BAB 4 HASIL PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Sampel didapatkan sebesar 49 sampel yang kemudian
dilakukan penilaian pada pemeriksaan audiometri dan DPOAE. Tabel 4.1 Distribusi frekuensi berdasarkan kelompok umur
Kelompok Umur tahun
n
20 – 30 42
85.7
31 – 40 7
14.3 Total
49 100.0
Berdasarkan tabel diatas didapatkan umur terbanyak pada penelitian ini terdapat pada kelompok umur 20-30 tahun yaitu sebanyak 85.7
dengan Mean umur 27.35 tahun.
33
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Distribusi rerata nilai audiometri pada setiap fase sesuai dengan kelompok umur.
Karakteristik Rerata intensitas audiometri
dB
Kanan Kiri
20-30 tahun
31-40 tahun
p 20-30
tahun 31-40
tahun p
Audiometri Folikular
250 Hz 19.88
20.00 0.139
19.52 20.00
0.215
500 Hz 19.76
20.71 0.299
19.40 18.57
0.863
1000 Hz 19.05
17.86 0.833
18.93 17.14
0.304
2000 Hz 11.19
10.71 0.521
11.55 12.14
0.059
4000 Hz 9.29
7.86 0.247
7.62 7.14
0.022
8000 Hz 4.52
5.00 0.033
6.43 5.00
0.122 Ovulasi
250 Hz 18.81
20.71 0.818
19.52 18.57
0.608
500 Hz 19.05
20.71 0.063
18.81 17.14
0.771
1000 Hz 19.17
20.71 0.666
16.31 16.43
0.426
2000 Hz 11.07
12.14 0.731
10.36 7.86
0.477
4000 Hz 7.62
5.71 0.063
8.10 3.57
0.083
8000 Hz 3.69
7.86 0.587
4.64 4.29
0.782 Luteal
250 Hz 18.69
17.14 0.961
18.81 19.29
0.579
500 Hz 20.00
16.43 0.613
18.81 19.29
0.111
1000 Hz 17.62
14.29 0.177
18.21 20.71
0.211
2000 Hz 10.24
9.29 0.848
10.48 10.71
0.051
4000 Hz 6.98
7.14 0.768
7.62 4.29
0.080
8000 Hz 6.31
2.86 0.596
5.36 7.86
0.396
Berdasarkan tabel diatas, ditemukan hubungan yang bermakna antara rerata nilai audiometri kelompok umur 20-30 tahun telinga kiri pada fase
folikular di frekuensi 4000 Hz dengan p= 0.022 dan telinga kanan di frekuensi 8000 Hz dengan p= 0.033.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Distribusi rerata nilai DPOAE pada setiap fase sesuai dengan kelompok umur.
Karakteristik Rerata nilai DPOAE dB
Kanan Kiri
20-30 tahun
31-40 tahun
p 20-30
tahun 31-40
tahun p
DPOAE Folikular
1000 Hz 4.95
2.14 0.151
5.10 4.57
0.192
2000 Hz 7.62
5.14 0.738
6.33 6.29
0.926
3000 Hz 3.12
0.71 0.311
1.95 3.86
0.328
4000 Hz 5.26
0.57 0.608
5.64 1.71
0.724
5000 Hz 5.55
2.71 0.769
6.26 3.14
0.631 Ovulasi
1000 Hz 5.88
2.14 0.765
6.60 6.71
0.357
2000 Hz 8.55
4.43 0.260
7.14 9.71
0.188
3000 Hz 4.12
4.86 0.513
5.26 8.14
0.701
4000 Hz 4.93
-0.14 0.237
7.21 2.71
0.713
5000 Hz 7.24
6.57 0.469
7.02 7.00
0.328 Luteal
1000 Hz 5.17
0.86 0.110
5.33 4.29
0.315
2000 Hz 6.71
3.71 0.809
5.40 7.43
0.406
3000 Hz 1.88
3.86 0.618
3.38 5.71
0.418
4000 Hz 3.79
1.57 0.484
5.07 2.29
0.796
5000 Hz 5.31
5.14 0.450
5.55 5.43
0.706
