Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 15 Bab VI - 64
Upaya strategis dalam pembangunan kesehatan di Kabupaten Lombok Barat telah ditetapkan dalam Rakerkesda Tahun 2008. Upaya ini cukup
memberikan daya ungkit, dimana kondisi fragmentasi program sudah dapat dirubah sedikit demi sedikit menjadi komprehensif. Meski secara garis besar
RPJMD berubah namun upaya strategis ini terus menjadi fokusing program dalam pembangunan kesehatan di Kabupaten Lombok Barat. Dengan adanya
kerja sama antara lintas program dan lintas sektor ini, Dinas Kesehatan mengalami peningkatan dibeberapa hal misalnya penurunan jumlah kematian
bayi yang semula 60 menjadi 42, kematian ibu dari 7 menjadi 5, demikian pula kasus gizi buruk yang mengalami penurunan dari 92 menjadi 49, kemudian
peningkatan jumlah fasilitas kesehatan dari tahun ke tahun baik itu puskesmas, pustu maupun poskesdes.
Berikut beberapa hal yang dapat disimpulkan dari Profil Kesehatan ini:
1. Keadaan Sarana Kesehatan
Sebagai upaya untuk pemerataan pelayanan kesehatan pada masyarakat seyogyanya ditambah jumlah Puskesmas dari 17 unit menjadi 21 unit lagi
sehingga kekurangan sekitar 4
unit Puskesmas baru. Sedangkan kebutuhan jumlah Pustu tersedia 59 unit bila dilihat berdasarkan letak
geografis pembangunan Pustu juga memerlukan penambahan pada desa- desa yang secara geografis sulit. Sama halnya dengan pembangunan
Poskesdes yang dibangun berdasarkan swadaya masyarakat juga masih kurang karena dari 122 desa poskesdes tersedia 117 buah.
2. Tenaga
Kondisi ketengaaan teknis kesehatan terutama yang masih dibutuhkan adalah tenaga dokter umum, dokter gigi dan perawat. Namun jika ditinjau
kembali kondisi kapasitas fiskal Pemerintah Kabupaten Lombok Barat sendiri yang memperihatinkan, maka kemungkinan perekrutan cukup kecil.
Sementara untuk tenaga bidan telah memadai karena sejak tahun 2011 ini
BAB VI KESIMPULAN
Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 15 Bab VI - 65
semua desa telah terisi oleh bidan desa. Saat ini tercatat 304 bidan yang ada di Lombok Barat, termasuk yang bekerja di RS Tripat dan juga pelayanan
swasta. Diharapkan dengan adanya bidan yang ada di desa, dapat membantu menurunkan angka kematian baik ibu bersalin maupun bayi.
3. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Dilihat dari segi pemanfaatan sarana kesehatan, kunjungan rawat jalan puskesmas pada Tahun 2015, 88,70 menurun dari tahun sebelumnya
yaitu,98,91. Pencatatan kunjungan rawat jalan ini berdasarkan kunjungan ke dalam gedung dan luar gedung puskesmas puskel dan pustu. Untuk
kegiatan diluar gedung, kemungkinan pelaporan yang belum optimal juga terjadi karena tidak semua puskesmas melaporkan LB4 secara lengkap. LB4
disini yang menjadi sumber data dari profil kesehatan tentang kunjungan puskesmas. Selain itu, mestinya klinik swasta juga menjadi salah satu
sumber data untuk kunjungan rawat jalan karena konsep wilayah puskesmas. Namun sampai saat ini, baru beberapa klinik saja yang
melaporkan kunjungannya. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan juga sangat diperlukan, selain
memperhatikan kepuasan pasien tetapi juga memperhatikan kepatuhan petugas.
Kemudian, untuk mendapatkan data yang menyeluruh, perlu adanya terobosan atau kebijakan dalam pendataan pemanfaatan sarana kesehatan
swasta yang sampai saat ini belum terkoordinir dengan baik, sehingga data yang diperoleh nantinya menjadi lebih valid.
Pemeliharaan dan inventarisasi alat kesehatan oleh PAM Center juga telah berjalan dengan baik pada tahun 2013, sehingga Kabupaten dapat
segera mengetahui alat yang rusak dan segera diperbaiki. Karena di PAM center sendiri telah dipersiapkan tenaga ATEM 2 orang untuk memperbaiki
peralatan dan pemeliharaannya sendiri.
Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 15 Bab VI - 66
4. Bina Kesehatan Masyarakat