Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Pada Pt Taspen (Persero)

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT TASPEN (PERSERO)

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh :

RAHMAWATI . L

122101070

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahhirrabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT TASPEN (Persero)”. Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan program studi pendidikan Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam penyajian materi maupun dalam penyampaian bahasanya. Hal ini karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tua tercinta, Ayahhanda M. Nasir Lubis dan Ibunda Jasmaniar, serta adik-adik dan kaka-kakaku tersayang Seri Rahayu, Khairun Nisa, Maya Sari, dan Andri Hadi yang telah memberikan dukungan doa, moril dan materil sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.


(4)

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si. dan Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si. selaku Ketua dan Sekretaris Program Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Frida Ramadini, SE, M.M.selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan saran, arahan dan koreksi kepada penulis dalam penulisan tugas akhir ini.

5. Bapak pimpinan serta seluruh staf pegawai PT Taspen (Persero) Medan yang telah membantu dalam penyediaan data.

6. Kepada sahabat-sahabatku tersayang Gita putri asih , Dwi retno pratiwi, Dwi juniary, Rizki Risnanda, Aulia Septi Handayani, Melisa Jaya Nst, Nur Syahfitri dan khususnya untuk Firman Yahya terima kasih banyak atas doa, semangat, bantuan dan dukungannya.

7. Kepada seluruh teman-teman seperjuangan D III Manajemen Keuangan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat digunakan sebagai panduan bagi mahasiswadimasa mendatang.

Wassalam, Medan, Juni 2015

Penulis,

Rahmawati . L NIM. 122101070


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ... 6

A. Sejarah Perusahaan ... 6

B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 10

C. Uraian Pekerjaan (Job Description) ... 11

D. Kinerja Usaha Terkini ... 15

E. Rencana Kegiatan... 16

BAB III PEMBAHASAN ... 18

A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan ... 18

1. Pengertian Manajemen Keuangan... 18

2. Fungsi Manajemen Keuangan ... 18

B. Laporan Keuangan ... 19

1. Pengertian Laporan Keuangan ... 19

2. Tujuan Laporan Keuangan ... 21

3. Jenis- Jenis Laporan Keuangan ... 22

C. Pengertian Kinerja Keuangan ... 24

D. Analisis Ratio Keuangan ... 27

1. Pengertian Ratio Keuangan ... 27

2. Jenis-Jenis Ratio Keuangan ... 29

E. Penyajian Laporan Keuangan ... 35

F. Analisi Ratio Keuangan PT TASPEN (Persero) ... 39

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 51

A. Kesimpulan ... 51

B. Saran ... 52


(6)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman Tabel 3.1 Laporan Neraca PT Taspen (Persero)

Periode 2012-2013 ... 36

Tabel 3.2 Laporan Laba Rugi PT Taspen (Persero)

Periode 2012-2013 ... 38

Tabel 3.3 Rasio Keuangan PT Taspen (Persero)


(7)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman Gambar 2.l Logo PT TASPEN (Persero) ... 9 Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT TASPEN (Persero) ... 10


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan. Faktor terpenting untuk dapat melihat perkembangan suatu perusahaan terletak dalam unsur keuangannya, karena dari unsur tersebut juga dapat mengevaluasi apakah kebijakan yang ditempuh suatu perusahaan sudah tepat atau belum, mengingat sudah begitu kompleksnya permasalahan yang dapat menyebabkan kebangkrutan dikarenakan banyaknya perusahaan yang akhirnya gulung tikar karena faktor keuangan yang tidak sehat.

Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya yaitu untuk memperoleh keuntungan yang maksimal (laba). Namun berhasil tidaknya perusahaan dalam mencapai keuntungan dan mempertahankan perusahaannya tergantung pada manajemen keuangan. Perusahaan harus memiliki kinerja keuangan yang sehat dan efisien untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Penilaian prestasi atau kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal.

Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini


(9)

sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan.

Perkembangan ekonomi yang begitu cepat membuat masyarakat lebih kritis dalam berfikir untuk mengikuti perkembangan informasi ekonomi. Salah satu informasi ekonomi yang digunakan adalah informasi keuangan, PT TASPEN (Persero) adalah salah satu pihak yang menyediakan informasi keuangan tersebut, yaitu berupa laporan keuangan yang digunakan untuk melaporkan keadaan dan kondisi keuangannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Untuk itu manajer dituntut memilih informasi dalam jaringan yang luas untuk mengetahui kondisi perusahaan saat ini maupun perkiraan kondisi dimasa yang akan datang. Ditinjau dari sudut pandang manajemen, laporan keuangan merupakan media yang dapat membantu pihak-pihak yang berkepentingan dalam memilih dan mengevaluasi informasi dan hanya berfokus dengan informasi tersebut, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan daya saingnya masing-masing.

Menyadari tuntutan pengguna laporan keuangan yang semakin meningkat atas kualitas laporan keuangan perusahaan maka penerapan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) secara tepat diharapkan bahwa laporan keuangan akan memberikan gambaran sebenarnya tentang kinerja perusahaan pada masa lalu dan prospek di masa yang akan datang, sehingga dapat dipercaya dan diandalkan oleh investor sebagai acuan dalam mengambil keputusan investasi.


(10)

Laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan dan akuntan publik sebagai pemberi opini atas laporan keuangan perusahaan. Adapun salah satu alat yang dapat digunakan dalam menilai kinerja keuangan adalah analisis terhadap rasio-rasio keuangan.

Analisis ratio keuangan ini sangat perlu dilakukan oleh perusahaan karena dengan melakukan analisis ini akan dapat diketahui bagaimana kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya. Hasil dari analisis ratio inilah kemudian dijadikan sebagai pedoman bagi perusahaan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dan untuk pengambilan keputusan bagi manajemen serta tindakan dan kebijakan yang diperlukan untuk perkembangan perusahaan di masa yang akan datang.

Analisis rasio merupakan salah satu dari teknik analisis yang dapat memberikan petunjuk yang menggambarkan kondisi peusahaan terutama dalam bidang finansialnya. Analisis rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relavan dan signifikan, yang dapat dipakai sebagai dasar untuk menilai kondisi tertentu.

Analisis rasio keuangan merupakan metode analisis yang sering dipakai karena merupakan metode yang paling tepat dan cepat untuk mengetahui kinerja keuangan PT TASPEN (Persero). Dengan mengetahui kinerjanya PT TASPEN (Persero) akan dapat melakukan perkiraan keputusan apa yang diambil guna mencapai tujuannya.

Dalam hal ini analisis rasio keuangan pada PT TASPEN (Persero) akan menggali informasi dari laporan keuangan. Dan dalam tugas akhir ini penulis akan


(11)

melihat kinerja keuangan PT TASPEN (Perseo) dengan melihat Analisis rasio keuangan antara lain adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, ratio aktvitas dan ratio profitabilitas.

Menurut Lukviarman (2006 : 24) Ratio likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan berjangka waktu pendek, tepat pada waktunya. Ratio solvabilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai oleh utang. Ratio aktivitas merupakan ratio yang digunakan untuk menunjukan sejauh mana efesiensi perushaaan didalam menggunakan aktiva (assets) yang dimilikinya untuk memperoleh penjualan. Ratio profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan didalam memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.

Mengingat pentingnya pembahasan tentang analisis rasio untuk mengetahui kinerja keuangan PT TASPEN (Persero), maka penulis memilih judul: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT TASPEN (Persero)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja keuangan perusahaan PT TASPEN (Persero) selama periode 2011-2013 yang ditinjau dari rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas?


(12)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan pada PT TASPEN (Persero) yang ditinjau dari rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas.

D. Manfaat Penelitan

Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah :

a. Sebagai bahan masukan dan membantu dalam membuat keputusan dalam menilai kinerja keuangan PT TASPEN (Persero) dimasa yang akan datang. b. Sebagai masukan dan menambah wawasan bagi peneliti tentang

menganalisis kinerja keuangan perusahaan yang diperoleh dari hasil penelitian.

c. Sebagai bahan referensi bagi pembaca dan peneliti lainnya yang menganalisis, mengembangkan, dan menyempurnakan masalah kinerja keuangan suatu perusahaan.


(13)

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN (Persero) adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan oleh Pemerintah untuk menyelenggarakan Program Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil yang terdiri dari Program Dana Pensiun Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Tabungan Hari Tua (THT) sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor: 25 Tahun 1981 dan 26 Tahun 1981 dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri pada saat memasuki usia pensiun.

