Efektivitas Mikroenkapsulat Ekstrak Air Kulit Buah Manggis (KBM) untuk Menurunkan Kadar MDA Hati Tikus Akibat Konsumsi Minyak Sawit Teroksidasi

EFEKTIVITAS MIKROENKAPSULAT EKSTRAK AIR KULIT BUAH
MANGGIS (KBM) UNTUK MENURUNKAN KADAR MDA HATI TIKUS
AKIBAT KONSUMSI MINYAK SAWIT TEROKSIDASI

BLASIUS ADITYA PUTRA PERMANA

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efektivitas
Mikroenkapsulat Ekstrak Air Kulit Buah Manggis (KBM) untuk Menurunkan
Kadar MDA Hati Tikus Akibat Konsumsi Minyak Sawit Teroksidasi adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2015
Blasius Aditya Putra Permana
NIM F24100104

ABSTRAK
BLASIUS ADITYA PUTRA PERMANA. Efektivitas Mikroenkapsulat Ekstrak
Air Kulit Buah Manggis (KBM) untuk Menurunkan Kadar MDA Hati Tikus
Akibat Konsumsi Minyak Sawit Teroksidasi. Dibimbing oleh PUSPO EDI
GIRIWONO dan SUTRISNO KOSWARA.
Kulit buah manggis (KBM) diketahui memiliki kandungan antioksidan yang
tinggi namun memiliki karakter sensori yang getir, pahit dan sepat. Aplikasi
teknologi mikroenkapsulasi merupakan solusi untuk mengurangi intensitas sensori
dan melindungi senyawa bioaktif KBM. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pemberian mikroenkapsulat ekstrak KBM terhadap kadar
MDA hati tikus. KBM direndam dengan air destilata selama 24 jam pada suhu
ruang, kemudian dikeringkan menggunakan freeze dryer dan dibuat
mikroenkapsulat KBM. Tikus percobaan dibagi dalam lima kelompok, yaitu:

kelompok K(-) yang diberikan minyak sawit tanpa oksidasi, kelompok K(+)
diberikan minyak sawit teroksidasi, kelompok KBM1 diberikan minyak sawit
teroksidasi dan ekstrak KBM kering 100 mg/kg BB, KBM2 diberikan minyak
sawit teroksidasi dan mikroenkapsulat ekstrak KBM 100 mg/kg BB, dan
kelompok KBM3 diberikan minyak sawit teroksidasi dan mikroenkapsulat KBM
200 mg/kg BB. Mikroenkapsulasi menurunkan kapasitas antioksidan dari IC50
44.704 ppm (ekstrak) menjadi IC50102.896 ppm (mikroenkapsulat). Aplikasi
teknologi mikroenkapsulasi mampu menutupi rasa pahit KBM dan meningkatkan
konsumsi pakan tikus. Tidak teramati adanya perbedaan berat badan dan berat
organ ginjal, hati, limpa, dan jaringan adiposa akibat pemberian mikroenkapsulat
KBM. Terjadi penurunan kadar MDA hati KBM1 sebesar 53.49%, KBM2 sebesar
32.56%, dan KBM3 sebesar 48.84%. Pemberian mikroenkapsulat ekstrak KBM
mampu menurunkan kadar MDA pada hati tikus.
Kata kunci: kulit buah manggis, malondialdehid, mikroenkapsulasi, minyak sawit
teroksidasi.

