Keragaman Morfometrik Kerang Gelatik (Anadara Pilula Reeve 1843) Di Pesisir Pulau Jawa.

KERAGAMAN MORFOMETRIK
KERANG GELATIK (Anadara pilula Reeve 1843)
DI PESISIR PULAU JAWA

YUYUN QONITA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Keragaman Morfometrik
Kerang Gelatik (Anadara pilula Reeve 1843) di Pesisir Pulau Jawa adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, September 2015
Yuyun Qonita
NIM C251140216

RINGKASAN
YUYUN QONITA. Keragaman Morfometrik Kerang Gelatik (Anadara pilula
Reeve 1843) di Pesisir Pulau Jawa. Dibimbing oleh YUSLI WARDIATNO dan
NURLISA ALIAS BUTET.
A. pilula atau kerang gelatik merupakan salah satu kerang dari genus
Anadara yang memiliki distribusi cukup luas di Indonesia. Di dalam daur
hidupnya, kerang akan mengalami stadia sebagai meroplankton. Seperti larva
kerang meroplankton yang lain, mobilitasnya bergantung kepada arus laut. Setelah
melewati stadia meroplankton, kerang akan memasuki fase settlement dan
meliang pada substrat. Di habitatnya, kerang akan beradaptasi dengan lingkungan
tempat hidupnya, salah satunya melalui adaptasi morfologi cangkang. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengevaluasi keragaman morfometrik dari kerang
gelatik (A. pilula) yang berasal dari pesisir Labuan, Cirebon, Rembang, dan
Gresik.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah contoh Anadara pilula.
yang diambil dari empat wilayah yang berbeda, yaitu Pesisir Labuan (100
individu), Cirebon (106 individu), Rembang (104 individu), dan Gresik (46
individu). Karakteristik morfometrik kerang A. pilula yang diukur adalah adalah
panjang cangkang (P), tinggi cangkang kanan (TA), tinggi cangkang kiri (TI),
tebal cangkang (L), panjang ligamen (PL), tinggi umbo (TU), simetri kanan (SA),
simetri kiri (SI). Morfometrik kerang diukur menggunakan kaliper digital dengan
ketelitian 0.01 mm. Selain itu berat total (BT) dan berat daging (BD) juga diukur
menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0.0001 gram. Analisis data
yang dilakukan meliputi uji MANOVA satu arah, studi alometri (panjang
cangkang-bobot, panjang cangkang-tebal cangkang, panjang cangkang-tinggi
cangkang), uji ANCOVA, analisis diskriminan, serta analisis klaster.
Uji MANOVA satu arah dan uji lanjut Games-Howell menunjukkan bahwa
terdapat enam karakter yang berbeda secara signifikan antar populasi, yaitu rasio
panjang ligamen (PL/P), tinggi cangkang kiri (TI/P), tinggi cangkang kanan
(TA/P), tinggi umbo kanan (TUA/P), simetri cangkang kiri (SI/P), dan simetri
cangkang kanan (SA/P) (p3, maka didapatkan pola
pertumbuhan alometrik positif (pertumbuhan bobot lebih dominan dibandingkan
pertumbuhan panjang), dan jika nilai b1, maka didapatkan pola
pertumbuhan alometrik positif (pertumbuhan tebal atau tinggi cangkang lebih

dominan dibandingkan pertumbuhan panjang cangkang), dan jika nilai b0.05)
logW =-3.05+2.71logL
0.82
100
Paralel
logW =-3.13+2.88logL
0.95
104
(p>0.05)
logW =-3.21+2.85logL
0.91
106
Paralel
logW =-3.13+2.88logL
0.95
104
(p>0.05)
logW =-2.76+2.58logL
0.87
37

Paralel
logW =-3.13+2.88logL
0.95
104
(p>0.05)
Panjang cangkang-bobot daging
logW =-3.65+2.68logL
0.68
100
Paralel
logW =-3.89+2.92logL
0.86
106
(p>0.05)
logW =-3.65+2.68logL
0.68
100
Paralel
logW =-4.14+3.10logL
0.62