Tujuan PT TASPEN (PERSERO) untuk meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri dan keluarganya telah dimulai sejak tahun 1960, yang dirintis melalui Konferensi Kesejahteraan Pegawai Negeri yang diselenggarakan tanggal 25-26 Juli 1960 di Jakarta. Hasil keputusan konferensi tersebut dituangkan dalam Keputusan Menteri Pertama RI Nomor: 380/MP/1960 tanggal 25 Agustus 1960 yang antara lain menetapkan perlunya pembentukan jaminan kesejahteraan pegawai negeri sebagai bekal bagi pegawai negeri dan keluargannya di saat mengakhiri masa pengabdiannya kepada negara.

Sebagai realisasi dari konferensi tersebut, pada tanggal 17 April 1963 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 1963 didirikan Perusahaan Negara Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (PN TASPEN). Pada tahun 1970 ada perubahan bentuk status PN TASPEN menjadi PERUM TASPEN berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor : Kep.749/MK/IV/11/1970 tanggal 18


(14)

Nopember 1970. Dan pada tahun 1981 kembali terjadi perubahan status PERUM TASPEN menjadi PT TASPEN ( PERSERO) sejak ditetapkannya Peraturan Pemerintah RI NOMOR 25 Tahun 1981 dan di sahkan dengan Akte Notaris Imas Fatimah No.4 tanggal 04 Januari 1982 dengan nama PT TASPEN (PERSERO).

1. Visi dan Misi PT TASPEN (Persero) Visi

Visi PT Taspen (Persero) adalah menjadikan PT Taspen (Persero) sebagai perusahaan Nomor 1 berkelas dunia, bersih, sehat dan benar. Dengan memberikan pelayanan tepat orang, tepat waktu, tepat jumlah, tepat anggaran, tepat tempat, tepat administrasi dan tepat menjadi pengelola dana pensiun dan Tunjangan Hari Tua (THT) serta jaminan sosial lain yang terpercaya bagi pesertanya.

Makna Visi PT Taspen (Persero) adalah:

a. Menjadi pengelola dana pensiun dan tabungan hari tua serta jaminan sosial lainnya dengan menyelenggarakan program Tabungan Hari Tua (termasuk asuransi kematian), dana pensiun (termasuk uang duka wafat), program kesejahteraan PNS serta program jaminan sosial lainnya.

b. PT Taspen yang menjadi kepercayaan para peserta dan stakeholder lainnya akan terus menjaga dan menjamin kinerja para karyawan yang bersih dan sehat.

c. PT Taspen beroperasi dengan bersih dan berusaha untuk menerapkan tata kelola perusahaan degan baik (Good Corporate Governance).


(15)

d. PT Taspen menjadikan perusahaan yang sehat dengan adanya peningkatan kinerja yang berkesinambungan pada bidang keuangan maupun non keuangan.

Misi

Misi PT Taspen (Persero) adalah mewujudkan manfaat dan pelayanan yang semakin baik bagi peserta dan stakeholder lainnya secara profesional dan akuntabel, berlandaskan integritas dan etika yang tinggi.

Makna misi PT Taspen (Persero) adalah:

a. Untuk memenuhi harapan peserta yang semakin tinggi, PT Taspen berupaya meningkatkan nilai manfaat dan pelayanan kepada peserta Taspen secara optimal.

b. PT Taspen bekerja secara profesional dengan terampil dan mampu memberikan solusi dengan 5 tepat (tepat orang, tepat waktu, tepat jumlah, tepat tempat dan tepat administrasi) didukung dengan sumber daya manusia yang memiliki integritas dan kompetensi yang tinggi.

c. PT Taspen adalah perusahaan yang akuntabel dalam melaksanakan pekerjaan berdasarkan sistem dan prosedur kerja yang dapat dipertanggungjawabkan. d. PT Taspen memiliki integritas yang tinggi senantiasa konsisten dalam

memegang amanah, jujur dan melaksanakan janji sesuai visi dan misi perusahaan.

e. PT Taspen adalah perusahaan yang beretika dalam melayani peserta Taspen dan keluarganya dengan ramah, rendah hati, santun, sabar dan manusiawi.


(16)

2. Logo PT TASPEN (Persero)

Gambar : 2.1 Logo Perusahaan

Sumber : PT TASPEN (Persero), 2015

a. Bunga dengan 5 (lima) Helai Daun

Melambangkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) peserta Taspen yang meliputi suami, istri, dan 3 (tiga) orang anak.

b. Lingkaran Putih

Yang makin mengembang pada bunga, melambangkan perkembangan yang maju pesat dari arah tujuan Taspen.

c. Warna Biru

Melambangkan ketentraman, damai, dan tenang. d. Lingkaran Hitam

Melambangkan wawasan Nusantara. Makna Seluruhnya


(17)

B. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi merupakan satu kerangka dalam manajemen yang dijalankan dengan maksud agar setiap organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien. Selain itu juga struktur organisasi menggambarkan tanggung jawab tenaga kerja masing-masing bidang, memperlihatkan kewenangan dan jalur koordinasi yang harus diikuti oleh karyawan serta jalur kerja sama antar divisi di dalam perusahaan.

STRUKTUR ORGANISASI PT TASPEN (PERSERO) TAHUN 2015

Gambar 2.2

Struktur Organisasi PT TASPEN (Persero) Sumber : PT TASPEN (Persero), 2015


(18)

C. Uraian Pekerjaan (Job Description)

Struktur organisasi merupakan pemisahaan yang jelas bagi setiap bagia dari perusahaan. Dari struktur organisasi tersebut dapat kita lihat dengan jelas tugas dan wewenang dari setiap bagian. Jadi setiap personalia perusahaan dapat menentukan sampai dimana personalia tersebut harus mempertanggungjawabkan tugas serta kewajibannya.

Berikut adalah pembagian tugas dan wewenang dari masing-masing bagian yang ada berdasarkan struktur organisasi PT Taspen (Persero):

1. Direktur Utama

Direktur utama bertanggung jawab membawahi langsung direktur operasi, direktur sumber daya manusia, direktur keuangan, dan direktur investasi.

Uraian tugas dan wewenang direktur utama:

a. Membuat kebijakan umum Perusahaan dan mengambil keputusan strategis Perusahaan serta bertindak sebagai koordinator direksi.

b. Melakukan koordinasi kegiatan dengan Direktorat Operasi, Direktorat Investasi, Direktorat SDM, dan Direktorat Keuangan.

c. Menetapkan peraturan-peraturan tentang pembinaan operasional dan usaha, keuangan, personalia dan umum, SPI, dan Sekretaris Perusahaan untuk dituangkan dalam Keputusan Direksi.

d. Bertanggung jawab selaku pimpinan perusahaan dan mewakili perusahaan di dalam dan di luar pengadilan.


(19)

2. Direktur Operasi

Direktur operasi bertanggung jawab membawahi langsung divisi operasi, divisi aktuaria dan pemasaran, serta divisi teknologi informasi.

Uraian tugas dan wewenang direktur operasi:

a. Membuat kebijakan dan mengambil keputusan strategis operasional perusahaan.

b. Bertanggung jawab atas pengelolaan perusahaan yang berkaitan dengan pembinaan kegiatan pemasaran, pembinaan kegiatan pelayanan dan kegiatan operasional kantor cabang.

c. Merumuskan ketentuan-ketentuan tentang pembinaan pemasaran, pelayanan, jaminan mutu yang selanjutnya ditetapkan dengan keputusan direksi.

d. Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengendalikan seluruh fungsi pelayanan, aktuaria dan pemasaran serta teknolog informasi perusahaan dalam upaya mewujudkan peningkatan kinerja pelayanan dan pemasaran. e. Merumuskan sasaran kebijakan strategis dibidang pelayanan, aktuaria dan

pemasaran serta teknologi informasi perusahaan.

3. Direktur Sumber Daya Manusia

Direktur sumber daya manusia bertanggung jawab membawahi langsung divisi sumber daya manusia, divisi umum, dan divisi unit PKBL.

Uraian tugas dan wewenang direktur sumber daya manusia:

a. Membuat kebijakan dan mengambil keputusan strategis fungsional perusahaan bidang personalia dan umum.


(20)

b. Bertanggung jawab atas pengelolaan perusahaan yang berkaitan dengan pembinaan perencanaan sumber daya manusia dan organisasi, pembinaan kegiatan administrasi dan kesejahteraan sumber daya manusia.

c. Merumuskan sasaran dan kebijakan strategis dibidang SDM.

d. Merumuskan kebijakan sistem dan prosedur pengadaan barang dan jasa.

e. Menyelenggarakan sarana untuk kenyamanan dan pengamanan dilingkungan kerja maupun pengamanan atas harta perusahaan lainnya.

f. Mewakili pendiri dan memantau serta mengevaluasi kinerja Dana Pensiun Taspen.

4. Direktur Keuangan

Direktur keuangan bertanggung jawab membawahi langsung divisi anggaran dan akuntansi, serta divisi perbendaharaan.

Uraian tugas dan wewenang direktur keuangan:

a. Membuat kebijakan dan mengambil keputusan strategis fungsional perusahaan bidang keuangan.

b. Merumuskan sasaran dan kebijakan strategis keuangan Perusahaan yang meliputi bidang anggaran dan akuntansi.

c. Bertanggung jawab atas pengelolaan perusahaan yang berkaitan dengan pembinaan kegiatan akuntansi manajemen, pembinaan kegiatan akuntansi keuangan, dan pembinaan kegiatan perbendaharaan.

d. Merumuskan ketentuan-ketentuan tentang rencana pembinaan keuangan baik yang menyangkut kegiatan pengendalian anggaran dan akuntansi serta laporan


(21)

keuangan perusahaan dan perbendaharaan yang selanjutnya ditetapkan dengan keputusan direksi.

e. Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengendalikan seluruh fungsi keuangan Perusahaan dalam upaya mewujudkan peningkatan kinerja keuangan.

5. Direktur Investasi

Direktur investasi bertanggung jawab membawahi langsung divisi pengelolaan dana program pensiun dan divisi pengelolaan dana program asuransi.

Uraian tugas dan wewenang direktur investasi:

a. Membuat kebijakan dan mengambil keputusan strategis fungsional perusahaan dalam bidang investasi.

b. Bertanggung jawab atas pengelolaan perusahaan yang berkaitan dengan pembinaan kegiatan investasi.

c. Merumuskan ketentuan-ketentuan tentang rencana pembinaan keuangan yang menyangkut kegiatan investasi dan laporan keuangan perusahaan.

d. Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengendalikan seluruh fungsi investasi perusahaan dalam upaya mewujudkan peningkatan kinerja investasi.

e. Merumuskan sasaran kebijakan strategis pengelolaan dana investasi perusahaan (arah investasi) yang terdiri dari pengelolaan dana investasi program pensiun dan asuransi.


(22)

D. Kinerja Usaha Terkini

Pengembangan yang dilakukan PT Taspen (Persero) untuk mendukung pertumbuhan korporasi yang berkelanjutan. Hal tersebut dilakukan guna memenuhi ekspektasi peserta dan stakeholder lainnya, meliputi pengembangan sumber daya manusia, pelayanan, teknologi informasi, keuangan, dan investasi. PT Taspen sebagai lembaga penyelenggara asuransi sosial mempunyai kewajiban jangka panjang untuk menjamin keberlanjutan penyelenggaraan asuransi dan peningkatan kesejahteraan peserta. Oleh karena itu, pengelolaan investasi PT Taspen berbasis pada Asset Liability Management yang dengan konsisten menerapkan prinsip kehati-hatian (prudent) tingkat hasil (return) yang optimal dan likuid, dengan time horizon yang disesuaikan dengan sifat liability perusahaan serta memperhatikan struktur portofolio dan alokasi asetnya dengan memanfaatkan instrumen-instrumen investasi yang mempunyai pengembangan yang baik. Selain itu PT Taspen (Persero) juga telah melaksanakan reformasi pelayanan yang meliputi penyederhanaan formulir, penyederhanaan prosedur klim dari 7 (tujuh) titik menjadi 3(tiga) titik, pengajuan klim secara online dan penyelenggaraan office chanelling sehingga PT Taspen (Persero) dapat lebih dekat kepada peserta dalam memberikan pelayanannya.

Berkat kerja keras seluruh insan PT Taspen (Persero) dalam menjalankan perusahaan ini mendapat beberapa penghargaan dan piala dari pemerintah, diantaranya:

1. PT Taspen (Persero) mendapat penilaian dari KPK yaitu menduduki urutan ke-5 hasil survei Integritas Layanan Publik.


(23)

2. PT Taspen (Persero) mendapatkan penghargaan berupa Piala Anugerah Cinta Karya Bangsa bidang pembangunan produk dalam negeri.

3. PT Taspen (Persero) mendapatkan penghargaan Indonesian Insurance Award 2013.

4. Kementerian BUMN Penghargaan: Kategori Individual (II) yaitu Penghargaan atas Perluasan Jaringan Aplikasi SIMGAJI PNS di 98 Pemda.

5. Kementerian BUMN Anugerah Award The Best Technology Innovation Of Financial Services Sector.

6. BUMN TRACK Juara III Implementasi GCG BUMN Non Terbuka Berdaya Saing Terbaik.

7. Bisnis Indonesia Insurance Award 2013: THE BEST PRCTICES IMPROVEMENT dan THE BEST PRACTICES.

8. Komisi Informasi Pusat Peringkat 3 Anugerah Keterbukaan Informasi Badan Publik tahun 2013.

E.Rencana Kegiatan

Sebagai pemenuhan atas ketentuan yang terdapat pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, Pasal 11 ayat 2b Anggaran Dasar PT Taspen (Persero), keputusan Pemegang Saham PT Taspen (Persero) Nomor KEP-211/M-PBUMN/199 Pasal 7 ayat 1, dan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor:64 Tahun 2001 Tentang Pengalihan Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan pada Perusahaan Perseroan (PERSERO), Perusahaan Umum (PERUM), dan Perusahaan Jawatan (PERJAN) kepada Menteri Negara Bidang Usaha Milik Negara, Divisi Renbang dan Bisnis


(24)

ditugaskan perusahaan untuk membuat Laporan Manajemen Konsolidasi dan Laporan Manajemen Program Pensiun PT Taspen (Persero).

Divisi Renbang Bisnis melakukan kajian terhadap posisi kegiatan usaha PT Taspen (Persero) pada masa sekarang dan dimasa yang akan datang, serta melakukan monitoring resiko koorporasi melalui unit anajemen Resiko. Divisi Renbang Bisnis juga melakukan penerbitan Laporan Manajemen, Laporan Statistik, Annual Report dan Company Profile, disamping melakukan perumusan kebijakan dan SOP untuk pengendalian resiko bisnis.


(25)

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan dalam arti luas adalah merupakan keseluruhan aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan usaha untuk mendapatkan dana (obtaining of funds) yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut (use/allocations of funds) seefisien mungkin.

Dalam arti sempit, manajemen keuangan adalah aktivitas yang hanya berkaitan dengan usaha mendapatkan dana saja. Dengan demikian manajemen keuangan adalah manajemen untuk fungsi –fungsi pembelanjaan.

2. Fungsi Manajemen Keuangan

Fungsi manajemen keuangan terdiri dari tiga keputusan keuangan, yaitu: 1) Keputusan Investasi (Investement Decision)

Keputusan investasi adalah keputusan mengalokasikan sumber dana atau akan digunkan untuk apa dana tersebut. Fungsi penggunaan dana meliputi perencanaan dan pengendalian penggunaan aset baik aset lancar atau pun aset tetap. Agar dana yang tertanam dalam masing–masing unsur aset tersebut di satu pihak tidak terlalu kecil jumlahnya sehingga dapat mengganggu likuiditas dan kontinuitas usaha, dan dipihak lain tidak terlalu besar jumlahnya sehingga dapat menimbulkan dana yang menganggur (idle money).


(26)

2) Keputusan Pendanaan (Financing Decision)

Keputusan pendanaan adalah keputusan tentang bagaimana memperoleh dana untuk membiayai investasi. Fungsi pendanaan juga harus dilakukan secara efisien. Manajer keuangan harus mengusahakan agar perusahaan dapat memperoleh dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan.

3) Kebijakan Dividen (Dividend Policy)

Setelah dana diinvestasikan unuk membiayai operasi perusahaan dan mampu menghasilkan keuntungan, maka selanjutnya manajer keuangan juga akan terlibat dalam pengambilan keputusan mengenai beberapa bagian dari keuntungan yang akan dibayarkan atau diberikan kepada pemilik perusahaan atau pemberi dana, dan beberapa bagian yang akan di investasikan kembali untuk membiayai pertumbuhan atau ekspansi perusahaan.

B. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan.

Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan. Dimana hasil analisa tersebut pihak-pihak yang berkepentingan mengambil suatu keputusan. Berikut ini beberapa pendapat mengenai defenisi laporan keuangan:


(27)

Menurut Myer, dalam dalam S. Munawir (2007:5) dalam bukunya Financial Statement analysis mengatakan bahwa yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah : “Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau laba rugi. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ke tiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tak dibagikan (laba yang ditahan)”.

Menurut Kasmir (2014:7) Pengertian laporan keuangan adalah laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini, atau dalam satu periode tertentu.

Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting bagi para pemakai laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan ini akan menjadi lebih bermanfaat apabila informasi yang terkandung dalam laporan keuangan tersebut dapat digunakan untuk dapat memprediksi apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang.

