PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SDN 3 PAREREJO KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA
MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V
SDN 3 PAREREJO KECAMATAN GADINGREJO
KABUPATEN PRINGSEWU

Oleh
ANDAYANI

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013


ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI
METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SDN 3 PAREREJO
KECAMATAN GADINGREJO
KABUPATEN PRINGSEWU

Oleh
Andayani

Berdasarkan hasil observasi awal pembelajaran IPA di kelas V SDN 3
Parerejo diketahui untuk ketuntasan hasil belajar rendah. Selain itu keaktifan
belajar siswa juga masih rendah. Siswa masih banyak yang berbicara sendiri
dengan teman dan bersikap kurang serius dalam mendengarkan materi. Tujuan
penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA melalui metode
inkuiri.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas, yang dilaksanakan
dalam dua siklus. Rancangan masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Yang
menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas V sebanyak 18 orang. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi. Instrumennya adalah

menggunakan lembar observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode inkuiri dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA. Hasil observasi siklus 1
menunjukkan bahwa aktivitas siswa dari 18 orang, hanya 10 orang yang aktif
dalam mengikuti pembelajaran, sedangkan yang 8 orang masih kurang aktif
mengikuti pembelajaran. Sedangkan pada siklus 2 semua siswa sudah aktif
mengikuti pembelajaran. Hasil belajar siswa siklus 1 dari 18 orang yang
mendapat nilai di atas 65 atau yang sudah tuntas ada 12 orang atau 66,67% dan
yang mendapat nilai di bawah 65 ada 6 orang atau 33,33%. Sedangkan hasil
pembelajaran pada siklus 2 setelah menggunakan metode pembelajaran inkuiri,
rata-rata nilai siswa mengalami peningkatan. Semua siswa sudah memenuhi KKM
yaitu 65, dengan rata-rata nilai 75,56..
Kata kunci : inkuiri, aktivitas, dan hasil belajar

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ...................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................

BAB I

BAB II

BAB III

xii

PENDAHULUAN ……………………………………………

1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................

1

B. Identifikasi Masalah ...........................................................

5


C. Rumusan Masalah ..............................................................

5

D. Tujuan penelitian ................................................................

6

E. Manfaat Penelitian .............................................................

6

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................

7

A. Metode Inkuiri ...................................................................

7


B. Belajar ...............................................................................

11

1. Aktivitas Belajar Siswa ………………………………….

11

2. Hasil Belajar Siswa ……………………………………...

14

C. Hipotesis Tindakan.............................................................

16

METODE PENELITIAN .....................................................

17


A. Model Penelitian ................................................................

17

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................

17

C. Subyek Tindakan Pembelajaran ........................................

18

D. Prosedur Tindakan ........................................................... .

18

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................

23


F. Teknik Analisis Data ..........................................................

24

G. Kriteria Keberhasilan ........................................................

26

BAB IV

HASIL dan PEMBAHASAN ...............................................

27

A. Deskripsi Awal ..................................................................

27

B. Hasil Penelitian .................................................................


27

C. Pembahasan ........................................................................

40

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................

47

A. Kesimpulan ........................................................................

47

B. Saran ..................................................................................

47

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................


49

BAB V

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel
1.

Distribusi Nilai Ulangan Harian IPA ……………………………….

3

2.

Aktivitas Siswa Siklus 1…………………………………….……….


31

3.

Kinerja Guru Siklus 1………………………………………….....….

32

4.

Hasil Belajar Siswa Siklus 1………………………………….……..

33

5.

Aktivitas Siwa Siklus 2………………………………………….…..

37


6.

Kinerja Guru Siklus 2………………………………………….…….

38

7.

Hasil Belajar Siswa Siklus 2…………………………………….…..

39

8.

Aktivitas Belajar Siswa………………………………...……………

44

9.

Hasil Belajar Siswa………………………………………………….

45

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Siklus Penelitian ………………………………………………

Halaman
18

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan lembaga sosial yang berfungsi untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan amanat masyarakat yang harus
dilaksanakan oleh pemerintah, masyarakat, dan keluarga. Pemerintah
Indonesia menerapkan pendidikan dasar 9 tahun, hal ini dilakukan pemerintah
untuk meningkatkan pendidikan, dan memberikan kesempatan kepada semua
lapisan masyarakat untuk mengenyam pendidikan.
Dalam kurikulum pendidikan dasar terdapat berbagai macam mata pelajaran,
baik mata pelajaran wajib maupun muatan lokal yang bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan siswa sesuai dengan potensi daerah setempat.
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu mata
pelajaran wajib di sekolah dasar. Mata pelajaran IPA berfungsi sebagai alat,
pola pikir, dan ilmu atau pengetahuan. Mata Pelajaran IPA mempelajari
tentang ilmu yang berkaitan dengan alam, baik tentang gejala alam maupun
peristiwa-peristiwa alam di lingkungan sekitar. Dengan menguasai IPA anak
akan mampu berpikir secara logis, rasional, kritis, cermat, efektif, dan efisien.
Tujuan pendidikan IPA di SD menurut Permendiknas no. 22 Tahun 2006
adalah a) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan YME
berdasarkan keberadaan, keindahan alam dan keteraturan alam ciptaanNya,

