Aplikasi Prebiotik Melalui Pakan terhadap Gambaran Darah Ikan Mas Cyprinus carpio yang Diinfeksi Aeromonas hydrophila

APLIKASI PREBIOTIK MELALUI PAKAN TERHADAP
GAMBARAN DARAH IKAN MAS Cyprinus carpio YANG
DIINFEKSI Aeromonas hydrophila

FIERCO FAQIH BAHARIANSYAH

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Aplikasi Prebiotik
Melalui Pakan terhadap Gambaran Darah Ikan Mas Cyprinus carpio yang
Diinfeksi Aeromonas hydrophila“ adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2014

Fierco Faqih Bahariansyah
NIM C14090069

ABSTRAK
FIERCO FAQIH BAHARIANSYAH. Aplikasi Prebiotik Melalui Pakan terhadap
Gambaran Darah Ikan Mas Cyprinus carpio yang Diinfeksi Aeromonas
hydrophila. Dibimbing oleh WIDANARNI dan SUKENDA.
Penyakit motile aeromonad septicemia (MAS) merupakan kendala yang
sering dialami dalam budidaya ikan mas. Salah satu alternatif yang dapat
dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut yaitu dengan aplikasi prebiotik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian prebiotik melalui
pakan terhadap gambaran darah ikan mas yang diinfeksi Aeromonas hydrophila.
Sebanyak 15 ekor ikan mas dengan bobot rata-rata 8,94±0,28 g dipelihara di
akuarium dengan volume 72 liter. Perlakuan yang diberikan yaitu kontrol negatif,
kontrol positif (A dan B; tanpa prebiotik), dan perlakuan penambahan 2%
prebiotik (C). Setelah 45 hari, semua perlakuan (kecuali kontrol negatif) diuji

tantang dengan menyuntikkan A. hydrophila sebanyak 100 µL/ekor pada
konsentrasi 107 CFU/ml secara intraperitonial, kemudian diamati mortalitasnya
selama 7 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan prebiotik
memberikan kelangsungan hidup yang lebih tinggi (87,5%) dibandingkan dengan
perlakuan kontrol positif (50%) serta memberikan pengaruh yang lebih baik
terhadap gambaran darah ikan mas pasca infeksi A. hydrophila.
Kata kunci: Aeromonas hydrophila, hematologi, ikan mas, prebiotik

ABSTRACT
FIERCO FAQIH BAHARIANSYAH. Application of Dietary Prebiotic on
Hematology of Common Carp Cyprinus carpio Infected by Aeromonas
hydrophila. Supervised by WIDANARNI and SUKENDA.
Motile aeromonad septicemia often becomes problem for common carp
culture. One of the solution is using prebiotics. This study aimed to determine the
effects of dietary prebiotic on hematology of common carp that infected by A.
hydrophila. Fifteen fish with mean weight 8.94±0.28 g cultured in 72 L. The
treatment in this study were negative and positive control (A and B; without
prebiotic), and 2% prebiotic supplementation (C). Rearing was carried out for 45
days, and then all treatment (except negative control) were injected
intraperitoneally (ip) with 100 µL A. hydrophila at a concentration 107 CFU/ml

and then the mortality was observed for 7 days. The result showed that the
supplementation of prebiotics (C) increased survival of common carp (87.5%)
higher than control (50%), and gave positive influence on hematology common
carp after infected by A. hydrophila.
Keywords: Aeromonas hydrophila, common carp, hematology, prebiotic

APLIKASI PREBIOTIK MELALUI PAKAN TERHADAP
GAMBARAN DARAH IKAN MAS Cyprinus carpio YANG
DIINFEKSI Aeromonas hydrophila

FIERCO FAQIH BAHARIANSYAH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Budidaya Perairan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi

Nama
NIM
Program Studi

: Aplikasi Prebiotik Melalui Pakan terhadap Gambaran Darah
Ikan Mas Cyprinus carpio yang Diinfeksi Aeromonas
hydrophila
: Fierco Faqih Bahariansyah
: C14090069
: Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya

Disetujui oleh

Dr. Ir. Widanarni, M.Si

Pembimbing I

Dr. Ir. Sukenda, M.Sc
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr. Ir. Sukenda, M.Sc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Judul Skripsi

Nama
NIM
Program Studi

Aplikasi Prebiotik Melalui Pakan terhadap Gambaran Darah
Ikan

Mas Cyprinus carpio yang Diinfeksi Aeromonas
hydrophila
Fierco Faqih Bahariansyah

C14090069
Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya

Disetujui oleh

Dr. Ir. Sukenda, M.Sc
Pembimbing II

Dr. Ir. Widanami, M.Si
Pembimbing I

Diketahui oleh

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:


07 JAN 23U

PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Aplikasi Prebiotik
Melalui Pakan terhadap Gambaran Darah Ikan Mas Cyprinus carpio yang
Diinfeksi Aeromonas hydrophila ". Penelitian ini dilakukan pada bulan MaretAgustus 2013 di Laboratorium Kesehatan Ikan Departemen Budidaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Ir. Widanarni, M.Si dan Bapak Dr. Ir. Sukenda, M.Sc selaku dosen
pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan selama
pengerjaan penelitian ini.
2. Bapak Dr. Alimuddin, S.Pi, M.Sc selaku dosen pembimbing akademik dan
Komisi Pendidikan yang telah banyak memberikan masukan, semangat,
dan motivasi.
3. Bapak Dr. Eddy Supriyono, M.Sc selaku dosen penguji yang telah banyak
memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini
4. Keluargaku tercinta ayahanda Hermanto, ibunda Hanny Rohmiyatni, Fieza,
Fierda, Fiena, Fieaulia, dan Fies serta keluarga besar yang telah banyak

memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.
5. Bapak Ricky Djauhari yang telah banyak mendukung dalam penelitian ini,
Bapak Ranta, Bapak Marjanta, Mba Yuli, Mba Ovi, Ka Rahman, Kang
Adna, serta semua staf Departemen Budidaya Perairan.
6. Reza, Devi, Seto, Wahyu, Zubed, Wiwik, Ulfatul, Fahrul, Sharah, Arli,
Arif, Iin, Soya, Chacha, Ferdianto, Rizki, Via, Ikhsan, Ka Dendi, Ka Titi,
Ka Jeni, Ka Nurlita, serta rekan-rekan BDP 45, 46, dan 47 yang telah
banyak memberikan pengalaman-pengalaman indah selama penulis
menempuh pendidikan di Institut Pertanian Bogor.
Penulis berharap penelitian yang dituangkan dalam sebuah skripsi ini dapat
memberikan banyak manfaat sesuai dengan yang diharapkan.
Bogor, Februari 2014

Fierco Faqih Bahariansyah

DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vi
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

METODE ............................................................................................................. 2
HASIL .................................................................................................................. 6
Kelangsungan hidup ......................................................................................... 6
Total Eritrosit .................................................................................................... 7
Kadar Hemoglobin ........................................................................................... 7
Kadar Hematokrit ............................................................................................. 8
Total Leukosit ................................................................................................... 8
Limfosit ............................................................................................................ 9
Monosit ............................................................................................................. 9
Neutrofil ........................................................................................................... 10
Trombosit ......................................................................................................... 10
Aktivitas Fagositik ........................................................................................... 11
Kualitas Air ...................................................................................................... 11
PEMBAHASAN .................................................................................................. 11
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16
LAMPIRAN ......................................................................................................... 20
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. 21

DAFTAR GAMBAR

1 Kelangsungan hidup ikan mas pasca perlakuan ........................................... 6
2 Kelangsungan hidup ikan mas pascauji tantang dengan A. hydrophila ....... 6
3 Total eritrosit ikan mas pada perlakuan kontrol dan prebiotik ..................... 7
4 Kadar hemoglobin ikan mas pada perlakuan kontrol dan prebiotik ............. 7
5 Kadar hematokrit ikan mas pada perlakuan kontrol dan prebiotik .............. 8
6 Total leukosit ikan mas pada perlakuan kontrol dan prebiotik .................... 8
7 Jumlah limfosit ikan mas pada perlakuan kontrol dan prebiotik ................. 9
8 Jumlah monosit ikan mas pada perlakuan kontrol dan prebiotik ................. 9
9 Jumlah neutrofil ikan mas pada perlakuan kontrol dan prebiotik ................ 10
10 Jumlah trombosit ikan mas pada perlakuan kontrol dan prebiotik ............... 10
11 Jumlah aktivitas fagosit ikan mas pada perlakuan kontrol dan prebiotik .... 11

DAFTAR TABEL
1

Rancangan percobaan .................................................................................. 3

2

Satuan dan alat ukur parameter kualitas air ................................................ 6