Laporan keuangan (financial statement) merupakan produk akhir dari serangkaian proses pencatatan dan pengikhtisaran data transaksi bisnis. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomuikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan kata lain, laporan keuangan ini berfungsi sebagai alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan, yang menunjukan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan.


(28)

2. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Tujuan umum laporan keuangan adalah :

1) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban perusahaan, dengan maksud:

a. Untuk menilai kekuatan dan kelemah perusahaan.

b. Untuk menunjukan posisi keuangan dan investasi perusahaan.

c. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya. d. Menunjukan kemampuan sumber daya yang ada untuk pertumbuhan

perusahaan.

2) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba, dengan maksud:

a. Memberikan gambaran tentang jumlah dividen yang diharapkan pemegang saham.

b. Menunjukan kemampuan perusahaandalam membayar kewajiban kepada kreditor, supplier, pegawai, pemerintah, dan kemampuannya dalam mengumpulkan dana untuk kepentingan ekspansi perusahaan.

c. Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengendalian.

d. Menunjukan tingkat kemampuan perushaan dalam mendapatkan laba jangka panjang.


(29)

3) Memungkinkan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba 4) Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan aset dan

kewajiban

5) Mengungkapkan informasi relavan lainnya yang dibutuhkan oleh para pemakai laporan.

Menurut Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Akan tetapi tujuan keseluruhandari laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi infestor dan kreditor dalam pengambilan keputusan investasi dan kredit. Jenis keputusan yang dibuat oleh pengambil keputusan sangatlah beragam, begitu juga dengan metode pengambilan keputusan yang mereka gunakan dan kemampuan mereka untuk memperoses informasi.

3. Jenis-jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan perusahaan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terdiri dari 3 (tiga) laporan keuangan utama, yaitu:

1) Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan berupa asset, kewajiban, dan ekuitas suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Neraca terdiri dari beberapa bagian utama yaitu: aktiva pada posisi kiri dan pasiva pada posisi kanan. Pada posisi kanan pasiva terdiri dari hutang dan modal perusahan.


(30)

Aktiva

Aktiva meupakan harta dari sebuah perusahaan, yang digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa. Aktiva dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: a. Aktiva Lancar

Aktiva lancar yaitu pos-pos yang berputar di dalam kegiatan normal usaha untuk periode waktu yang relatif singkat seperti kas, surat berharga, piutang usaha, dan persediaan.

b. Aktiva Tetap

Aktiva tetap yaitu semua aktiva yang digunakan dalam jangka panjang. Seperti tanah, sumber daya mineral, bangunan, peralatan, mesin dan kendaraan. c. Aktiva Lain-lain

Aktiva lain-lain seperti deposito, paten dan berbagai aktiva tak berwujud, seperti goodwill yang timbul dari akuisisi.

Pasiva

Pasiva adalah merupakan sumber pembelanjaan perusahaan. Pasiva dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

a. Kewajiban lancar

Kewajiban lancar yaitu kewajiban kepada pemasok, instansi pajak, pekerja, dan pemberi pinjaman untuk hutang yang jatuh tempo dalam satu tahun.

b. Kewajiban jangka panjang

Kewajiban jangka panjang yaitu berbagai instrumen hutang yang harus dibayar setelah satu tahun, seperti hipotik dan obligasi.


(31)

c. Ekuitas pemilik

Ekuitas pemilik yaitu menyajikan dana yang dikontribusikan oleh berbagai golongan pemilik perusahaan dan juga akumulasi laba ditahan didalam perusahaan.

2) Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah ringkasan mengenai pendapatan dan beban (biaya) serta laba atau rugi yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi ini pada akhirnya akan memuat informasi mengenai hasil kinerja manajemen atau hasil kegiatan operasional perusahaan.

3) Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dana kas dan setara kas dan kebutuhan perusahaan dalam memanfaatkan dana tersebut, yang diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Laporan arus kas ini akan menunjukan besarnya kenaikan atau penurunan bersih kas dari seluruh aktivitas selama periode berjalan serta saldo kas yang dimiliki perusahaan sampai dengan akhir periode.

C. Pengertian Kinerja Keuangan

Pengukuran kinerja keuangan merupakan suatu usaha formal untuk mengevaluasi efesiensi dan efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dan posisi kas tertentu. Dengan pengukuran kinerja keuangan dapat dilihat prospek pertumbuhan dan perkembangan keuangan perusahaan dari mengandalkan sumber


(32)

daya yang dimilikinya. Perusahaan dikatakan berhasil apabila perusahaan telah mencapai suatu kinerja tertentu yang telah ditetapkan.

Dalam pengukuran kinerja keuangan perlu dilakukan proses analisis. Analisis kinerja keuangan merupakan suatu proses pengkajian kinerja keuangan secara kritis, yang meliputi peninjauan data keuangan, penghitungan, pengukuran,interprestasi, dan pemberian solusi terhadap masalah keuangan perusahaan pada suatu priode tertentu.

Kinerja keuangan dapat dinilai dengan menggunakan beberapa alat analisis. Berdasarkan tekniknya, analisis kinerja keuangan dapat dibedakan menjadi 9 macam, yaitu:

a. Analisis perbandingan Laporan Keuangan

Analisis perbandingan Laporan Keuangan Merupakan teknik analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan dari dua periode atau lebih untuk menunjukan perubahan dalam jumlah (absolut) maupun dalam presentasi (relatif). b. Analisis Tren

Analisis Tren Merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui keadaan keungan dan kinerja perusahaan, apakah menunjukan kenaikan atau penurunan.

c. Analisis Presentase per Komponen (common size)

Analisis Presentase per Komponen Merupakan teknik analisis yang digunkan untuk mengetahui presentasi masing-masing komponen aset terhadap total aset; presentasi masing-masing komponen utang dan modal terhadap total pasiva (total aset); presentasi masing-masing komponen laporan laba rugi terhadap penjualan bersih.


(33)

d. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja selama dua periode waktu yang dibandingkan.

e. Analisis Sumber dan Penggunaan kas

Analisis sumber dan penggunaan kas Merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui kondisi kas dan perubahan kas pada suatu periode waktu tertentu.

f. Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan Merupakan teknik analisis yang digunkan untuk mengetahui hubungan diantara pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi.

g. Analisis Titik Impas

Analisis Titik ImpasMerupakan teknik analisis yang digunkan untuk mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

h. Analisis Kredit

Analisis Kredit Merupakan teknik analisis yang digunkan untuk menilai layak atau tidaknya suatu permohonan kredit debitur kepada kreditor, seperti bank.

Banyaknya teknik yang dapat digunkan untuk menganalisa laporan keuangan, namun penulis membatasi pembahasan ini hanya pada analisis rasio-rasio keuangan.


(34)

D. Analisis Ratio Keuangan 1. Pengertian Ratio Keuangan

Menurut Drs. S. Munawir (2007 : 64) Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan mengunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standard.

Menurut James C Van Horne, dalam Kasmir (2014:104) ratio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.

Dari beberapa pendapat ahli ekonomi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis ratio merupakan bagian dari analisis keuangan. Analisis ratio adalah analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang ada pada laporan keuangan dalam bentuk ratio keuangan. Dimana ratio ini dapat mengungkapkan hubungan yang penting antar perkiraan laporan keuangan dan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.

Analisis ratio keuangan merupakan analisis yang paling sering dilakukan untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan dibandingkan dengan alat analisis keuangan lainnya. Akan tetapi standart rasio keuangan bukanlah merupakan angka pembanding yang ideal atau bukanlah merupakan ukuran yang pasti, tetapi standart rasio dapat digunakan sebagai pedoman atau pengguna bagi penganalisa.


(35)

Analisis rasio memiliki beberapa keunggulan sebagai alat analisis, yaitu: a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca

dan ditafsirkan.

b. Rasio merupakan pengganti yang cukup sederhana dari informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang pada dasarnya sangat rinci dan rumit. c. Rasio sangat bermanfaat dalam pengambilan keputusan.

d. Dengan rasio lebih mudah untuk membandingkan suatu perusahaan terhadap perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik. e. Dengan rasio lebih mudah untuk melihat tren perusahaan serta melakukan

prediksi di masa yang akan datang.

Sebagai alat analisis keuangan, analisis rasio juga memiliki keterbatasan atau kelemahan. Berikut ini adalah beberapa keterbatasan atau kelemahan dari analisis rasio keuangan:

a. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industry dari perusahaan yang dianalisis, khususnya apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.

b. Perbedaan dalam metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan rasio yang berbeda pula, misalnya perbedaan dalam metode penyusutan aset tetap atau penilaian persediaan.

c. Penggunaan tahun iskal yang berbeda juga dapat menghasilkan perbedaan analisis.