ABSTRACT
BLASIUS ADITYA PUTRA PERMANA. Effectiveness of Microencapsulated
Mangosteen Pericarp Water Extract (KBM) to Lower MDA Value of Rat Liver
Due to Consumption of Oxidized Palm Oil. Supervised by PUSPO EDI

GIRIWONO and SUTRISNO KOSWARA.
The pericarp of Mangosteen (KBM) is known to have strong antioxidant
properties but has constraints in its bitter sensory character. Application of
microencapsulation technology is a solution to reduce the intensity of this
bitterness and help to protect bioactive compounds of KBM. This study aims to
determine the effect of microencapsulated KBM water extracts in protecting rat
liver from consumtion of oxidized palm oil. KBM extract obtained by the
technique of immersion in water solvent and then made microencapsulated extract.
Rats were divided into five groups: group K (-) are given non-oxidized palm oil,
the group K (+) given oxidized palm oil, KBM1 group was given oxidized palm
oil and dried extract 100 mg/kg BW, KBM2 group given oil oxidized oil and
mikroencapsulated of KBM extracts 100 mg/kg BB, and KBM3 group was given
oxidized palm oil and and mikroencapsulated of KBM extracts 200 mg/kg BW.
Microencapsulation process decreases the extract antioxidant capacity from IC50
44.704 ppm (extract) to IC50 102.896 ppm (microcapsulate). The bitter taste of
mangosteen pericarp could be masked by microencapsulation processes, thus
increase the feed intake of rat. Addition of KBM extract and microencapsulate are
proven to reduce liver disfunction that can be seen from the decrease in rat’s liver
MDA levels. The decrease of MDA levels on KBM 1, KBM 2, and KBM 3
respectively are 53.49%, 32.56%, and 48.84%. Giving mikroenkapsulated of

KBM extract could reduce levels of MDA in rat liver effectively.
Keywords:
antioxidant,
mangosteen
microencapsulation, oxidized palm oil.

pericarp,

malondialdehyde,

EFEKTIVITAS MIKROENKAPSULAT EKSTRAK AIR KULIT BUAH
MANGGIS (KBM) UNTUK MENURUNKAN KADAR MDA HATI TIKUS
AKIBAT KONSUMSI MINYAK SAWIT TEROKSIDASI

BLASIUS ADITYA PUTRA PERMANA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada

Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Judul Skripsi : Efektivitas Mikroenkapsulat Ekstrak Air Kulit Buah Manggis
(KBM) untuk Menurunkan Kadar MDA Hati Tikus Akibat
Konsumsi Minyak Sawit Teroksidasi
Nama
: Blasius Aditya Putra Permana
NIM
: F24100104

Disetujui oleh

DrPuspo
Ir Dewi

Apri
Astuti, MS
Dr.
Edi
Giriwono,
STP, M.Agr
Pembimbing
I
Dosen Pembimbing I

Ir. Sutrisno Koswara M.Si.
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr. Ir. Feri Kusnandar, M.Sc.
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:


PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karunia-Nya sehingga tugas akhir ini berhasil diselesaikan. Penelitian
dilakukan di Laboratorium Departemen ITP IPB. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustus 2013 ialah peningkatan kualitas
pangan dalam bentuk bahan tambahan pangan untuk pencegahan dan penanganan
gangguan akibat stres oksidatif (radikal bebas) dengan judul Kajian Efektifitas
Mikroenkapsulat Ekstrak Air Kulit Buah Manggis (KBM) untuk Menurunkan
Kadar MDA Hati Tikus Akibat Konsumsi Minyak Sawit Teroksidasi.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak,
Ibu, dan adik yang selalu memberi dukungan, doa, dan kasih sayang. Terima kasih
penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Puspo Edi Giriwono, STP, M.Agr. dan Bapak
Ir. Sutrsino Koswara, M.Si. selaku dosen pembimbing dan Ibu Dr. Nur
Wulandari, STP, M.Si. yang selalu memberikan saran, pengarahan, dan
bimbingan selama kuliah, penelitian, hingga tersusunnya skripsi ini. Terima kasih
untuk DIKTI selaku pemberi dana melalui skema Penelitian Unggulan Perguruan
Tinggi tahun 2013-2014. Terima kasih kepada rekan selama penelitian Nesya
Nova Febriane yang telah bekerjasama dengan sangat baik. Terima kasih untuk
laboran dan teknisi Bapak Rojak, Bapak Gatot, Ibu Antin, Mbak Nurul, Mbak
Vera, dan Mbak Irin yang membantu dalam kegiatan analisis. Terima kasih

teman-teman ITP 47 yang saya sayangi dan saya banggakan. Terima kasih kepada
staf UPT ITP Mbak Anie, Mbak Darsih, Bu Novie, Bu Fitri serta Ibu dan Bapak
UPT lainnya untuk informasi dan pelayanan yang ramah.
Penulis mengharapkan segala masukan dan kritik yang membangun.
Semoga skripsi tugas akhir ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan
terutama untuk perkembangan teknologi pangan. Terima kasih.

