Tabel 2. Matrik koefisien korelasi 7 fraksi tanah dengan kadar air, erodibilitas dan KTK tanah
Pasir Sangat
Kasar Pasir
Kasar Pasir
sedang Pasir
Halus Pasir
sangat Halus
Debu Liat
Kadar air
Erodibi- litas
tanah KTK
Tanah
Pasir S. Kasar
1.000
Pasir Kasar
0.431 0.014
1.000
Pasir sedang
0.083 0.652
0.763 0.000
1.000
Pasir Halus
-0.044 0.810
-0.180 0.324
0.360 0.043
1.000
Pasir S. Halus
-0.078 0.672
-0.354 0.047
-0.098 0.592
0.582 0.000
1.000
Debu
-0.571 0.001
-0.740 0.000
-0.654 0.000
-0.224 0.018
0.093 0.614
1.000
Liat
-0.384 0.030
-0.600 0.000
-0.638 0.000
-0.200 0.271
-0.027 0.885
0.235 0.195
1.000
Kadar air
-0.305 0.089
-0.447 0.010
-0.524 0.002
-0.141 0.441
0.193 0.291
0.271 0.33
0.632 0.000
1.000
Erodibi- litas
tanah
-0.464 0.007
-0.597 0.000
-0.546 0.001
-0.224 0218
0.151 0.408
0.792 0.000
0.236 0.193
0.246 0.174
1.000
KTK Tanah
--0.442 0.011
-0.542 0.001
-0.523 0.002
-0.095 0.606
0.083 0.652
0.354 0.047
0.699 0.000
0.654 0.000
0.248 0.171
1.000
Keterangan :
Angka pada baris pertama pada setiap kolom menunjukkan r keeratan hubungan dan angka pada baris kedua menunjukkan nilai p probability
5.2 Pembahasan
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa fraksi pasir yaitu pasir sangat kasar, pasir kasar, pasir sedang, pasir halus berkorelasi negatif dengan kadar air tanah,
koefisien korelasi r masing-masing-masing -0.305, . -0.447 , -0.524. dan -0,141. Antara pasir halus dengan kadar air tanah, koefisien korelasinya r- -0.141 tidak nyata.
Hasil ini menunjukkan bahwa semakin meningkat kadar pasir, baik pasir sangat kasar, pasir kasar, pasir sedang maupun pasir halus, maka kadar air tanah semakin menurun.
Hal ini disebabkan karena ukuran partikel pasir yang cukup besar akan membentuk pori –pori yang berkuran makro. Kohnke 1989 mengatakan bahwa partikel pasir tidak bisa
saling mengunci sehingga akan terbentuk pori makro. Pori makro berfungsi sebagai lalu
lintas air dan udara sehingga akan segera meloloskan air. Dengan demikian semakin tinggi fraksi pasir baik pasir sangat kasar, pasir kasar, pasir sedang maupun pasir halus,
maka kadar air tanah semakin rendah . Hal ini disebabkan karena fraksi pasir berfungsi sebagai kerangka tanah dengan luas permukaan jenis pasir yang kecil, sehingga proses
kimia maupun fisika khususnya adsorsi air sangat rendah. Di samping itu, pori mikro yang berfungsi memegang air pada tanah yang didominasi oleh fraksi pasir
persentasenya sangat rendah. Sehubungan dengan sifat pori terhadap tata udara dan air Sarief 1985 menyebutkan makin kasar tekstur tanah makin besar distribusi pori makro
sehingga tanah menjadi porus, kemampuan tanah menahan air semakin kecil. Narka 1997 mendapatkan bahwa pori penyimpan air pori mikro pada tanah bertekstur pasir
adalah 11,70 sedangkan pada tanah bertekstur liat meningkat menjadi 46,78 . Sebaliknya pori aerase pada tanah bertekstur pasir 25,62 menurun menjadi 9,20
pada tanah bertekstur liat. Selanjutnya mulai fraksi pasir sangat halus 0,01- 0,05 mm debu 0,05 – 0,002
dan liat 0,002 ditemukan korelasi positif dengan kadar air tanah. Korelasi pasir sangat halus dengan kadar air tanah terlihat adanya korelasi positif namun tidak nyata.
Korelasi positif yang sangat nyata terlihat antara partikel liat dengan kadar air r = 0,632 , sementara antara debu dengan kadar air korelasi positif tidak nyata r = 0,271.
Berdasarkan koefisien korelasi ini tampak bahwa semakin kecil ukuran partikel tanah maka semakin besar koefisien korelasinya, yang berarti semakin kecil ukuran partikel
tanah maka semakin kuat hubungannya dengan kadar air. Korelasi positif sangat nyata ditemukan pada fraksi tanah yang paling kecil yaitu liat. Semakin tinggi kadar liat maka
semakin besar kadar air tanah. Hal ini disebabkan karena air berada pada partiktel liat. Molekul air teradsorpsi dan mengelilingi partikel liat Foth, 1998.
Makin halus tekstur tanah makin banyak mempunyai pori-pori kapiler dan sedikit mempunyai pori-pori non kapiler. Pada keadaan basah akan banyak mengandung
air dan sedikit mengandung udara. Oleh karena itu, tanah-tanah yang didominasi oleh liat mempunyai sifat-sifat : daya pegang air tinggi, aerasi kurang baik, porositas total
tinggi Sarief, 1985; Hakim et al., 1986 Semakin tinggi jumlah fraksi liat, maka kadar air tanah semakin tinggi. Hal ini
dapat dijelaskan bahwa liat mempunyai permukaan jenis paling besar 800 m
2
g yang selanjutnya berpengaruh terhadap sifat fisika maupun kimia tanah. Luas permukaan jenis
yang besar sangat aktif dalam adsorpsi air . Oleh karena itu, tanah yang didominasi
oleh fraksi liat mempunyai daya pegang air yang besar dan pori aerase yang rendah Makin halus tekstur tanah, makin besar persentase pori mikro yang berfungsi untuk
menyimpan air. Fraksi liat sangat berpengaruh terhadap kadar air tanah karena fraksi liat mempunyai luas permukaan jenis paling besar yaitu mencapai 800 m2g Darmawijaya,
1990 yang sangat aktif dalam adsorpsi air. Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa terdapat korelasi negatif yang sangat
nyata antara pasir sangat kasar, dengan erodibilitas tanah r = -0,524 . Demikian pula antara fraksi pasir kasar dengan erodibilitas tanah r = -0,597 antara pasir
sedang dengan erodibilitas tanah r = -0,546 , sementara antara pasir halus dengan erodibilitas tanah ditemukan korelasi negatif tidak nyata r = -0,224 . Semakin tinggi
partikel pasir, baik pasir sangat kasar, pasir kasar maupun pasir sedang berarti semakin rendah nilai erodibilitas tanah yang berarti tanah semakin tidak peka erosi. Hal ini dapat
dijelaskan bahwa fraksi pasir sangat kasar 2,00 – 1,00 mm pasir kasar 1,00 – 0,50 mm, pasir sedang 0,50 – 0,25 mm akan menyebabkan dominannya pori makro. Pori
makro berperanan meloloskan air sehingga sebagian besar air akan terinfiltrasi masuk ke dalam tanah dan aliran permukaan menjadi rendah. Rendahnya aliran permukaan dan
ditambah pula ukuran pasir relatif besar, akan menyebabkan sulitnya pasir terangkut oleh air. Kohnke 1989 menyebutkan bahwa fraksi pasir tidak akan membentuk
struktur saling mengunci, sehingga tanah-tanah yang didominasi oleh fraksi pasir akan mudah meloloskan air. Tingginya pori aerase pada tanah yang didominasi oleh fraksi
pasir menyebabkan lancarnya lalu lintas air dan udara. Sehubungan dengan peranan pasir dalam meningkatkan daya hantar air dan udara,
Narka dan Wiyanti 1999 menemukan bahwa penambahan fraksi pasir pada tanah Vertisol sebanyak 50 dari
berat tanah Vertisol tekstur liat dapat meningkatkan daya hantar air dan udara permeabilitas tanah dari 0,11 cmjam menjadi 129,20 cmjam.
Hasil penelitian nilai erodibilitas tanah pada bekas hutan jati di Bali Barat dalam hubungannya dengan sifat fisik tanah juga menunjukkan bahwa semakin tinggi fraksi
pasir terdapat kecenderungan erodibilitas semakin rendah, walaupun secara statistik tidak nyata. Hal ini disebabkan karena pasir kasar berukuran lebih besar sehingga sulit
diangkut oleh aliran permukaan. Selain itu, fraksi pasir kasar akan menyebabkan permabilitas tanah menjadi cepat, aliran permukaan rendah sehingga tidak cukup energi
untuk mengangkut pasir kasar. Semakin cepat permeabilitas tanah maka aliran permukaan run off akan semakin kecil. Aliran permukaan yang kecil tidak dapat
mengangkut fraksi pasir kasar yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kepekaan tanah terhadap erosi Narka, 2006.
Korelasi positif tidak nyata mulai ditemukan pada fraksi pasir sangat halus dan selanjutnya pada fraksi debu dan liat. Berdasarkan hasil penelitian ini tampak bahwa
semakin kasar fraksi tanah yaitu mulai pasir halus, pasir sedang, pasir kasar, dan pasir sangat kasar koefisien korelasi bertanda negatif, tetapi sebaliknya semakin halus fraksi
tanah yaitu mulai fraksi pasir sangat halus 0,10 – 0.05 mm selanjutnya debu 0,05 - 0,002 mm dan liat 0,002mm koefisien korelasi bertanda positif, hanya saja pada fraki
liat dengan erodibilitas tanah tidak nyata r = 0,236 dan fraksi pasir sangat halus dengan erodibilitas r = 0,151. Korelasi positif sangat nyata ditemukan pada fraksi debu
dengan erodibilitas tanah r = 0,792 . Semakin tinggi fraksi debu maka semakin tinggi nilai erodibilitas yang berarti semakin peka terhadap erosi. Debu sulit membentuk
agregat yang mantap dan berukuran relative kecil sehingga mudah dihanyutkan oleh aliran permukaan. Tanah-tanah yang banyak mengandung debu paling mudah tererosi
karena debu berukuran 0,002 – 0,05 mm sangat mudah dihanyutkan oleh air, cepat penurunan kapasitas infiltrasinya, dan rendah kemantapan strukturnya karena daya
kohesi antara partikelnya sangat lemah. Sedangkan tanah pasir akan lebih tahan terhadap erosi, karena tanah pasir kaya akan pori-pori yang besar sehingga mempunyai
kapasitas infiltrasi yang tinggi, pasir dengan ukuran yang lebih besar akan lebih sukar dihanyutkan, tapi tanah pasir mempunyai kemantapan struktur yang rendah karena antara
partikel yang satu dengan yang lainnya tidak memiliki daya ikat yang besar. Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa terdapat korelasi negatif yang sangat
nyata antara fraksi pasir kasar dengan KTK tanah r = -0,542 , antara fraksi pasir sedang dengan KTK tanah r= -0,523 dan korelasi negative nyata antara pasir sangat
kasar dengan KTK tanah r= -0,442. Semakin tinggi fraksi pasir, baik fraksi pasir sangat kasar, pasir kasar maupun pasir sedang, maka KTK tanah semakin rendah. Hal
ini terjadi karena fraksi pasir mempunyai luas permukaan spesifik yang rendah sehingga tidak mampu mengadsorpsi kation-kation Foth 1998 menyatakan bahwa fraksi pasir
dan debu menampilkan ikatan negatif yang tidak begitu baik karena luas permukaan spesifiknya yang rendah sehingga pasir mempunyai kapasitas tukar kation yang rendah.
Selanjutnya Darmawijaya 1990 mengemukakan bahwa, fraksi pasir merupakan kerangka tanah atau penyokong tanah dalam terbentuknya struktur tanah sedangkan
debu dan liat sebagai bahan pengisi diantara partikel pasir. Pasir mempunyai luas
permukaan jenis antara 11 – 227 cm
2
g, sehingga fraksi pasir tidak banyak menentukan sifat kimia tanah
Korelasi positif yang sangat nyata ditemukan antara fraksi liat dengan nilai KTK tanah r = 0,699 , dan korelasi positif nyata antara fraksi debu dengan KTK tanah
r=0,354 . Ini berarti semakin tinggi persentase liat, makin tinggi pula nilai KTK tanah. Hal ini dapat dijelaskan karena liat sebagian besar bermuatan negatif, luas
permukaan spesifiknya paling besar 800 m
2
g sehingga mampu mengadsobsi kation- kation seperti Ca
++
, Mg
++
, K
+
yang merupakan elemen-elemen esensial. Kation-kation yang diadsorbsi bergerak dekat permukaan liat dan bertukar tempat satu dengan yang
lainnya dan dengan kation-kation dalam larutan tanah. Kapasitas tanah untuk mengadsorbsi kation-kation yang dapat ditukar disebut kapasitas tukar kation KTK.
Kation-kation dapat ditukar yang diadsorbsi tidak dapat tercuci dari tanah dan tersedia untuk dapat digunakan oleh tanaman Suripin, 2002. Jadi tanah-tanah dengan
kandungan liat tinggi cenderung mempunyai kapasitas tukar kation tinggi untuk menahan air maupun unsur hara sehingga dapat tersedia bagi tanaman. Hal yang sama
juga dikemukakan oleh Tan 1991 bahwa makin halus tekstur tanah, makin besar nilai KTK tanah.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan