53
4.2. Hasil Penelitian
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu
objek, baik melalui indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan dapat diperoleh
baik dari pengalaman langsung maupun pengalaman orang lain Notoadmojo, 2010. Pengetahuan lansia mengenai
personal hygiene di Panti Wredha Salib Putih Salatiga sudah termasuk paham namun dalam pemenuhan personal
hygiene masih sangat kurang. Berikut adalah hasil yang peneliti dapatkan:
54
Pengetahuan personal hygiene
Pengertian personal
hygiene Pentingkah
menjaga personal
hygiene
Contoh personal
hygiene Fungsi menjaga
personal hygiene
P1: Ya seperti mandi, gosok gigi ya..
P1: Ya penting ya, dan lagi kalau dekat
sama orang kan gosok giginya yang
bersih soalnya mulutnya nanti bau.
Ya tapi kalau gak makan gini kadang-
kadang baunya dari dalam. Mungkin
karena makannya gak teratur ya.
Sampai makan permen kan ya biar
gak bau.
P1: Ya biar bersih yaa. P1: Ya mandi, ya gosok
gigi, oma pakai gigi palsu dulu, tapi ya
sekarang udah gak pake, soalnya
gimana ya lebih enak gak pake ya.
Keramas ya tiap hari.
Pengetahuan partisipan
1, mengenai kebersihan
sudah paham.
Konsep kebersihan
hanya mengacu pada hal-hal yang dapat
dirasakan, namun
tidak memahami
secara mendalam
makna dan
pentingnya kebersihan itu sendiri.
P2: Kebersihan diri yaitu kita harus
senantiasa mandi ya 2 kali pagi sore,
gosok gigi 3 kali abis makan, udah gitu.
Pengetahuan partisipan 2
mengenai personal
hygiene, dapat
digolongkan paham
karena partisipan
memahami mengenai
55 P2: Ya penting.
P2: Supaya kita bersih gak kena penyakit
kulit. Selain itu juga untuk pergaulan
sama teman-teman supaya gak bau.
P2: Ya itu, gosok gigi, mandi, abis makan
cuci tangan gosok gigi. Kebersihan
selalu dijaga. pentingnya kebersihan.
Diketahui bahwa
partisipan mengetahui
mengenai konsep
kebersihan dan
bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk
tetap menjaga
kebersihan, meskipun
pengetahuan partisipan terkait
dengan kebersihan
sederhana. partisipan
lebih mengarah pada hal-hal
praktis dari kebersihan itu sendiri.
P3: Pagi bangun gosok gigi, tapi giginya
sudah ompong jadi pelan-pelan gosok
giginya. Abis gosok gigi ya mandi abis itu
nyuci sendiri.
P3: Ya penting, itu nomor 1.
P3: Ya supaya kita bersih ya.
P3: Ya mandi, gosok gigi, bersih-bersih.
Itu aja yaa. Partisipan
3 sudah
masuk ke
kategoro paham.
Namun, bagi
partisipan 3
personal hygiene
merupakan sesuatu yang sederhana
untuk dijabarkan
terutama terkait dengan kesehatan,
namun merupakan hal utama
dalam kehidupan.
P4: Kebersihan diri yaa kalau pagi pukul 6
mandi, sisiran, ganti Partisipan 4 mengenai
pemahaman personal hygiene sudah paham
56 pakaian, lantas
berkumpul sama teman-teman,
beribadah, lantas bekerja.
P4:Ya penting ya P4: Ya dijaga ya
kebersihan diri, takutnya nanti kena
sakit.
P4: Yaa mandi, gosok gigi yaa
dan partisipan memahami dampak dari
tidak menjaga personal hygiene.
P5: Gak tau P5:Ya penting, anak
saya juga kerjanya kayak gini di rumah
sakit dibagian rontgen.
P5: gak tau P5: Gak tau.
Pengetahuan partisipan 5
mengenai personal
hygiene tergolong tahu, partisipan
tidak bisa
menjelaskan apa
itu personal hygiene, apa
fungsi menjaga personal hygiene
dan contoh-
contoh personal hygiene. P6: Ya mandi toh, cuci
muka. P6: Ya penting toh.
P6: Ya biar gak sakit. P6: Ya mandi 2 kali
sehari, gosok gigi, terus bersih-
Pengetahuan partisipan 6
tergolong paham
mengenai hidup sehat dan
bersih, namun
partisipan memahami
bahwa hidup bersih perlu dijaga agar tidak jatuh
sakit.
