Kerangka Pemikiran Hipotesis LANDASAN TEORI

penelitian di Istanbul Stock Exchange, menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, gross proceeds, metode IPO, umur perusahaan dan DE ratio secara statistik signifikan terhadap estimasi return jangka pendek. Menon dan Williams 1991 menyebutkan bahwa harga saham pada penawaran perdana yang biasanya mengalami underpricing, membuat perusahaan calon emiten berusaha untuk meminimalkan tingkat underpricing tersebut dengan menggunakan auditor yang mempunyai reputasi. Penelitian yang dilakukan oleh Balvers et al dalam Syaiful Ali dan Jogiyanto 2003 menunjukkan bahwa pemilihan auditor dan banker investasi yang bereputasi akan mengurangi tingkat ketidakpastian harga saham harga pada IPO dan harga pada pasar sekunder. Underwriter dengan tipe penjaminan full commitment berhubungan positif dengan underpricing. Hasil penelitian Beatty 1989 membuktikan bahwa variabel umur emiten terbukti berpengaruh terhadap underpricing IPO karena semakin muda suatu perusahaan, semakin tinggi tingkat underpricing-nya.

F. Kerangka Pemikiran

Gambar II.2 Kerangka Pemikiran ü Ukuran Perusahaan ü Umur Perusahaan ü Reputasi Penjamin Emisi ü Reputasi Auditor UNDERPRICING IPO Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel independen adalah ukuran perusahaan, umur perusahaan, reputasi penjamin emisi dan reputasi auditor. Sedangkan variabel dependennya adalah underpricing. Tinggi rendahnya tingkat underpricing IPO dapat dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, umur perusahaan, reputasi penjamin emisi underwriter dan reputasi auditor. Semakin besar ukuran perusahaan dan semakin lama perusahaan telah berdiri, maka tingkat underpricing IPO diharapkan akan semakin kecil. Lalu apabila perusahaan menggunakan penjamin emisi dan auditor yang berkualitas professional diharapkan pula akan mengurangi tingkat underpricing IPO.

G. Hipotesis

Ukuran perusahaan dijadikan proksi tingkat ketidakpastian dari investor karena perusahaan yang berskala besar umumnya lebih dikenal oleh masyarakat daripada perusahaan yang berskala kecil. Pada umumnya perusahaan berskala besar lebih dikenal oleh masyarakat oleh karena itu informasi mengenai perusahaan besar lebih banyak diketahui dibandingkan perusahaan yang berukuran kecil. Bila investor memiliki informasi banyak tentang perusahaan maka tingkat ketidakpastian investor akan masa depan perusahaan bisa diketahui sehingga tingkat underpricing menjadi rendah. Berdasarkan uraian tersebut, dimunculkan hipotesis pertama sebagai berikut: H1: Terdapat pengaruh yang signifikan dari ukuran perusahaan terhadap underpricing IPO di Indonesia. Perusahaan yang telah lama berdiri tentu akan mempunyai lebih banyak publikasi perusahaan apabila dibandingkan dengan perusahaan yang masih baru berdiri. Dengan demikian calon investor tidak perlu mengeluarkan biaya lebih banyak untuk memperoleh informasi dari perusahaan yang melakukan IPO tersebut. Semakin lama perusahaan berdiri tingkat underpricing akan semakin rendah dibandingkan perusahaan baru. Hipotesis kedua penelitian ini adalah: H2: Terdapat pengaruh yang signifikan dari umur perusahaan terhadap underpricing IPO di Indonesia. Underwriter sebagai pihak yang menghubungkan antara emitten dengan investor disinyalir mempunyai pengaruh terhadap tingkat underpricing dikarenakan penentuan harga saham perdana ditentukan oleh underwriter dengan emiten. Penggunaan underwriter yang berkualitas professional akan mengurangi tingkat ketidakpastian investor sehingga mengurangi tingkat underpricing. Hipotesis ketiga penelitian ini adalah: H3: Terdapat pengaruh yang signifikan dari reputasi penjamin emisi terhadap underpricing IPO di Indonesia Karena adanya informasi yang tidak simetris asymmetry information antara investor dan emiten, investor cenderung memilih IPO untuk emiten yang diaudit oleh auditor yang bereputasi baik. Penggunaan auditor yang professional dapat mengurangi ketidakpastian sehingga mengakibatkan rendahnya tingkat underpricing. Hipotesis keempat penelitian ini adalah: H4: Terdapat pengaruh yang signifikan dari reputasi auditor terhadap underpricing IPO di Indonesia. Dari keempat hipotesis tersebut, akhirnya dirumuskan hipotesis kelima, yaitu: H5: Terdapat pengaruh yang signifikan dari ukuran perusahaan, umur perusahaan, reputasi penjamin emisi dan reputasi auditor secara bersama-sama terhadap underpricing IPO di Indonesia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING KETIKA INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Ketika Initial Public Offering (Ipo) Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2008-2

0 3 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Ketika Initial Public Offering (Ipo) (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013).

0 10 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING SAHAM PADA SAAT INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 23

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia

0 0 29

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia

2 4 3

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia

0 1 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING KETIKA INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 18