang dekat dari kebun kelapa sawit
4.2.3. Pengaruh Waktu Pengamatan terhadap Jumlah Takson
Serangga Polinator
4.2.4. Pengaruh Waktu Pengamatan terhadap Kelimpahan Serangga
Polinator

25
26
27
28
34
35
36
36
40
40
41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

43
43
43

DAFTAR PUSTAKA

44

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Tanaman kopi arabika

7

Gambar 2.2. Buah kopi arabika

8

Gambar 2.3. Bunga kopi

8

Gambar 2.4. Produksi, Ekspor, Impor dan Konsumsi dalam Ton

10

Gambar 2.5. Produksi kopi arabika dan robusta Indonesia

11

Gambar 2.6. Serangga polinator pada bunga kopi

16

Gambar 4.1. Kelimpahan serangga polinator Lasioglossum leucopus

29

Gambar 4.2. Kelimpahan serangga polinator Trigona itama

30

Gambar 4.3. Kelimpahan serangga polinator Stenodynerus sp.

31

Gambar 4.4. Kelimpahan serangga polinator Lucilia cuprina

32

Gambar 4.5. Kelimpahan serangga polinator Stomorhina sp.

33

Gambar 4.6. Jumlah takson serangga polinator berdasarkan pukul

pengamatan

35

Gambar 4.7. Kelimpahan serangga polinator berdasarkan pukul

pengamatan

36

x

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Rencana Jadwal Survey

22

Table 4.1 Rata-rata hasil pengukuran Faktor Fisika Kimia
Lingkungan pada dua lokasi Kebun Kopi

25

Tabel 4.2. Keanekaragaman serangga polinator yang ditemukan
pada lokasi penelitian

26

1

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Uji Kolmogorov-Smirnov

47

Lampiran 2. Uji Levene

53

Lampiran 3. Uji Mann-Whitney Perbandingan Kelimpahan Total

63

Lampiran 4. Uji Mann-Whitney Kelimpahan per spesies

64

Lampiran 5.Uji Friedman Test Pengaruh Waktu Terhadap
Kelimpahan
Lampiran 6. Uji t tak berpasangan Perbandingan Jumlah Takson

74
76

Lampiran 7. Analysis of Variance Pengaruh Waktu Terhadap
Jumlah Takson

77

Lampiran 8. Kondisi Lahan Kebun Kopi (Coffea arabica L.)

90

Lampiran 9. Beberapa serangga polinator yang ditemukan di lapangan

93

Lampiran 10. Dokumentasi pengamatan di Laboratorium

101

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LatarBelakangMasalah
Kopi termasuk komoditas perkebunan yang banyak diperdagangkan di
dunia internasional. Negara Indonesia merupakan peringkat ke-4 penghasil kopi
terbesar di dunia setelah Vietnam. Rata-rata persentase peningkatan konsumsi
kopi di Benua Asia sebesar 5-8% setiap tahun. Sementara itu, di Benua Amerika
dan Eropa naik hingga 8% per tahun. Pada tahun 2003, permintaan kopi dalam
negeri mencapai lebih dari 140.000 ton, dan permintaan kopi dari tahun ke tahun
terus mengalami peningkatan. Kopi Arabika merupakan komoditas unggulan di
Sumatera Utara, namun produktivitasnya masih relatif rendah (Panggabean,
2011).
Serangga polinator merupakan salah satu layanan jasa ekosistem yang
sangat penting bagi manusia maupun lingkungan dan berperan sebesar 35%
penyediaan sumber pangan dunia. Pada bidang pertanian penyerbukan tanaman
oleh serangga merupakan salah satu kunci keberhasilan produksi pertanian.
Sebagian besar (± 80%) tanaman pertanian proses penyerbukannya bergantung
atau meningkat sejalan dengan meningkatnya kunjungan serangga polinator.
Serangga polinator, terdiri atas beberapa Ordo serangga (Diptera, Coleoptera,
Hymenoptera, Lepidoptera), namun demikian yang perannya sangat penting untuk
reproduksi seksual berbagai macam tanaman pertanian, adalah dari Ordo
Hymenoptera khususnya lebah. Lebah dianggap lebih efisien dalam membantu
penyerbukan tanaman pertanian, karena mampu meningkatkan stabilitas, kualitas
dan jumlah layanan penyerbukan sepanjang waktu dan ruang dibanding dengan
serangga lain (Widhiono &Sudiana, 2015).
Intensifikasi lahan pertanian telah menyebabkan terjadinya bentang alam
yang homogen, yaitu adanya lahan yang luas dengan satu jenis tanaman pertanian
tanpa gulma dan menyempitnya habitat semi alami (hilangnya habitat pinggiran,
yang merupakan penyedia sumber pakan dan tempat bersarang bagi lebah liar
pada tepi lahan pertanian), sehingga kompleksitas struktur lahan di antara lahan

