Aplikasi Prebiotik Mannanoligosakarida Dengan Dosis Berbeda Melalui Pakan Pada Ikan Mas Cyprinus Carpio Yang Diinfeksi Aeromonas Hydrophila

APLIKASI PREBIOTIK MANNANOLIGOSAKARIDA
DENGAN DOSIS BERBEDA MELALUI PAKAN PADA IKAN
MAS Cyprinus carpio YANG DIINFEKSI Aeromonas hydrophila

FADHILATUN

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Aplikasi Prebiotik
Mannanoligosakarida dengan Dosis Berbeda Melalui Pakan pada Ikan Mas
Cyprinus carpio yang Diinfeksi Aeromonas hydrophila” adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari
karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2015
Fadhilatun
C14110070

ABSTRAK
FADHILATUN. Aplikasi Prebiotik Mannanoligosakarida dengan Dosis Berbeda
Melalui Pakan pada Ikan Mas Cyprinus carpio yang Diinfeksi Aeromonas
hydrophila. Dibimbing oleh WIDANARNI dan SUKENDA.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas pemberian prebiotik
mannanoligosakarida (MOS) dengan dosis berbeda melalui pakan terhadap kinerja
pertumbuhan, respon imun, dan kelangsungan hidup ikan mas yang kemudian
diinfeksi A. hydrophila. Sebanyak 15 ekor ikan mas dengan bobot rata-rata
4,25±0,13 g dipelihara dalam akuarium berukuran 65x42x40 cm3 dengan
ketinggian air 31 cm. Perlakuan yang diberikan yaitu kontrol, prebiotik 0,1% (A),
prebiotik 0,2% (B), dan prebiotik 0,4% (C) dengan masing-masing 3 ulangan.
Setelah 30 hari pemeliharaan, setiap perlakuan (kecuali K-) diuji tantang dengan
injeksi A. hydrophila sebanyak 0,1 ml/ekor pada konsentrasi 104 CFU/ml secara
intramuskular kemudian diamati mortalitasnya selama 7 hari. Hasil penelitian

menunjukan bahwa pemberian prebiotik MOS melalui pakan dapat meningkatkan
pertumbuhan dan respon imun ikan mas. Penambahan prebiotik 0,2 % memberikan
hasil terbaik dengan laju pertumbuhan harian (1,65%), rasio konversi pakan (1,77),
dan kelangsungan hidup pascauji tantang (91,67%), serta gambaran darah ikan mas
yang lebih baik pada pasca injeksi A. hydrophila.
Kata kunci: Aeromonas hydrophila, hematologi, ikan mas, prebiotik MOS.

ABSTRACT
FADHILATUN. Application Prebiotic Mannan Oligosacrides at different dosages
in Fish Feed of Common Carp Cyprinus carpio Against Aeromonas hydrophila
Infection. Supervised by WIDANARNI dan SUKENDA.
This study aimed to determine the effects of dietary prebiotics mannan
oligosaccharides (MOS) at different dosages on growth, immune responses, and
survival of common carp infected by A. hydropila. A total of 15 common carps with
average weight of 4,25±0,13 g were reared in 65x42x40 cm3 sized aquarium with
height water of 31 cm. Treatments in the recent study consisted of control (K), 0,1%
prebiotics (A), 0,2% prebiotics (B), and 0,4% prebiotics (C) with 3 replicates for
each treatments. After 30 days of maintenance, all treatments (except K-) were
challenged with A. hydrophila injection with total volume of 0,1 ml/ fish and
concentration of 104 CFU/ml with inter-muscular injection method. Mortality rate

were observed for 7 days after injection. The results showed that prebiotics MOS
increased the growth and immune responses of common carp. Dietary prebiotics
with a dose of 0,2% showed the best daily growth rate (1,65%), feed conversion
ratio (1,77), and survival after the injection of A. hydrophila (91,67%), with showed
better blood profile of common carp after the injection of A. hydrophila.
Keywords: Aeromonas hydrophila, hematology, common carp, prebiotics MOS

APLIKASI PREBIOTIK MANNANOLIGOSAKARIDA
DENGAN DOSIS BERBEDA MELALUI PAKAN PADA IKAN
MAS Cyprinus carpio YANG DIINFEKSI Aeromonas hydrophila

