Analisis Rasio Keuangan Pt Taspen (Persero)

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DILPOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PT TASPEN (PERSERO)

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh:

DWI RETNO PRATIWI 122101127

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan pada Program Dilpoma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah, Sang Pengabul segala harapan dan muara dari seluruh cinta yang telah menyematkan mimpi dan menjadikannya nyata. Rasa syukur yang tak terhingga kepada Allah karena dengan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini guna memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan program studi pendidikan Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara.

Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “ANALISIS RASIO KEUANGAN PT TASPEN (PERSERO)”.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada ayahanda Suwitno yang selama ini telah memberikan nasehat-nasehat terindah dan dukungan, serta ibunda Isnani yang selalu memberikan semangat dan tempat menyelinap masuk ke dalam dekapan yang hangat. Dengan tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si. dan Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si. selaku ketua dan sekretaris program studi Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran, arahan, koreksi, dan waktu kepada penulis.


(4)

4. Bapak pimpinan serta seluruh staf pegawai PT Taspen (Persero) Medan yang telah membantu dalam penyediaan data.

5. Kakak penulis Riri Agustini, abang Hendi Pratama, serta Aldi Prasetyo yang telah memberi dukungan dan semangat untuk segera menyelesaikan Tugas Akhir ini.

6. Buat Yayan Syahfajar, orang paling baik dan teman sejiwa yang sengaja dikirim untuk selalu memberi motivasi agar secepat mungkin menyelesaikan Tugas Akhir ini dan dukungan yang selalu dibutuhkan, serta menghabiskan waktu untuk membantu.

7. Buat sahabat-sahabat penulis, Rahmawati L, Dwi Juniary, Gita Putri Asih, Melissa Nst, Aulia Septi Handayani, Riski Risnanda, Nursyahfitri yang selalu menorehkan warna-warni persaudaraan di perjalanan yang panjang dan berliku. Juga buat Meirina Ritonga dan Ratna Sari Dewi yang selama ini berjuang menyelesaikan Tugas Akhir sama-sama, serta teman-teman D-III Manajemen Keuangan stambuk 2012 khususnya kelas B dan C.

Penulis menyadari bahwa penyajian Tugas Akhir ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan di masa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Medan, Mei 2015 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C.Tujuan Penelitian ... 4

D.Manfaat penelitian ... 4

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ... 5

A.Sejarah Singkat PT Taspen (Persero) ... 5

B. Struktur Organisasi PT Taspen (Persero) ... 10

C.Uraian Pekerjaan (Job Description) ... 12

D.Kinerja Usaha Terkini ... 16

BAB III PEMBAHASAN ... 21

A.Laporan Keuangan Perusahaan ... 21

1. Pengertian Laporan Keuangan ... 21

2. Jenis-jenis Laporan Keuangan ... 22

3. Penyajian Laporan Keuangan ... 22

B. Rasio-rasio Keuangan ... 24

1. Pengertian Rasio Keuangan ... 24

2. Jenis-jenis Rasio Keuangan ... 26

C.Analisis Rasio Keuangan PT Taspen (Persero) ... 30

1. Rasio Likuiditas ... 30

2. Rasio Solvabilitas ... 33

3. Rasio Aktivitas ... 34

4. Rasio Profitabilitas ... 35

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 39

A.Kesimpulan ... 39

B. Saran ... 40


(6)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman Tabel 1.1 Total Aset, Total Utang, Ekuitas,

Pendapatan, dan Laba Bersih PT Taspen (Persero)

Periode 2011-2013 ... 3 Tabel 3.1 Laporan Neraca PT Taspen (Persero)

Periode 2012-2013 ... 23 Tabel 3.2 Laporan Laba Rugi PT Taspen (Persero)

Periode 2012-2013 ... 24 Tabel 3.3 Rasio Keuangan PT Taspen (Persero)


(7)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 2.l Logo Perusahaan PT Taspen (Persero) ... 9 Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT Taspen (Persero) ... 11


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Setiap perusahaan yang didirikan masing-masing mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Pada umumnya maksud dan tujuan tersebut adalah agar perusahaan berkembang secara pesat dan memperoleh keuntungan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Untuk mendapatkan gambaran mengenai perkembangan perusahaan dapat dilihat melalui analisis laporan keuangan. Harmono (2011:104), analisis laporan keuangan merupakan alat bagi manajemen keuangan perusahaan yang bersifat menyeluruh, dapat digunakan untuk mendeteksi atau mendiagnosis tingkat kesehatan perusahaan. Analisis laporan keuangan mencakup perbandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama, evaluasi kecenderungan posisi keuangan perusahaan sepanjang waktu. Menganalisis laporan keuangan berarti menilai kinerja perusahaan, baik secara internal maupun untuk dibandingkan dengan perusahaan lain yang berada dalam industri yang sama. Hasil dari analisis laporan keuangan berguna bagi pihak ekstern dan pihak intern perusahaan untuk menyusun langkah-langkah dan kebijaksanaan yang akan diambil pada masa yang akan datang.

Laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam periode tertentu. Laporan keuangan menunjukkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode. Secara umum laporan keuangan atau laporan tahunan (annual report) terdiri dari pernyataan dari direktur yang menjelaskan hasil operasi perusahaan selama tahun


(9)

lalu dan membahas perkembangan baru yang akan mempengaruhi operasi perusahaan di masa depan.

Salah satu informasi yang penting bagi pemakai yang berkaitan dengan laporan keuangan adalah informasi rasio keuangan. Rasio keuangan menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Rasio keuangan merupakan hal yang sangat umum dilakukan dimana hasilnya akan memberikan pengukuran relatif dari operasi perusahaan. Dengan menggunakan alat analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya. Hasil analisis rasio keuangan merupakan bahan pertimbangan bagi pengambilan keputusan dan hasil ini dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencegah kegagalan dalam pengalokasian dana.

Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa, PT Taspen (Persero) juga memerlukan analisis rasio keuangan untuk menilai kinerja perusahaan. Analisis rasio yang sering digunakan adalah likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas. Penilaian terhadap rasio keuangan pada PT Taspen (Persero) akan mencerminkan perkembangan posisi keuangan perusahaan tersebut. Analisis rasio juga sangat penting dalam keputusan-keputusan yang akan diambil oleh manajemen pada periode yang akan datang. Keputusan-keputusan yang diambil adalah keputusan untuk berinvestasi (investing), keputusan untuk pendanaan (financing), dan keputusan operasional (operating).


(10)

Tabel 1.1

Total Aset, Total Utang, Ekuitas, Pendapatan, Biaya dan Laba Bersih PT Taspen (Persero)

Periode 2011-2013 (dalam miliyar rupiah)

Tahun Total Aset

Total

Utang Ekuitas Pendapatan Biaya

Laba Bersih

2011 99.997,46 93.969,86 6.027,60 15.079,88 11.281,71 579,08

2012 130.936,48 117.035,82 13.900,66 16.803,13 12.782,71 443,64

2013 135.955,23 125.878,04 10.077,19 17.623,86 12.049,64 1.324,29

Sumber: PT Taspen (Persero), 2015 (Data Diolah)

Dari Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa dari tahun 2011 sampai 2013 total aset, total utang, pendapatan, dan biaya terus mengalami kenaikan. Sementara itu untuk ekuitas pada tahun 2011 sampai 2012 naik, dan kemudian turun pada tahun 2012 ke tahun 2013 dan laba bersih yang pada tahun 2011 sampai 2012 mengalami penurunan, namun kembali naik pada tahun berikutnya atau tahun 2013.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membuat suatu penelitian dengan judul “Analisis Rasio Keuangan pada PT Taspen (Persero)”.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana kinerja keuangan PT Taspen (Persero) yang diukur dengan menggunakan rasio keuangan dari tahun 2011 sampai 2013?”


