Pengelolaan Pembibitan Kopi Arabika (Coffea Arabica L.) Di Kebun Kalisat Jampit, Ptpn Xii, Bondowoso, Jawa Timur

PENGELOLAAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA
(Coffea arabica L.) DI KEBUN KALISAT JAMPIT, PTPN XII,
BONDOWOSO, JAWA TIMUR

YUSUF SETIAWAN PUTRA
A24110158

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengelolaan
Pembibitan Kopi Arabika (Coffea arabica L.) di Kebun Kalisat Jampit, PTPN XII,
Bondowoso, Jawa Timur adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, November 2015
Yusuf Setiawan Putra
NIM A24110158

ABSTRAK
YUSUF SETIAWAN PUTRA. Pengelolaan Pembibitan Kopi Arabika (Coffea
arabica L.) di Kebun Kalisat Jampit, PTPN XII, Bondowoso, Jawa Timur.
Dibimbing oleh WINARSO DRAJAD WIDODO dan ANI KURNIAWATI.
Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia. Kegiatan magang
bertujuan untuk mempelajari, menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai
aspek teknis dan manajemen perkebunan kopi Arabika serta mengembangkan
keterampilan yang didapatkan di lapangan. Selain itu, kegiatan magang bertujuan
untuk mempelajari dan mengetahui pengelolaan pembibitan kopi Arabika.
Magang dilaksanakan di Kebun Kalisat Jampit, PT Perkebunan Nusantara XII,
Bondowoso, Jawa Timur pada bulan Maret–Juli 2015. Pengumpulan data primer
diambil secara langsung dari hasil kegiatan lapangan, yaitu daya berkecambah
benih, seleksi bibit, pertumbuhan vegetatif tanaman (tinggi, diameter dan jumlah

daun), keberhasilan sambung-stek dan intensitas serangan hama dan penyakit di
areal pembibitan. Data sekunder diperoleh dari laporan manajemen kebun.
Analisis data dilakukan secara deskriptif (rata-rata dan persentase) serta uji tstudent. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa daya berkecambah benih hasil
pakan luwak di Kebun Kalisat Jampit sudah cukup baik yakni memiliki nilai di
atas standar (80 %). Persentase bibit sehat pada umur 9 bulan setelah tanam yakni
bernilai 95.85 %. Sambung-stek pada varietas USDA yang menggunakan naungan
lamtoro penuh memiliki persentase hidup yang lebih besar daripada sambung–stek
varietas USDA dengan naungan lamtoro sedang. Nilai persentase keberhasilan
sambung-stek antara varietas USDA dengan Andungsari pada tingkat naungan
yang sama tidak berbeda nyata secara statistik. Intensitas penyakit rebah
kecambah yang disebabkan oleh jamur Rizoctonia solani masih berada di bawah 5
% atau masih ditoleransi oleh pembibitan Kebun Kalisat Jampit.
Kata kunci: Kebun Kalisat Jampit, kopi, pembibitan, sambung-stek

ABSTRACT
YUSUF SETIAWAN PUTRA Nursery management of Arabica Coffee (Coffea
arabica L.) at Kebun Kalisat Jampit, PTPN XII, Bondowoso, East Java.
Supervised by WINARSO DRAJAD WIDODO and ANI KURNIAWATI.
Coffee is an export comodity of Indonesia. The internship activity aimed for
learning, improving knowledges and experiences about techniques and

management of Arabica coffee plantation and developing skills which it got at the
field. Then, the internship activity aimed for learning and understanding the
management of Arabica coffee nursery. The internship was implemented at Kebun
Kalisat Jampit, PT Perkebunan Nusantara XII, Bondowoso, East Java for MarchJuly 2015. The collection of primary data took immediately from the field activity
obtained of seed germination, nursery selection, vegetative growth (high,
diameter and number of leaves), the percentage of successful cut-graftings and
the intensity of pests and diseases in nursery area. The secondary data were taken
from the company’s management report. The data were analyzed descriptively

(average and percentage) and t-student test. The observation showed that seed
germination of the results civet feed at Kebun Kalisat Jampit was good enough,
which has a value above the standar (80 %). The average percentage of healthy
seedlings aged 9 months after planting is 95.85 %. Cut-graftings of USDA variety
that used full shade of Leucaena glauca has greater percentage than cut-graftings
of USDA variety used medium shade of L. glauca. Cut-graftings between USDA
variety and Andungsari variety on the same shade level has not different
statistically. Intensity of damping off that caused of fungus Rizoctonia solani is
still under 5 % or still tolerated by Kebun Kalisat Jampit nursery.
Keywords: Kebun Kalisat Jampit, coffee, nursery, cut–graftings


PENGELOLAAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA
(Coffea arabica L.) DI KEBUN KALISAT JAMPIT, PTPN XII,
BONDOWOSO, JAWA TIMUR

YUSUF SETIAWAN PUTRA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul Pengelolaan Pembibitan Kopi Arabika (Coffea arabica L.)
di Kebun Kalisat Jampit, PT Perkebunan Nusantara XII, Bondowoso, Jawa
Timur. Skripsi ini merupakan hasil dari kegiatan magang penulis pada bulan
Maret-Juli 2015 di Kebun Kalisat Jampit, PT Perkebunan Nusantara XII,
Bondowoso, Jawa Timur. Penulis menyampaikankan terima kasih kepada:
1. Dr Ir Winarso Drajad Widodo, MS PhD selaku pembimbing skripsi I dan
Dr Ani Kurniawati, SP MSi selaku pembimbing skripsi II atas segala
bimbingan, pengarahan dan sarannya sehingga penulis bisa menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
2. Dr Ir Ade Wachjar, MS selaku dosen penguji yang telah memberikan
arahan dan saran-saran sehingga skripsi ini dapat diselasaikan dengan baik.
3. Dr Syarifah Iis Aisyah, MSc.Agr selaku dosen pembimbing akademik atas
seluruh arahan, masukan, motivasi dan saran selama penulis melaksanakan
studi.
4. PT Perkebunan Nusantara XII yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk melaksanakan magang di salah satu kebun yang
dibawahinya.
5. Manajer kebun Kalisat Jampit beserta seluruh staf dan karyawan yang
telah memberikan fasilitas dan kesempatan untuk melaksanakan magang.

6. Kedua orang tua Ir. Samsudin, MM dan Sulasteri serta adik-adikku Ikhsan,
Aris, Dila, Raihan, Daffa dan Raisa serta seluruh keluarga yang selalu
memberikan d’oa dan dukungan moril serta materil kepada penulis.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Bogor, November 2015
Yusuf Setiawan Putra

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Botani dan Morfologi Kopi Arabika
Syarat Tumbuh Kopi Arabika
Perbanyakan Kopi
Pembibitan Kopi

METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Metode Pelaksanaan
Pengumpulan Data dan Informasi
Analisis Data dan Informasi
KEADAAN UMUM
Letak Geografis Kebun
Keadaan Iklim dan Tanah
Luas Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan
Keadaan Tanaman dan Produksi
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
Aspek Manajerial
PEMBAHASAN
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

xii
xii
xiii
1
1
2
2
2
3
3
4
5
5
5
6
7
8
8

8
8
9
9
12
12
32
34
38
38
38
38
41
54

DAFTAR TABEL
1
2
3
4

5
6
7
8
9

10
11
12
13
14
15

Luas areal, produksi dan produktivitas kopi Arabika pada tahun 2010–
2014 di Kebun Kalisat Jampit.
Data jumlah tenaga kerja staf dan non staf di Kebun Kalisat Jampit pada
bulan April 2015.
Jumlah bibit di Kebun Kalisat Jampit pada tahun 2015
Daya berkecambah benih hasil pakan luwak di Kebun Kalisat Jampit
Persentase hidup sambung-stek di pembibitan Kebun Kalisat Jampit