(36)

d. Kesesuaian antara besarnya hasil analisis rasio keuangan dengan standar industry tidak menjamin bahwa perusahaan telah menjalankan aktivitasnya secara normal dan baik.

2. Jenis-jenis Ratio Keuangan 1) Ratio Likuiditas

Ratio likuiditas merupakan ratio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh tingkat kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya yang akan segera jatuh tempo.

Berikut adalah jenis-jenis ratio likuiditas yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan.

a. Ratio Lancar (Current Ratio)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Standar current ratio yang baik adalah 2:1. Besaran rasio ini sering kali dianggap sebagai ukuran yang baik atau memuaskan bagi tingkat likuiditas suatu perusahaan.


(37)

b. Ratio Cepat (Quick Ratio)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan.

Rumus untuk mencari Quick Ratio adalah sebagai berikut.

c. Ratio Kas (Cash Ratio)

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.

Rumus untuk mencari Cash Ratio adalah sebagai berikut.

d. Modal Kerja Bersih (Net Working Capital)

Rasio ini digunakan untuk menghitung berapa kelebihan aset lancar di atas utang lancar.


(38)

2) Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Perusahaan denngan ratio solvabilitas yang tinggi (memiliki utang yang besar) yang dapat berdampak pada timbulnya resiko keuangan yang besar, tetapi juga memiliki peluang yang besar pula untuk menghasilkan laba yang tinggi.

Berikut adalah jenis-jenis ratio solvabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya.

a. Ratio Hutang (Debt Ratio)

Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aset. Dengan kata lain debt ratio digunakan untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh utang, atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pembiayaan aset.

Apabila besaran ratio utang terhadap aset adalah tinggi maka hal ini tentu saja akan mengurangi kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman dari kreditor karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu melunasi utang – utangnya dengan total aset yang dimilikinya.


(39)

b. Ratio Utang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio)

Rasio ini digunakan untuk mengetahui besarnya perbandingan antara jumlah dana yang disediakan oleh kreditur dengan jumlah dana yang berasal dari pemilik perusahaan. Atau dengan kata lain berfungsi untuk mengetahui berapa bagian dari setiap rupiah modal yang dijadikan sebagai jaminan utang.

Apabila kreditor memberikan pinjaman kepada debitur akan lebih aman apabila kreditor memberikan pinjaman kepada debitur yang memiliki tingkat Debt to Equity Ratio yang rendah karena hal ini berarti bahwa semakin besar jumlah modal pemilik yang dapat dijadikan sebagai jaminan utang. Dan semakin tinggi Debt to Equity Ratio maka berarti semakin kecil jumlah modal pemilik yang dapat dijadikan sebagai jaminan utang.

Rumus untuk mencari debt to equity ratio adalah sebagai berikut.

3) Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aset yang dimilikinya, termasuk untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang ada. Rasio ini digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.

Berikut adalah jenis-jenis ratio aktivitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan dan mengoptimalkan aset yang dimiliki.


(40)

a. Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover)

Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada seluruh aktiva dalam menghasilkan pendapatan.

Rumus untuk mencari total assets turnover adalah sebagai berikut.

b. Perputaran Aset Tetap (Fixed Assets Turnover)

Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode.

Rumus untuk mencari fixed assets turnover adalah sebagai berikut.

4) Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal bisnisnya.

Berikut adalah jenis-jenis ratio profitabilitas yang digunakan a. Hasil Pengembalian atas Aset (Return On Assets (ROA))

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.


(41)

b. Hasil Pengembalian atas Ekuitas (Return On Equity (ROE))

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam ekuitas.

Rumus untuk mencari return on equity adalah sebagai berikut.

c. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Net profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan bersih dari kegiatan oprasinya. Semakin tinggi rasio ini semakin menguntungkan karena laba bersih perusahaan semakin besar.

Rumus untuk mencari net profit margin adalah sebagai berikut.

d. Hasil Pengembalian ata Investasi (Return On Investment (ROI))

Return On Investment merupakan ratio yang menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari sejumlah aktiva yang digunkan. Semakin tinggi nilai ROI, semakin efektif perusahaan menggunakan atau memanfaatkan aktiva yang dimilikinya didalam meghasilkan keuntungan setelah pajak.


(42)

Rumus untuk mencari return on investment adalah sebagai berikut.

e. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Gross Profit Margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya presentasi laba kotor atas penjualan bersih.

Rumus untuk mencari Gross Profit Margin adalah sebagai berikut.

E. Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan disajiakan dengan maksud untuk melihat kondisi keuangan pada setiap periode tertentu.

Adapun kondisi kegiatan, perkembangan dan kemerosotan pada PT TASPEN (Persero) yang dilihat dari Laporan keuangan selama tiga tahun berturut-turut meliputi Laporan Neraca dan Laporan Laba Rugi.

Adapun Laporan Neraca dan Laporan Laba Rugi PT TASPEN (Persero) per 31 Desember 2011-2013 dapat dilihat pada tabel berikut.


(43)

TABEL 3.1 PT TASPEN (Persero)

NERACA

Per 31 Desember 2011, 2012, dan 2013 (dalam miliyar rupiah)

KETERANGAN TAHUN

2011 2012 2013

ASET

Aset lancer `

Kas dan setara kas 3,99 6,99 5,30

Piutang usaha 14.403,79 27.051,93 28.361,49

Persediaan 1,09 1,13 1,21

Manfaat pensiun dibayar dimuka 3.962,87 4.578,93 5.113,88 Total Aset Lancar 18.371,74 31.638,98 33.481,90 Aset tetap

Harga perolehan 427,35 518,51 592,50

Akumulasi penyusutan (264,69) (269,97) (292,14)

Aset dalam penyelesaian 85,52 28,80 5.51

Total Aset Tetap 248,18 277,34 305,87

Aset lain-lain 81.377,54 99.020,16 102.167,48

TOTAL ASET 99.997,46 130.936,48 135.955,23

KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban lancar

Utang usaha 25,37 16,61 11,91

Utang pajak 61,40 84,14 53,47

Utang manfaat pensiun 39,09 45,13 38,84

Utang lain-lain 366,71 317,43 346,93

Utang bank 4.014,05 4.500,00 5.100,00

Beban yang masih harus dibayar 86,13 106,77 144,23

Pendapatan diterima dimuka 8,30 5,77 8,11

Total kewajiban lancer 4.601,05 5.075,85 5.703,49 Kewajiban jangka panjang

Kewajiban kepada peserta 46.155,56 54.702,24 60.655,33 Kewajiban imbalan paska kerja 85.97 62.41 75,88 Dana program pension 43.127,28 57.195,32 59.443,34 Total Kewajiban Jangka Panjang 89.368.81 111.959,97 120.174,54 TOTAL KEWAJIBAN 93.969,86 117.035,82 125.878,04 Ekuitas


(44)

Modal saham 100.00 100,00 100,00

Saldo laba 3.113,22 10.442,17 11.974,63

Ekuitas lainnya 2.814,38 3.358,49 (1.997,44)

TOTAL EKUITAS 6.027,60 13.900,66 10.077,19

TOTAL KEWAJIBAN DAN

EKUITAS 99.997,46 130.936,48 135.955,23

Sumber: PT Taspen (Persero), 2015 (Data Diolah) 1. Analisis Pada Neraca Perusahaan Aset

Pada tabel diatas, terlihat bahwa aset PT TASPEN (Persero) terus mengalami peningkatan dari tahun 2011-2013. Selama periode tahun 2011-2012 PT TASPEN (Persero) mengalami peningkatan aset dari Rp 99.997,46 pada tahun 2011 naik menjadi Rp130.936,48 pada tahun 2012 dengan jumlah kenaikan sebesar Rp 30.939,02. Dan pada tahun 2012 jumlah aset sebesar Rp130.936,48 naik lagi menjadi Rp 135.955,23 pada tahun 2013 dengan jumlah kenaikan sebesar Rp 5.018,75. Peningkatan yang paling besar terjadi pada tahun 2013.

Pasiva

Selama periode tahun 2011-2013 kewajiban PT TASPEN (Persero) cenderung meningkat terutama pada tahun 2013. Peningkatan kewajiban PT TASPEN (Persero) dari Rp93.969,86 pada tahun 2011 naik menjadi Rp117. 035,82 pada tahun 2012 dengan jumlah kenaikan sebesar Rp23.065,96. Dan pada tahun 2012 jumlah kewajiban sebesar Rp117.035,82 naik lagi menjadi Rp 125.878,04 pada tahu 2013 dengan jumlah kenaikan sebesar Rp 8.842,22.