3

Kualitas air selama pemeliharaan ................................................................ 11

DAFTAR LAMPIRAN
1

Komposisi Pakan ......................................................................................... 20

2

Data statistik uji ANOVA masing-masing perlakuan ................................. 20

3

Data statistik uji lanjut Duncan KH akhir ................................................... 20

1

PENDAHULUAN
Ikan mas merupakan ikan air tawar yang memiliki konsumen cukup besar,
terutama di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi Utara. Minat masyarakat untuk
mengkonsumsi ikan mas semakin besar seiring dengan peningkatan konsumsi
ikan yang saat ini terus dicanangkan pemerintah dalam rangka peningkatan
konsumsi ikan oleh masyarakat. Budidaya ikan mas semakin berkembang dan
diminati masyarakat karena ikan mas termasuk ikan konsumsi yang tergolong
mudah dalam pemeliharaannya. Produksi ikan mas telah mengalami peningkatan,
pada tahun 2008 total produksi ikan mas mencapai 243.000 ton dan produksi ikan
mas pada tahun 2011 mencapai 332.206 ton (KKP 2011).
Salah satu kendala dalam budidaya ikan mas yaitu penyakit motile
aeromonad septicemia yang disebabkan oleh Aeromonas hydrophila. Eidman et al.
(1981) menjelaskan bahwa wabah penyakit ini menyerang ikan mas berbagai
ukuran, dijelaskan lebih jauh bahwa angka kematian dapat mencapai 90%-94%
dari ikan yang menunjukkan gejala klinis. Usaha yang umumnya dilakukan untuk
mengatasi penyakit tersebut, baik pencegahan maupun pengobatan yaitu
penggunaan antibiotik. Namun penggunaan antibiotik dapat memberikan beberapa
efek negatif, yaitu adanya residu antibiotik dalam tubuh ikan sehingga tidak aman
untuk dikonsumsi manusia dan penggunaan senyawa antibiotik secara terusmenerus dapat meningkatkan terjadinya mutasi, sehingga melahirkan generasi
bakteri baru yang resisten terhadap antibiotik tersebut (Lewis 2001). Salah satu
alternatif yang dapat digunakan yaitu penggunaan prebiotik untuk meningkatkan
dan mengoptimalkan peran mikroflora dalam saluran pencernaan sehingga
menekan jumlah patogen dalam tubuh ikan dan meningkatkan imunitas
(Mazurkiewiecz et al. 2008).
Prebiotik merupakan zat yang terkandung dalam makanan (atau
ditambahkan ke makanan) yang dapat meningkatkan pertumbuhan atau aktivitas
bakteri yang menguntungkan pada saluran pencernaan. Prebiotik yang berupa
oligosakarida biasanya merupakan derivat dari fruktosa (inulin, oligofruktosa,
fruktooligosakarida)
dan
derivat
dari
glukosa
(maltooligosakarida)
(Mazurkiewiecz et al. 2008). Prebiotik merupakan bahan pangan yang tidak dapat
dicerna oleh inang namun dapat dimetabolisme oleh bakteri menguntungkan
sehingga dapat meningkatkan kesehatan inang (Ringo et al. 2010).
Ubi jalar mengandung karbohidrat yang tinggi namun memiliki kandungan
protein serta lemak yang rendah. Setiap varietas ubi jalar memiliki kandungan pati
yang berbeda. Menurut Dwiari (2008) ubi jalar varietas sukuh (Ipomoea batatas
L) memiliki kandungan pati lebih besar dibandingkan varietas jago. Hasil
penelitian Adijuwana (2005), kandungan gula yang terdapat pada ubi jalar varietas
sukuh yaitu rafinosa, maltosa, sukrosa, dan maltotriosa. Bahan-bahan tersebut
berpotensi sebagai prebiotik yang dapat mempengaruhi komposisi mikroflora
tubuh inangnya. Hasil penelitian Tanbiyaskur (2011) menunjukkan pemberian
prebiotik yang diekstraksi dari ubi jalar varietas sukuh memberikan pengaruh
yang lebih baik pada gambaran darah ikan nila serta efektif meningkatkan
resistensi pasca infeksi Streptococcus agalactiae, dan dapat menekan jumlah
bakteri S. agalactiae pada organ ginjal, hati, dan mata lebih baik dibandingkan
kontrol.

