PERHITUNGAN BIAYA SATUAN DAN TARIF KAMAR RAWAT INAP KELAS 2 DI RUMAH SAKIT X
PERHITUNGAN BIAYA SATUAN DAN TARIF KAMAR RAWAT INAP KELAS 2 DI RUMAH SAKIT X
Rumah Sakit Umum yang dimiliki oleh Pemerintah merupakan salah satu entitas pemerintahan yang dapat diberikan status sebagai BLU. Oleh karena itu maka Rumah Sakit Umum yang dimiliki oleh Pemerintah merupakan salah satu entitas pemerintahan yang harus (sudah) menjalankan sistem akuntansi berbasis akrual dan bahkan diwajibkan untuk menjalankan sistem akuntansi biaya. Untuk itu kita bisa mengambil pelajaran untuk mengetahui manfaat penerapan akuntansi berbasis akrual bahkan akuntansi biaya.
Bagian ini diambil dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Munteh dan Ichsan (2013) dengan judul penelitian Analisis Perhitungan Biaya Satuan Layanan Dalam Penetapan Tarif Badan Layanan Umum Rumah Sakit: Studi Kasus Rawat Inap Umum Kelas II Rumah Sakit X. Penelitian bertujuan untuk menghitung biaya satuan (unit cost) kamar Rawat Inap Umum Kelas
II Rumah Sakit (RS) X dengan menggunakan metode analisis biaya distribusi ganda (double distribution cost analysis) berdasarkan data dari laporan keuangan yang disusun dengan menggunakan basis akrual, kemudian berdasarkan hasil perhitungan biaya satuan (unit cost) tersebut dilakukan perhitungan tarif layanan.
Rumah sakit ini merupakan rumah sakit yang berada di bawah Kementerian Kesehatan RI c.q. Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan dan beroperasi di wilayah Kota Bogor. Sampai saat dilakukannya penelitian, Rumah Sakit X ini belum pernah menghitung biaya Rumah sakit ini merupakan rumah sakit yang berada di bawah Kementerian Kesehatan RI c.q. Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan dan beroperasi di wilayah Kota Bogor. Sampai saat dilakukannya penelitian, Rumah Sakit X ini belum pernah menghitung biaya
X. Tarif un ntuk layanan n kamar raw wat inap ada alah terdiri d dari :
Tabel 1 Ta arif Kamar r Rawat In ap Non Psi ikiatri (Um mum)
Sumber :M Munthe dan n Ichsan (20 013)
Dari data keuangan tahun 201 2, peneliti mendapatk kan informa asi biaya r umah sakit t selama a tahun 201 12.Informas si biaya rum mah sakit in ni adalah in nformasi ya ang berasal dari sistem m akunta ansi berbasi i akrual, seh hingga dalam m biaya ter rsebut terma asuk beban yang belum m dilakukan n pemba ayarannya d dan penggun naan sumbe er daya yang g tidak beru upa kas.
Data terse ebut kemud dian dianal lisis untuk ditentukan mana biay ya yang be erupa biaya a langsu ung (direct c cost), yaitu biaya yang g berhubung gan langsung g dengan ob bjek yang a akan diteliti, , dan m mana biaya yang beru upa biaya ti idak langsu ung (indire ct cost), ya aitu biaya yang tidak k berhub bungan lang gsung deng gan objek y yang akan diteliti seh ingga pemb bebanannya a dilakukan n dengan n menggun akan prosed dur alokasi biaya. Ana alisis biaya dilakukan j uga untuk m mengetahui i bagian n dari biaya a-biaya terse ebut yang m merupakan b beban dari j jenis pelaya anan yang l lain, seperti i layana an unit penu unjang medi ik.
Berdasark kan hasil an nalisis biaya a, maka dap pat diketahu ui jumlah to otal biaya y yang terkait t dengan n pengguna aan kamar p pada rawat in nap umum k kelas II, seb bagai beriku ut:
Tabel l 2 Jumlah Total Kese eluruhan B Biaya Kama ar Rawat I nap Umum m Kelas II ( (Full Cost)
Sumbe er :Munthe d dan Ichsan ( (2013)
Berdasark kan tabel d di atas, dip peroleh biay ya satuan pada Rawa at Inap No on Psikiatri i (Umum m) Kelas II I adalah se ebesar Rp. 502.909 pe er hari pera awatan, yait tu diperoleh h dari total l biaya R Rp. 3.596.3 303.780 diba agi dengan 7.151 hari p perawatan.
Untuk pe erhitungan t tarif pelaya anan, Ment teri Keseha atan telah m menetapkan n Peraturan n Mente eri Kesehata an (Permenk kes) Nomor r 12 tahun 2 2013 tentang g Pola Tarif f BLU Rum mah Sakit di i Lingku ungan Kem menterian K Kesehatan, y yang menga atur bahwa biaya gaji p pokok pega awai negeri i sipil (P PNS) dan b iaya penyus sutan tidak boleh dima asukkan seb agai kompo onen biaya u untuk biaya a satuan n (unit cost) yang akan dijadikan se ebagai dasa ar menghitun ng tarif.
Tab bel 2 Jumla ah Total Bi iaya Kamar r Rawat In nap Umum Kelas II Tanpa Biay T ya Gaji PNS S dan Biay ya Penyusut tan (Perme enkes)
Sumbe er :Munthe d dan Ichsan ( (2013)
Berdasark kan hal ters ebut maka biaya satu an pada Ra awat Inap N Non Psikiat tri (Umum) ) Kelas
II adalah s ebesar Rp. 265.719 pe er hari peraw watan, yang g didasarkan an pada tota al biaya Rp. . 1.900. 156.704 dib bagi dengan n 7.151 hari i perawatan . Mengacu pada Kep putusan Me enteri Kese ehatan RI No. 582/M MENKES/S SK/VI/1997 7 tentan g Pola Perh hitungan Tar rif Rumah S Sakit Pemer rintah yang menentuka an bahwa ta arif di Kelas s
II mer rupakan das sar (baselin ne) yang dig gunakan un ntuk melaku ukan perhitu ungan tarif f layanan di i kelas p perawatan l lainnya, den ngan kata la ain bahwa ta arif di kelas s II ini dihitu tung dengan n rumus = 1 x Unit t Cost.
Berdasark kan hal terse ebut di atas, , maka jika menggunak kan perhitun ngan biaya s satuan (unit t cost) y yang dihitu ung sesuai d dengan Perm menkes aka an diperole h nilai tarif f sebesar R Rp. 265.719 9 yang berarti terd dapat selisih h kurang s sebesar Rp . 61.719 d dari tariff y yang saat i ini berlaku. . Sedan gkan jika m menggunaka an perhitun ngan biaya s satuan (unit t cost) berd dasarkan sel luruh biaya a (full c cost) maka akan diper oleh nilai t tarif sebesa ar Rp. 502.9 909 yang te erdapat seli isih kurang g sebesa ar Rp. 298.9 909 dari tari iff yang saat at ini berlaku u.
Perhitungan ini dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3 Perhitungan dan Perbandingan Tarif Kamar Rawat Inap Umum Kelas II
Kelas II Pola Hitunga Tarif (Kepmenkes)
1 x Unit Cost
Baseline Unit Cost (Permenkes) 265.719 Baseline Unit Cost (Full Cost)
Tarif Saat Ini (SK Dir RS) (a) 204.000 Tarif Berdasarkan Unit Cost (Permenkes) (b)
265.719 Tarif Berdasarkan Unit Cost (Full Cost) (c)
Selisih : Selisih a - b
(61.719) Selisih a - c
(298.909) Dengan kondisi penetapan tarif di RS X seperti itu, maka RS X sejatinya mengalami
kerugian atau dengan kata lain bahwa pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) harus menyediakan dana untuk menutupi biaya operasional RS X. Hal ini akan sangat membebanni APBN dan tidak sesuai dengan prinsip BLU.
Di sisi lain pengamatan singkat di lapangan mengindikasikan bahwa terdapat kesalahan pengelolaan (missmanagement) di RS X, di mana pengelolaan biaya tidak dilakukan dengan baik. Misalkan terdapat biaya yang pembayarannya ditanggung RS X namun biaya tersebut mencakup beban yang sebenarnya digunakan bukan untuk operasional RS X tetapi untuk perumahan karyawan. Jika pengelolaan biaya (cost management) dapat dilakukan dengan baik, sehingga efisiensi dapat terus dilakukan, maka nilai tarif yang sudah ditetapkan saat ini mungkin saja adalah tarif yang sesuai dengan unit cost dari layanan tersebut.