Jumlah ekuitas pada tahun 2011 sebesar Rp 6.027,60 naik menjadi Rp13.900,66 pada tahun 2012 dengan jumlah kenaikan sebesar Rp7.873,06. Tetapi pada tahun 2013 mengalami penurunan, yaitu dari Rp13.900,66 pada tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar Rp10.077,19 dengan jumlah penurunan sebesar Rp 3.823,47.


(45)

TABEL 3.2 PT TASPEN (Persero)

Laporan Laba Rugi

Per 31 Desember 2011, 2012, dan 2013 (dalam miliyar rupiah)

KETERANGAN

TAHUN

2011 2012 2013

PENDAPATAN 15.079,88 16.803,13 17.623,86

Pengembalian hasil investasi dana

pension (3.213,20) (3.570,62) (4.242,45)

Laba kotor 11.866,68 13.232,51 13381,41

BEBAN

Beban klaim 11.154,28 12.631,39 11.874,82

Beban usaha 127,43 151,31 174,82

TOTAL BEBAN 11.281,71 12.782,71 12.049,64

Laba sebelum pajak 584,96 449,79 1.331,75

Pajak 5,88 6,15 7,46

Laba bersih setelah pajak 579,08 443,64 1.324,29 Sumber: PT Taspen (Persero), 2015 (Data Diolah)

2. Analisis Pada Laporan Laba Rugi

Pendapatan usaha PT TASPEN (Persero) mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2011-2013. Dimana peningkatan paling besar terjadi pada tahun 2013, yaitu sebesar Rp17.623,86.

Pendapatan usaha mempengaruhi laba bersih perusahaan karena kinerja perusahaan PT TASPEN (Persero) dinilai dari laba bersih pada tahun 2011-2013 yang dapat dinilai sagat baik, karena terus mengalami peningkatan dari Rp 579,08 pada tahun 2011, Rp 443,64 pada tahun 2012, dan sebesar Rp 1.324,29 pada tahun 2013.


(46)

F. Analisis Ratio Keuangan PT TASPEN (Persero)

Berdasarkan pengertian dan penggolongan ratio keuangan, maka dapat dianalisis beberapa ratio keuangan tersebut untuk melihat tingkat perkembangan seluruh aktivitas perusahaan.

1) Ratio Likuiditas

a. Current Ratio

Tahun 2011 = x 100% = 399%

Tahun 2012 = x 100% = 623%

Tahun 2013 = x 100% = 587%

Current ratio tahun2012 adalah 623%, artinya setiap Rp100,- hutang lancar dijamin dengan Rp 623,- aktiva lancar. Sedangkan tahun 2013 adalah 587%, artinya setiap Rp 100,- hutang lancar dijamin dengan Rp 587,- aktiva lancar. Dengan demikian nilai current ratio dari tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 36%. Hal ini disebabkan karena jumlah kewajiban lancar dari tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami peningkatan.


(47)

Tahun 2011 = x 100% = 399%

Tahun 2012 = x 100% = 623%

Tahun 2013 = x 100% = 587%

Quick ratio perusahaan pada tahun 2012 sebesar 623%, ini berarti setiap Rp100,- hutang lancar dijamin dengan Rp 623,- aktiva lancar. Sedangkan pada tahun 2013 sebesar 587%, berarti setiap Rp 100,- hutang lancar dijamin dengan Rp 587,- aktiva lancar.

Dengan demikian perusahaan mengalami penurunan sebesar 36% dari tahun 2012-2013. Quick ratio pada tahun 2012 lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2013. Pada tahun 2012 posisi total kewajiban lancar dapat ditutupi oleh aset yang lebih lancar sebesar 623%, sedangkan di tahun 2013 kemampuan asset yang lebih lancar hanya mampu memenuhi total kewajiban lancarnya sebesar 587%.

c. Cash Ratio

Tahun 2011 = x 100% = 0,09%

Tahun 2012 = x 100% = 0,13%


(48)

Cash ratio pada tahun 2012 sebesar 0,13% yang berarti setiap Rp100,- hutang lancar dijamin oleh kas sebesar Rp 0,13,-. Untuk tahun 2013 sebesar 0,09% berarti setiap Rp100,- hutang lancar dijamin oleh kas sebesar Rp 0,09,-. Dengan demikian perusahaan mengalami penurunan sebesar 4% dari tahun 2012-2013.

d. Net Working Capital

Tahun 2011 = x 100% = 13%

Tahun 2012 = x 100% = 20%

Tahun 2013 = x 100% = 20%

Pada tahun 2012 Net working capital perusahaan sebesar 20% yang berarti setiap Rp100,- total aktiva dijamin dengan Rp0,20,- Net working capital. Sedangkan pada tahun 2013 rasio ini sebesar 20%, berarti setiap Rp 100,- ,- total aktiva dijamin dengan Rp 0.20,- Net working capital. Pada tahun 2012dan 2013 mempunyai persentase nilai yang sama yaitu sebesar 20%. Nilai net working capital menunjukkan total likuiditas dari total aktiva.

2) Ratio Solvabilitas


(49)

Tahun 2011 = x 100% = 94%

Tahun 2012 = x 100% = 89%

Tahun 2013 = x 100% = 93%

Pada tahun 2012 Debt ratio perusahaan sebesar 89% yang berarti bahwa 89% dari setiap rupiah akan digunakan untuk menjamin hutang perusahaan. Sedangkan pada tahun 2013 sebesar 93% yang berarti setiap 93% dari setiap rupiah aktivamenjadi jaminan atas hutang perusahaan. Nilai debt ratio mengalami peningkatan sebesar 4%. Peningkatan nilai debt ratio dari tahun 2012 ke tahun 2013 menunjukkan semakin besar jumlah modal pinjaman (hutang) yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan dibanding.

b. Debt to Equity Ratio

Tahun 2011 = x 100% = 1.558%

Tahun 2012 = x 100% = 841%


(50)

Debt to equity ratio pada tahun 2012 sebesar 841% dan pada tahun 2013 sebesar 1.249%. Peningkatan nilai tersebut menunjukkan bahwa modal yang dijadikan sebagai jaminan utang pada tahun 2013 lebih besar jika dibandingkan pada tahun 2012. Hal ini berarti debt to equity rasio pada tahun 2012 sedikit lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2013.

3) Ratio Aktivitas

a. Total Assets Turnover

Tahun 2011 = = 0,15 kali

Tahun 2012 = = 0,12 kali

Tahun 2013 = = 0.13 kali

Total assets turnover pada tahun 2012 sebesar 0,12 kali, artinya dana yang tertanam dari keseluruhan aset berputar rata-rata 0,12 kali dalam setahun. Sementara itu pada tahun 2013 total assets turnover sebesar 0,13 kali, artinya dana yang tertanam dari keseluruhan aset berputar rata-rata 0,13 kali dalam setahun. Nilai total assets turnover pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 0,01 kali.


(51)

b. Fixed Assets Turnover

Tahun 2011 = = 60,77 kali

Tahun 2012 = = 60,58 kali

Tahun 2013 = = 57,61 kali

Fixed assets turn over tahun 2012 sebesar 60,58 kali yang artinya dana yang tertanam dalam aktiva tetap berputar rata-rata 60,58 kali dalam setahun. Sedangkan untuk tahun 2013 nilai fixed assets turn over sebesar 57,61 kali yang artinya dana yang tertanam dalam aktiva tetap berputar rata-rata 57,61 kali dalam setahun. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa telah terjadi penurunan Nilai fixed assets turn over dari tahun 2012 ke tahun 2013 yaitu sebesar 2,97 kali..

4) Rasio Profitabilitas

a. Return On Assets (ROA)


(52)

Tahun 2012 = x 100% = 0,34%

Tahun 2013 = x 100% = 0,97%

Return on assets pada tahun 2012 sebesar 0,34 % artinya, setiap Rp 100,- total aset turut memberikan konstribusi sebesar Rp 0,34,- laba bersih. Sedangkan pada tahun 2013 sebesar 0,97% artinya, setiap Rp 100,- total aset turut memberikan konstribusi sebesar Rp 0,97,- laba bersih.