2

b) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat

dan

dapat

diterapkan

dalam

kehidupan

sehari-hari,

c)

mengembangkan rasa ingin tau, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan
masyarakat, d) mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan, e) meningkatkan
kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan
lingkungan alam, f) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dari
segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan g) memperoleh
bekal pengetahuan, konsep, dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Dalam mengikuti pelajaran IPA, minat dan kemampuan siswa kelas V SDN 3
Parerejo berbeda-beda, sehingga dapat berpengaruh pada pemahaman setiap
siswa. Hal ini dapat menyebabkan aktivitas belajar IPA tiap-tiap siswa juga
beragam. Mata pelajaran IPA juga kurang menarik siswa, karena banyak
siswa menganggap bahwa materi mata pelajaran IPA banyak sekali
hafalannya, dan susah. Di samping itu, guru kadang masih menerapkan
sistem pembelajaran yang konvensional. Guru menerangkan materi, dan
siswa hanya disuruh mendengarkan, mencatat, kemudian diberi soal latihan.
Siswa tidak diberi kesempatan untuk bertanya, berpendapat, maupun
bereksperimen. Dengan demikian, banyak aktivitas belajar IPA siswa yang
masih belum memuaskan. Nilai mata pelajaran mereka masih cenderung
rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil pembelajaran mata pelajaran IPA
semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013.

3

Berdasarkan penelusuran distribusi hasil belajar pada nilai ulangan harian
IPA sebelumnya pada semester gasal, diketahui siswa yang telah tuntas
belajar baru mencapai 33,33 %, sedangkan selebihnya sebanyak 66,67 %
belum tuntas. Standar minimal nilai ketuntasan SDN 3 Parerejo adalah ≥65.
Data hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Distribusi Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran IPA Semester Gasal
TP 2012/2013
No.

Nilai

Frekuensi



%

Keterangan

1.

45

1

45

5,56

Belum Tuntas

2.

50

3

150

16,67

Belum Tuntas

3.

55

4

220

22,22

Belum Tuntas

4.

60

4

240

22,22

Belum Tuntas

5.

65

-

-

-

-

6.

70

-

-

-

-

7.

75

3

225

16,67

Tuntas

8.

80

2

160

11,1

Tuntas

9.

85

1

85

5,56

Tuntas

18

1125

100

Jumlah
Rerata

62,5

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa masih
rendah. Nilai rerata yang diperoleh sebesar 62,5. Nilai ini masih berada di
bawah KKM. Hal ini diduga karena proses pembelajaran yang belum
menggunakan metode yang bervariasi. Metode penyampaian materi oleh guru
kurang tepat, dan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran juga kurang
aktif. Siswa masih banyak yang berbicara sendiri dengan temannya dan
bersikap kurang serius dalam mendengarkan materi. Oleh karena itu dalam

4

pembelajarannya dibutuhkan suatu metode yang bervariasi, yang dapat
meningkatkan gairah belajar dan juga dapat menggali pengetahuan siswa
seperti metode pembelajaran inkuiri.
Dalam metode inkuiri, siswa dituntut untuk dapat bereksperimen, dapat
bekerja sama dengan siswa lain. Siswa dapat bertukar pikiran dan
mengeluarkan pendapatnya. Guru berperan sebagai mediator dan sumber
informasi siswa.
Penggunaan metode inkuiri pada pembelajaran ini agar siswa dapat lebih
mengeksplor kemampuan dan pengetahuaanya dalam memahami hubungan
tentang cahaya dan sifat-sifatnya. Dengan mempelajari materi ini, diharapkan
siswa dapat mengenal, mengerti, menunjukkan, dan membedakan sifat-sifat
cahaya.
Berdasarkan uraian di atas penulis merasa tertarik untuk mengadakan
penelitian yang dirumuskan dengan judul : “Peningkatan aktivitas belajar IPA
melalui metode inkuiri pada siswa kelas V SDN 3 Parerejo Kecamatan
Gadingrejo Kabupaten Pringsewu”.
B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat disimpulkan beberapa
identifikasi masalah, antara lain :
a.

Aktivitas belajar IPA siswa yang masih rendah.

b.

Hasil belajar siswa yang belum memuaskan, dan belum memenuhi KKM.

5

c.

Kurangnya minat siswa pada mata pelajaran IPA, karena materi
pembelajaran IPA dianggap terlalu banyak hafalan dan susah.

d.

Metode pembelajaran yang konvensional (ceramah). Guru menerangkan
materi, siswa hanya mendengarkan saja, sehingga siswa akan cepat bosan
dan tidak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran IPA.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah penelitian
tersebut maka rumusan masalah penelitian yaitu:
1.

Bagaimanakah metode inkuiri dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA
pada siswa kelas V SDN 3 Parerejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten
Pringsewu?

2.

Bagaimanakah metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada
siswa kelas V SDN 3 Parerejo kecamatan Gadingrejo Kabupaten
Pringsewu?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1.

Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA kelas V dengan
menggunakan metode inkuiri.

2.

Meningkatkan hasil belajar siswa dalan pembelajaran IPA kelas V
dengan menggunakan metode inkuiri.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberi masukan yang bermanfaat bagi :

6

1. Siswa, agar lebih termotivasi dalam belajar IPA dan lebih menyukai mata
pelajaran IPA sehingga aktivitas dalam mata pelajaran IPA meningkat.
2. Guru kelas
a. Sebagai pendorong untuk mengembangkan pembelajaran IPA sebagai
suatu alternatif menarik dalam mengembangkan ketiga ranah
pendidikan siswa, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
b. Membantu mereka untuk melaksanakan kurikulum dan kegiatan
pembelajaran secara efektif dan efisien.
3. Sekolah, sebagai lembaga yang mengelola pendidikan sekolah dasar dapat
memfasilitasi dan bekerja sama dengan guru dalam mengembangkan
pendidikan

untuk

siswa

sehingga

dapat

meningkatkan

mutu

pendidikannya.
4. Peneliti, menambah pengalaman untuk perbaikan pembelajaran tentang
metode pembelajaran inkuiri.

7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Metode Inkuiri

1. Pengertian Metode Inkuiri
Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada
proses belajar, aktivitas, dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh
pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap serta menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Metode Inkuiri menurut Hanafiah (2009:77) merupakan suatu rangkaian
kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan sebagai wujud adanya perubahan
perilaku.
Sedangkan metode Inkuiri menurut Subrata (2000:54) dalam bukunya
Strategi Pembelajaran mengemukakan bahwa metode inkuiri mendorong
siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses generalisasi dan menguji
hipotesa.
Menurut Jean Piaget (dalam Ratnawulan, 2008:23) mengemukakan bahwa
inkuiri merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi

8

untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang
terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan, mencari
jawaban sendiri, dan menghubungkan penemuan yang satu dengan
penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan yang
ditemukan peserta didik lain.
2. Macam-macam Metode Inkuiri
Ada beberapa macam Metode Inkuiri menurut Hanafiah (2009:77), yaitu:
a. Inkuiri terpimpin
Yaitu pelaksanaan inkuiri dilakukan atas petunjuk guru. Keduanya
dimulai dari pertanyaan inti, guru mengajukan berbagai pertanyaan
yang melacak, dengan tujuan untuk mengarahkan peserta didik ke titik
kesimpulan yang diharapkan. Selanjutnya siswa melakukan percobaan
untuk membuktikan pendapat yang dikemukakannya.
b. Inkuiri bebas
Yaitu peserta didik melakukan penyelidikan bebas sebagaimana
seorang

ilmuwan.

Antara

lain

masalah

dirumuskan

sendiri,

penyelidikan dilakukan sendiri, dan kesimpulan diperoleh sendiri.
c. Inkuiri bebas yang dimodifikasi
Yaitu masalah diajukan guru didasarkan teori yang sudah dipahami
peserta didik. Tujuannya untuk melakukan penyelidikan dalam rangka
membuktikan kebenarannya.
3. Fungsi Metode Inkuiri
Ada beberapa fungsi metode inkuiri menurut Hanafiah (2009:78), yaitu
sebagai berikut: (a) membangun komitmen di kalangan peserta didik untuk

9

belajar, yang diwujudkan dengan keterlibatan, kesungguhan, dan loyalitas
terhadap mencari dan menemukan sesuatu dalam proses pembelajaran, (b)
membangun sikap aktif, kreatif, dan inovatif dalam proses pembelajaran
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran, dan (c) membangun sikap
percaya diri dan terbuka terhadap hasil temuannya.
4. Langkah-langkah Metode Inkuiri
Beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam metode inkuiri menurut
Hanafiah (2009:78) adalah: (a) mengidentifikasi kebutuhan siswa, (b)
seleksi pendahulu terhadap konsep yang akan dipelajari, (c) seleksi bahan
atau masalah yang akan dipelajari, (d) menentukan peran yang akan
dilakukan masing-masing peserta didik, (e) mencek pemahaman peserta
didik terhadap masalah yang akan diselidiki dan ditemukan, (f)
mempersiapkan

setting

kelas,

(g)

mempersiapkan

fasilitas

yang

diperlukan, (h) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
melakukan penyelidikan dan penemuan, (i) menganalisis sendiri atas data
temuan, (j) merangsang terjadinya dialog interaktif antar peserta didik, (k)
memberi penguatan kepada peserta didik untuk giat dalam melakukan
penemuan, dan (l) memfasilitasi peserta didik dalam merumuskan prinsipprinsip dari generalisasi atas hasil temuannya.

