4. Kesimpulan
Keberadaan hutan desa tidak terlepas dari sistem hukum pengaturannya. Substansi hukum pengaturan hutan desa, harus selalu responsif terhadap dinamika masyarakat serta nilai-nilai yang
berkembang, unifikasi pengaturan bukanlah substansi final, akan tetapi terus berproses. Struktur hukum memainkan peranan yang signifikan, good local governance menjadi syarat mutlak, dari
beberapa kasus pengajuan pengelolaan hutan desa pada Kesatuan Pengelolaan Hutan menunjukkan tarikan politik banyak mempengaruhi terhambatnya pelaksanaan penetapan kawasan. Pilihan
kebijakan harus ditempatkan dalam konteks pencapaian tujuan kesejahteraan rakyat. Kultur masyarakat juga sangat berperan dalam pengelolaan hutan desa, dengan merefleksi pada
keberadaan hutan di Bali yang memiliki beranekaragam fungsi, hendaknya menjadi salah satu acuan bagi pengambil keputusan mampu mensinergikan pola-pola antara mempertahankan pola
serta sifat adaptif dalam rangka pencapaian kesejahteraan pada masyaratak desa. Kalaupun desa diberikan otonomi mengelola sumber daya, maka harus dijaga berkesinambungannya serta
kelestarian. Keutamaannya adalah bagaimana agar pengelolaan sumber daya hutan itu dapat memberikan manfaat terhadap masyarakat, terutama masyarakat yang paling dekat dengan hutan.
Langkah kedepan yang dapat diperhatikan dalam rangka mensinergikan segala aspek terkait dengan hutan desa adalah; kepastian wilayah kelola jangka panjang, mekanisme penyelesaian konflik dan
sengketa, sumber daya manusia dan kebijakan investasi human capital yang dilakukan oleh pemerintah untuk masyarakat pada kawasan hutan, adanya kelembagaan berupa usaha kehutanan
masyarakat BUMDes serta kepastian usahanya, dan kebijakan yang mendorong dan melindungi kepastian hak pengelolaan dan usaha kehutanan jangka panjang.
Ucapan Terimakasih
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh jajaran LPPM Universitas Udayana yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melakukan penelitian, serta
seluruh Institusi-institusi dan narasumber seperti Bapak Didik Adiarsa, SH. Kepala Resort Kehutanan Karangasem, Bapak I Wayan Dharma dari Dinas Kehutanan Provinsi, serta seluruh
pihak yang telah memberikan banyak dukungan sehingga penelitian ini terealisasi. DAFTAR PUSTAKA
Awang, San Afri. 2003 Politik Kehutanan Masyarakat, Yogyakarta: Center For Critical Studies CCSS bekerjasama dengan Kreasi Wacana Yogyakarta.
Arief, Arifin. 2001 Hutan dan Kehutanan, Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Friedman, Lawrence M. 1997, American Law An Introduction, Revised and Updated, W.W Norton Company.
Kunzmann, Katharina. 2008 August 1, 2008 , “The Non-Legally Binding Instrument On
Sustainable Management Of All Types Of Forests - Towards A Legal Regime For Sustainable Forest Management?
”, 9 German L.J. 981, German Law Journal, pp. 981-1005, hlm. 982. Mertokusumo, Sudikno. 1999 Mengenal Hukum suatu Pengantar, Yogyakarta: Penerbit Liberty.
N.D, Mukti Fajar dan Ahmad, Yulianto. 2010 Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Post Bali, Desa Tuntut Hak Pengelolaan Hutan, Lihat dalam http:posbali.comdesa-tuntut-hak-
pengelolaan-hutan diakses pada tanggal 02-03-2015 pukul 21.00 Wita.
Rahardjo, Satjipto. 1985 Beberapa Pemikiran Tentang Ancangan Antar Disiplin Dalam Pembinaan Hukum Nasional
, Bandung: Penerbit CV Sinar Baru. S.P, H. Joni. 2015 Hukum Lingkungan Kehutanan, Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.
Soekanto, Soerjono dan Mamudji, Sri. 1995 Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta: Rajawali Press.
Ubbe, Ahmad. 2013, Penelitian Hukum Tentang Peran Masyarakat Hukum Adat Dalam Penanggulangan Pembalakan Liar
, Pusat Penelitian Dan Pengembangan Sistem Hukum Nasional Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia RI,
Jakarta.