57 bersihkan halaman
P7: Ya tau, kebelakang bersih-bersih
badannya. Ya mandi, gosok gigi,
abis itu ya nyuci
P7: Ya penting. P7: Supaya gak sakit.
P7: Ya itu gosok gigi, mandi, cuci muka
Partisipan 7
hanya memahami hal umum
mengenai konsep
kebersihan.
P 8: Cuci-cuci sendiri, mandi
sendiri.
P8: Gak apa-apa kalau gak dijaga.
P8: Ya supaya kita sehat selalu
yaa.
P8: Apa ya, gak tau.
Pengetahuan partisipan 8 masuk dalam kategori
tahu, karena partisipan tidak tau apa fungsi
menjaga
personal hygiene
dan tidak
mengetahui pentingnya menjaga
personal hygiene.
58
Tema Verbatim
Hasil Analisis Kebersihan Kulit
Frekuensi mandi
Sehabis menggunaan
handuk Penggunaan
sabun Frekuensi
mencuci baju P1:Sehari 1 kali
P1: Dijemur P1: Sabun
P1: Di sini dicuciin sama pengurus
panti nya. Partisipan 1 pada prinsipnya telah
memahami mengenai
kebersihan tubuh dalam hal ini kulit. Namun
partisipan belum
mengerti sepenuhnya mengenai cara yang
tepat dalam menjaga kebersihan kulit, yaitu dengan mandi minimal 2 kali
dalam
sehari. Sementara upaya
partisipan menjaga alat mandi agar tetap bersih kurang, karena hanya
mengandalkan pihak
lain untuk
melakukannya, yaitu pihak pengurus panti wredha. Kebiasaan partisipan 1
menunjukan bahwa partisipan sangat peduli akan hidup sehat dan bahkan
berupaya menjaga kebersihan kulit secara maksimal juga.
P2: 2 kali sehari. P2: Dijemur
P2: Pakai sabun P2: Setiap pagi, ganti
baju langsung cuci. Partisipan 2 memiliki pengatahuan
yang paham mengenai kebersihan kulit, oleh karena itu dalam praktinya-
pun responden secara konsisten juga memperhatikan kebersihan kulit itu
juga.
P3:1 kali, ntar pagi cuci muka, siang baru
mandi. P3: Dikeringkan,
Menurut partisipan 3 kebersihan tubuh perlu dijaga dengan mandi secara
rutin, namun
karena keterbasan
keadaan fisik, maka partisipan hanya
59 dijemur.
P3: Ya sabun. P3: Ya setiap hari
sehabis mandi cuci pakaian.
dapat mandi 1 kali dalam sehari. Diketahui bahwa sekalipun konsep
kebersihan tubuh kulit bagus, namun keterbatasan
dari partisipan
meyebabkan partisipan kurang dapat menjaga kebersihan kulit secara
maksimal. Namun
di sisi
lain partisipan tetap menunjang dengan
pakaian yang bersih. P4: Disini mandinya 2
kali. P4: Ya dicuci
P4: Pakai sabun P4: Cuci pakaian yaa
sehabis mandi cuci pakaian.
Partispan 4
memiliki konsep
sederhana terkait dengan personal hygiene
yaitu tergolong
paham. Namun dengan konsep yang dimiliki
partisipan, maka
partisipan memahami, jika kebersihan tidak
dijaga akan berakibat buruk bagi kesehatan tubuh.
P5: Sehari 2 kali. P5: Dicuci
P5: Pakai air hangat, pakai sabun.
P5: Di sini ada yang nyuciin pakaiannya.
Partispan 5 merupakan golongan lansia yang memiliki pengetahuan
yang minim yaitu tergolong tahu terkait dengan kebersihan. Bahkan
tidak
dapat memberikan
definisi mengenai
pengertian kebersihan,
namun di sisi lain menurut partisipan kebersihan penting dan partisipan
telah memiliki
konsep terkait
kebersihan di pikiran. P6: 1 hari hanya 1 kali
aja. P6: Dijemur.
P6: Pakai sabun. P6: 2 hari sekali.
Partisipan 6
sudah memahami
bagaimana menjaga kebersihan kulit dengan baik.
60 P7: 1 kali sehari.
P7: Yaa dijemur. P7: Pakai sabun.
P7: 2 kali seminggu. Partisipan 7 juga sudah memahami
bagaimana cara menjaga kebersihan tubuh yang baik.
P8: Sehari 2 kali P8: Dijemur.
P8: Pakai sabun. P8: 2 sampai 3 kali
seminggu Selanjutnya
partisipan 8
juga memahami konsep kebersihan tubuh,
dan hal
ini diketahui
melalui pentingnya manjaga kebersihan tubuh
dengan mandi. Upaya partisipan 8 untuk menjaga personal hygiene
melalui mandi memiliki konsistensi yang
bagus. Selain
itu, upaya
partisipan 8 untuk menjaga personal hygiene
terkait dengan menjaga kebersihan tubuh, partisipan 8 juga
mencuci pakaiannya secara berkala.
61
Tema Verbatim
Hasil Analisis Kebersihan
Rambut Frekuensi
mencuci rambut
Pengguna an
shampoo Aktivitas
sehabis mencuci
rambut
Kepunyaa n sisir
P1: Di sini keramas tiap hari, kalau mandi ya
keramas. P1: Yaa gak menentu,
kadang pakai sampo kadang pakai sabun.
Senengan gitulah.
P1: Di handukin, disisir P1: Lah iya toh, jangan
tanya begitu. Oma datang ke sini semua
udah lengkap. Semua punya sendiri jangan
sampai dipakai sama- sama. Gimana ya itu
pantang kalau milik pribadi dipakai
bersama. Orang china itu gak boleh seperti
itu. Upaya partisipan 1 menjaga kebersihan
rambut dilakukan secara teratur dengan mencuci rambut, namun upaya partisipan
terkadang
kurang terarah
dengan menggunakan
produk yang
bukan dikhususkan untuk rambut. Pengetahuan
partisipan 1 mengenai kebersihan rambut tergolong paham.
62 P2: Kalau saya keramas
seminggu 2 kali. Hari rabu dan sabtu.
P2: Pakai sampo. P2: Ya punya sendiri.
P2: Dihandukin, terus dikenain matahari
sambil cabut-cabut rumput.
Partisipan 2 berusaha menjaga kebersihan rambut secara optimal. Hal ini dibuktikan
dengan tindakan partisipan 2 dalam menjaga kebersihan rambut sangat nyata. Partisipan
secara konsisten bahkan memiliki jadwal untuk membersihkan rambut secara berkala.
Selain itu partisipan memahami pentingnya nutrisi
rambut, sehingga
menggunakan shampo
untuk mencuci
rambut dan
menggunakan sisir sendiri untuk merapikan rambut.
Kebiasaan partisipan
ini mencerminkan
bahwa pengetahuan
responden terkait
kebersihan rambut
tergolong paham. P3: Ya keramas 1 kali
sehari, itu kalau airnya banyak ya
keramas, kalau gak ada air ya gak
keramas.
P3: Pakai sampoo yaa. P3: Yaa dikeringkan
disisirin. P3: Yaa punya sendiri
yaa. Pengetahuan partispan 3 tergolong paham.
Adapun kutipan jawaban partisipan 3 tersebut menunjukan bahwa partisipan secara rutin
mencuci rambut dan menggunakan shampo sebagai obat pencuci rambut yang tepat.
Sementara untuk menghindari risiko yang muncul akibat saling meminjam sisir, maka
partisipan juga menggunakan sisirnya sendiri untuk merapikan rambut
P4:1 minggu 2 kali P4: Pakai sabun, gak
Pengetahuan partisipan 4 tergolong paham. Sebagai seorang lansia tergolong individu
yang memperhatikan kebersihan rambut,
63 pernah pakai sampo.
Soalnya kalau pakai sampo mesti beli.
Belinya jauh.
P4: Dikeringkan kena matahari.
P4: Iya punya sendiri yaa..
meskipun dalam menggunakan produk tidak sesuai peruntukannya. Namun yang menjadi
kendala adalah keterbatasan usia dan kemudahan
dalam memperoleh
produk shampo
sebagai pembersih
rambut. Kemudian untuk merapikan rambur responden
menggunakan sisir sendiri untuk menjaga kebersihan alat yang digunakan.
P5: Kadang-kadang keramas, kadang-
kadang gak. Ya 1 kali seminggu soalnya
dingin.
P5: Pakai sampo P5: Ya sudah tak keringke
P5: Iya punya. Partisipan
5 merupakan
individu yang
memperhatikan kebersihan rambut, namun terkadang tindakan pembersihan rambut
terhalang faktor alam seperti rasa dingin dan keterbatasan usia partisipan. Partisipan pada
prinsipnya mengetahui
tentang personal
hygiene dan tergolong paham. Namun karena faktor usia dan cuaca, maka upaya menjaga
kebersihan rambut tidak tercapai hasilnya secara maksimal.
P6: Seminggu 1 kali. P6: Pakai sampo.
P6: Dikeringkan , disisir P6: Iya punya.
Partisipan 6
sangat memperhatikan
kebersihan rambutnya, hanya saja sebaiknya partisipan 6 keramas 2-3 kali seminggu agar
kebersihan rambut
dapat terpenuhi.
Pengetahuan partisipan
6 mengenai
kebersihan rambut tergolong paham.
P7: Kadang 2 yaa kadang 3 kali sehari.
Kalau gak 2 yaa 3 kali seminggu.
Partisipan 7 berupaya menjaga kebersihan rambut dengan mencuci rambut secara
teratur, meskipun terkadang tidak mencuci rambut dengan menggunakan produk yang
tepat. Pengetahuan partisipan 7 mengenai
64 P7: Sampoo kalau gak
ada yaa sabun mandi. P7: Ya dijemur keluar
kena matahari, jalan- jalan biar kering.
P7: Ya ada punya sendiri. kebersihan rambut tergolong paham.
P8: Seminggu sekali P8: Pakai sampo.
P8: Dihandukin aja, disisir.
P8: Iya punya sendiri. Jawaban partisipan 8 ketika diajukan
pertanyaan apa
yang diketahui
mengenai kebesihan, sama halnya dengan partisipan lainnya, upaya
partisipan 8 untuk menjaga personal hygiene
merawat dan
menjaga kebersihan rambut secara teratur
dengan menggunakan shampo. Dalam merawat rambut partisipan 8 juga
menjaga
tingkat kebersihan
sedemikian rupa, hal tersebut diketahui melalui kebiasaan partisipan yang
menyatakan bahwa
partisipan menggunakan sisir dalam menata
rambut dan menggunakan sisir milik sendiri.
65
Tema Verbatim
Hasil Analisis Kebersihan Gigi
Frekuensi menggosok
gigi Penggunaan
odol dalam menggosok
gigi Frekuensi
mengganti gosok gigi
P1: Ya 2 kali kalau mau tidur sama bangun
tidur. Soalnya udah gak ada gigi ya.
Hahaha
P1: Pakai pepsodent P1: Sebulan sekali yaa
Partisipan 1 hanya
memahami hal
umum mengenai personal hygiene. Konsep
pengetahuan kebersihan
menurut partisipan
1 terkesan
sederhana. Konsep dan pengetahuan partisipan
akan kebersihan
lebih dipengaruhi oleh penunjang penampilan
ketika berhadapan dengan orang lain dibandingkan
dengan pentingnya
kesehatan itu sendiri. Bagi partisipan 1 menjaga kebersihan
tubuh penting
dilakukan namun
dilakukan sesuai
dengan apa yang diketahui partisipan 1 saja.
P2: 2 kali, pagi dan sore pada saat abis
makan. P2: Pakai odol.
P2: Setengah tahun sekali.
Upaya Partisipan
2 dalam
menjaga kebersihan
gigi tergolong
paham, namun
frekuensi untuk
menjaga kebersihan gigi kurang. Selain
itu, juga melakukan gosok gigi secara
teratur, dan
cara partisipan merawat dan menjaga
kesehatan gigi serta mengganti sikat gigi ini menunjukan bahwa
66 partisipan
memahami dan
memiliki pengetahuan pentingnya personal hygiene terkait dengan
kesehatan gigi.
P3: Pagi bangun tidur sikat gigi.
P3: Pakai odol yaa P3: Yaa sekali sebulan
diganti Partisipan 3 sebagai lansia juga
memperhatikan kesehatan gigi. partisipan
memperhatikan kesehatan gigi, dengan cara
menggunakan pasta gigi secara tepat. Partisipan juga memiliki
jadwal yang pasti terkait dengan penggantian
sikat gigi.
Pengetahuan partisipan
3 mengenai
kebersihan gigi
tergolong paham. P4: 1 kali, pada saat pagi
saja. P4: Pakai odol
P4: sebulan 3 kali Partisipan 4 hanya menggosok
gigi satu kali dalam sehari. Hal ini menunjukkan bahwa partisipan 4
kurang memperhatikan
kesehatan giginya
yaitu, tergolong tahu.
P5: Sehari 2 kali, ya gini abis bangun tidur
P5: pakai odol P5: Ya ini kalau anak
saya gantiin ya diganti. Ini baru
diganti sama anak saya.
Partispan 5
pada dasarnya
merupakan lansia yang memiliki pengetahuan yang kurang yaitu
tergolong tahu terkait kebersihan gigi,
meskipun partisipan
menggosok giginya 2 kali sehari. Kurangnya pengetahuan akan
kebersihan gigi terkait kelayakan sikat gigi.
P6: 2 kali sehari pada saat cuci muka
bangun tidur P6: pakai odol
P6: sebulan 2 kali ganti gosok giginya.
Partisipan 6 sudah paham dalam menjaga
kesehatan giginya
hanya saja, partisipan tidak tau pada saat kapan saja ia harus
menggosok giginya.
67 P7: ya itu, abis makan
gosok gigi P7: pakai odol
P7: ya kalau ada 1 kali sebulan, kalau gak
ada ya 2 bulan sekali. Partisipan 7 merupakan individu
yang peduli dengan kesehatan gigi,
dengan memanfaatkan
peralatan yang dan pasta gigi yang sesuai.
P8: setiap hari ya gosok gigi
P8: pakai odol P8: sebulan sekali ganti
gosok gigi Partisipan
8 juga
menjaga kesehatan gigi melalui kebiasaan
mengosok gigi secara teratur. Selain itu, upaya partisipan 8
untuk menjaga personal hygiene terkait
dengan menjaga
kesehatan gigi dilakukan oleh partisipan dengan cara yang
tergolong paham..
Tema Verbatim
Hasil Analisis Kebersihan Mata
Pemeriksaan rutin
kesehatan mata
Keadaan lingkungan
sekitar panti P1: Gak, soalnya gak ada
sponsor disini. Mesti sendiri. Kalau di
Jakarta ada sponsor semua diperiksa.
P1: Iya pasti yaa berdebu, udaranya dingin
karena dari gunung lain dengan kota
Partisipan 1 menyatakan bahwa kesehatan
mata mendapat
perawatan rutin dari pihak panti wredha,
sehingga partisipan
tergolong individu
yang memperhatikan kesehatan mata
dengan rutin memeriksan diri.
.P2: Gak. Gak pernah soalnya gak pernah
ada keluhan di mata. P2: Yaa cukup baik
yaa..Gak yaa, gak berdebu.
Bagi partisipan 2 kesehataan mata merupakan hal yang umum, dan
belum mendapatkan
perhatian secara khusus
dari partisipan.
Berdasarkan jawaban partisipan 2, maka diketahui bahwa berbeda
dengan yang lainnya, partisipan tidak hanya akan memeriksakan
68 matanya apabila ada keluhan.
P3: Periksa mata di mantri, oma katarak
dikasi obat. P3:Lingkungan di sini
bersih Secara khusus partisipan 3 tidak
melakukan perawatan
untuk menjaga kesehatan mata, namun
partisipan meyatakan
bahwa kesehatan mata telah menjadi
tanggung jawab dari pihak panti wredha dengan menyelenggarakan
pemeriksaan rutin.
P4: Ya gak pernah. P4: Hawa nya sejuk,
bersih Partisipan 4 mengemukakan bahwa
partisipan tidak pernah secara khusus
memeriksakan keadaan
matanya kecuali
partisipan mengeluh sakit mata.
P5:Ya gak pernah ya. P5: Ya bersih ya, segar
Partisipan 5
terlihat tidak
memperhatikan kesehatan matanya karena partisipan akan melakukan
pemeriksaan mata apabila matanya sakit.
P6: Gak ada periksa mata.
P6: Yaa berdebu di tempat tidur tapi kalau
diluar lingkungannya segar.
Partisipan 6
juga tidak
memeperhatikan kesehatan
matanya karena
ia tidak
memeriksakan kondisi matanya ke dokter atau puskesmas.
P7: Ya ada di sini, ibu mantri yang periksa di
kasi obat. P7: Ya ada debunya..
Partisipan 7 merupakan lansia yang mempedulikan
kesehatan mata,
partisipan berupaya
mengikuti pemeriksaan
mata yang
diselenggarakan pihak
panti wredha.
69 P8: Gak pernah.
P8: Gak berdebu ya, segar.
Partisipan 8
terlihat tidak
memperhatikan kesehatan matanya karena tidak memeriksakan kondisi
matanya ke dokter atau puskesmas.
Tema Verbatim
Hasil Analisis KebersihanTelinga
Penggunaan katembath
Frekuensi membersihkan
telinga P1: Pakai korek kuping
yang tembaga itu P1: Ya kalau gatal baru
dibersiin. Soalnya dulu oma waktu kecil
telinganya pernah luka. Terus dibawa ke
Semarang. Gak tuli cuman lecet.
Untuk kebersihan telinga, partisipan 1 memberikan perhatian khusus dengan
tetap membersihkan
aktivitas membersihkan telinga secara berkala.
Namun berdasarkan pengalaman dari partisipan 1 sekalipun aktivitas dilakukan
secara berkala akan tetapi tidak ada jadwal
khusus dalam
menjalankan aktivitasnya.
Partisipan 1
hanya melakukan
aktivitas membersihkan
telinga ketika merasa tidak nyaman. P2: Pakai katembath
P2: Paling sekitar Upaya Partisipan 2 untuk menjaga
kebersihan telingga tergolong paham. Partisipan
2 termasuk
rajin
70 seminggu sekali.
membersihkan telinganya. P3: Pakai katembat sama
yang ada kapasnya. P3: Tiap hari, sore-sore
oma bersihkan. Partisipan 3 mempedulikan kebersihan
telinga. Namun aktivitas partisipan dalam membersihkan
telinga terlampau
berlebihan. Adapaun
aktivitas ini
kemungkinan dilakukan
karena partisipan merasa nyaman.
P4: Pakai apa itu yang ditelinga lupa
namanya. Itu yang ujungnya ada
kapasnya.
P4: Ya 1 minggu 2 kali atau 1 kali.
Partisipan 4
berupaya menjaga
kebersihan telinga dengan menetapkan jadwal rutin untuk memberihkan telinga,
meskipun tidak memahami sepenuhnya alat yang digunakan, namun partisipan
berusaha tetap menjaga kebersihan telinga.
P5: Pakai itu yang dibelikan anak saya.
Yang diujungnya ada kapas.
P5: Ya kadang-kadang saya bersikan kalau
gatal Sementara partisipan 5 tergolong tahu
mengenai bagaimana upaya mengaja kebersihan telinga, namun upaya yang
dilakukan kurang masimal. Partisipan 5 hanya membersihkan telinga ketika
merasa gatal saja.
P6: Pakai korek kuping P6: Yaa kalau gatel ya
dibersihkan. Sementara
partispan 6
hanya memperhatikan kebersihan telinga ala
kadarnya saja seperti kalau gatal baru dibersihkan
P7: Pakai katembat Kepedulian akan kesehatan telinga
71 P7: Siang hari, sore hari
bersihkan telinga. terlihat pada partisipan 7 yang memiliki
konsistensi dalam menjaga kebersihan telinga.
P8: Pakai itu yang ada kapas nya.
P8: Setiap hari toh ya. Partisipan 8 sangat memperhatikan
kebersihan telinganya karena setiap hari partisipan
membersihkan telinganya
menggunakan katembath.
Tema Verbatim
Hasil Analisis Kebersihan
Tangan, kaki, dan kuku
Melakukan cuci tangan
Menggunkan air
Penggunaan sabun
Kebersihan P1: Gak pernah cuci
tangan hahaha soalnya waktu mandi
kan cuci tangan cuci kaki bersih.
P1: Ini air biasa pakai sabun
P1: Gak cuci tangan, kan waktu mandi sudah
Partisipan 1 memiliki pengetahuan yang kurang yaitu masuk dalam tingkat tahu
mengenai upaya menjaga kebersihan. Hal tersebut terlihat ketika partisipan
hanya mencuci tangan saat sedang mandi saja. Selanjutnya dalam menjaga
kebersihan
kuku, maka
partisipan tergolong individu yang kurang konsisten
dalam menjaga kebersihan kuku dan tergantung pada pihak lain keluarga
72 kuku
cuci tangan. P1: Ya kalau panjang
oma ratain, ini hitam- hitam karena saudara
belum datang soalnya biasanya saudara
yang motong kukunya.
saja.
P2: Pada saat mau makan dan sesudah
makan yaa cuci tangan
P2: Pakai air biasa yang dari wc.
P2: pakai sabun paling, soalnya gak ada yang
khusus tangan jadinya pakai sabun.
P2: Potong kukunya pada saat panjang. Ini kuku
saya item-item soalnya abis nyabutin
rumput. Tapi kalau saya nyuci hilang kok
ini item-itemnya. Partisipan 2 sangat memperhatikan
kebersihan tangan,
dan aktivitas
mencuci tangan
untuk menjaga
kebersihan tangan dilakukan secara rutin. Namun partisipan 2 kurang
memperhatikan kebersihan kuku.
P3: Ya kerja, cebok, cuci tangan cuci muka.
P3: Air biasa yang ada di wc kalau gak ya gak
potong. P3: Gak pakai sabun,
Partispan 3 memberikan perhatian atas kebersihan tangan dan kuku. Namun
aktivitas partisipan
kemungkinan dipengaruhi oleh kebiasaan terdahulu,
sehingga konsep
yang salah-pun
dipertahankan dalam mencuci tangan. Pengetahuan
partisipan 3
terkait menjaga kebersihan tangan kuku dan
kaki hanya
dilakukan berdasarkan
73 Cuma pakai air aja.
P3: Ya setiap hari, kalau panjang ya potong
perasaan partisipan
yang kurang
nyaman, sehingga perlu membersihkan kuku dan tangan.
P4: Kalau mau makan cuci tangan, kalau
sudah makan cuci tangan.
P4: Ya pakai air bersih di situ.
P4: Iya pakai sabun. P4: Ya gak mesti, kalau
panjang ya dipotong. Secara umum kebersihan tangan, kaki
dan kuku partisipan 4 terpelihara secara sempurna. Partisipan merasakan bahwa
kebersihan tangan merupakan kewajiban bagi setiap lansia. Sementara kegiatan
merapikan dan membersihkan kuku lebih mengarah pada kebutuhan situasional
yang
disesuaikan dengan
tingkat kebutuhan partisipan.
P5: Ya mau makan aja, soalnya udah gak
bisa kerja apa-apa. P5: Pakai air bersih yang
ada di kamar mandi. P5: Iya pakai sabun.
P5: Ya kalau anak saya datang, soalnya anak
saya yang potongin. Kebersihan tangan, kaki dan kuku
partisipan 5 masuk dalam kategori kurang. Hal ini disebabkan Karena
partisipan
harus tergantung
pada keluarganya dalam memotong kuku. Jika
keluarga tidak datang maka kebersihan kuku tidak terpenuhi.
P6: Ya abis nyapu, nyabutin rumput cuci
tangan. P6: Ya pakai air biasa
yang ada di kamar mandi.
P6: Pakai sabun. P6: Seminggu sekali
Pengetahuan partisipan
6 dalam
menjaga kebersihan tangan, kaki dan kuku sudah baik yaitu tergolong paham.
74 potong kuku kalau
sudah panjang. P7: Abis dari kebun cuci
tangan, abis makan cuci tangan.
P7: Air biasa yang dari wc.
P7:Yaa pakai kalau ada yaa.
P7:Yaa setiap hari potong kuku.
Partispan 7
berupaya menjaga
kebersihan tangan melalui kebiasaan mencuci tangan da memotong kuku.
P8: Pada saat mandi, abis bersih-bersih,
sebelum dan sesudah makan.
P8: Air biasa itu dari wc
P8: Pakai sabun P8: Kalau panjang
dipotong. Selanjutnya, partisipan 8 terkait dengan
kebiasaan dalam menjaga kebersihan tangan, maka partisipan melakukannya
melalui aktivitas mencuci tangan. Namun dalam
menjaga kebersihan
kuku, partisipan
tidak memiliki
dasar pengetahuan kebersihan kuku yang baik.
Partisipan 8 hanya melakukan aktivitas
menjaga kebersihan kuku saat merasa tidak
nyaman dengan kuku yang
panjang.
75
4.3. Pembahasan