2
Bakteri A. hydrophila merupakan bakteri yang organ target infeksinya
adalah hati dan ginjal (Cipriano 2001). Organ ini merupakan organ yang memiliki
peran penting dalam sistem sirkulasi darah dalam tubuh ikan. Darah merupakan
cairan tubuh yang memiliki fungsi sebagai pembawa nutrisi, transportasi oksigen,
membawa hasil-hasil metabolisme tubuh seperti karbon dioksida, serta menjaga
keseimbangan suhu tubuh. Angka et al. (2004) menyatakan bahwa hematologi
dan patologi merupakan salah satu cara diagnostik penting untuk menentukan
status kesehatan ikan. Penyimpangan fisiologis ikan akan menyebabkan terjadinya
perubahan pada komponen-komponen darah sehingga perlu dilakukan
pemeriksaan hematologi untuk mengetahui kondisi atau status kesehatan ikan.
Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh pemberian prebiotik melalui
pakan terhadap gambaran darah ikan mas yang diinfeksi Aeromonas hydrophila.

METODE
Materi Uji
Ekstraksi Oligosakarida/ Prebiotik
Prebiotik yang digunakan dalam penelitian diekstraksi dari ubi jalar
varietas sukuh (Ipomoea batatas L.). Ekstraksi prebiotik dilakukan dengan
menggunakan metode ekstraksi etanol 70% sebagai pelarutnya (Muchtadi 1989).
Sebanyak 10 gram tepung kukus ubi jalar varietas sukuh dilarutkan ke dalam
etanol 70% sebanyak 100 ml dan diaduk dengan menggunakan magnetic stirer
selama 15 jam pada suhu ruang. Setelah proses ekstraksi selesai kemudian larutan
disaring dengan menggunakan kertas saring steril. Filtrat yang diperoleh
dipekatkan dengan menggunakan evaporator vacuum pada suhu 40oC. Cairan
hasil pemekatan disentrifugasi selama 10 menit pada kecepatan 5000 rpm untuk
mengendapkan sisa residu yang tertinggal. Hasil pemekatan diencerkan dengan
akuades steril dengan jumlah yang ditentukan melalui perhitungan total padatan
terlarut (TPT).
Perhitungan Total Padatan Terlarut
Total padatan terlarut (TPT) diukur berdasarkan metode Apriyantono et al.
(1989) yang bertujuan untuk melihat kepekatan padatan terlarut prebiotik yang
berguna pada analisa oligosakarida. Cawan porselin dikeringkan dalam oven
selama 1 jam dengan suhu 100oC, kemudian didinginkan selama 30 menit agar
berat cawan stabil dan cawan ditimbang (a gram). Sebanyak 1 ml ekstrak
oligosakarida ditempatkan dalam cawan porselin tersebut dan cawan ditimbang (b
gram). Kemudian cawan yang berisi ekstrak oligosakarida dimasukkan ke dalam
oven bersuhu 100oC selama 24 jam, lalu cawan tersebut didinginkan dalam
desikator selama 30 menit agar berat cawan stabil dan cawan ditimbang (c gram).
Total padatan terlarut dihitung berdasarkan hasil perbandingan berat ekstrak
setelah dikeringkan dengan berat ekstrak sebelum dikeringkan.

3
TPT =

c−a
x 100%
b−a

Keterangan:
a = berat cawan sebelum diisi ekstrak oligosakarida
b = berat cawan setelah diisi ekstrak oligosakarida
c = berat cawan setelah diisi ekstrak oligosakarida dan dioven 24 jam
Persiapan Wadah dan Ikan Uji
Wadah yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuarium yang
berukuran 60 cm x 40 cm x 40 cm sebanyak 15 buah dengan sistem resirkulasi.
Pada masing-masing akuarium diberi aerasi serta dipasang heater untuk menjaga
kondisi suhu tetap stabil. Sebelum digunakan, akuarium dicuci dan dikeringkan,
kemudian setiap akuarium diisi air sebanyak 72 liter. Ikan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah ikan mas strain Majalaya yang berasal dari BBPBAT
Sukabumi dengan bobot rata-rata 8,94±0,28 g dan dipelihara dengan kepadatan 15
ekor/akuarium. Bagian atas akuarium ditutup dengan kasa agar ikan tidak keluar
dari wadah. Sebelum diberi perlakuan, ikan diadaptasikan terlebih dahulu
terhadap lingkungan selama 1 minggu, lalu ikan dipuasakan selama 1 hari
sebelum diberi pakan perlakuan.