1

2

pertanian dengan ekosistem yang berdekatan berkurang atau menghilang.
Hilangnya jejaring vegetasi liar yang menopang serangga polinator, menyediakan
tempat bersarang serta mikrohabitat untuk untuk menetaskan telur dan
pertumbuhan periode larva (Widhiono & Sudiana, 2015).
Dalam sistem pertanian modern proses koevolusi antara bunga dengan
serangga telah mengalami gangguan karena lahan didominasi oleh jenis bunga
yang seragam dalam ukuran, warna dan bentuk. Bunga-bunga ini biasanya mekar
bersamaan dan hanya bertahan dalam beberapa pekan, sehingga jumlah puncak
polinator hanya dibutuhkan dalam waktu yang sangat singkat. Hal ini disebabkan
oleh diterapkannya sistem monokultur yang berdampak pada penurunan
keragaman serangga polinator dalam skala yang luas. Sebuah hasil riset yang
besar menunjukkan bahwa lahan pertanian yang lain memiliki jumlah lebah yang
lebih sedikit dibandingkan dengan lahan pertanian modern yang dikelilingi lahan
semi alami. Pada bentang lahan pertanian yang mempunyai jenis tanaman yang
berbeda ternyata ditemukan jenis serangga polinator yang lebih bervariasi
dibanding lahan dengan satu jenis tanaman pertanian (Widhiono & Sudiana,
2015).
Perkembangan kelapa sawit nasional pada saat ini cukup pesat, pada tahun
2012 terjadi peningkatan luas areal maupun produksi secara tajam. Luas area
lahan kelapa sawit di Indonesia 2011 mencapai 8.908.000 ha, sementara di 2012
angka sementara mencapai 9.271.000 ha. Itu berarti, luas lahan kelapa sawit di
Indonesia saat ini telah meningkat dibandingkan tahun 2011 dan melebihi target
Kementrian Pertanian. Berdasarkan Angka Sementara (ASEM) 2011 dari
Direktorat Jenderal Perkebunan, luas areal kelapa sawit di Indonesia cenderung
meningkat

selama tahun 2000-2011. Perkebunan Besar Swasta

(PBS)

mendominasi luas areal kelapa sawit, diikuti oleh Perkebunan Rakyat (PR) dan
Perkebunan Besar Negara (PBN). Tahun 2011 luas areal kelapa sawit Indonesia
mencapai 8,91 juta ha, dengan rincian luas areal PBS sebesar 4,65 juta ha
(52,22%), luas areal PR sebesar 3,62 juta ha (40,64%), dan luas areal PBN sebesar
0,64 juta ha (7,15%) (Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian,2013).

3

Dampak negatif perkebunan kelapa sawit terhadap lingkungan menjadi
serius karena dalam praktiknyapembangunan perkebunan kelapa sawit tidak
hanya terjadi pada kawasan hutan konversi,melainkan juga merambah ke kawasan
hutan produksi, bahkan di kawasan konservasiyang memiliki ekosistem yang unik
dan mempunyai nilai keanekaragaman hayati yang tinggi. Sebagai contoh, di areal
TamanNasional Bukit Tigapuluh telah dibangun dua perkebunan kelapa sawit
dengan luasmasing-masing 8.000 ha dan 4.000 ha. Juga diberitakanpada kawasan
hutan lindung Register 40 di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, palingsedikit 6000
ha telah dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit (Manurung, 2001).
Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan penelitian tentang
Pengaruh Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Ekologi Serangga Polinator Pada
Tanaman Kopi.
1.2.BatasanMasalah
Penelitian ini dibatasi pada:
a. Ekologi yang diamatipadapenelitianiniadalahEkologiSeranggaPolinator.
b. Jenistanaman yang dibatasipadapenelitianiniadalahtanaman kopi yang
beradadekatdengankelapasawitdantanaman

kopi

yang

tidakdekatdengankelapasawit.

