ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Beberapa tahapan analisis yang dilakukan dalam merencanakan sistem penyediaan air bersih di Dusun Lendangguar Desa Kedaro, antara lain:

1. Perhitungan Debit Potensi Sumber Air

2. Analisis Kualitas Sumber Air

3. Proyeksi Jumlah Penduduk

4. Perhitungan Kebutuhan Air Bersih

5. Analisis Hidrolika Jaringan Pipa

6. Analisis Struktur dan Konstruksi

7. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)

4.1. Perhitungan Debit Potensi Sumber Air Lokasi sumber air (sumur gali) terletak di kawasan Sub-Das Pelangan di Dusun Lendangguar Timur tepatnya di sebelah utara banjar desa dan sebelah barat banjar dadap serta berada dibawah kaki bukit seratang. Lokasi sumur berjarak 534 m dari banjar desa seperti terlihat pada gambar 3.1.

Gambar 4.1 Foto sumber air rencana

Dalam perhitungan debit potensi sumber air (sumur gali) mengunakan beberapa perlengkapan, antara lain:

1. Lembar kerja dan alat tulis, untuk mencatat data hasil pengamatan.

2. Meteran, untuk mengukur tinggi dan diameter sumur.

3. Stopwatch, untuk menghitung waktu air sumur terisi kembali.

4. Pompa hidraulik, untuk menguras air sumur.

Gambar 4.2. Sketsa penampang sumber air

Pengukuran debit air sumur dengan menggunakan Metode Pemompaan Langsung (Sosrodarsono & Takeda, 1993:125). Air dipompa pada kedalaman tertentu dari sumur dan banyaknya air yang keluar dihitung berdasarkan besarnya kemampuan pemulihan permukaan air sumur. Pemulihan permukaan air sesudah pemompaan dihentikan dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Dalam air yang dipulihkan sesudah pemompaan berhenti Lamanya sesudah

Dalam Air yang dipulihkan pemompaan berhenti

sesudah pemompaan

t (menit)

t (jam)

berhenti h (m).

Tabel 4.1. (Lanjutan)

Sumber : Hasil pengukuran dilapangan (2014)

Pemulihan permukaan air sampai ke permukaanya semula sebelum pemompaan dimulai h 0 dihitung dari pemulihan dalamnya air h 1 dan h 2 pada waktu t 1 dan t 2 sesudah pemompaan berhenti. Diambil nilai h 1 = 0,96 m dalam t 1 = 1 jam dan h 2 = 1,305 m dalam t 2 = 2 jam. Perhitungan nilai h 0 berdasarkan persamaan 2.4.

= 1,499 m

Selanjutnya dilakukan perhitungan sisa penurunan permukaan air s = (h 0 – h) berdasarkan persamaan 2.5, dengan pemulihan permukaan air dalam setiap waktu. Berikut data penurunan permukaan air yang tersisa dari air semula pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Besarnya penurunan permukaan air yang tersisa dari air semula

Besarnya penurunan permukaan pemompaan berhenti

Lamanya sesudah

Dalam Air yang dipulihkan

air yang tersisa dari air semula s (m). t (menit)

sesudah pemompaan

t (jam)

(s = ho - h) 1 0,02

berhenti h (m).

Tabel 4.2. (Lanjutan)

0,043 Sumber : Hasil analisis di lapangan (2014)

Selanjutnya, dengan metode ini dibuat grafik hubungan antara nilai s dan t dengan s dicantumkan pada sumbu logaritmis dan t dicantumkan pada sumbu normal. Berikut grafik hubungan s dan t dapat dilihat pada Gambar 4.3.

t (waktu)

Gambar 4.3. Hubungan penurunan permukaan air dan waktu pemulihannya

Dapat dilihat bahwa waktu yang diperlukan untuk mencapai setengah kedalaman air sampai ke permukaan semula, (1,499/2) = 0,750 m adalah t = 0,68 jam. Diketahui diameter sumur (d) = 0,8 m, maka:

Luas dasar sumur (A) = ¼.π.d 2

2 = ¼ x (22/7) x (0,8) 2 = 0,503 m

Jadi, besarnya nilai kapasitas spesifik ( ) dihitung berdasarkan persamaan 2.6.

(0,503) = 0,512 m /jam

Jika dalam efektif air sumur H = 1,5 m, maka: Debit air sumur dihitung berdasarkan persamaan 2.7 sebagai berikut.

Q=αH = 0,512 x 1,5 = 0,77 m 3 /jam = 0,214 lt/dt.

4.2. Analisis Kualitas Sumber Air Banyaknya penggelondongan emas oleh masyarakat yang ada di Kecamatan

Sekotong khususnya Desa Kedaro dikhawatirkan akan mempengaruhi kualitas air sumur yang ada di daerah tersebut yang akan dijadikan sumber air untuk perencanaan air bersih masyarakat. Untuk itu, perlu dilakukan suatu pengujian terhadap kandungan mercury (air raksa) yang terkandung dalam air sumur dengan mengambil sampel air untuk di uji di laboratorium.

Gambar. 4.4 Pengambilan sampel air sumur

Pengujian kualitas air dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok terhadap sampel air yang diambil dari mata air sumur gali Dusun Lendangguar, Desa Kedaro, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat. Hasil analisis parameter fisik dan kimia sampel air tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Hasil uji kualitas air

Kadar Maksimum

Pertimbangan Parameter

(Kualitas Air)

diperbolehkan

A. Kimia - Air Raksa

memenuhi syarat

B. Fisik - Kekeruhan

NTU

memenuhi syarat

Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium (2014)

Hasil pengujian Laboratorium terlampir pada lembar Lampiran I. Metode dan parameter air yang dianalisis mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/MENKES/Per/IX/1990 (Lampiran). Kelayakan air dilakukan dengan membandingkan kualitas sampel air dengan baku mutu air bersih dan air minum berdasarkan Peraturan Menkes No. 416 tahun 1990. Hasil analisis menunjukkan bahwa air sumur tersebut layak untuk dikonsumsi sebagai sumber air bersih.

4.3. Proyeksi Jumlah Penduduk Untuk menentukan kebutuhan air bersih pada masa mendatang pada masing-masing zona perlu terlebih dahulu diperhatikan keadaan pertumbuhan penduduk yang ada pada saat ini dan proyeksi jumlah penduduk pada masa mendatang.

Dalam perencanaan ini proyeksi jumlah penduduk direncanakan untuk 5 tahun yang akan datang yaitu sampai tahun 2018. Data jumlah penduduk yang digunakan untuk menghitung rerata pertumbuhan penduduk adalah data jumlah penduduk 5 tahun terakhir yaitu dari tahun 2009 sampai dengan 2013. Berikut data jumlah penduduk di Dusun Lendangguar Selatan dan Lendangguar Timur tahun 2009-2013 disajikan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Jumlah Penduduk Dusun Lendangguar Selatan dan Timur Jumlah Penduduk (Jiwa)

Nama Dusun Nama Banjar 2009 2010 2011 2012 2013

184 195 L. Selatan

Banjar Tengah

Lekong Samah

276 293 Montong Bagek

211 224 Banjar Desa

204 242 L. Timur

Banjar Dadap

256 289 Banjar Karang

Sumber : Kantor Desa Kedaro, Kec. Sekotong (2013)

Berikut skema jaringan air bersih Dusun Lendangguar Selatan dan Dusun Lendangguar Timur dapat dilihat pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5 Skema Jaringan Air Bersih Dusun Lendangguar

Selanjutnya dilakukan perhitungan laju pertumbuhan untuk menentukan berapa tingkat pertambahan penduduk yang akan datang. Namun, untuk Banjar Dadap dan Banjar Karang, Dusun Lendangguar Timur tidak diproyeksi laju pertumbuhan penduduk karena tidak termasuk dalam daerah pelayanan. Berikut contoh perhitungan laju pertumbuhan penduduk: Untuk Dusun Lendangguar Selatan.

Selisih jumlah penduduk 2009-2010 = 574 – 580 = -6 jiwa Selisih jumlah penduduk 2010-2011

= 642 – 574 = 68 jiwa Selisih jumlah penduduk 2011-2012

= 671 – 642 = 29 jiwa Selisih jumlah penduduk 2012-2013

= 712 – 671 = 41 jiwa Persentase selisih jumlah penduduk 2009 – 2010 = -6 / 580 = -1,03 % Persentase selisih jumlah penduduk 2010 – 2011 = 68 / 574 = 11,85 % Persentase selisih jumlah penduduk 2011 – 2012 = 29 / 642 = 4,52 %

Persentase selisih jumlah penduduk 2012 – 2013 = 41 / 671 = 6,11 % Rerata persentase selisih dari tahun 2009 – 2013 = (-1,03+11,85+4,52+6,11)/4 = 5,36 % Untuk hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Laju Pertumbuhan Penduduk Dusun Lendangguar Selatan dan Timur No

Dusun Laju Pertumbuhan (%)

1 Lendangguar Selatan

2 Lendangguar Timur

Sumber : Hasil pengolahan data (2014)

Selanjutnya menentukan metode yang akan digunakan untuk perhitungan jumlah penduduk. Dimana hasil korelasi yang terbesar yang akan digunakan sebagai metode untuk perhitungan jumlah penduduk yang akan datang. Dengan bertolak dari data penduduk tahun 2013 hitung kembai jumlah penduduk pertahun dari tahun 2009 sampai dengan 2012 dengan menggunakan 3 metode antara lain: Metode Aritmatik, Geometrik dan Least Square.

Untuk Dusun Lendangguar Selatan :

1) Metode Aritmatik Berdasarkan persamaan 2.8 proyeksi jumlah penduduk metode aritmatik : Pn = Po + (Tn – To) Ka Rata-rata pertambahan penduduk dari tahun 2009 sampai 2013 adalah: Ka = (P 13 –P 09 ) / (2013 –2009) Ka = (712– 580)/4 = 33 jiwa/tahun Po = P 13 = 712 jiwa P 09 = 712 – 33 (2013-2009) = 580 jiwa Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.7.

2) Metode Geometrik

Berdasarkan persamaan 2.10 proyeksi jumlah penduduk metode geometrik :

Pt = Po (1 + r) n Persentase pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun (r) = 5,36 %

P (13-09)

09 =P 13 /(1 + r) P 4

09 = 712/(1,0536) = 578 jiwa Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.7.

3) Metode Least Square

Berdasarkan persamaan 2.11 proyeksi jumlah penduduk metode least square :

Y = a + bX Tabel 4.6. Perhitungan statistik jumlah penduduk

Tahun Tahun ke (x) Jumlah Penduduk (jiwa) 2 x.y x 2009

Sumber : Hasil pengolahan data (2014)

Berdasarkan persamaan 2.12 dan 2.13 didapatkan nilai a dan b sebagai berikut:

Y 09 = 527,5+36,1(2009-2009) = 528 jiwa

Untuk perhitungan mundur jumlah penduduk dari 3 metode yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7. Hasil perhitungan mundur jumlah penduduk Tahun Jumlah Penduduk (jiwa)

Hasil Perhitungan (x)

Aritmatik Geometrik Least Square 2009

Sumber : Hasil pengolahan data (2014)

Untuk menentukan metode proyeksi jumlah penduduk yang paling mendekati kebenaran terlebih dahulu perlu dihitung Koefisien Korelasi (r) dari hasil perhitungan ketiga metode di atas berdasarkan persamaan 2.14 sebagai berikut:

(  X i )(  Y i )

Hasil perhitungan koefisien korelasi dari ketiga metode perhitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel-tabel berikut.

Tabel 4.8. Koefisien korelasi dari hasil perhitungan metode aritmatik Tahun Jumlah

Hasil

Tahun

x² y² ke (x) Statistik Perhitungan (y)

55 2097470 Koefisien Korelasi

Sumber : Hasil pengolahan data (2014)

Tabel 4.9. Koefisien korelasi dari hasil perhitungan metode geometrik Tahun Jumlah

Hasil

Tahun

x² y² ke (x) Statistik Perhitungan (y)

55 2079697 Koefisien Korelasi

Sumber : Hasil pengolahan data (2014)

Tabel 4.10. Koefisien korelasi dari hasil perhitungan metode least square Tahun Jumlah

Hasil

Tahun

x² y² ke (x) Statistik Perhitungan (y)

55 1866727 Koefisien Korelasi

Sumber : Hasil pengolahan data (2014)

Dari ketiga metode di atas ternyata metode perhitungan proyeksi jumlah penduduk yang menghasilkan nilai koefisien korelasi terbesar adalah metode least Dari ketiga metode di atas ternyata metode perhitungan proyeksi jumlah penduduk yang menghasilkan nilai koefisien korelasi terbesar adalah metode least

Untuk perhitungan penentuan metode yang akan digunakan untuk tiap Dusun dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut. Tabel 4.11. Metode yang digunakan untuk tiap dusun

1 Lendangguar Selatan Least Square

2 Lendangguar Timur Least Square

Sumber : Hasil pengolahan data (2014)

Selanjutnya menghitung besar jumlah penduduk sampai dengan tahun yang direncanakan.

a. Dusun Lendangguar Selatan P o = Jumlah penduduk pada awal proyeksi (jiwa) = 712

a = Konstanta = Jumlah penduduk awal proyeksi = 712

b = Koefisien arah regresi linear

n = Kurun waktu proyeksi (tahun)

P n = Jumlah penduduk pada tahun proyeksi (jiwa) = 712 + (36,1 x 5)

b. Dusun Lendangguar Timur P o = Jumlah penduduk pada awal proyeksi (jiwa) = 232

a = Konstanta = Jumlah penduduk awal proyeksi = 232

b = Koefisien arah regresi linear

n = Kurun waktu proyeksi (tahun)

Pn = Jumlah penduduk pada tahun proyeksi (jiwa) = 232 + (10,1 x 5)

Untuk perhitungan proyeksi jumlah penduduk 5 tahun rencana di tiap dusun dapat dilihat pada Tabel 4.12

Tabel 4.12. Proyeksi jumlah penduduk tiap dusun dari tahun 2013-2018 Jumlah penduduk rencana (jiwa)

No. Tahun

Lendangguar Selatan

Lendangguar Timur

Sumber : Hasil pengolahan data (2014)

4.4. Perhitungan Kebutuhan Air Bersih Tingkat pemakaian air bersih masyarakat Dusun Lendangguar Selatan

difokuskan pada kebutuhan air rumah tangga (domestik) terutama untuk air minum, memasak, ablution dan bersih-bersih. Dari tabel 2.2. didapatkan tingkat pemakaian air untuk kegiatan sehari-hari antara lain:

1. Air minum = 5 liter/orang/hari

2. Memasak

= 5 liter/orang/hari

3. Ablution

= 10 liter/orang/hari

4. Bersih-bersih = 10 liter/orang/hari Jumlah pemakaian air bersih (S pd ) = 5 + 5 +10+10 = 30 liter/orang/hari Karena terbatasnya debit sumber air yang digunakan maka perencanaan kebutuhan air bersih ini tidak direncanakan untuk Sambungan Rumah (SR), tetapi lebih pada perencanaan kebutuhan Hindran Umum (HU). Berdasarkan Tabel 2.3. (Cipta karya, 1998) untuk kebutuhan Hindran Umum (HU) sebesar 30 lt/org/hr dimana jumlah ini sama dengan jumlah pemakaian air seperti pada Tabel 2.2. dan kehilangan air diambil 20% dari total kebutuhan domestik. Berikut contoh perhitungan kebutuhan air bersih Dusun Lendangguar Selatan tahun 2018:

Jumlah penduduk

= 893 jiwa

Persentase pelayanan

= 70 % (tabel 2.3)

Jumlah penduduk terlayani

= 70% x 893 = 625 jiwa

Kebutuhan domestik Persentase Hidran Umum (HU)

= 100 %

Jumlah penduduk terlayani = 100% x 625 = 625 jiwa Jumlah jiwa/HU

= 100

Jumlah HU

= 625/100 = 6 unit

Pemakaian air

= 30 lt/org/hr

Kebutuhan air = (625 x 30) / (24 x 3600) = 0,217 lt/dt Kehilangan air (20%)

= 20% x kebutuhan air = 20% x 0,217 = 0,043 lt/dt

Kebutuhan rata–rata = Kebutuhan air + Kehilangan air = 0,217 + 0,043 = 0,26 lt/dt

Kebutuhan air maksimum = 1,2 x kebutuhan rata-rata = 1,2 x 0,26 = 0,312 lt/dt

Kapasitas yang dibutuhkan

= 0,312 lt/dt

Perhitungan lebih lengkap untuk kebutuhan air bersih Dusun Lendangguar Selatan dari tahun 2013-2018 dapat dilihat pada Tabel 4.13

Tabel 4.13. Kebutuhan air bersih Dusun Lendangguar Selatan sampai tahun 2018

A. Pelayanan Penduduk

1. Jumlah Penduduk

2. Cakupan Pelayanan

3. Penduduk Terlayani

B. Kebutuhan Domestik

1. Hidran Umum (HU) - Tingkat Pelayanan

100% 100% - Penduduk Terlayani

625 - Jumlah HU

5 5 5 6 6 6 - Jumlah Jiwa / HU

Unit

100 - Pemakaian Air

Jiwa/HU

30 30 30 30 30 30 - Kebutuhan Air

lt/org/hr

lt/dt

C. Kehilangan Air (20%)

lt/dt

D. Kebutuhan Rata-rata

lt/dt

E. Kebutuhan Air Max.

lt/dt

F. Kapasitas Yang Dibutuhkan

lt/dt

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2014)

Tabel 4.14. Kebutuhan air bersih Dusun Lendangguar Timur sampai tahun 2018

A. Pelayanan Penduduk

1. Jumlah Penduduk

2. Cakupan Pelayanan

3. Penduduk Terlayani

B. Kebutuhan Domestik

1. Hidran Umum (HU) - Tingkat Pelayanan

100% 100% - Penduduk Terlayani

268 - Jumlah HU

1 2 2 2 2 3 - Jumlah Jiwa / HU

Unit

100 - Pemakaian Air

Jiwa/HU

30 30 30 30 30 30 - Kebutuhan Air

lt/org/hr

lt/dt

C. Kehilangan Air (20%)

lt/dt

D. Kebutuhan Rata-rata

lt/dt

E. Kebutuhan Air Max.

lt/dt

F. Kapasitas Yang Dibutuhkan

lt/dt

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2014)

Total kapasitas debit yang dibutuhkan = 0,312 + 0,134 = 0,446 lt/dt ≈ 0,45 lt/dt

4.5. Analisis Hidrolika Jaringan Pipa Dalam perencanaan sistem jaringan air bersih ini digunakan kemampuan model hidraulik untuk mendapatkan hasil berupa dimensi pipa. Elevasi letak bangunan pelengkap dan panjang pipa diperoleh dari peta kontur Kecamatan Sekotong serta dilengkapi secara detail dengan pengukuran langsung di lapangan dengan alat Theodolit yang terlampir pada lembar Lampiran I.

Setelah menghitung besar kebutuhan air bersih untuk kedua Dusun tersebut, maka dilakukan analisis hidrolika terhadap sistem jaringan pipa. Untuk pengaliran air bersih dari reservoir kepada masyarakat direncanakan dengan sistem gravitasi.

Dengan menggunakan program Microsoft Exel 2007 dapat direncanakan panjang pipa jaringan transmisi pompa dari sumber air hingga bak penampungan adalah 172,2 m dan dari bak penampungan ke reservoir adalah 116,45 m, Sedangkan pipa jaringan transmisi gravitasi dari reservoir ke daerah pelayanan 2151,8 m. Bangunan pelengkap pada sistem jaringan ini terdapat 1 sumur dangkal, 1 reservoir dan 1 bak penampungan air sementara. Letak lokasi untuk setiap bangunan pelengkap adalah sebagai berikut:

 Sumber air (sumur) pada elevasi 214 m DPL  Bak Penampungan sementara pada elevasi 256 m DPL  Reservoir pada elevasi 291 m DPL

Berikut Peta Situasi Jaringan Pipa Air Bersih disajikan dalam gambar 4.6. dan Skema Perencanaan Jaringan Air Bersih untuk Dusun Lendangguar disajikan dalam gambar 4.7.

55

Gambar 4.6. Peta Situasi Jaringan Pipa Air Bersih

Gambar 4.7. Skema Perencanaan Jaringan Air Bersih untuk Dusun Lendangguar

Berikut contoh perhitungan analisis hidrolika sistem perpipaan jaringan air bersih Dusun Lendangguar untuk ruas pipa Sumber Air – Bak Penampungan – Reservoir – HU, dalam perencanaan ini BPT tidak direncanakan. Berikut contoh perhitungan untuk jaringan pipa transmisi (Sistem pompa) :

1. Nomor patok (kode posisi)

2. Keterangan Lokasi

3. Q kebutuhan 3 = 0,45 l/dt = 1,62 m /jam (Hasil perhitungan total kebutuhan air untuk Dusun Lendangguar sampai tahun 2018).

Jika dalam satu hari dilakukan pemompaan 3 kali, maka Q keb. = 0,15 l/dt

4. Elevasi pipa (Elevasi statis batas) Patok P0

= 214 (Elevasi muka sumur)

Patok P1

Jenis pompa yang digunakan adalah pompa benam (submersible).

5. Elv. dasar air sumur = 214 – kedalaman sumur rencana = 214 + 2,5 = 211,5 m

6. Panjang pipa

= 36,507 m

7. Beda tinggi (∆h)

= 216,105 – 211,5 = 4,605 m

Berdasarkan persamaan 2.28 dihitung kemiringan garis energi (S):

8. Kemiringan (S)

= ∆h/jarak = 4,605 / 36,507 = 0,126

9. Diameter pipa (m) = 0,03125 m (Pipa Outlet/dorong)

10. Diameter pipa (inchi) = 1,25 inchi

11. Jari-jari hidrolis (R) = D/4 (untuk pipa)

= 0,03125/4 = 0,008 m Pipa HDPE nilai C H = 130 (Lihat tabel 2.6) Selanjutnya, dihitung kecepatan aliran pipa berdasarkan persamaan 2.29.

12. Kecepatan aliran (V) = 0,85 x C 0,54

H xR xS

0,54 = 0,85 x 130 x 0,008 x 0,126 = 1,70 m/det

Berdasarkan persamaan 2.23 dihitung bilangan Reynolds (Re):

13. Re

1,70 x 0,03125

0 = - 6 = 59467 ( pada suhu 25 C)

0 , 893 x 10

Selanjutnya, dihitung kehilangan energi primer berdasarkan persamaan 2.26.

1 , 10 852 , 675 . Q

14. h f (mayor)  1 , 85 4 , 8704 . L (Hazen – William)

C . d 1 , 10 852 , 675 . 0 , 00015

= 1 , 85 4 , 8704 . 36 , 507 = 0,085 m

15. Koefisien minor (Kb) 0 = 0,2 ( sudut belokan pipa 45 pada tabel 2.8 )

Selanjutnya, dihitung kehilangan energi sekunder berdasarkan persamaan 2.42.

16. h f (minor)

2.g  2 ,1 70 

= 0,2 x 

 = 0,029 m  2 x 9,81 

17. Total hf

= 0,085 + 0,029 = 0,114 m

18. Total head (H)

= ∆h + Total hf = 4,605 + 0,114 = 4,719 m

19. Efisiensi pompa (ɳ)

20. Berat jenis air (γ) 3 = 1000 kg/m Berdasarkan persamaan 2.45, dihitung daya hidraulik pompa (D) berikut.

QH 

21. Daya pompa (D)

 0,00015 x 4,719 x 1 000

= 0,944 kgf.m/det atau horse power (hp).(water)

Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.15. berikut.

Tabel 4.15. Analisis hidrolika jaringan pipa transmisi (Sistem Pompa)

H ɳ γ D Patok

Ø pipa HDPE

V Mayor hf. Minor

% kg/m³ hp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 19 18 20 21

P0 Sumur Dangkal

Bak penampung

Bak penampung

7,512 Sumber Hasil Perhitungan (2014)

Total

Dari hasil analisis data di atas diperoleh data sebagai berikut:

a. Sumur – Bak Penampungan - Total head

: 43,735 m

- Daya pompa yang dibutuhkan : 8,747 hp

b. Bak Penampungan – Reservoir - Total Head

: 37,559 m

- Daya pompa yang dibutuhkan : 7,512hp Pemilihan jenis pompa harus memenuhi syarat sebagai berikut:

1) Harus mempunyai debit ≥ 0,45 liter/detik

2) Pada total head ≥ 43,735 m

3) Daya (tenaga penggerak) pompa harus ≥ 8,747 hp(water) Daya pompa

= 8,747 Hp = 8,747 x 0,746 kW = 6,53 kW (Kilowatt) Efisiensi motor = 90% = 0,9 Daya motor

= 6,53 kW/0,9 = 7,3 kW Untuk menjaga kehandalan motor sebaiknya dipilih daya motor sedikit lebih besar. Dipilih pompa benam submersible dengan spesifikasi sebagai berikut: Merk pompa

: Pedrollo

Jenis pompa : Pompa Sentrifugal 7.5kW 3 phase F32/200A Daya Energi Pompa : 7500 watt = 7,5 kW (3 Phase) Total Hisap Max

:7m

Total Head Max : 67 m dengan Kapasitas dorong maks. : 60 m Kapasitas Max

: 500 liter/menit = 8,3 liter/det

Pipa outlet

: 1,25 inchi

Pipa Inlet

: 2 inchi

Untuk jaringan pipa transmisi (Sistem gravitasi) :

1. Nomor patok (kode posisi node/junction)

2. Keterangan Lokasi

3. Q kebutuhan = 0,45 liter/detik (Hasil perhitungan total kebutuhan air untuk Dusun Lendangguar sampai tahun 2018 atau kebutuhan air pada masing-masing bak/HU).

4. Q supply 3 = 0,45 liter/detik = 4,5 x 10 m /detik (Debit dari bak tampungan akhir/reservoir dan HU)

5. Elevasi pipa (Elevasi statis batas) Patok 9

= 290,469 (Elevasi Reservoir)

Patok 10

6. Elv. muka air

= 290,469 + tinggi air di reservoir = 290,469 + 2 = 292,469 m

7. Panjang pipa

= 36,861 m

8. Beda tinggi (∆h)

= 290,469 – 280,274 = 10,195 m

Berdasarkan persamaan 2.28 dihitung kemiringan garis energi (S):

9. Kemiringan (S) = ∆h/jarak = 10,195 / 36,861 = 0,277

10. Diameter pipa (m)

= 0,10 m

11. Diameter pipa (inchi) = 4 inchi (Rumus Hazen-williams lebih sederhana karena koefisien kehilangan energinya tidak berubah terhadap Reynold number). Untuk pipa PVC nilai C = 130 (lihat tabel 2.5) Selanjutnya, dihitung debit aliran dalam pipa berdasarkan persamaan 2.27.

12. Q aliran (dalam pipa) = 0,279 x C x D 0,54 xS

3 = (0,279 x 130 x 0,10 x 0,277 ) x10 = 42,4 lt/dt

Q aliran > Q kebutuhan, maka diameter pipa 4 inchi dapat digunakan dalam perencanaan. Selanjutnya, dihitung kecepatan berdasarkan persamaan 2.25 sebagai berikut.

4 x Q Supply

13. V (kecepatan)

4 x 0,00045

2 = 0,06 m/dt

 x 0 , 10

Berdasarkan persamaan 2.23 dihitung bilangan Reynolds (Re):

14. Re

0,06 x 0,10

0 = - 6 = 6367,6 ( pada suhu 25 C)

0 , 893 x 10

Selanjutnya, dihitung kehilangan energi primer berdasarkan persamaan 2.26.

1 , 10 852 , 675 . Q

15. h f (mayor)  1 , 85 4 , 8704 . L (Hazen – William)

C . d 1 , 10 852 , 675 . 0 , 00045

= 1 , 85 4 , 8704 . 36 , 861 = 0,002 m

16. Koefisien minor (K m )

= 0,4 (air masuk pipa)

Selanjutnya, dihitung kehilangan energi sekunder berdasarkan persamaan 2.38.

17. h f (minor)

2.g  2 0,06 

= 0,4 x 

 = 0,00007 m  2 x 9,81 

18. Total hf

= 0,002 + 0,00007 = 0,0023 m

19. EGL = elevasi air di sumber – total hf = 292,469 – 0,0023 = 292,467 m

20. Tinggi kecepatan 2 =v /(2.g)

2 = 0,06 /(2 x 9,81) = 0,00016 m

21. HGL 2 = EGL – v /2.g = 290,423 – 0,00016 = 292,467 m

22. Residu

= HGL – elevasi patok 10 = 292,467 – 280,274 = 12,193 m

Jika nilai HGL – elevasi pipa bernilai positif ( > 0), maka air dapat mengalir.

23. Keterangan (air mengalir).

Berikut perhitungan hasil analisis hidrolika jaringan pipa transmisi gravitasi dapat dilihat pada tabel 4.16.

Tabel 4.16. Analisis hidrolika jaringan pipa transmisi (Sistem Gravitasi)

Q. Keb.

v²/2.g HGL Residu Ket. l/dt

Q. Sup.

Elv. Pipa

Ø pipa PVC

Q. Alir.

V hf. hf. hf.

EGL

Patok Ket.

Banjar Desa 0,13

292,454 26,182 Mengalir

0,00025 P18

292,446 29,763 Mengalir

0,00025 P19

292,439 32,858 Mengalir

Tabel 4.16. (Lanjutan)

P20

292,426 37,691 Mengalir

0,00025 P21

292,423 38,830 Mengalir

0,00025 P22

292,417 41,537 Mengalir

0,00025 P23

292,414 41,534 Mengalir

0,00025 P24

292,392 45,073 Mengalir

0,00025 P25

292,385 46,729 Mengalir

0,00025 P26

292,372 44,314 Mengalir

0,00025 P27

292,369 43,983 Mengalir

0,00025 P28

292,365 43,593 Mengalir

0,00025 P29

292,362 43,574 Mengalir

0,00025 P30

292,357 43,089 Mengalir

0,00025 P31

292,356 42,936 Mengalir

0,00025 P32

292,353 42,981 Mengalir

Tabel 4.16. (Lanjutan)

Banjar Tengah

292,339 46,047 Mengalir 0,23

0,00028 P35

292,322 46,173 Mengalir 0,23

0,00028 P36

292,315 44,811 Mengalir 0,23

0,00028 P37

292,313 44,222 Mengalir 0,23

0,00028 P38

292,304 45,995 Mengalir 0,23

0,00028 P39

292,296 45,926 Mengalir 0,23

0,00028 P40

292,286 43,491 Mengalir 0,23

0,00028 P41

292,281 43,537 Mengalir 0,23

0,00028 P42

292,279 44,125 Mengalir 0,23

0,00028 P43

292,274 47,078 Mengalir 0,23

0,00028 P44

292,269 36,170 Mengalir 0,23

0,00028 P45

292,265 40,396 Mengalir 0,23

Tabel 4.16. (Lanjutan)

P46 Lekong samah 0,13

292,261 41,447 Mengalir

0,00013 P47

292,258 40,894 Mengalir

0,00013 P48

292,255 39,318 Mengalir

0,00013 P49

292,251 39,816 Mengalir

0,00013 P50

292,250 39,919 Mengalir

0,00013 P51

292,247 40,532 Mengalir

0,00013 P52

292,243 41,686 Mengalir

0,00013 P53

292,241 42,113 Mengalir

0,00013 P54

292,235 46,060 Mengalir

0,00013 P55

292,233 46,793 Mengalir

0,00013 P56

292,230 46,531 Mengalir

0,00013 P57

292,227 44,641 Mengalir

0,00013 P58

292,225 43,297 Mengalir

Tabel 4.16. (Lanjutan)

Montong bagek

Sumber Hasil Peritungan (2014)

Catatan : Untuk Kolom 13 debit yang digunakan adalah debit kebutuhan, HGL (Hydraulic Grade Line) merupakan garis yang menunjukkan tekanan air disetiap titik yang ditinjau. EGL (Energy Grade Line) merupakan garis energi air disetiap titik yang ditinjau.

Berikut adalah rekapitulasi dimensi pipa berdasarkan tabel 4.15. dan tabel Berikut adalah rekapitulasi dimensi pipa berdasarkan tabel 4.1 dan tabel 4.16. Tabel 4.17. Rekapitulasi dimensi pipa Rekapitulasi dimensi pipa

Panjang Panjang

Diameter

Debit

No Patok (m) (m)

Inchi

(l/det)

P1 - P5 172,2 172,2

P5 - P8 116,4 116,4

P9 - P17 245,7 245,7

P17 - P34 900,9 900,9

P34 - P46 455,4 455,4

P46 - P64 549,8 549,8

Sumber Hasil Peritungan (201 Sumber Hasil Peritungan (2014)

Analisis Struktur dan Konstruksi 4.6. Analisis Struktur dan Konstruksi Perencanaan Reservoir 4.6.1. Perencanaan Reservoir

1) Analisis Kapasitas Reservoir Analisis Kapasitas Reservoir R. Triatmadja ( R. Triatmadja (2006), mendapatkan koefisien fluktuasi kebutuhan air luktuasi kebutuhan air bersih pada kondisi jumlah air terbatas pada waktu bersih pada kondisi jumlah air terbatas pada waktu-waktu tertentu waktu tertentu yaitu pada musim kering.

Gambar 4. Gambar 4.8. Koefisien fluktuasi kebutuhan air bersih Koefisien fluktuasi kebutuhan air bersih

Direncanaan reservoir berada di elevasi +291 m, dengan kebutuhan air rencana sebesar 0,45 lt/dt = 1,608 m 3 /jam. Perhitungan tampungan reservoir dapat dilihat

pada Tabel 4.18. sebagai berikut:

Tabel 4.18. Tampungan reservoir Vol. Air

Volume Volume Dalam

Jam Kebutuhan Keluar

Masuk Reservoir Air

Masuk

Keluar

(m³/jam) (m³/jam) (m³/jam) (m³/jam) (m³/jam)

Sumber: Hasil pengolahan data (2014)

³) (m

e 20,00 m lu

Debit Keluar Vo

15,00 Debit Masuk

Gambar 4.9. Grafik tampungan reservoir

Dari tabel 4.17. dan gambar 4.8. didapatkan volume air maksimum = 1,29 dan minimum = 1,16, Sehingga volume air dalam reservoir diperlukan sebesar

1,29+1,16 = 2,45 m 3 /jam. Direncanakan pendistribusian air ke masyarakat dari reservoir yang dibangun dilakukan 3 tahap yaitu pada pukul 05.00; 13.00 dan

21.00, dengan kapasitas 19,60 m 3 /hari, berikut rincian dimensi reservoir: Panjang

= 3,2 m Lebar

= 3,2 m Tinggi

= 2,0 m Tinggi jagaan = 0,5 m (Free Board Cipta Karya) Dimensi reservoir = 3,2 m x 3,2 m x 2,5 m

2) Perhitungan Hidrostatika dan Struktur Reservoir Dalam perhitungan struktur ditinjau pada kondisi reservoir terisi air penuh, sebab pada saat kondisi tersebut dinding reservoir menahan tekanan dari 2 arah 2) Perhitungan Hidrostatika dan Struktur Reservoir Dalam perhitungan struktur ditinjau pada kondisi reservoir terisi air penuh, sebab pada saat kondisi tersebut dinding reservoir menahan tekanan dari 2 arah

Gambar 4.10. Tekanan gaya-gaya pada dinding dalam kondisi penuh

Data-data yang diperlukan dalam perhitungan gaya-gaya yang bekerja dalam struktur adalah:

1. Berat sendiri beton bertulang (γ 3

c ) = 2400 kg/m³ = 24 kN/m (PPIUG 1983)

3 2. Berat sendiri beton (spesi) 3 = 20 kg/m = 22 kN/m (PPIUG 1983)

3. Berat sendiri air (ρ air )

= 1.000 kg/m³

4. Tinggi dinding reservoir (hb)

= 2,5 m

5. Tinggi air dalam reservoir

= 2m

6. Kedalaman tanah (H)

= 0,5 m

7. Lebar reservoir

= 3,2 m

8. Panjang reservoir

= 3,2 m

a. Analisis Hidrostatika

Gambar 4.11. Distribusi tekanan pada dinding dan dasar reservoir

Distribusi tekanan maksimum di dasar adalah merata, yaitu: Ρ 2

maksimum =ρ air .g. h = 1000 . 9,81 .2,0 = 19620 N/m Gaya tekanan pada dinding reservoir yang diterima untuk 1 m ( horizontal ) :

F x = Tekanan x 1 m bentang horizontal =Ρ maksimum x 1 = 19620 x 1 = 19620 N/m Gaya hidrostatika selanjutnya dijadikan beban dalam perhitungan struktur.

b. Analisis Struktur

Reservoir direncanakan menggunakan struktur beton bertulang. Tebal pelat atas

= 100 mm = 0,10 m

Tebal dinding

= 100 mm = 0,10 m

Tebal pelat dasar

= 150 mm = 0,15 m

Mutu beton (K250) setara f’c = 20 MPa Mutu baja standar BJ37 (fy) = 240 Mpa

1) Perhitungan pelat:  Pembebanan :

a. Pelat atas (penutup)

2 Berat sendiri pelat : 0,10 x 24 = 2,40 kN/m

2 Beban air hujan : 20 kg/m (PPIUG 1983) = 0,2 kN/m

2 Beban Mati (q

D ): = 2,60 kN/m

2 Beban Hidup (q

L ) : 100 kg/m (PPIUG 1983) = 1,0 kN/m

ult = 1,2 q D + 1,6 q L = = 4,72 kN/m

b. Dinding Momen yang diterima oleh dinding dari beban plat 0 kN.m karena beban terpusat plat sejajar dengan dinding.

Beban Hidrostatis : Fx = 19620 N/m = 19,620 kN/m

Beban Hidup (q

L ) Terfaktor : 1,6 q L = 31,392 kN/m L ) Terfaktor : 1,6 q L = 31,392 kN/m

2 Berat sendiri pelat dasar Berat sendiri pelat dasar : 0,15 x 24 = = 3,600 kN/m

2 Berat spesi : : 0,015 x 22 = 0,33 0,015 x 22 = 0,330 kN/m

2 Beban Mati (q

D ): = 3,930 kN/m =

2 Beban hidrostatis (q 2 Beban hidrostatis (

L ): P= 19620 N/m = 19,620 kN/m =

ult = 1,2 q D + 1,6 q + 1,6 q L = = = 36,108 kN/m

 Perhitungan Momen : Perhitungan Momen : Perhitungan pelat erhitungan pelat menggunakan metode amplop (koefisien momen) (koefisien momen)

dimana tebal pelat direncanakan terlebih dahulu dimana tebal pelat direncanakan terlebih dahulu dengan memperhitungkan dengan memperhitungkan momen yang terjadi berdasarkan nilai koefisien momen pelat dari Peraturan momen yang terjadi berdasarkan nilai koefisien momen pelat dari Peraturan momen yang terjadi berdasarkan nilai koefisien momen pelat dari Peraturan Beton Indonesia (PBI) 1971. Dengan rumus momen perlu (Mu) sebagai Beton Indonesia (PBI) 1971 Dengan rumus momen perlu (Mu) sebagai berikut.

i = 0,001 . C i .q.l x

Pelat atas (penutup) a. Pelat atas (penutup) Berdasarkan rasio sisi panjang (l Berdasarkan rasio sisi panjang (l y ) dan sisi pendek (l x ) p ) pelat, diperoleh koefisien momen tumpuan (C koefisien momen tumpuan t ) dan lapangan (C l ) baik terhadap ar baik terhadap arah ly maupun kearah lx PBI 1971. kearah lx PBI 1971

=1 ≤ 2 (Desain dengan sistem pelat 2 arah) l x

Jika > 2, maka desain dengan sistem 1 arah dimana beban yang bekerja maka desain dengan sistem 1 arah dimana beban yang bekerja maka desain dengan sistem 1 arah dimana beban yang bekerja l x

diterima oleh bentang pendek. diterima oleh bentang pendek.

Gambar 4. Gambar 4.12. Distribusi momen pada pelat

Diasumsikan keempat sisi pelat penutup terjepit penuh sehingga koefisien momen pelat dari PBI 1971, yaitu:

C ly =C lx = 21

C ty =C tx = 52 Maka :

lx =M ly = 0,001xC lx,ly xq u xl x,y = 0,001 x 21x 4,72 x 3,2 = 1,01 kNm

tx =M ty =0,001 x C tx,ty xq u xl x,y = 0,001 x 52 x 4,72 x 3,2 = 2,51 kNm

(-) (-)

b. Pelat dinding Kedua tumpuan atas dan bawah diasumsi terjepit penuh elastis. Dari tabel momen primer (Lampiran) Mekanika Teknik II (Heinz Frick, 1978), untuk statis tak tentu diperoleh nilai momen.

Mu = 1/20 . q 2

= 1/20 . 391,392 . 2,0 2 = 6,268 kN.m

c. Pelat dasar (Lantai)

lx

=M ly = 0,001 x 21 x 36,108 x 3,2 = 7,76 kNm

M 2 tx =M ty = 0,001 x 52 x 36,108 x 3,2 = 19,23 kNm

(-) (-)

 Penulangan Pelat :

a. Pelat penutup (atas)

 Tulangan lapangan (M (+)

=M ly = 1,01 kNm)

lx

Penulangan pada arah bentang pendek l x

D ≤ 36 mm, tebal selimut beton minimal ≥ 20 mm (SNI Beton 2002)

d s = 20 + 10/2 = 25 mm, maka tebal efektif (d):

d x = h - ds = 100 – 25 = 75 mm Untuk lebar (b) = 1000 mm (desain pada pelat lebar ditinjau pada 1 m bentang) Momen pikul atau momen tahanan pelat (K)

K , dx = =

maks = 5,979 MPa Tinggi blok tekan ekivalen (a) :

= 0,2244 MPa < K

a= 1−1− ,

. d= 1 − 1 − ,.