FADHILATUN

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Budidaya Perairan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Judul Skripsi

: Aplikasi Prebiotik Mannanoligosakarida dengan Dosis Berbeda
Melalui Pakan pada Ikan Mas Cyprinus carpio yang Diinfeksi
Aeromonas hydrophila
Nama
: Fadhilatun
NIM
: C14110070
Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya

Disetujui oleh

Dr. Ir. Widanarni M.Si
Pembimbing I


Dr. Ir. Sukenda M.Sc
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr .Ir. Sukenda M.Sc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala limpahan, berkat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga karya ilmiah ini berhasil
diselesaikan. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Mei sampai dengan Juli 2015
dengan judul “Aplikasi Prebiotik Mannanoligosakarida dengan Dosis Berbeda
Melalui Pakan pada Ikan Mas Cyprinus carpio yang Diinfeksi Aeromonas
hydrophila”.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada beberapa pihak di bawah ini,
yaitu

1. Ibu Dr. Ir. Widanarni M.Si dan Bapak Dr. Ir. Sukenda M.Sc selaku pembimbing
yang telah banyak memberikan saran
2. Ibu Dinamella Wahjuningrum selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan motivasi dan arahan selama studi di Departemen Budidaya Perairan.
3. Bapak Wawan Setiawan dan Ibu Tuti Mulyati selaku orangtua tercinta yang selalu
memberikan dukungan yang kuat dalam mengerjakan penelitian ini.
4. Bapak Elang dan Ibu March Mada selaku orangtua angkat dari beasiswa ISOC
yang sudah memberikan dukungan keuangan dalam mengerjakan penelitian ini.
5. Kak Dendy, kak Ike, Kak Ezy, Bapak Ricky, dan Bapak Ranta selaku keluarga
Laboratorium Kesehatan Ikan (LKI) yang tidak bosan memotivasi penulis dalam
mengerjakan penelitian ini.
6. Dian Novita Sari, May Silvani, Iqbal Wijaya, Mulyati Hasanah, Dyah AP, Hanna
Nafisah, Kiki Amalia, Hesti Irisanti, Fenti Nurul, dan Risma Suryani selaku
teman-teman seperjuangan penulis di Laboraturium Kesehatan Ikan (LKI) yang
sudah berbagi canda dan tawa serta kebahagian.
7. Farida Fitriani, Lussy Anggrainy, Yulia Pratamy, Raden Rini Y, Hilda KP, dan
teman-teman BDP 48 yang telah peduli kepada penulis dan selalu memberikan
dukungan yang kuat dalam menyelesaikan penelitian ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.


Bogor, Desember 2015
Fadhilatun
C14110070

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
PENDAHULUAN .......................................................................................
Latar Belakang ........................................................................................
Tujuan .....................................................................................................
METODE .....................................................................................................
Persiapan Wadah dan Ikan Uji ...............................................................
Persiapan Pakan Uji ...............................................................................
Rancangan Percobaan ............................................................................
Parameter Uji .........................................................................................
Tingkat Kelangsungan Hidup ...........................................................
Laju Pertumbuhan Harian ................................................................
Konversi Pakan ................................................................................
Total Eritrosit ...................................................................................

Total Leukosit ..................................................................................
Hematokrit .......................................................................................
Hemoglobin .....................................................................................
Indeks Fagositik ..............................................................................
Total Bakteri di Usus .......................................................................
Kualitas Air ......................................................................................
Prosedur Analisis Data ..........................................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................
Hasil ......................................................................................................
Tingkat Kelangsungan Hidup pada Akhir Pemeliharaan dengan
Perlakuan Prebiotik ...........................................................................
Laju Pertumbuhan Harian ................................................................
Konversi Pakan ................................................................................
Hematologi Ikan ...............................................................................
Total Bakteri di Usus .......................................................................
Tingkat Kelangsungan Hidup Pascauji Tantang ..............................
Kualitas Air .......................................................................................
Pembahasan ...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
LAMPIRAN .................................................................................................