1.3.RumusanMasalah
Rumusanmasalahdalampenelitianiniadalah:
a. Apakah terdapat perbedaan komposisi takson serangga polinator pada
tanaman kopi yang terdapat dekat dengan perkebunan kelapa sawit dan
pada tanaman kopi yang terdapat jauh dari perkebunan kelapa sawit?
b. Apakah terdapat perbedaan kelimpahan serangga polinator pada tanaman
kopi yang terdapat dekat dengan perkebunan kelapa sawit dan pada
tanaman kopi yang terdapat jauh dari perkebunan kelapa sawit?
c. Apakah terdapat pengaruh waktu pengamatan terhadap jumlah takson
serangga polinator pada tanaman kopi?

4

d. Apakah terdapat pengaruh waktu pengamatan terhadap kelimpahan
serangga polinator tanaman kopi?

1.4.TujuanPenelitian
Berdasarkanrumusanmasalah di atas, tujuanpenelitianiniadalah:
a. Untukmengetahuiperbedaan komposisi takson serangga polinator pada
tanaman kopi yang terdapat dekat dengan perkebunan kelapa sawit dan
pada tanaman kopi yang terdapat jauh dari perkebunan kelapa sawit.
b. Untukmengetahui perbedaan kelimpahan serangga polinator pada tanaman
kopi yang terdapat dekat dengan perkebunan kelapa sawit dan pada
tanaman kopi yang terdapat jauh dari perkebunan kelapa sawit.
c. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh waktu pengamatan terhadap
jumlah takson serangga polinator pada tanaman kopi.
d. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh waktu pengamatan terhadap
kelimpahan serangga polinator tanaman kopi.

1.5.ManfaatPenelitian
Adapunmanfaatpenelitianiniadalah:
a. Bagimasyarakat: Sebagai informasi mengenai serangga polinator yang
terdapat pada tanaman kopi.
b. Bagipeneliti:

Sebagaibahaninformasitambahanbagipenelitilain

yang

melanjutkanpenelitianini.
c. Pemangkukebijakan: Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam
mengambil kebijakan dalam menjaga kelestarian ekologi serangga
polinator dan pembukaan lahan kelapa sawit.

5

1.6.Defenisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan pemahaman dan perbedaan penafsiran yang
berkaitan dengan istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dicantumkan beberapa
Definisi Operasional sebagai berikut:
a. Serangga polinator adalah serangga yang hinggap pada bunga jantan dan
bunga betina
b. Komposisi serangga polinator adalah komposisi jenis serangga yang
mencari makan pada suatu mikrohabitat.
c. Kelimpahan serangga polinator adalah jumlah seluruh serangga penyerbuk
yang terdapat pada bunga kopi.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Terdapat perbedaan jumlah takson serangga polinator pada kedua lokasi
pengamatan. Pada lokasi kebun kopi yang berada jauh dari perkebunan
kelapa sawit terdapat komposisi serangga polinator sebanyak 15 takson
sedangkan pada lokasi kebun kopi yang dekat dengan perkebunan kelapa
sawit sebanyak 8 takson. Pada lokasi kebun kopi yang berada dekat
dengan perkebunan kelapa sawit tidak ditemukan serangga polinator
Trigonaitama,

Trigonasp.,

Polistinisp.,

Stenodynerussp.,

LuciliacuprinadanStomorhinasp.
2. Kelimpahanseranggapolinator yang terdapatpadatanaman kopi yang
beradajauhdariperkebunankelapasawittidakberbedasecarasignifikandibandi
ngkandengankelimpahanseranggapolinator yang terdapattanaman kopi
yang beradadekatdenganperkebunansawit (U= 1,797 ; P = 0,180).
3. Waktupengamatanberpengaruhsecarasignifikanterhadapjumlahtaksonseran
ggapolinator

(F=5,079;P=0,000).

Jumlahtaksontertinggiditemukanpadawaktupengamatanpukul 09.00 WIB.
4. Waktupengamatanberpengaruhsecarasignifikanterhadapkelimpahanserang
gapolinator (F= 4,898;P = 0,027).