Berdasarkan tabel diatas, tidak ditemukan adanya perbedaan yang bermakna dari rerata nilai DPOAE pada setiap fase pada siklus haid
antara kelompok umur 20 – 30 tahun dengan kelompok umur 31 - 40 tahun.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Distribusi rerata nilai audiometri pada siklus haid fase folikular Karakteristik
Siklus haid fase folikular
Kanan Kiri
Mean dB SD
Mean dB SD
Audiometri
250 Hz 19.90
4.731 19.59
4.877
500 Hz 19.90
5.051 19.29
5.000
1000 Hz 18.00
4.816 18.67
4.180
2000 Hz 11.12
5.426 11.63
5.438
4000 Hz 9.08
5.271 7.55
5.785
8000 Hz 4.59
6.985 6.22
6.962
Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan rerata nilai audiometri pada siklus haid fase folikular paling tinggi intensitasnya terdapat pada telinga kanan
frekuensi 250 Hz dan 500 Hz yaitu sebesar 19,90 dB dan paling rendah intensitasnya pada telinga kanan frekuensi 8000 Hz yaitu sebesar 4,59
dB. Tabel 4.5 Distribusi rerata nilai audiometri pada siklus haid saat ovulasi
Karakteristik Siklus haid saat ovulasi
Kanan Kiri
Mean dB SD
Mean dB SD
Audiometri
250 Hz 19.08
5.070 19.39 4.522
500 Hz 19.29
4.082 18.57 5.103
1000 Hz
18.39 4.855 16.33
4.539
2000 Hz 11.22
5.157 10.00 4.677
4000 Hz 7.35
5.313 7.45 4.578
8000 Hz 4.29
6.847 4.59 5.188
Universitas Sumatera Utara
Sesuai dengan tabel 4.5, pada penelitian ini ditemukan rerata nilai audiometri pada siklus haid saat ovulasi yang paling tinggi intensitasnya
terdapat pada telinga kiri pada frekuensi 250 Hz yaitu sebesar 19.39 dB, dan paling rendah intensitasnya pada telinga kanan frekuensi 8000 Hz
yaitu sebesar 4.29 dB. Tabel 4.6 Distribusi rerata nilai audiometri pada siklus haid fase luteal
Karakteristik Siklus haid fase luteal
Kanan Kiri
Mean dB SD Mean dB SD
Audiometri
250 Hz 18.47
5.323 18.00 5.521
500 Hz
19.49 5.327 18.88
4.595
1000 Hz 17.14
4.330 18.57 4.564
2000 Hz 10.10
4.620 10.51 4.359
4000 Hz
7.00 5.017 7.14
5.496
8000 Hz 5.82
5.714 5.71 6.614
Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan rerata audiometri pada siklus haid fase luteal yang paling tinggi intensitasnya terdapat pada telinga kanan
frekuensi 500 Hz yaitu sebesar 19.49 dB, dan yang paling rendah intensitasnya pada telinga kiri frekuensi 8000 Hz yaitu sebesar 5.71 dB.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Hubungan siklus haid fase folikular dengan saat ovulasi berdasarkan rerata nilai audiometri
Frekuensi Audiometri
Rerata Nilai Audiometri
kanan dB Nilai
p Rerata Nilai
Audiometri kiri dB
Nilai p
Fase Folikular
Saat Ovulasi
Fase Folikular
Saat Ovulasi
250 Hz 19.90
19.08 0.315
19.59 19.39
0.808
500 Hz 19.90
19.29 0.518
19.29 18.57
0.376
1000 Hz 18.00
18.39 0.593
18.67 16.33
0.005
2000 Hz 11.12
11.22 0.898
11.63 10.00
0.051
4000 Hz 9.08
7.35 0.008