Dosis dan realisasi pemupukan pembibitan kopi Arabika Kebun Kalisat
Jampit Afdeling Kampung Baru tahun 2015
Pengaruh varietas terhadap tinggi bibit, diameter dan jumlah daun pada
umur 22–32 MST
Persentase serangan penyakit rebah batang pada bibit kopi varietas
USDA umur 1 bulan setelah tanam kepelan di pembibitan
Jumlah bibit kerdil hasil seleksi dan persentasi bibit sehat pada umur 9
bulan dari penanaman benih (umur 6 bulan setelah pindah tanam dari
lahan persemaian ke polybag) di pembibitan Kebun Kalisat Jampit
Prestasi kerja penulis, karyawan dan standar yang berlaku di kebun
Hasil panen di Afdeling Kampung Baru bulan Mei masa II 2015
Check list hasil petik Afdeling Kampung Baru tanggal 09 Juni 2015
Hasil timbang Afdeling Kampung Baru bulan Juni masa I tahun 2015
Uji petik glondong tanggal 23 Juni 2015
Parameter standar yang digunakan dalam uji petik hasil pulping dan
limbah pulping

9
11
12
13
14
16
17
19

20
20
26
27
28
29
30

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Pendederan benih; a) kegiatan pendederan benih, b) blak
Sambung-stek; a) penanaman sambung-stek, b) pisau sambung
Naungan lamtoro di areal pembibitan; a) naungan lamtoro sedang,
b) naungan lamtoro penuh
Penanaman kepelan; a) kegiatan penanaman kepelan ke polybag,
b) sohlet, c) jemblung
Penyiraman bibit kopi
Pemupukan lewat tanah
Pasang geer
Pengendalian gulma secara manual di pembibitan
Pengendalian hama dan penyakit dan pengaplikasian pupuk lewat daun
di areal pembibitan
Kegiatan pendongkelan kopi yang telah mati
Kegiatan pengajiran
Kegiatan penyulaman kopi
Kegiatan persiapan pemupukan
Kegiatan pemupukan tanaman kopi

13
14
14
15
16
17
18
18
19
21
21
22
22
23

15 Kegiatan wiwil; a) kegiatan wiwil halus pada tanaman kopi, b) contoh
cabang tidak produktif, c) kegiatan wiwil kasar pada tanaman kopi,
d) contoh tunas air kopi
16 Pengendalian gulma; a) pengendalian secara kimiawi di kebun kopi,
b) pengendalian secara manual di kebun kopi, c) panjang dan bantol
17 Panen bubuk; a) kegiatan panen bubuk, b) gejala serangan hama bubuk
18 Kegiatan petik kopi
19 Kegiatan sortasi setelah petik kopi
20 Penimbangan kopi
21 Analisis uji petik glondong
22 Pengilingan kopi menggunakan mesin anglia pulper dan vis pulper
23 Fermentasi kopi di bak fermentasi
24 Mesin aqua pulper yang digunakan untuk mencuci kopi
25 Penjemuran kopi
26 Penggerbusan kopi
27 Kegiatan blending kopi

24
25
25
26
27
28
29
29
30
31
31
32
32

DAFTAR LAMPIRAN
1

Jurnal harian kegaiatan magang sebagai karyawan harian lepas di
Kebun Kalisat Jampit, PTPN XII
2 Jurnal harian sebagai pendamping mandor di Kebun Kalisat Jampit,
PTPN XII
3 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten tanaman di
Kebun Kalisat Jampit, PTPN XII
4 Peta Kebun Kalisat Jampit 2015
5 Data curah hujan dan hari hujan di Kebun Kalisat Jampit, PTPN XII,
Bondowoso, Jawa Timur tahun 2010–2014
6 Luas areal konsesi dan tata guna lahan Kebun Kalisat Jampit, PTPN XII,
Bondowoso, Jawa Timur tahun 2015
7 Tahun tanam, luas lahan dan jumlah tanaman di Kebun Kalisat Jampit,
PTPN XII, Bondowoso, Jawa Timur pada bulan April 2015
8 Bagan Organisasi Kebun Kalisat Jampit, PTPN XII, Bondowoso, Jawa
Timur
9 Jadwal pembibitan kopi di Afdeling Kampung Baru, Kebun Kalisat
Jampit, PTPN XII, Bondowoso, Jawa Timur
10 Dosis rekomendasi di pembibitan kopi Arabika PTPN XII
11 Rekomendasi pupuk jika menggunakan pupuk tunggal di Kebun
Kalisat Jampit, PTPN XII, Bondowoso, Jawa Timur
12 Deskripsi kopi varietas USDA

42
43
44
46
47
48
49
50
51
51
52
53

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkebunan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang menjadi
andalan Indonesia. Perkebunan memegang peranan penting dalam sumber
pendapatan petani, pedagang, industri, maupun tenaga kerja sektor lain. Salah satu
produk perkebunan adalah kopi. Secara nasional produksi kopi tahun 2008, 2009,
2010, 2011, 2012 berturut-turut adalah 698 000, 682 500, 686 900, 638 600 dan
698 890 ton (BPS 2014a). Nilai produksi kopi Indonesia mengalami fluktuasi dan
diharapkan nilainya akan meningkat di tahun-tahun yang akan datang.
Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia. Nilai ekspor kopi
Indonesia cukup tinggi dari 2007–2011 berturut-turut adalah 321 404, 468 749,
433 600, 433 595 dan 346 493 ton (Ditjenbun 2012). Nilai ekspor kopi ke
berbagai negara mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun dan diharapkan nilai
ekspor ini akan meningkat di tahun-tahun yang akan datang. Tiga negara utama
pengimpor kopi Indonesia adalah Amerika Serikat, Jepang dan Jerman pada tahun
2012 (BPS 2014b).
Budi daya kopi di Indonesia diusahakan oleh perkebunan rakyat,
perkebunan besar swasta dan perkebunan besar negara. Luas total lahan
perkebunan kopi di Indonesia sebesar 1 235 802 ha pada tahun 2013. Perkebunan
rakyat mendominasi dari total keseluruhan luas lahan kopi sebesar 1 186 735 ha
(96.01 %), disusul perkebunan milik swasta dan perkebunan milik negara dengan
nilai masing-masing sebesar 26 203 ha (2.12 %) dan 22 611 ha (1.83 %)
(Ditjenbun 2012).
Kopi jenis Arabika hanya ditanam oleh kurang dari 10 persen petani kopi di
Provinsi Bengkulu, Lampung dan Sumatera Selatan. Kopi Arabika umumnya
ditanam petani di Aceh, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Bali, dan Nusa
Tenggara Timur (Siahaan 2008). Tanaman kopi merupakan tanaman tahunan yang
berproduksi satu kali dalam setahun, sehingga perlu diperhatikan semua faktorfaktor yang dapat mempengeruhi produksi baik kualitas maupun kuantitasnya
(Prihasty 2002).
Menurut Siahaan (2008) keunggulan kompetitif industri kopi Arabika
nasional masih lemah dan harus dibenahi. Hal ini dapat dilihat melalui lahan kopi
Arabika yang hanya seluas 101 867 ha dan memiliki produksi sekitar 61 251 ton
sehingga sulit untuk meningkatkan produksi dalam negeri. Apabila dibandingkan
dengan kopi Robusta yang memiliki lahan mencapai 1.17 juta ha dan produksi
mencapai 596 ribu ton. Hal ini menyebabkan kopi Arabika tidak dapat mendorong
peningkatan produksi domestik dan menyebabkan daya saing di pasar
internasional menjadi lemah jika dilihat dari ketersediaan lahan yang kurang
mendukung. Padahal di pasar dunia, harga kopi jenis Arabika lebih tinggi
daripada kopi Robusta.
Peningkatan produksi kopi bergantung pada teknik budi daya, kesuburan
tanah, pengelolaan panen dan kondisi iklim (Siagian 2002). Teknik budi daya
terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu pembibitan, pemupukan, pemeliharaan,
pengendalian hama dan penyakit, pengendalian gulma, panen dan pascapanen.
Bibit yang digunakan oleh petani saat awal tanam sangat mempengaruhi hasil di

2
akhir. Menurut Evizal (2013) pembibitan merupakan tahap penting dalam budi
daya tanaman. Mutu bibit sangat penting mengingat investasi di sektor
perkebunan berjangka panjang dan membutuhkan modal yang besar. Bibit yang
ditanam saat ini baru akan terlihat hasilnya setelah 4–5 tahun kemudian. Hal ini
akan sangat merugikan apabila ternyata tanaman berproduksi rendah karena bibit
yang ditanam tidak baik. Oleh karena itu diperlukan teknik pembibitan yang baik
dan benar agar dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi kopi.