. 75 = 0,997 mm

Tulangan pokok : As = 2 = = 70,608 mm

f c ’ ≤ 31,36 MPa, jadi A s,u ≥ (1,4/f y ) x b x d = (1,4/240) x 1000 x 75

2 = 437,50 mm Dipilih yang besar, jadi A 2

s,u = 437,50 mm

Jarak tulangan (s) = . =

= 179,52 mm

s ≤ (2.h = 2x100 = 200 mm) Dipilih yang kecil, jadi dipakai s = 150 mm (< 179,52 mm)

2 Luas tulangan = = = 523,60 mm >A s,u (okey) Jadi dipakai tulangan pokok A 2

s = D10 – 150 = 523,60 mm

Penulangan pada arah bentang panjang l y

d s = 20 + 10 + 10/2 = 35 mm

d y = h - ds = 100 – 35 = 65 mm K ,

maks = 5,979 MPa a= 1−1− ,

dy = =

= 0,299 MPa < K

. d = 1 − 1 − ,. . 65 = 1,153 mm

Tulangan pokok : As = 2 = = 81,654 mm

f c ’ ≤ 31,36 MPa, jadi A s,u ≥ (1,4/f y ) x b x d = (1,4/240) x 1000 x 65

2 = 379,17 mm Dipilih yang besar, jadi A 2

s,u = 379,17 mm

Jarak tulangan (s) = . =

= 207,14 mm

s ≤ (2.h = 2x100 = 200 mm) Dipilih yang kecil, jadi dipakai s = 200 mm (< 207,14 mm)

2 Luas tulangan = = = 392,7 mm >A s,u (okey) Jadi dipakai tulangan pokok A 2

s = D10 – 200 = 392,7 mm

 Tulangan tumpuan (M (-)

(-)

tx

=M ty = 2,51 kNm)

Penulangan pada arah bentang t x

a= 1−1− , . d= 1 − 1 − . 75 = 2,503 mm

Tulangan pokok : As = 2 = = 177,263 mm

f c ’ ≤ 31,36 MPa, jadi A s,u ≥ (1,4/f y ) x b x d = (1,4/240) x 1000 x 75

2 = 437,5 mm

Dipilih yang besar, jadi A 2

s,u = 437,5 mm

Jarak tulangan (s) = . =

= 179,52 mm

s ≤ (2.h = 2x100 = 200 mm) Dipilih yang kecil, jadi dipakai s = 150 mm (< 179,52 mm)

2 Luas tulangan = = = 523,6 mm >A s,u (okey) Jadi dipakai tulangan pokok A 2

s = D10 – 150 = 523,6 mm

Penulangan pada arah bentang t y K ,

Tulangan pokok : As = 2 = = 205,718 mm

f c ’ ≤ 31,36 MPa, jadi A s,u ≥ (1,4/f y ) x b x d = (1,4/240) x 1000 x 65

2 = 379,17 mm Dipilih yang besar, jadi A 2

s,u = 379,17 mm

Jarak tulangan (s) = . =

= 207,14 mm

s ≤ (2.h = 2x100 = 200 mm) Dipilih yang kecil, jadi dipakai s = 200 mm (< 207,14 mm)

2 Luas tulangan = = = 392,7 mm >A s,u (okey) Jadi, dipakai tulangan pokok A 2

s = D10 – 200 = 392,7 mm

Tulangan bagi dipasang pada arah memanjang reservoir (Ly) dan melintang (Lx). Luas tulangan bagi diambil 20% luas tulangan lentur yang diperlukan (Ali

Asroni, 2010). Tulangan bagi : A 2

sb = 20% A s,u = 0,2 x 392,7 = 78,5 mm

2 A sb = 0,002.b.h = 0,002 x 1000 x 100 = 200 mm Dipilih yang besar, jadi A 2

sb,u = 200 mm

Jarak tulangan (s) = . . . =

= 251,33 mm

s ≤ (5.h = 5 x 100 = 500 mm) Dipilih yang kecil, jadi dipakai s = 200 mm

2 Luas tulangan = = = 251,33 mm >A sb,u (okey) Jadi, dipakai tulangan bagi A 2

sb = D8 – 200 = 251,33 mm

b. Pelat Dinding  Tulangan Pokok (Mu = 6,28 kNm)

d s = 20 + 10/2 = 25 mm, maka : d = h – ds = 100 – 25 = 75 mm Untuk lebar (b) = 1000 mm Momen pikul (K) = , =

Tulangan pokok : As = 2 = = 455,65 mm

f c ’ ≤ 31,36 Mpa, jadi A s,u ≥ (1,4/f y ) x b x d = (1,4/240) x 1000 x 75

2 = 437,5 mm

Dipilih yang besar, jadi A 2

s,u = 455,65 mm

Jarak tulangan (s) = . =

= 172,37 mm

s ≤ (2.h = 2x100 = 200 mm) Dipilih yang kecil, jadi dipakai s = 150 mm (< 172,37 mm)

2 Luas tulangan = = = 523,6 mm >A s,u (okey)

Jadi dipakai tulangan pokok A 2

s = D10 – 150 = 523,6 mm

 Tulangan pembagi dipasang pada arah memanjang reservoir (tinggi reservoir). Luas tulangan bagi dapat diambil 30% - 67% luas tulangan lentur yang diperlukan. Tulangan bagi : A 2

sb,u = 50% A s,u = 0,5 x 455,65 = 277,82 mm

Jarak tulangan (s) = . =

= 282,56 mm

s ≤ (5.h = 5x100 = 500 mm) Dipilih yang kecil, jadi dipakai s = 250 mm

2 Luas tulangan = = = 314,2 mm >A sb,u (okey) Jadi, dipakai tulangan pembagi A 2

sb = D10 – 250 = 314,2 mm

Catatan : Penulangan pada dinding baik tulangan pokok atau tulangan bagi dipasang rangkap pada sisi depan dan sisi belakang.

c. Pelat dasar (lantai)

 Momen lapangan (M (+)

=M ly = 7,76 kNm)

lx

 Momen tumpuan (M (-)

(-)

=M ty = 19,23 kNm)

tx

Karena dimensi arah x dan y sama dengan pelat penutup reservoir, maka perhitungan penulangan pelat dasar lapangan dan tumpuan arah x dan y tidak dijabarkan secara detail. Hasil penulangan pelat dasar reservoir selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.19.

2) Perhitungan Balok : Dimensi balok direncanakan sebagai berikut: Untuk balok atas : Tinggi (h) : 200 mm = 0,20 m

Lebar (b) : 150 mm = 0,15 m

Untuk balok Sloof: Tinggi (h) : 300 mm = 0,30 m Lebar (b) : 200 mm = 0,20 m

 Pembebanan :

a) Balok atas (penutup) (penutup) Perataan beban akibat pelat (khusus pelat dua arah) dimaksud Perataan beban akibat pelat (khusus pelat dua arah) dimaksud Perataan beban akibat pelat (khusus pelat dua arah) dimaksudkan untuk menyederhanakan perhi menyederhanakan perhitungan pembebanan sedemikian rupa sehingga beban tungan pembebanan sedemikian rupa sehingga beban merata tersebut eqivalen dengan beban pelat aktualnya. merata tersebut eqivalen dengan beban pelat aktualnya. Karena dimensi Karena dimensi panjang dan lebar sama, maka beban luasan yang terbentuk adalah beban segi panjang dan lebar sama, maka beban luasan yang terbentuk adalah beban segi panjang dan lebar sama, maka beban luasan yang terbentuk adalah beban segi tiga. Berikut contoh tiga. Berikut contoh perhitungan selengkapnya.

Gambar 4.13. Pembagian beban luasan pada pelat Gambar 4. Pembagian beban luasan pada pelat Dimana: L = 3,2 m L/2 = 1,6 m

a = 1,6 m m

1) Diagram bidang pembebanan awal Diagram bidang pembebanan awal w = luas segitiga = 0,5 x 1, w = luas segitiga = 0,5 x 1,6 x 1,6 = 1,28 m²

R A = w = 1,28 m² m² M 3

C1 =R A (L/2) – w(a/3) = 1,365 (m (L/2) ) ............ pers. 1

2) Diagram bidang pembebanan setelah merata (beban pelat eqivalen) Diagram bidang pembebanan setelah merata (beban pelat eqivalen) Diagram bidang pembebanan setelah merata (beban pelat eqivalen)

2 M 2 C2 = 1/8. h eq .L . = 1,28. h eq . (m ) .............. pers. 2 Pers. 1 = Pers. 2 Pers. 1 = Pers. 2

h eq = 1,067 m Pembebanan pelat : q 2 Pembebanan pelat : q

DL = 2,60 kN/m q 2

LL = 1,0 kN/m

Beban pelat : pelat : 2,6 x 1,067 67 = 2,773 kN/m Berat sendiri balok : 0,15 x 0,2 x 24 = 0, Berat sendiri balok : x 24 = 0,720 kN/m Beban Mati (q

D ): = 3,493 kN/m

Beban Hidup (q

L ) : 100 kg/m x 1,067 = 106,7 kg/m = 1,067 kN/m q u = 1,2 q D + 1,6 q L =

= 5,899 kN/m

b) Balok Sloof

Beban Dinding : 0,10 x 2,0 x 24 = 4,800 kN/m Beban pelat (slab) : 3,93 x 1,067 = 4,192 kN/m

Beban balok : 0,2 x 0,3 x 24 = 1,440 kN/m Beban Mati (q

D ): = 10,432 kN/m Beban Hidup (q

L ) : 19,62 x 1,067 = 20,928 kN/m q u = 1,2 q D + 1,6 q L =

= 46,000 kN/m

 Penulangan Balok:

a) Balok atas

Untuk f’c = 20 < 30 MPa, maka β 1 =0,85

ds = 40+8+½.16 = 56 mm, maka tinggi efektif (d) :

d = h-ds = 200 – 56 = 144 mm Jumlah tulangan maksimal per baris (m):

m= . +1= + 1 = 1,93 maksimal 2 batang  Momen maksimum daerah lapangan (momen positif) :

2 M 2 max = 1/8 . q ul .L = 1/8 x 5,90 x 3,2 = 7,55 kN.m Untuk f’c = 20 MPa & fy = 240 MPa, maka K maks = 5,979 MPa (Tabel Asroni) Momen pikul (K):

K= , = = 3,035 < K , maka digunakan tulangan tunggal.

maks

Tinggi blok tekan beton ekivalen (a): a= 1−1− ,

Luas tulangan tarik (As) = 2 = = 303,19 mm Jadi, tulangan perlu A 2

s,u = 303,19 mm

Jumlah tulangan (n) :

2 n=A 2

s,u /(1/4.π.D ) = 303,19 /(1/4.3,14.16 ) = 1,51 dipakai 2 batang

2 Jadi, tulangan tarik digunakan 2D16, As = 2x1/4x3,14x16 2 = 402,12 mm

2 Tambahan tulangan tekan 2D16, As’ = 2x1/4x3,14x16 2 = 402,12 mm

 Momen daerah tumpuan (momen negatif) : Momen tumpuan diambil 30% dari momen lapangan (Hariyadi, 2010).

Mu (+) = 30% x Mu = 0,3 x 7,55 = 2,27 kN.m K= , =

Luas tulangan tekan (As’) = 2 = = 84,26 mm Jadi, tulangan perlu A 2

s,u = 133,878 mm

2 n=A 2

s,u /(1/4.π.D ) = 84,26 /(1/4.3,14.16 ) = 0,42 dipakai 2 batang

2 Jadi, tulangan tekan digunakan 2D16, As’ = 2x1/4x3,14x16 2 = 402,12 mm

Balok dianalisis dengan perhitungan balok L :  Penulangan lentur daerah lapangan:

Tebal pelat (h f ) = 100 mm M max = 7,55 kN.m Lebar efektif (be) : be ≤ (1/12).λ + b = (1/12).3350 + 150 = 429,17 mm

be ≤ 6 h f + b = (6.100) + 150 = 750 mm

be ≤ ½.λ n + b = ½ . 3200 + 150 = 1750 mm Dipilih yang terkecil, yaitu be = 429,17 mm Jarak bersih antar tulangan S n = 25 mm (Untuk D < 29 mm)

Momen pikul (K) = , =

= 1,061 < K

maks , (tulangan tunggal)

a= 1−1− ,. ′ . d= 1 − 1 − ,. 144 = 9,29 mm < h f Karena a < h f , maka garis netral jatuh di sayap, jadi dihitung sebagai balok L

palsu (dihitung sebagai balok persegi panjang dengan lebar balok = be).

Luas tul. perlu (A 2 s,u ): As =

= 282,25 mm

2 n=A 2

s,u /(1/4.π.D ) = 282,25/(1/4.3,14.16 ) = 1,4 dipakai 2 batang

2 Jadi, tulangan tarik digunakan 2D16, As = 2x1/4x3,14x16 2 = 402,12 mm

2 Tambahan tulangan tekan 2D16, As’ = 2x1/4x3,14x16 2 = 402,12 mm

 Penulangan Geser

Tulangan geser (Gaya Lintang) maksimum terjadi di dekat tumpuan: Vu = ½. q u .L

= ½.5,90 x 3,2 = 9,438 kN Kekuatan/kemampuan beton untuk menahan gaya geser tampa tul. geser ( Vc )

Vc = 1/6 x ′ x bw x d = 1/6 x √20 x 150 x 144 = 16,10 kN

1/2 ø Vc = 0,5 x 0,6 x 16,10 = 4,83 kN < Vu, maka diperlukan sengkang Menghitung gaya geser yang di sumbangkan oleh tulangan geser/sengkang pada tempat dukungan balok ( Vs ). Vs perlu = Vu -1/2 ø Vc = 4,61 kN Kemiringan garis diagram Vs = Vs perlu /q u = 0,781 kN/m Menghitung gaya geser yang disumbangkan sengkang pada daerah kritis, dengan letak daerah kritis adalah sama dengan tinggi efektif (d efk. ) diukur dari titik pusat tumpuan. Vs kritis = Vs perlu -d efektif x Vs permeter

-3 = 4,61-(144 x 0,781) x 10 = 4,495 kN Menghitung jarak sengkang berdasarkan kekuatan geser sengkang pada daerah

kritis. Dengan tulangan sengkang Ø8 : 1Ø8 2 As = 1/4.. D² = 50,265 mm

A 2 v = 2 As = 100,53 mm S perlu = Av x fy x d efektif / Vs kritis

= (100,53 x 240 x 144) x 10

= 772,86 mm, dipakai jarak spasi = 200 mm Menentukan jarak maksimum tulangan sengkang yang dibutuhkan.

Kebutuhan jarak maksimum tulangan sengkang ditentukan dengan cara mengambil nilai terkecil dari dua ketentuan dibawah ini antara lain :

Dengan membandingkan nilai Vs kritis dengan 1/3. ′ x bw x d 1/3. ′ x bw x d = 32,199 kN > Vs kritis, maka jarak maksimum sengkang

adalah nilai terkecil dari 1/2d & 600 mm. 1/2d = 0,5 x 144 = 72 ~ 300 mm S maks = 3Av x fy / bw = 482,55 mm Diperoleh spasi sengkang : Berdasarkan kekuatan geser : Ø8 – 200 Pada tumpuan ( 1/4L) Berdasarkan persyaratan penulangan geser minimum : Ø8 – 300 Pada tengah bentang (sepanjang 1/2 L)

b) Balok Sloof Dengan cara yang sama seperti perhitungan balok, maka untuk perhitungan penulangan sloof tidak dijabarkan secara detail. Beban terfaktor yang bekerja pada sloof diasumsikan terbagi 2, hal ini karena dalam perencanaan pelat dasar berada 0,5 m di bawah permukaan tanah dan beban hidrostatis yang diterima langsung di distribusikan ke tanah. Berikut rekapitulasi penulangan struktur reservoir dapat dilihat pada Tabel 4.19.

Tabel 4.19. Rangkuman Penulangan Struktur Reservoir Komponen

Tulangan Pakai Struktur

100 mm Lapangan arah x

Ø 10 - 150

Ø 10 - 200 Pelat Penutup

Lapangan arah y

Tumpuan arah x

Ø 10 - 150

Tumpuan arah y

Ø 10 - 200

Tulangan bagi

Ø 8 - 200

Ø 10 - 150 Pelat Dinding Tulangan pembagi Ø 10 - 250

Tebal :

100 mm Tulangan pokok

Tebal :

150 mm Lapangan arah x

Ø 12 - 150

Ø 12 - 150 Pelat Lantai

Lapangan arah y

Ø 12 - 100 (Dasar)

Tumpuan arah x

Tumpuan arah y

Ø 12 - 100

Tulangan bagi

Ø 10 - 150

Lebar (b):

150 mm Pokok Atas

2 Ø - 16

2 Ø - 16 Balok Atas

Tinggi (h): 200 mm Pokok Bawah

Skng Tumpuan

Ø 8 - 200

Skng ½ Bentang

Ø 8 - 300

Lebar (b):

200 mm Pokok Atas

2 Ø - 16

4 Ø - 16 Sloof

Tinggi (h): 300 mm Pokok Bawah

Skng Tumpuan

Ø 8 - 100

Skng ½ Bentang

Ø 8 - 200

4 Ø - 12 Kolom

b:

200 mm Tulangan Pokok

h:

200 mm Sengkang

Ø 8 - 200

Sumber: Hasil pengolahan data (2014)

4.6.2. Perencanaan Bak Penampungan Bak penampungan berfungsi untuk menampung air sementara yang

selanjutnya akan dipompa kembali ke atas reservoir. Digunakan dimensi bak penampung air dengan ketentuan: Panjang

= 1,5 m Lebar

= 1,5 m Tinggi

= 1,0 m Tinggi jagaan = 0,5 m (Free Board Cipta Karya) Dimensi reservoir = 1,5 m x 1,5 m x 1,5 m

Untuk perhitungan analisis hidrostatika dan struktur bak penampungan hampir sama dengan perhitungan pada reservoir sehingga tidak dijabarkan secara detail. Berdasarkan analisis yang dilakukan, penulangan pada komponen struktur

dapat dilihat pada Tabel 4.20. berikut ini.

Tabel 4.20. Rangkuman Penulangan Struktur Bak Penampungan Air Komponen

Tulangan Pakai Struktur

100 mm Lapangan arah x

Ø 10 - 150

Ø 10 - 200 Pelat Penutup

Lapangan arah y

Tumpuan arah x

Ø 10 - 150

Tumpuan arah y

Ø 10 - 200

Ø 6 - 200 Tebal :

Tulangan bagi

Ø 10 - 150 Pelat Dinding Tulangan pembagi Ø 10 - 300

100 mm Tulangan pokok

Tebal :

150 mm Lapangan arah x

Ø 10 - 100

Ø 10 - 100 Pelat Lantai

Lapangan arah y

Ø 10 - 100 (Dasar)

Tumpuan arah x

Tumpuan arah y

Ø 10 - 100

Ø 8 - 200 Lebar (b):

Tulangan bagi

2 Ø - 10 Tinggi (h): 150 mm Pokok Bawah

150 mm Pokok Atas

2 Ø - 10 Balok Atas

Skng Tumpuan

Ø 6 - 150

Ø 6 - 200 Lebar (b): 150 mm Pokok Atas

Skng ½ Bentang

2 Ø - 10 Tinggi (h): 150 mm Pokok Bawah

2 Ø - 10 Sloof

Skng Tumpuan

Ø 6 - 150

Ø 6 - 200 b:

Skng ½ Bentang

4 Ø - 10 Kolom h:

150 mm Tulangan Pokok

150 mm Sengkang

Ø 6 - 300

Sumber: Hasil pengolahan data (2014)

4.6.3. Perencanaan Sumur  Kapasitas sumur eksisting: Debit sumur (Qs)

= 0,214 lt/det Tinggi sumur (h s )

= 2,5 m

Tinggi muka air dari dasar sumur (h w )

= 1,5 m

Tinggi muka air ke permukaan sumur (T) = 1,0 m Diameter sumur (d)

= 0,8 m

Volume air sumur (Vs) =Axh w = xh w

3 = 0,754 m /185 menit

1) Analisis Kapasitas Sumur Rencana Perencanaan dimensi berdasarkan debit sumur dan waktu tinggal air dalam sumur selama pengimbuhan. Debit air tanah (sumur dangkal) berfluktuasi berdasarkan musim. Debit kebutuhan total (Qt) = 0,45 liter/detik Jika satu sumur menghasilkan debit 0,214 lt/det, untuk memenuhi kebutuhan penduduk sebesar 0,45 lt/det, maka:

Volume air sumur (V 3

Qt

x Vs = 2,103 x 0,754 m /185 menit

Qs

3 = 1,6 m /185 menit

Waktu detensi dalam 24 jam (1 hari) = 1440 menit Tinggi muka air sumur rencana (h w ) : 1,5 m Kapasitas sumur direncakan (V) = Volume air sumur x Waktu detensi

3 = 1,6 m /185 menit x 1440 menit

3 = 12,45 m

Luas Penampang sumur (A) = V / h 2 w = 12,45 / 1,5 = 8,3 m

Berdasarkan perhitungan diatas, maka dimensi sumur yang digunakan : Panjang (L)

= 4,0 m

Lebar (B)

= 2,5 m

Tinggi (h w )

= 1,5 m

Tinggi Jagaan (Fb = T) = 1,0 m (lihat gambar 4.2) Dimensi sumur

= 4,0 m x 2,5 m x 2,5 m

2) Analisis Stabilitas Sumur Rencana Berdasarkan hasil pengujian karakteristik tanah di Laboratorium Geoteknik & Geodesi Fakultas Teknik Universitas Mataram didapatkan hasil sebagai berikut:

- Jenis tanah : Pasir halus berlempung

3 - Berat volume tanah basah (γ 3

b ) : 2,05 gr/cm = 20,5 kN/m

3 - Berat volume tanah kering (γ 3

d ) : 1,67 gr/cm = 16,7 kN/m - Berat volume tanah jenuh (γ 3

sat ) : 21,5 kN/m

- Kohesi (c) : 0,017 kg/cm² = 17 kN/m² - Sudut geser (φ)

: 16° - Koefesien geser (f) = tg δ b = tg φ : 0,29

- Berat volume air (γw)

: 1,0 kN/m²

Analisis sumur dengan sistem dinding penahan tanah, dengan gaya-gaya yang bekerja antara lain:

1. Tekanan lateral tanah

2. Berat sendiri dinding penahan

3. Tekanan hidrostatis Dinding penahan tanah ditinjau terhadap hal-hal berikut, (Hardiyatmo, 2010) :

a. Faktor aman terhadap penggeseran

F gs ≥ 2 untuk tanah dasar kohesif (Bowles, 1997)

b. Faktor aman terhadap penggulingan

F gl ≥ 2 untuk tanah dasar kohesif

c. Faktor aman terhadap keruntuhan kapasitas dukung tanah (F ≥ 3) Tetapi tidak melakukan analisis terhadap daya dukung karena diketahui bahwa dasar tanah sumur merupakan batuan (Cadas muda).  Perhitungan tekanan tanah didasarkan pada teori Rankine (Hardiyatmo, 2010) :

- Koefisien Tanah Aktif (Ka)

2 Ka = tg 2 (45° - φ/2) = tg (45° - 16/2) = 0,57 - Pengurangan tekanan aktif akibat pengaruh kohesi:

-2c = -2 x 17 x 0,57 = -25,669 kN/m²

- Tekanan tanah aktif (P a ) pada dasar diniding :

P a =γ b HK a – 2c = 20,5 x 2,5 x 0,57-25,67= 3,543 kN/m² - Kedalaman retakan h c (dari muka tanah) dimana P a = 0 kN/m² adalah: ℎ= =

= 2,2 m (dari dasar dinding)

- Tekanan tanah aktif total :

P a =½P a x (H - h c ) = 0,537 kN/m’

- Titik tangkap gaya tekanan tanah aktif = (H - h c )/3 = 0,101 m, dari dasar dinding.

Gambar 4.14. Sketsa tekanan tanah akibat pengaruh kohesi (c)

Direncanakan dinding sumur harus bisa menahan gaya-gaya pada saat air penuh dan saat kosong. Direncanakan dimensi dinding sumur trapesium dengan ketentuan: Lebar bawah (B)

= 30 cm = 0,3 m

Lebar atas (b)

= 20 cm = 0,2 m

Tinggi muka air (h w ) = 1,5 m

 Perhitungan berat sendiri dinding :

Jenis dinding penahan yang digunakan adalah dinding gravitasi, dengan ketentuan sesuai (PPIUG 1987) sebagai berikut:

Berat sendiri beton/pas. batu (γ 3

c ) = 2,2 kN/m

Beban hidup terbagi rata (q 2

= 0,1 kN/m

Gambar 4.15. Sketsa berat sendiri dinding

 Perhitungan gaya -gaya yang bekerja pada dinding:

a. Kondisi sumur terisi air Tabel 4.21. Gaya vertikal dan momen tahanan pada kondisi terisi air

Momen terhadap Notasi

Berat W

Lengan

Uraian

Jarak dari O (m) titik O ( kN.m ) W1 b x H x γc

(kN)

0,110 W2 1/2 x (B-b) x H x γc

0,064 W3 1/2 x (B-b) x H x γb

(B-b) x q

Sumber: Hasil pengolahan data (2014)

Tabel 4.22. Tekanan horizontal dan momen tahanan pada kondisi terisi air

Momen terhadap Notasi

Tekanan

Lengan Jarak

Uraian

titik O ( kN.m ) Pw

Air (kN)

dari O (m)

Momen terhadap Notasi

Tekanan

Lengan Jarak

Uraian

titik O ( kN.m ) Pa1

Tanah (kN)

dari O (m)

0,016 Pa2

0,5 x (H-hc)² x Pa

0,178 ∑P =P(+) - P(-)

Sumber: Hasil pengolahan data (2014)

Kontrol stabilitas untuk kondisi sumur terisi air ~ Terhadap Penggulingan = ∑

≥ 1,5 = , = 4,77 > 1,5 … … … … (Oke)

~ Terhadap Penggeseran Tahanan geser pada dinding sepanjang B = 0,3 m, dihitung dengan menganggap dasar dinding sangat kasar. Sehingga sudut gesek δb = φ dan

adhesi c d = c (cohesi tanah). Tahanan dinding penahan : Rh = cd.B + ∑W. tg δ b = (17 x 0,3) + (3,948 x 0,29) = 6,245 kN/m = ∑

= 14,04 > 1,5 … … … … (Oke)

b. Kondisi saat air sumur kosong Gaya vertikal dan momen tahanan sama dengan tabel 4.21. Tabel 4.23. Tekanan horizontal dan momen tahanan sumur pada kondisi kosong

Momen terhadap Notasi

titik O ( kN.m ) Pa1 0,5 x (H-hc)² x Pa

Tanah (kN) Jarak dari O (m)

0,016 Pa2 q x H x Ka

Sumber: Hasil pengolahan data (2014)

Kontrol stabilitas dinding sumur pada kondisi kosong. ~ Terhadap Penggulingan

= 4,42 > 1,5 … … … … (Oke)

~ Terhadap Penggeseran Tahanan dinding penahan : Rh = cd.B + ∑W. tg δ b = (17 x 0,4) + (3,948 x 0,29) = 6,245 kN/m = ∑

≥ 1,5 = , = 20,45 > 1,5 … … … … (Oke)

3) Pelat penutup sumur Untuk pelat penutup sumur tidak dijabarkan secara detail karena secara prinsip analisisnya sama seperti menghitung pelat penutup pada reservoir. Tabel 4.24. Rangkuman Penulangan Pelat penutup sumur

Komponen

Tulangan Pakai Struktur

Ukuran

Arah

Tebal : 100 mm Lapangan arah x Ø 10 - 150

Ø 10 - 200 Pelat

Lapangan arah y

Ø 10 - 150 Penutup

Tumpuan arah x

Tumpuan arah y

Ø 10 - 200

Tulangan bagi

Ø 6 - 200

Sumber: Hasil pengolahan data (2014)

4.7. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)

4.7.1. Volume Pekerjaan Dalam merencanakan suatu proyek, perhitungan volume pekerjaan merupakan bagian dasar dalam menentukan anggaran yang dibutuhkan. Perhitungan volume pekerjaan didasarkan pada gambar kerja dan perhitungan volume pekerjaan dihitung pada semua pekerjaan kecuali pekerjaan item pengadaaan.

1. Pekerjaan persiapan - Pembersihan dan pemasangan bowplank Pekerjaan ini meliputi pembersihan lapangan dan pengukuran bangunan serta pemasangan bowplank sebelum melaksanakan pekerjaan pondasi bangunan pelengkap seperti sumur, reservoir dan bak penampungan air.

- Pengukuran pipa Berdasakan skema perencanaan jaringan air bersih di Dusun Lendangguar didapatkan panjang keseluruhan jalur distribusi pipa dari sumber air sampai ke dusun terakhir sepanjang 2440,411 m, sehingga volume pekerjaan pengukuran dan pematokan pipa adalah 2440,411 m.