37
(p>0.05)
logW =-3.89+2.92logL
0.86
106
Paralel
logW =-4.14+3.10logL
0.62
37
(p>0.05)
logW =-3.65+2.68logL
0.68
100 Non-Paralel
logW =-4.02+3.03logL
0.95
104
(p0.05)
logW =-4.14+3.10logL
0.62
37

Paralel
logW =-4.02+3.03logL
0.95
104
(p>0.05)

a1 ≠

2

a1 ≠

2

a1 ≠

2

a1 ≠


2

a1 ≠

2

a1 ≠

2

a1 ≠

2

a1 ≠

2

a1 =a2
a1 ≠


2

a1 ≠

2

15
Hubungan panjang cangkang dengan karakter morfometrik lainnya
Analisis regresi antara panjang cangkang-tebal cangkang dan panjang
cangkang-tinggi cangkang memperlihatkan bahwa pola pertumbuhan A. pilula
adalah alometrik negatif (Tabel 6). Hal ini menunjukkan pertumbuhann panjang
cangkang lebih dominan dibandingkan tebal cangkang dan tinggi cangkang.
Contoh perhitungan tabel sidik ragam regresi panjang cangkang-tebal cangkang
ditunjukkan pada Lampiran 4.
Hasil analisis regresi antara panjang cangkang dengan tebal cangkang dan
tinggi cangkang A. pilula dari keempat wilayah ditunjukkan pada Gambar 8
Berdasarkan grafik hubungan panjang cangkang-tebal cangkang, terlihat bahwa
terdapat titik potong yang mengindikasikan adanya perbedaan slope antar regresi.
Hal ini mengindikasikan adanya laju pertumbuhan tebal cangkang yang tidak

sama antar populasi yang dikaji. Populasi dengan kemiringan (slope) yang
tercuram menunjukkan pertumbuhan relatif tebal cangkang yang paling cepat
dibandingkan dengan populasi lainnya.
Tabel 6 Perbandingan hasil regresi panjang cangkang (P) terhadap tebal cangkang
(L) dan panjang cangkang (P) terhadap tinggi cangkang kiri (TI)
Lokasi
Labuan
Cirebon
Labuan
Gresik
Cirebon
Gresik
Labuan
Rembang
Cirebon
Rembang
Gresik
Rembang
Labuan
Cirebon

Labuan
Gresik
Cirebon
Gresik
Labuan
Rembang
Cirebon
Rembang
Gresik
Rembang

y=a+bx

R2

N

Alometri

ANCOVA

Slope
Intercept

Panjang cangkang-tebal cangkang
P = 1.47+0.76L*
0.84 100 Alometrikparalel
P = 0.81+0.79L*
0.86 106 Alometrik(p>0.05)
P = 1.47+0.76L*
0.84 100 Alometrikparalel
(p>0.05)
P = 4.33+0.65L*
0.73 46 AlometrikP = 0.81+0.79L*
0.86 106 Alometrik- non-paralel
P = 4.33+0.65L*
0.73 46 Alometrik(p0.05)
P = 2.32+0.85TI*
0.93 106 Alometrikparalel
P = 1.15+0.88TI*
0.95 104 Alometrik(p>0.05)
P = 2.92+0.82TI*
0.87 46 Alometrikparalel
P = 1.15+0.88TI*
0.95 104 Alometrik(p>0.05)

*signifikan pada taraf α=0.001

a1 = a2
a1 ≠

2

-

a1 = a2
a1 ≠

2

a1 ≠

2

a1 ≠

2

a1 ≠

2

a1 ≠

2

40

40

35

35

30

30
tinggi cangkang (mm)

tebal cangkang (mm)

16

25
20
15
10
5

25
20
15
10
5

0

0
0

-5

5 10 15 20 25 30 35 40
panjang cangkang (mm)

(a)
Gambar 8

0

5 10 15 20 25 30 35 40
panjang cangkang (mm)

(b)

Analisis regresi karakter morfometrik Anadara pilula (a) regresi
panjang cangkang-tebal cangkang (b) regresi panjang cangkangtinggi cangkang .
Labuan,
Cirebon,
Rembang,
Gresik

