63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam  bab  ini  diuraikan  mengenai  hasil  dan  pembahasan  dari  penelitian yang telah dilakukan di lapangan. Hasil dan pembahasan penelitian ini merupakan
jawaban  dari  tujuan  yang  telah  ditetapkan  pada  bab  sebelumnya.  Penelitian  ini berkaitan dengan tata ruang kantor tata usaha untuk mencapai efisiensi kerja. Oleh
karena  itu,  ruang  yang  dijadikan  tempat  observasi  dan  objek  penelitian  adalah ruang tata usaha yang merupakan bagian dari SMK Negeri 1 Salatiga.
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1.  Gambaran Umum SMK Negeri 1 Salatiga a.  Identitas Sekolah
1.  Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Salatiga
2.  Alamat :Jalan  Nakula  Sadewa  I  3  Kembangarum,  Kel.
Dukuh, Kec. Sidomukti, Salatiga 3.  Kota
: Salatiga 4.  Kode Pos
: 50722 5.  Provinsi
: Jawa Tengah 6.  Nomor TelponFax  : 0298 323566
7.  E-mail :smk1salatigayahoo.com
8.  Website : www.smeansa.co.cc
9.  Logo SMK N 1 Salatiga :
64 b.  Sejarah Singkat SMK Negeri 1 Salatiga
Pada  tahun1967  belum  ada  Sekolah  Menengah  Kejuruan  SMK Negeri di Salatiga. Pada tahun itu pula dibentuk panitia pendiri SMEA Negeri
yang  diketahui  oleh  Bapak  Wali  kota  madya  Salatiga  Bp.  Letkol  S. Soegiman  pada  waktu  itu  dan  didukung  oleh  bapak-bapak  Muspida.
Perolehan  izin  dari  kepala  kantor  perwakilan  Departemen  Pendidikan  dan Kebudayaan  Provinsi  Jawa  Tengah  No.  IDPE435D67,  tanggal  17  Januari
1967, maka berdirilah SMEA yang berstatus persiapan di Salatiga. Atas  dasar  surat  Bapak  Kepala  Kantor  Perwakilan  Departemen
Pendidikan  dan  Kebudayaan  Provinsi  Jawa  Tengah  tersebut,  mengajukan permohonan  ke  Departemen  Pendidikan  dan  Kebudayaan  di  Jakarta  agar
ditingkatkan  status  SMEA  persiapan  Negeri  No.  M30115  tanggal  25  Mei 1968,  yang  dilampiri  rekomendasi  dari  IDPE  Provinsi  Jawa  Tengah,  dan
akhirnya mendapatkan surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik  Indonesia  Nomor:  191UUK-31969  tanggal  25  Mei  1968,  yang
merubah status persiapan menjadi Negeri. Perolehan  surat  keputusan  Menteri  tersebut  merupakan  awal  dari
sebuah  perjuangan  mendirikan  pendidikan  yang  berkualitas.    Hal  ini disebabkan  SMEA  Negeri  pada  waktu  itu  belum  memiliki  gedung  sekolah
sendiri. Atas jasa dari Kepala SMEP Negeri Salatiga  walaupun pada waktu itu  SMEP  Negeri  juga  masih  menumpang  di  asrama  SPG  Negeri  Salatiga
disewakan  SMEA  Negeri  ini  sebanyak  4  lokal  dan  masuk  pada  siang  hari,
65 pimpinan  sekolah  pada  waktu  itu  ditunjuk  Bapak  Sri  Sadana,  B.
A.Almarhum. Pada tahun 1973 SMEA Negeri atas perkenan Bapak Walikota madya
Salatiga,  yang  pada  saat  itu  dijabat  oleh  Bapak  Letkol.  S.  Soegiman  diberi izin  untuk  menempati  gedung  bekas  sekolah  Cina  milik  BAPERKI  yang
digunakan  proses  belajar  mengajar.  Mula-mula  gedung  yang  hanya  terdiri dari enam lokal di sebelah barat beserta aula yang sekarang digunakan untuk
menyimpan barang inventaris meja kursi  guru, awal  mulanya aula tersebut di  sekat-sekat  3  lokal  untuk  mencukupi  ruang  belajar  dan  sebagian  untuk
ruang guru ruang Tata Usaha TU. Setahun  kemudian  didirikan  ruang  belajar  di  sebelah  timur  oleh  BP3
dibantu  oleh  Pemda  setempat.  Ruang-ruang  belajar  tersebut  pernah  di  rehab dengan  dana  pelita  pada  tahun  1983  sehingga  menjadi  baik,  dan  dapat
digunakan  keterangan  belajar.  Selain  ruang  tersebut  juga  ruangan  belajar  di sebelah utara serta ruangan perpustakaan pernah di rehab dengan dana pelita
tahun 1984. Beberapa tahun kemudian setelah jumlah kelas menjadi 15 lokal dengan  diikuti  perkembangan  alat-alat  teori  maupun  praktik  siswa  serta
tempat sepeda, lapangan volley ball, rehab lapangan tennis dan pagar keliling. Tanah  lapangan  dan  bangunan  SMEA  Negeri  Jl.  Jend.  A.  Yani  14  Salatiga
pada saat ini masih dalam proses penyertifikatan. Gedung yang baru di lokasi Desa  Kembangarum  kurang  lebih  15.000  m
2
tanahnya  dan  ruang  teori  ada 18  kelas  biaya  pembangunan  dari  ADB  Asean  Development  Bank,
menghabiskan  dana  sekitar  1,7  Milyar  dan  termasuk  voced  II  Second
66 Vocational  Education.  Demikian  pula  perabot  dan  peralatan  praktiknya
dilengkapi  juga dengan dana ADB sekitar 2 milyar. Sejak  tanggal  1  Agustus  1992  SMEA  Negeri  Salatiga  melaksanakan
upacara  yang  dihadiri  pula  Bapak  Kakanwil  Depdikbud  Provinsi  Jateng beserta ibu dan para pejabat setempat. Pada saat boyongan kelas I dan II yang
pindah ke lokasi baru, adapun kelas III tetap di Jl. A. Yani 14 Salatiga hingga akhir  Maret  1993.  Gedung  baru  memiliki  alat  teori  dan  alat  praktik  yang
lengkap terdiri dari ruangan pertemuan dll. Pengembangan SMK 1 menjadi SMK Besar tahun pertama 2004-2005
menerima  10  kelas,  terdiri  dari  Akuntansi  2  kelas,  Tata  Boga  2  Kelas,  dan Tata kecantikan 1 kelas. Pada tahun kedua dan ketiga 2005-2006 dan 2006-
2007  penerimaan  siswa  baru  sebanyak  12  kelas,  masing-masing  program keahlian 2 kelas, sehingga komposisi kelas saat ini, kelas III 10 kelas, kelas II
12 kelas dan kelas I 12 kelas, total kelas di SMK Negeri 1 Salatiga saat ini 34 kelas.
c.  Visi dan Misi Sekolah Visi Sekolah
“Menghasilkan  lulusan  yang  beriman,  kompeten,  dan  kompetitif  serta berwawasan lingkungan”.
Misi Sekolah 1.  Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan peserta didik.
2.  Mendidik peserta didik  menjadi warga Negara yang bertanggungjawab dan berkarakter.
67 3.  Mendidik  peserta  didik,  mampu  menerapkan  hidup  sehat,  memiliki
wawasan pengetahuan, lingkungan dan seni. 4.  Mendidik  dan  melatih  peserta  didik  memiliki  ketrampilan  sesuai
kompetensi keahliannya. 5.  Menumbuhkan jiwa dan semangat wirausaha.
6.  Membekali  peserta  didik  dengan  ilmu  pengetahuan  dan  ketrampilan sebagai bekal bagi yang berminat untuk melanjutkan pendidikan.
d.  Tujuan Sekolah 1.  Tujuan Umum
1.  Menghasilkan  lulusan  yang  beriman  dan  bertaqwa  kepada  Tuhan Yang Maha Esa.
2.  Menghasilkan  lulusan  yang  sehat,  cerdas,  kreatif,  mandiri, bertanggungjawab serta peduli terhadap lingkungan.
3.  Menghasilkan  lulusan  yeng  memiliki  pengetahuan,  sebagai  bekal untuk melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
2.  Tujuan Khusus 1.  Menghasilkan  lulusan  yang  siap  mengisi  lapangan  kerja  di  dunia
usaha, dunia industri sesuai dengan kompetensi keahliannya. 2.  Menghasilkan  lulusan  yang  mampu  memilih  karir,  ulet,  dan  gigih
dalam  kompetisi,  mudah  beradaptasi  dengan  lingkungan  kerja  dan siap  mengembangkan  sikap  profesional
pada  kompetensi keahliannya.
68
KA. Komp. Keahlian busana butik
Winarsih
Komite Sekolah
BKK Indrianto
Prakerin PAR Istiningsih
Adm Pembelajaran
Suratman Peng. Kur
Peng. Lab. NA Nugroho
Prakerin BM Widyo
Harsono Eval. Pembelajaran
Suratman Perpustakaan
Sri Kustiyah WEB  IT
Florens N, Staff Teknis
Nining M.
WAKA. KETENAGAAN M. SYAFI’I
Staff Teknis
Q Martini  Erlin W.W. Staf Sosial
Nunuk B  Farida
WAKA. KESISWAAN MARTANA
WAKA SARPRAS SURIPAN
Sekretaris Sri Susana
Ektrakuliler Idah Wahyuti
Beasiswa Titik Ruwaidah
Organisasi Indrianto
Prestasi Ismawati SS
Tata Upacara Awaludin
Koordinator BPBK Taskiyah
Keimanan dan Ketakwaan Untoro
KA. KOMP. KEAHLIAN AKUNTANSI
Sri Makmuri TKM KA. KOM KEAHLIAN ADM
PERKANT. Lina A
KA. KOMP. KEAHLIAN PEMASARAN
Gendi Dwijanti KA. KOMP. KEAHLIAN
JASA BOGA Siti Manzuzatun
KOOR. MAPEL NON KEJURUAN
Tedjo Sukmono, S. Pd KA. KOMP. kecantikam
Siti Manzuzatun
GURU DAN KARYAWAN
3.  Menghasilkan  lulusan  yang  memiliki  jiwa  dan  semangat  wira usaha.
e.  Struktur Organisasi SMK N 1 Salatiga Gb. 4.1 Struktur Organisasi SMK N 1 Salatiga
Periode 2015-2019
Kepala Sekolah Haris Wahyudi
Institusi Pasangan
WAKA KURIKULUM VICTOR HARUMAN
WAKA HUMASHUBIN
DRS. NiAM ABADI
WAKA MANAJ MUTU AMAR MA’RUF
69 Keterangan:
Kepala Sekolah : Haris Wahyudi, S. Pd, M. Pd
Koord. Tata Usaha : Dra. Budiati
Waka Manajemen Mutu : Amar Ma’ruf, M. Pd
1.  Staff Teknis :Nining Marianingsih, S. Pd
Waka Kurikulum  : Victor Haruman, S. P 1.  Peng.Kur. Peng.Lab.NA:Nugroho D.S., M. Pd
2.  Admin. Pembelajaran : Wiwik E.N., S. Pd
3.  Perpustakaan : Dra. Hj. Sri Kustiyah
Staff : Sutrisno. A. Md
4.  Evaluasi Pembelajaran : Suratman, S. Pd
Waka Humas Hubind : Drs. Niam Abadi
1.  Prakerin BM : Widyo Harsono, S.P
2.  Prakerin PAR : Istiningsih, S. Pd
3.  BKK : Drs. Indrianto N
4.  WEB  IT : Florens N., S. Pd
Waka Ketenagaan : M. Syafi’i, S. Ag, S. H., M. KN., M. Pd.I
1.  Staff teknis : a. Q. Martini, S. Pd
: b. Erlin W. W., S. Pd 2.  Staff Sosial
: a. Dra. Nunuk Biasati :b. Farida, S. Pd.Ing
Waka Kesiswaan  : Martana, S. Pd 1.  Sekretaris
: Sri Susana, S. Pd
70 2.  Tata Upacara
: Awaludin, S. Si 3.  Keimanan dan ketakwaan : Drs. Untoro, M. Pd
4.  Prestasi : Ismawati SS, S. Pd
5.  Koordinator BP BK : Taskiyah, S. Pd
6.  Ekstrakulikuler : Lilis Julianti, M. Pd
7.  Beasiswa : Dra.Titik Ruwaidah
8.  Organisasi : Indrianto Nugroho, S. Pd
Waka Sarpras : Suripan, S. Pd
KA. Komp. Keahlian Adm. Perkantoran: Dra. Lina Andraswati KA. Komp. Keahlian Akuntansi   : Sri Makmuri Titi K. M., S. Pd
KA. Komp. Keahlian Pemasaran  : Gendi Dwijanti, S. Pd KA. Komp. Keahlian Busana Butik: Winarsih, S. Pd
KA. Komp. Keahlian Jasa Boga   : Siti Manzuzatun, S. Pd., M.Pai KA. Komp. Kecantikan Rambut  : Yustina Denik R., S. Pd
f.  Kebijakan MutuBudaya Mutu SMK  Negeri  1  Salatiga  bertekat  akan  memberikan  layanan  berupa
jasa  pendidikan  dan  latihan  yang  berfokus  pada  kebutuhan  akan  persyaratan pelanggan  stakeholder.  Oleh  karena  itu  SMK  Negeri  1  Salatiga  akan
berusaha  selalu  meningkatkan  mutu  layanannya  dengan  menerapkan  Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 yang selalu berusaha melakukan perbaikan
secara  berkelanjutan  Continual  Improvement.  Dengan  demikian  sebagai konsekuensinya maka setiap sumber daya manusia di SMK Negeri 1 Salatiga
harus  bertanggung  jawab  terhadap  pelaksanaan  dan  penyempurnaan  mutu
71 layanan produk jasa pendidikan d an latihan agar dapat  memenuhi  kepuasan
pelanggan. Dalam  melaksanakan  kegiatan  sehari-hari,  SMK  Negeri  1  Salatiga
menerapkan  budaya  mutu  dengan  semboyan  “DINAMIS”,  yang  berarti bahwa:
DDedikasi  :  Mempunyai  komitmen  terhadap  budaya  mutu  yang diterapkan  sekolah  serta  memiliki  rasa  percaya  dan
kesanggupan  yang  tinggi  dalam  menyelesaikan  tugasnya sebagai agen perubahan dalam dunia pendidikan.
I Integritas :  Mempunyai  keutuhan  moral  yang  tinggi,  dengan mengutamakan kejujuran untuk mencapai tujuan.
N Normatif :  Memiliki  perilaku  yang  didasarkan  atas  nilai-nilai  agama, budaya  dan  norma-norma  susila  yang  berlaku  di  lingkungan
sekolah maupun di masyarakat. A  Asah,  Asih,  Asuh:Mampu  memberikan  pelayanan  jasa  pendidikan  dan
latihan  yang  didasari  dengan  sikap  kasih  sayang  yang  tulus demi keberhasilan siswa.
MMandiri  :Mampu  memberikan  pelayanan  jasa  pendidikan  dan  untuk dapat  menyelesaikan  pekerjaannya  sendiri  tetapi  tetap  selalu
dapat bekerja sama dengan orang lain. I Inovatif  :  Memiliki  daya  cipta,  rasa  dan  karsa  yang  tinggi  dengan
berani  melakukan  pembaharuan  dan  perbaikan  dalam  bidang pendidikan dan pengajaran.
72 S Semangat: Mempunyai semangat pantang menyerah dalam menghadapi
berbagai  macam  persoalan  dan  berusaha  mencari  solusi  yang terbaik.
Dengan menerapkan  budaya  mutu  “DINAMIS,mencerminkan
semangat  seluruh  warga  SMK  Negeri  1  Salatiga  untuk  selalu  berubah kearah  yang  lebih  baik  dalam  upaya  membentuk  siswa  dan  tamatan  yang
tangguh dan kompeten. 4.1.2.  Deskripsi Permasalahan Penelitian
4.1.2.1.  Penataan Ruang Kantor Ruang tata usaha di SMK Negeri 1 Salatiga berada di sebelah kiri
dekat  pintu  masuk  utama  gedung  sekolah.  Sebelum  memasuki  tata  usaha di  sebelah  kanan  terdapat  bagian  resepsionis  yang  melayani  baik  internal
yaitu  warga  sekolah,  maupun  dari  eksternal  yaitu  stakeholder  yang memiliki hubungan dengan SMK Negeri 1 Salatiga. Sedangkan ruang guru
berada di lantai dua atau tepat di atas ruang tata usaha sekolah. Ruang tata usaha  di  SMK  memiliki  organisasi  di  dalamnya  dengan  kepala  sekolah
sebagai  pimpinan utama. Organisasi  ini  ada karena ada tujuan  yang ingin dicapai.  Semua  staff  tata  usaha  melaksanakan  peranannya  di  dalam  suatu
ruangan yang telah ditetapkan oleh sekolah. Setiap bagian atau unit saling berhubungan  dan  menjadi  satu  kesatuan  dalam  menjalankan  pekerjaan
kantor guna capai tujuan sekolah.
73 Adapun gambar denah ruang tata usaha di SMK Negeri 1 Salatiga
adalah sebegai berikut: Gambar 4.2. Denah ruang tata usaha SMK Negeri 1 Salatiga
a.  Bentuk ruang kantor Adapun  bentuk  ruang  tata  usaha  di  SMK  N  1  Salatiga  ini  terdiri
dari satu ruang yang luas yang ditempati oleh beberapa staff tata usaha dan  pimpinan  atau  koordinator  tata  usaha  serta  semua  barang-barang
yang diperlukan dalam bekerja. Ruangan tata usaha ini berukuran 9 m x 12  m.  Tepat  di  depan  pintu  masuk  terdapat  meja  agendaris  berbentuk
almari  kecil  berisi  arsip,  tepat  dibagian  atas  meja  tersebut  terdapat printer  dan  toples  berisi  kabel-kabel.  Di  depan  meja  tersebut  terdapat
sebuah  filling  cabinet  yang  letakkan  dekat  dengan  tembok.  Di  sebelah
Skala 1:90
74 kanan  meja  arsip  menerima  tamu  adalah  meja  kerja  agendaris  yang
melayani  kegiatan  administrasi  kantor  kaitannya  dengan  surat menyurat.  Disebelah  meja  kerja  agendaris  adalah  meja  kerja  bagian
keamanan biasanya meja digunakan untuk tempat duduk ketika sedang rapat.
Di  sebelah  kanan  pintu  masuk  terdapat  beberapa  meja  yang disusun  berdasar  fungsinya.  Meja  paling  ujung  ialah  meja  untuk
membuat  minuman  bagi  staff  dan  guru  di  SMK  Negeri  1  Salatiga.  Di samping  meja  untuk  meletakkan  minuman,  terdapat  meja  meletakkan
dispenser atau minum air putih yang disediakan bagi staff tata usaha  di sebelah meja dispenser terdapat satu buah meja telepon yang di atasnya
terdapat pesawat telepon dan buku telepon. Bagian dinding di atas meja telepon  terdapat  tempat  untuk  menggantungkan  kunci  dari  berbagai
pintu di lingkup sekolah, tempat ini terbuat dari kayu beserta kaca untuk menutupnya.  Di  sebelah  meja  telepon  terdapat  empat  almari  arsip
berbentuk  dua  pintu  berisi  data  kepegawaian  dan  kesiswaan  yang dijadikan  satu  almari.  Sebelah  almari  arsip  ini  tepat  di  ujung  pojok
kanan depan adalah pintu alternatif dari samping yang digunakan dalam mobilisasi  staff  tata  usaha  dalam  menjalankan  pekerjaannya.  Tepat  di
depan  empat almari arsip ini terdapat  pula dua buah almari arsip  yang saling  membelakangi.  Almari  arsip  ini  tepat  berada  di  samping  kanan
dan  kiri  ketika  staff  maupun  orang  melintasi  pintu  alternatif  samping itu.
75 Di balik dua almari terdapat dua meja staff bagian keuangan yaitu
bagian  bendahara  komite  sekolah  dan  staff  bagian  pemungut  iuran komite sekolah. Meja yang disusun tanpa adanya jarak. Meja dilengkapi
dengan  kursi  yang  letaknya  tidak  ada  jarang  juga  dengan  meja  staff dibelakangnya.  Tepat  dibelakang  meja  staff  bagian  bendahara  komite
sekolah  ialah  meja  kerja  bendahara  gaji  dan  BOS.  Kemudian dibelakangnya  meja  bendahara  gaji  dan  BOS  ialah  meja  untuk
meletakkan  mesin  ketik  manual  disertai  dengan  kursinya.  Tepat  di sebelah  kiri  dari  meja  kerja  staff  pemungut  iuran  komite  sekolah
terdapat meja kecil dan loket pembayaran iuran komite dari para siswa di  SMK  Negeri  1  Salatiga.  Loket  ini  terbuat  jendela  kaca  yang  diberi
rongga  atau  lubang  untuk  memberikan  iuran  kepada  staff.  Di  samping loket terdapat dua buah almari arsip dan tiga buah filling cabinet  yang
digunakan untuk menyimpan arsip yang masih diperlukan. Paling ujung pojok  belaknag  terdapat  pintu  alternatif  yang  jarang  sekali  digunakan
sebagai akses mobilisasi staff. Staff tata usaha ditempatkan sejajar dan menghadap ke arah yang
sama. staff bagian kesiswaan dan kepegawaian berada di belakang meja kerja  agendaris.  Jarak  kursi  agendaris  dengan  meja  staff  bagian
kepegawaian  dan  kesiswaan  terlalu  rapat  dan  tidak  ada  jarak,  jadi berhimpitan,  begitu  pula  jarak  meja  staff  bagian  kesiswaan  dan
kepegawaian dengan meja staff di belakangnya yang menangani urusan kesiswaan  yang  merangkap  dengan  urusan  Proses  Belajar  Mengajar,
76 Dapat Pokok Pendidikan dan Sistem Informasi Manajemen. Kemudian,
di samping kanan dari pegawai ini terdapat dua almari arsip, satu meja tempat  arsip  dan  buku-buku,  satu  almari  arsip  dan  meja  komputer
disertai  mesin  penghancur  kertas  yang  diletakkan  berdekatan.  Adapun di  sepanjang  jalan  terdapat  dokumen,  arsip  dna  kursi  yang  memenuhi
jalan yang digunakan staff dalam berpindah. Di  belakang  mesin  penghancur  kertas  terdapat  sebuah  ruangan
yang  disekat  menggunakan  kaca  dan  kayu  tanpa  adanya  sebuah penutup.  Ruangan  tersebut  berisi  beberapa  almari,  meja  komputer  dan
komputer,  sebuah  kursi  dan  beberapa  benda  lainnya  seperti  tinta  yang diletakkan  pada  kaca,  stand  microphone,  kardus  diletakkan  di  atas
almari,  beberapa  owdner,  dan  lain  sebagainya.  Ruang  ini  digunakan untuk  menyimpan data pokok pendidikan sekolah. Disamping kiri dari
ruang  ini    terdapat  sebuah  kardus  yang  diletakkan  dilantai  berisi beberapa  kertas  yang  tidak  terpakai.  Disamping  kardus  terdapat  dua
meja staff bagian sarana dan prasarana dan koordinator tata usaha yang diletakkan  paing  belakang.  Di  belakangnya  terdapat  empat  filling
cabinet  dan  dua  almari  arsip  berukuran  cukup  besar  yang  ditutupi dengan cordyn dengan motif sama cordyn jendela ruang tata usaha.
Di  dinding  ruangan  ini  terdapat  beberapa  papan  yang digantungkan pada tembok. Adapun papan yang dimaksud ialah sebuah
papan mekanisme pengadaan barang, sebuah papan mekanisme kerja ka subag  tata  usaha,  sebuah  papan  mekanisme  kerja  pengelolaan  sekolah,
77 sebuah  papan  program  kerja  tata  usaha  SMK  Negeri  1  Salatiga  yang
sudah  tidak  berlaku  karena  menunjukkan  periode  lama,  sebuah  papan daftar guru SMK Negeri 1 Salatiga, sebuah papan data staff tata usaha,
sepasang foto presiden dan wakil presiden Republik  Indonesia, sebuah papan  mekanisme  persuratan,  dan  sebuah  papan  struktur  organisasi
SMK Negeri 1 Salatiga. Selain itu, terdapat enam buah lampu dan satu buah lampu mati. Ruangan juga dilengkapi satu buah televisi, satu buah
CCTV dan satu buah kipas angin. b.  Sistem dan prosedur
Tata  usaha  di  SMK  N  1  Salatiga  memiliki  sebuah  sistem  yang mengatur  berbagai  unit-unit  yang  ada  dalam  menyelesaikan  suatu
pekerjaan. Hal ini ditunjukkan dalam menyelesaikan pekerjaan melalui tahapan-tahapan  yang  sudah  ditentukan.  Sebagai  contoh  adalah
prosedur  dalam  membuat  surat  dan  menyimpan  surat  yang  berkaitan dengan kegiatan pelayanan di tata usaha. Contoh lainnya ialah prosedur
dalam  pengadaan  barang-barang  yang  diperlukan  bagi  tata  usaha, prosedur  surat  masuk  dan  surat  keluar  dan  masih  banyak  prosedur
lainnya. c.  Kondisi umum ruang tata usaha
Kondisi  ruang  tata  usaha  secara  umum  ditunjukkan  beberapa barang,  arsip,  dan  dokumen  yang  berserakan.  Selain  itu,  terdapat
beberapa tumpukan kardus dan kursi kosong yang ada disekitar lorong untuk jalan staff. Hal ini menjadikan staff tata usaha harus menghindar
78 dan menyingkirkan barang tersebut ketika berjalan melewati rintangan.
Bukan  hanya  peletakan  barang  yang  tidak  sesuai  dengan  letaknya namun  dalam  perpindahan  dalam  berjalan  pun  terganggu  karena
sempitnya penempatan meja dan kursi sehingga hampir tidak ada jarak antara staff yang satu dengan staff yang lain.
d.  Ruang khusus di dalam ruang tata usaha Selain  itu,  terdapat  suatu  ruangan  khusus  yang  diletakkan  dalam
ruang tata usaha ini. Ruangan yang dimaksud adalah ruang Data Pokok Pendidikan  Menengah  Dapodikmen.  Adapun  ruang  Dapodikmen
merupakan  tempat  untuk  mengatur  sistem  informasi  manajemen  dari pendidikan  yang  ada  di  sekolah.  Letak  dari  ruang  ini  berada  di  dalam
ruangan  tata  usaha  SMK,  tepatnya  berada  di  pojok  ruangan.  Kondisi dari ruangan tersebut terdapat beberapa komputer dan, meja komputer,
dua almari, owdner diletakkan diatas almari secara berserakan, kardus- kardus  kosong  yang  tidak  terpakai  di  atas  almari,  alat  penyangga
microphone, beberapa tinta printer yang diletakkan pada sekat kaca. e.  Akses ruang kantor
Staff  tata  usaha  dan  koordinator  memanfaatkan  akses  keluar masuk menggunakan 3 pintu, yaitu 1 pintu utama dan 2 pintu alternatif
dari  samping  depan  dan  samping  belakang.  Namun  hanya  2  pintu  saja yang  sering  digunakan  dalam  jalur  akses  keluar  masuk  staff  staff  tata
usaha  yaitu  pintu  utama  dan  pintu  samping  depan.  Pintu  utama  atau pintu  yang  berada  di  depan  merupakan  akses  keluar  masuk  dari  staff
79 tata  usaha,  guru-guru  dan  tamu  atau  stake  holder,  siswa-siswi  yang
memiliki  kepentingan  tertentu  serta  pihak-pihak  sekolah  lainnya. Penyusunan  ruangan  yang  ada  di  sekolah  dapat  dirubah  jika  sewaktu-
waktu  diadakan  perubahan  susunan  penempatan  staff  tata  usaha, peralatan  dan  perabot  kantor  yang  digunakan  untuk  menyelesaikan
tugas dan pekerjaan. 4.1.2.2.  Penempatan staff tata usaha
Pengaturan tata ruang bukan hanya pada penataan barang-barang yang  diatur  sedemikian  rupa  untuk  memudahkan  penjangkauan,  namun
juga  memperhatikan  penempatan  staff  tata  usaha.  Adapun  penggambaran pengaturan  tempat  kerja  staff  tata  usaha  SMK  Negeri  1  Salatiga  sebagai
berikut: a.  Penempatan meja kursi staff
Pengaturan meja dan kursi staff tata usaha SMK Negeri 1 Salatiga menghadap ke arah yang sama. Penataan tempat meja kerja dimulai dari
bagian  depan  adalah  bagian  pelayanan  umum  atau  agendaris  bersama satpam,  di  sebelah  kanan  agendaris  adalah  bagian  keuangan  atau
bendahara  baik  komite,  gaji  maupun  BOS.  Di  belakang  agendaris adalah  bagian  kepegawaian,  inventaris  dan  dapodik.  Paling  belakang
adalah  koordinator  tata  usaha  dan  bagian  sarana  prasarana.  Masing- masing  bagian  memiliki  tugas  dan  fungsi  yang  berbeda  satu  dengan
yang  lain  sehingga  untuk  memudahkan  dalam  koordinasi  kerja  maka
80 penempatan meja kerja staff dikelompokkan sesuai jenis pekerjaan yang
serumpun. Adapun  tugas  pokok  dan  fungsi  dari  masing-masing  staff  tata
usaha  seperti  bagian  bendahara  komite  sekolah,  bendahara  gaji  dan BOS,  pemungut  iuran  komite,  urusan  kepegawaian  SDM,  urusan
kepegawaianProses  Belajar  Mengajar  Sistem  Informasi  Manajemen Data  Pokok  Pendidikan,  urusan  perlengkapan  inventaris  barang,
urusan agendaris, teknisi listrik,air,telepon, penggandaaan, transportasi, urusan  PLH7K,  keamanansatpam,  gudang,  sarana  prasarana  dan
perpustakaan  dan  penjaga  malamsiang.  Berbagai  pembagian  tugas pokok dan fungsi dari masing-masing staff akan berkaitan satu dengan
yang  lainnya.    Adanya  pembagian  tugas  pokok  dan  fungsi  ini  akan menyebabkan penempatan kerja staff yang berbeda.
Penempatan meja kerja untuk staff tata usaha maupun koordinator tata  usaha  ditempatkan  pada  satu  ruangan  tanpa  ada  bilik-bilik  pada
meja  kerja  staff.  Jarak  antar  meja  staff  tata  usaha  terlalu  rapat  bahkan hampir  tidak  ada  jarak  antara  meja  staff  yang  satu  dnegan  staff  yang
lain.  Perpindahan  gerak  staff  tata  usaha  dilakukan  dengan menyingkirkan  dahulu  kursi  maupun  barang  lain  yang  merintangi
seperti  meja  staff  lain,  kursi  yang  ada  di  lorong  untuk  jalan,  dan berbagai dokumen yang ada di lantai.
b.  Meja kursi untuk penerima telepon
81 Adapun bagian paling depan pada ruang tata usaha terdapat meja
telepon  dan  meja  khusus  meletakkan  teko  untuk  membuat  minuman staff. Letak telepon dengan staff tata usaha cukup jauh karena staff tata
usaha harus berpindah dan menggeser kursi menuju  telepon. Penerima telepon ini harus menghentikan pekerjaan yang sedang dikerjakannnya.
Setelah  menerima  informasi  telepon  maka  ia  harus  menyampaikan informasi  yang  diterimanya  kepada  pihak  yang  dituju  agar  segera
diproses  maupun  dilaksanakan.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  adanya tugas  ganda  yang  harus  dilakukan  oleh  beberapa  staff  yang  menerima
telepon ketika menyelesaikan pekerjaannya. c.  Perpindahan gerak staff tata usaha
Luas  lantai  yang  tersedia  untuk  jumlah  staff  tata  usaha  dan berbagai perabot serta peralatan lainnya menjadikan lorong untuk jalan
menjadi  sempit.  Para  staff  tata  usaha  akan  bergantian  dalam  melewati lorong  ketika  berpapasan  dengan  staff  lain.  Selain  itu,  rintangan  bagi
staff  yang hendak berpindah dalam menyelesaikan pekerjaan terhalang oleh  beberapa  peralatan  dan  perabot  seperti  meja  dan  kursi  kosong
ditempati  oleh  beberapa  dokumen  dan  barang  lain.  Hal  ini  akan menyenggol barang-barang yang ada di kursi maupun di meja.
4.1.2.3.  Pengaturan Peralatan dan Perabot Kantor Peralatan  dan  perabotan  merupakan  fasilitas  yang  digunakan
untuk  membantu  proses penyelesaian tugas dan  masing-masing pekerjaan staff  tata  usaha.  Penataan  peralatan  dan  perabotan  yang  ada  di  ruang  tata
82 usaha  dilakukan  berdasarkan  pertimbangan  kedekatan  staff  dengan
peralatan  yang  dipakai  seperti  bagian  depan  perabot  digunakan  oleh agendaris,  bagian  belakang  staff  yang  menangani  BOS,  bagian  samping
untuk  staff  yang  menangani  keuangan  dan  paling  belakang  perabot  yang digunakan oleh koordinator tata usaha.
a.  Penempatan peralatan dan perabot Luas  lantai  yang  ada  digunakan  dalam  penempatan  perabot-
perabot  yang ada seperti meja, kursi, meja telepon, almari arsip, filling cabinet  maupun  peralatan  seperti  mesin  ketik  manual,  mesin
penghancur kertas, printer dan lain-lain dalam satu ruangan. Khususnya peletakkan  perabot  kantor  seperti  almari  arsip  kepegawaian  dan
kesiswaan  yang  diletakkan  dibagian  paling  depan  sehingga  membuat cahaya dari luar terhalang karena adanya almari besar.
b.  Jarak antar perabot kantor Selain penempatan perabot-perabot kantor di ruang tata usaha, hal
lain  yang  mengganggu  ialah  jarak  meja  staff  terlalu  rapat,  jarak  kursi staff  dengan  meja  staff  lain  sangat  dekat,  jarak  antar  almari  arsip
berhimpitan dan tidak beraturan, adanya ruang khusus penyimpan arsip penting  mengenai  data  pokok  pendidikan  yang  berdekatan  dengan
perabot  yang  lain.  Pengaturan  tanpa  adanya  jarak  antar  perabotan seperti  meja  dan  kursi  staff  yang  satu  dengan  staff  yang  lainnya  akan
mengganggu  dalam  hal  perpindahan  staff  yang  hendak  keluar  masuk
83 dari meja dan kursinya menuju tempat lain dalam menyelesaikan tugas
dan pekerjaannya. c.  Peralatan yang sering digunakan
Penataan lainnya ialah penataan peralatan yang digunakan seperti printer  yang  diletakkan  di  bagian  depan.  Sedangkan  setiap  staff  tidak
semua  memiliki  printer  dan  hanya  beberapa  saja  yang  digunakan. Beberapa staff tata usaha merasakan sedikit terhambat pekerjaan karena
dalam  penjangkauan  printer  yang  terlalu  jauh  tata  letaknya  dengan tempat duduk, sedangkan ada juga staff lain yang hendak menggunakan
printer tersebut.  Oleh karena itu, printer digunakan oleh dua pekerjaan bahkan  lebih  dalam  waktu  bersamaan.  Hal  ini  mengakibatkan  antrian
penggunaan  printer  antar  staff  tata  usaha  bahkan  terkadang  staff  yang sudah memiliki printer tetap menggunakan printer staff lainnya.
d.  Jangkauan peralatan dan perabot Penataan  peralatan  dan  perabotan  di  ruang  tata  usaha  dalam
proses  pengambilannya  harus  melewati  beberapa  barang  yang merintangi  seperti  barang-barang  di  lantai  seperti  buku,  kertas  dan
barang lainnya. Pengambilan peralatan maupun barang yang diperlukan membutuhkan  waktu  untuk  mengambilnya,  bahkan  tidak  langsung
didapatkan  melainkan  bisa  juga  barang  hilang  maupun  bertumpuk dengan  dokumen  lainnya.Bahkan  terkadang  antar  staff  saling  meminta
tolong  untuk  mengambilkan  barang  yang  diperlukan  dimana  barang tersebut  letaknya  dekat  staff  lain.  Selain  itu,  pengaturan  listrik  melalui
84 kabel  stop  kontak  tata  letaknya  cukup  jauh  sehingga  kesulitan  untuk
mengalirkan  listrik  yang  dibutuhkan  dalam  rangka  menyelesaikan pekerjaan kantor.
Disisi  lain  masing-masing  staff  diperlengkapi  dengan  sebuah meja yang terdapat laci untuk menyimpan barang-barang pribadi, arsip
maupun  barang  lainnya  yang  sering  digunakan.  Penyimpanan  barang pun  dapat  disimpan  di  laci  maupun  di  atas  meja,  namun  barang  yang
dapat disimpan
akan terbatas
jumlahnya. Keterbatasan
ini mengakibatkan  staff  menyimpan  arsip  yang  penting  dalam  jumlah
cukup banyak pada alamari arsip atau filling cabinet untuk menyimpan. e.  Jenis peralatan dan perabot kantor
Adapun  peralatan  dan  perabot  kantor  yang  digunakan  dalam menyelesaikan pekerjaan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1. Peralatan dan Perabot Kantor Tata Usaha SMK N 1 Salatiga
No  Jenis Barang Jumlah
Kondisi barang 1
Almari dorong filling cabinet 2 buah
Baik 2
PVC Cut Cutter 1 buah
Baik 3
Meja staff 13 buah
Baik 4
Laminator 1  buah
Baik 5
Komputer 3 buah
Baik 6
Printer 3 buah
Baik 7
Digital  microphone 1  buah
Baik 8
Monet detector 1 buah
Baik
85
9 Airphone
2  buah Baik
10 Filling cabinet
8 buah Kurang baik
11 Almari arsip 2 pintu
1 set Kurang baik
12 Kursi guru kursi pipa
Baik 13
Alat penghancur kertas 1 buah
Baik 14
Telephone 1 buah
Baik 15
Mesin faximile 1 buah
Rusak 16
Mesin tik manual 1  buah
Baik 17
Laptop 8 buah
Baik
Peralatan  dan  perabot  kantor  yang  lama  masih  digunakan  dan disimpan  dalam  ruang  tata  usaha.  Penambahan  jumlah  peralatan  dan
perabot  kantor  dalam  setiap  tahunnya  mengakibatkan  barang  tetap dimasukkan  ke  dalam  ruang  tata  usaha  yang  kemudian  ditempatkan  pada
lokasi  yang  dirasa  cukup  untuk  peletakkan  perabot  tersebut.  Pemakaian yang  terus  menerus  maupun  lamanya  waktu  pemakaian  barang
menyebabkan kerusakan pada barang. Hal ini juga terjadi pada kantor tata usaha  SMKN  Negeri  1  Salatiga.  Kerusakan  yang  banyak  terjadi  adalah
pada meja dan kursi yang dipakai para staff. Lamanya pemakaian perabot kantor  menjadikan  sebagian  komponen  yang  hilang  seperti  kurang
lengkapnya  komponen  kursi  berupa  sandaran  yang  rusak,  meja  laci  yang tidak dapat terkunci dan lain sebagainya.
86 f.  Peralatan dan perabot yang belum ada
Peralatan  dan  perabotan  yang  digunakan  di  tata  usaha  SMK  N  1 Salatiga masih ada yang dibutuhkan seperti mesin fotokopi yang belum
ada,  kursi  dan  meja  khusus  tamu  atau  stakeholder  tata  usaha  yang berkunjung  untuk  kepentingan  tertentu,  printer,  Air  Conditioner  untuk
memperlancar sirkulasi udara dan  menghindari asap rokok yang ada di ruang  tata  usaha  dan  laptop  karena  tidak  semua  staff  memiliki  laptop.
Selain  itu,  masih  kurangnya  perabot  kantor  seperti  almari  arsip  karena saat  ini  almari  arsip  digabungkan  untuk  menyimpan  dokumen
kesiswaan dan arsip kepegawaian. Kekurangan almari penyimpanan ini menimbulkan dokumen-dokumen lain tersebar dan berserakan dimana-
mana seperti diatas almari, lantai, meja kerja dan lain-lain. Perawatan  peralatan  kantor  cukup  mendapat  perhatian  staff  tata
usaha  karena  sudah  menjadi  tanggungjawab  masing-masing  staff  tata usaha.  Perawatan  yang  dilakukan  tidak  begitu  rumit  yaitu
membersihkan  setiap  meja,  laci  dan  kursi  yang  digunakan,  maupun perabot  yang  lain  seperti  almari  dan  filling  cabinet.  Kegiatan
membersihkan  ini  secara  serempak  dilaksanakan  setiap  minggunya pada hari jumat.  Jumat bersih merupakan kegiatan wajib semua warga
sekolah untuk  membersihkan lingkungan sekitarnya. Adapun peralatan yang  sering  rusak  adalah  printer  dan  laptop.  Namun  hal  ini  tidak
menjadi  kendala  karena  pihak  sekolah  memiliki  tempat  yang  menjadi langganan dalam memperbaiki peralatan yang seringkali rusak.
87 4.1.2.4.  Lingkungan Fisik
Penataan ruang kerja kantor tidak jauh dari lingkungan fisik yang ada di sekitarnya. Beberapa hal yang dapat ditinjau dari segi lingkungan di
sekitar kantor ialah pengaturan udara, cahaya, warna dinding ruangan, dan suara.  Adapun  kondisi  lingkungan  yang  ada  pada  penataan  ruang  kantor
tata usaha SMK Negeri 1 Salatiga digambarkan sebagai berikut; a.  Pengaturan Udara
Pengaturan udara di  dalam  ruangan tata usaha berasal  dari udara terbuka  atau  dengan  kata  lain  langsung  dari  alam.  Sirkulasi  udara
ruangan  melalui  ventilasi  maupun  dua  pintu  yang  sering  dibuka  untuk akses  keluar  masuk  staff  dan  tamu.  Pengaturan  udara  terbuka  atas
pertimbangan  di  kota  Salatiga  memiliki  udara  yang  sejuk  karena termasuk daerah dekat pegunungan sehingga tidak menggunakan AC di
dalam  ruangan.  Sebenarnya  tata  usaha  sudah  memiliki  kipas  angin dalam  membantu  sirkulasi  udara  yang  ada,  namun  berhubung  kondisi
kipas  angin  tersebut  rusak  dan  belum  diperbaiki  jadi  tidak  digunakan lagi.
Akibat  dari  pengaturan  udara  seperti  ini  udara  baik  yang  berasal dari  ventilasi  maupun  dari  dua  pintu  yang  dibuka  selama  jam  kerja
menimbulkan udara  yang keluar masuk terlalu banyak. Sirkulasi  udara menyebabkan  angin  yang  masuk  cukup  kencang  dan  menerbangkan
kertas-kertas  yang  ada  di  atas  meja  staff  tata  usaha.  Selain  itu, banyaknya angin yang masuk menyebabkan dokumen-dokumen penting
88 menjadi  hilang  dan  berpindah  tempat  bahkan  debu  yang  terbawa  oleh
angin masuk dan mengakibatkan ruangan cepat kotor. Pengaturan  udara  secara  alami  akan  membuat  staff  tata  usaha
tidak  memperhatikan  udara  yang  ada  di  dalam  ruangan.  Hal  ini ditunjukkan  dengan  adanya  staff  tata  usaha  yang  merokok  dan
menyebabkan  asap  rokok  berada  di  dalam  ruang  kerja.  Asap  rokok sebenarnya tidak hanya berasal dari staff tata usaha saja melainkan para
guru  yang  sering  berkunjung  di  dalam  ruangan  tersebut.  Pamakaian rokok  menimbulkan  ruangan  dipenuhi  asap  rokok  yang  akan
mengganggu staff tata usaha yang lainnya dalam bekerja. b.  Pengaturan Cahaya
Cahaya  di  dalam  ruangan  tata  usaha  bersumber  dari  cahaya matahari  dan  lampu  di  dalam  ruangan  yang  berjumlah  6  buah,  5  buah
masih  bisa  digunakan  namun  1  buah  mati.  Secara  keseluruhan  cahaya didapatkan  lebih  banyak  berasal  dari  cahaya  matahari  yang  tembus  ke
dalam  ruang  tata  usaha  melalui  ventilasi  dan  dua  pintu  yang  dibuka sebagai jalur akses keluar masuk staff dan tamu.
Penempatan  perabot-perabot  kantor  seperti  almari  dan  filling cabinet  dua  pintu  di  dekat  pintu  samping  mengakibatkan  cahaya  yang
masuk ke dalam ruangan terhalang. Pengaturan perabot yang diletakkan di bagian depan ruang tata usaha menjadi agak gelap.
c.  Pengaturan warna dinding ruangan dan peralatan
89 Penataan warna pada dinding ruang tata usaha sudah cukup terang
yaitu  crem.  Pewarnaan  dinding  ini  tidak  ada  pembeda  dengan  ruang sekolah  lainnya  karena  memiliki  warna  yang  sama.  Warna  yang
dimiliki  perabot-perabot  kantor  yang  digunakan  ialah  warna  klasik karena bahan terbuat dari kayu.
Namun,  kondisi  pewarnaan  dinding  dan  peralatan  atau  perabot kantor sudah mulai pudar atau usang dan terdapat kotoran yang berada
disekitar  dinding ruangan.
Beberapa perabot
seperti almari
menunjukkan  kepada  kerusakan  karena  rapuh  dimakan  binatang  kecil seperti  rayap  dan  binatang  kecil  lainnya.  Pewarnaan  tersebut  dapat
dilakukan bukan saja pada dinding ruangan namun juga pada peralatan maupun perabotan seperti almari maupun meja dan kursi staff.
d.  Pengaturan Suara Keadaan  suara  yang  ada  di  ruang  tata  usaha  terkadang  cukup
gaduh.  Hal  ini  ditunjukkan  dengan  adanya  sumber  suara  yang  berasal baik  dari  dalam  ruangan  maupun  luar  ruangan.  Adapun  sumber  suara
yang  berasal  dari  dalam  ruangan  ialah  berasal  dari  staff  tata  usaha sendiri  dan  para  guru  yang  memiliki  kepentingan  tertentu  sehingga
seringkali berdiskusi mengenai topik tertentu. Sedangkan sumber suara yang berasal dari luar ruangan ialah siswa-siswi, motor dan mobil dari
jalan. Staff tata usaha dekat dengan staff tata usaha  yang lainnya tanpa
dibatasi  suatu  sekat-sekat  diantara  meja  kerja  staff.  Penempatan  staff
90 tata  usaha  menjadi  satu  ruangan  memudahkan  merekanberinteraksi
antar staff pada suatu waktu mengenai topik tertentu. Mereka seringkali tidak  segera  menyelesaikan  tugas  yang  sedang  dikerjakan  namun  juga
membicarakan  beberapa  topik  pembicaraan  di  luar  kepentingan pekerjaan.
Sumber  suara  yang  berasal  dari  luar  ruangan  salah  satunya  ialah suara  kendaraan  baik  mobil  maupun  sepeda  motor.  Suara  yang
ditimbulkan  tidak  begitu  bising  dan  terjadi  hanya  pada  waktu-waktu tertentu  saja.  Suara  yang  bersumber  dari  luar  lainnya  ialah  dari  siswa-
siswa yang berada di luar ketika pembelajaran diluar atau olahraga dan ketika  sedang  jam  istirahat.  Suara  keributan  siswa  hanya  terjadi  pada
jam-jam  tertentu  saja.  Selain  itu,  siswa  siswa  terkadang  keluar  masuk meminta  dokumen  atau  presensi  kelas,  pengisian  spidol  dan
kepentingan lainnya. Selain  itu  guru-guru  datang  dengan  kepentingan  tertentu  dan
singgah di dalam ruang tata usaha dengan membicarakan topik tertentu. Kegiatan tersebut bukan hanya dilakukan satu atau dua guru melainkan
beberapa guru lainnya. Bahkan terkadang para guru juga menyelesaikan laporan  tertentu  berkaitan  dengan  kepentingan  sekolah  maupun
kepegawaian  dikerjakan  di  dalam  ruangan  staff  tata  usaha.  Hal  ini tentunya  mengganggu  beberapa  staff  tata  usaha  yang  lainnya  yang
berada  di  dalam  ruangan  yang  sedang  mengerjakan  tugas  pekerjaan tertentu.
91 Akses  keluar  masuk  staff  tata  usaha  maupun  tamu  yang
berkepentingan melalui pintu utama dan pintu samping digunakan oleh banyak orang antara lain guru, tamu, juga warga sekolah lainnya untuk
keluar  masuk  melalui  pintu  tersebut.  Sebenarnya  pintu  yang  dapat digunakan guru-guru dan siswa ialah melalui pintu utama namun karena
pintu samping sebagai pintu alternatif yang dapat tembus dengan waktu yang  lebih  cepat  jika  dibandingkan  dengan  pintu  utama  maka  mereka
menggunakan  pintu  samping  sebagai  akses  keluar  masuk.  Jadi,  pintu dua akses ini sebenarnya bukan jalur umum keluar masuknya pihak lain
selain staff tata usaha. 4.1.2.5.  Efisiensi Kerja
Penataan  ruang  kantor  tata  usaha  dilakukan  atas  dasar  berbagai pertimbangan.  Segala  keadaan  yang  ada  berperan  dalam  penentuan
efisiensi  kerja.  Efisiensi  yang  dimaksud  ialah  mendapatkan  hasil  sesuai dengan  apa  yang  diberikan.  Adapun  beberapa  hal  kondisi  yang
menunjukkan  prinsip  efisiensi  dilihat  dari  perbandingan  penataan  ruang kantor  dengan  waktu,  biaya,  tenaga,  dan  hasil  yang  diperoleh  dalam
menyelesaikan suatu tugas pekerjaan. a.  Waktu
Kondisi  penataan  ruang  kantor  tata  usaha  yang  ada  ditinjau  dari waktu  yang  dihabiskan  terdapat  keterlambatan  karena  penataan  arak
antar  meja  yang  hampir  tidak  ada.  Hal  ini  ditunjukkan  dengan penggunaan  akses  keluar  masuk  dan  membutuhkan  waktu  untuk
92 menyingkirkan  perabotan  yang  menghalangi  untuk  berjalan  seperti
meja  dan  kursi.  Selain  itu,  barang-barang  banyak  berserakan  di  lantai, tepi meja, dan di atas meja yang menyebabkan ketidakleluasaan dalam
berjalan  karena  lorong  yang  sempit.  Staff  juga  membutuhkan  waktu lama  dalam  mencari  dokumen  yang  sedang  dibutuhkan  karena  barang
terkadang  terselip,  lupa  menyimpan,  rusak  dan  bahkan  hilang.  Semua barang  akan  menjadi  tercampur  dan  tidak  dapat  menemukan  dengan
waktu yang singkat. Pekerjaan  yang  banyak  dan  menumpuk  menyebabkan  staff  tata
usaha  akan  lembur  kerja  dan  tidak  menghemat  listrik  karena  butuh peralatan  elektronik  seperti  laptop  dalam  bekerja.  Kemungkinan  besar
dengan  menumpuknya  pekerjaan  staff  tata  usaha  dapat  mengalami keterlambatan  dalam  menyelesaikan  suatu  tugas  tertentu.    Sebagai
contoh  dalam  penyelesaian  tugas  seorang  agendaris  tata  usaha  pernah mengalami keterlambatan karena penataan yang tidak sesuai.
Luas  lantai  tata  usaha  sekolah  tergolong  agak  luas  dan  cukup banyak  perabot  yang  dapat  menyimpan  arsip-arsip  atau  dokumen-
dokumen  penting.  Luasnya  ruangan  tersebut  staff  tata  usaha  akan menghabiskan  beberapa  waktu  untuk  berjalan  dan  mencari  dan
mengambil barang tertentu yang dibutuhkan.  Apabila staff tidak dapat menemukan  barang  pada  suatu  tempat  maka  ia  akan  mencarinya  di
tempat  yang  lain.  Proses  pencarian  arsip  atau  dokumen  inilah  yang membutuhkan  waktu  cukup  banyak.  Jika  melihat  pekerjaan  lain  perlu
93 untuk  segera  diselesaikan  maka  pencarian  dokumen  dengan  melalui
rintangan akan sedikti menghambat. b.  Biaya
Penataan  ruang  kantor  dalam  prinsip  efisiensi  berkaitan  pula dengan  biaya  yang  dihabiskan  untuk  menyelesaikan  suatu  pekerjaan.
Penempatan  staff  tata  usaha  yang  dijadikan  satu  dalam  satu  ruangan menggunakan  informasi  yang  tercentral.  Hal  ini  dikarenakan  semua
staff  staff  berada  pada  satu  ruangan  dan  komunikasi  pun  dalam  satu ruang  sehingga  terjadi  penurunan  biaya  jika  dibandingkan  staff  tata
usaha  yang  dibedakan  dalam  ruangan  yang  berbeda.  Hal  ini mengakibatkan  adminitrasi  tidak  perlu  menggandakan  surat  atau
informasi yang diteruskan kepada unit lain sebagai tembusan. Penggunaan  biaya  dapat  diminimalisir  dari  segi  informasi  yang
digunakan.  Apabila  staff  tata  usaha  tidak  segera  menyelesaikan  tugas dan  pekerjaan  maka  ia  akan  lembur  pekerjaan.  Akibatnya  penggunaan
listrik pun akan bertambah dan menambah pula biaya yang diperlukan. Keterbatasan  peralatan  seperti  mesin  foto  kopi  akan  menambah  biaya
dalam penyelesaian tugas karena apabila memiliki mesin tersebut maka tidak perlu menambah biaya dan lebih menghemat biaya.
c.  Tenaga Luas  ruang  tata  usaha  termasuk  memiliki  luas  yang  cukup  besar
sehingga dalam hal ini staff tata usaha membutuhkan tenaga yang lebih untuk melakukan pekerjaan. Hal ini ditunjukkan dengan staff tata usaha
94 yang  ingin  beranjak  dari  tempat  duduknya  ke  tempat  lain  ia  harus
menarik kursinya, meminta izin staff yang lain karena jarak antar meja dengan  meja  lain  sempit,  lorong  yang  dilewati  pun  sempit,  masih  ada
perabot  seperti  meja  yang  menghalangi  karena  kursi  yang  diletakkan ditengah  lorong  yang  merupakan  akses  jalan,  dan  lain-lain.  Kegiatan
berpindah  posisi  untuk  menyelesaikan  suatu  pekerjaan  akan  sedikit terhambat dengan adanya perabotan lain yang tidak pada tempatnya.
Kondisi  lain  menunjukkan  bahwa  penyelesaian  tugas  yang terlambat  akan  berdampak  pada  tenaga  yang  dibutuhkan  dalam
menyelesaikannya.  Seperti  halnya  dalam  pencarian  dokumen  atau barang  yang  tidak  mudah  diketemukan  akan  menghabiskan  tenaga
dalam  mencarinya.  Jadi  semua  hal  ini  akan  sangat  erat  dan  berkaitan satu dengan yang lainnya.  Namun jika dilihat dari perbandingan jumlah
siswa  dan  tenaga  yang  ada  cukup  memenuhi  beban  tugas  yang  harus diselesaikan.
d.  Hasil Penggunaan  peralatan  yang  bersamaan  dan  melayani  pihak  yang
berkepentingan  secara  bersama-sama  menimbulkan  antrian.  Selain  itu menimbulkan  keterlambatan  pula  dalam  bekerja.  Antrian  dalam
mengerjakan  tugas  dan  pekerjaan  dapat  pula  terjadi  dalam  kondisi seperti ini.
Berdasarkan beberapa kondisi yang ada beberapa staff tata usaha masih  ada  yang  merasa  kurang  puas  dengan  penataan  yang  ada
95 sekarang  ini.  Selain  itu  staff  tata  usaha  juga  merasa  kurang  nyaman
dalam  bekerja  dengan  keadaan  ruangan  yang  ada  seperti  penataan dokumen  yang  berserakan  dan  tidak  pada  tempatnya,  kurang  rapi  dan
diletakkan diatas meja, lantai ataupun di atas almari. Selain itu, keadaan suara yang terlalu ramai dan luasnya ruangan juga menjadikan staff tata
usaha merasa kurang nyaman.
4.2. Pembahasan