Bogor, Januari 2015
Blasius Aditya Putra Permana

DAFTAR ISI
PRAKATA

ix

DAFTAR TABEL

xii

DAFTAR GAMBAR


xii

DAFTAR LAMPIRAN

xii

PENDAHULUAN

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian


2

METODE

2

Bahan

2

Alat

3

Prosedur Penelitian

3

Prosedur Analisis Data


6

HASIL DAN PEMBAHASAN
SIMPULAN DAN SARAN

6
18

Simpulan

18

Saran

18

DAFTAR PUSTAKA

19

LAMPIRAN

22

RIWAYAT HIDUP

51

DAFTAR TABEL
1. Komposisi pakan tikus perobaan
2. Tabel hasil penelitian pendahuluan

5
6

DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Diagram penelitian secara keseluruhan.
Data bilangan asam minyak
Data bilangan peroksida minyak
Rata-rata konsumsi pakan tikus selama 50 hari
Grafik perubahan berat badan tikus selama 50 hari
Berat relatif organ limfa
Berat relatif organ ginjal
Berat relatif organ hati.
Berat relatif jaringan adiposa.
Kadar MDA pada organ hati tikus
Data penurunan kadar MDA dibandingkan kelompok K(+)

3
9
10
11
11
12
12
13
13
14
16

DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

Foto organ hati
Uji t-test pH ekstrak
Uji t-test rendemen ekstrak
Uji t-test total kadar fenol
Analisis keragaman (ANOVA) kadar total fenol
Uji t-test kapasitas antioksidan
Analisis keragaman (ANOVA) kapasitas antioksidan (IC50)
Uji t-test kadar asam lemak bebas minyak
Uji t-test peroksida minyak
Uji t-test berat badan tikus
Analisis keragaman (ANOVA) berat badan tikus
Uji t-test konsumsi pakan tikus
Analisis keragaman (ANOVA) konsumsi pakan tikus
Uji t-test organ tikus
Analisis keragaman (ANOVA) hati relatif tikus
Analisis keragaman (ANOVA) ginjal tikus
Analisis keragaman (ANOVA) adiposa tikus
Analisis keragaman (ANOVA) limfa tikus
Uji t-test kadar mda hati tikus
Analisis keragaman (ANOVA) kadar MDA hati tikus

22
23
24
25
26
28
29
31
32
33
34
36
37
38
40
42
44
46
48
49

1

PENDAHULUAN
Penyakit degeneratif merupakan masalah kesehatan yang disebabkan
menurunnya fungsi dari jaringan maupun organ tubuh. Salah satu pemicu munculnya
penyakit degeneratif adalah radikal bebas. Radikal bebas merupakan atom, molekul atau
senyawa tidak stabil karena memiliki elektron yang tidak berpasangan. Kadar radikal
bebas yang berlebihan di dalam tubuh menyebabkan kondisi stres oksidatif, yaitu tidak
seimbangnya kadar radikal bebas dengan kadar antioksidan (Wu dan Cederbaum 2010).
Radikal bebas bersifat destruktif dan memicu berbagai penyakit. Radikal bebas
merupakan patogenesis banyak penyakit degeneratif seperti: arteriosklerosis, stroke, dan
diabetes. (Rohman dan Riyanto 2005).
Kebiasaan merokok, pola makan tidak seimbang, konsumsi alkohol, serta
kurangnya aktivitas fisik menjadi penyebab utama penyakit-penyakit degeneratif (WHO
2013). Salah satu kebiasaan yang tidak sehat adalah kegemaran makan makanan yang
digoreng. Makanan yang digoreng disukai oleh banyak orang karena memiliki flavour
yang khas, mudah dalam proses pembuatan, dan relatif murah. Minyak goreng
seringkali digunakan secara berulang-ulang sehingga meningkatkan tingkat oksidasi,
ditandai dengan kenaikan bilangan asam dan peroksida (Rahayu dan Purnavita 2014).
Pemanasan berulang minyak goreng juga menyebabkan perubahan fisik minyak goreng
seperti: warna menjadi kehitaman, keruh, dan berbau tengik (Winarno 2002). Konsumsi
makananan hasil penggorengan berulang akan meningkatkan stres oksidatif pada tubuh,
terutama pada hati. Radikal bebas menyebabkan terjadinya reaksi oksidasi yang
berbahaya karena dapat merusak jaringan tubuh, memicu penyakit degeneratif seperti
kanker, tekanan darah tinggi, jantung koroner, diabetes mellitus, katarak, dan penuaan
dini. (Supiyati et al 2010). Diperlukan antioksidan eksogen yang dapat mengeliminasi
radikal bebas dan menurunkan stres oksidatif. Antioksidan merupakan senyawa yang
dapat mencegah reaksi oksidasi dari radikal bebas dengan mendonorkan atom hidrogen
(Chang, et al. 2002). Antioksidan berperan dalam menghambat reaksi berantai radikal
bebas dan melindungi tubuh dari serangan radikal bebas (Windono et al. 2001).
Kulit buah manggis (KBM) tidak banyak dimanfaatkan, walaupun memiliki
potensi sebagai sumber antioksidan yang baik. KBM banyak mengandung kandungan
bioaktif seperti: flavonoid, alkaloid, xanthone, tannin, fenolik, dan triterpenoid yang
mampu mengeliminasi radikal bebas (Maliana et al. 2013). Karakter sensori KBM yang
pahit, sepat dan getir membatasi konsumsi KBM. Selain itu sifat senyawa bioaktif KBM
mudah rusak oleh cahaya, oksigen dan suhu tinggi juga menyulitkan pemanfaatan KBM
sebagai sumber antioksidan. Aplikasi teknologi mikroenkapsulasi dapat menjadi solusi
masalah pemanfaatan KBM sebagai sumber antioksidan. Mikroenkapsulasi sendiri
adalah teknologi untuk menyalut suatu zat inti dengan lapisan dinding polimer.
Teknologi mikroenkapsulasi meningkatkan stabilitas zat ini yang akan memperpanjang
umur simpan, mengatur pelepasan bahan inti, menutupi warna dan bau tidak enak serta
memperbaiki aliran serbuk. (Sobel et al. 2014). Dengan begitu, penelitian ini memiliki
peran penting untuk kalangan industri karena dapat menghasilkan produk alternatif
bahan tambahan pangan berbasis bahan tidak termanfaatkan yang kaya antioksidan,
baik bagi kesehatan dan mudah dalam penyimpanan serta pendistribusian.

2
Perumusan Masalah
Senyawa antioksidan pada KBM yang sangat potensial ini tidak dimanfaatkan
dengan baik, terlihat dari kulitnya yang menjadi limbah. Antioksidan KBM bermanfaat
untuk meredam radikal bebas pada tubuh. Pemanfaatan KBM sebagai sumber
antioksidan memiliki kendala sensori rasa pahit dan getir sehingga tidak memungkinkan
untuk dikonsumsi langsung. Oleh karena itu, proses mikroenkapsulasi dapat menjadi
solusi terbaik untuk mengatasi masalah yang ada. Proses pembuatan mikroenkapsulat
melibatkan penyalutan ekstrak KBM dengan bahan penyalut yang dapat menutupi rasa
sepat dan getir KBM sehingga lebih mudah dikonsumsi oleh konsumen. Proses ini juga
akan menghasilkan ekstrak KBM dalam bentuk serbuk yang lebih mudah ditangani,
mudah diaplikasikan sebagai ingredien tambahan pada berbagai macam produk pangan
ataupun sebagai suplemen serta mudah disimpan. Namun hingga saat ini belum
diketahui pengaruh proses mikroenkapsulasi terhadap aktivitas antioksidan pada produk
yang dihasilkan. Penelitian ini memiliki peran penting bagi masyarakat umum karena
dapat menghasilkan produk alternatif berbasis pangan lokal yang kaya akan antioksidan,
baik untuk kesehatan, serta mudah untuk disimpan dan didistribusikan
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas perlakuan
mikroenkapsulasi terhadap ekstrak KBM menggunakan air destilata, serta mengevaluasi
efektivitasnya dalam mencegah kerusakan fungsi hati pada hewan percobaan akibat
konsumsi minyak sawit teroksidasi.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah mengetahui efektivitas
mikroenkapsulat ekstrak air KBM dalam menangkal radikal bebas.

METODE
Bahan
KBM yang digunakan dalam bentuk tepung KBM yang telah dikeringkan dan
dihaluskan guna mempermudah analisis dan penyimpanan. Bahan lainnya yang
digunakan adalah akuades, metanol teknis, gelatin, maltodextrin, dan Carboxy Methyl
Cellulose (CMC). Bahan-bahan yang digunakan untuk analisis adalah DPPH 1 mM
dalam metanol p.a. (pro analysis) yang disiapkan segar, metanol p.a, standar asam galat,
pakan tikus putih, minyak sawit yang telah teroksidasi (pemanasan 1800C selama 72
jam), PBS (Phospate Buffer Saline) pH 7.4 yang mengandung 11.5 g KCl/liter, HCl
0.25 N yang mengandung 15% TCA, 0.38% TBA, dan 0.5% BHT, nitrogen cair,
standar TEP (Tetraetoksi Propana), etanol 96%, NaOH 0.1 N, Na2S2O3 0.02N, serta
akuades tanpa Cl dan CO, tikus galur Sprague Dawley (SD) kelamin jantan berusia 8
minggu.

3
Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah deep fat fryer, botol, gelas
ukur, kain saring, pipet mohr, bulb, vacuum rotary evaporator, termometer, freeze dryer,
hot plate, homogenizer, spray dryer, blender, vorteks, sentrifusa, tabung sentrifus,
spektrofotometer, mikropipet, penangas air, aluminium foil yang telah dilaminasi,
kandang tikus putih, neraca analitik, alat penggerus, alat bedah hewan, mikrotip, tabung
reaksi, dan tabung mikrosentrifus.
Prosedur Penelitian
Penelitian terdiri dari beberapa tahap yang diawali dengan penentuan
perbandingan pelarut dengan sampel terbaik, penentuan kadar asam lemak bebas dan
bilangan peroksida minyak, pembuatan tepung kulit buah manggis, pembuatan ekstrak
tepung manggis dengan media air destilata, pembuatan mikroenkapsulat ekstrak tepung
kulit buah manggis dan tahap analisis. Analisis yang dilakukan adalah analisis kapasitas
antioksidan menggunakan metode DPPH, dan analisis pengaruh antioksidan secara in
vivo pada tikus percobaan. Adapun tahapan penelitian secara keseluruhan dapat dilihat
pada Gambar 1.

Gambar 1. Diagram penelitian secara keseluruhan.