Tujuan
Tujuan umum kegiatan magang ini adalah untuk mempelajari, menambah
pengetahuan dan pengalaman mengenai aspek teknis dan manajemen perkebunan
kopi Arabika (Coffea arabica L.) serta mempelajari dan mengembangkan
keterampilan yang didapatkan di lapangan. Tujuan khusus kegiatan magang ini
adalah untuk mempelajari dan mengetahui pengelolaan pembibitan kopi Arabika
di Kebun Kalisat Jampit, PT Perkebunan Nusantara XII, Bondowoso, Jawa Timur.

TINJAUAN PUSTAKA
Botani dan Morfologi Kopi Arabika
Tanaman kopi Arabika dapat diklasifikasikan ke dalam Famili Rubiaceae,
Genus Coffea, Spesies Coffea arabica (Clifford dan Willson 1985). Tanaman kopi
terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan buah. Tanaman kopi memiliki akar
tunggang yang mengarah lurus ke bawah, pendek dan kuat dengan ukuran 45–50
cm. akar tunggang memiliki 4–8 akar samping dengan panjang 1–2 m. Selain itu,
banyak pula akar cabang samping dengan panjang 0.5–1 m horizontal dan
memiliki kedalaman kurang lebih 30 cm dan bercabang merata (PTPN XII 2013).
Batang yang tumbuh dari biji disebut batang pokok. Batang pokok memiliki
ruas-ruas yang tampak jelas pada saat tanaman itu masih muda. Pada tiap ruas
tumbuh sepasang daun yang berhadapan, selanjutnya tumbuh dua macam cabang,
yakni cabang orthotrop (cabang yang tumbuh tegak lurus atau vertikal dan dapat
menggantikan kedudukan batang bila batang dalam keadaan patah atau dipotong)
dan cabang plagiotrop (cabang atau ranting yang tumbuh ke samping atau
horizontal) (PTPN XII 2013).
Daun kopi memiliki bentuk bulat telur, bergaris ke samping, bergelombang,
hijau pekat, kekar, dan meruncing di bagian ujungnya. Daun tumbuh dan tersusun
secara berdampingan di ketiak batang, cabang dan ranting. Sepasang daun terletak
di bidang yang sama di cabang dan ranting yang tumbuh mendatar. Kopi Arabika
memiliki daun yang lebih kecil dan tipis apabila dibandingkan dengan spesies
kopi Robusta yang memiliki daun lebih lebar dan tebal. Warna daun kopi Arabika
hijau gelap, sedangkan kopi Robusta hijau terang (Panggabean 2011).
Bunga kopi tersusun dalam kelompok, masing-masing terdiri dari 4–6
kuntum bunga. Pada setiap ketiak daun dapat menghasilkan 2–3 kelompok bunga
sehingga setiap ketiak daun dapat menghasilkan 8–18 kuntum bunga atau setiap
buku menghasilkan 16–36 kuntum bunga. Bunga kopi berukuran kecil. Mahkota

3
berwarna putih dan berbau harum. Kelopak bunga berwarna hijau. Pangkalnya
menutupi bakal buah yang mengandung dua bakal biji. Benang sari terdiri dari 5–
7 tangkai berukuran pendek. Bunga kopi biasanya akan mekar pada awal musim
kemarau. Bunga berkembang menjadi buah dan siap dipetik pada akhir musim
kemarau (Najiyati dan Danarti 2007).
Buah kopi mentah berwarna hijau muda. Setelah itu, berubah menjadi hijau
tua, lalu kuning. Buah kopi matang (ripe) berwarna merah atau merah tua. Ukuran
panjang buah kopi Arabika sekitar 12–18 mm, sedangkan kopi Robusta sekitar 8–
16 mm. Buah kopi terdiri dari beberapa lapisan, yakni eksokarp (kulit buah),
mesokarp (daging buah), endokarp (kulit tanduk), kulit ari dan biji (Panggabean
2011).

Syarat Tumbuh Kopi Arabika
Kopi Arabika tidak menyukai suhu panas berlebihan dan apabila suhu
melebihi 75 F (23.89 oC) tanaman menjadi kurang sehat. Pada dasarnya kopi
Arabika akan tumbuh baik pada suhu yang lebih dingin serta tidak ada frost. Kopi
Arabika tumbuh baik pada suhu 60–70 F (15.56–21.11 oC) (Haarer 1963). Kopi
Arabika hidup di dataran tinggi dengan tingkat ketinggian 850–2 000 m dpl. Kopi
Arabika sangat rentan dengan serangan penyakit karat daun. Tanaman kopi
membutuhkan curah hujan sebanyak 1 250–3 000 mm/tahun dengan 1–5 bulan
kering (PTPN XII 2013).
Sifat fisik tanah yang baik bagi kopi adalah tanah dengan tekstur clay-loam,
struktur remah – derajat struktur kuat, porositas dan permeabilitas baik dan tidak
berbatu, sedangkan sifat kimia tanah yang baik bagi kopi adalah tanah dengan
kadar nitrogen total > 0.20 %, fosfor tersedia > 30 ppm, kalsium tertukar > 0.10
me%, bahan organik > 3.5 % (C-organik > 2 %), pH antara 5.5–6.5 (PTPN XII
2013). Menurut Haarer (1963) kopi akan tumbuh baik pada tanah yang memiliki
pH netral.

Perbanyakan Kopi
Perbanyakan menggunakan biji (generatif) adalah cara termurah dan
termudah untuk perbanyakan kopi. Kopi juga bisa diperbanyak secara vegetatif
dengan stek, sambung dan kultur jaringan. Teknik stek dan sambung dapat
diterapkan pada beberapa tanaman untuk menyelamatkan materi yang berguna
(Wintgens 2009).
Bahan stek diambil dari kebun entres yang telah berumur 4–6 bulan. Ruas
yang digunakan untuk bahan stek adalah ruas kedua dan ketiga dari ujung yang
keadaannya masih lentur. Setiap batang stek terdiri dari 1 ruas yang panjangnya
7–10 cm dengan sepasang daun yang dikupir (dipotong) dan disisihkan 4–5 cm
dari ketiak daun (PTPN XII 2013).
Penyambungan sangat jarang digunakan. Penyambungan sangat berguna
pada lahan yang terinfeksi nematoda seperti di Indonesia. Beberapa jenis kopi
tahan terhadap serangan nematoda, tetapi beberapa jenis kopi ada yang tidak tahan.
Jenis kopi yang tahan serangan nematoda dapat disambung dengan jenis yang

4
kurang tahan sehingga jenis kopi yang tidak tahan terhadap serangan nematoda
dapat memiliki akar yang akan menolak nematoda (Haarer 1963).

Pembibitan Kopi
Lahan pembibitan sebaiknya memiliki irigasi yang baik. lokasinya harus
terletak di dekat sumber air yang memiliki kualitas baik dengan kadar asam
rendah. Sumber air harus bebas dari parasit termasuk nematoda. Lokasi pembibtan
harus memiliki tanaman pelindung (penaung) untuk melindungi dari panas dan
angin kencang yang bisa merusak tanaman muda. Lokasi harus mudah diakses
menggunakan transportasi. Lereng landai merupakan pilihan terbaik untuk
mengurangi resiko frost dan memungkinkan drainase (aliran) yang baik dari udara
dingin dan kelebihan air (Wintgens 2009).
Naungan di pembibitan dapat berupa naungan tetap atau naungan buatan.
Naungan tetap bedengan dapat menggunakan lamtoro hantu (PG) dan naungan
buatan dapat menggunakan paranet/jaring/waring. Tidak dibenarkan membuat
bedengan dibawah pohon hidup tidak bisa diatur intensitas pencahayaannya.
Naungan tetap berupa lamtoro L2 dengan tata tanam 3.60 m x 1.80 m dengan
ketinggian cabang sekitar 2 m (PTPN XII 2013). Tanaman makadamia
(Macadamia integrifolia) dan kayu manis (Cinnamomum burmani) tidak
menunjukkan alelopati terhadap bibit kopi Arabika, sedangkan ramayana (Cassia
spectabilis), diduga mengandung senyawa kimia yang berdampak alelopati cukup
kuat terhadap bibit kopi Arabika (Prawoto et al. 2006).
Polybag yang digunakan berukuran panjang 35 cm, lebar 22 cm dan tebal
0.10 mm. Polybag dilubangi dengan ukuran kurang lebih 6 mm sebanyak 10–18
lubang, sudut bawah kanan dan kirinya dipotong seperlunya untuk penutasan.
Polybag yang sudah siap akan diisi menggunakan media tanam. Media tanam
berupa campuran pupuk kandang dan tanah top soil dengan perbandingan 1:2.
Campuran tanah lapisan atas (top soil) dan pupuk kandang difumigasi dengan
insektisida. Polybag diisi sampai 2 cm dari tepi atas (PTPN XII 2013).
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sampai dengan umur 5 bulan tidak
terdapat pengaruh interaksi antara ukuran polybag dengan tipe pertumbuhan bibit.
Pertumbuhan bibit dalam polybag ukuran 15 cm x 30 cm tidak berbeda dengan
yang berukuran 20 cm x 30 cm dan secara statistik lebih baik daripada yang
ditumbuhkan pada polybag berukuran 11 cm x 30 cm. Pertumbuhan bibit dalam
polybag ukuran 11 cm x 30 cm pada umur 5 bulan di lapangan tidak berbeda
dengan ukuran polybag lainnya, menunjukkan bahwa di dataran rendah bibit kopi
Arabika yang ditumbuhkan dalam polybag berukuran 11 cm x 30 cm pada umur 5
bulan secara agronomis sudah memenuhi syarat untuk dipindah ke lapangan.
Dengan demikian, untuk pembibitan kopi Arabika dapat digunakan polybag
ukuran 11 cm x 30 cm atau 15 cm x 30 cm (Nur 2010).
Polybag yang telah diisi tanah ditata di bedengan pembibitan. Salah satu
teknis penataan polybag dengan melakukan pengajiran untuk posisi polybag
(sesuai jarak antar polybag) lebih dahulu, kemudian polybag yang sudah berisi
media diletakan menempel ajir lurus satu arah. Penataan polybag harus rapi
(untuk estetika). Polybag dibenam sekitar 5 cm dari permukaan tanah agar tidak

5
mudah roboh. Khususnya daerah miring, penataan disesuaikan dengan kondisi
tempat (dengan terasan) (PTPN XII 2013).
Benih dari bibit yang akan ditanam dapat diperoleh dari dengan cara
membeli dari tempat khusus (dapat dipercaya). Benih dan bibit tersebut harus
bersertifikat agar kualitasnya terjamin. Perlakuan selama penyimpanan dan
pengangkutan serta perawatan bibit diperlukan untuk menghindari kegagalan
ketika ditanam di lahan (Najiyati dan Danarti 2004).
Hasil penelitian Winaryo (2010) menunjukkan bahwa pertumbuhan bibit
kopi Robusta yang terbaik dihasilkan oleh pemindahan pada stadium serdadu.
Tidak ada perbedaan antara pemindahan pada stadium kepelan dan berdaun
sepasang terhadap bibit. Tidak ada interaksi antara faktor stadium serdadu
pemindahan dan jarak polybag. Kelemahan pemindahan bibit pada stadium
serdadu adalah sulitnya melakukan seleksi terhadap bibit yang berdaun keriting di
persemaian.
Pemeliharaan bibit meliputi kegiatan penyiraman, pengendalian gulma,
pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit. penyiraman dilakukan setiap
hari secara merata selama tidak ada hujan (minimal dua hari sekali). Pengendalian
gulma dilakukan secara manual baik pada gulma yang tumbuh di media polybag
maupun di bedengan. Pemupukan lewat daun dilakukan sebulan sekali dengan
pupuk daun konsentrasi 0.3–0.5 %, sedangkan pemupukan lewat tanah dilakukan
sesuai rekomendasi kebun. pemberantasan hama dan penyakit dilakukan secara
preventif (PTPN XII 2013).

METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Kalisat Jampit, PT Perkebunan
Nusantara XII, Bondowoso, Jawa Timur. Kegiatan magang dilakukan selama
empat bulan, yakni mulai dari tanggal 09 Maret sampai 09 Juli 2015.

Metode Pelaksanaan
Kegiatan magang yang dilakukan meliputi kegiatan praktik teknis di
lapangan secara langsung dan aspek manajerial di perkebunan maupun kantor.
Pengambilan data primer dilakukan selama melakukan kegiatan teknis di lapangan,
sedangkan pengambilan data sekunder dilakukan pada saat melakukan kegiatan
manajerial di kantor dan lapangan.
Kegiatan yang dilakukan dibagi menjadi tiga kegiatan pokok, yakni pada
bulan pertama sebagai Buruh Harian Lepas (BHL) atau Karyawan Harian Lepas
(KHL), bulan kedua sebagai pendamping mandor, bulan ketiga serta keempat
sebagai pendamping asisten tanaman.
Kegiatan yang dilakukan selama menjadi KHL sama dengan KHL lainnya
meliputi pembibitan, penyulaman, pemupukan, pengandalian hama dan penyakit
serta gulma, pemanenan hingga pasca panen (Lampiran 1).

6
Kegiatan yang dilakukan selama menjadi pendamping mandor meliputi
mengawasi dan mengkoordinasi para tenaga kerja, membuat rencana kerja
keesokan hari, membuat jurnal harian, menghitung prestasi kerja karyawan,
melakukan diskusi bersama mandor mengenai hal-hal yang menjadi tanggung
jawab dan kegiatan yang dilakukan mandor di lapangan (Lampiran 2).
Kegiatan yang dilakukan selama menjadi pendamping asisten tanaman
meliputi membantu memastikan semua kegiatan operasional yang dibawahinya
agar dapat terlaksana sesuai rencana serta membantu dalam perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan serta menganalisis setiap kegiatan
yang dilakukan di tingkat tanggung jawab afdeling (Lampiran 3).

