Serikat Pekerja, dan Tawar Menawar Kolektif

tenaga kerja dan mengurangi konsekuensi pengangguran seperti yang diperkirakan teori ekonomi konvensional.

b. Serikat Pekerja, dan Tawar Menawar Kolektif

Menurut Gregory Mankiw 2013: 123, serikat pekerja union adalah asosiasi pekerja yang melakukan tawar menawar dengan pemberi kerja mengenai upah, dan kondisi kerja. Serikat pekerja merupakan sejenis kartel, yaitu sekelompok penjual yang bekerja sama dengan harapan menggunakan daya pasar bersama mereka. Banyak pekerja dalam perekonomian membahas upah, tunjangan, dan kondisi kerja mereka dengan perusahaan secara sendiri-sendiri maupun berkelompok. Proses disepakatinya syarat- syarat kerja antara serikat pekerja, dan perusahaan disebut dengan tawar-menawar kolektifcollective bargaining. Ketika berunding dengan perusahaan. Serikat pekerja meminta upah lebih tinggi, tunjangan lebih besar, dan kondisi kerja yang lebih baik daripada ditawarkan oleh perusahaan tanpa adanya serikat pekerja. Jika serikat pekerja, dan perusahaan tidak mencapai kesepakatan, serikat pekerja dapat melakukan penarikan pekerja dari perusahaan, yang disebut dengan pemogokan strike. Pekerja yang mengalami pemogokan tersebut akan mengurangi produksi, penjualan, dan keuntungan perusahaan. Perusahaan yang menghadapi ancaman pemogokan, besar kemungkinan menyetujui untuk membayar upah yang lebih tinggi. Apabila serikat pekerja meningkatkan upah di atas titik keseimbangan, serikat pekerja akan meningkatkan jumlah penawaran tenaga kerja, dan mengurangi jumlah permintaan tenaga kerja, sehingga akan menimbulkan pengangguran. Para pekerja yang tetap bekerja menerima keuntungan, namun mereka yang sebelumnya bekerja, dan menganggur, ketika upah meningkat justru akan dirugikan. Para pendukung serikat pekerja berpendapat bahwa serikat pekerja diperlukan untuk mengimbangi kekuasaan perusahaan- perusahaan di pasar tenaga kerja. Contoh kasus ekstrim dari kekuas aan pasar tenaga kerja adalah “company town” yaitu satu perusahaan mempekerjakan hampir seluruh angkatan kerja yang ada di satu wilayah geografis. Tanpa adanya serikat pekerja, perusahaan dapat menggunakan kekuatan pasarnya untuk membayar upah lebih rendah, dan menawarkan kondisi kerja lebih buruk. Dalam kasus ini, serikat pekerja dapat menyeimbangkan keseimbangan pasar perusahaan, dan melindungi para pekerja dari kesewenangan pemilik perusahaan. Para pendukung serikat pekerja juga menyatakan bahwa serikat pekerja penting untuk membantu perusahaan merespon kepentingan pekerja secara efisien. Kapan pun seorang pekerja menerima pekerjaan, pekerja tersebut, dan perusahaan harus sepakat dengan berbagai atribut pekerjaan tersebut selain upah meliputi jam kerja, lembur, cuti tahunan, cuti sakit, tunjangan kesehatan, jadwal promosi, jaminan kerja, dan sebagainya. Dengan mewakili pandangan pekerja terhadap isu-isu ini, harus ada kebijakan untuk menyeimbangkan perbedaan pandangan antara pekerja dengan para pengusaha, sehingga perlu adanya penentuan upah yang sesuai, dan tidak memberatkan pengusaha maupun pekerja. Dalam hal ini, dibuat peraturan tentang upah minimum bagi pekerja. Dengan adanya upah minimum, maka kesejahteraan para pekerja dapat terjamin.

c. Kebutuhan Hidup Layak