RIWAYAT HIDUP .....................................................................................

iv
iv
iv
1
2
2
2
2
3
3
3
3
4
4
4
4
4
5

5
5
5
5
5
6
6
7
8
8
8
9
13
16
18

DAFTAR TABEL
1
2
3

4
5
6

Rancangan percobaan pada pemeliharaan ikan mas selama 30 hari ..............
Rancangan percobaan pascauji tantang pada ikan mas ...............................
Parameter kualitas air ...................................................................................
Hematologi ikan mas setelah pemeliharaan 30 hari dan pascauji tantang ..
Total bakteri di usus pada ikan mas .............................................................
Kualitas air selama pemeliharaan ikan mas .................................................

2
3
5
7
8
8

DAFTAR GAMBAR
1 Tingkat kelangsungan hidup ikan mas setelah diberi prebiotik MOS dengan
dosis berbeda .................................................................................................
2 Laju pertumbuhan harian ikan mas setelah diberi prebiotik MOS dengan
dosis berbeda .................................................................................................
3 Konversi pakan ikan mas setelah diberi prebiotik MOS dengan dosis
berbeda ..........................................................................................................
4 Tingkat kelangsungan hidup ikan mas pascauji tantang dengan
A. hydrophila …..............................................................................................

6
6
7
8

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4

ANOVA dan hasil uji Duncan tingkat kelangsungan hidup..........................
ANOVA dan hasil uji Duncan laju pertumbuhan harian .............................
ANOVA dan hasil uji Duncan konversi pakan ............................................
Hasil LD50 untuk menentukan dosis uji tantang ...........................................

16
16
17
17

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan mas merupakan salah satu komoditas unggulan akuakultur di Indonesia.
Produksi ikan mas meningkat setiap tahunnya, seperti pada tahun 2013 jumlah
produksi sebesar 412.703 ton menjadi sebesar 484.110 ton pada tahun 2014 (KKP
2014). Adanya peningkatan produksi tersebut disebabkan oleh para pembudidaya
yang sudah mulai mengaplikasikan sistem budidaya intensif untuk memperoleh
hasil produksi yang maksimal dengan luas lahan yang minimal. Akan tetapi
berkembangnya sistem budidaya tersebut banyak pula permasalahan yang dihadapi,
salah satunya adalah wabah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus,
jamur, maupun parasit.
Penyakit motile aeromonad septicemia (MAS) merupakan penyakit yang
yang disebabkan oleh adanya infeksi bakteri A. hydrophila dan sering menyerang
ikan mas. Penyakit MAS dicirikan dengan adanya tanda tukak pada tubuh ikan.
Infeksi bakteri A. hydrophila bersifat akut dengan menyerang bagian organ penting
seperti ginjal dan hati (Cipriano 2001). Berbagai upaya pencegahan maupun
pengobatan telah dilakukan dengan menggunakan antibiotik. Namun aplikasi
antibiotik dalam jangka panjang dapat menimbulkan bakteri resisten di lingkungan
budidaya dan terjadi transmisi bakteri resisten ke dalam tubuh manusia (Cabello
2006). Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk pencegahan penyakit adalah
dengan aplikasi prebiotik.
Prebiotik merupakan bahan pangan yang tidak dapat dicerna oleh inang, yang
secara selektif dapat merangsang pertumbuhan dan aktivitas beberapa bakteri
menguntungkan di dalam usus (Akrami et al. 2013). Prebiotik dalam pakan dapat
berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan dengan menjaga keseimbangan
populasi bakteri, dapat mengaktifkan strain bakteri yang bermanfaat dalam saluran
pencernaan (growth promotore) dan meningkatkan sistem imun pada inang
(Mazurkiewicz et al. 2008). Prebiotik pada umumnya berbahan oligosakarida yang
mudah difermentasikan di dalam usus. Beberapa jenis prebiotik diantaranya inulin,
fruktooligosakarida, galaktooligosakarida, dan jenis lainnya seperti laktosa,
xylooligosakarida, dan mannanoligosakrida (Delgado et al. 2011). Prebiotik yang
sudah diuji cobakan pada ikan salah satunya adalah mannanoligosakarida (MOS).
Mannanoligosakarida (MOS) adalah glucomanoprotein complex yang
dihasilkan dari dinding sel ragi (Saccharomyces cerevisiae). Bahan utama MOS
adalah mannosa, yang merupakan komponen karbohidrat dan memiliki efek
menguntungkan terhadap kesehatan usus dan sistem imun (Sang dan Fotedar 2010).
Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian MOS dapat meningkatkan
pertumbuhan dan sistem imun pada ikan nila (Ahmad et al. 2014), meningkatkan
kelangsungan hidup pada juvenil ikan mas (Akrami et al. 2012b), ikan rainbow trout
(Staykov et al. 2007), dan ikan sea bream (Gultepe et al. 2011). Pemberian dosis
prebiotik MOS yang tepat perlu diketahui pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan
kelangsungan hidup pada ikan mas agar dapat mengefisiensikan dalam aplikasinya.
Informasi mengenai aplikasi prebiotik MOS dalam bidang akuakultur ini masih
terbatas, sehingga hal tersebut menjadi dasar dilakukannya penelitian ini.

2

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas pemberian prebiotik
dengan dosis berbeda melalui pakan terhadap pertumbuhan, respon imun, dan
kelangsungan hidup ikan mas Cyprinus carpio yang diinfeksi bakteri Aeromonas
hydrophila.

METODE
Persiapan Wadah dan Ikan Uji
Wadah yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuarium berukuran
65x42x40 cm3 sebanyak 15 buah. Sebelum digunakan, akuarium dicuci bersih dan
dikeringkan selama satu hari, kemudian diisi dengan air sebanyak 85 liter dan
dilakukan desinfeksi air dengan klorin 30 ppm selama 24 jam. Akuarium
dikeringkan selama satu hari dan diisi kembali dengan air tandon. Setiap akuarium
diberi aerasi dan dipasang plastik hitam untuk mengurangi stress pada ikan. Bagian
atas akuarium ditutup dengan kasa agar ikan tidak keluar dari wadah.
Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan mas yang diperoleh dari
petani ikan di Ciseeng Parung Bogor, dengan bobot rata-rata 4,25±0,13 gram.
Sebelum perlakuan ikan diadaptasikan terlebih dahulu dengan pakan komersil di
dalam wadah pemeliharaan selama 1 minggu dengan tiga kali pemberian pakan
yaitu pukul 08.00, 12.00 dan 16.00 WIB, kemudian ikan dipuasakan selama satu
hari untuk diberi pakan perlakuan.
Persiapan Pakan Uji
Pakan yang digunakan adalah pakan komersil berbentuk pellet. Prebiotik
(Bio-Mos®, Alltech Inc, USA) ditimbang sebesar 0,1%, 0,2%, dan 0,4% dari pakan
yang diberikan, kemudian dilarutkan dalam air dan dicampurkan dengan 2% putih
telur. Bahan tersebut dicampurkan ke dalam pakan. Setelah merata dikering
anginkan selama 5-10 menit, kemudian disimpan pada suhu 4ºC dan siap diberikan
kepada ikan uji.
Rancangan Percobaan
Penelitian ini terbagi menjadi dua tahap. Tahap pertama berupa pemberian
prebiotik melalui pakan kepada ikan mas selama 30 hari (Tabel 1). Tahap kedua
berupa uji tantang dengan A. hydrophila sebanyak 0,1 ml/ekor pada konsentrasi 104
CFU/ml secara intramuskuler. Pengamatan pascauji tantang dilakukan selama 7
hari. Penelitian ini dilakukan dengan 4 perlakuan pada masa pemeliharaan dan 5
perlakuan pascauji tantang dengan masing-masing 3 ulangan (Tabel 2).
Tabel 1 Rancangan percobaan pada pemeliharaan ikan mas selama 30 hari
Perlakuan
K
A
B
C

Keterangan
Pakan tanpa prebiotik
Pakan prebiotik 0,1%
Pakan prebiotik 0,2%
Pakan prebiotik 0,4%