(11)

C.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan PT Taspen (Persero) yang diukur dengan menggunakan rasio keuangan selama periode 2011-2013.

D.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi PT Taspen (Persero)

Sebagai bahan masukan bagi PT Taspen (Persero) untuk memperbaiki kekurangan dan menyusun kebijakan-kebijakan keuangan perusahaan pada masa mendatang.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai cara menganalisis rasio dan dapat membandingkan antara teori di bangku perkuliahan dengan praktek yang diterapkan di perusahaan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai referensi atau bahan masukan dalam penelitian serupa pada penelitian yang akan datang.


(12)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A.Sejarah Singkat PT Taspen (Persero)

Sejarah perjalanan panjang PT Taspen bisa diruntut sejak masa sebelum kolonialisme Belanda. Pada tahun 1887 pemerintah Belanda menerbitkan peraturan pertama tentang pemberian pensiun bagi semua pegawai gubernemen yang berkebangsaan Indonesia. Peraturan mengenai pemberian dana pensiun (onderstand) terus diperbaiki seiring dengan kondisi pada masa-masa itu. Memasuki masa pendudukan Jepang, pegawai negeri yang diberhentikan atau pensiun juga diberi Onyokin atau “uang karunia”. Begitu pula semasa pasca kemerdekaan, pemerintah telah memberikan perhatian bagi kesejahteraan (pensiun) pegawai negeri.

Bermula dari konferensi kesejahteraan pegawai negeri, yang berlangsung di Jakarta, pada 25-26 Juli 1960. Dalam konferensi tersebut, para peserta konferensi menyadari bahwa Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai aparatur pensiun dan abdi masyarakat dipandang penting dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan, guna tercapainya tujuan pembangunan nasional. Karena itu, peningkatan kesejahteraan pegawai negeri sipil sangatlah penting, baik dalam masa aktif kerja maupun ketika pensiun. Hasil konferensi tersebut kemudian dituangkan ke dalam Keputusan Menteri Pertama RI Nomor 380/MP/1960 tanggal 25 Agustus 1960. Isinya, antara lain, menetapkan perlunya pembentukan Jaminan Sosial sebagai bekal bagi pegawai negeri sipil dan keluarganya di saat mengakhiri pengabdiannya kepada pensiun.


(13)

Selanjutnya, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah No 9 tahun 1963 tentang Pembelanjaan Pegawai Negeri, Peraturan Pemerintah No 10 tahun 1963 tentang Tabungan Asuransi dan Pegawai Negeri serta berdasarkan Peraturan Pemerintah No 15 tahun 1963 tentang Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri. Tindak lanjut atas peraturan-peraturan tersebut, pada tanggal 17 April 1963 didirikanlah Perusahaan Negara Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (PN Taspen). Tanggal 17 April dikenal sebagai “Hari Ulang Tahun” PN (sekarang) PT Taspen.

Pada tanggal 17 November 1970 status hukum PN Taspen disesuaikan menjadi Perum Taspen berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No 749/MK/11/1970. Mulai tahun 1971, pegawai militer dan PNS yang berada di lingkungan Hankam, asuransi sosialnya dikelola oleh ASABRI. Perpindahan peserta ini sempat menurunkan peserta program Taspen sebesar 5,7%. Perum Taspen pun focus pada usaha asuransi pensiun bagi PNS saja. Selanjutnya, di tahun 1975 Perum Taspen memulai program Asuransi Tenaga Kerja (Astek). Usaha ini didukung oleh pemerintah dengan diterbitkannya Peraturan Presiden No 33 tahun 1977, yang menetapkan peraturan tentang Asuransi Tenaga Kerja, di mana pesertanya berhak atas jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua dan asuransi kematian.

Untuk memperjelas apa saja kewajiban peserta program pensiun pegawai negeri sipil, Pemerintah mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 1977 Tentang Gaji Pegawai Negeri Sipil dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981. Bahwa para pegawai negeri sipil wajib membayar iuran yang dipotongsebesar 4,75 persen dari penghasilan yang telah mereka terima setiap


(14)

bulan. Ini merupakan salah satu sumber pendanaan program pensiun pegawai negeri sipil.

Pada tanggal 30 Juli 1981 pemerintah mengubah bentuk usaha Taspen dari Perum menjadi Perseroan Terbatas (PT). Keputusan ini dituangkan dalam Keputusan Presiden melalui Peraturan Pemerintah No 26 tahun 1981. Sebagai pelaksanaan dari PP No 25 tahun 1981 tentang Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil, PT Taspen merupakan BUMN yang ditugaskan oleh pemerintah untuk menyelenggarakan Program Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil, yang terdiri dari Program Tabungan Hari Tua (THT) dan pensiun bagi pegawai negeri sipil. Perubahan itu juga berlaku dalam Anggaran Dasar PT Taspen (Persero) Nomor 3 tahun 1982 yang telah mengalami beberapa kali perubahan.

Berdasarkan ketetapan dan keputusan yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, maka secara garis besar dasar 34ensi dari PT Taspen (Persero) adalah:

a. Peraturan Pemerintah No. 09 Tahun 1963 dan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1963 yang keduanya berlaku sejak 1 Juli 1966.

b. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1981 Tanggal 30 Juli 1981 tentang Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil.

c. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1981 tanggal 30 Juli 1981 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum dan Tabungan Asuransi Pegawai Negeri Sipil (Perum Taspen) menjadi bentuk PT Taspen (Persero).

1. Visi

Visi PT Taspen (Persero) adalah menjadikan PT Taspen (Persero) sebagai perusahaan Nomor 1 berkelas dunia, bersih, sehat dan benar. Dengan memberikan


(15)

pelayanan tepat orang, tepat waktu, tepat jumlah, tepat anggaran, tepat tempat, tepat administrasi dan tepat menjadi pengelola dana 35ension dan Tunjangan Hari Tua (THT) serta jaminan 35ensio lain yang terpercaya bagi pesertanya.

Makna Visi PT Taspen (Persero) adalah:

a. Menjadi pengelola dana pensiun dan tabungan hari tua serta jaminan pensiun lainnya dengan menyelenggarakan program Tabungan Hari Tua (termasuk asuransi kematian), dana pensiun (termasuk uang duka wafat), program kesejahteraan PNS serta program jaminan pensiun lainnya.

b. PT Taspen yang menjadi kepercayaan para peserta dan stakeholder lainnya akan terus menjaga dan menjamin kinerja para karyawan yang bersih dan sehat.

c. PT Taspen beroperasi dengan bersih dan berusaha untuk menerapkan tata kelola perusahaan degan baik (Good Corporate Governance).

d. PT Taspen menjadikan perusahaan yang sehat dengan adanya peningkatan kinerja yang berkesinambungan pada bidang keuangan maupun non keuangan.

2. Misi

Misi PT Taspen (Persero) adalah mewujudkan manfaat dan pelayanan yang semakin baik bagi peserta dan stakeholder lainnya secara profesional dan akuntabel, berlandaskan integritas dan etika yang tinggi.

Makna misi PT Taspen (Persero) adalah:

a. Untuk memenuhi harapan peserta yang semakin tinggi, PT Taspen berupaya meningkatkan nilai manfaat dan pelayanan kepada peserta Taspen secara optimal.


(16)

b. PT Taspen bekerja secara 36ension36onal dengan terampil dan mampu memberikan solusi dengan 5 tepat (tepat orang, tepat waktu, tepat jumlah, tepat tempat dan tepat administrasi) didukung dengan sumber daya manusia yang memiliki integritas dan kompetensi yang tinggi.

c. PT Taspen adalah perusahaan yang akuntabel dalam melaksanakan pekerjaan berdasarkan 36ensio dan prosedur kerja yang dapat dipertanggungjawabkan. d. PT Taspen memiliki integritas yang tinggi senantiasa konsisten dalam

memegang amanah, jujur dan melaksanakan janji sesuai visi dan misi perusahaan.

e. PT Taspen adalah perusahaan yang beretika dalam melayani peserta Taspen dan keluarganya dengan ramah, rendah hati, santun, sabar dan manusiawi.

3. Makna Logo Perusahaan

Sumber: PT Taspen (Persero), 2015 Gambar 2.1

Logo Perusahaan Makna dari logo PT Taspen (Persero) yaitu:

1. Bunga dengan 5 (lima) helai daun melambangkan pegawai negeri negeri sipil peserta tabungan dana pensiun yang meliputi suami, istri dan 3 orang anak. 2. Lingkaran putih yang makin mengembang pada bunga melambangkan


(17)

3. Pemilihan warna bunga pada logo yaitu warna biru melambangkan ketentraman, damai dan tenang.

4. Kemudian lingkaran hitam melambangkan wawasan nusantara.

Maka makna secara kseluruhan logo PT Taspen (Persero) adalah program yang dilaksanakan perusahaan, yaitu jaminan hari tua pegawai negeri sipil.

B. Struktur Organisasi PT Taspen (Persero)

Setiap perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari terdiri dari beberapa bagian, dimana bagian yang satu dengan yang lain saling berkaitan erat dan dibutuhkan adanya struktur organisasi yang jelas untuk menunjukkan pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian. Stuktur organisasi PT Taspen (Persero) dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut ini.


(18)

Sumber: PT Taspen (Persero), 2015

Gambar 2.2


(19)

C.Uraian Tugas (Job Description)

PT Taspen (Persero) menyadari sepenuhnya bahwa sumber daya manusia merupakan aset penting bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Oleh karenanya PT Taspen (Persero) secara berkesinambungan mengembangkan dan mendukung sepenuhnya atas peningkatan kualitas sumber daya manusia yang ada, yaitu dengan membangun sistem pengelolaan kebijakan sumber daya manusia dengan menerapkan suatu sistem standar yang digunakan untuk menjadikan karyawan yang berintegritas, berkualitas dan profesional dibidangnya. Sumber daya manusia yang ada dipastikan baik dalam sikap, pengetahuan dan keahlian dengan pengembangan karyawan yang bersifat komprehensif dan terintegrasi, serta diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Berikut adalah pembagian tugas dan wewenang dari masing-masing bagian yang ada berdasarkan struktur organisasi PT Taspen (Persero):

1. Direktur Utama

Direktur Utama bertanggung jawab membawahi langsung Direktur Operasi, Direktur Sumber Saya Manusia, Direktur Keuangan, dan Direktur Investasi. Uraian tugas dan wewenang Direktur Utama:

1) Membuat kebijakan umum perusahaan dan mengambil keputusan strategis perusahaan serta bertindak sebagai koordinator Direksi.

2) Melakukan koordinasi kegiatan dengan Direktorat Operasi, Direktorat Investasi, Direktorat SDM, dan Direktorat Keuangan.

3) Menetapkan peraturan-peraturan tentang pembinaan operasional dan usaha, keuangan, personalia dan umum, SPI, dan Sekretaris Perusahaan untuk dituangkan dalam Keputusan Direksi.


(20)

4) Bertanggung jawab selaku pimpinan perusahaan dan mewakili perusahaan di dalam dan di luar pengadilan.

2. Direktur Operasi

Direktur Operasi bertanggung jawab membawahi langsung divisi operasi, divisi aktuaria dan pemasaran, serta divisi teknologi informasi. Uraian tugas dan wewenang Direktur Operasi:

1) Membuat kebijakan dan mengambil keputusan strategis operasional perusahaan.

2) Bertanggung jawab atas pengelolaan perusahaan yang berkaitan dengan pembinaan kegiatan pemasaran, pembinaan kegiatan pelayanan dan kegiatan operasional kantor cabang.

3) Merumuskan ketentuan-ketentuan tentang pembinaan pemasaran, pelayanan, jaminan mutu yang selanjutnya ditetapkan dengan keputusan Direksi.

4) Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengendalikan seluruh fungsi pelayanan, aktuaria dan pemasaran serta teknologi informasi perusahaan dalam upaya mewujudkan peningkatan kinerja pelayanan dan pemasaran. 5) Merumuskan sasaran kebijakan strategis dibidang pelayanan, aktuaria dan

pemasaran serta teknologi informasi perusahaan.

3. Direktur Sumber Daya Manusia

Direktur Sumber Daya Manusia bertanggung jawab membawahi langsung divisi sumber daya manusia, divisi umum, dan divisi unit PKBL. Uraian tugas dan wewenang Direktur Sumber Daya Manusia:


(21)

1) Membuat kebijakan dan mengambil keputusan strategis fungsional perusahaan bidang personalia dan umum.

2) Bertanggung jawab atas pengelolaan perusahaan yang berkaitan dengan pembinaan perencanaan sumber daya manusia dan organisasi, pembinaan kegiatan administrasi dan kesejahteraan sumber daya manusia.

3) Merumuskan sasaran dan kebijakan strategis dibidang SDM.

4) Merumuskan kebijakan sistem dan prosedur pengadaan barang dan jasa.

5) Menyelenggarakan sarana untuk kenyamanan dan pengamanan dilingkungan kerja maupun pengamanan atas harta perusahaan lainnya.

6) Mewakili pendiri dan memantau serta mengevaluasi kinerja Dana Pensiun Taspen.

4. Direktur Keuangan

Direktur Keuangan bertanggung jawab membawahi langsung divisi anggaran dan akuntansi, serta divisi perbendaharaan. Uraian tugas dan wewenang Direktur Keuangan:

1) Membuat kebijakan dan mengambil keputusan strategis fungsional perusahaan bidang keuangan.

2) Merumuskan sasaran dan kebijakan strategis keuangan perusahaan yang meliputi bidang anggaran dan akuntansi.

3) Bertanggung jawab atas pengelolaan perusahaan yang berkaitan dengan pembinaan kegiatan akuntansi manajemen, pembinaan kegiatan akuntansi keuangan, dan pembinaan kegiatan perbendaharaan.

4) Merumuskan ketentuan-ketentuan tentang rencana pembinaan keuangan baik yang menyangkut kegiatan pengendalian anggaran dan akuntansi serta laporan


(22)

keuangan perusahaan dan perbendaharaan yang selanjutnya ditetapkan dengan keputusan Direksi.

5) Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengendalikan seluruh fungsi keuangan Perusahaan dalam upaya mewujudkan peningkatan kinerja keuangan.

5. Direktur Investasi

Direktur Investasi bertanggung jawab membawahi langsung divisi pengelolaan dana program pensiun dan divisi pengelolaan dana program asuransi. Uraian tugas dan wewenang Direktur Investasi:

1) Membuat kebijakan dan mengambil keputusan strategis fungsional perusahaan dalam bidang investasi.

2) Bertanggung jawab atas pengelolaan perusahaan yang berkaitan dengan pembinaan kegiatan investasi.

3) Merumuskan ketentuan-ketentuan tentang rencana pembinaan keuangan yang menyangkut kegiatan investasi dan laporan keuangan perusahaan.

4) Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengendalikan seluruh fungsi investasi perusahaan dalam upaya mewujudkan peningkatan kinerja investasi.

5) Merumuskan sasaran kebijakan strategis pengelolaan dana investasi perusahaan (arah investasi) yang terdiri dari pengelolaan dana investasi program pensiun dan asuransi.


(23)

D.Jaringan Usaha

PT Taspen (Persero) sampai saat ini menyelenggarakan dua jenis program utama yaitu Program Tabungan Hari Tua (THT) dan Program Pembayaran Pensiun.

