Pemimpin bagian proyek, konsultan pengawas dan kontraktor

8.1 Pemimpin bagian proyek, konsultan pengawas dan kontraktor

  pelaksana

  Sebagaimana telah diuraikan, Siklus Manajemen ProyekKonstruksi maka manajemen proyek pelaksanaan jalan dan jembatan adalah proses implementasi dari rencana kerja-organisasi kerja-pelaksanaan kerja– kontrolpengendalian kerja (planning-organizing-actuatingimplementation-controllingPOAC) yang diterapkan dilakukan pada pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan. Untuk mengimplementasikan ini perlu adanya suatu organisasi yang berfungsi mengendalikan pelaksanaan sehingga dapat dicapai tujuan proyek. Sesuai dengan UU No. 181999 tentang Jasa Konstruksi yang mengatur pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi ada 2 (dua) unsur pokok masing-masing sebagai berikut :

  1) pihak pengguna jasa adalah orang perseorangan atau badan sebagai

  pemberi tugas atau pemilik pekerjaanproyek yang memerlukan layanan jasa konstruksi;

  2) pihak penyedia jasa adalah orang perseorangan atau badan yang kegiatan usahanya menyediakan layanan jasa konstruksi;

  Adapun yang dimaksud layanan jasa konstruksi adalah:

  1) layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi,

  2) layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi,

  3) layanan jasa konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi.

  Sedangkan yang dimaksud pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan danatau pelaksanaan beserta pengawasan untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain; dalam hal ini konstruksi jalan dan jembatan.

  Dari pihak pengguna jasa dan penyedia jasa maka dapat disimpulkan bahwa pada setiap proyek ada 4 (empat) unsur pelaku kegiatan penyelenggara konstruksi, yaitu:

  1) Pemberi tugas atau pemilik pekerjaanproyek atau biasa dikenal PinproPinbagpro;

  2) Perencana Konstruksi atau biasa dikenal Konsultan Perencana;

  3) Pelaksana Konstruksi atau biasa dikenal Kontraktor;

  4) Pengawas Konstruksi atau biasa dikenal Konsultan Pengawas.

  Dalam menjalankan tugasnya layanan jasa konstruksi yang dilakukan oleh penyedia jasa dilakukan oleh masing-masing penyedia jasa secara terpisah dalam pekerjaan konstruksi (UU 181999 pasal 16 ayat 2)

  Layanan jasa perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan dapat dilakukan secara terintegrasi dengan memeperhatikan besaran pekerjaan atau biaya, penggunaan teknologi canggih, serta risiko besar bagi para pihak ataupun kepentingan umum dalam satu pekerjaan konstruksi (Undang-undang No. 18 tahun 1999 pasal 16 ayat 3)

  Sebaliknya apabila proyek sederhanakecil, dimana penyedia jasapemilik pekerjaanproyek mampu melaksanaan pekerjaan konstruksi yang direncanakan, dikerjakan, dan diawasi sendiri. Proyek seperti ini disebut proyek swakelola, dalam Kepres 802003 pasal 39 ayat (3) disebutkan kriteria pekerjaan swakelola sebagai berikut : Sebaliknya apabila proyek sederhanakecil, dimana penyedia jasapemilik pekerjaanproyek mampu melaksanaan pekerjaan konstruksi yang direncanakan, dikerjakan, dan diawasi sendiri. Proyek seperti ini disebut proyek swakelola, dalam Kepres 802003 pasal 39 ayat (3) disebutkan kriteria pekerjaan swakelola sebagai berikut :

  b) pekerjaan yang operasi dan pemeliharaannya memerlukan partisipasi

  masyarakat setempat; danatau

  c) pekerjaan tersebut dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau pembiayaannya tidak diminati oleh penyedia barangjasa; danatau

  d) pekerjaan yang secara rincidetail tidak dapat dihitung ditentukan terlebih

  dahulu, sehingga apabila dilaksanakan oleh penyedia barangjasa akan menanggung resiko yang besar; danatau

  e) penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya, atau

  penyuluhan; danatau

  f) pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) yang bersifat khusus untuk pengembangan teknologimetoda kerja yang belum dapat dilaksanakan oleh penyedia barangjasa; danatau

  g) pekerjaan khusus yang bersifat pemrosesan data, perumusan kebijakan

  pemerintah, pengujian di laboratorium, pengembangan sistem tertentu dan penelitian oleh perguruan tinggilembaga ilmiah pemerintah;

  h) pekerjaan yang bersifat rahasia bagi instansi pengguna barangjasa yang

  bersangkutan.

  Secara khusus dalam manajemen proyek pelaksanaan konstruksi jalan dan jembatan diuraikan masing-masing peranan pihak penyelenggara proyek yang terlibat langsung kegiatan pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan dilapangan yaitu:

  1) PinproPinbagpro;

  2) Direksi PekerjaanKonsultan Pengawas;

  3) Kontraktor.

  Dalam melakukan kegiatan pekerjaan konstruksi, ketiga pihak dapat bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab dan secara profesional, yang dilandasi

  prinsip-prinsip keahlian sesuai kaidah keilmuan, kepatutan, dan kejujuran

  intelektual dalam menjalankan profesinya dengan tetap mengutamakan kepentingan umum.

  Adapun tugas dan tanggung jawab dari ketiga unsur proyek tersebut, dari awal proyek sampai serah terima pekerjaan berdasarkan dokumen kontrak dan Kepmen PU adalah:

  1) Pemimpin Bagian Proyek:

  a) sebagai wakil pemilik pekerjaanproyek;

  bertanggungjawab penuh kepada pemilik pekerjaanproyek atas penggunaan dana untuk melaksanakan konstruksi jalan dan jembatan yang diikat dengan Dokumen Kontrak

  b) sebagai manager;

  bertanggung jawab atas kelancaran proyek, baik fisik maupun administrasi. Dalam tugas managerial tersebut, Pinbagpro memeriksa dan segera mengantisipasi kondisi proyek dan melaksanakan tindakan turun – tangan lebih dini, bila terjadi masalah di lapangan

  c) sebagai engineer;

  melakukan rekayasa produk fisik tepat guna, terutama dalam penentuan prioritas lokasi, pemilihan tipe dan dimensi konstruksi serta kualitas pekerjaan dengan batasan yang telah ditentukan dalam Dokumen Kontrak sehubungan dengan kondisi lapangan dan keterbatasan dana yang tersedia

  2) Direksi PekerjaanKonsultan Pengawas:

  a) sebagai Engineer Repsentative mempunyai wewenang penuh dalam

  mengawasi, mengarahkan pelaksanaan pekerjaan agar dapat tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai persyaratan yang ada dalam Dokumen Kontrak;

  b) membantu Pinbagpro memecahkan persoalan dan permasalahan berhubungan dengan perpanjangan masa pelaksanaan pekerjaan, bila diperlukan;

  c) tidak berwenang membebaskan kontraktor dari tugas tugas yang ada

  dalam dokumen kontrak yang akan mengakibatkan keterlambatan pekerjaan atau menambah pembayaran oleh pemilik.

  3) Kontraktor Pelaksana:

  a) kontraktor harus membuat, menyelesaikan dan memelihara pekerjaan sesuai ketentuan dalam Dokumen Kontrak dengan sungguh-sungguh dan penuh perhatian dan tanggung jawab;

  b) menyediakan semua tenaga kerja maupun pengawas pelaksanaan,

  bahan, peralatan dan lain-lain yang harus memenuhi persyaratan sesuai Dokumen Kontrak;

  c) menjamin terselenggaranya pelaksanaan pekerjaan yang

  berkesinambungan di lapangan.

  Hubungan diantara ketiga pihak tersebut dapat digambarkan seperti pada skema yang terlihat pada Gambar

  PINBAGPRO

  KONSULTAN KONTRAKTOR

  PENGAWAS PELAKSANA

  Gambar 1.5 Hubungan 3 (tiga) unsur proyek

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

47 440 21

STUDI PENJADWALAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PADA PROYEK PEMBANGUNAN PUSAT PERDAGANGAN CIREBON RAYA (PPCR) CIREBON – JAWA BARAT

34 235 1

STUDI PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN PAMEKASAN

5 158 1

STUDI PERENCANAAN PILAR PORTAL DAN PONDASI BORE PILE PADA FLY OVER KEJAPANAN PROYEK RELOKASI TOL PORONG – GEMPOL

7 107 12

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MANAJEMEN BERITA TELEVISI PADA MEDIA NUSANTARA CITRA (MNC) NEWS CENTER BIRO SURABAYA (Studi Pada Pengelola Berita Lokal di RCTI, TPI, dan Global TV

2 40 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

MANAJEMEN STRATEGI RADIO LOKAL SEBAGAI MEDIA HIBURAN (Studi Komparatif pada Acara Musik Puterin Doong (PD) di Romansa FM dan Six To Nine di Gress FM di Ponorogo)

0 61 21

HUBUNGAN ANTARA SPIRITUALITAS DAN MANAJEMEN STRES PADA INDIVIDU PARUH BAYA

2 20 56

HUBUNGAN PERHATIAN ORANGTUA DAN MANAJEMEN WAKTU BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

11 108 89