3

Tabel 2 Rancangan percobaan pascauji tantang pada ikan mas
Perlakuan
KK+
A
B
C

Keterangan
Pakan tanpa prebiotik dan tanpa uji tantang
Pakan tanpa prebiotik dan uji tantang dengan A. hydrophila
Pakan prebiotik 0,1% dan uji tantang dengan A. hydrophila
Pakan prebiotik 0,2% dan uji tantang dengan A. hydrophila
Pakan prebiotik 0,4% dan uji tantang dengan A. hydrophila

Parameter Uji
Tingkat Kelangsungan Hidup (TKH)
Kematian ikan diamati setiap hari selama pemeliharaan dengan perlakuan
prebiotik hingga setelah injeksi A.hydrophila. Kelangsungan hidup dihitung dua
kali yaitu pada akhir pemeliharaan dengan perlakuan prebiotik dan pascauji tantang,
dengan berdasarkan rumus Effendie (1997) :

TKH % =

Keterangan :
TKH
: Tingkat kelangsungan hidup (%)
Nt
: Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan (ekor)
No
: Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)
Laju Pertumbuhan Harian (LPH)
Laju pertumbuhan harian digunakan untuk mengetahui pertumbuhan bobot
ikan selama masa pemeliharaan. Laju pertumbuhan harian dihitung dengan
berdasarkan rumus Huissman (1987), yaitu sebagai berikut :

Keterangan
LPH
Wt
Wo
t

LPH % =






:
: Laju pertumbuhan harian (%)
: Bobot rata-rata ikan pada akhir pemeliharaan (gr/ekor)
: Bobot rata-rata ikan pada awal pemeliharaaan (gr/ekor)
: Waktu pemeliharaan (hari)

Konversi Pakan (KP)
Konversi pakan didefinisikan sebagai banyaknya pakan yang dibutuhkan
untuk menghasilkan 1 kg daging. Konversi pakan dihitung menggunakan rumus
yang dikemukakan oleh Goddard (1996), yaitu sebagai berikut :

Keterangan
Bt
Bo
Bm
∑F

KP =

∑�
[ � +� −� ]

:
: Biomasa ikan pada akhir pemeliharaan (gr)
: Biomasa ikan pada awal pemeliharaan (gr)
: Biomasa ikan mati (gr)
: Jumlah pakan yang diberikan (gr)

4

Total Eritrosit (TE)
Darah dihisap dengan menggunakan pipet pasteur (dengan bulir merah)
sampai dengan skala 0,5 kemudian ditambahkan dengan larutan Hayem’s sampai
skala 101, lalu dihomogenkan selama 3-5 menit. Dua tetes pertama larutan dibuang
dan kemudian diteteskan ke alat haemocytometer dan diamati dibawah mikroskop
dengan perbesaran 400x (Blaxhall dan Daisley 1973). Hasil perhitungan total
eritrosit dihitung berdasarkan rumus berikut :
∑ TE =

Jumlah darah
Jumlah sampel kotak

Vol. kotak

∑ TL =

Jumlah darah
Jumlah sampel kotak

Vol. kotak

Faktor pengencer

Total Leukosit (TL)
Darah dihisap dengan menggunakan pipet pasteur (dengan bulir putih)
sampai dengan skala 0,5. Darah ditambahkan dengan larutan Turk’s sampai dengan
skala 11, lalu dihomogenkan selama 3-5 menit. Dua tetes pertama dibuang. Lalu
diamati dibawah mikroskop perbesaran 400x (Blaxhall dan Daisley 1973). Hasil
perhitungan total leukosit dihitung berdasarkan rumus berikut:
Faktor pengencer

Hematokrit (Hc)
Darah dimasukan ke dalam tabung mikrohematokrit sebanyak ¾ bagian,
kemudian ditutup dengan crytoceal sedalam 1 mm pada bagian ujung tabung.
Tabung mikrohematokrit disentrifuge dengan kecepatan 5000 rpm selama 15 menit.
Nilai hematokrit diukur menurut Anderson dan Siwicki (1993), dengan rumus
sebagai berikut :
Jumlah endapan darah
%
Hc ∶
Total cairan darah
Hemoglobin (Hb)
Hemoglobin diukur dengan menggunakan metode Sahli. Darah dihisap
dengan pipet sahli sampai skala 20 mm3 atau pada skala 0,2 ml, lalu ujung pipet
dibersihkan dengan kertas tisu. Kemudian darah dipindahkan dari pipet ke dalam
tabung HB-meter yang telah berisi HCl 0,1 N sampai skala 10 (merah). Darah
diaduk dengan batang pengaduk dan didiamkan 3-5 menit. Darah ditambahkan
dengan aquades sampai warna larutan sama seperti warna standar pada HB-meter.
Skala yang terdapat pada skala jalur g% (berwarna kuning) dibaca untuk
menunjukan nilai hemoglobin (Hartika et al. 2014).