Rancangan Percobaan
Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap. Tahap I yaitu pemberian prebiotik
pada ikan mas melalui pakan selama 45 hari. Pakan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pakan buatan (Lampiran 1). Setelah perlakuan penambahan
prebiotik melalui pakan dilanjutkan tahap II yaitu berupa uji tantang dengan A.
hydrophila. Isolat A. hydrophila diperoleh dari Balai Penelitian Pengembangan
Budidaya Air Tawar (BPPBAT) Bogor. Ikan uji diinjeksi bakteri A. hydrophila
sebanyak 100 µL/ekor pada konsentrasi 107 CFU/ml secara intraperitonial
(Selvaraj et al. 2009), kemudian kematian ikan diamati selama 7 hari. Selama
penelitian dilakukan pengambilan sampel darah dari masing-masing perlakuan
pada awal pemeliharaan (H0), setelah perlakuan penambahan prebiotik (H46),
3 hari pascauji tantang (H50) dan 6 hari pascauji tantang (H53). Penelitian ini
terdiri dari 3 perlakuan dengan 3 ulangan (Tabel 1).
Tabel 1. Rancangan percobaan pemberian prebiotik melalui pakan pada ikan mas
Perlakuan
Keterangan
A
: Pemberian pakan tanpa penambahan prebiotik dan tanpa diuji
tantang dengan A. hydrophila
B
: Pemberian pakan tanpa penambahan prebiotik dan diuji tantang
dengan A. hydrophila
C
: Pemberian pakan dengan penambahan prebiotik ubi sukuh 2% dan
diuji tantang dengan A. hydrophila

4
Parameter Uji

Kelangsungan Hidup (KH)
Kematian ikan diamati setiap hari dari awal hingga akhir perlakuan.
Kelangsungan hidup ikan dihitung pada akhir perlakuan prebiotik dan akhir uji
tantang dengan menggunakan rumus berdasarkan Effendie (1997):
KH =

Nt
x 100%
No

Keterangan :
KH = Tingkat kelangsungan hidup (%)
Nt = Jumlah ikan pada akhir perlakuan
No = Jumlah ikan pada awal perlakuan

Total Eritrosit
Total eritrosit dihitung berdasarkan Blaxhall dan Daisley (1973). Darah
dihisap dengan pipet bulir merah sampai skala 0,5. Kemudian ditambahkan
larutan Hayem’s dengan cara dihisap sampai skala 101, lalu campuran tersebut
dihomogenkan dengan cara pipet digerakan membentuk angka delapan selama 3-5
menit. Setelah itu tetesan pertama dari dalam pipet dibuang, dan tetesan
selanjutnya dikeluarkan di atas hemasitometer yang sudah ditutup dengan cover
glass, Selanjutnya dilakukan perhitungan sel darah merah pada 5 kotak besar
hemasitometer. Total sel darah merah didapatkan berdasarkan rumus berikut:
∑ Eritrosit = rataan sel terhitung �

1
� faktor pengencer
Volume kotak besar

Kadar Hemoglobin (Hb)
Kadar hemoglobin diukur melalui metode Sahli dengan menggunakan
Sahlinometer (Wedemeyer dan Yasutake 1977). Darah dihisap dengan pipet Sahli
sampai skala 20 mm3 atau 0,2 ml, kemudian darah di dalam pipet dimasukkan ke
dalam tabung Hb-meter yang telah diisi HCl 0,1 N sampai skala 10 (skala merah),
lalu diaduk dan didiamkan selama 3-5 menit. Setelah itu ditambahkan akuades
sedikit demi sedikit sampai warna campuran darah dan HCl sama dengan warna
larutan standar yang ada di dalam Hb-meter. Selanjutnya kadar hemoglobin
dibaca dengan melihat permukaan cairan dan dicocokkan dengan angka pada
skala yang berwarna kuning. Kadar hemoglobin yang terbaca menunjukkan
banyaknya hemoglobin dalam satuan gram per 100 ml darah.
Kadar Hematokrit (He)
Kadar hematokrit diukur berdasarkan Anderson dan Siwicki (1993).
Sampel darah dimasukkan ke dalam tabung mikrohematokrit sampai ¾ bagian
tabung, lalu ujung tabung disumbat dengan crystoseal. Setelah itu tabung
disentrifugasi selama 5 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Kemudian dilakukan
pengukuran panjang darah yang mengendap (a) dan panjang total volume darah