5.2. Saran
Penelitianlebihlanjutmasihdibutuhkanuntukmendapatkaninformasimengen
aikeanekaragamanseranggapolinatorpadajenistanamanlain,
memengaruhikeberadaanseranggapolinatorpadasuatu
alamidananalisiskualitasbuah/bijihasilpolinatoranserangga.

44

faktor-faktor

yang
habitat

45

DAFTAR PUSTAKA

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2013. Informasi Ringkas Komoditas
Perkebunan: Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. Jakarta Selatan.
Atmowidi, T. 2008. Keanekaragaman dan Perilaku Kunjungan Serangga
Penyerbuk serta Pengaruhnya dalam Pembentukan Biji Tanaman Caisin
(Brassica rapa L: Brassicaceae). Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Corlett, R.T. 2004. Flowers visitors and pollination in the Oriental (Indomalayan)
Region.Biol. Rev.79:497–532.
Ennis, D.M., Bonacci, B. dan Krishnan, S. 2005.Butterfly Pavilion Representatif
Butterflies.The Butterfly Pavilion & Insect Center. Westminster,Colorado.

Fajarwati, M.R., Atmowidi, T. dan Dorly. 2009. Keanekaragaman Serangga pada
Buah Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) di Lahan Pertanian Organik.
Entomologi. 6 (2):77-85.
Fauzi, Y., Widyastuti Y.E., Satyawibawa I., dan Paeru, R.H. 2006. Kelapa Sawit.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Fitzherbet, B.E., Struebig, M.J., Morel, A., Danielsen, F., Bruhl, C.A., Donald,
P.F. dan Phalan, B. 2008. Oil palm and biodiversity. Trends Ecol. Evol.
23(10):529-588.
Faegri K., van der Pijl L. 1971. The Principle of Pollination Ecology. Toronto.
Pergamon Press Ltd.
Houlihan, P.R., Marchant, N.C., dan Harrison, M.E. 2012. The Orangutan
Tropical Peatland Project: A Guide to the Butterflies of Sabangau. The
Johns Hopkins University. USA.
Indriani, C. 2014. Keanekaragaman Serangga Penyerbuk pada Pertanaman
Mentimun: Pengaruh Keberadaan Habitat Alami. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Kementrian Perdagangan Republik Indonesia. 2014. Analisis Komoditas Kopi dan
Karet Indonesia: Evaluasi Kinerja Produksi, Ekspor dan Manfaat
Keikutsertaan dalam Asosiasi Komoditas Internasional. Jakarta.
Klein, A.M., Dewenter, I.S. dan Tscharntke, T. 2003. Pollination of Coffea
canephora in relation to local and regional agroforestry management.
Journal of Applied Ecology. 40:837-845

46

Lubis, R.E dan Widanarko, A. SP. 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit.AgroMedia
Pustaka. Jakarta Selatan.
Ludwig, J.A., dan Reynolds, J.F. 1988. Statistical Ecology: a primer methods and
computing. Interscience publication. United States of America.
Manurung, E.G.T. 2001. Analisis Valuasi Ekonomi Investasi Perkebunan Kelapa
Sawit di Indonesia. Enviromental Policy and Institutional Strengthening
IQC. Jakarta.
Michener, C.D. 2007. The Bees of the World. The Johns Hopkins University
Press. United States of America.
Panggabean, I.E. 2011. Buku Pintar Kopi. AgroMedia Pustaka. Jakarta Selatan.
Rahardjo, P. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan
Robusta. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rasmussen, C. 2008. Catalog of the Indo-Malayan/Australasian stingless bees
(Hymenoptera: Apidae: Meliponini). Magnolia Press. New Zealand.
Saepudin, R., Fuah, A.M., Sumantri, C., Abdullah, L., dan Hadisoesilo, S. 2011.
Analisis Model Integrasi Lebah dengan Kebun Kopi (Sinkolema) dalam
Rangka Peningkatan Produksi Madu dan Biji Kopi. Jurnal Sain
Peternakan Indonesia. 6(1):19-30.
Widhiono, I. 2015. Strategi Konservasi Serangga Pollinator. Universitas Jenderal
Soedirman. Purwokerto.
Widhiono, I. & Sudiana, E. 2015. Keragaman Serangga Penyerbuk dan
Hubungannya dengan Warna Bunga pada Tanaman Pertanian di Lereng
Utara Gunung Slamet, Jawa Tengah. Biospecies8(2):43-50.