beton prategang penuh dan prategang parsial. Adapun tugas akhir ini adalah berupa studi literatur dari buku-buku, jurnal dan masukan dari pembimbing.
I.2 Latar Belakang Masalah
Dalam tugas akhir ini penulis akan membandingkan efisiensi dari beton prategang penuh dan beton prategang parsial. Pada beton prategang penuh akan
dihitung kapasitas beton, gaya prategang dan juga kehilangan yang terjadi, untuk beton prategang parsial hal lain yang dihitung adalah batas dekompresi, momen
retak dan lebar retak pada balok sebuah struktur gedung lantai 1 dengan fungsi bangunan sebagai toko seperti pada gambar 1.2. Dimana batas dekompresi perlu
diketahui untuk mengetahui batas pembebanan yang harus diperhatikan sebelum beton prategang mengalami retak sebagai akibat dari momen retak.
Perencanaan balok struktur toko dilakukan dengan menggunakan precast pabrikan. Dimana bentang terpanjang dari balok pada struktur adalah 20 m.
Bentang ini akan direncanakan dengan menggunakan prestressed precast, dimana Gambar 1.2 Tampak depan rencana toko
Universitas Sumatera Utara
20 m h
garis netral kabel prategang
h6
h6 h6
h
balok tersebut dianalogikan sebagai balok dengan tumpuan sederhana seperti yang ditunjukkan dalam gambar 1.3 di bawah ini.
Kabel prategang di letakkan di luar daerah kern, dimana daerah kern adalah daerah paling luar pada penampang balok prategang yang menyebabkan gaya tarik
akibat prategang adalah nol atau tidak ada sama sekali.
Beton prategang berdasarkan kombinasi tulangan yang digunakan dibagi atas dua yaitu beton prategang penuh dan beton prategang parsial. Beton prategang penuh
direncanakan dengan kekuatan yang jauh lebih besar dari pada beton bertulang biasa. Dimana hanya kabel prategang saja yang digunakan di daerah tariknya. Berbeda
dengan prategang penuh, prategang parsial menggunakan kombinasi kabel prategang dan tulangan baja nonprategang.
Gambar 1.3 Skema perencanaan balok prestressed precast
Gambar 1.4 Daerah kern penampang persegi
Universitas Sumatera Utara
Pada prategang penuh, besar gaya tarik yang terjadi di serat tarik bawah adalah nol, dimana diminimalisas adanya tegangan tarik pada penampang balok yang
direncanakan. Sehingga beton prategang penuh sangat baik untuk mencegah terjadinya retak pada serat tarik bawah balok. Sehingga dibutuhkan gaya prategang
yang lebih besar daripada gaya prategang pada beton prategang parsial Dalam tugas akhir ini, adapun permasalahan yang ditinjau antara lain :
1. Merancanakan struktur balok prategang penuh dan parsial
2. Menganalisa kehilangan yang terjadi.
3. Menganalisa batas dekompresi, lebar retak dan momen retak pada beton prategang
parsial. 4.
Membandingkan efisiensi antara beton prategang penuh dan prategang parsial.
I.3. Batasan Masalah