Return on assets pada tahun 2013 lebih baik jika dibandingkan dengan pada tahun 2012 karena konstribusi total aset terhadap laba bersih di tahun 2013 lebih besar jika dibandingkan dengan tahun 2012. Dengan demikian telah terjadi peningkatan kinerja manajemen dalam menghasilkan laba bagi perusahaan sebesar 0,63%.

b. Return On Equity (ROE)

Tahun 2011 = x 100% = 10%

Tahun 2012 = x 100% = 3%

Tahun 2013 = x 100% = 13%

Return on equity pada tahun 2012 sebesar 3% artinya, setiap Rp100,- total ekuitas turut memberikan konstribusi sebesar Rp 0,03,- laba bersih. Sedangkan


(53)

pada tahun 2013 sebesar 13% artinya, setiap Rp 100,- total ekuitas memberikan konstribusi sebesar Rp 0,13,- laba bersih. Dalam hal ini berarti return on equity pada tahun 2013 lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2012. Nilai return on equity mengalami peningkatan sebesar 10% dari tahun 2012 ke tahun 2013.

c. Net Profit Margin

Tahun 2011 = x 100% = 4%

Tahun 2012 = x 100% = 3%

Tahun 2013 = x 100% = 8%

Net profit margin pada tahun 2013 sebesar 8% dan pada tahun 2012 sebesar 3%. Setiap Rp 100,- penjualan bersih turut memberikan kontribusi menghasilkan Rp 8,- laba bersih pada tahun 2013 dan Rp 3,- pada tahun 2012. Net profit margin 2013 lebih baik jika dibandingkan dengan 2012 karena kontribusi pendapatan bersih terhadap laba bersih di tahun 2013 lebih besar dibandingkan tahun 2012.

d. Return on Investment (ROI)


(54)

Tahun 2012 = x 100% = 0,34%

Tahun 2013 = x 100% = 0,97%

Return on investment pada tahun 2012 sebesar 0,34% artinya, setiap Rp 100,- total aset turut memberikan kontribusi menghasilkan Rp 0,34,- laba bersih. dan pada tahun 2013 sebesar 0,97% artinya, setiap Rp 100,- total aset turut memberikan kontribusi menghasilkan Rp 0,97,- laba bersih.

Dalam hal ini berarti return on investment pada tahun 2013 lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2012 karena kontribusi total aset terhadap laba bersih di tahun 2013 lebih besar jika dibandingkan pada tahun 2012. Dengan demikian telah terjadi peningkatan kinerja sebesar 0,63% dalam menghasilkan laba perusahaan.

e. Gross Profit Margin

Tahun 2011 = x 100% = 79%

Tahun 2012 = x 100% = 79%


(55)

Gross profit margin pada tahun 2012 sebesar 79% artinya, setiap Rp 100,- pendapatan perusahaan menghasilkan laba kotor sebesar Rp 0,79,-. Sedangkan pada tahun 2013 sebesar 76% artinya, setiap Rp 100,- pendapatan perusahaan menghasilkan laba kotor sebesar Rp 0,76,-. Dengan demikian Nilai gross profit margin mengalami penurunan sebesar 3%.

Tabel 3.3

Ratio Keuangan PT TASPEN (Persero) Periode 2011-2013

Tahun

Rasio Keuangan 2011 2012 2013

Rasio Likuiditas

Current ratio 399% 623% 587%

Quick ratio 399% 623% 587%

Cash ratio 0,09% 0,13% 0,09%

Net working capital 13% 20% 20%

Rasio Solvabilitas

Debt rasio 94% 89% 93%

Debt to equity ratio 1538% 841% 1249%

Rasio Aktivitas

Total assets turnover 0,15x 0,12x 0,13x

Fixed assets turnover 60,77x 60,58x 57,61x

Ratio Profitabilitas

Return on assets 0,58% 0,34% 0,97%

Return on equity 10% 3% 13%

Net profit margin 4% 3% 8%

Return on Investment 0,58% 0,34% 0,97%

Gross profit margin 79% 79% 76%

Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan rasio likuiditas yang terdiri dari Current ratio, Quick ratio, Cash ratio, dan Net working capital PT TASPEN (Persero) dari tahun 2011-2013 berada dalam keadaan kondisi yang sehat atau aman. Dimana nilai ideal ratio ini adalah minimum 150%.


(56)

Ratio solvabilitas PT TASPEN (Persero) pada Debt ratio dari tahun 2011-2012 berada dalam kondisi yang baik. Namun pada Debt to equity ratio dari tahun 2011-2013 berada dalam kondisi yang buruk dimana perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjangnya tidak mampu. Nilai maksimal dari rasio ini adalah 200%.

Rasio aktivitas yang terdiri dari Total assets turnover, dan Fixed assets turnover dari tahun 2011-2013 berada dalam kondisi yang baik. Dimana PT TASPEN (Persero) mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya secara efisien.

Ratio profitabilitas semakin tinggi nilai presentasinya adalah semakin baik. Rasio profitabilitas yang terdiri Return on assets, Return on equity, Net profit margin, Return on investment, and Gross profit margin pada tahun 2011-2013 memiliki nilai presentasi yang tidak stabil. Dimana pada tahun 2011 -2012 mengalami penurunan dan pada tahun 2013 terjada peningkatan.


(57)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan dan saran dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, selain itu penulis juga memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat demi kebaikan dan kemajuan organisasi.

A. Kesimpulan

Setelah penulis membahas penelitian dan menganalisis yang berhubungan dengan “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT TASPEN (Persero), dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kinerja keuangan PT TASPEN (Persero) dari tahun 2011 -2013 berada dalam kondisi yang baik. Namun PT TASPEN (Persero) memiliki hutang yang cukup besar yang dapat berakibat perusahaan sulit untuk mendapatkan kepercayaan dan bantuan dana pinjaman dari investor.

2. Rasio likuiditas PT TASPEN (Persero) bila dilihat dari Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio dan Net Working Capital dari tahun 2011, 2012, dan 2013 mengalami fluktuasi. Namun bila dilihat secara keseluruhan rasio likuiditas PT TASPEN (Persero) paling baik adalah di tahun 2012.

3. Rasio solvabilitas PT TASPEN (Persero) bila dilihat dari Debt Ratio dan Debt to Equity ratio untuk tahun 2011, 2012 dan 2013 adalah kurang baik dimana terjadinya penurunan dan peningkatan atau tidak konstan yang cukup drastis setiap tahun. Peningkatan ini menunjukan bahwa perusahaan untuk


(58)

mendapatkan pinjaman dari hutang sangat kecil karena tingat solvabilitas perusahaan yang sangat tinggi.

4. Rasio aktivitas PT TASPEN (Persero) bila dilihat dari Total AssetsTurnover, dan Fixed Assets Turnover dari tahun 2011,2012, dan 2013 mengalami fluktuasi. Namun bila dilihat secara keseluruhan rasio aktivitas PT TASPEN (Persero) yang paling baik adalah di tahun 2011dan 2012.

5. Rasio profitabilitas PT TASPEN (Persero) bila dilihat dari Return on Assets, Return on Equity, Net Profit Margin, Return on Investmen dan Gross Profit Margin mulai tahun 2011, 2012 dan 2013 kurang baik dimana setiap tahunnya mengalami penurunan. Namun pada tahun 2012 ke tahun 2013 kembali mengalami kenaikan. Hal ini berarti perusahaan semakin baik dalam menghasilkan keuntungan.

B. Saran

Dari kesimpulan di atas, penulis dapat memberikan beberapa saran, yaitu sebagai berikut:

1. Setelah melakukan analisis dan evaluasi terhadap rasio keuangan dari ke empat rasio yaitu likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas, ecara umum kinerja keuangan sudah baik, namun terdapat juga kinerja keuangan yang kurang baik yaitu pada rasio solvabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan perusahaan untuk mendapatkan pinjaman dari hutang sangat kecil karena tingat solvabilitas perusahaan yang sangat tinggi. Namun apabila dana dapat dipergunakan secara efektif dan efisien untuk membiayai ekspansi


(59)

bisnis perusahaan maka akan memberikan peluang yang besar bagi perusahaan untuk meningkatkan hasil usahanya dan dapat memperoleh kepercayaan untuk menambah kemampuan perusahaan dalam memperoleh tambahan pinjaman dari kreditur. Oleh karena itu, manajer keuangan dituntut untuk mampu mengelola rasio solvabilitas dengan baik sehingga mampu menyeimbangkan pengembalian yang tinggi dengan tingkat risiko yang dihadapi.

2. Perusahaan harus selalu memperhatikan perkembangan antara ratio aktivitas dan ratio provitabilitas perusahaan. Karena apabila aktivitas perusahaan terus mengalami peningkatan yang tidak stabil maka akan menyebabkan aset dan sumber daya yang ada menjadi tidak efisien. Sedangkan Rasio profitabilitas setiap tahunnya terus mengalami penurunan, artimya perusahaan kurang mampu menghasilkan laba dengan baik atau manajemen perusahaan tidak efektif dalam pengelolaan perusahaan. Fenomena ini memperlihatkan bahwa PT TASPEN (Persero) kurang mampu memenuhi kewajiban-kewajibannya sehingga sebaiknya kinerja manajemen keuangan diperbaiki kembali agara kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya dapat dicapai dengan baik.