1. Program Asuransi Pegawai Negeri Sipil dan Tabungan Hari Tua (THT) Program THT merupakan program yang telah diselenggarakan sejak berdirinya PT Taspen (Persero) pada tahun 1963. Sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah No 25 tahun 1981. Program THT adalah bagian dari program pensiun PNS yang terdiri dari THT Dwiguna yang dikaitkan dengan usia pensiun ditambah dengan THT kematian. Berdasarkan peraturan pemerintah tersebut, THT dwiguna didefenisikan sebagai suatu jenis THT yang memberikan suatu jaminan keuangan bagi peserta pada waktu mencapai usia pensiun ataupun bagi ahli warisnya pada waktu peserta meninggal sebelum mencapai usia pensiun. Peserta program Tabungan Hari Tua terdiri dari:

a. Pegawai Negeri Sipil Pusat b. Pegawai Negeri Daerah Otonom

c. Pegawai beberapa Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah d. Program Asuransi Sosial Tenaga Kerja

Untuk memberikan tingkat kesejahteraan yang lebih baik lagi, PT Taspen (Persero) telah mengembangkan dua program baru yaitu Tabungan Hari Tua Multiguna Sejahtera dan Tabungan Hari Tua Dwiguna Sejahtera. Program Tabungan Hari Tua Multiguna Sejahtera adalah pengembangan dari THT Dwiguna dengan penambahan manfaat bagi peserta berupa manfaat berkala dan manfaat nilai tukar. Besarnya manfaat berkala disesuaikan dengan kemampuan


(24)

masing-masing peserta. Program ini telah diikuti oleh beberapa pegawai BUMN/BUMD. Program Tabungan Hari Tua Ekaguna Sejahtera menawarkan manfaat tabungan hari tua saja kepada peserta yang ingin membatasi kewajiban iurannya. Program ini juga telah diikuti oleh beberapa pegawai BUMN/BUMD.

2. Program Pembayaran Pensiun

Sejak tahun 1987 PT Taspen (Persero) diberi kepercayaan untuk melaksanakan pembayaran program pensiun bagi pegawai negeri sipil dan dimulai pada tiga provinsi yaitu Bali, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. Pada bulan januari 1988 cakupan wilayah pembayaran pensiun ditambah dan diperluas di daerah Sumatera. Pada tanggal 1 April 1989 cakupan tersebut diperluas lagi ke wilayah Jawa dan Madura. Kemudian sejak bulan april 1990 PT Taspen (Persero) mulai menyelanggarakan pembayaran pensiun pegawai negeri sipil secara nasional. Selain kepada PNS, PT Taspen (Persero) juga melakukan pembayaran pensiun bagi:

a. Pensiun Pegawai Negeri Sipil pusat dan daerah otonom

b. Pensiun Anggota ABRI atau POLRI dan Pegawai Negeri Sipil Hankam c. Pensiun Pejabat Negara

d. Perintis Kemerdekaan (Veteran)

Apabila pegawai negeri sipil pusat dan daerah serta pejabat negara berhenti karena mencapai usia batas pensiun, PT Taspen (Persero) akan membayarkan sekaligus hak tabungan hari tua dan pensiun pertamanya. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, seorang pegawai negeri sipil akan mencapai batas usia pensiun 60 tahun (kecuali untuk pegawai yang menduduki jabatan tertentu dapat lebih dari itu), 18 bulan sebelum saat pensiun diminta mengisi dan mengoreksi Daftar


(25)

Perorangan Calon Pensiun (DPCP) dan menyampaikan kepada Badan Administrasi Kepegawaian Negara (BAKN). Setelah menerima DPCP dan lampirannya, BAKN akan menerbitkan SK pensiun dan menyampaikan ke alamat pensiun. Kemudian tebusan SK pensiun dilampiri dengan SP4 A rangkap dua dengan pas photo dua lembar dikirim ke kantor cabang PT Taspen (Persero). Setelah meneriman tebusan SK pensiun dan lampiran serta Surat Keterangan Penghentian Pembayaran (SKPP) yang asli dari Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN) tentang pembayaran gaji terakhir, PT Taspen (Persero) melaksanakan pembayaran pensiun melalui kantor bayar yang dikehendaki dengan peserta terlebih dahulu menyampaikan Surat Pemberitahuan dan Kartu Identitas Pensiun (KARIP).

E.Kinerja Usaha Terkini

Pengembangan yang dilakukan PT Taspen (Persero) untuk mendukung pertumbuhan korporasi yang berkelanjutan. Hal tersebut dilakukan guna memenuhi ekspektasi peserta dan stakeholder lainnya, meliputi pengembangan sumber daya manusia, pelayanan, teknologi informasi, keuangan, dan investasi. PT Taspen sebagai lembaga penyelenggara asuransi sosial mempunyai kewajiban jangka panjang untuk menjamin keberlanjutan penyelenggaraan asuransi dan peningkatan kesejahteraan peserta. Oleh karena itu, pengelolaan investasi PT Taspen berbasis pada Asset Liability Management yang dengan konsisten menerapkan prinsip kehati-hatian (prudent) tingkat hasil (return) yang optimal dan likuid, dengan time horizon yang disesuaikan dengan sifat liability perusahaan serta memperhatikan struktur portofolio dan alokasi asetnya dengan memanfaatkan instrumen-instrumen investasi yang mempunyai pengembangan


(26)

yang baik. Selain itu PT Taspen (Persero) juga telah melaksanakan reformasi pelayanan yang meliputi penyederhanaan formulir, penyederhanaan prosedur klim dari 7 (tujuh) titik menjadi 3(tiga) titik, pengajuan klim secara online dan penyelenggaraan office chanelling sehingga PT Taspen (Persero) dapat lebih dekat kepada peserta dalam memberikan pelayanannya.

Berkat kerja keras seluruh insan PT Taspen (Persero) dalam menjalankan perusahaan ini mendapat beberapa penghargaan dan piala dari pemerintah, diantaranya:

1. PT Taspen (Persero) mendapat penilaian dari KPK yaitu menduduki urutan ke-5 hasil survei Integritas Layanan Publik.

2. PT Taspen (Persero) mendapatkan penghargaan berupa Piala Anugerah Cinta Karya Bangsa bidang pembangunan produk dalam negeri.

3. PT Taspen (Persero) mendapatkan penghargaan Indonesian Insurance Award 2013.

4. Kementerian BUMN Penghargaan: Kategori Individual (II) yaitu Penghargaan atas Perluasan Jaringan Aplikasi SIMGAJI PNS di 98 Pemda.

5. Kementerian BUMN Anugerah Award The Best Technology Innovation Of Financial Services Sector.

6. BUMN TRACK Juara III Implementasi GCG BUMN Non Terbuka Berdaya Saing Terbaik.

7. Bisnis Indonesia Insurance Award 2013: THE BEST PRCTICES IMPROVEMENT dan THE BEST PRACTICES.

8. Komisi Informasi Pusat Peringkat 3 Anugerah Keterbukaan Informasi Badan Publik tahun 2013.


(27)

F. Rencana Kegiatan

Sebagai pemenuhan atas ketentuan yang terdapat pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, Pasal 11 ayat 2b Anggaran Dasar PT Taspen (Persero), keputusan Pemegang Saham PT Taspen (Persero) Nomor KEP-211/M-PBUMN/199 Pasal 7 ayat 1, dan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor:64 Tahun 2001 Tentang Pengalihan Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan pada Perusahaan Perseroan (PERSERO), Perusahaan Umum (PERUM), dan Perusahaan Jawatan (PERJAN) kepada Menteri Negara Bidang Usaha Milik Negara, Divisi Renbang dan Bisnis ditugaskan perusahaan untuk membuat Laporan Manajemen Konsolidasi dan Laporan Manajemen Program Pensiun PT Taspen (Persero).

Divisi Renbang Bisnis melakukan kajian terhadap posisi kegiatan usaha PT Taspen (Persero) pada masa sekarang dan dimasa yang akan datang, serta melakukan monitoring resiko koorporasi melalui unit anajemen Resiko. Divisi Renbang Bisnis juga melakukan penerbitan Laporan Manajemen, Laporan Statistik, Annual Report dan Company Profile, disamping melakukan perumusan kebijakan dan SOP untuk pengendalian resiko bisnis.


(28)

BAB III PEMBAHASAN

A.Laporan Keuangan Perusahaan 1) Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Sitanggang (2012:15), laporan keuangan adalah potret dari keputusan-keputusan yang dilakukan oleh manajemen. Syahyunan (2013:25), secara umum laporan keuangan menyediakan informasi tentang posisi keuangan pada saat tertentu, kinerja, dan arus kas dalam suatu periode yang ditujukan bagi pengguna laporan keuangan diluar perusahaan untuk menilai dan mengambil keputusan yang bersangkutan dengan perusahaan. Laporan keuangan juga menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya. Unsur yang berkaitan langsung dengan posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja adalah penghasilan dan beban.

Laporan keuangan sangat diperlukan untuk menilai kinerja dan mengambil keputusan serta mengetahui hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut. Sebagai sumber informasi, laporan keuangan harus disajikan secara wajar, transparan, mudah dipahami dan dapat diperbandingkan dengan tahun sebelumnya ataupun antar perusahaan sejenis. Laporan keuangan bukan hanya berguna bagi pihak intern tetapi juga pihak ekstern. Pihak yang memiliki perusahaan atau biasa disebut pemilik, terutama perusahaan yang pimpinannya diserahkan oleh orang lain memerlukan laporan keuangan untuk menilai keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaan dan biasanya diukur


(29)

dengan laba yang diperoleh perusahaan serta kemungkinan hasil yang akan dicapai pada masa yang akan datang. Perbedaan tujuan dan kepentingan terhadap laporan keuangan juga menyebabkan perbedaan dalam cara menganalisis laporan.

2) Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan perusahaan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terdiri dari 3 (tiga) laporan keuangan utama, yaitu:

a. Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan berupa asset, kewajiban, dan ekuitas suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.

b. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah ringkasan mengenai pendapatan dan beban (biaya) serta laba atau rugi yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu.

c. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dana kas dan setara kas dan kebutuhan perusahaan dalam memanfaatkan dana tersebut, yang diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

3) Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan disajikan untuk melihat kondisi keuangan pada setiap periode tertentu.

a. Laporan Neraca PT Taspen (Persero) per 31 Desember 2011- 2013. Berikut ini Tabel laporan neraca PT Taspen (Persero) per 31 Desember 2011- 2013.


(30)

Tabel 3.1

PT Taspen (Persero) NERACA

Per 31 Desember 2011, 2012, dan 2013 (dalam miliyar rupiah)

KETERANGAN TAHUN

2011 2012 2013

ASET Aset lancar

Kas dan setara kas 3,99 6,99 5,30

Piutang usaha 14.403,79 27.051,93 28.361,49

Persediaan 1,09 1,13 1,21

Manfaat pensiun dibayar dimuka 3.962,87 4.578,93 5.113,88

Total Aset Lancar 18.371,74 31.638,98 33.481,90

Aset tetap

Harga perolehan 427,35 518,51 592,50

Akumulasi penyusutan (264,69) (269,97) (292,14)

Aset dalam penyelesaian 85,53 28,80 5.51

Jumlah aset tetap 248,19 277,34 305,87

Aset lain-lain - - -

Jumlah aset lain-lain 81.377,53 99.020,16 102.167,46

Total Aset Tetap 81.625,72 99.297,50 102.473,33

TOTAL ASET 99.997,46 130.936,48 135.955,23

KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban lancar

Utang usaha 25,37 16,61 11,91

Utang pajak 61,40 84,14 53,47

Utang lain-lain 366,71 317,43 346,93

Utang manfaat pensiun 39,09 45,13 38,84

Utang bank 4.014,05 4.500,00 5.100,00

Beban yang masih harus dibayar 86,13 106,77 144,23

Pendapatan diterima dimuka 8,30 5,77 8,11

Total kewajiban lancar 4.601,05 5.075,85 5.703,50

Kewajiban jangka panjang

Kewajiban kepada peserta 46.155,56 54.702,22 60.655,32 Kewajiban imbalan paska kerja 85.97 62.41 75,88 Dana program pensiun 43.127,28 57.195,32 59.443,34 Total Kewajiban Jangka Panjang 89.368.81 111.959,97 120.174,54

TOTAL KEWAJIBAN 93.969,86 117.035,82 125.878,04

Modal 100 100 100

Saldo laba 3.113,22 10.442,17 11.974,63

Ekuitas lainnya 2.814,38 3.358,49 (1.997,44)

TOTAL EKUITAS 6.027,60 13.600,66 10.077,19

TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS 99.997,46 130.936,48 135.955,23


(31)

b. Laporan Laba Rugi PT Taspen (Persero) per 31 Desember 2011- 2013. Berikut ini Tabel laporan laba rugi PT Taspen (Persero) per 31 Desember 2011- 2013.

Tabel 3.2 PT Taspen (Persero)

Laporan Laba Rugi

Per 31 Desember 2011, 2012, dan 2013 (dalam miliyar rupiah)

KETERANGAN TAHUN

2011 2012 2013

PENDAPATAN 15.079,88 16.803,13 17.623,86

Pengembalian hasil investasi dana pensiun (3.213,20) (3.570,62) (4.242,45) BEBAN

Beban klaim 11.154,28 12.631,39 11.874,82

Beban usaha 127,43 151,31 174,82

TOTAL BEBAN 11.281,71 12.782,71 12.049,64

Laba sebelum pajak 584,96 449,79 1.331,75

Pajak 5,88 6,15 7,46

Laba bersih setelah pajak 579,08 443,64 1.324,29

Sumber: PT Taspen (Persero), 2015 (Data Diolah)

B.Rasio-rasio Keuangan 1) Pengertian Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Menurut Syafri (2013:297) rasio keuangan diperoleh dari hasil perbandingan antara satu pos laporan keuangan dengan pos keuangan lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan.

Rasio keuangan adalah alat utama untuk melakukan analisis keuangan yang memiliki beberapa kegunaan. Agar hasil perhitungan rasio keuangan dapat diinterpretasikan, maka perkiraan-perkiraan yang dibandingkan haruslah


(32)

mengarah pada hubungan yang ekonomis. Sebuah rasio tidak dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan. Untuk menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan, maka sejumlah rasio keuangan haruslah diukur atau digunakan secara bersama-sama. Namun demikian, jika hanya satu aspek saja yang ingin dinilai maka pengukuran atau penggunaan satu atau dua rasio keungan dianggap sudah mencukupi. Perhitungan rasio didasarkan pada laporan keuangan perusahaan yang sudah diaudit oleh akuntan. Laporan keuangan yang belum diaudit masih diragukan kebenarannya, sehingga rasio-rasio yang dihitung juga dianggap kurang akurat.

Menurut Hery (2015:164), analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling sering dilakukan untuk menilai kondisi keungan dan kinerja perusahaan dibandingkan dengan alat analisis keuangan lainnya. Analisis rasio memiliki beberapa keunggulan sebagai alat analisis, yaitu:

a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

b. Rasio merupakan pengganti yang cukup sederhana dari informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang pada dasarnya sangat rinci dan rumit. c. Rasio sangat bermanfaat dalam pengambilan keputusan.

d. Dengan rasio lebih mudah untuk membandingkan suatu perusahaan terhadap perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik.

e. Dengan rasio lebih mudah untuk melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.


(33)

Sebagai alat analisis keuangan, analisis rasio juga memiliki keterbatasan atau kelemahan. Berikut ini adalah beberapa keterbatasan atau kelemahan dari analisis rasio keuangan:

a. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis, khususnya apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.

b. Perbedaan dalam metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan rasio yang berbeda pula, misalnya perbedaan dalam metode penyusutan aset tetap atau penilaian persediaan.

c. Penggunaan tahun iskal yang berbeda juga dapat menghasilkan perbedaan analisis.

d. Kesesuaian antara besarnya hasil analisis rasio keuangan dengan standar industri tidak menjamin bahwa perusahaan telah menjalankan aktivitasnya secara normal dan baik.

2) Jenis-jenis Rasio Keuangan

Harmono (2011:106), rasio-rasio yang sering digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan antara lain:

1) Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh tingkat kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.


(34)

a. Current Ratio

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan aset lancar yang tersedia. Standar current ratio yang baik adalah 2:1. Besaran rasio ini sering kali dianggap sebagai ukuran yang baik atau memuaskan bagi tingkat likuiditas suatu perusahaan.

b. Quick Ratio

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aset yang lebih likuid.

c. Cash Ratio

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan yang sesungguhnya dalam melunasi kewajiban lancarnya yang akan segera jatuh tempo dengan menggunakan uang kas atau setara kas yang ada.

d. Net Working Capital

Rasio ini digunakan untuk menghitung berapa kelebihan aset lancar di atas utang lancar.


(35)

2) Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjangnya.

a. Debt Ratio

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh utang, atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pembiayaan aset.

b. Debt to Equity Ratio

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa bagian dari setiap rupiah modal yang dijadikan sebagai jaminan utang.

3) Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aset yang dimilikinya, termasuk untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang ada. Rasio ini digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.


(36)

a. Fixed Assets Turnover

Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada aset tetap dalam menghasilkan pendapatan.

b. Total Assets Turnover

Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada seluruh aktiva dalam menghasilkan pendapatan. Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara pendapatan dengan total aset.

4) Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal bisnisnya. a. Operating Profit Margin

Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat laba operasi dibandingkan dengan volume penjualan atau pendapatan.

b. Net Profit Margin

Rasio ini digunakan untuk mengukur laba bersih setelah pajak dibandingkan dengan volume penjualan atau pendapatan.


(37)

c. Return on Investment (ROI)

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.

d. Return on Equity (ROE)

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam ekuitas.

C.Analisis Rasio Keuangan PT Taspen (Persero) 1) Rasio Likuiditas

a. Current Ratio

Tahun 2011 =

x 100% = 399%

Tahun 2012 =

x 100% = 623%

Tahun 2013 =

x 100% = 587%

Current ratio pada tahun 2013 sebesar 578% dan tahun 2012 sebesar 623%. Setiap Rp 100,- kewajiban lancar dijamin oleh Rp 578,- aset lancar pada tahun 2013 dan Rp 623,- pada tahun 2012. Hal ini berarti current ratio pada tahun 2012 lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2013. Nilai current ratio dari tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 45%. Hal ini disebabkan


(38)

jumlah kewajiban lancar dari tahun 2012 ke tahun 2013 meningkat meskipun jumlah aset lancar yaitu kas menurun dari tahun 2012 ke tahun 2013.

b. Quick Ratio

Tahun 2011 =

x 100% = 399%

Tahun 2012 =

x 100% = 623%

Tahun 2013 =

x 100% = 587%

Quick ratio pada tahun 2013 sebesar 578% dan tahun 2012 sebesar 623%. Setiap Rp 100,- kewajiban lancar dijamin oleh Rp 578,- asset lancar pada tahun 2013 dan Rp 623,- pada tahun 2012. Quick ratio pada tahun 2012 lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2013. Pada tahun 2012 posisi total kewajiban lancar dapat ditutupi oleh aset yang lebih lancar sebesar 623%, sedangkan di tahun 2013 kemampuan asset yang lebih lancar hanya mampu memenuhi total kewajiban lancarnya sebesar 587%.

c. Cash Ratio

Tahun 2011 =

x 100% = 0,08%

Tahun 2012 =

x 100% = 0,13%

Tahun 2013 =


(39)

Cash ratio pada tahun 2013 sebesar 0,09% dan tahun 2012 sebesar 0,13%. Setiap Rp 100,- kewajiban lancar dijamin oleh Rp 0,09,- aset lancar pada tahun 2013 dan Rp 0,13,- pada tahun 2012. Hal ini berarti kemampuan perusahaan melunasi kewajiban lancarnya yang akan segera jatuh tempo dengan menggunakan kas atau setara kas yang tersedia di tahun 2012 lebih baik jika dibandingkan 2013.

d. Net Working Capital

Tahun 2011 =

x 100% = 12%

Tahun 2012 =

x 100% = 20%

Tahun 2013 =

x 100% = 20%

Net working capital pada tahun 2013 dan 2012 mempunyai persentase nilai yang sama yaitu sebesar 20%. Nilai net working capital menunjukkan total likuiditas dari total aktiva.

Dari keempat komponen rasio likuiditas tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi perusahaan dalam keadaan likuid, artinya perusahaan akan mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan asset lancar yang dimiliki perusahaan. Meskipun terjadi penurunan terhadap rasio-rasio likuiditas tersebut dari tahun 2012 ke tahun 2013 dan cash ratio berada dibawah nilai standar.


(40)

2) Rasio Solvabilitas a. Debt Ratio

Tahun 2011 =

x 100% = 94%

Tahun 2012 =

x 100% = 89%

Tahun 2013 =

x 100% = 92%

Debt ratio pada tahun 2013 sebesar 92% dan pada tahun 2012 sebesar 89%. Setiap Rp 100,- aset dijamin oleh Rp 92,- kewajiban pada tahun 2013 dan Rp 89,- pada tahun 2012. Nilai debt ratio mengalami peningkatan sebesar 3%. Peningkatan nilai tersebut menunjukkan semakin besar jumlah pinjaman yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan. Hal ini berarti debt rasio pada tahun 2012 sedikit lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2013.

b. Debt to Equity Ratio

Tahun 2011 =

x 100% = 1.559%

Tahun 2012 =

x 100% = 861 %

Tahun 2013 =

x 100% = 1.249 %

Debt to equity ratio pada tahun 2013 sebesar 1.249% dan pada tahun 2012 sebesar 861%. Peningkatan nilai tersebut menunjukkan bahwa modal yang


(41)

dijadikan sebagai jaminan utang pada tahun 2013 lebih besar jika dibandingkan pada tahun 2012. Hal ini berarti debt to equity rasio pada tahun 2012 sedikit lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2013.

Dari kedua komponen rasio solvabilitas tersebut, dapat disimpulkan bahwa struktur pembiayaan perusahaan lebih banyak menggunakan pinjaman dibanding modal. Hal ini akan menyulitkan bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan pinjaman apalagi jika melihat besarnya pesentase yang meningkat pada tahun 2013.

3) Rasio Aktivitas a. Fixed Assets Turnover

Tahun 2011 =

=

0,18 kali

Tahun 2011 =

=

0,17 kali

Tahun 2011 =

=

0,17 kali

Fixed assets turnover pada tahun 2013 dan 2012 mempunyai nilai yang sama sebesar 0,17 kali, artinya dana yang tertanam dari keseluruhan aset berputar rata-rata 0,17 kali dalam setahun.

b. Total Assets Turnover

Tahun 2011 =


(42)

Tahun 2012 =

=

0,12 kali

Tahun 2013 =

=

0.13 kali

Total assets turnover pada tahun 2013 sebesar 0,13 kali, artinya dana yang tertanam dari keseluruhan aset berputar rata-rata 0,13 kali dalam setahun. Sementara itu pada tahun 2012 total assets turnover sebesar 0,12 kali, artinya dana yang tertanam dari keseluruhan aset berputar rata-rata 0,12 kali dalam setahun. Nilai total assets turnover pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 0,01 kali.

Dari komponen rasio aktivitas dapat disimpulkan bahwa aktivitas perusahaan kurang baik dimana terdapat aset yang kurang produktif.

4) Rasio Profitabilitas a. Operating Profit Margin

x 100%

Tahun 2011 =

x 100% = 4%

Tahun 2012 =

x 100% = 3%

Tahun 2013 =

x 100% = 8%

Operating profit margin pada tahun 2013 sebesar 8% dan pada tahun 2012 sebesar 3%. Setiap Rp 100,- penjualan bersih turut memberikan kontribusi menghasilkan Rp 8,- EBIT pada tahun 2013 dan Rp 3,- pada tahun 2012. Operating profit margin 2013 lebih baik jika dibandingkan dengan 2012 karena


(43)

kontribusi pendapatan bersih terhadap EBIT di tahun 2013 lebih besar dibandingkan tahun 2012.

b. Net Profit Margin

x 100%

Tahun 2011 =

x 100% = 4%

Tahun 2012 =

x 100% = 3%

Tahun 2013 =

x 100% = 8%

Net profit margin pada tahun 2013 sebesar 8% dan pada tahun 2012 sebesar 3%. Setiap Rp 100,- penjualan bersih turut memberikan kontribusi menghasilkan Rp 8,- laba bersih pada tahun 2013 dan Rp 3,- pada tahun 2012. Net profit margin 2013 lebih baik jika dibandingkan dengan 2012 karena kontribusi pendapatan bersih terhadap laba bersih di tahun 2013 lebih besar dibandingkan tahun 2012.

c. Return on Investment (ROI)

x 100%

Tahun 2011 =

x 100%

=

0,57%

Tahun 2012 =

x 100%

=

0,34%

Tahun 2013 =


(44)

Return on investment pada tahun 2013 sebesar 0,97% dan pada tahun 2012 sebesar 0,34%. Setiap Rp 100,- total aset turut memberikan kontribusi menghasilkan Rp 0,97 laba bersih pada tahun 2013 dan Rp 0,34,- pada tahun 2012. Dalam hal ini berarti return on investment pada tahun 2013 lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2012 karena kontribusi total aset terhadap laba bersih di tahun 2013 lebih besar jika dibandingkan pada tahun 2012. Dengan demikian telah terjadi peningkatan kinerja dalam menghasilkan laba perusahaan.

d. Return on Equity (ROE)

x 100%

Tahun 2011 =

x 100%

=

9%

Tahun 2012 =

x 100%

=

3%

Tahun 2013 =

x 100%

=

13%

Return on equity pada tahun 2013 sebesar 13% dan pada tahun 2012 sebesar 3%. Setiap Rp 100,- total aset yang dimiliki perusahaan akan mengembalikan 13% investasi pada tahun 2013 dan 3% pada tahun 2012. Dalam hal ini berarti return on equity pada tahun 2013 lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2012. Nilai return on equity mengalami peningkatan sebesar 10% dari tahun 2012 ke tahun 2013.

Rasio-rasio profitabilitas perusahaan mengalami fluktuasi dari tahun 2011 sampai tahun 2013. Untuk rasio operating profit margin dan net profit margin memiliki nilai yang sama. Perusahaan sudah mampu menghasilkan laba dengan


(45)

baik meskipun pada tahun 2011 ke tahun 2012 komponen rasio-rasio tersebut mengalami penurunan.

Tabel 3.3

Rasio Keuangan PT Taspen (Persero) Periode 2011-2013

RASIO KEUANGAN

TAHUN

2011 2012 2013

Rasio Likiuiditas

Current ratio 399% 623% 587%

Quick ratio 399% 623% 587%

Cash ratio 0,08% 0,13% 0,09%

Net working capital 12% 20% 20%

Rasio Solvabilitas

Debt ratio 94% 89% 92%

Debt to equity ratio 1.559% 861% 1.249%

Rasio Aktivitas

Fixed assets turnover (x) 0,18 0,17 0,17 Total assets turnover (x) 0,15 0,12 0,13 Rasio Profitabilitas

Operating profit margin 4% 3% 8%

Net profit margin 4% 3% 8%

Return on investment (ROI) 0,57% 0,34% 0,97%

Return on equity (ROE) 9% 3% 13%


(46)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan dan saran yang dapat bermanfaat bagi kemajuan organisasi.

A.Kesimpulan

Setelah dibahas dan dianalisis penelitian yang berhubungan dengan “Analisis Rasio Keuangan pada PT Taspen (Persero)”, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Rasio likuiditas PT Taspen (Persero) dari tahun 2011, 2012, dan 2013 mengalami fluktuasi bila dilihat dari Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio, dan Net Working Capital. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa rasio likuiditas yang paling baik adalah pada tahun 2012.

2. Rasio solvabilitas PT Taspen (Persero) tahun 2012 dan 2013 bila dilihat dari Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio adalah kurang baik karena terjadi peningkatan yang menunjukkan bahwa semakin besar hutang perusahaan dibanding modal sendiri dan semakin besar pula hutang yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan dibanding aktiva yang dimiliki.

3. Rasio aktivitas PT Taspen (Persero) bila dilihat secara keseluruhan adalah kurang baik karena terdapat aset yang kurang produktif.

4. Rasio profitabilitas PT Taspen (Persero) bila dilihat dari Operating Profit Margin, Net Profit Margin memiliki nilai yang sama. Retunrn on Investment (ROI) dan Retunrn on Equity (ROE) pada tahun 2011 ke tahun 2012


(47)

mengalami penurunan, namun pada tahun 2012 ke tahun 2013 kembali mengalami kenaikan. Hal ini berarti perusahaan semakin baik dalam menghasilkan keuntungan.

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan sebelumnya, maka saran yang dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut:

1. Secara umum kinerja keuangan perusahaan yang telah dianalisis berdasarkan rasio keuangan yaitu likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas sudah baik meskipun terdapat juga rasio keuangan yang kurang baik yaitu pada rasio solvabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar hutang perusahaan dibanding modal sendiri dan semakin besar pula hutang yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan dibanding aktiva yang dimiliki. Rasio aktivitas menunjukkan bahwa kinerja manajemen kurang efektif dalam mengelola aset. Hal ini memperlihatkan bahwa PT Taspen (Persero) kurang mampu memenuhi kewajiban-kewajibannya sehingga sebaiknya kinerja manajemen keuangan harus diperbaiki lagi agar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya agar dapat dicapai dengan baik.

2. Rasio keuangan pada PT Taspen (Persero) mengalami fluktuasi dari tahun 2011, 2012, dan 2013. Dimana rasio pada tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami penurunan dan kembali naik pada tahun 2012 ke tahun 2013. Sebaiknya rasio keuangan dapat dipertahankan kenaikannya meskipun bernilai kecil karena apabila rasio keuangan yang selalu berfluktuasi akan memperlihatkan kondisi perusahaan yang kurang stabil. Untuk lebih meningkatkan rasio-rasio keuangan yang sudah cukup baik pada PT Taspen


(48)

(Persero), maka perusahaan harus memperbesar aktiva dan modal perusahaan dari kewajiban agar perusahaan mampu membiayai kewajiban, mengelola aset secara efektif, mengelola modal yang diinvestasikan dalam aktiva dan meningkatkan pendapatan bersih untuk memperoleh laba bersih yang lebih baik.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.

Hadi, Syamsul. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan Pertama Ekonisia. Yogyakarta.

Harahap, Sofyan Syafri. 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Rajawali Pers, Jakarta.

Harmono. 2011. Manajemen Keuangan: Berbasis Balanced Scorecard,

Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset Bisnis. Cetakan Kedua. Bumi Aksara. Jakarta.

Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan: Pendekatan Rasio Keuangan. CAPS. Jakarta.

Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers. Jakarta. Laporan Keuangan PT Taspen (Persero)

Http:///taspen.com/laporan-keuangan/annual-report

Prihadi, Toto. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Kedua. PPM. Jakarta.

Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Cetakan Kelima. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sitanggang, J.P. 2012. Manajemen Keuangan Perusahaan: Dilengkapi Soal dan Penyelesaiannya. Mitra Wacana Media. Jakarta.

Sjahrial, Dermawan. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Mitra Wacana Media. Jakarta.

Sugiono, Arief dan Edy Untung. 2008. Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan. Grasindo. Jakarta.

Syahyunan. 2013. Manajemen Keuangan: Perencanaan, Analisis, dan Pengendalian Keuangan. USU Press. Medan.


(1)

Return on investment pada tahun 2013 sebesar 0,97% dan pada tahun 2012 sebesar 0,34%. Setiap Rp 100,- total aset turut memberikan kontribusi menghasilkan Rp 0,97 laba bersih pada tahun 2013 dan Rp 0,34,- pada tahun 2012. Dalam hal ini berarti return on investment pada tahun 2013 lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2012 karena kontribusi total aset terhadap laba bersih di tahun 2013 lebih besar jika dibandingkan pada tahun 2012. Dengan demikian telah terjadi peningkatan kinerja dalam menghasilkan laba perusahaan.

d. Return on Equity (ROE)

x 100%

Tahun 2011 =

x 100%

=

9%

Tahun 2012 =

x 100%

=

3%

Tahun 2013 =

x 100%

=

13%

Return on equity pada tahun 2013 sebesar 13% dan pada tahun 2012 sebesar 3%. Setiap Rp 100,- total aset yang dimiliki perusahaan akan mengembalikan 13% investasi pada tahun 2013 dan 3% pada tahun 2012. Dalam hal ini berarti return on equity pada tahun 2013 lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2012. Nilai return on equity mengalami peningkatan sebesar 10% dari tahun 2012 ke tahun 2013.

Rasio-rasio profitabilitas perusahaan mengalami fluktuasi dari tahun 2011 sampai tahun 2013. Untuk rasio operating profit margin dan net profit margin memiliki nilai yang sama. Perusahaan sudah mampu menghasilkan laba dengan


(2)

baik meskipun pada tahun 2011 ke tahun 2012 komponen rasio-rasio tersebut mengalami penurunan.

Tabel 3.3

Rasio Keuangan PT Taspen (Persero) Periode 2011-2013

RASIO KEUANGAN

TAHUN

2011 2012 2013

Rasio Likiuiditas

Current ratio 399% 623% 587%

Quick ratio 399% 623% 587%

Cash ratio 0,08% 0,13% 0,09%

Net working capital 12% 20% 20%

Rasio Solvabilitas

Debt ratio 94% 89% 92%

Debt to equity ratio 1.559% 861% 1.249%

Rasio Aktivitas

Fixed assets turnover (x) 0,18 0,17 0,17

Total assets turnover (x) 0,15 0,12 0,13

Rasio Profitabilitas

Operating profit margin 4% 3% 8%

Net profit margin 4% 3% 8%

Return on investment (ROI) 0,57% 0,34% 0,97%

Return on equity (ROE) 9% 3% 13%


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan dan saran yang dapat bermanfaat bagi kemajuan organisasi.

A.Kesimpulan

Setelah dibahas dan dianalisis penelitian yang berhubungan dengan “Analisis Rasio Keuangan pada PT Taspen (Persero)”, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Rasio likuiditas PT Taspen (Persero) dari tahun 2011, 2012, dan 2013 mengalami fluktuasi bila dilihat dari Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio, dan Net Working Capital. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa rasio likuiditas yang paling baik adalah pada tahun 2012.

2. Rasio solvabilitas PT Taspen (Persero) tahun 2012 dan 2013 bila dilihat dari Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio adalah kurang baik karena terjadi peningkatan yang menunjukkan bahwa semakin besar hutang perusahaan dibanding modal sendiri dan semakin besar pula hutang yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan dibanding aktiva yang dimiliki.

3. Rasio aktivitas PT Taspen (Persero) bila dilihat secara keseluruhan adalah kurang baik karena terdapat aset yang kurang produktif.

4. Rasio profitabilitas PT Taspen (Persero) bila dilihat dari Operating Profit Margin, Net Profit Margin memiliki nilai yang sama. Retunrn on Investment (ROI) dan Retunrn on Equity (ROE) pada tahun 2011 ke tahun 2012


(4)

mengalami penurunan, namun pada tahun 2012 ke tahun 2013 kembali mengalami kenaikan. Hal ini berarti perusahaan semakin baik dalam menghasilkan keuntungan.

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan sebelumnya, maka saran yang dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut:

1. Secara umum kinerja keuangan perusahaan yang telah dianalisis berdasarkan rasio keuangan yaitu likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas sudah baik meskipun terdapat juga rasio keuangan yang kurang baik yaitu pada rasio solvabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar hutang perusahaan dibanding modal sendiri dan semakin besar pula hutang yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan dibanding aktiva yang dimiliki. Rasio aktivitas menunjukkan bahwa kinerja manajemen kurang efektif dalam mengelola aset. Hal ini memperlihatkan bahwa PT Taspen (Persero) kurang mampu memenuhi kewajiban-kewajibannya sehingga sebaiknya kinerja manajemen keuangan harus diperbaiki lagi agar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya agar dapat dicapai dengan baik.

2. Rasio keuangan pada PT Taspen (Persero) mengalami fluktuasi dari tahun 2011, 2012, dan 2013. Dimana rasio pada tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami penurunan dan kembali naik pada tahun 2012 ke tahun 2013. Sebaiknya rasio keuangan dapat dipertahankan kenaikannya meskipun bernilai kecil karena apabila rasio keuangan yang selalu berfluktuasi akan memperlihatkan kondisi perusahaan yang kurang stabil. Untuk lebih meningkatkan rasio-rasio keuangan yang sudah cukup baik pada PT Taspen


(5)

(Persero), maka perusahaan harus memperbesar aktiva dan modal perusahaan dari kewajiban agar perusahaan mampu membiayai kewajiban, mengelola aset secara efektif, mengelola modal yang diinvestasikan dalam aktiva dan meningkatkan pendapatan bersih untuk memperoleh laba bersih yang lebih baik.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.

Hadi, Syamsul. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan Pertama Ekonisia. Yogyakarta.

Harahap, Sofyan Syafri. 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Rajawali Pers, Jakarta.

Harmono. 2011. Manajemen Keuangan: Berbasis Balanced Scorecard,

Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset Bisnis. Cetakan Kedua. Bumi Aksara. Jakarta.

Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan: Pendekatan Rasio Keuangan. CAPS. Jakarta.

Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers. Jakarta. Laporan Keuangan PT Taspen (Persero)

Http:///taspen.com/laporan-keuangan/annual-report

Prihadi, Toto. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Kedua. PPM. Jakarta.

Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Cetakan Kelima. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sitanggang, J.P. 2012. Manajemen Keuangan Perusahaan: Dilengkapi Soal dan Penyelesaiannya. Mitra Wacana Media. Jakarta.

Sjahrial, Dermawan. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Mitra Wacana Media. Jakarta.

Sugiono, Arief dan Edy Untung. 2008. Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan. Grasindo. Jakarta.

Syahyunan. 2013. Manajemen Keuangan: Perencanaan, Analisis, dan Pengendalian Keuangan. USU Press. Medan.