Kaitan Politik dan Ideologi

1. Kaitan Politik dan Ideologi

Menurut Miriam Budiarjo, politik pada umumnya diartikan sebagai ―usaha untuk menentukan peraturan-peraturan yang dapat diterima baik oleh sebagian besar warga negara, untuk membawa masyarakat ke arah kehidupan bersama yang harmonis.‖ 135 Sedangkan oleh, Lorens Bagus disebutkan beberapa pengertian politik, yang salah satunya ialah ―aktivitas yang berkaitan dengan relasi antara bangsa-bangsa dan kelompok sosial lainnya, yang berhubungan dengan perkara penggunaan kekuasaan negara.‖ 136 Menurut hemat peneliti, kedua defenisi ini dapat membantu membuka jalan untuk memahami ideologi dalam perspektif politik. Berangkat dari defenisi ideologi dan politik yang telah diuraikan di atas dapat disinkronisasikan defenisi ideologi politik, yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu: 1. Suatu sistem kepercayaan yang menerangkan dan membenarkan suatu tatanan politik yang ada atau yang dicita- citakan dan memberikan strategi berupa prosedur, rancangan, instruksi serta program untuk mencapai tujuan. 2. Himpunan nilai, ide, norma, kepercayaan dan keyakinan weltanschauung yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang yang menjadi dasar dalam menentukan sikap terhadap kejadian dan problem politik yang dihadapinya dan yang menentukan tingkah laku politik. 137 Dari pengertian di atas dapat disebutkan politik menjadi alat untuk merealisasikan ide nilai konsep yang terkandung dalam suatu 135 Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008, hlm. 15. 136 Lorens Bagus, op.cit., hlm. 857. 137 Depdikbud RI, Kamus Besa r Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, jakarta, 1995, hal. 366. ideologi. Secara eksplisit Arif Rohman menyebutkan, bahwa ―ketika sebuah ideologi hendak diwujudkan, sebenarnya mengharuskan adanya kekuasaan politik yang memiliki memiliki kewenangan mengatur kehidupan tertentu dalam masyarakat.‖ 138 Berdasarkan penjelasan di atas, maka tinjauan terhadap politik terhadap ideologi diposisikan antara hubungan individu, kelompok, bangsa dengan pemegang kekuasaan. Dalam cakupan pengertian yang sederhana, pemegang kekuasaan ini dapat didentikkan sebagai Negara. Sebagai science of ideas, muatan-muatan ide gagasan konsep yang abstrak dalam anutan suatu ideologi menjadi arah dan panduan bagi negara untuk mengkokritkan ide tersebut melalui kekuasaan yang melekat pada ciri politik. Dalam kaitan ideologi sebagai beliefs system, ideologi tidak dilihat hanya sebagai ide gagasan konsep, melainkan juga sebagai wujud konstruksi berpikir yang dipegang teguh oleh otoritas pelaksana tugas negara dengan sokongan mayoritas rakyat. Hal ini dapat dihubungkan dengan fungsi legitimasi pada ideologi bersandar pada teori Max Webber mengenai Orde Sosial. Dalam tatanan ini disebutkan bahwa orde sosial melibatkan dua fenomena pokok yang dapat dijelaskan sebagai berikut: Pertama, adanya klaim otoritas bagi lapisan elit pemimpin dan kedua, adanya kepercayaan atau kepatuhan mayoritas warga masyarakat. Di antara kedua fenomena orde sosial itu selalu terdapat ketidakcocokan tertentu, terdapat kesenjangan yang 138 Arif Rohman, Politik Ideologi Pendidikan, LeksBang Mediatama, Yogyakarta, 2009, hlm. 6. sifatnya laten. Fungsi ideologi adalah mengisi presisi tersebut dengan merekatkan diskrepansi yang ada, atau dengan perkataan lain melegitimasi otoritas. 139 Presisi yang diberikan ideologi menjadi dasar kestabilan berlangsungnya negara, dimana ideologi menjadi perekat perbedaan antara penguasa dan rakyatnya. Kondisi sebagaimana yang dimaksud tersebut tidak berlaku secara absolut, dimana terkadang golongan minoritas pada suatu negara tidak melihat ideologi anutan negara sebagai beliefs system yang juga terkontruksikan padanya atau memiliki pandangan penafsiran berbeda mengenai ideologi yang dimaksud, sehingga kelompok minoritas mempunyai dasar legitimasi untuk merebut hak-haknya hilang melalui tindakan negara. Perbedaan yang ada tidak menutup kemungkinan terjadinya gesekan, dimana akan lahir represifitas negara terhadap rakyat kelompok yang memiliki perbedaan pandangan atau penafsiran dengannya, atau bisa saja ada perlawanan atau usaha dari kelompok tersebut untuk menggulingkan penguasa negara dan menjadikan ideologi yang diyakininya menjadi ideologi resmi negara. Di sinilah, kedudukan ideologi sebagai ide dan kepercayaan saling berkaitan erat, dimana keduanya menjadi satu praksis yang digerakkan dalam usaha untuk saling mendominasi dan memperjuangkan muatan nilai ideologi politik yang eksis. 139 Slamet Sutrisno, op.cit., hlm. 32. Sistem politik haruslah dijalankan menurut ideologi anutan, dikarenakan ideologi yang dianut oleh masyarakat atau Negara merupakan ideologi yang dipakai untuk mewujudkan tatanan sistem politik yang lebih baik. 140 Pengaruh ideologi yang dianut merasuk pada seluruh sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Ideologi politik mendominasi corak berjalannya aspek ekonomi, hukum, pertahanan keamanan dan hubungan luar negeri negara. Hanya saja menjalankan politik berdasarkan ideologi anutan terkadang tidak mutlak melahirkan ―buah‖ seperti tujuan yang termaktub dalam ideologi tersebut. Hal ini sepenuhnya bergantung pada kesadaran dan kemampuan otoritas yang berkuasa serta dukungan rakyat menghadapi tekanan ideologi lainnya, baik dari dalam maupun dari luar. Keadaan ini disebut sebagai konflik ideologi dan terjadi tidak hanya di Negara-negara dunia kedua dan ketiga karena tekanan Negara-negara maju. Konflik ideologi juga terjadi di Negara-negara maju. Berdasarkan uraian di atas, maka diketahuilah bahwa ideologi politik yang dianut oleh suatu negara berperan menentukan arah pembangunan nasional. Hanya saja, keberhasilannya sepenuhnya ditentukan oleh konsistensi kelas berkuasa dan kontrol rakyat. Pembangunan nasional yang sesuai dengan ideologi yang dianut ditentukan kemampuan penguasa untuk menghegemonikan ideologi 140 Arif Rohman, op.cit., hlm. 22. yang dianut atau dengan kata lain ideologi tersebut dapat diposisikan mendominasi ideologi lain yang masih eksis, sehingga hanya terdapat golongan kecil masyarakat yang menganut ideologi yang berbeda dengan yang ditentukan negara. Adapun kontrol rakyat difungsikan agar tidak ada penyelewengan terhadap cita -cita yang telah ditentukan ideologi negara.

2. Kaitan Hukum dan Ideologi