1
BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
1.1 Profil Keluarga Dampingan
Program Pendampingan Keluarga PPK bertujuan untuk membantu pemberdayaan keluarga melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
bidang wirausaha, pendidikan dan keterampilan, dan kesehatan serta pembinaan lingkungan untuk meningkatkan kepedulian dan kemampuan mahasiswa
mempelajari serta mengawasi permasalahan keluarga melalui bantuan penyusunan rencana dan pendampingan pada pelaksanaan program yang inovatif dan kreatif
melalui penerapan ilmu dan teknologi bersama masyarakat dan lembaga pedesaan lainnya Buku Pedoman KKN PPM UNUD, 2015.
Sasaran PPK adalah Rumah Tangga Miskin RTM atau keluarga yang tergolong ke dalam keluarga pra-sejahtera Pra-KS atau keluarga yang mengalami
ketertingalan dan memiliki permasalahan khusus sehingga perlu pendampingan agar keluar dari ketertinggalannya dan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi
keluarga tersebut. Dalam program ini setiap mahasiswa wajib mendampingi satu keluarga yang tergolong rumah tangga miskin atau keluarga pra-sejahtera Buku
Pedoman KKN PPM UNUD, 2015. Pada kegiatan keluarga dampingan, mahasiswa diwajibkan untuk memiliki
keluarga dampingan dimana mahasiswa berperan sebagai anak asuh yang akan mengidentifikasi masalah dan membantu memecahkan atau mencari jalan keluar
dari masalah yang telah dihadapi oleh keluarga dampingan, sehingga dengan adanya mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan, baik dari segi
materi atau spiritualnya untuk menuju hidup yang lebih baik. Keluarga yang ditunjuk untuk menjadi keluarga dampingan saya adalah Keluarga I Gusti Made
Alit Arnawa. Berikut merupakan profil dari keluarga Bapak tersebut.
No Nama Keluarga
Status Umur
Pendidikan Pekerjaan
1. I Gusti Made Alit
Arnawa Kepala
Keluarga 45
SMA Petani
2
2. Sang Ayu Putu
Suryasih Istri
36 SD
Petani
3. I Gusti Ayu Putu
Citrawati Anak I
17 SD
Kerja
4. I Gusti Ayu Agung
Intan Sari Anak II
12 SMP
-
5. I Gusti Lanang Oka
Arta Yasa Anak III
9 SD
-
6. I Gusti Lanang Rai
Darmawan Anak IV
8 SD
-
Keluarga I Gusti Made Alit Arnawa merupakan salah satu warga Banjar Dinas Pekarangan, Desa Baturiti, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan yang tergolong
dalam katagori Rumah Tangga Miskin. Alit Arnawa memiliki seorang istri, dan dikaruniai 2 orang anak perempuan dan 2 orang anak laki-laki. Anak Pertama Alit
Arnawa adalah bernama I Gusti Ayu Putu Citrawati yang saat ini berumumr 17 tahun dan merupakan tamatan SD yang kini bekerja sebagai pegawai di salah satu
restaurant di Baturiti dan belum menikah. Anak kedua Alit Arnawa bernama I Gusti Ayu Agung Intan Sari yang saat ini masih menempuh pendidikan di Sekolah
Menengah Pertama di Desa Baturiti yaitu SMPN 1 Baturiti. Lalu Anak Ketiga dari Bapak Alit Arnawa bernama I Gusti Lanang Oka Arta Yasa saat ini masih
menempuh pendidikan di tingkat Sekolah Dasar di kelas 4 SD di SD 4 Baturiti. Dan anak terakhir dari Alit Arnawa bernama Gusti Lanang Rai Darmawan yang masih
berumur 8 tahun dan masih menempuh pendidikan di tingkat Sekolah Dasar kelas 2 di SD 4 Baturiti.
Alit Arnawa bersama istri dan keempat anaknya hanya tinggal di sebuah rumah yang hanya memiliki satu kamar dan satu dapur. Itupun ruangan tersebut termasuk
berukuran sangat kecil dan sangat sederhana. Di kamar yang hanya berukuran 2m x 3m tersebut hanya terdapat kasur yang sudah agak lapuk dan tipis dan hiburan
yang dimiliki oleh keluarga ini hanya sebuah tv tua yang tidak terlalu jelas gambarnya. Keluarga Gusti Alit Arnawa tidak memiliki kamar mandi pribadi.
Mereka harus menggunakan kamar mandi bersama dengan keluarga lain yang
3
tinggal satu tanah dengan rumah mereka. Sayangnya selain rumah Alit Arnawa sangat kecil dan sederhana, dilihat dari segi kerapian dan kebersihan masih sangat
kurang. Ruangan tidak tertata dengan baik dan masih terlihat lumayan kotor sehingga sangat mengurangi kenyamanan untuk tempat tinggal mereka.
1.2
Keadaan Ekonomi Keluarga Dampingan
Kondisi ekonomi I Gusti Made Alit Arnawa dapat dikatakan tidak stabil dan termasuk dalam keluarga yang kurang mampu, melihat pekerjaan yang ia miliki
mendatangkan hasil yang tidak menentu apabila tidak mendapat borongan sebagai buruh tani setiap harinya. Istrinyapun tidak jauh berbeda keadaannya dengan
suaminya. Ia harus menunggu mendapatkan upah yang didaptkan 3 bulan sekali oleh orang yang menggunakan jasa buruh taninya. I Gusti Made Alit Arnawa juga
berusaha mengerahkan segala kemampuan untuk bertahan hidup.
1.3 Sumber Penghasilan