3. Rasio keuangan pada PT PT TASPEN (Persero) pada tahun 2011, 2012, dan 2013 banyak mengalami fluktuasi yaitu turun naik. Dimana rasio dari tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami penurunan dan kembali naik pada tahun 2012 ke tahun 2013.. Sebaiknya rasio keuangan dapat dipertahankan


(60)

kenaikannya meskipun bernilai kecil karena apabila rasio keuangan yang terlihat berfluktuasi akan memperlihatkan kondisi perusahaan tidak stabil. PT TASPEN (Persero) memiliki rasio-rasio keuangan yang cukup baik, untuk lebih meningkatkan lagi perusahaan harus memperbesar aktiva dan modal perusahaan dari kewajiban agar perusahaan mampu membiayai kewajiban, mengelola modal yang diinvestasikan dalam aktiva dan meningkatkan pendapatan bersih untuk memperoleh laba bersih yang baik.


(61)

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan Syafri. 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi kesebelas, Rajawali Pers, Jakarta.

Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan: Pendekatan Rasio Keuangan. CAPS, Yogyakarta.

Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Edisi ketujuh, Rajawali Pers. Jakarta. Laporan Keuangan PT Taspen (Persero)

Http:///taspen.com/laporan-keuangan/annual-report

Syahyunan. 2013. Manajemen Keuangan: Perencanaan, Analisis, dan Pengendalian Keuangan. USU Press. Medan.

Munawir, S. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Liberty, Yogyakarta. Lukviarman, Niki. 2006. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan. Andalas

University Press, padang.

Helfert, Erich, A. 1996. Teknik Analisi Keuangan: Petunjuk Praktis Untuk Mengelola dan Mengukur Kinerja Perusahaan. Edisi kedelapan, Erlangga, Jakarta.

http://www.taspen.com


(1)

Ratio solvabilitas PT TASPEN (Persero) pada Debt ratio dari tahun 2011-2012 berada dalam kondisi yang baik. Namun pada Debt to equity ratio dari tahun 2011-2013 berada dalam kondisi yang buruk dimana perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjangnya tidak mampu. Nilai maksimal dari rasio ini adalah 200%.

Rasio aktivitas yang terdiri dari Total assets turnover, dan Fixed assets turnover dari tahun 2011-2013 berada dalam kondisi yang baik. Dimana PT TASPEN (Persero) mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya secara efisien.

Ratio profitabilitas semakin tinggi nilai presentasinya adalah semakin baik. Rasio profitabilitas yang terdiri Return on assets, Return on equity, Net profit margin, Return on investment, and Gross profit margin pada tahun 2011-2013 memiliki nilai presentasi yang tidak stabil. Dimana pada tahun 2011 -2012 mengalami penurunan dan pada tahun 2013 terjada peningkatan.


(2)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan dan saran dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, selain itu penulis juga memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat demi kebaikan dan kemajuan organisasi.

A. Kesimpulan

Setelah penulis membahas penelitian dan menganalisis yang berhubungan dengan “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT TASPEN (Persero), dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kinerja keuangan PT TASPEN (Persero) dari tahun 2011 -2013 berada dalam kondisi yang baik. Namun PT TASPEN (Persero) memiliki hutang yang cukup besar yang dapat berakibat perusahaan sulit untuk mendapatkan kepercayaan dan bantuan dana pinjaman dari investor.

2. Rasio likuiditas PT TASPEN (Persero) bila dilihat dari Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio dan Net Working Capital dari tahun 2011, 2012, dan 2013 mengalami fluktuasi. Namun bila dilihat secara keseluruhan rasio likuiditas PT TASPEN (Persero) paling baik adalah di tahun 2012.

3. Rasio solvabilitas PT TASPEN (Persero) bila dilihat dari Debt Ratio dan Debt to Equity ratio untuk tahun 2011, 2012 dan 2013 adalah kurang baik dimana terjadinya penurunan dan peningkatan atau tidak konstan yang cukup drastis setiap tahun. Peningkatan ini menunjukan bahwa perusahaan untuk


(3)

mendapatkan pinjaman dari hutang sangat kecil karena tingat solvabilitas perusahaan yang sangat tinggi.

4. Rasio aktivitas PT TASPEN (Persero) bila dilihat dari Total AssetsTurnover, dan Fixed Assets Turnover dari tahun 2011,2012, dan 2013 mengalami fluktuasi. Namun bila dilihat secara keseluruhan rasio aktivitas PT TASPEN (Persero) yang paling baik adalah di tahun 2011dan 2012.

5. Rasio profitabilitas PT TASPEN (Persero) bila dilihat dari Return on Assets, Return on Equity, Net Profit Margin, Return on Investmen dan Gross Profit Margin mulai tahun 2011, 2012 dan 2013 kurang baik dimana setiap tahunnya mengalami penurunan. Namun pada tahun 2012 ke tahun 2013 kembali mengalami kenaikan. Hal ini berarti perusahaan semakin baik dalam menghasilkan keuntungan.

B. Saran

Dari kesimpulan di atas, penulis dapat memberikan beberapa saran, yaitu sebagai berikut:

1. Setelah melakukan analisis dan evaluasi terhadap rasio keuangan dari ke empat rasio yaitu likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas, ecara umum kinerja keuangan sudah baik, namun terdapat juga kinerja keuangan yang kurang baik yaitu pada rasio solvabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan perusahaan untuk mendapatkan pinjaman dari hutang sangat kecil karena tingat solvabilitas perusahaan yang sangat tinggi. Namun apabila dana dapat dipergunakan secara efektif dan efisien untuk membiayai ekspansi


(4)

bisnis perusahaan maka akan memberikan peluang yang besar bagi perusahaan untuk meningkatkan hasil usahanya dan dapat memperoleh kepercayaan untuk menambah kemampuan perusahaan dalam memperoleh tambahan pinjaman dari kreditur. Oleh karena itu, manajer keuangan dituntut untuk mampu mengelola rasio solvabilitas dengan baik sehingga mampu menyeimbangkan pengembalian yang tinggi dengan tingkat risiko yang dihadapi.

2. Perusahaan harus selalu memperhatikan perkembangan antara ratio aktivitas dan ratio provitabilitas perusahaan. Karena apabila aktivitas perusahaan terus mengalami peningkatan yang tidak stabil maka akan menyebabkan aset dan sumber daya yang ada menjadi tidak efisien. Sedangkan Rasio profitabilitas setiap tahunnya terus mengalami penurunan, artimya perusahaan kurang mampu menghasilkan laba dengan baik atau manajemen perusahaan tidak efektif dalam pengelolaan perusahaan. Fenomena ini memperlihatkan bahwa PT TASPEN (Persero) kurang mampu memenuhi kewajiban-kewajibannya sehingga sebaiknya kinerja manajemen keuangan diperbaiki kembali agara kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya dapat dicapai dengan baik.

3. Rasio keuangan pada PT PT TASPEN (Persero) pada tahun 2011, 2012, dan 2013 banyak mengalami fluktuasi yaitu turun naik. Dimana rasio dari tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami penurunan dan kembali naik pada tahun 2012 ke tahun 2013.. Sebaiknya rasio keuangan dapat dipertahankan


(5)

kenaikannya meskipun bernilai kecil karena apabila rasio keuangan yang terlihat berfluktuasi akan memperlihatkan kondisi perusahaan tidak stabil. PT TASPEN (Persero) memiliki rasio-rasio keuangan yang cukup baik, untuk lebih meningkatkan lagi perusahaan harus memperbesar aktiva dan modal perusahaan dari kewajiban agar perusahaan mampu membiayai kewajiban, mengelola modal yang diinvestasikan dalam aktiva dan meningkatkan pendapatan bersih untuk memperoleh laba bersih yang baik.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan Syafri. 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi kesebelas, Rajawali Pers, Jakarta.

Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan: Pendekatan Rasio Keuangan. CAPS, Yogyakarta.

Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Edisi ketujuh, Rajawali Pers. Jakarta. Laporan Keuangan PT Taspen (Persero)

Http:///taspen.com/laporan-keuangan/annual-report

Syahyunan. 2013. Manajemen Keuangan: Perencanaan, Analisis, dan Pengendalian Keuangan. USU Press. Medan.

Munawir, S. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Liberty, Yogyakarta. Lukviarman, Niki. 2006. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan. Andalas

University Press, padang.

Helfert, Erich, A. 1996. Teknik Analisi Keuangan: Petunjuk Praktis Untuk Mengelola dan Mengukur Kinerja Perusahaan. Edisi kedelapan, Erlangga, Jakarta.

http://www.taspen.com