5
(b) di dalam tabung mikro hematokrit. Kadar hematokrit dinyatakan sebagai %
volume padatan sel darah yang dihitung dengan rumus berikut:
a
Hematokrit = x 100%
b
Total Leukosit
Total leukosit dihitung berdasarkan Blaxhall dan Daisley (1973). Darah
dihisap dengan pipet bulir putih sampai skala 0,5. Kemudian ditambahkan larutan
Turk’s dengan cara dihisap sampai skala 11, lalu campuran tersebut
dihomogenkan dengan cara pipet digerakan membentuk angka delapan selama 3-5
menit. Setelah itu tetesan pertama dalam pipet dibuang, dan tetesan selanjutnya
dikeluarkan di atas hemasitometer yang sudah ditutup dengan cover glass.
Selanjutnya dilakukan perhitungan sel darah putih pada 5 kotak kecil
hemasitometer. Total sel darah putih didapatkan berdasarkan rumus berikut:
∑ Leukosit = rataan sel terhitung �

1
� faktor pengencer
Volume kotak besar

Diferensial Leukosit
Perhitungan diferensial leukosit ditentukan berdasarkan Amlacher (1970).
Perhitungan dilakukan dengan cara mengamati preparat ulas darah. Darah
diteteskan di atas gelas objek yang telah dibilas alkohol, lalu ujung gelas objek
kedua diletakkan di atas gelas objek yang telah ditetesi darah dengan membentuk
sudut sebesar 30˚. Kemudian gelas objek kedua digeser kearah berlawanan hingga
terbentuk lapisan tipis darah. Preparat dikeringanginkan dan difiksasi dengan
metanol selama 5 menit. Selanjutnya preparat dikeringanginkan kembali dan
dilakukan pewarnaan dengan Giemsa selama 15 menit. Setelah itu preparat dibilas
dengan air mengalir dan dikeringanginkan, lalu preparat ulas diamati dengan
mikroskop, kemudian dihitung jenis-jenis leukosit dan dihitung persentase dari
masing-masing jenis leukosit tersebut.
Aktivitas Fagositosis
Perhitungan aktivitas fagositosis mengacu pada Anderson dan Siwicki
(1993). Sampel darah dari masing-masing perlakuan diambil sebanyak 50 µl
kemudian dimasukkan ke dalam eppendorf dan ditambahkan 50 µl suspensi
bakteri Staphylococcus aureus dalam PBS dengan kepadatan 107 CFU/ml.
Campuran tersebut dihomogenkan dan diinkubasi selama 20 menit. Kemudian
sebanyak 5 µl campuran tersebut dibuat preparat ulas dan dikeringanginkan,
selanjutnya difiksasi dengan metanol dan dikeringanginkan. Kemudian preparat
diwarnai dengan pewarna Giemsa selama 15 menit, lalu dibilas dengan air
mengalir dan dikeringanginkan. Pengamatan aktivitas fagositosis dilakukan
dengan mikroskop dan persentase dihitung dari total 100 sel darah putih yang
menunjukkan aktivitas fagositosis.

6
Kualitas Air
Parameter kualitas air yang diukur dalam penelitian meliputi suhu, pH, DO,
dan TAN. Tabel 2 di bawah ini adalah satuan dan alat pengukuran dari parameter
kualitas air yang diukur.
Tabel 2. Satuan dan alat ukur parameter kualitas air
Parammeter
Satuan
Alat Ukur
o
C
Suhu
Termometer
pH
pH meter
DO
mg/l
DO meter
TAN
mg/l
Spektrometer
Analisis Data
Rancangan percobaan berupa rancangan acak lengkap dengan 3 perlakuan
dan 3 ulangan. Data dianalisis menggunakan SPSS 17.0 dan dilakukan uji lanjut
dengan uji Duncan. Parameter yang dianalisis secara statistik yaitu kelangsungan
hidup, sedangkan parameter gambaran darah dan kualitas air dianalisis secara
deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Kelangsungan hidup
Kelangsungan hidup ikan mas pasca perlakuan dan akhir uji tantang dapat
dilihat pada Gambar 1. Kelangsungan hidup ikan mas pasca perlakuan berkisar
86,67%-95,56% dan tidak berbeda nyata (p>0,05) pada masing-masing perlakuan
(Lampiran 2). Pascauji tantang dengan A. hydrophila kelangsungan hidup ikan
mas pada perlakuan prebiotik lebih tinggi yaitu 87,5% dan berbeda nyata (P