2. Pekerjaan Pipa Panjang pipa digunakan untuk perhitungan panjang pekerjaan galian dan timbunan tanah. Diasumsikan semua jalur yang dilewati pipa sebagai pekerjaan galian dan timbunan. Volume galian dihitungan dengan cara mengalikan luas penampang galian dengan panjang pipa, dengan luas penampang galian 0,2 m x 0,4 m, jenis pipa yang digunakan pada perencanaan adalah pipa HDPE dan PVC. Rekapitulasi kebutuhan panjang pipa pada perencanaan air bersih di Dusun Lendangguar dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.25. Panjang kebutuhan pipa Ø

Jenis Pipa Panjang kebutuhan pipa (m) 1¼"

Sumber : Hasil perhitungan (2014)

Berikut adalah contoh perhitungan volume galian dan timbunan pipa : - Volume galian pipa PVC Ø 2”

= B x H x panjang pipa= 0,20 x 0,4 x 549,777 = 43,982 m 3

- Volume timbunan pipa PVC Ø 2” = (luas galian – luas diameter pipa) x panjang pipa

2 = ((0,2 x 0,4) -(1/4 x π x 0,050 3 )) x 549,777 = 42,903 m

Berikut gambar sederhana galian dan timbunan tanah untuk pekerjaan pipa

H = 0,4 m

H = 0,4 m

B= 0,20 m

B= 0,20 m (a)

(b)

Gambar 4.16. (a) Galian tanah dan (b) timbunan tanah

Untuk hasil perhitungan yang lebih lengkap dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 4.26. Rekapitulasi volume galian dan timbunan pipa

Diameter Pipa

Diameter Pipa

Volume galian

Volume timbunan

3 (inchi) 3 (mm) (m ) (m ) 1¼

Sumber: Hasil pengolahan data (2014)

3. Pekerjaan Reservoir - Volume galian tanah pada reservoir Berikut gambar sederhana galian tanah reservoir

Gambar 4.17. Galian tanah dibawah pelat reservoir

Pelat dasar reservoir diletakkan 0,5 m dan pondasi 1,45 m dibawah permukaan tanah, sehingga volume galian adalah

a. Volume galian tanah dibawah pelat dasar = P x l x t = 2,2 x 2,2 x 0,45 = 2,18 m 3

b. Volume galian tanah untuk pondasi = P x l x t = (4 x 3,2) x 1 x 1,45 = 18,56 m 3

- Volume pekerjaan beton Pada perhitungan volume pekerjaan beton mencangkup enam item yaitu pekerjaan volume pada plat penutup, dinding, plat lantai/dasar, balok, sloof dan kolom. Berikut contoh perhitungan volume pekerjaan beton untuk masing- masing item pekerjaan :

1. Volume pekerjaan plat penutup reservoir Berikut gambar sederhana pelat penutup

t = 0,10 m

L = 3,2 m

P = 3,2 m

Gambar 4.18. Pelat penutup reservoir

- Volume beton Pada plat atap terdapat lubang untuk penempatan manhole, sehingga volume beton pada plat atap reservoir:

Luas plat 2 = 3,2 m x 3,2 m = 10,24 m Luas manhole = 0,60 m x 0,60 m = 0,36 m 2

2 2 = 0.36 m x 2 = 0,72 m

2 2 Luas sebenarnya = 10,24 m 2 – 0,72 m = 9,52 m Volume

= luas x tinggi

2 3 = 9,52 m x 0,10 m = 0,952 m

- Pekerjaan besi

a. Arah y / Tumpuan dan lapangan ( tul. pokok) Jumlah tulangan

= lebar plat / jarak tulangan = 3,2 / 0,2 = 16 bh

Panjang besi arah y = panjang plat x jumlah tulangan = 3,2 x 16 = 51,2 m

Berat besi Ø 10 mm = 0,62 kg/m x panjang besi arah y = 0,62 kg/m x 51,2 m = 31,744 kg

b. Arah x (tul. pokok) Jumlah tulangan

= panjang plat / jarak tulangan = 3,2 / 0,15 = 22 bh

Panjang besi arah x = lebar plat x jumlah tulangan = 3,2 x 22 = 70,4 m

Berat besi Ø 10 mm = 0,62 kg/m x panjang besi arah x = 0,62 kg/m x 70,4 m = 43,648 kg

c. Arah y (tul. bagi) Jumlah tulangan

= lebar plat / jarak tulangan = 3,2 / 0,20 = 16 bh

Panjang besi arah y = panjang plat x jumlah tulangan = (3,2/2) x 16 = 25,6 m

Berat besi Ø 8 mm = 0,4 kg/m x panjang besi arah x = 0,4 kg/m x 25,6 m = 10,24 kg

Berat tulangan bagi untuk arah x = arah y karena dimensi sama Jadi total berat besi tulangan pokok untuk pelat penutup reservoir adalah : Berat besi arah y + berat besi arah = (31,744 + 10,24) + (43,648 x 10,24)

= 95,872 kg

- Pekerjaan begisting Luas bawah = (panjang x lebar) = 3,2 m x 3,2 m = 10,24 m 2

2. Volume pekerjaan dinding reservoir

T = 2,5 m

P = 3,2 m

l = 0,10 m Gambar 4.19. Dinding luar reservoir

Berikut contoh perhitungan volume pekerjaan pada dinding reservoir : - Volume beton

Volume = (panjang x tinggi x tebal) x jumlah dinding

3 = (3,2 m x 2,5 m x 0,10 m ) x 4 = 3,2 m - Pembesian

a. Tulangan pokok (arah vertikal) Jumlah tulangan

= panjang reservoir / jarak tulangan = 3,2 / 0,15 = 22 bh

Panjang besi pokok = tinggi reservoir x jumlah tulangan

= 2,5 x 22 = 55 m

Berat besi Ø 10 mm = 0,62 kg/m x panjang pokok

= 0,62 x 55 m= 34,1 kg

b. Tulangan bagi pada dinding (arah horizontal) Jumlah tulangan

= tinggi reservoir / jarak tulangan = 2,5 / 0,250 = 10 bh

Panjang besi horizontal = panjang reservoir x jumlah tulangan

= 3,2 x 10 = 32 m

Berat besi Ø 10 mm = 0,62 kg/m x panjang besi horizontal

= 0,62 kg/m x 32 m = 19,84 kg Jadi total berat besi tulangan untuk dinding reservoir adalah : (Berat besi pokok + berat besi bagi) x jumlah dinding x rangkap = (34,1 + 19,84) x 4 x 2 = 431,52 kg

- Begisting Perhitungan volume begisting dihitung dengan luas dikalikan dengan jumlah sisi yang akan dibegisting. Berikut contoh perhitungan begisting pada dinding reservoir :

luas = (panjang x lebar) x jumlah sisi (dalam dan luar) luas = (3,2 m x 2,0 m) x 4 + (3,2 m x 2,5 m) x 4 = 25,6 + 32 = 57,6 m 2

3. Volume pekerjaan plat dasar/lantai reservoir Berikut gambar sederhana pelat dasar reservoir

t = 0,15 m

L = 3,2 m

P = 3,2 m

Gambar 4.20. Pelat dasar reservoir

- Volume beton Volume = (panjang x lebar x tinggi/tebal)

= 3,2 m x 3,2 m x 0,15 m = 1,536 m 3

- Pekerjaan pembesian

a. Arah y (tul. lapangan) Jumlah tulangan

= lebar plat / jarak tulangan = (3,2/2) / 0,15 = 11 bh

Panjang besi arah y = panjang plat x jumlah tulangan

= (3,2/2) x 11 = 17,6 m

Berat besi Ø 12 mm = 0,89 kg/m x panjang besi arah y = 0,89 kg/m x 17,6 m = 15,664 kg

b. Arah y (tul. tumpuan) Jumlah tulangan

= lebar plat / jarak tulangan = (3,2/2) / 0,10 = 16 bh

Panjang besi arah y = panjang plat x jumlah tulangan = (3,2/2) x 16 = 25,6 m

Berat besi Ø 12 mm = 0,89 kg/m x panjang besi arah y = 0,89 kg/m x 25,6 m = 22,784 kg

c. Arah x (tul. lapangan) Jumlah tulangan

= panjang plat / jarak tulangan = (3,2/2) / 0,15 = 11 bh

Panjang besi arah x = lebar plat x jumlah tulangan = (3,2/2) x 11 = 17,6 m

Berat besi Ø 12 mm = 0,89 kg/m x panjang besi arah x = 0,89 kg/m x 17,6 m = 15,664 kg

d. Arah x (tul. tumpuan) Jumlah tulangan

= panjang plat / jarak tulangan = (3,2/2) / 0,10 = 16 bh

Panjang besi arah x = lebar plat x jumlah tulangan = (3,2/2) x 16 = 25,6 m

Berat besi Ø 12 mm = 0,89 kg/m x panjang besi arah x = 0,89 kg/m x 25,6 m = 22,784 kg

e. Arah y (tul. bagi) Jumlah tulangan

= lebar plat / jarak tulangan = 3,2 / 0,150 = 22 bh

Panjang besi arah y = panjang plat x jumlah tulangan = (3,2/2) x 22 = 35,2 m

Berat besi Ø 10 mm = 0,62 kg/m x panjang besi arah x = 0,62 kg/m x 35,2 m = 21,824 kg

Tulangan bagi untuk arah x = arah y karena dimensi sama Jadi total berat besi tulangan pokok untuk pelat penutup reservoir adalah Berat besi arah y + berat besi arah x = (15,664+22,784+21,824)+( 15,664+22,784+21,824) = 120,544 kg

Berikut tabel rekapitulasi volume pekerjaan pada pelat reservoir : Tabel 4.27. Rekapitulasi volume pekerjaan pelat reservoir

No Item pekerjaan Pelat Penutup Dinding Pelat Dasar Sat.

1 Pekerjaan beton 3 0,952 3,2 1,536 m

2 Pekerjaan besi

3 Pekerjaan begisting 2 10,24 57,6 - m

Sumber: Hasil perhitungan (2014)

4. Pekerjaan balok, sloof dan kolom - Pekerjaan pembesian

a. Tulangan Balok atas  Tulangan Pokok

Luas tulangan 4 2 Ø 16 mm = ¼ x π x D x jumlah tulangan

2 = ¼ x 3,14 x 0,016 2 x 4 = 0,0032154 m Volume tulangan

= Panjang balok x Luas tulangan x jumlah balok

3 = 3,2 x 0,0032154 x 4 = 0,04116 m Berat besi 4 Ø 16 mm

= 1,57 kg/m x panjang balok x jml tul. x jml blk = 1,57 x 3,2 m x 4 x 4 = 80,384 kg

 Tul. sengkang tumpuan pada setiap ¼ bentang balok Luas tulangan 2 Ø 8 mm = ¼ x π x D

2 As 2 = ¼ x 3,14 x 0,008 = 0,00005024 m Jumlah sengkang

= (½ x panjang balok) / jarak sengkang = (½ x 3,2) / 0,20 = 8 bh

Volume tulangan = As x Keliling blk x jml sengkang x jml balok

3 = 0,00005024x(2.0,2+2.0,15)x8x 4= 0,00113 m Berat besi Ø 8 mm

= 0,4 x keliling blk x jml sengkang x jml blk

= 0,4 x (2.0,2+2.0,15) x 8 x 4 = 8,96 kg  Tul. sengkang tengah pada tengah bentang balok

Jumlah sengkang = (½ x panjang balok) / jarak sengkang = (½ x 3,2) / 0,30 = 6 bh

Volume tulangan = As x Keliling blk x jml sengkang x jml balok

3 = 0,00005024x(2.0,2+2.0,15)x6x4 = 0,00084 m Berat besi Ø 8 mm

= 0,4 x keliling blk x jml sengkang x jml blk = 0,4 x(2.0,2+2.0,15)x 6 x 4 = 6,72 kg

Jadi Berat total tulangan = 80,384 kg + 8,96 kg + 6,72 kg = 96,064 kg Volume total tulangan = 0,04116 + 0,00113 + 0,00084 = 0,043 m 3

b. Tulangan Sloof  Tulangan Pokok

Luas tulangan 6 2 Ø 16 mm = ¼ x π x D x jumlah tulangan

2 = ¼ x 3,14 x 0,016 2 x 6 = 0,0048 m Volume tulangan

= Panjang balok x Luas tulangan x jumlah sloof

3 = 3,2 x 0,0048 x 4 = 0,0614 m Berat besi 6 Ø 16 mm

= 1,57 kg/m x panjang sloof x jml tul. x jml slf = 1,57 x 3,2 m x 6 x 4 = 120,576 kg

 Tul. sengkang tumpuan pada setiap ¼ bentang balok Luas tulangan 2 Ø 8 mm = ¼ x π x D

2 As = ¼ x 3,14 x 0,008 2 = 0,00005024 m Jumlah sengkang

= (½ x panjang balok) / jarak sengkang = (½ x 3,2) / 0,10 = 16 bh

Volume tulangan = As x Keliling blk x jml sengkang x jml sloof

3 = 0,00005 x 2(0,2+0,3) x 16 x 4 = 0,0032 m Berat besi Ø 8 mm

= 0,4 kg/m x keliling slf x jml sengkang x jml slf = 0,4 x 2(0,2+0,3) x 16 x 4 = 25,6 kg

 Tul. sengkang tengah pada tengah bentang balok Jumlah sengkang = (½ x panjang balok) / jarak sengkang

= (½ x 3,2) / 0,20 = 8 bh

Volume tulangan = As x Keliling slf x jml sengkang x jml sloof

3 = 0,00005 x 2(0,2+0,3) x 8 x 4 = 0,0016 m Berat besi Ø 8 mm

= 0,4 kg/m x keliling slf x jml sengkang x jml slf = 0,4 x 2(0,2+0,3) x 8 x 4 = 12,8 kg

Jadi Berat total tulangan = 120,576 kg + 25,6 kg + 12,8 kg = 158,976 kg Volume total tulangan = 0,0614 + 0,0032 + 0,0016 = 0,0662 m 3

c. Tulangan Kolom  Tulangan Pokok Luas tulangan 4 2 Ø 12 mm = ¼ x π x D x jumlah tulangan

2 = ¼ x 3,14 x 0,012 2 x 4 = 0,0004524 m Volume tulangan

= tinggi kolom x Luas tulangan x jumlah kolom

3 = 2,5 x 0,0004524 x 4 = 0,004524 m Berat besi 4 Ø 12 mm

= 0,89 kg/m x tinggi kolom x jml tul. x jml klm = 0,89 x 2,5 m x 4 x 4 = 35,6 kg

 Tul. sengkang Luas tulangan 2 Ø 8 mm = ¼ x π x D

2 As = ¼ x 3,14 x 0,008 2 = 0,00005024 m Jumlah sengkang

= tinggi kolom / jarak sengkang = 2,5 / 0,20 = 13 bh

Volume tulangan = As x Keliling klm x jml sengkang x jml klm

3 = 0,00005024 x (4 x 0,2) x 13 x 4 = 0,0293 m Berat besi Ø 8 mm = 0,4 kg/m x keliling klm x jml sengkang x jml klm

= 0,4 x (4 x 0,2) x 13 x 4 = 16,64 kg Jadi Berat total tulangan = 35,6 kg + 16,64 kg = 52,24 kg

Volume total tulangan = 0,004524 + 0,0293 = 0,034 m 3

- Volume beton

Volume balok = (P x L x H x jumlah) – volume total tulangan

3 = (3,2 m x 0,15 m x 0,2 m x 4) – 0,043 = 0,341 m Volume sloof

= (P x L x H x n) - volume total tulangan

3 = (3,2 m x 0,2 m x 0,3 m x 4) - 0,0662 = 0,702 m Volume kolom = (P x L x H x n) - volume total tulangan

3 = (2,5 m x 0,2 m x 0,2 m x 4) - 0,034 = 0,366 m

- Volume Begisting Bekisting Balok

= (panjang x tinggi) x jumlah sisi x jumlah balok

2 = (3,2 m x 0,2 m) x 2 x 4 = 5,12 m Bekisting Sloof

= (panjang x ½ tinggi) x sisi dalam x jumlah sloof

2 = (3,2 m x 0,15 m) x 1 x 4 = 1,92 m

Bekisting Kolom = (tinggi x lebar) x jumlah sisi x jumlah balok

2 = (2,5 m x 0,2 m) x 2 x 4 = 4,0 m Berikut tabel rekapitulasi volume pekerjaan balok, sloof dan kolom reservoir :

Tabel 4.28. Rekap volume pekerjaan balok, sloof dan kolom reservoir No

Item pekerjaan

Balok

Sloof

Kolom Sat.