Berbeda dengan regresi panjang cangkang-tebal cangkang, hasil analisis
garis regresi panjang cangkang-tinggi cangkang dari keempat lokasi
memperlihatkan garis yang cenderung sejajar mengindikasikan tidak adanya
perbedaan nilai slope pada keempat regresi. Hal ini menunjukkan adanya laju
pertumbuhan tinggi cangkang yang sama antar lokasi.
Uji ANCOVA dilakukan untuk melihat perbedaan laju pertumbuuhan dan
ukuran A. pilula dari keempat lokasi. Berdasarkan uji ANCOVA diketahui bahwa
terdapat perbedaan slope dan intercept pada beberapa populasi. Perbedaan slope
mengindikasikan adanya perbedaan laju pertumbuhan relatif A. pilula, sedangkan
perbedaan intercept menunjukkan adanya perbedaan ukuran morfometrik
cangkang pada panjang cangkang yang sama. Contoh hasil tabel sidik ragam uji
ANCOVA dari regresi panjang cangkang-tebal cangkang disajikan pada Lampiran
6 dan 7.
Analisis klaster
Analisis klaster dibangun berdasarkan matriks jarak dari karakter
morfometrik (Tabel 8). Berdasarkan matriks jarak tersebut diketahui bahwa jarak
terjauh dimiliki oleh populasi A. pilula yang berasal dari Rembang dan Gresik,
sedangkan jarak terdekat dimiliki oleh populasi Labuan dan Rembang.
Konstruksi dendrogram memperlihatkan bahwa populasi A. pilula yang
berasal dari Pesisir Labuan membentuk kelompok dengan populasi Rembang,
sedangkan populasi A. pilula dari Cirebon membentuk kelompok dengan populasi
A. pilula Gresik (Gambar 10).

17
Tabel 7 Matriks jarak berdasarkan karakter morfometrik Anadara pilula antara
keempat wilayah (Labuan, Cirebon, Rembang, Gresik)
Lokasi
Labuan
Cirebon
Rembang
Gresik

Labuan
0
1.574
1.205
2.780

Cirebon
1.574
0
1.989
1.561

Rembang
1.205
1.989
0
3.204

Gresik
2.780
1.561
3.204
0

Labuan
Rembang
Cirebon
Gresik
1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Gambar 9 Dendogram populasi Anadara pilula dari empat wilayah (Labuan,
Cirebon, Rembang, Gresik) berdasarkan karakter morfometrik
Analisis diskriminan
Analisis diskriminan yang dilakukan menunjukkan bahwa keempat populasi
tidak terpisah secara sempurna (Gambar 9). Populasi A. pilula dari Pesisir Labuan,
Cirebon, Rembang, dan Gresik masing-masing terklasifikasikan secara tepat
sebesar 63.0%, 55.7%, 78.3%, dan 64.4% (Tabel 7). Total persentase klasifikasi
pada keseluruhan wilayah adalah sebesar 63.2%. Berdasarkan analisis diskriminan
diketahui terdapat tujuh variabel yang berpengaruh terhadap pengelompokkan
populasi A. pilula, yaitu rasio tebal cangkang (L/P), panjang ligamen (PL/P),
tinggi cangkang kanan (TA/P), tinggi cangkang kiri (TI/P), tinggi umbo cangkang
kanan (TUA/P), tinggi umbo cangkang kiri (TUI/P), simetri cangkang kanan
(SA/P), dan simetri cangkang kiri (SI/P) (Lampiran 10).
Tabel 8 Hasil klasifikasi populasi Anadara pilula di masing-masing populasi
berdasarkan analisis diskriminan
Lokasi
Kelompok
observasi

Labuan
Cirebon
Rembang
Gresik

Labuan
63.0
14.2
18.3
4.3

Cirebon
9.0
55.7
14.4
17.4

Kelompok prediksi (%)
Rembang
Gresik
23.0
5.0
10.4
19.8
64.4
2.9
0
78.3

Total
100
100
100
100

Berdasarkan analisis diskriminan juga diketahui bahwa adanya sharing
component dari masing-masing populasi dengan populasi lainnya akibat kesalahan
klasifikasi. Adanya sharing component ini diakibatkan oleh kesamaan karakter

18
morfometrik pada individu-individu A. pilula di antara keempat populasi. Hasil
analisis menunjukkan adanya sharing component antar populasi, kecuali pada
populasi Rembang dan Gresik.

Gambar 10 Plot sebaran morfometrik Anadara pilula dari Pesisir Labuan,
Cirebon, Rembang, dan Gresik berdasarkan analisis diskriminan
Analisis peta arus di Laut Jawa
Analisis plot arus di Laut Jawa berdasarkan data NOAA memperlihatkan
kecepatan dan arah arus di antara keempat lokasi yang dapat mengindikasikan ada
atau tidak adanya konektivitas antar lokasi akibat sebaran larva A. pilula yang
terbawa oleh arus seperti yang ditunjukkan pada Gambar 11. Analisis plot arus
dibuat berdasarkan data arus pada tahun 2014.
Masa dispersal larva bivalvia jenis cockle pada umumnya memiliki periode
sekitar 30 hari (Dare et al. 2004). Pada periode ini, larva kerang yang berada
dalam fase meroplankton akan terbawa arus dan tersebar ke wilayah lainnya,
sehingga memungkinkan adanya konektivitas antara satu lokasi dengan lokasi
yang lain. Setelah melewati stadia meroplankton, bivalvia akan memasuki masa
settlement dan pada umumnya menjadi sesil di substrat, sehingga sangat sulit
terjadi penyebaran individu antar lokasi pada fase ini.
Meskipun besar kemungkinan terjadinya sebaran larva bivalvia pada stadia
meroplankton, keberadaan barrier lingkungan seperti bentukan geografis (teluk,
tanjung, palung, pulau-pulau kecil), serta stratifikasi densitas air dapat
menghambat penyebaran larva cockle. Selain itu, menurut Shanks (2009), sebaran
larva pelagis jauh lebih pendek dibandingkan partikel pasif akibat adanya perilaku
larva. Larva Mya arenaria yang memiliki masa dispersal 10-30 hari hanya
mampu tersebar sejauh 35 km (Zolotarev 1996).

19
Jarak keempat wilayah (Labuan, Cirebon, Rembang, Gresik) yang cukup
jauh (lebih dari 200 km) dengan kecepatan rata-rata arus di Laut Jawa yang relatif
lemah (hanya sekitar 0.4 m/s) dan banyaknya barrier lingkungan menyebabkan
konektivitas larva A. pilula antar lokasi menjadi sangat sulit. Oleh karena itu,
diduga empat populasi A. pilula di masing-masing wilayah (Labuan, Cirebon,
Rembang, Gresik) merupakan unit stok yang berbeda.

Gambar 11 Peta sebaran arus tahun 2014 di Laut Jawa

Pembahasan
Keragaman morfometrik A.pilula intra dan interpopulasi
Secara deskriptif keragaman morfometrik intra dan interpopulasi
digambarkan melalui nilai koefisien keragaman (KK). Berdasarkan analisis yang
telah dilakukan, nilai koefisien keragaman terendah dan tertinggi pada populasi
Labuan masing-masing diperoleh dari karakter tinggi cangkang kanan dan tinggi
umbo cangkang kanan dengan nilai sebesar 2.85% dan 10.19%. Koefisien
keragaman terendah dan tertinggi dari populasi A. pilula di Pesisir Cirebon dan
Gresik ditemukan pada karakter tinggi cangkang kiri dan tinggi umbo kanan. Nilai
koefisien keragaman untuk tinggi cangkang kiri untuk populasi A. pilula di
Labuan dan Gresik berturut-turut adalah 3.01% dan 2.86%, sedangkan nilai
koefisien keragaman untuk karakter tinggi umbo kanan di wilayah Labuan dan
Gresik, masing-masing adalah 10.78% dan 11.22%. Hal yang sedikit berbeda
ditemukan pada popul