5. Keunggulan metode inkuiri
Beberapa keunggulan metode inkuiri menurut Hanafiah (2009:78) adalah
sebagai berikut: (a) membantu peserta didik untuk mengembangkan,
kesiapan, serta penguasaan ketrampilan dalam proses kognitif, (b) peserta

10

didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat
dimengerti dan mengendap dalam pikirannya, (c) dapat membangkitkan
motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk belajar lebih giat lagi, (d)
memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan
kemampuan dan minat masing-masing, dan (e) memperkuat dan
menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses menemukan
sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan peran
guru yang sangat terbatas.
6. Kelemahan metode inkuiri
Kelemahan dari metode inkuiri menurut Hanafiah (2009:79) antara lain:
(a) siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, siswa harus
berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan
baik, (b) keadaan kelas kenyataannya gemuk jumlah siswanya, maka
metode ini tidak akan mencapai hasil yang memuaskan, (c) guru dan siswa
yang sudah sangat terbiasa dengan proses belajar mengajar gaya lama,
maka metode inkuiri ini akan mengecewakan, dan (d) ada kritik, bahwa
proses dalam metode inkuiri terlalu mementingkan proses pengertian saja,
kurang memperhatikan perkembangan sikap dan ketrampilan bagi siswa.
Berdasarkan kajian di atas, maka yang dimaksud dengan metode inkuiri
dalam penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan peserta didik dalam proses generalisasi dan
menguji hipotesa sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan,
sikap, dan ketrampilan sebagai wujud perubahan tingkah laku. Langkahlangkah dalam metode inkuiri mulai dari mengidentifikasi kebutuhan siswa,

11

mempersiapkan fasilitas yang diperlukan, memberi penguatan kepada peserta
didik untuk giat dalam melakukan penemuan, sampai dengan memfasilitasi
peserta didik dalam merumuskan prinsip-prinsip dari generalisasi atas hasil
temuannya.
B. Belajar

Belajar merupakan salah satu factor yang mempengaruhi dan berperan
penting dalam pembentukan pribadi. Nana Syaodih Sukmadinata (2010)
menyebutkan bahwa sebagian terbesar perkembangan individu berlangsung
melalui kegiatan belajar. Belajar melibatkan proses mengorganisasikan
pengalaman-pengalaman ke dalam pola-pola yang sistematis dan bermakna.
1. Aktivitas Belajar
Istilah “pembelajaran” berasal dari kepustakaan asing, yaitu “instruction”.
Pembelajaran menunjuk pada proses pengajaran yang berpusat pada tujuan
yang dalam banyak hal dapat direncanakan sebelumnya. Pembelajaran
adalah upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan
belajar. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektifitas
kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik. Pihak-pihak yang terlibat
dalam pembelajaran adalah pendidik dan peserta didik yang berinteraksi
edukatif antara satu dengan yang lainnya. Menurut UU nomor 20 tahun
2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Sedangkan

belajar

menurut

Fontana

(dalam

Suherman,

2003:7)

menyatakan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang

12

relatif tetap yang merupakan hasil dari pengalaman. Menurut T. Raka Joni
(2008) menyebutkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang
disebabkan oleh matangnya seseorang atau perubahan yang bersifat
temporer.
Selanjutnya Suherman (2003:299-300) menyebutkan bahwa pembelajaran
IPA berbeda dengan pengajaran IPA. Dalam pengajaran IPA, guru lebih
banyak menyampaikan ide atau gagasan sehingga siswa bertindak pasif,
dan guru lebih aktif. Sementara dalam pembelajaran IPA siswa harus aktif
dan lebih dominan dalam kegiatan belajar mengajar, sedangkan guru lebih
berperan sebagai fasilitator dan dinamisator.
Aktivitas belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
proses pembelajaran. Individu yang mendapat pembelajaran akan
memperoleh hasil dari apa yang telah dipelajari selama proses
pembelajaran itu. Hasi belajar bukan hanya dalam pengetahuan, tetapi juga
membentuk

kecakapan,

kebiasaan,

pengertian,

penguasaan,

dan

penghargaan dalam diri seseorang yang belajar.
Ciri-ciri perubahan perilaku menurut Moh. Surya (N.N, 2008) yaitu: (a)
perubahan yang disadari dan disengaja. Perubahan perilaku yang terjadi
merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang bersangkutan, (b)
perubahan yang berkesinambungan. Bertambahnya pengetahuan atau
keterampilan yang dimiliki pada dasarnya merupakan lanjutan dari
pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya, dan (c)
perubahan yang fungsional. Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat

13

dimanfaatkan untuk kepentingan hidup individu yang bersangkutan, (d)
perubahan yang bersifat positif. Perubahan perilaku yang terjadi bersifat
normative dan menunjukkan kearah kemajuan, (e) perubahan yang bersifat
aktif. Individu yang bersangkutan aktif berupaya melakukan perubahan, (f)
perubahan yang bersifat permanen. Perubahan perilaku yang diperoleh
dari proses belajar cenderung menetap dan menjadi bagian yang melekat
dalam dirinya, (g) perubahan yang bertujuan dan terarah. Setiap individu
punya tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan kegiatan belajar, dan
(h) perubahan perilaku secara keseluruhan. Perubahan perilaku belajar
bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan saja, tetapi perubahan
dalam sikap dan keterampilannya.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perubahan
perilaku yang diperoleh sebagai hasil dari belajar antara lain adalah
individu menyadari dan merasakan telah terjadi adanya perubahan yang
terjadi pada dirinya, perubahan yang terjadi akibat belajar atau hasil
belajar yang bersifat menetap atau permanen, dan perubahan yang
diperoleh individu dari hasil belajar adalah meliputi perubahan
keseluruhan tingkah laku baik dari keaktivan saat pembelajaran,
keberanian berpendapat, ketekunan dan keberanian, serta kerja sama.
2. Hasil Belajar
Prestasi belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
proses pembelajaran. Individu yang mendapat pembelajaran akan
memperoleh hasil dari apa yang telah dipelajari selama proses
pembelajaran itu. Hasi belajar bukan hanya dalam pengetahuan, tetapi juga

14

membentuk

kecakapan,

kebiasaan,

pengertian,

penguasaan,

dan

penghargaan dalam diri seseorang yang belajar.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1993:45) hasil belajar merupakan hal
yang dapat dipandang dari dua sisi peserta didik dan dari sisi guru. Dari
sisi peserta didik, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental
yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat
perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor. Dari sisi guru tindakan belajar diakhiri dengan
proses evaluasi belajar.
Keberhasilan juga ditentutan oleh motivasi dan bimbingan orang tua,
karena orang tua merupakan orang yang bertanggung jawab di lingkungan
keluarga terhadap keberhasilan anaknya.
Hasil belajar menurut Helmart Hiedeis dan Faturrahman (2009:4) adalah
sebagai berikut: a) tahap pertama, kalau peserta didik telah dapat
mengutarakan kembali apa yang dipelajarinya dari ingatannya. Apa yang
diperolehnya dengan cara begini menjadi dasar bagi bentuk belajar yang
lebih maju,

b) tahap kedua, tercapai kalau peserta didik dapat

mengorganisasikan sendiri dari tinjauan lain yang baru. Artinya apa yang
telah dipelajarinya adalah prinsip organisasi tertentu, c) tahap ketiga,
menghendaki kecakapan pemakaian cara-cara pemecahan masalah
terhadap masalah-masalah yang serupa, d) tahap keempat, ialah berpikir
produktif dalam pemecahan masalah yang menghendaki kecakapan untuk

15

menentukan sendiri masalah-masalahnya dan mencari criteria pemecahan
sendiri dan mengkritik hasilnya secara kritis.
Menurut Purwanto (1997:3) evaluasi dalam pendidikan adalah penafsiran
atau nilai terhadap pertumbuhan dan perkembangan peserta didik menuju
kearah tujuan-tujuan dan nilai-nilai yang ditetapkan dalam kurikulum.
Hasil penilaian ini pada dasarnya adalah hasil belajar yang diukur. Hasil
penilaian dan evaluasi ini merupakan umpan balik untuk mengetahui
sampai dimana proses belajar yang telah dilaksanakan.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perubahan
tingkah laku yang diperoleh sebagai hasil dari belajar adalah perubahan
yang terjadi mencakup seluruh aspek tingkah laku. Perubahan yang
diperoleh individu dari hasil belajar adalah meliputi perubahan
keseluruhan tingkah laku baik dari keaktivan saat pembelajaran,
keberanian berpendapat, ketekunan dan keberanian, serta kerja sama.
Tabel Hasil Belajar Siswa
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

Nama
Novita Sari
Abdulah Saputra
Ajeng Anisa A
Aris Prayogi
Anggun Wulan D
Apri Nurdin
Apri Ma’ruf
Angga Maulana
David Raynaldi
Devi Fitriyani
Endang Fitri A
Habi Nurahman
M. Arif Septiaji
Miftahul Jannah

Nilai
Siklus 1
60
55
75
50
85
55
45
60
75
50
80
55
80
50

Siklus 2
75
75
80
70
85
70
65
80
80
70
85
75
80
65

16

15. Nesti Hanifah
16. Nadila Ningtias
17. Riska Amalinda
18. Sistia Walidah
JUMLAH
Rerata

60
75
55
60
1125
62,5

75
85
70
75
1360
75,56

C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis pada penelitian ini adalah “ Jika metode inkuiri diterapkan dengan
baik dan benar maka dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran IPA pada kelas V SDN 3 Parerejo.”

