1.2. Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah disebutkan di atas, mengenai Analisis Yuridis Kewenangan Kabupaten Jepara dalam Pengelolaan Perikanan Di Taman Nasional Laut
Karimunjawa, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1.
Bagaimanakah pengaturan hukum nasional di Indonesia mengenai pengelolaan perikanan laut khususnya di Karimunjawa berdasarkan Undang Undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah? 2.
Bagaimanakah kebijakan pemerintah dalam pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang perumusan masalah tersebut di atas, tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui tentang pengaturan hukum nasional di Indonesia mengenai pengelolaan perikanan laut di Karimunjawa berdasarkan Undang Undang Nomor. 32
Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. 2. Untuk mengetahui kebijakan pemerintah dalam pengelolaan Taman Nasional
Karimunjawa
1.4. Manfaat Penelitian
Bahwa dengan penelitian ini, maka manfaat dari penelitian ini adalah : 1.
Sebagai masukan bagi pemerintahan daerah tentang pengaturan hukum nasioanal di Indonesia mengenai pengelolaan perikanan laut di Karimunjawa.berdasarkan
Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004. 2.
Memberikan masukan kepada pemerintah kabupaten Jepara dalam kebijakan pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa.
1.5. Kerangka Pemikiran
Pengelolaan perikanan di Taman Nasional Laut Karimnjawa Kabupaten Jepara, hal ini Kepulauan Karimunjawa terdiri dari 27 pulau dengan luas lahan
daratan sekitar 1.507,7 Ha dan luas wilayah laut 110.117,3 Ha. Terdapat tiga desa yang mempunyai luas daratan cukup besar yaitu Desa Karimunjawa luas lahan 4618
Ha, Desa Kemojan luas lahan 1647 Ha dan Desa Parang luas lahan 850 Ha. Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemojan merupakan dua pulau besar pada kawasan
Kepulauan Karimunjawa. Konfigurasi dasar perairan pantai Pulau karimunjawa dan Pulau Kemojan secara umum dapat dikatakan mulai dari tepi merupakan paparan
pasir disepanjang pantai. Hal ini pemerintah juga memiliki kewengan daerah untuk mengelola
sumber daya di wilayah laut sebagaimana dipertegas dalam Pasal 18 ayat 1 yang
menyatakan bahwa daerah yang memiliki wilayah laut diberi kewenangan untuk mengelola sumber daya di wilayah laut. Agar setiap daerah memiliki batas
wilayah kewenangan pengelolaan sumber daya di wilayah laut. Dalam rangka
meningkatkan potensi perikanan laut di kabupaten yang digunakan sebagai salah satu sumber pemasukan pendapatan asli kebupaten, pembanggunan dan
kemasyarakatan supaya lebih berdaya guna maka setiap kabupaten yang mempunyai potensi perikanan laut dapat memanfaatkan kewenangannya secara
mandiri dan melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan potensi perikanan laut. Seperti apa yang telah dituliskan diatas urusan dalam bidang pengelolaan
perikanan masuk dalam Urusan Pilihan Pemerintah Daerah, untuk itu pemberdayaan dalam bidang perikanan dari Pemerintah kepada pemerintah daerah
menjadi sangat penting untuk meningkatkan kapasitas daerah agar mampu memenuhi norma, standar, prosedur, dan kreteria sebagai prasarat
menyelenggarakan urusan Pemerintah dalam bidang perikanan yang menjadi kewenangannya.
Selanjutnya secara nasional Indonesia telah membuat peraturan mengenai perikanan dengan diundangkannya Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004.
Berdasarkan ketentuan–ketentuan yang berlaku apakah ketentuan tersebut sudah sesuai dengan ketentuan nasioanal. Kita akan menganalisis mengenai hal-hal yang
belum ada pengaturannya dalam aturan-aturan hukum serta hal-hal yang sudah tidak lagi diatur dalam undang-undang tersebut. Dengan penelitian ini diharapkan
dapat memberi masukan pada pemerintah daerah Jepara melakukan penerapan undang-undang tersebut untuk digunakan dalam mengembangkan pengelolaan
perikanan.
1.6. Metode Penelitian