1. Pekerjaan beton 3 0,341 0,702 0,366 m

2. Pekerjaan besi

52,24 kg

3. Pekerjaan begisting 2 5,12 1,92 4,0 m

Sumber: Hasil perhitungan (2014)

4. Bak Penampungan Air Sementara - Volume galian tanah pada bak Pelat dasar bak diletakkan 0,5 m dan pondasi batu kali 1,2 m dibawah permukaan tanah, sehingga volume galian adalah

a. Volume galian tanah dibawah pelat dasar = P x l x t = 1,0 x 1,0 x 0,5 = 0,5 m 3

b. Volume galian tanah pondasi

V 3 memanjang = P x l x t = (2 x 1,5) x 0,6 x 1,2 = 2,16 m

V 3 melintang = P x l x t = (2 x 1,5) x 0,6 x 1,2 = 2,16 m

- Volume pekerjaan beton

1. Volume pekerjaan dinding bak penampungan

- Volume beton Volume = (panjang x lebar x tinggi) x jumlah dinding

3 = (1,5 m x 1,5 m x 0,10 m ) x 4 = 0,9 m

- Pembesian

a. Tulangan pokok (arah vertikal) Jumlah tulangan

= panjang bak / jarak tulangan = 1,5 / 0,150 = 10 bh

Panjang besi pokok = tinggi bak x jumlah tulangan

= 1,5 x 10 = 15 m

Berat besi Ø 10 mm = 0,62 kg/m x panjang pokok

= 0,62 x 15 m = 9,3 kg

b. Tulangan bagi pada dinding (arah horizontal) Jumlah tulangan

= tinggi bak / jarak tulangan = 1,5 / 0,300 = 5 bh

Panjang besi pembagi = panjang bak x jumlah tulangan

= 1,5 x 5 = 7,5 m

Berat besi Ø 10 mm = 0,62 kg/m x panjang besi horizontal = 0,62 kg/m x 7,5 m = 4,65 kg

Jadi total berat besi tulangan untuk dinding bak penampungan adalah : berat besi pokok + berat besi bagi x jumlah dinding x rangkap = (9,3 + 4,65) x 4 x 2 = 111,6 kg

- Pekerjaan begisting

luas bekisting = (panjang x lebar) x jumlah sisi (luar dan dalam)

2 = 4 x (1,5 m x 1 m) x 4 x (1,5 m x 1,5 m) = 15 m

2. Volume pekerjaan plat penutup bak penampungan - Volume beton Pada plat atap terdapat lubang untuk penempatan manhole, sehingga volume beton pada plat atap bak penampungan air:

Luas plat 2 = 1,5 m x 1,5 m = 2,25 m Luas manhole = 0,60 m x 0,60 m = 0,36 m 2

2 2 = 0.36 m x 1 = 0,36 m

2 2 Luas sebenarnya = 2,25 m 2 – 0,36 m = 1,89 m Volume

= luas x tebal pelat

2 3 = 1,89 m x 0,10 m = 0,189 m

- Pekerjaan penulangan besi

a. Arah y (tul. pokok) Jumlah tulangan

= lebar plat / jarak tulangan = 1,5 / 0,200 = 8 bh

Panjang besi arah y = panjang plat x jumlah tulangan = 1,5 x 8 = 12 m

Berat besi Ø 10 mm = 0,62 kg/m x panjang besi arah y = 0,62 kg/m x 12 m = 7,44 kg

b. Arah x (tul. pokok) Jumlah tulangan

= panjang plat / jarak tulangan = 1,5 / 0,150 = 10 bh

Panjang besi arah x = lebar plat x jumlah tulangan = 1,5 x 10 = 15 m

Berat besi Ø 10 mm = 0,62 kg/m x panjang besi arah x = 0,62 kg/m x 15 m = 9,3 kg

c. Arah y (tul. bagi) Jumlah tulangan

= lebar plat / jarak tulangan = 1,5 / 0,200 = 8 bh

Panjang besi arah y = panjang plat x jumlah tulangan = 0,75 x 8 = 6 m

Berat besi Ø 6 mm = 0,22 kg/m x panjang besi arah x = 0,22 kg/m x 6 m = 1,32 kg

Berat tulangan bagi arah x = arah y (dimensi pelat sama) Jadi total berat besi tulangan pokok untuk pelat penutup bak adalah : Berat tulangan bagi arah x = arah y (dimensi pelat sama) Jadi total berat besi tulangan pokok untuk pelat penutup bak adalah :

- Pekerjaan begisting luas bawah = (panjang x lebar)

2 = (1,5 m x 1,5 m) = 2,25 m

3. Volume pekerjaan pelat dasar bak penampungan - Volume beton Volume = (panjang x lebar x tinggi/tebal)

= 1,5 m x 1,5 m x 0,15 m = 0,3375 m 3

- Pekerjaan pembesian

a. Arah y (tul. pokok) Jumlah tulangan

= lebar plat / jarak sengkang tulangan = 1,5 / 0,100 = 15 bh

Panjang besi arah y = panjang plat x jumlah tulangan = 1,5 x 15 = 22,5 m

Berat besi Ø 10 mm = 0,62 kg/m x panjang besi arah y = 0,62 kg/m x 22,5 m = 13,95 kg

b. Arah x (tul. pokok) Jumlah tulangan

= panjang plat / jarak tulangan = 1,5 / 0,100 = 15 bh

Panjang besi arah x = lebar plat x jumlah tulangan = 1,5 x 15 = 22,5 m

Berat besi Ø 10 mm = 0,62 kg/m x panjang besi arah x = 0,62 kg/m x 22,5 m = 13,95 kg

c. Arah y (tul. bagi) Jumlah tulangan

= lebar plat / jarak tulangan = 1,5 / 0,200 = 8 bh

Panjang besi arah y = panjang plat x jumlah tulangan = 0,75 x 8 = 6 m

Berat besi Ø 8 mm = 0,4 kg/m x panjang besi arah x = 0,4 kg/m x 6 m = 2,4 kg

Berat tulangan bagi arah x = arah y (dimensi pelat sama) Jadi total berat besi tulangan pokok untuk pelat penutup bak adalah berat besi arah y + berat besi arah x = (13,95 + 2,4) + (13,95 +2,4) = 32,7 kg

Berikut tabel rekapitulasi volume pekerjaan pada pelat bak penampungan: Tabel 4.29. Rekapitulasi volume pekerjaan pelat bak penampungan.

No Item pekerjaan Pelat Penutup Dinding Pelat Dasar Sat.

1. Pekerjaan beton 3 0,189 0,9 0,3375 m

2. Pekerjaan besi

3. Pekerjaan begisting 2 2,25 15 - m

Sumber: Hasil perhitungan (2014)

4. Pekerjaan balok, sloof dan kolom - Pekerjaan pembesian

a. Tulangan Balok atas  Tulangan Pokok Luas tulangan 4 2 Ø 10 mm = ¼ x π x D x jumlah tulangan

2 = ¼ x 3,14 x 0,010 2 x 4 = 0,000314 m Volume tulangan

= Panjang balok x Luas tulangan x jumlah balok

3 = 1,5 x 0,000314 x 4 = 0,0019 m Berat besi 4 Ø 10 mm

= 0,62 kg/m x panjang balok x jml tul. x jml blk = 0,62 x 1,5 m x 4 x 4 = 14,88 kg

 Tul. sengkang tumpuan pada setiap ¼ bentang balok Luas tulangan 2 Ø 6 mm = ¼ x π x D

2 = ¼ x 3,14 x 0,006 2 As = 0,000028 m Jumlah sengkang

= (½ x panjang balok) / jarak sengkang = (½ x 1,5) / 0,150 = 5 bh

Volume tulangan = As x Keliling blk x jml sengkang x jml balok

3 = 0,000028 x (4 x 0,15) x 5 x 4 = 0,00034 m

Berat besi Ø 6 mm = 0,22 x keliling blk x jml sengkang x jml blk = 0,22 x (4 x 0,15) x 5 x 4 = 2,64 kg

 Tul. sengkang tengah pada tengah bentang balok Jumlah sengkang

= (½ x panjang balok) / jarak sengkang = (½ x 1,5) / 0,20 = 4 bh

Volume tulangan = As x Keliling blk x jml sengkang x jml balok

3 = 0,000028 x (4 x 0,15) x 4 x 4 = 0,0003 m Berat besi Ø 6 mm

= 0,22 x keliling blk x jml sengkang x jml blk = 0,22 x (4 x 0,15) x 4 x 4 = 2,112 kg

Jadi Berat total tulangan = 14,88 kg + 2,64 kg + 2,112 kg = 19,632 kg Volume total tulangan = 0,0019 + 0,00034 + 0,0003 = 0,00254 m 3

b. Tulangan Sloof Karena dimensi dan diameter tulangan pokok serta tulangan sengkangnya sama dengan balok maka perhitungan tidak dijabarkan. Jadi Berat total tulangan = 14,88 kg + 2,64 kg + 2,112 kg = 19,632 kg

Volume total tulangan = 0,0019 + 0,00034 + 0,0003 = 0,00254 m 3

c. Tulangan Kolom  Tulangan Pokok

Luas tulangan 4 2 Ø 10 mm = ¼ x π x D x jumlah tulangan

2 = ¼ x 3,14 x 0,010 2 x 4 = 0,000314 m Volume tulangan

= tinggi kolom x Luas tulangan x jumlah kolom

3 = 1,5 x 0,000314 x 4 = 0,0019 m Berat besi 4 Ø 10 mm

= 0,62 kg/m x tinggi kolom x jml tul. x jml klm = 0,62 x 1,5 m x 4 x 4 = 14,88 kg

 Tul. sengkang Luas tulangan 2 Ø 6 mm = ¼ x π x D

2 As = ¼ x 3,14 x 0,006 2 = 0,000028 m Jumlah sengkang

= tinggi kolom / jarak sengkang = 1,5 / 0,30 = 5 bh

Volume tulangan = As x Keliling klm x jml sengkang x jml klm

3 = 0,000028 x (4 x 0,15) x 5 x 4 = 0,00034 m Berat besi Ø 6 mm

= 0,22 kg/m x kel. sloof x jml sengkang x jml slf = 0,22 x (4 x 0,15) x 5 x 4 = 2,64 kg

Jadi Berat total tulangan = 14,88 kg + 2,64 kg = 17,52 kg

Volume total tulangan = 0,0019 + 0,00034 = 0,0022 m 3

- Volume beton

Volume balok = (P x L x H x jumlah) – volume total tulangan

3 = (1,5 m x 0,15 m x 0,15 m x 4) – 0,00254 = 0,132 m Volume sloof

= (P x L x H x n) - volume total tulangan

3 = (1,5 m x 0,15 m x 0,15 m x 4) – 0,00254 = 0,132 m Volume kolom = (P x L x H x n) - volume total tulangan

3 = (1,5 m x 0,15 m x 0,15 m x 4) - 0,0022 = 0,133 m

- Volume Begisting Bekisting Balok

= (panjang x lebar) x jumlah sisi x jumlah balok

2 = (1,5 m x 0,15 m) x 2 x 4 = 1,8 m Bekisting Sloof

= (panjang x lebar) x sisi dalam x jumlah sloof

2 = (1,5 m x 0,15 m) x 1 x 4 = 0,9 m

Bekisting Kolom = (tinggi x lebar) x jumlah sisi x jumlah kolom

2 = (1,5 m x 0,15 m) x 2 x 4 = 1,8 m

Berikut tabel rekapitulasi volume pekerjaan balok, sloof dan kolom bak : Tabel 4.30. Rekap volume pekerjaan balok, sloof dan kolom bak

No Item pekerjaan

Balok

Sloof

Kolom Sat.

1. Pekerjaan beton 3 0,132 0,132 0,133 m

2. Pekerjaan besi

3. Pekerjaan begisting 2 1,8 0,9 1,8 m

Sumber: Hasil perhitungan (2014)

5. Volume Pekerjaan Sumur Rencana - Volume galian tanah sumur Volume = 4 x 2,5 x 2,5 = 25 m 3

- Volume pekerjaan beton Pada perhitungan volume pekerjaan beton mencangkup dua item yaitu pekerjaan volume pada plat penutup dan pekerjaan volume pada dinding penahan. Berikut contoh perhitungan volume pekerjaan beton untuk masing- masing item pekerjaan :

1. Volume pekerjaan plat penutup sumur - Volume beton Pada pelat atap terdapat lubang untuk penempatan 2 unit manhole, sehingga volume beton pada plat atap reservoir: Luas plat 2 = 4 m x 2,5 m = 10 m Luas manhole = 0,60 m x 0,60 m x 2 = 0,72 m 2

2 2 Luas sebenarnya = 10 m 2 – 0,72 m = 9,28 m

2 Volume 3 = luas x tebal = 9,28 m x 0,1 m = 0,928 m

- Pekerjaan besi

a. Arah y (tul. pokok) Jumlah tulangan

= lebar plat / jarak sengkang tulangan = 2,5 / 0,200 = 13 bh

Panjang besi arah y = panjang plat x jumlah tulangan = 4 x 13 = 52 m

Berat besi Ø 10 mm = 0,62 kg/m x panjang besi arah y = 0,62 kg/m x 52 m = 32,24 kg

b. Arah x (tul. pokok) Jumlah tulangan

= panjang plat / jarak sengkang tulangan = 4 / 0,150 = 27 bh

Panjang besi arah x = lebar plat x jumlah tulangan = 2,5 x 27 = 67,5 m

Berat besi Ø 10 mm = 0,62 kg/m x panjang besi arah x

= 0,62 kg/m x 67,5 m = 41,85 kg

c. Arah y (tul. bagi) Jumlah tulangan

= lebar plat / jarak sengkang tulangan = 2,5 / 0,200 = 5 bh

Panjang besi arah y = panjang plat x jumlah tulangan = 4 x 5 = 20 m

Berat besi Ø 6 mm = 0,22 kg/m x panjang besi arah y = 0,22 kg/m x 20 m = 4,4 kg

Jadi total berat besi tulangan pokok untuk pelat penutup sumur adalah Berat besi arah y + berat besi arah x = (32,24 + 4,4) + 41,85 = 78,49 kg

- Pekerjaan begisting luas bawah = (panjang x lebar) = (4 m x 2,5 m) = 10 m 2

2. Volume pekerjaan dinding sumur Perhitungan volume pekerjaan pada dinding sumur sama seperti pada pondasi karena dinding merupakan pasangan batu kali. Berikut contoh perhitungan volume pekerjaan dinding penahan tanah pada sumur:

Volume arah x = ½ (lebar atas + lebar bawah) x panjang x tinggi x jumlah

3 = ½ (0,2 m + 0,3 m) x 4 m x 2,5 m x 2 m = 5,0 m Volume arah y = ½ (lebar atas + lebar bawah) x panjang x tinggi x jumlah

3 = ½ (0,2 m + 0,3 m) x 2,5 m x 2,5 m x 2 m = 3,125 m

3 3 Total volume pekerjaan dinding = 5,0 m 3 + 3,125 m = 8,125 m

Berikut tabel rekapitulasi volume pekerjaan pada sumur rencana : Tabel 4.31. Rekap volume pekerjaan sumur rencana

No Item pekerjaan Pelat Penutup Dinding penahan tanah Sat.

1. Pekerjaan beton/pas. batu 3 0,928 8,125 m

2. Pekerjaan besi

- kg

3. Pekerjaan begisting 2 10 - m

Sumber: Hasil perhitungan (2014)

4.7.2. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Perencanaan air bersih di Dusun Lendangguar menggunakan standar satuan harga upah dan bahan tahun 2014 yang dikeluarkan oleh Gubernur NTB. Harga upah dan bahan terdapat pada lampiran I, sedangkan analisis harga satuan pekerjaan terdapat pada lampiran SNI 2007/2008. Berikut contoh perhitungan RAB untuk pekerjaan galian dan timbunan tanah pada pekerjaan pipa.

- Galian tanah pipa PVC Ø 2” = Volume galian (tabel 4.26) x analisis harga satuan pekerjaan (galian tanah) = 43,982 x Rp. 63.527,20 = Rp. 2.794.063,47

- Timbunan tanah pipa PVC Ø 2”

= Volume timbunan (tabel 4.26) x harga satuan pekerjaan (timbunan tanah) = 42,903 x Rp.21.175.,73 = Rp. 908.495,61

Harga satuan pekerjaan timbunan (urugan tanah kembali) sama dengan 1/3 x harga indeks pekerjaan penggalian.

Untuk hasil perhitungan yang lebih lebih lengkap dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.32. Rekapitulasi RAB untuk pekerjaan galian dan timbunan pada pekerjaan pipa Diameter Pipa (mm) Volume galian (Rp.) Volume timbunan (Rp.)

Sumber: Hasil pengolahan data (2014)

Rencana Anggaran Biaya (RAB) perencanaan jaringan air bersih di Dusun Lendangguar, Desa Kedaro, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat secara detail dapat dilihat pada tabel-tabel berikut.

1. Pekerjaan Resevoir Untuk lebih jelasnya tentang uraian pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.33.

Tabel. 4.33. Rencana anggaran biaya pekerjaan reservoir

HARGA JUMLAH NO

KODE

URAIAN PEKERJAAN

VOLUME

SAT

SATUAN ( Rp ) HARGA ( Rp ) I PEKERJAAN PERSIAPAN

ANALISA

10.780,00 110.387,20 2 Pengukuran/Pemasangan Bowplank

1 Membersihkan lapangan dengan peralatan

II PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

96.426,00 1.999.682,39 2 Mengurug Kembali

1 Galian Tanah

32.142,00 666.560,80 3 Pasir Urug Bawah Pondasi

177.496,00 340.792,32 4 Pasir Urug Bawah Lantai

III PEK. PASANGAN, PLESTERAN DAN ACIAN

1 Pas. Pondasi Batu Kosong

356.030,40 911.437,82 2 Pas. Pondasi Batu Kali

750.469,50 3.458.163,46 3 Plesteran Dinding Luar Camp. 1 Pc : 2 Psr

52.091,42 1.333.540,45 4 Plesteran Dinding Dalam Camp. 1 Pc : 2 Psr

52.091,42 1.666.925,57 5 Plesteran Lantai Camp. 1 Pc : 2 Psr

52.091,42 416.731,39 6 Acian Dinding dan Lantai

IV PEKERJAAN BETON

1 Beton Sloof 20/30

6.131.758,22 4.709.190,32 2 Beton Kolom 20/20

SNI-07.8.6.29a

M3

6.474.195,01 3.314.787,84 3 Beton Balok 15/20

SNI-07.8.6.30b

M3

9.560.499,89 2.447.487,97 4 Pelat Lantai Penutup = 10 cm (dgn manhole)

SNI-07.8.6.31a1

M3

8.766.886,35 8.346.075,80 5 Pelat Lantai Dasar = 15 cm

SNI-07.8.6.36d1

M3

2.714.171,05 4.168.966,73 6 Dinding Beton Bentang Panjang (t = 0,10 m)

SNI-07.8.6.36d

M3

10.001.362,15 20.482.789,69 7 Dinding Beton Bentang Pendek (t = 0,10 m)

SNI-07.8.6.33a

M3

SNI-07.8.6.33a

V PEKERJAAN PENGUNCI

Menhole Lengkap ukuran 0,60 x 0,60 m

Sumber : Hasil Perhitungan (2014)

2. Pekerjaan Bak Penampungan Sementara Untuk lebih jelasnya tentang uraian pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.34.

Tabel. 4.34. Rencana anggaran biaya pekerjaan bak penampungan sementara

HARGA JUMLAH NO

KODE

URAIAN PEKERJAAN

VOLUME

SAT

SATUAN ( Rp ) HARGA ( Rp ) I PEKERJAAN PERSIAPAN 1 Membersihkan lapangan dengan peralatan

ANALISA

10.780,00 24.255,00 2 Pengukuran / Pemasangan Bowplank

II PEKERJAAN TANAH DAN PASIR 1 Galian Tanah

96.426,00 464.773,32 2 Mengurug Kembali

32.142,00 46.284,48 3 Pasir Urug Bawah Pondasi

177.496,00 31.949,28 4 Pasir Urug Bawah Lantai

PEK. PASANGAN, PLESTERAN DAN ACIAN 1 Pas. Pondasi Batu Kosong

356.030,40 128.170,94 2 Pas. Pondasi Batu Kali

750.469,50 270.169,02 3 Plesteran Dinding Luar Camp. 1 Pc : 2 Psr

52.091,42 234.411,41 4 Plesteran Dinding Dalam Camp. 1 Pc : 2 Psr

52.091,42 234.411,41 5 Plesteran Lantai Camp. 1 Pc : 2 Psr

52.091,42 117.205,70 6 Acian Dinding & Lantai

24.002,55 378.040,16 1.362.408,65 IV PEKERJAAN BETON 1 Beton Sloof 15/15

11.011.588,54 743.282,23 2 Beton Kolom 15/15

SNI-07.8.6.29b

M3

9.364.326,63 1.264.184,10 3 Beton Balok 15/15

SNI-07.8.6.30c

M3

19.319.375,21 1.304.057,83 4 Pelat Lantai Penutup = 10 cm (dgn manhole)

SNI-07.8.6.31b

M3

9.401.818,78 1.776.943,75 5 Pelat Lantai Dasar = 15 cm

SNI-07.8.6.36d1

M3

3.100.582,65 1.046.446,64 6 Dinding Beton Bentang Panjang = 10 cm

SNI-07.8.6.36d

M3

11.637.812,40 5.237.015,58 7 Dinding Beton Bentang Pendek = 10 cm

SNI-07.8.6.33b

M3

11.637.812,40 5.237.015,58 16.608.945,71 V PEKERJAAN PENGUNCI Menhole Lengkap ukuran 0,60 x 0,60 m

SNI-07.8.6.33b

Sumber : Hasil Perhitungan (2014)

3. Pekerjaan Sumur Gali Rencana Untuk lebih jelasnya tentang uraian pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.35. Tabel. 4.35. Rencana anggaran biaya pekerjaan sumur gali rencana

HARGA JUMLAH NO

KODE

URAIAN PEKERJAAN

VOLUME

SAT

SATUAN ( Rp ) HARGA ( Rp ) I PEKERJAAN PERSIAPAN 1 Membersihkan lapangan dengan peralatan

ANALISA

10.780,00 107.800,00 2 Pengukuran / Pemasangan Bowplank

II PEKERJAAN TANAH DAN PASIR 1 Galian Tanah

96.426,00 2.410.650,00 2 Mengurug Kembali

PEK. DINDING PENAHAN TANAH 1 Pas. Batu Kosong

- 2 Pas. Batu kali (Dinding Penahan Tanah )

IV PEKERJAAN BETON Plat Lantai Penutup = 10 cm

SNI-07.8.6.36d1

V PEKERJAAN PENGUNCI Menhole Lengkap ukuran 0,60 x 0,60 m

Sumber : Hasil Perhitungan (2014)

4. Pekerjaan 6 Unit Hidran Umum (HU) Untuk lebih jelasnya tentang uraian pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.36. Tabel. 4.36. Rencana anggaran biaya pekerjaan hidran umum (HU)

HARGA JUMLAH NO

KODE

URAIAN PEKERJAAN

VOLUME SAT

SATUAN ( Rp ) HARGA ( Rp ) I PEKERJAAN PERSIAPAN

ANALISA

Pengukuran / Pemasangan Bowplank

II PEKERJAAN TANAH

1 Galian Tanah

63.527,20 344.868,34 2 Tanah Urug Bawah Lantai

SNI-07.6.6.11a

III PEKERJAAN PASANGAN DAN BETON

1 Pas. Pondasi Batu Kosong

356.030,40 1.288.514,87 2 Pas. Pondasi Batu Kali

750.469,50 6.111.079,26 3 Beton Rabat & Lantai Kerja 1:3:5

704.550,00 8.499.490,96 4 Pemasangan Tangki Fiberglass Lengkap Kap. 3 M3

SNI- 02.1.6.11.a

Sumber : Hasil Perhitungan (2014)

5. Pekerjaan Pemasangan Pipa dan Aksesoris Untuk lebih jelasnya tentang uraian pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.37.

Tabel. 4.37. Rencana anggaran biaya pekerjaan pemasangan pipa dan aksesoris

HARGA JUMLAH NO

KODE

URAIAN PEKERJAAN

VOLUME

SAT

SATUAN ( Rp ) HARGA ( Rp ) I PEKERJAAN PERSIAPAN 1 Uitzet Pipa, Pengukuran dan Pematokan

ANALISA

909,80 2.220.276,78 2 Pembuatan Papan Nama Proyek

279.686,00 279.686,00 2.499.962,78 II PEKERJAAN TANAH 1 Galian Tanah Keras

63.527,20 12.402.598,21 2 Mengurug Kembali/Timbunan tanah

PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA 1 Pipa PVC Ø 50 mm

40.943,53 22.509.809,03 2 Pipa PVC Ø 63 mm

44.525,03 20.276.921,29 3 Pipa PVC Ø 75 mm

61.266,76 55.197.547,72 4 Pipa PVC Ø 100 mm

63.776,20 15.666.814,55 5 Pipa HDPE Ø 31,25 mm

16.125,63 4.654.470,55 118.305.563,14 IV PEK. PENGADAAN PIPA DAN AKSESORIS 1 Gate Valve Ø 100 mm (4")

PU.A.8.4.1.17d

M'

Bh 1.259.500,00 2.519.000,00 2 Stop Kran Ø 50 mm (2")

Bh 549.200,00 549.200,00 3 Reducer Tee All Socket PVC Ø100 x 75 mm

Bh 264.000,00 264.000,00 4 Tee PVC Ø 75 mm

Bh 150.900,00 150.900,00 5 Reducer Socket PVC Ø75 x 63 mm

Bh 126.300,00 126.300,00 6 Reducer Socket PVC Ø63 x 50 mm

Bh 96.600,00 96.600,00 7 Tee PVC Ø 50 mm

Bh 79.000,00 79.000,00 9 Bend PVC Ø 100 mm x 90° (Knee)

Bh 103.000,00 206.000,00 10 Bend GI Ø 38 mm x 90°

V PEKERJAAN PENGETESAN PIPA HDPE Pipa HDPE Ø 31,25 mm

PU.A.8.4.5.1

Sumber : Hasil Perhitungan (2014)

6. Pekerjaan Instalasi Listrik Selain pekerjaan pipa untuk jaringan air bersih juga terdapat pekerjaan pipa untuk kabel (listrik) sebagai energi penggerak pompa pada tabel berikut. Untuk lebih jelasnya tentang uraian pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.38.

Tabel. 4.38. Rencana anggaran biaya pekerjaan instalasi listrik

HARGA JUMLAH NO

KODE

URAIAN PEKERJAAN

VOLUME SAT

SATUAN ( Rp ) HARGA ( Rp ) I PENGADAAN ACESSORIES LISTRIK 1 Kabel

ANALISA

1.686,00 797.983,80 2 Saklar Majemuk

II PEK. PEMASANGAN PIPA LISTRIK & POMPA 1 Pipa PVC diameter ½" (1,25 cm)

9.753,82 4.616.484,78 2 Pompa Sentrifugal 7.5kW 3 phase F32/200A

Sumber : Hasil Perhitungan (2014)

Berikut hasil rekapitulasi rencana anggaran biaya perencanaan jaringan air bersih di Dusun Lendangguar, Desa Kedaro dapat dilihat pada Tabel 39.

Tabel 4.39. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya (RAB)

NO

JUMLAH HARGA ( Rp ) A KONSTRUKSI RESERVOIR I PEKERJAAN PERSIAPAN

URAIAN PEKERJAAN

1.314.739,20 II PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

Rp

3.188.791,41 III PEK. PASANGAN, PLESTERAN DAN ACIAN

Rp

9.361.365,97 IV PEKERJAAN BETON

Rp

63.952.088,04 V PEKERJAAN BESI DAN PENGUNCI