Indeks Fagositik (IF)
Darah sebanyak 50 μl dimasukan ke dalam eppendorf, ditambahkan 50 μl
suspensi bakteri S. aureus dengan kepadatan 107 cfu/ml. Kemudian dihomogenkan
dan diinkubasi dalam suhu ruang selama 20 menit. Suspensi tersebut diambil
sebanyak 5μl kemudian diletakan di kaca objek dan diulas menjadi preparat. Ulasan
darah yang sudah kering pada preparat difiksasi dengan methanol selama 5 menit
dan kemudian dikering udarakan. Ulasan direndam dalam pewarna giemsa 15 menit
dan dicuci dengan air mengalir. Kemudian jumlah bakteri yang menunjukan proses
fagositosis dihitung dari 100 sel fagosit yang teramati (Anderson dan Siwicki 1993).

5

Total Bakteri di Usus
Usus ikan uji sebanyak 0,1 gram digerus dan dimasukan pada larutan PBS
0,9 ml, lalu dihomogenisasi dengan vortex. Berikutnya campuran larutan sebanyak
0,1 ml dipipet dan dilakukan pengenceran berseri. Sebanyak 0,05 ml campuran
tersebut dipipet dan disebar merata pada media TSA (tryptic soy agar). Populasi
bakteri yang tumbuh dapat diketahui dalam colony forming unit (CFU) dan dihitung
dengan rumus yang berdasarkan Madigan et al. (2003), yaitu sebagai berikut :
Total bakteri = Jumlah koloni x





x



Kualitas Air
Kualitas air diukur pada awal dan akhir pemeliharaan. Parameter kualitas
air yang diukur terdapat pada Tabel 3.
Tabel 3 Parameter Kualitas Air
Parameter
Suhu
pH
DO
Amonia (TAN)

Satuan
ºC
unit
mg/L
mg/L

Alat Ukur
Termometer
pH meter
DO meter
Spektofotometer

Prosedur Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan
dianalisis dengan Microsoft Excel 2013 dan software SPSS versi 17,0.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tingkat Kelangsungan Hidup pada Akhir Pemeliharaan dengan Perlakuan
Prebiotik
Hasil pengamatan kelangsungan hidup ikan mas setelah pemeliharaan
dengan perlakuan prebiotik disajikan pada Gambar 1 dan Lampiran 1.
Kelangsungan hidup ikan mas selama pemeliharaan berkisar antara 95,56-100%.
Nilai kelangsungan hidup tertinggi terdapat pada perlakuan A (100%), selanjutnya
diikuti dengan perlakuan C dan K (97,78%) serta perlakuan B (95,56%) yang
masing masing tidak menunjukan hasil yang berbeda nyata (P>0,05) antar setiap
perlakuan.

Tingkat kelangsungan
hidup (%)

6

100
80
60
40
20

a

a

a

a

K

A

B

C

0

Keterangan :
* Huruf superscript yang sama pada grafik menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05)
** K (kontrol), A (penambahan prebiotik 0,1%), B (penambahan prebiotik 0,2%), dan C
(penambahan prebiotik 0,4%)

Gambar 1 Tingkat kelangsungan hidup ikan mas setelah diberi prebiotik
MOS dengan dosis berbeda
Laju Pertumbuhan Harian
Laju pertumbuhan harian pada perlakuan C memiliki nilai tertinggi yaitu
1,68% yang berbeda nyata (P0,05)
** K (kontrol), A (penambahan prebiotik 0,1%), B (penambahan prebiotik 0,2%), dan C (penambahan
prebiotik 0,4%)

Gambar 3 Konversi pakan ikan mas setelah diberi prebiotik MOS dengan
dosis berbeda
Hematologi Ikan
Nilai hematologi diukur pada akhir pemeliharaan dengan perlakuan prebiotik
dan pascauji tantang. Hasil penelitian terhadap parameter hematologi ikan mas
selama pemeliharaan dan pascauji tantang dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Hematologi ikan mas setelah pemeliharaan 30 hari dan pascauji tantang
Parameter
TE (x 106 sel/mm3)
TL (x 104 sel/mm3)
Hc (%)
Hb (gr%)
IF
Parameter
TE (x 106 sel/mm3)
TL (x 104 sel/mm3)
Hc (%)
Hb (gr%)
IF

K
1,18±0,07
5,11±0,75
25,45±0,01
6,20±0,60
2,00±0,50
K1,13±0,13
5,18±0,47
25,56±0,02
5,40±0,40
2,07±0,12

K+
0,84±0,10
5,92±0,20
18,22±0,09
4,07±0,31
2,17±0,29

Perlakuan
Pemeliharaan
A
1,19±0,13
5,02±0,78
25,91±0,02
7,33±0,12
1,50±0,46
Pascauji Tantang
A
1,09±0,11
5,17±0,89
18,41±0,03
3,87±0,76
1,67±0,58

B
1,30±0,43
5,08±0,73
26,35±0,06
5,73±0,42
1,24±0,25
B
1,25±0,02
5,27±0,54
23,97±0,06
4,73±0,42
1,71±0,21

C
1,23±0,16
5,15±0,67
30,83±0,06
7,07±0,70
1,33±0,58
C
1,04±0,01
5,70±0,38
23,45±0,03
4,60±0,20
1,83±0,29

Ket: K: kontrol, K-: kontrol negatif, K+: kontrol positif, A: MOS 0,1%, B: MOS 0,2%, dan C: MOS 0,4%. TE:
total eritrosit, TL: total leukosit, Hc: hematokrit, Hb: hemoglobin, IF: indeks fagositik.

Nilai hematologi ikan mas selama pemeliharaan terdapat pada kisaran
normal yang terdiri dari total eritrosit (1,18-1,30 x106 sel/mm3), total leukosit (5,025,11 x104 sel/mm3), hematokrit (25,45-30,83%), hemoglobin (5,73-7,33 gr%), dan
indeks fagositik (1,24-2,00). Namun pada pascauji tantang, nilai hematologi ikan
mas terjadi perubahan. Pada parameter total eritrosit dan hematokrit terendah
pascauji tantang terdapat pada perlakuan K+ yaitu sebesar 0,84 x106 sel/mm3 dan
18,22%. Kadar hemoglobin terendah pascauji tantang terdapat pada perlakuan A
(3,87gr%). Nilai indeks fagositik dan total leukosit tertinggi pascauji tantang
terdapat pada perlakuan K+ yaitu sebesar 2,17 dan 5,92 x104 sel/mm3.

8

Total Bakteri
Hasil penghitungan total bakteri yang terdapat di usus ikan mas setelah
pemeliharaan dengan perlakuan prebiotik disajikan pada Tabel 5. Total bakteri di
usus ikan mas pada awal pemeliharaan berkisar 8,60 x 107 cfu/g hingga 5,86 x 108
cfu/g, sedangkan pada akhir pemeliharaan total bakteri tertinggi terdapat pada
perlakuan C yaitu 6,71 x 1012 cfu/g .
Tabel 5 Total bakteri di usus pada ikan mas
Perlakuan
K
A
B
C

Awal (cfu/g)
1,41 x 108
4,11 x 108
8,60 x 107
5,86 x 108

Akhir (cfu/g)
7,05 x 108
8,08 x 1011
4,06 x 1012
6,71 x 1012

Tingkat Kelangsungan Hidup Pascauji Tantang
Tingkat kelangsungan hidup pascauji tantang disajikan pada Gambar 4 dan
Lampiran 1. Nilai kelangsungan hidup pada perlakuan B dan C memiliki nilai yang
sama sebesar 91,67%, selanjutnya diikuti oleh perlakuan A (83,33%). Semua
perlakuan menunjukan hasil yang berbeda nyata (P