Mekanisme Pembinaan Pengawas Pembinaan Kualifikasi

7

3. Obyektif adalah prinsip proses pengambilan keputusan yang tepat, tidak

mengandung nilai subjektifitas, karena faktor kedekatan, kekerabatan, kedaerahan serta kekeluargaan dan lain-lain.

4. Akuntabel yakni prinsip pertanggung jawaban secara hukum; tidak

mengandung cacat hukum dalam proses, mekanisme, prosedur dan administrasi agar terhindar dari kesalahan yang berakhir di ranah hukum.

5. Terukur adalah diterapkannya indikator kinerja yang dapat dihitung

kepada setiap pengawas. Ukuran kinerja dapat disesuaikan dengan penilaian hasil kinerja pengawas madrasah.

E. Ruang Lingkup Pembinaan

Ruang lingkup pembinaan mencakup: 1. Peningkatan kualifikasi akademik Pembinaan kualifikasi ditujukan agar para pengawas dapat meningkatkan tingkat pendidikan formal sampai minimal berpendidikan Sarjana SI bagi yang berpendidikan diploma, dan berpendidikan S2 bagi pengawas yang berpendidikan S1. 2. Pengembangan Kompetensi Pengembangan Kompetensi diarahkan pada peningkatan kompetensi pengawas mencakup kompetensi pribadi, kompetensi sosial, kompetensi pedagogik dan kompetensi professional. 3. Pembinaan Karir. pembinaan karir pengawas diarahkan untuk mempercepat kenaikan pangkat dan jabatan pengawas sesuai dengan ketentuan yang berlaku melalui pengumpulan angka kredit. Jenjang jabatan pengawas mulai dari pengawas pertama sampai pada pengawas utama.

A. Mekanisme Pembinaan Pengawas

8 Pembinaan Pengawas memerlukan dukungan dari pihak terkait agar berjalan secara maksimal. Adapun pihak yang terkait dalam pembinaan pengawas adalah sebagai berikut Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 9 BAB III PEMBINAAN PENGAWAS

A. Pembinaan Kualifikasi

Pembinaan Kualifikasi adalah pembinaan pengawas untuk mencapai standar kualifikasi yang telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 12 tahun 2007 tentang kualifikasi pengawas sekolahmadrasah, dimana pengawas sekolahmadrasah minimal berpendidikan S1 untuk pengawas TKRA dan SDMI, sedangkan pengawas tingkat SMPMTS, SMAMA, dan SMKMAK diutamakan berpendidikan S2. Pembinaan pengawas madrasah dan PAI pada sekolah untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan dapat ditempuh melalui program sebagai berikut: 1. Beasiswa Pemerintah Pusat Beasiswa Kementerian Agama Pusat untuk mengikuti pendidikan program sarjana pada Perguruan TInggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta. Beasiswa diprioritaskan kepada pengawas madrasah yang berpendidikan Diploma terutama pengawas RAMI agar mencapai kualifikasi Sarjana S1. Program beasiswa dilaksanakan secara bertahap, sehingga dalam kurun waktu 5 tahun ke depan semua pengawas yang belum sarjana bisa menempuh pendidikan program sarjana. Pada tahap pertama pengawas yang diberikan beasiswa adalah pengawas yang memenuhi kriteria sebagai berikut:  Berusia maksimal 48 tahun.  Telah berpengalaman sebagai pengawas madrasahminimal 3 tahun.  Berpendidikan minimal Diploma.  Menyatakan sanggup menyelesaikan program sarjana maksimal 5 semester.  Diperioritaskan yang bertugas di daerah terpencil atau daerah perbatasan, atau daerah konflikrawan keamanan atau daerah bencana.  Menunjukkan kemauan dan motivasi untuk mengikuti pendidikan.  Pangkat dan golongan minimal IIIc dan maksimal IVa. 10 2. Bantuan Biaya Pendidikan. Bantuan biaya pendidikan bersumber dari Kementerian Agamadanatau Pemerintah Daerah untuk mengikuti pendidikan program sarjana pada Perguruan Tinggi Negeri PTN atau Perguruan Tinggi Swasta PTS yang telah terakreditasi. Bantuan biaya pendidikan bisa digunakan untuk biaya kuliah, proses penulisan skripsi, pembeli buku. Bantuan biaya pendidikan bisa diberikan kepada pengawas yang melanjutkan studi pada program sarjana S1, maupun program pasca sarjana S2 dan S3. Kriteria pemberian bantuan biaya pendidikan adalah sebagai berikut :  Pengawas berperestasi dalam melaksanakan tugas kepengawasan, yakni memperoleh indeks sangat baik.  Berpengalaman sebagai pengawas madrasahselama minimal 5 tahun.  Bersedia untuk tetap menjadi tenaga pengawas madrasahsampai masa pensiun.  PangkatGolongan minimal IIIc. 3. Izin Belajar untuk Pendidikan Lanjutan Izin belajar untuk pendidikan lanjutan, baik untuk program sarjana maupun program pascasarjana, dikeluarkan oleh Kementerian Agama. Fasilitas yang diberikan adalah penggunaan waktu untuk belajar sehingga dapat meninggalkan tugas kepengawasannya.Sedangkan semua pembiayaan ditanggung oleh pengawas yang bersangkutan. Program peningkatan kualifikasi pendidikan dapat dilaksankan melalui 2 pendekatan yaitu pendekatan Buttom up dan Pendekatan Top Down. Pendekatan Top Down yaitu kementerian Agama merencanakan program-program peningkatan kualifikasi, lalu menginformasikan ke semua pengawas melalui Kanwil Kemenag Provinsi, Kemenag kotakabupaten dan pokjawas. Sedangkan pendekatan Buttom up adalah Kemenag Kotakabupaten mendata dan mengusulkan ke kanwil, lalu diteruskan ke Kementerian Agama Pusat agar menjadi bahan penyusun program peningkatan kualifikasi pengawas. 11 Proses Pembinaan kualifikasi pengawas dapat melakukan beberapa langkah sebagai berikut: a. pemetaan pengawas madrasah berdasarkan di tingkat Kantor Kementerian Agama KotaKabupaten. Pemetaan dilakukan untuk memperoleh gambaran karakteristik pengawas yang mencakup ; pendidikan terahir, pangkat dan golongan, usia, pengalaman kerja sebagai pengawas, jenis kelamin, jumlah madrasah binaannya, alamat tempat tinggal. b. Pendataan pengawas madrasahyang berminat melanjutkan pendidikan pada program pascasarjana. c. Pengusulan nama-nama pengawas madrasahkepada Direktorat Jenderal Pendidikan Islam atau kepada Pemerintah daerah setempat untuk diusulkan mendapatkan 1 Beasiswa Pendidikan Program Sarjana dan 2 Bantuan Biaya Pendidikan baik untuk Program Sarjana maupun Program pascasarjana. d. Kerjasama Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dengan Perguruan Tinggi agar proses pendidikan bagi para pengawas madrasahyang diberikan beasiswa pemerintah pusat. e. Kantor Kementerian Agama kotakabupaten memonitor dan meminta laporan kemajuan studi pengawas madrasahkepada dariperguruan tinggi setiap semester. Jika tidak menunjukkan kemajuan diberikan peringatan lisan dan atau tertulis. Mekanisme Pembinaan Kualifikasi Pengawas 12

B. Pembinaan Kompetensi