PEKERJAAN PERSIAPAN LINGKUP PEKERJAAN.

BAB II SPESIFIKASI TEKNIS RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

A. LINGKUP PEKERJAAN :

1. Lingkup pekerjaan yang dimaksud dalam rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan ini adalah : B. DAFTAR KEBUTUHAN BAHAN BANGUNAN Terlampir pada : RENCANA ANGGARAN BIAYA RAB

C. LINGKUP PEKERJAAN.

Termasuk didalam lingkup pekerjaan konstruksi ini adalah juga pekerjaan-pekerjaan persiapan guna pelaksanaan konstruksi gedung, sehingga secara keseluruhan lingkup pekerjaan konstruksi ini meliputi : I. PEKERJAAN GEDUNG 1. Pekerjaan Persiapan 2. Pekerjaan Tanah 3. Pekerjaan Pasangan 4. Pekerjaan Beton Bertulangan 5. Pekerjaan Kusen- daun pintu dan jendela 6. Pekerjaan Penggantung Pengunci 7. Pekerjaan Rangka atap 8. Pekerjaan PenutupAtap 9. Pekerjaan Plafon 10. Pekerjaan Keramik 11. Pekerjaan Sanitasi Air 12. Pekerjaan Instalasi listrik 13. Pekerjaan Finishing

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

D. PEKERJAAN PENDAHULUAN Pekerjaan bongkaran, pembersihan lokasi, pengukuran pas. bowplank 1. Pekerjaan bongkaran dilaksankan dengan hati-hati untuk mengindari kecelakaan kerja 2. Pembersihan lokasi disini meliputi pembersihan lokasi bangunan dari bekas bongkaran, juga kotoran-kotoran agar tidak menggangu jalannya pekerjaan dan juga untuk keselamatan tenaga kerja. 3. Lingkup pekerjaan pengukuran ini adalah penyediaan tenaga, bahan material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan pematokan. 4. Bahan yang dimaksud adalah bahan untuk pemasangan patok ukur yang terdiri dari kayu merantikruing ukuran 57 serta peralatan ukur berupa pesawat ukur theodolite dan atau alat ukur lainnya. 5. Pengukuran awal harus dilakukan guna menentukan titik-titik kolom bangunan di lapangan, serta duga tinggi ± 0.00 yakni sama dengan tinggi permukaan BM yang sudah ditentukan. 6. Pengukuran selanjutnya dilaksanakan bertahap sesuai dengan tahapan pekerjaan yang membutuhkannya yang antara lain adalah : a. Untuk penetapan pemasangan bouwplank b. Untuk leveling lantai struktur, ring balk, untuk kedudukan kuda-kuda dan lain-lain. c. Untuk pengecekan kebenaran kedudukan elemen-elemen konstruksi selama pengerjaannya. 7. Hasil pengukuran di lapangan harus dinyatakan dengan tanda patok-patok ukur dititik- titik koordinat yang dimaksud serta diberi tanda duga tingginya peil dengan cat warna merah. 8. Patok-patok ukur harus terbuat dari kayu merantikruing berukuran penampang 57 cm, ditanam kokoh sedemikian rupa sehingga tidak rusak atau berubah tempat oleh benturan- benturan kecil akibat pelaksanaan pekerjaan lainnya pemasangan bouwplank. Bila patok-patok ini bergeser, miring, atau tenggelamtercabut, maka kontraktor pelaksana harus menggantinya dengan melakukan pengukuran kembali sebagaimana mestinya. 9. Pengukuran harus dilaksanakan oleh tenaga pengukur lapangan yang terampil dengan menggunakan alat ukur theodolite. Pengukuran ini harus selalu disertai oleh Konsultan Pengawas Direksi dan sebelum penanaman patok ukur, titik-titik ukur yang ditetapkan sudah harus disetujui oleh Konsultan Pengawas Direksi. 10. Pengukuran awal ini akan dituangkan dalam Berita Acara pengukuran awal Uitzet yang ditanda tangani semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi bangunan ini untuk dipakai sebagai pedoman bagi pengukuran selanjutnya. 11. Berdasarkan keperluannya diatas maka kontraktor pelaksana harus senantiasa menyediakan pesawat ukur di lapangan dalam jumlah yang cukup serta dapat berfungsi dengan baik selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi berlangsung. 12. Bila oleh karena sesuatu hal kontraktor pelaksana tidak dapat menyediakannya di lapangan pekerjaan maka Konsultan PengawasDireksi berwenang mengadakannya dengan biaya sewa yang ditanggung oleh kontraktor pelaksana. 13. Termasuk didalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga, bahan material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan pemasangan bouwplank. 14. Bahan yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah : i. Kayu meranti ukuran 57 dan papan meranti MC 220 ii. Cat warna merah 15. Papan bangunan ukuran 220, diketam rata permukaan atasnya, di pasang rata air setinggi duga lantai ± 0.00 berjarak 2 m kearah luar as kolom bangunan. 16. Tiang-tiang papan bangunan ukuran 57, dipasang kokoh maksimal setiap jarak 2 m. 17. Semua titik as kolom pada papan bangunan harus diberi tanda dengan cat dan paku. 18. Tiang-tiang papan bangunan ukuran 57, dipasang kokoh maksimal setiap jarak 2 m. 19. Semua titik as kolom pada papan bangunan harus diberi tanda dengan cat dan paku. 20. Papan bangunan harus tetap berdiri kokoh hingga pelaksanaan konstruksi mencapai pengecoran beton plat lantai. 21. Hal ini sudah harus dianggap sebagai faktor-faktor yang sudah diperhitungkan di dalam penawaran pekerjaan ini.

II. PEKERJAAN GEDUNG