7.55 7.45
0.908
8000 Hz 4.59
4.29 0.764
6.22 4.59
0.125
Berdasarkan tabel diatas, ditemukan adanya perbedaan yang bermakna antara rerata nilai audiometri pada siklus haid fase folikular
yaitu sebesar 9.08 dB dibandingkan dengan saat ovulasi sebesar 7.35 dB pada telinga kanan di frekuensi 4000 hz. Pada telinga kiri di frekuensi
1000 Hz juga ditemukan perbedaan yang bermakna antara fase folikular sebesar 18.67 dengan saat ovulasi sebesar 16.33 dB dengan nilai p
0,05.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Hubungan siklus haid saat ovulasi dengan fase luteal berdasarkan rerata nilai audiometri
Frekuensi Audiometri
Rerata Nilai Audiometri
kanan dB Nilai
p Rerata Nilai
Audiometri kiri dB
Nilai p
Saat Ovulasi
Fase Luteal
Saat Ovulasi
Fase Luteal
250 Hz 19.08
18.47 0.508
19.39 18.00
0.521
500 Hz 19.29
19.49 0.808
18.57 18.88
0.700
1000 Hz 18.39
17.14 0.114
16.33 18.57
0.003
2000 Hz 11.22
10.10 0.140
10.00 10.51
0.390
4000 Hz 7.35
7.00 0.625
7.45 7.14
0.679
8000 Hz 4.29
5.82 0.104
4.59 5.71
0.242
Berdasarkan tabel diatas, ditemukan adanya perbedaan yang bermakna antara rerata nilai audiometri pada siklus haid saat ovulasi yaitu
sebesar 16.33 dB dibandingkan dengan fase luteal yaitu sebesar 18.57 dB pada telinga kiri di frekuensi 1000 Hz dengan nilai p 0,05.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 Hubungan siklus haid fase folikular dengan fase luteal berdasarkan rerata nilai audiometri.
Frekuensi DPOAE
Rerata Nilai Audiometri
kanan dB Nilai
p Rerata Nilai
Audiometri kiri dB
Nilai p
Fase Folikular
Fase Luteal
Fase Folikular
Fase Luteal
250 Hz 19.90
18.47 0.142
19.59 18.00
0.442
500 Hz 19.90
19.49 0.667
19.29 18.88
0.633
1000 Hz 18.00
17.14 0.052
18.67 18.57
0.904
2000 Hz 11.12
10.10 0.207
11.63 10.51
0.154
4000 Hz 9.08
7.00 0.013
7.55 7.14
0.622
8000 Hz 4.59
5.82 0.248
6.22 5.71
0.694 Berdasarkan tabel diatas, ditemukan adanya perbedaan yang
bermakna antara rerata nilai audiometri pada siklus haid fase folikular sebesar 9.08 dB dibandingkan dengan fase luteal yaitu sebesar 7.00 dB
pada telinga kanan di frekuensi 4000 Hz dengan nilai p= 0,013.
Tabel 4.10 Distribusi rerata nilai amplitudo DPOAE pada fase folikular Karakteristik
Siklus haid fase folikular
Kanan Kiri
Mean dB SD
Mean dB SD
DPOAE
1000 Hz 4.55
5.385 5.02 4.858
2000 Hz
7.27 4.799 6.33
5.662
3000 Hz 2.78
5.249 2.22 5.296
4000 Hz 4.59
6.708 5.08 6.892
5000 Hz 5.14
5.792 5.82 6.323
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 4.10 didapatkan rerata amplitudo yang paling tinggi terdapat pada telinga kanan frekuensi 2000 Hz yaitu sebesar 7,27 dB dan
yang paling rendah terdapat telinga kiri pada frekuensi 3000 Hz yaitu sebesar 2,22 dB.
Tabel 4.11 Distribusi rerata nilai amplitudo DPOAE pada saat ovulasi Karakteristik
Siklus haid saat ovulasi
Kanan Kiri
Mean dB SD
Mean dB SD
DPOAE
1000 Hz 5.35
5.479 6.61 4.645
2000 Hz
7.96 5.393 7.51
6.028
3000 Hz 4.22
5.448 5.67 5.691
4000 Hz 4.20
6.658 6.57 7.588
5000 Hz
7.14 5.986 7.02
7.440
Pada penelitian ini, sesuai dengan tabel 4.11 didapatkan rerata amplitudo DPOAE yang paling tinggi ialah pada telinga kanan frekuensi
2000 Hz yaitu sebesar 7,96 dB dan yang paling rendah terdapat pada frekuensi 4000 Hz yaitu sebesar 4,20 dB.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12 Distribusi rerata nilai amplitudo DPOAE pada fase luteal Karakteristik
Siklus haid fase luteal
Kanan Kiri
Mean dB SD
Mean dB SD
DPOAE
1000 Hz 4.55
4.958 5.18
4.590
2000 Hz 6.29
6.212 5.69
6.407
3000 Hz 2.16
6.155 3.71
5.867
4000 Hz 3.47
6.436 4.67
5.832
5000 Hz 5.29
5.107 5.53
6.953
Berdasarkan tabel 4.12 didapatkan rerata amplitudo yang paling tinggi terdapat pada telinga kanan frekuensi 2000 Hz yaitu sebesar 6,29 dB dan
yang paling rendah terdapat pada telinga kanan frekuensi 3000 Hz yaitu sebesar 2,16 dB.
Tabel 4.13 Hubungan antara siklus haid fase folikular dengan fase ovulasi berdasarkan rerata nilai amplitudo DPOAE
Frekuensi DPOAE
Rerata Nilai amplitudo DPOAE
kanan dB Nilai
p Rerata Nilai
amplitudo DPOAE kiri dB
Nilai p
Fase Folikular
Saat Ovulasi
Fase Folikular
Saat Ovulasi
1000 Hz 4.55
5.35 0.181
5.02 6.61
0.022
2000 Hz
7.27 7.96
0.170 6.33
7.51 0.060
3000 Hz 2.78
4.22 0.070
2.22 5.67
0.000
4000 Hz 4.59
4.20 0.690
5.08 6.57
0.263
5000 Hz
5.14 7.14
0.063 5.82
7.02 0.218
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 4.13, tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan antara rerata nilai amplitudo DPOAE pada siklus haid fase
folikular dan fase ovulasi pada telinga kanan dengan nilai p keseluruhan frekuensi 0.05. Sedangkan pada telinga kiri terdapat perbedaan yang
bermakna antara rerata amplitudo DPOAE pada fase folikular dibandingkan dengan saat ovulasi di frekuensi 1000 Hz dan 3000 Hz
dengan p0.05.
Tabel 4.14 Tabel hubungan antara siklus haid saat ovulasi dengan fase luteal berdasarkan rerata nilai amplitudo DPOAE.
Frekuensi DPOAE
Rerata Nilai amplitudo DPOAE
kanan dB Nilai
p Rerata Nilai
amplitudo DPOAE kiri dB
Nilai p
Saat Ovulasi
Fase Luteal
Saat Ovulasi
Fase Luteal
1000 Hz 5.35
4.55 0.295
6.61 5.18
0.013
2000 Hz 7.96
6.29 0.003
7.51 5.69
0.005
3000 Hz 4.22
2.16 0.003
5.67 3.71
0.014
4000 Hz 4.20
3.47 0.417
6.57 4.67
0.064
5000 Hz 7.14
5.29 0.034
7.02 5.53
0.113
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan perbedaan yang bermakna antara rerata nilai DPOAE pada telinga kanan saat ovulasi dan fase luteal
di frekuensi 2000 Hz, 3000 Hz, dan 5000 Hz dengan p 0.05. Sedangkan pada telinga kiri, terdapat perbedaan yang bermakna antara rerata
amplitudo DPOAE saat ovulasi dibandingkan dengan fase luteal pada frekuensi 1000 Hz, 2000 Hz dan 3000 Hz dengan p 0.05.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.15 Tabel hubungan antara siklus haid folikular dengan fase luteal berdasarkan rerata nilai amplitudo DPOAE
Frekuensi DPOAE
Rerata Nilai amplitudo DPOAE
kanan dB Nilai
p Rerata Nilai
amplitudo DPOAE kiri dB
Nilai p
Fase Folikular
Fase Luteal
Fase Folikular
Fase Luteal
1000 Hz 4.55
4.55 1.000
5.02 5.18
0.782
2000 Hz 7.27
6.29 0.167
6.33 5.69
0.260
3000 Hz 2.78
2.16 0.445
2.22 3.71
0.112
4000 Hz 4.59
3.47 0.249
5.08 4.67
0.713
5000 Hz 5.14
5.29 0.872
5.82 5.53
0.726
Berdasarkan tabel 4.15, tidak didapatkan adanya perbedaan yang bermakna antara rerata nilai amplitudo DPOAE pada fase folikular
dibandingkan dengan fase luteal baik pada telinga kanan dan kiri. Pada frekuensi 1000 Hz, 2000 Hz, 3000 Hz, 4000 Hz dan 5000 Hz didapatkan
nilai p0.05.
Tabel 4.16 Hubungan antara rerata nilai audiometri dan DPOAE pada fase folikular
Frekuensi Kanan
Kiri Rerata
nilai Audiometri
dB Rerata
nilai DPOA
E dB p
r Rerata
nilai Audiometri
dB Rerata
nilai DPOA
E dB p
r
1000 Hz 18.00
4.55 0.766 -0.044
18.67 5.02
0.733 -0.050 2000 Hz
11.12 7.27
0.690 -0.058 11.63
6.33 0.264 -0.163
4000 Hz 9.08
4.59 0.307 0.149
7.55 5.08
0.204 -0.185
Pada tabel 4.16, tidak didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara rerata nilai DPOAE dan rerata nilai audiometri pada pemeriksaan
fase folikular p0.05.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.17 Hubungan antara rerata nilai audiometri dan DPOAE pada saat ovulasi
Frekuensi Kanan
Kiri Rerata nilai
Audiometri dB
Rerata nilai
DPOA E dB
p r
Rerata nilai Audiometri
dB Rerata
nilai DPOA
E dB p
r
1000 Hz 18.39
5.35 0.344 -0.138 16.33
6.61 0.124 -0.223
2000 Hz 11.22
7.96 0.139 -0.215 10.00
7.51 0.062 -0.269
4000 Hz 7.35
4.20 0.910 -0.017 7.45
6.57 0.327 0.143
Berdasarkan tabel 4.17, tidak didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara rerata nilai DPOAE dan rerata nilai audiometri pada
pemeriksaan saat ovulasi p0.05
Tabel 4.18 Hubungan antara rerata nilai audiometri dan DPOAE pada fase luteal
Frekuensi Kanan
Kiri Rerata nilai
Audiometri dB
Rerata nilai
DPOA E dB
p r
Rerata nilai Audiometri
dB Rerata
nilai DPOA
E dB p
r
1000 Hz 17.14
4.55 0.966 -0.006
18.57 5.18
0.970 0.006 2000 Hz
10.10 6.29
0.467 -0.106 10.51
5.69 0.726 -0.051
4000 Hz 7.00
3.47 0.017 -0.339
7.14 4.67
0.240 0.171
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan terdapat hubungan yang signifikan antara nilai audiometri pada telinga kanan di frekuensi 4000 Hz
dengan nilai p=0.017 dan arah korelasi negatif -0.339 pada pemeriksaan fase luteal
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN