sumber daya manusia secara keseluruhan , tingkat upah atau wage rate ditentukan oleh kurva permintaan akan tenaga kerja agregatif dan kurva
penawaran akan tenaga kerja agregatif. Di mana kurva permintaan akan tenaga kerja agregatif adalah kurva yang menggambarkan jumlah-jumlah tenaga kerja
per satuan waktu yang diminta oleh masyarakat pada berbagai kemungkinan tingkat upah nyata.
Tingkat upah nyata atau upah riil real wage rate adalah tingkat upah
yang dinyatakan dengan tingkat harga konstan, sedangkan tingkat upah nominal adalah tingkat upah berdasarkan harga pasar pada saat upah diterima.
Hubungan antara tingkat upah riil dengan tingkat upah nominal menurut BPS dapat dinyatakan secara matematis sebagai berikut :
Dimana : W = Tingkat upah nyata
H = Tingkat harga w = Tingkat upah nominal
2.2. Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian sebelumnya yang menganalisis mengenai pengaruh pembangunan sektor pertanian terhadap distribusi pendapatan dan kesempatan
kerja, antara lain : 1.
M. Yamin 2005, menganalisis pengaruh pembangunan sektor pertanian terhadap distribusi pendapatan dan peningkatan lapangan kerja di Provinsi
Sumatera Selatan dengan menggunakan alat analisis regresi. Dalam penelitiannya M. Yamin memperoleh hasil bahwa distribusi pendapatan
masyarakat Provinsi Sumatera Selatan relatif baik dengan indeks gini yang jauh lebih rendah dari satu, kemudian pengaruh PDRB masing-masing
subsektor dalam sektor pertanian terhadap distribusi pendapatan masyarakat tidak berpengaruh nyata. PDRB subsektor pertanian memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kesempatan kerja pada sektor pertanian di Provinsi Sumatera Selatan.
2. Setyanu K. Dermoredjo dan Khaerina Nukman 2000, menganalisis penentuan
indikator utama pembangunan pertanian di Indonesia : pendekatan analisis komponen utama. Diperoleh hasil bahwa sasaran pembangunan pertanian
bukanlah untuk meningkatkan pendapatan petani, tetapi untuk meningkatkan produktivitas usahatani melalui peningkatan penggunaan sarana produksi.
indikator utama pembangunan pertanian di tingkat makro nasional dan mikro petani sebanyak 8 indikator yaitu : 1 pertumbuhan luas lahan irigasi
tahun; 2 rasio tenaga kerja desakota di sektor pertanian; 3 rasio tenaga kerja 15 desakota di sektor non pertanian; 4 pertumbuhan Indeks Ketahanan
Pangan energi dan protein; 5 pertumbuhan PDRB sektor pertanian tahun; 6 pangsa PDRB sektor pertanian tahuin; 7 penggunaan
sarana produksi bibit, pupuk dan pestisida dan 8 produktivitas usahatani. 3.
Amar K. Zakari 2005, menganalisis kerangka kesempatan kerja di sektor pertanian dan pengaruhnya terhadap pendapatan rumah tangga pedesaan
dengan menganalisis data secara explanatory yang disajikan dalam bentuk
tabel silang dari aspek ekonomi usaha tani, untuk mengukur tingkat pendapatan usaha tani digunkan rumus X = Y – Z dimana X = tingkat pendapatan, Y=
penerimaan kotor nilai penjualan usaha tani dan Z = total biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi pada skala luasan tertentu.
2.3. Kerangka Berfikir