Pengumpulan Data dan Informasi
Data yang diperoleh dalam kegiatan magang adalah data primer dan data
sekunder. Kegiatan yang dilakukan setiap hari ditulis dalam jurnal harian selaku
KHL, pendamping mandor dan pendamping asisten tanaman. Data primer
merupakan data yang diperoleh oleh penulis di lapangan melalui pengamatan
langsung di lapangan dan wawancara serta diskusi langsung dengan karyawan.
Pengamatan dilakukan baik bibit hasil perbanyakan generatif maupun vegetatif,
baik di pre-nursery maupun main-nursery. Peubah yang diamati adalah:
A. Pertumbuhan Bibit
1. Jumlah kecambah normal dan daya berkecambahnya
Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung jumlah kecambah
abnormal dan normal. Kecambah kopi yang diamati merupakan hasil
tanam dari peserta magang sebelumnya. Benih yang digunakan merupakan
benih hasil pakan luwak yang dipelihara di pabrik kebun. Waktu
pengamatan dan kriteria kecambah abnormal dan normal mengacu pada
standar operasional pembibitan yang berlaku di kebun. Waktu pengamatan
kecambah normal dan abnormal yang berlaku di kebun sekitar 85–95 HST
(Hari Setelah Tanam), yakni ketika pemindahan kecambah dari lahan
persemaian ke polybag. Kriteria kecambah normal, yakni kecambah
memiliki dua lembar daun kepel dan perakaran yang lurus, sedangkan
kriteria kecambah abnormal, yakni kecambah memiliki lebih dari dua
lembar daun kepel (bisa 3 atau 4 daun kepel) dan perakaran yang tumbuh
membengkok. Saat penulis melakukan pengamatan (98 HST atau 14
MST), pemindahan kecambah ke polybag belum dilakukan kebun,
sehingga penulis hanya mengamati kecambah normal dengan
menggunakan kriteria daun kepel.
2. Persentase hidup sambung-stek
Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung jumlah sambung-stek
yang mati dan hidup dari setiap masing-masing petak. Sambung-stek yang
diamati merupakan hasil tanam karyawan kebun.
3. Tinggi bibit
Tanaman contoh berjumlah 20 tanaman dari setiap petak. Petak
pengamatan berjumlah 4 petak. Tanaman yang diamati merupakan hasil
tanam karyawan kebun. Tinggi tanaman diukur menggunakan mistar dari

7
pangkal batang hingga titik tumbuh tanaman. Pengukuran dilakukan 2
minggu sekali.
4. Diameter batang
Diameter batang diukur menggunakan jangka sorong sekitar 2 cm dari
permukaan tanah. Pengukuran dilakukan 2 minggu sekali.
5. Jumlah daun
Jumlah daun dihitung dengan cara menghitung jumlah daun yang telah
membuka sempurna. Pengukuran dilakukan 2 minggu sekali.
6. Intensitas serangan penyakit
Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung jumlah tanaman yang
terserang penyakit. Tanaman yang diamati merupakan hasil tanam
karyawan kebun.
7. Seleksi bibit
Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung jumlah bibit yang
diseleksi dari penyeleksian tahap kedua. Penyeleksian bibit di kebun terdiri
dari 3 tahap, yakni tahap pertama dilakukan ketika kecambah dipindah
tanam ke polybag, tahap kedua dilakukan pada saat bulan keenam setelah
pindah tanam dari lahan persemaian ke polybag, dan tahap ketiga
dilakukan pada saat bulan kesepuluh-keduabelas setelah pindah tanam dari
lahan persemaian ke polybag (ketika bibit akan keluar dari kebun bibit
untuk ditanam ke lahan).
B. Manajemen Tenaga Kerja dalam Pembibitan
Data manajemen tenaga kerja digunakan untuk menentukan Prestasi Kerja
(PK) pada pembibitan, yang diamati dari PK di pembibitan. Nilai PK akan
dibandingkan dengan PK yang dicapai oleh mahasiswa dan standar kebun. Selain
itu dihitung PK kebun kopi.
Pengumpulan data sekunder dan informasi dilakukan dengan
mengumpulkan data serta mempelajari laporan manajemen kebun, arsip kebun
dan studi pustaka. Data lain yang dikumpulkan adalah data keadaan umum kebun
yang meliputi sejarah perkebunan, peta perkebunan, letak administratif
perkebunan, keadaan iklim, tanah, topografi, luas areal lahan dan tata guna lahan,
keadaan tanaman dan produksi, produktivitas, struktur organisasi dan
ketenagakerjaan.

Analisis Data dan Informasi
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan
kuantitatif dengan melihat nilai rata-rata dari data yang didapat. Nilai rata-rata
yang didapat dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Selain itu juga dilakukan uji t-student pada taraf 5 %. Hasil t-hitung dibandingkan
dengan t-tabel. Apabila t-hitung berada dalam wilayah kritik maka hasil
pengamatan berbeda nyata. Sebaliknya, jika t-hitung berada di luar wilayah kritik
maka hasil pengamatan tidak berbeda nyata (Walpole 1993).

8

KEADAAN UMUM
Letak Geografis Kebun
Kebun Kalisat Jampit terletak di kawasan Gunung Ijen tepatnya di Desa
Kalisat, Kecamatan Sempol, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Kebun Kalisat
Jampit merupakan salah satu kebun milik PT Perkebunan Nusantara XII di bawah
naungan BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Titik tertinggi kebun adalah 1 550
m dpl dan terendah 1 100 m dpl. Jarak ke Kota Bondowoso dan Banyuwangi
masing-masing adalah 52 km dan 80 km, sedangkan jarak ke Kota Surabaya
adalah 275 km. Bagian utara kebun berbatasan dengan Desa Pedati, bagian timur
berbatasan dengan Kebun Blawan, sedangkan bagian selatan dan barat berbatasan
langsung dengan areal perhutani. Peta Kebun dapat dilihat pada Lampiran 4.

Keadaan Iklim dan Tanah
Kebun Kalisat Jampit terletak di Dataran Tinggi Ijen yang memiliki tipe
iklim D (menurut Schmidt dan Ferguson). Curah hujan tahunan sebesar
1 670.4 mm/tahun dengan hari hujan 128 hari serta bulan basah 6.6 dan bulan
kering 4.6 (Lampiran 5). Kelembaban udara rata-rata 82 % dengan kelembaban
tertinggi 95.70 % dan terendah 57.40 %. Dataran Ijen memiliki suhu rata-rata
18 oC dengan suhu terendah –5 oC dan suhu tertinggi 40 oC.
Tanah di Kebun Kalisat Jampit dipengaruhi letupan gunung berapi,
sehingga berwarna kelabu, kelam oleh kadar humus arang dan unsur-unsur hara
yang tinggi, kecuali kadar Mg yang rendah sampai sedang. Jenis tanahnya
merupakan tanah Andosol seri sempol, Andosol seri bruma, Andosol seri
kampung baru, Andosol seri kalisat, Regosol seri jampit, Regosol seri curah
macan, Alluvial seri mlaten/jampit. Batuan Pegunungan Ijen terdiri dari batuan
pyroxeen andesit, bazalt, dan sedikit horblende. Bazalt mempunyai kadar asam
kresik yang cukup tinggi. Kebun Kalisat Jampit memiliki pH berkisar antara 4.4–
7.0 dengan rata-rata 6.0.

Luas Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan
Kebun Kalisat Jampit terdiri atas 7 afdeling yakni, 5 afdeling kebun
(Afdeling Kampung Baru, Afdeling Kampung Malang, Afdeling Sempol,
Afdeling Krepekan, Afdeling Jampit) serta 1 Afdeling Pabrik dan 1 Afdeling
Kantor. Luas areal HGU (Hak Guna Usaha) Kebun Kalisat Jampit tahun 2015
adalah 3 105.41 ha. Keseluruhan areal HGU tersebut difungsikan menjadi
beberapa bagian, yakni TM (Tanaman Menghasilkan) kopi, TBM (Tanaman
Belum Menghasilkan) III kopi, TBM I kopi, jeruk, stroberi, pembibitan, alpukat,
sengon, akasia, jabon, curah, tanah tandus, hutan cadangan, emplasmen, jalan,
sungai, dan kuburan (Lampiran 6).