17

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Model Penelitian

Penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas menurut
Kemmis dan Taggart (1998). Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
yang berlangsung selama beberapa siklus. Rancangan masing-masing siklus
terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
observasi, dan refleksi. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam
beberapa siklus, secara garis besar terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui
(Suharsimi. 2007:79), yaitu: (1) perencanan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan,
dan (4) refleksi.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SDN 3 Parerejo Kecamatan Gadingrejo,
Kabupaten Pringsewu dimulai pada 15 Desember 2012 - Maret 2013.

C. Subjek Tindakan Pembelajaran

Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3
Parerejo sebanyak 18 orang. Seluruh siswa dijadikan subjek penelitian dengan
harapan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode
inkuiri ini akan berdampak pada seluruh siswa yang mengikuti pembelajaran.

18

D. Prosedur Tindakan

Penelitian dilakukan dalam beberapa siklus dan setiap siklus terdiri dari
empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Adapun prosedur tindakan sebagai berikut:
Perencanaan 1

Refleksi 1

Siklus I

Pelaksanaan 1

Pengamatan 1

Perencanaan 2

Refleksi 2

Siklus II

Pelaksanaan 2

Pengamatan 2

?
Gambar 1. Siklus Penelitian
Secara operasional tahap-tahap kegiatan penelitian dalam siklus dapat
dijelaskan sebagai berikut:

1. Perencanaan 1
Dalam perencanaan tindakan, kegiatan yang dilakukan adalah:

19

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, alat peraga, buku
ajar, LKS, dalam pembelajaran IPA tentang cahaya dan sifatsifatnya.
b. Mempersiapkan

dan

merencanakan

skenario

pembelajaran

menggunakan metode inkuiri

Menyiapkan materi dan
c.
perlengkapan
untuk
pembelajaran

Penjelasan tujuan dan
teknik pembelajaran

Siswa
melakukan
kegiatan belajar untuk
d.
mengecek pemahaman

Guru melakukan proses
pembelajaran dan siswa
memperhatikan

Skenario pembelajaran
2. Pelaksanaan tindakan 1
a. Guru menyiapkan materi pembelajaran tentang cahaya dan sifatsifatnya dan juga menyiapkan alat peraga yang diperlukan seperti
senter, kertas, papan, cermin.
b. Guru menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran cahaya dan
sifat-sifatnya yaitu bahwa setelah proses pembelajaran diharapkan
siswa dapat mengenal cahaya dan sifat-sifatnya, mengerti cahaya dan
sifat-sifatnya, menunjukkan cahaya dan sifat-sifatnya, juga dapat
membedakan cahaya dan sifat-sifatnya.
c. Kemudian guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
metode inkuiri. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
-

Guru mengajak siswa mempraktekkan tentang sifat-sifat cahaya
dengan menggunakan media senter, kertas, papan, dan cermin.

20

- Guru menyuruh siswa menyalakan senter kemudian dihadapkan
pada kertas, papan, dan cermin secara bergantian.
- Guru membimbing siswa untuk mengamati yang terjadi pada
percobaan tersebut.
- Guru dan siswa berdikusi tentang apa yang terjadi dalam
percobaan tadi.
3. Pengamatan (observasi) dan evaluasi 1
Guru melakukan pengamatan dengan menggunakan lembar observasi,
kemudian menilai tindakan dengan menggunakan format evaluasi. Pada
tahap ini guru mempraktekkan rencana pembelajaran yang telah
disusun,

kemudian

mengamati

kegiatan

peserta

didik

dengan

menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Evaluasi
selama pelaksanaan tindakan 1 yaitu keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran dengan metode inkuiri, juga keaktifan siswa dalam
kelompok.
4. Refleksi 1
a. Refleksi dilakukan setelah kegiatan pelaksanaan pembelajaran.
Guru dan siswa melakukan refleksi untuk membahas hasil evaluasi,
dan diharapkan memperoleh masukan dari hasil pembelajaran dan
keseluruhan proses serta saran sebagai peningkatan pembelajaran.
b. Refleksi terhadap rencana dan pelaksanaan tindakan, kemudian
disimpulkan untuk mendapat kesimpulan bagian mana yang direvisi
dan diperbaiki dalam siklus kedua.
5. Perencanaan 2

21

Perencanaan pada siklus 2 berpedoman pada refleksi siklus 1 dan
skenario pembelajaran seperti pada siklus 1.
6. Pelaksanaan tindakan 2
a. Guru menyiapkan materi pembelajaran tentang cahaya dan sifatsifatnya dan juga menyiapkan alat peraga yang diperlukan seperti
benang, kain, dan kertas.
b. Guru mengulang kembali penjelasan kepada siswa tentang tujuan
pembelajaran cahaya dan sifat-sifatnya yaitu bahwa setelah proses
pembelajaran diharapkan siswa dapat mengenal cahaya dan sifatsifatnya, mengerti cahaya dan sifat-sifatnya, menunjukkan cahaya
dan sifat-sifatnya,

juga dapat membedakan cahaya dan sifat-

sifatnya.
c. Kemudian guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
metode inkuiri. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
- Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok
- Setiap kelompok mempraktekkan tentang sifat-sifat cahaya
dengan menggunakan media senter, kertas, papan, dan cermin
- Setiap siswa dalam kelompok menyalakan senter kemudian
dihadapkan pada kertas, papan, dan cermin secara bergantian.
- Guru membimbing siswa untuk mengamati yang terjadi pada
percobaan tersebut.
- Guru dan siswa berdikusi tentang apa yang terjadi dalam
percobaan tadi.

