Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.19 Korelasi nilai α dan koefisien undrained Sumber : Braja M. Das , 2007
2.10 Tiang pancang kelompok
Pondasi tiang pancang yang umumnya dipasang secara berkelompok. Yang dimaksud berkelompok adalah sekumpulan tiang yang dipasang secara relatif berdekatan
dan biasanya diikat menjadi satu di bagian atasnya dengan menggunakan pile cap. Untuk menghitung nilai kapasitas dukung kelompok tiang, ada bebarapa hal yang harus
diperhatikan terlebih dahulu, yaitu jumlah tiang dalam satu kelompok, jarak tiang, dan susunan tiang . Kelompok tiang dapat dilihat pada Gambar 2.20 berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.20 Kelompok tiang a. Jumlah Tiang n
Untuk menentukan jumlah tiang yang akan dipasang didasarkan beban yang bekerja pada pondasi dan kapasitas dukung ijin tiang, maka rumus yang dipakai adalah sebagai
berikut ini. =
2.10
Dimana : P = Beban yang berkerja
Qa = Kapasitas dukung ijin tiang tunggal
b. Jarak Tiang S Jarak antar tiang pancang di dalam kelompok tiang sangat mempengaruhi
perhitungan kapasitas dukung dari kelompok tiang tersebut. Untuk bekerja sebagai kelompok tiang, jarak antar tiang yang dipakai adalah menurut peraturan – peraturan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
bangunan pada daerah masing – masing. Pada prinsipnya jarak tiang S makin rapat, ukuran pile cap makin kecil dan secara tidak langsung biaya lebih murah. Tetapi bila
fondasi memikul beban momen maka jarak tiang perlu diperbesar yang berarti menambah atau memperbesar tahanan momen.
S ≥ 2,5D
S ≥ 3D
Gambar 2.21 Jarak antar tiang Sumber : HS, Sardjono, 1988
Biasanya jarak antara 2 tiang dalam kelompok diisyaratkan minimum 0,60 m dan maximum 2,00 m. Ketentuan ini berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
1. Bila S 2,5 D a. Kemungkinan tanah di sekitar kelompok tiang akan naik terlalu berlebihan karena
terdesak oleh tiang-tiang yang dipancang terlalu berdekatan. b. Terangkatnya tiang-tiang di sekitarnya yang telah dipancang terlebih dahulu.
2. Bila S 3 D Apabila S 3 D maka tidak ekonomis, karena akan memperbesar ukurandimensi dari poer
footing.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Pada perencanaan pondasi tiang pancang biasanya setelah jumlah tiang pancang dan jarak antara tiang-tiang pancang yang diperlukan kita tentukan, maka kita dapat menentukan
luas poer yang diperlukan untuk tiap-tiap kolom portal. Bila ternyata luas poer total yang diperlukan lebih kecil dari pada setengah luas bangunan, maka kita gunakan pondasi
setempat dengan poer di atas kelompok tiang pancang. Apabila luas poer total diperlukan lebih besar daripada setengah luas bangunan,
maka biasanya kita pilih pondasi penuh raft fondation di atas tiang-tiang pancang.
c. Susunan tiang Susunan tiang sangat berpengaruh terhadap luas denah pile cap, yang secara tidak
langsung tergantung dari jarak tiang. Bila jarak tiang kurang teratur atau terlalu lebar, maka luas denah pile cap akan bertambah besar dan berakibat volume beton menjadi bertambah
besar sehingga biaya konstruksi membengkak. Berikut ini adalah contoh susunan tiang Joseph E. Bowles, 1999
:
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.22 Pola susunan tiang pancang kelompok Sumber : Bowles, 1999
2.11 Kapasitas kelompok dan efisiensi tiang