4
Tahap Pembuatan Ekstrak Tepung KBM (Wijaya 2010)
Pembuatan ekstrak tepung kulit buah manggis cair dilakukan dengan cara
mengekstrak tepung KBM menggunakan pelarut air dengan perbandingan tepung
KBM:air adalah 1:10 dan 1:20 pada suhu ruang selama 24 jam dalam wadah gelap
bertutup. Lalu campuran disaring menggunakan kain saring dilanjutkan dengan filtrasi
menggunakan pompa vakum dan kertas saring. Filtrat yang diperoleh dipindahkan
dalam wadah gelap bertutup, dibekukan kemudian dikeringkan dengan freeze dryer.
Ekstrak KBM yang diperoleh dari kedua perbandingan lalu diukur rendemen, pH,
kapasitas antioksidan dan kadar total fenolnya. Selanjutnya ditentukan perbandingan
terbaik yang akan digunakan dalam uji in-vivo.
Tahap Pembuatan Mikroenkapsulat Ekstrak Tepung KBM (Wijaya 2010)
Tahap pembuatan mikroenkapsulat ekstrak tepung KBM melibatkan
penambahan bahan-bahan penyalut yaitu maltodekstrin (7.7%), gelatin (2.9%), CMC
(0.9%) dan air (77%) lalu kemudian dilakukan homogenisasi pada suhu ruang. Lalu
ditambahkan ekstrak KBM (10.6%) kemudian dihomogenisasi kembali dan
dikeringkan dengan spray dryer pada suhu inlet 140oC dan suhu outlet 80oC
Tahap Analisis Kandungan Antioksidan
Uji Kapasitas Antioksidan dengan Metode DPPH (Rohman dan Riyanto 2005)
Analisis dilakukan dengan metode penelitian yang dilakukan oleh Rohman dan
Riyanto (2005). Analisis diawali dengan mengambil 100 µL sampel (dengan berbagai
konsentrasi). Kemudian ditambah 1,0 mL DPPH 0,4 mM dan etanol sampai 5,0 mL.
Vitamin C digunakan sebagai blanko, menggantikan sampel dengan etanol. Semua
larutan selanjutnya divorteks dan didiamkan selama 30 menit. Larutan ini selanjutnya
diukur absorbansinya pada panjang gelombang 517 nm.
[
]




% =
×
%
Selain kapasitas antioksidan, ditentukan pula nilai IC50, konsentrasi sampel yang
menghasilkan penghambatan radikal DPPH sebesar 50%.

Uji Kadar Total Fenol dengan Metode Folin (Prangdimurti et al. 2013)
Sebanyak 100 mg sampel kering ditambah 5 mL etanol 95% lalu divorteks
selama 3 menit dalam tabung tertutup. Campuran selanjutnya disentrifus pada 4000 rpm
selama 5 menit. Supernatan lalu diambil dan dipindahkan ke dalam tabung reaksi bersih
dan ditambahkan 0.5 mL etanol 95%, 2.5 mL akuades, dan 2.5 mL reagen Folin
Ciocalteau 50%. Campuran didiamkan selama 5 menit lalu ditambahkan 0.5 mL
Na2CO3 5% dan divorteks. Selanjutnya campuran disimpan di ruang gelap selama 1 jam
dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 725 nm (Prangdimurti et al. 2013).
Tahap Analisis Kualitas Minyak Sawit (Prangdimurti et al. 2013)
Penentuan Bilangan Peroksida
Uji dilakukan dengan mengambil 0.25 g minyak dalam dilarutkan dalam 30 mL
CH3COOH-CHCl3 lalu dikocok hingga minyak larut. Kemudian ditambahkan 0.5 mL
larutan KI jenuh dan ditunggu selama 1 menit. Setelah itu tambahkan 30 mL air
destilata dan 0.5 mL indikator pati 1%. Selanjutnya dilakukan titrasi menggunakan
Na2S2O3 0.2 N sambil digoyang. Titrasi dihentikan ketika warna biru mulai menghilang.
Perhitungan dilakukan menggunakan rumus:

5
Bilangan peroksida (







)=

V Na S O

sampel-blanko x N Na S O x
gram contoh

Uji Bilangan Asam
Air yang digunakan pada penentuan bilangan asam adalah air bebas CO2.
Sebanyak 5 g contoh dilarutkan dalam 25 mL etanol 96% netral. Selanjutnya
ditambahkan sebanyak 2 mL phenolftalein sebagai indikator reaksi. Setelah itu larutan
digoyang agar homogen dan dittrasi dengan menggunakan NaOH 0.1 N sambil
digoyang hingga muncul warna merah.-muda permanen selama 30 detik. Bilangan asam
lalu dihitung dengan rumus:






� ⁄�



=

� Na �


Na �


Desain Percobaan dan Dosis Penggunaan Sampel
Analisis pengaruh mikroenkapsulat secara in vivo menggunakan tikus putih
jantan berusia 8 minggu galur Sprague Dawley (SD). Pakan standar yang digunakan
sesuai dengan AIN-93G dengan 10% protein, yang ditujukan untuk tikus pada masa
pertumbuhan (growth). Formula pakan tikus yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tikus dibagi menjadi 5 kelompok diberi pakan dan air minum standar secara tidak
terbatas (ad libitum) selama satu minggu untuk adaptasi. Kemudian tikus dibagi secara
acak menjadi 5 kelompok perlakuan. Kelompok kontrol negatif (K(-)) akan dipapar
dengan minyak sawit tanpa perlakuan oksidasi, sedangkan kelompok kontrol positif
(K+) diberi minyak sawit yang teroksidasi. Kelompok perlakuan satu (KBM1) adalah
kelompok yang dipapar dengan minyak sawit teroksidasi dan diberi ekstrak KBM
sebesar 100 mg/kg berat badan selama 50 hari. Kelompok perlakuan dua (KBM2)
adalah kelompok yang dipapar dengan minyak sawit teroksidasi dan diberi
mikroenkapsulat KB M sebesar 100 mg/kg berat badan selama 50 hari. Kelompok
perlakuan tiga (KBM3) adalah kelompok yang dipapar dengan minyak sawit teroksidasi
dan diberi mikroenkapsulat KBM sebesar 200 mg/kg berat badan selama 50 hari.
Setelah masa pemberian pakan, tikus diterminasi, organ hati diambil dan dilakukan
analisis kadar MDA.
Tabel 1 Komposisi pakan tikus perobaan untuk 1 kg pakan.
Minyak Minyak Sawit Minyak Sawit
Kedelai tanpa oksidasi dengan oksidasi

(gram)

Kasein

Standar

115.6

79.2

-

K (-)

115.6

59.4

K (+)

115.6

59.4

KBM 1

115.6

KBM 2

115.6

KBM 3

115.6

Mineral Vitamin

CMC

Air

Maizena Ekstrak

Mikroenkapsulat

-

45.6

10

10

44.9

694.7

-

-

19.8

-

45.6

10

10

44.9

694.7

-

-

-

19.8

45.6

10

10

44.9

694.7

-

-

59.4

-

19.8

45.6

10

10

44.9

694.7

1

-

59.4

-

19.8

45.6

10

10

44.9

694.7

-

1

59.4

-

19.8

45.6

10

10

44.9

694.7

-

2

Analisis Tingkat Stress Oksidatif pada Hati Tikus (Prangdimurti et al 2013)
Pengukuran tingkat stress oksidatif dilakukan pada sampel hati tikus yang telah
dibekukan sebelumnya. Sampel hati sebanyak 1.25 g diberi 5 mL PBS (Phospate Buffer
Saline) lalu dihancurkan. PBS yang digunakan mengandung 11.5 g KCl/liter.
Homogenat lalu disentrifus dengan kecepatan 3500 rpm selama 20 menit pada suhu
ruang sehingga diperoleh supernatant jernih. Selanjutnya sebanyak 1 mL supernatan
sampel hati dicampur dengan dengan 4 mL larutan HCl 0.25 N dingin yang