22

- Setiap kelompok mencatat hasil diskusi kemudian secara
bergantian setiap kelompok mempresentasikan hasilnya.
7. Pengamatan (observasi) dan evaluasi 2
Observasi dilakukan seperti pada siklus 1. Evaluasi dengan melakukan
penilaian terhadap hasil kerja siswa dalam menyelesaikan tugas.
Evaluasi selama pelaksanaan tindakan 2 yaitu melalui tugas-tugas
kelompok, kuis kedua, dan ulangan semester.
8. Refleksi 2
Berdasarkan hasil yang diperoleh selama tindakan 2, guru dan siswa
mengadakan refleksi bersama untuk membahas hasil evaluasi. Refleksi
terhadap rencana tindakan dan tindakan yang dilakukan dalam
prosespembelajaran disimpulkan, dan diharapkan memperoleh hasil
yang maksimal.
9. Simpulan
Berdasarkan dari seluruh hasil kegiatan penelitian dirumuskan simpulan
penelitian. Berdasarkan hasil pembahasan peneliti memberikan saran
untuk ditindak lanjuti dalam pembelajaran yang lain.
E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka
penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi dan
studi dokumentasi.
1. Observasi
Observasi merupakan teknik penelitian yang dilakukan dengan cara
mengamati yang dilakukan subjek penelitian. Sudjana dan Ibrahim

23

(1989:109) menjelaskan “observasi sebagai alat pengumpul data banyak
digunakan untuk mengukur tingkah laku individu maupun proses
terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang
sebenarnya maupun dalam situasi buatan.”
Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah untuk mencermati dan
mengetahui secara langsung bagaimana proses pembalajaran IPA melalui
metode inkuiri pada siswa kelas V semester genap di SDN 3 Parerejo
tentang cahaya dan sifat-sifatnya .
2. Tes
Instrumen yang digunakan untuk tes adalah lembar observasi dan lembar
tes. Instrumen ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa pada
saat proses pembelajaran berlangsung pada saat akhir pembelajaran.
Aspek-aspek yang diukur adalah:
a. Kemampuan siswa dalam memahami materi pengajaran yang diberikan
guru.
b. Kemampuan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran IPA
tentang cahaya dan sifat-sifatnya

dengang metode inkuiri dan juga

tentang kecakapan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru.
c. Keikutsertaan dan keaktifan siswa dalam kelompok pada saat proses
pembelajaran IPA dengan metode inkuiri tentang cahaya dan sifatsifatnya .
d. Keikutsertaan dan keaktifan siswa dalam kelas pada saat proses
pembelajaran IPA dengan metode inkuiri tentang cahaya dan sifatsifatnya.

24

Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami konsep, kemampuan
dalam melaksanakan proses pembelajaran dan mengerjakan tugas, atau
mengetahui keaktifan siswa dalam kelas maupun kelompok maka diadakan
tes. Antara lain kuis pertama, mid, kuis kedua, dan ulangan harian.

F. Teknik Analisis Data

Data aspek kognitif siswa, yaitu aktivitas siswa diperoleh dari keaktifan siswa
pada saat mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan lembar
observasi. Data kuantitatif siswa, yaitu hasil belajar siswa diperoleh dari hasil
tes yang dilaksanakan pada saat akhir pembelajaran dengan indikator
keberhasilan nilai rata-rata mencapai lebih dari atau sama dengan 65 (KKM
Ilmu Pengetahuan Alam kelas V SD Negeri 3 Parerejo) dan ketuntasan
klasikal lebih dari atau sama dengan 70%.
Data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi merupakan gambaran
secara umum mengenai aktivitas peserta didik dan guru dalam mengikuti
proses pembelajaran. Setiap peserta didik diamati aktivitasnya secara klasikal
data setiap pertemuan dengan memberi tanda (√) pada lembar observasi yang
telah disediakan sesuai dengan indicator yang telah ditentukan. indikator
peserta didik dikatakan aktif jika lebih atau sama dengan 60% frekuensi yang
ditetapkan per indikator. Setelah selesai di observasi maka jumlah aktivitas
yang dilakukan peserta didik dihitung, lalu dipersentasekan.
Pemilihan persentase keatifan peserta didik didukung oleh Arikunto
(1990:17), yaitu:

25

NA = skor perolehan x 100
Skor maksimal
Tabel 2. Kategori Keaktifan Peserta Didik
Rentang nilai
81% - 100%
61% - 80%
41% - 60%
21% - 40%
0% - 20%