9
Keadaan Tanaman dan Produksi
Tanaman kopi Arabika yang ada di Kebun Kalisat Jampit terdiri atas
beberapa varietas, yakni Typika, Kate dan USDA. Jarak tanam yang digunakan
kebun adalah 1.75 m x 1.75 m, 1.25 m x 2.50 m dan 2.50 m x 2.50 m. Luas areal
tanaman menghasilkan (TM) hingga bulan April 2015 adalah 1 344.79 ha dengan
jumlah tanaman produktif 2 972 042 pohon. Rata rata populasi tanaman sekitar
2 000 tanaman/ha (Lampiran 7).
Tanaman penaung yang digunakan di Kebun Kalisat Jampit terdiri atas
tanaman penaung sementara dan tanaman penaung tetap. Tanaman penaung
sementara yang digunakan, yaitu Mogania (Moghania macrophylla) dan teprosia
(Tephrosia sp). Tanaman penaung tetap terdiri atas jenis lamtoro (Leucaena
glauca) L2 dan lamtoro PG 79. Jarak tanam penaung te tap yang digunakan
adalah 5 m x 4 m. Tanaman pemecah angin (wind breaker) yang digunakan
adalah sengon (Albizia falcataria).
Semua hasil panen dari kebun dikirim ke pabrik pengolahan yang ada di
kebun Kalisat Jampit untuk diolah. Jumlah produksi kopi di Kebun Kalisat Jampit
mengalami naik-turun setiap tahunnya. Fluktuasi ini terjadi karena tanaman kopi
memiliki sifat biennial bearing. Produktivitas rata-rata di Kebun Kalisat Jampit
adalah 741 kg/ha (Tabel 1). Produktivitas tersebut dapat dikatakan baik karena
produktivitas rata-rata perkebunan besar negara seluruh Indonesia pada tahun
2011 adalah 522 kg/ha (Ditjenbun 2012).
Tabel 1 Luas areal, produksi dan produktivitas kopi Arabika pada tahun 2010–
2014 di Kebun Kalisat Jampit.
Tahun
2010
2011
2012
2013
2014
Rata-rata

Luas Areal (ha)
1 161.67
1 221.67
1 149.56
1 172.15
1 280.15
1 197.04

Produksi Kering (kg)
1 000 159
673 607
1 201 119
368 933
1 193 333
887 430

Produktivitas (kg/ha)
861
551
1 045
315
932
741

Sumber: Kantor Induk Kebun Kalisat Jampit 2015

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
Struktur Organisasi
Struktur organisasi di Kebun Kalisat Jampit dipimpin oleh seorang manajer
dan wakil manajer. Manajer memiliki wewenang terhadap wakil manajer, asisten
adminstrasi, keuangan dan umum, asisten tanaman dan asisten teknik dan
pengolahan (Lampiran 8). Keterangan tentang tugas masing-masing karyawan
dijelaskan sebagai berikut:
a) Manajer bertugas mengontrol dan melaporkan capaian produksi, mutu,
rendemen; mengendalikan penggunaan modal kerja; menyusun rencana
kerja bulanan UUS (Unit Usaha Strategi); mengajukan permintaan modal
kerja; melaporkan kegiatan kerja UUS yang telah dilakukan, dalam bentuk

10

b)

c)

d)

e)

laporan manajemen (LM); menyusun rencana kerja triwulan (Permintaan
Pelaksanaan Anggaran Perusahaan atau PPAP), tahunan (Rencana Kerja
Anggaran Perusahaan atau RKAP) dan jangka panjang (RJP);
merencanakan dan melaksanakan kegiatan community development (CD)
di wilayah kerjanya.
Wakil manajer bertugas melaksanakan pengawasan operasional terhadap
asisten tanaman, asisten teknik dan pengolahan, dalam pencapaian
produksi, mutu dan rendemen; menghimpun dan mengevaluasi laporan
produksi dan hama penyakit; menghimpun dan mengevaluasi
perkembangan pelaksanaan investasi tanaman dan non-tanaman; bersamasama manajer UUS menyusun rencana kerja triwulan (PPAP), tahunan
(RKAP) dan jangka panjang (RJP); menghimpun dan mengevaluasi
pelaksanaan pemupukan; bersama-sama manajer UUS melaksanakan
kegiatan CD di wilayah kerjanya.
Asisten administrasi, keuangan dan umum (Asaku) bertugas menghimpun
RKAP dari masing-masing bagian; melaksanakan pengawasan bidang
keuangan dan umum dengan mengontrol laporan harian; membuat laporan
harian; mengirim laporan harian produksi ke UBS (Unit Bersama
Strategi); validasi keabsahan bukti pengeluaran dan penerimaan uang;
validasi keabsahan permintaan bahan dan barang dari masing-masing
bagian; stok opname kas, persediaan bahan dan hasil; mengkompilasi
kebutuhan dan membuat permintaan modal kerja sepuluh harian;
memeriksa dan mengeluarkan upah karyawan tiap pertengahan dan akhir
bulan; membayar pajak dan iuran jamsostek; menghimpun dan membuat
PPAP triwulan serta RKAP tahunan; membuat neraca laba/rugi triwulan
dan tahunan.
Asisten tanaman (Astan) bertugas mengawasi dan memeriksa pelaksanaan
rol karyawan; mendelegasikan tugas kerja harian kepada mantri;
mengontrol kesiapan kondisi peralatan kerja dan bahan; mengawasi
pelaksanaan kerja; menghimpun laporan hasil kerja; memeriksa dan
menandatangani laporan harian pekerjaan; mengevaluasi hasil kerja hari
ini dan menyusun rencana kerja untuk hari esok; membuat rencana kerja
bulanan, termasuk kebutuhan alat, bahan dan tenaga kerja; mengevaluasi
hasil kerja bulanan dibandingkan anggaran; menyusun, mengajukan
permintaan, dan melaksanakan pembayaran upah karyawan; menyusun
dan melaporkan pencapaian produksi harian, bulanan dan tahunan;
menyusun RKAP bagian tahunan, RKO (Rencana kerja OHK) bagian
bulanan dan PPAP bagian triwulan.
Asisten teknologi dan pengolahan (Astekpol) bertugas memeriksa
pelaksanaan rol karyawan; mendelegasikan tugas kerja harian kepada
mantri; mengawasi pelaksanaan kerja; menghimpun laporan hasil kerja;
memeriksa dan menandatangani laporan harian pekerjaan; mengevaluasi
hasil kerja hari ini dan menyusun rencana kerja untuk hari esok; membuat
rencana kerja bulanan, termasuk kebutuhan alat, bahan dan tenaga kerja;
mengevaluasi hasil kerja bulanan dibandingkan anggaran; menyusun,
mengajukan permintaan, dan melaksanakan pembayaran upah karyawan;
melaporkan rendemen dan mutu kopi; menyusun RKAP, RKO dan PPAP.

11
Ketenagakerjaan
Tenaga kerja di Kebun Kalisat Jampit terdiri atas dua jenis, yakni: golongan
dan non-golongan. Karyawan terdiri dari karyawan staf (IIIA–IVD) dan non-staf
(IA–IID). Jumlah tenaga kerja di Kebun Kalisat Jampit pada bulan April 2015
berjumlah 945 orang (Tabel 2). Rasio pekerja per ha di Kebun Kalisat Jampit
adalah 0.30 HK/ha. Nilai tersebut dapat dikatakan kurang baik karena indeks
tenaga kerja (ITK) untuk perkebunan kopi adalah 1.38 HK/ha (Disbunjabar 2015).
Nilai ITK yang masih di bawah standar tersebut dapat mempengaruhi kepada
kuantitas dan kualitas hasil kerja.
ITK =

=

= 0.30 orang/ha

Tabel 2 Data jumlah tenaga kerja staf dan non staf di Kebun Kalisat Jampit pada
bulan April 2015.
No Status Karyawan
1. Staf
a. Manajer
b. Wakil Manajer
c. Asisten Tanaman
d. Asisten Teknik dan Pengolahan
e. Asisten akuntansi
2. Non staf
a. Karyawan tetap (KHT dan KBT)
b. Karyawan harian lepas (KHL)
Total Tenaga Kerja

Jumlah (orang)
1
1
5
1
1
69
867
945

Sumber: Kantor Induk Kebun Kalisat Jampit 2015

Jumlah gaji golongan IA–IVD ditetapkan oleh perusahaan dan diserahkan
kepada para karyawan setiap satu bulan sekali (pada awal bulan). Gaji karyawan
harian lepas dibagi menjadi tiga bagian, yakni karyawan skill (Rp 42 375/HOK),
semi skill (Rp 31 600/HOK) dan non skill (Rp 25 500/HOK). Gaji karyawan
harian lepas dibagikan dua kali pada setiap bulannya, yakni pada tanggal 5 dan
tanggal 18. Gaji golongan IA–IVD diatur langsung oleh PTPN XII dan diberikan
setiap satu bulan sekali.
Fasilitas yang didapatkan oleh karyawan yang memiliki golongan adalah
rumah dinas karyawan dan jaminan kesehatan. Mandor yang belum memiliki
golongan juga diberikan rumah dinas karyawan, tetapi tidak mendapatkan jaminan
kesehatan. Kendaraan dinas hanya diberikan kepada manajer dan wakil manajer.
Fasilitas natura (SDA) seperti air bersih diberikan kepada seluruh karyawan dan
masyarakat yang tinggal di kawasan kebun.

12

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
Pembibitan
Pembibitan di Kebun Kalisat Jampit bertujuan untuk penyulaman di kebun
sendiri dan hanya sedikit yang dijual ke kebun lain. Syarat lokasi pembibitan
adalah sumber air yang mudah didapat serta bebas dari hama dan penyakit.
Naungan yang digunakan di pembibitan adalah lamtoro dengan jarak tanam 4 m x
4 m. Jumlah bibit yang ada di pembibitan Kebun Kalisat Jampit adalah 500 000
bibit pada tahun 2015 (Tabel 3).
Tabel 3 Jumlah bibit di Kebun Kalisat Jampit pada tahun 2015
Afdeling

Varietas

Kampung Baru

Lini S
USDA
Komposit
AndungSari
HDT
Lini S
Komposit
Lini S
Komposit

Kampung Malang
Sempol
Jumlah

Jumlah (bibit)
Generatif
Vegetatif
54 300
0
217 050
39 000
107 650
6 000
11 050
10 000
0
5 000
11 200
0
38 000
0
13 500
0
11 500
0
440 000
60 000

Keterangan
Tambahan
Tambahan
Tambahan
Tambahan

Sumber: Kantor Afdeling Kampung Baru, Kebun Kalisat Jampit 2015
Keterangan: HDT = Hibrido de Timor

Kegiatan di pembibitan terdiri atas pendederan benih, sambung-stek,
mengambil kepelan, menanam kepelan ke polybag, penyulaman, penyiraman,
pemupukan, pasang gier, pengendalian gulma dan pengendalian hama dan
penyakit.
Pendederan benih. Pendederan benih merupakan penyemaian benih kopi
yang dilakukan pada awal memulai pembibitan. Alat yang digunakan adalah
cangkul, blak 5 cm, blak 3 cm dan ajir (Gambar 1). Benih yang digunakan
diperoleh dari Kebun Kalisat Jampit. Sebelum menanam benih, tanah harus
digemburkan terlebih dahulu dan diratakan permukaannya. Setelah itu
ditambahkan pasir ke atas tanah tersebut setebal 5 cm dan permukaan pasir
tersebut juga harus diratakan. Blak 5 cm berfungsi sebagai pengatur jarak antar
baris, sedangkan blak 3 cm berfungsi sebagai pengatur jarak dalam baris. Benih
ditanam sedalam 3 cm dari permukaan pasir dengan jarak tanam 5 cm x 3 cm.
Setelah semua benih ditanam, benih ditutup menggunakan pasir dan diikuti jerami
yang telah dicacah. Jerami berfungsi sebagai penahan air hujan yang bisa
menyebabkan benih keluar dari dalam pasir. Penanaman benih umumnya
dilakukan pada bulan September-Oktober sehingga benih bisa dipindah tanam 3
bulan setelahnya, yakni pada bulan Desember-Januari. Prestasi penulis dalam

13
mendeder benih adalah 704 benih/HOK. Prestasi karyawan adalah 2 000
benih/HOK dan prestasi standar perusahaan adalah 2 000 benih/HOK.

a

b

Gambar 1 Pendederan benih; a) kegiatan pendederan benih, b) blak
Penulis melakukan pengamatan terhadap daya berkecambah benih kopi
Arabika. Benih yang digunakan berasal dari hasil pakan luwak yang dipelihara di
pabrik Kebun Kalisat Jampit. Persentase rata-rata daya berkecambah benih
tersebut sebesar 86.70 % (Tabel 4)
Tabel 4 Daya berkecambah benih hasil pakan luwak di Kebun Kalisat Jampit
Varietas
USDA
USDA

Kecambah
normal
(batang)
14
2 170
14
762
Rata-rata

Umur
(MST)

Populasi
(batang)
2 250
990

Daya
berkecambah
(%)
96.44
76.96
86.70

Standar*
(%)
80
80
80

Sumber: Hasil pengamatan penulis
Keterangan: * = standar daya berkecambah benih berdasarkan peraturan menteri
pertanian no 89/Permentan/OT.140/9/2013
Sambung-stek. Sambung-stek merupakan salah satu cara perbanyakan
vegetatif yang dilakukan di Kebun Kalisat Jampit. Kegiatan sambung-stek terdiri
atas pengambilan batang bawah, batang atas, penyambungan dan penanaman. Alat
yang digunakan adalah pisau sambung dan plastik (untuk mengikat sambungan)
(Gambar 2). Batang bawah yang digunakan berupa tunas air (tunas orthotrop)
yang diambil dari kebun entres Robusta BP 308, sedangkan batang atas yang
digunakan adalah tunas air dari kopi Arabika varietas USDA, Andungsari,
Komposit dan Lini S yang dimbil dari kebun. Batang atas dan batang bawah yang
diambil berumur sekitar 3 bulan. Pengambilan batang atas dan batang bawah
dilakukan pada pagi hari menggunakan gunting pangkas. Penyambungan dimulai
dengan memotong seluruh cabang dan daun yang ada pada tunas air, lalu
memotong bagian pangkal batang atas sehingga berbentuk huruf “V”. Bagian atas
batang bawah diiris secara vertikal dan batang atas disisipkan di bagian irisan
tersebut, lalu diikat menggunakan plastik. Ikatan tersebut tidak boleh dimasuki air
karena bisa menyebabkan busuk pada sambungan.
Kegiatan penyambungan harus dilakukan di tempat yang teduh dan
terlindung dari cahaya matahari langsung. Bahan tanam direndam dengan rooton
F sebelum ditanam ke polybag. Polybag disiram hingga tanah jenuh air. Polybag

14
berisi tanah hutan : kotoran kambing dengan perbandingan 2 : 1. Polybag ditata di
dalam sungkup plastik dan diberi naungan paranet dengan ketinggian
180 cm. Prestasi penulis dalam menyambung sebanyak 28 sambungan/HOK.
Standar prestasi kerja penyambungan adalah 100 sambungan/HOK, sedangkan
karyawan bisa menyambung hingga 150 sambungan/HOK.

a

b

Gambar 2 Sambung-stek; a) penanaman sambung-stek, b) pisau sambung

Penulis melakukan pengamatan terhadap tingkat keberhasilan sambung-stek
yang ada di pembibitan. Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung langsung
jumlah tanaman hidup dan mati dari hasil sambung-stek. Pengamatan dilakukan
pada saat karyawan kebun membuka sungkup plastik pembibitan vegetatif untuk
melakukan penyiraman atau penyiangan gulma. Pengamatan yang dilakukan pada
varietas USDA dan Andungsari tersebut memiliki nilai persentase keberhasilan
hidup berkisar 43.59–83.07 % (Tabel 5).
Lahan perbanyakan vegetatif (sambung-stek) menggunakan dua jenis naungan
sekaligus, yakni paranet dan lamtoro. Naungan paranet memiliki ketinggian sekitar
2 m dari permukaan tanah. Naungan lamtoro di pembibitan Kebun Kalisat Jampit
memiliki jarak tanam 4 m x 4 m. Naungan lamtoro yang digunakan memiliki intensitas
naungan yang berbeda-beda (Gambar 3).

Tabel 5 Persentase hidup sambung-stek di pembibitan Kebun Kalisat Jampit
Kode
A
B
C

Varietas
USDA
USDA
Andungsari

Populasi
awal
(batang)
6 250
5 404
7 270

Mati
(batang)

Persentase
hidup (%)

Paranet

3 509
1 043
1 229

43.59b
80.69a
83.07a





Naungan
Lamtoro
Sedang* Penuh**




Sumber: Hasil pengamatan penulis
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukan hasil yang tidak berbeda nyata
berdasarkan uji t-student pada taraf α = 5 %
* = naungan lamtoro hasil cangkok berumur di bawah 5 bulan,
** = naungan lamtoro hasil cangkok berumur di atas 12 bulan

a

b

Gambar 3 Naungan lamtoro di areal pembibitan; a) naungan lamtoro sedang, b) naungan
lamtoro penuh

15
Pengambilan dan penanaman kecambah kopi (kepelan) ke polybag.
Kegiatan penanaman kepelan terdiri atas pengambilan kepelan, pembuatan lubang
tanaman, penutupan lubang tanam, penyiraman. Penanaman kepelan dilakukan
pada umur tanam 3 BSD (Bulan Setelah Deder) atau sekitar 85–95 hari setelah
deder. Alat yang digunakan dalam penanaman kepelan adalah sohlet dan
jemblung. Sohlet berfungsi dalam pengambilan kepelan di tanah dan penutupan
lubang tanam, sedangkan jemblung berfungsi sebagai pembuat lubang tanam
(Gambar 4). Kepelan yang ditanam ke polybag bisa berasal dari hasil deder di
kebun pembibitan atau dari kepelan yang tumbuh di bawah pertanaman kopi TM.
Kepelan yang baik adalah yang diambil dari hasil deder di kebun pembibitan.
Ukuran polybag yang digunakan sebesar 35 cm x 22 cm dengan 4 lubang perfolasi.
Lubang tanam dibuat sedalam 10–13 cm dan diameter 4–5 cm. Standar prestasi
kerja karyawan dalam mengambil kepelan dan menanam kepelan ke polybag
adalah sama, yakni sebesar 1 500 bibit/HOK. Tetapi biasanya pengambilan dan
penanaman kepelan dilakukan dengan sistem borongan sehingga lebih menghemat
dana yang dikeluarkan kebun.

a

b

c

Gambar 4 Penanaman kepelan; a) kegiatan penanaman kepelan ke polybag,
b) sohlet, c) jemblung
Penyulaman. Penyulaman di polybag dilakukan setiap saat oleh para
karyawan. Karyawan diinstruksikan untuk menyulam langsung tanaman sakit atau
mati saat mereka menemuinya ketika sedang menyiang gulma, memupuk dan
berpindah dari satu tempat ke tempat lain di areal pembibitan. Kegiatan tersebut
dilakukan untuk mencegah polybag tanpa bibit kopi yang bisa menyebabkan
kerugian perusahaan.
Penyiraman. Penyiraman dilakukan pada saat musim kemarau dengan
frekuensi satu hari sekali (Gambar 5). Kegiatan penyiraman dimulai pukul 06.00
pagi, tetapi apabila terjadi frost, kegiatan penyiraman dimulai pukul 04.00 pagi
untuk menghindari kerusakan yang diakbatkannya. Kegiatan penyiraman tidak
dilakukan pada musim hujan. Alat yang digunakan adalah selang yang disambung
dari pipa-pipa yang telah dipasang di setiap sisi areal pembibitan. Prestasi
karyawan dalam menyiram adalah 20 000 polybag/HOK. Standar perusahaan
adalah 20 000/HOK. Karyawan mampu menyiram hingga 30 000 polybag/HOK.

16

Gambar 5 Penyiraman bibit kopi
Pemupukan. Pemupukan di areal pembibitan diaplikasikan dalam dua cara,
yakni puleta (pupuk lewat tanah) dan puleda (pupuk lewat daun). Puleta dan
puleda masing-masing diaplikasikan satu bulan sekali sesuai SOP kebun
(Lampiran 9). Puleta diaplikasikan dengan cara melarutkan pupuk urea, TSP
dan KCl ke dalam air, lalu disiram ke setiap polybag menggunakan gayung
(Gambar 6). Dosis pemupukan lewat tanah yang digunakan di areal pembibitan
Kebun Kalisat Jampit berbeda-beda berdasarkan umur tanaman (Tabel 6).
Perusahaan memiliki dosis rekomendasi pemupukan di pembibitan kopi Arabika
(Lampiran 10).
Tabel 6 Dosis dan realisasi pemupukan pembibitan kopi Arabika Kebun Kalisat
Jampit Afdeling Kampung Baru tahun 2015
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember

Dosis rekomendasi

Dokumen yang terkait

Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kopi Ateng Arabika (Cofeea arabicaL.) di Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara

2 44 64

Analisis Pendapatan Usahatani Kopi Arabika (Coffea arabica ) (Studi Kasus Desa Dolokmargu, Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan)

51 259 152

Uji Suhu Penyangraian Pada Alat Penyangrai Kopi Mekanis Tipe Rotari Terhadap Mutu Kopi Arabika (Coffea arabica)

2 64 65

Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kopi Arabika ( Coffea arabica ) di Dusun Paman Similir Desa Telagah Kecamatan Sel Bingei Kabupaten Langkat

1 52 58

Analisis Finansial dan Kontribusi Usahatani Kopi Arabika (Coffea arabica) Terhadap Pendapatan Keluarga di Desa Paraduan Kecamatan Ronggur Nihuta Kabupaten Samosir

2 52 159

Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica) dan Strawberi (Fragaria vesca Linn.) di Kecamatan Pematang Sidamanik Kabupaten Simalungun

2 50 94

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica L) di Kebun Blawan, PTPN XII (Persero) Bondowoso, Jawa Timur.

1 13 52

Manajemen Tenaga Kerja Pada Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan Kopi (Coffea Arabica L.) Di Kebun Kalisat Jampit, Pt Perkebunan Nusantara Xii, Bondowoso, Jawa Timur

3 14 57

Manajemen Pemanenan dan Transportasi Hasil Panen Kopi Arabika (Coffea arabica L.)di Kebun Blawan PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) Bondowoso, Jawa Timur.

2 12 60

ANALISIS DAYA SAING KOPI ARABIKA PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII KEBUN KALISAT-JAMPIT COMPETITIVENESS ANALYSIS OF ARABICA COFFEE AT PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII KALISAT-JAMPIT FARM

0 0 11