6
mengandung trichloroacetic acid (TCA), thiobarbituric acid (TBA), dan BHT pada
suhu ruang. Larutan lalu divortex dan dipanasakan 80oC dengan water bath selama 1
jam. Larutan lalu didinginkan dan sentrifuse 3500 rpm selama 15 menit pada suhu ruang.
Langkah terkahir adalah mengukur absorbansi supernatant pada panjang gelombang 532
nm. Kurva standar TEP (Tetraetoksi Propana) diperlukan untuk mengetahui kadar MDA
sampel. Pembuatan kurva standar TEP mengikuti di atas dengan mengganti 1 mL
sampel dengan 1 mL TEP.
Prosedur Analisis Data
Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan program SPSS Seri 17.1 pada
p≤0,05. Uji t-test dilakukan untuk melihat perbandingan antara kedua kontrol. Untuk
melihat perbedaan antara perlakuan dan kontrol dilakukan analisis sidik ragaman
(Analysis of Variance) dengan uji lanjut Dunnet. Sedangkan perbandingan signifikansi
antar perlakuan dilihat dengan uji lanjut Duncan.
.

HASIL DAN PEMBAHASAN
PENELITIAN PENDAHULUAN
Penelitian pendahuluan dilakukan pada dua perbandingan tepung KBM:air, yaitu
perbandingan 1:10 dan 1:20 yang direndam (maserasi) selama 24 jam. Ekstrak cair lalu
dikeringkan menggunakan freeze dryer hingga ekstrak kering. Rangkuman hasil
penelitian pendahuluan berupa perbandingan pH, rendemen, kapasitas IC 50, dan kadar
total fenol dari kedua proses ekstraksi dapat dilihat pada (Tabel 2). Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa rendemen Ekstrak 1:10 dan Ekstrak 1:20 tidak berbeda nyata
secara statistik (p>0.05). Kadar total fenol Ekstrak 1:10 lebih kecil dibandingkan
Ekstrak 1:20 dengan perbedaan yang nyata (p

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Abu Kulit Buah Kelapa sebagai Katalis pada Reaksi Transesterifikasi Minyak Sawit Menjadi Metil Ester

3 64 10

Isolasi Minyak Atsiri Dari Kulit Buah Jeruk Kasturi (Citrus microcarpa Bunge) Segar Dan Kering Serta Analisis Komponennya Secara Gc-Ms

37 169 104

Efektivitas Ekstrak Kulit Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia (Chrism.) Swingle) Terhadap Bakteri Porphyromonas Gingivalis Secara In Vitro

9 149 61

Pengaruh Kadar Kalium Abu Kulit Buah Kelapa dalam Mengkatalisis Reaksi Transesterifikasi Crude Palm Oil (CPO) Menjadi Metil Ester

1 48 69

Pengaruh Peningkatan Jumlah Abu Kulit Buah Kelapa Sebagai Katalis Dalam Pembuatan Metil Ester Dengan Bahan Baku Minyak Sawit Mentah (Crude Palm Oil)

2 44 97

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Fungsi Hati, Jumlah Eritrosit dan Kadar Hemoglobin Tikus (Rattus norvegicus) yang Dipapari dengan Karbon Tetraklorida (CCl4)

3 53 59

Pengaruh Ekstrak Etanol Kulit Buah Nanas (Ananas Comosus (L.) Merr.) Terhadap Glukosa Darah Dan Kadar Superoksida Dismutase (Sod) Pada Mencit Hiperglikemia Secara In Vivo

17 95 129

Pembuatan mikroenkapsulat tepung kulit manggis serta analisis kapasitas antioksidan dan pengaruhnya terhadap konsumsi minyak sawit teroksidasi secara in vivo

0 4 12

Efektivitas Mikroenkapsulasi Ekstrak Metanol Kulit Buah Manggis untuk Mencegah Kerusakan Fungsi Hati Tikus akibat Konsumsi Minyak Sawit Teroksidasi

0 3 40

SUPLEMENTASI MIKROENKAPSULAT EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (KBM) MENURUNKAN KADAR MALONALDEHIDA HATI TIKUS

0 0 10