Kategori
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Kurang sekali

Untuk mengetahui peningkatan kinerja guru, dengan kategori sangat tidak
baik, kurang baik, baik, dan sangat baik, kinerja guru dapat dilihat
berdasarkan rentang nilai sebagai berikut: 10 – 49 (sangat tidak baik), 50 – 55
(tidak baik), 56 – 65 (kurang baik), 66 – 75 ( baik), 76 – 100 (sangat baik),
dengan kategori: sangat tidak baik (apabila indikator yang mempengaruhi
kinerja guru belum dilaksanakan) tidak baik (apabila indikator yang
mempengaruhi kinerja guru belum dilaksanakan namun belum sepenuhnya),
kurang baik (apabila indikator yang mempengaruhi kinerja guru sudah
dilaksanakan), baik (apabila indikator yang mempengaruhi kinerja guru sudah
dilaksanakan namun masih kurang baik), dan sangat baik (apabila indikator
yang mempengaruhi kinerja guru dapat dilaksanakan dengan baik). Untuk
menilai kinerja guru, peneli dibantu oleh seorang guru mitra yaitu guru di
sekolah tersebut yang mengajar dikelas lain.

G. Kriteria Keberhasilan

1. Aktivitas belajar
Dalam penelitian tindakan kelas ini, penelitian dikatakan berhasil jika
aktivitas pembelajaran siswa yang aktif mencapai minimal75 %.

26

2. Haisl belajar
Hasil belajar siswa minimal 75% dengan KKM 65.

48

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai peningkatan aktifitas dan hasil belajar
IPA melalui metode inkuiri pada siswa kelas V SDN 3 Parerejo, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dapat
meningkatkan aktivitas siswa. Siswa lebih aktif dan bersemangat dalam
pembelajaran.
2. Hasil belajar siswa melalui metode inkuiri dalam pembelajaran IPA
menunjukkan kemajuan yang signifikan.

B. Saran

Berdasarkan uraian kesimpulan, penulis memberikan beberapa saran:
1. Siswa, agar dalam pembelajaran siswa lebih berkonsentrasi dan
memperhatikan supaya prestasi belajar meningkat. Dalam pembelajaran
IPA menggunakan metode inkuiri diharapkan siswa dapat lebih sungguhsungguh dalam mengikuti proses pembelajaran agar hasilnya lebih
maksimal.
2. Guru, Guru yang mengajar IPA di sekolah ini agar lebih memperhatikan
kebutuhan siswa dalam pembelajaran, penguasaan kelas juga lebih
ditekankan, dan juga agar dalam pelaksanaan pembelajaran dapat memilih

49

dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat sehingga proses
pembelajaran akan lebih maksimal dan hasilnya pun juga akan lebih baik.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, sebaiknya guru dalam
pembelajaran IPA menggunakan metode inkuiri karena sudah terbukti
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA.
3. Kepala sekolah, agar kepala sekolah melengkapi sarana prasarana
penunjang pembelajaran. Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah
buku-buku penunjang, tempat praktek yang memadai, peralatan praktek
yang lengkap, bahan-bahan praktek dan lain-lain.
4. Peneliti, peneliti masih banyak kekurangannya sehingga diharapkan
dengan penulisan ini peneliti akan bisa lebih baik di kemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zaenal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Yrama Widya. Bandung.
Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara.
Jakarta.
Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-teori Belajar. Erlangga. Jakarta.
Hanafiah, Nanang. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Refika Aditama.
Bandung.
Marika, Subrata. 1998 . Strategi Pembelajaran. UNS Press. Surakarta.
Ratnawulan, Teti. 2008. Guru dan Pembelajaran. FKIP Uninus. Bandung
Suherman. 2003. MMP Ilmu Pengetahuan Alam. UNS Press. Surakarta.
Tim Penyusun. 2004. Undang-undang No.20 Th. 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Sinar Grafita. Jakarta.
Tim Penyusun. 2009. Undang-undang Dasar 1945. CV ITA. Surakarta.
WS Purwadarminta. 1989 . Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.
Jakarta.

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL SEQIP SISWA KELAS V SDN 3 TULUNGAGUNG KECAMATAN GADINGREJO

0 9 58

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA REALIA PADA SISWA KELAS V SDN 7 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

2 16 63

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PANDANSARI SELATAN SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU

0 8 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI SISWA KELAS V SDN 4 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO

0 5 43

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STAD BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 7 46

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 YOGYAKARTA KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2012 / 2013

0 2 57

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS V SDN 3 BULUKARTO KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2012/2013

0 12 39

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KLS V SDN 3 YOGYAKARTA KEC GADINGREJO KAB PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 10 60

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS V Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing Pada Siswa Kelas V SDN 01 Plumbon Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar

0 1 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS V Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing Pada Siswa Kelas V SDN 01 Plumbon Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar

0 1 13