Absorbsi atau Penyerapan Gas

Temperatur Chilled water : 8 – 10 C Pemakaian Colling water 27 C : 470 m 3 jam Konsumsi Mill water 27 C : 63 m 3 jam Total daya listrik penggerak moto : 101 Kw Anonim. 2002

2.3 Absorbsi atau Penyerapan Gas

2.3.1. Pengertian Menurut Warren L.Mc.Cabe, absorbsi adalah peristiwa terserapnya suatu zat absorbat oleh zat lain absorbent. Absorbsi merupakan salah satu cara untuk memisahkan atau mengurangi kadar suatu konstituen dalam fase gas dengan menggunakan solvent penyerap tertentu secara selektif yang dapat melarutkan atau menyerap konstituen yang diinginkan. Solvent penyerap harus dipilih secara tepat baik ditinjau dari sifat-sifat fisik, kimia ataupun harga dan batas-batas pemakaiannya. Operasi penyerapan gas yang dijalankan dengan cara mengontakkan campuran gas dengan cairan tertentu, dengan tujuan salah satu atau beberapa dari komponen yang terdapat gas tersebut terserap oleh cairan. Pada umumnya, proses penyerapan dilakukan dalam menara penyerap absorber baik yang tersusun dari sejumlah tray tray tower maupun yang berisi sejumlah bahan isian pada ketinggian tertentu packed tower. Absorbsi termasuk pemisahan menurut dasar operasi difusional dimana transfer massa berlangsung dengan cara difusi antar dua fase yang saling mengadakan kontak. Absorbsi biasanya dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara a. Memurnikan gas b. Menghilangkan komponen zat yang berbahaya dan yang tidak diinginkan c. Mengumpulkan komponen yang berharga d. Pembentukan persenyawaan kimia dari suatu bahan penyerap dengan suatu komponen tertentu dari campurannya. Berdasarkan sifatnya maka peristiwa absorbsi digolongkan dalam dua bagian, yaitu : a. Absorbsi fisis Absorbsi fisis adalah operasi penyerapan suatu zat dengan menggunakan pelarut solvent dan penyerapan berlangsung semata-mata karena pelarutan zat terlarut solute dalam pelarut. b. Absorbsi kimiawi Absorbsi kimiawi adalah operasi penyerapan suatu zat dengan pelarut, dimana peristiwa penyerapan terjadi untuk membentuk suatu zat. 2.3.2. Neraca Massa Untuk Penyerapan SO 2 di Menara Absorbsi Untuk menghitung jumlah perolehan dari larutan hasil absorbsi atau larutan produk dapat dilakukan dengan metode neraca pada bahan absorbsi. Menurut Warren L.Mc.Cabe, gas yang mengandung zat terlarut disebut gas kaya atau gas gemuk rich gas, masuk ke ruang pendistribusian yang terdapat dibawah isisan dan mengalir ke atas melalui celah-celah antara isian, berlawanan arah dengan aliran zat cair. Isian itu memberikan permukaan yang luas untuk kontak antara zat cair dan gas dan membantu terjadinya kontak yang akrab anatara kedua fase. Zat terlarut yang ada dalam gas diserap oleh zat cair segar yang masuk ke dalam menara, zat cair itu makin lama akan makin kaya akan zat terlarut, dan Universitas Sumatera Utara zat pekat antara cairan kuat yang terjadi keluar dari bawah menara absorber mealalui lubang yang ada dibawah menara. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini. La, Xa Va, Ya Vb, Yb Lb, Xb Gambar 1. Diagram neraca bahan untuk klorin isian Keterangan : La = laju larutan masuk ke dalam menara Xa = konsentrasi atau komposisi larutan masuk Lb = laju larutan produk keluar Xb = konsentrasi larutan keluar Va = laju gas keluar Ya = konsentrasi atau kadar gas keluar Vb = laju gas masuk Universitas Sumatera Utara Yb = konsentrasi atau kadar gas masuk Udara + H 2 O, Lo kg moljam SO 2 X 2 encer AY 2 X 1 pekat BY 1 H 2 O + SO 2 Udara + SO 2 Gambar 2. Diagram proses penyerapan gas SO 2 dengan air X = SO 2 H 2 O perbandingan mol Y = SO 2 udara perbandingan mol G = laju udara Neraca bahan untuk SO 2 bila operasinya kontiniu dan keadaan steady state tercapai adalah : SO 2 masuk = GoY 1 + LoX 2 Universitas Sumatera Utara SO 2 keluar = GoY 2 + LoX 1 Neraca bahannya adalah SO 2 masuk sama dengan SO 2 keluar yaitu : GoY 1 + LoX 2 = GoY 2 + LoX 1 Go Y 2 -Y 1 = Lo X 1 -X 2 Atau Y 2 -Y 1 = LoGo X 1 -X 2 Warren L. Mc Cabe, julian C. Smith dkk. 1993

2.4 Pengertian Adsorpsi menurut Sukardjo