Analisa Crossplot Log GEOFISIKA ( 18 Files )

ISBN 978-602-71279-1-9 FG-116 Gambar 4.1 Zona target sumur 1, 2, dan 3 pada kotak berwarna merah

2. Analisa Crossplot Log

Untuk mengetahui parameter log sumur yang sensitif terhadap perubahan litologi maupun karakteristik petrofisika pada sumur, dilakukan teknik crossplot antara dua log dalam sistem kartesian sumbu koordinat x dan y. Data yang memiliki kesamaan karakter litologiporositas dikelompokkan dalam zona-zona. Crossplot dilakukan pada interval antara 1868.71- 2165.3ms antara log-log berikut: a. Densitas vs Porositas Dari crossplot pada Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa persebaran nilai densitas vs porositas terbagi menjadi menjadi tiga zona litologi. Pada zona hijau nilai densitas tinggi akan tetapi nilai porositasnya rendah menunjukan bahwa litologi zona tersebut shale, sedangakan pada zona kuning dengan nilai porositas 19.5 26.8 ini menunjukan zona tersebut adalah chalk. Gambar 4.2. Crossplot antara densitas dan porositas pada log Sumur-3. Crossplot ini dapat memisahkan antara shale, tight Chalk dan batu pasir dengan cukup baik. ISBN 978-602-71279-1-9 FG-117 b. P-Impedance vs Densitas Dari hasil crossplot pada Gambar 4.3 antara P-Imedance vs Densitas persebaran pada crossplot tersebut di bagi menjadi tiga zona. Zona yang berwarna kuning nilai P- Impedance kecil berkisar 2200 2700ftsgcc dan nilai Densitas juga kecil berkisar 2 2.5 gcc menunjukkan zona tersebut berupa batu pasir dan Chalk, sedangkan zona berwarna orange berupa sand dan shaly-sand. Pada zona yang berwarna hijau menunjukan zona tersebut berupa shale. Gambar 4.3. Crossplot antara im c. Gamma Ray Vs Porositas Cross plot antara Gamma Ray vs Poroitas dapat dilihat pada Gambar 4.4 menunjukan ada beberapa zona pada crossplot tersebut, zona berwarna orange dengan nilai Gammar Ray dan Poroitas tinggi menunjukan zona tersebut berupa shale, sedangkan zona yang berwarna kuning menunjukan nilai Poroitas berkisar 20 35 dan nilai Gamma Ray rendah merupakan zona batuan Chalk. Gambar 4.4. Crossplot antara Gamma Ray dan porositas pada Sumur-3. Pada crossplot ini pemisahan antara shale, batu pasir dan chalk sudah cukup baik. Terlihat bahwa chalk mempunyai nilai Poroitas yang tinggi. d. P-Impedance vs Poroitas Crossplot antara P-Impedance vs Poroitas dapat dilihat pada Gambar 4.5 menunjukan ada beberapa zona pada crossplot terssbut, zona berwarna hijau dengan nilai P-Impedance tinggi dan Poroitas rendah menunjukan zona tersebut berupa shale, sedangkan pada zona batu pasir dan chalk ditujukan pada zona yang berwarna merah dengan nilai Poroitas berkisar 19.5 23.2 . ISBN 978-602-71279-1-9 FG-117 b. P-Impedance vs Densitas Dari hasil crossplot pada Gambar 4.3 antara P-Imedance vs Densitas persebaran pada crossplot tersebut di bagi menjadi tiga zona. Zona yang berwarna kuning nilai P- Impedance kecil berkisar 2200 2700ftsgcc dan nilai Densitas juga kecil berkisar 2 2.5 gcc menunjukkan zona tersebut berupa batu pasir dan Chalk, sedangkan zona berwarna orange berupa sand dan shaly-sand. Pada zona yang berwarna hijau menunjukan zona tersebut berupa shale. a impedansi dan densitas pada Sumur-3. Pemisahan lit c. Gamma Ray Vs Porositas Cross plot antara Gamma Ray vs Poroitas dapat dilihat pada Gambar 4.4 menunjukan ada beberapa zona pada crossplot tersebut, zona berwarna orange dengan nilai Gammar Ray dan Poroitas tinggi menunjukan zona tersebut berupa shale, sedangkan zona yang berwarna kuning menunjukan nilai Poroitas berkisar 20 35 dan nilai Gamma Ray rendah merupakan zona batuan Chalk. Gambar 4.4. Crossplot antara Gamma Ray dan porositas pada Sumur-3. Pada crossplot ini pemisahan antara shale, batu pasir dan chalk sudah cukup baik. Terlihat bahwa chalk mempunyai nilai Poroitas yang tinggi. d. P-Impedance vs Poroitas Crossplot antara P-Impedance vs Poroitas dapat dilihat pada Gambar 4.5 menunjukan ada beberapa zona pada crossplot terssbut, zona berwarna hijau dengan nilai P-Impedance tinggi dan Poroitas rendah menunjukan zona tersebut berupa shale, sedangkan pada zona batu pasir dan chalk ditujukan pada zona yang berwarna merah dengan nilai Poroitas berkisar 19.5 23.2 . ISBN 978-602-71279-1-9 FG-117 b. P-Impedance vs Densitas Dari hasil crossplot pada Gambar 4.3 antara P-Imedance vs Densitas persebaran pada crossplot tersebut di bagi menjadi tiga zona. Zona yang berwarna kuning nilai P- Impedance kecil berkisar 2200 2700ftsgcc dan nilai Densitas juga kecil berkisar 2 2.5 gcc menunjukkan zona tersebut berupa batu pasir dan Chalk, sedangkan zona berwarna orange berupa sand dan shaly-sand. Pada zona yang berwarna hijau menunjukan zona tersebut berupa shale. n litologi cukup baik. c. Gamma Ray Vs Porositas Cross plot antara Gamma Ray vs Poroitas dapat dilihat pada Gambar 4.4 menunjukan ada beberapa zona pada crossplot tersebut, zona berwarna orange dengan nilai Gammar Ray dan Poroitas tinggi menunjukan zona tersebut berupa shale, sedangkan zona yang berwarna kuning menunjukan nilai Poroitas berkisar 20 35 dan nilai Gamma Ray rendah merupakan zona batuan Chalk. Gambar 4.4. Crossplot antara Gamma Ray dan porositas pada Sumur-3. Pada crossplot ini pemisahan antara shale, batu pasir dan chalk sudah cukup baik. Terlihat bahwa chalk mempunyai nilai Poroitas yang tinggi. d. P-Impedance vs Poroitas Crossplot antara P-Impedance vs Poroitas dapat dilihat pada Gambar 4.5 menunjukan ada beberapa zona pada crossplot terssbut, zona berwarna hijau dengan nilai P-Impedance tinggi dan Poroitas rendah menunjukan zona tersebut berupa shale, sedangkan pada zona batu pasir dan chalk ditujukan pada zona yang berwarna merah dengan nilai Poroitas berkisar 19.5 23.2 . ISBN 978-602-71279-1-9 FG-118 Gambar 4.5. Crossplot antara impedansi dan porositas pada Sumur-3. Pada crossplot ini pemisahan antara shale, tight chalk dan porous chalk sudah cukup baik. Terlihat bahwa porous chalk mempunyai AI yang rendah.

3. Analisa Seismik Multiatribut