EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKONSTRUKSI ARGUMEN DAN MEMBERIKAN ALASAN PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

(1)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan alam berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, maupun prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari (BSNP, 2006).

Pembelajaran kimia di SMA memiliki tujuan dan fungsi tertentu, diantaranya adalah untuk memupuk sikap ilmiah yang mencakup sikap kritis terhadap pernya-taan ilmiah, yaitu tidak mudah percaya tanpa adanya dukungan hasil observasi, memahami konsep-konsep kimia dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mencapai tujuan dan fungsi tersebut, maka pola pikir dengan berpikir kritis perlu dikembangkan karena kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat essensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya.


(2)

Menurut Achmad (2007), berpikir kritis adalah memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah menen-tukan tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu langsung kepada sasaran. Hal ini merupakan bentuk berpikir yang perlu dikembangkan dalam rangka memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkan berbagai kemungkinan, dan membuat keputusan ketika menggunakan semua keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang tepat. Berpikir kritis merupakan kegiatan mengevaluasi dan mempertimbangkan kesimpulan yang akan diambil manakala menentukan beberapa faktor pendukung untuk membuat keputusan. Berpikir kritis juga biasa disebut directed thinking, sebab berpikir langsung kepada fokus yang akan dituju.

Pada penerapannya dalam proses pembelajaran, untuk mencapai kemampuan berpikir kritis maka diperlukan pembelajaran yang konstruktif. Menurut Nurhadi (2004), pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit dan diperluas melalui konteks yang terbatas. Dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran. Strategi memperoleh pengetahuan lebih diutamakan dibandingkan seberapa

banyak siswa memperoleh pengetahuan. Disini guru berperan sebagai fasilitator sekaligus membimbing dan mengarahkan siswa membangun sendiri pengetahuan dengan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

Salah satu materi pelajaran kimia di SMA/MA yang memerlukan pembelajaran konstruktif adalah hidrolisis garam. Pembelajaran kimia dengan materi hidrolisis garam berdasarkan Standar Isi 2006 harus sesuai dengan karakteristik konsep


(3)

kimia yang menekankan pada keterampilan proses, maksudnya siswa harus terlibat lebih dalam mengenai proses penemuan dan pemahaman konsep materi tersebut. Dalam Standar Isi mata pelajaran kimia SMA/ MA tahun 2006, disebutkan bahwa standar kompetensi yang harus dicapai oleh siswa adalah “memahami sifat-sifat larutan, metode pengukuran dan terapannya”. Standar kompetensi ini dituangkan dalam kompetensi dasar, yaitu menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air dan pH larutan garam tersebut. Pencapaian kompetensi dasar tersebut dapat dikembangkan melalui pemilihan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar bagi siswa. Untuk itu perlu digunakan pembelajaran yang memberikan kesempatan bagi siswa berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pembentukan konsep sehingga dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar.

Pada observasi yang telah dilakukan sebelumnya, pembelajaran kimia di SMAN 1 Gadingrejo menggunakan metode ceramah dengan dibantu media power point, yang langsung memberikan hukum, konsep, dan teori tanpa memberikan bagai-mana hukum, konsep dan teori tersebut ditemukan. Selain itu, guru lebih sering mengajar dengan cara memberikan tugas, PR, meringkas, dan jarang melakukan praktikum. Sehingga siswa cenderung merasa jenuh dan akhirnya sering mela-kukan aktivitas off task seperti mengobrol dan bercanda dengan teman. Kegiatan pembelajaran seperti ini tentu saja tidak melatih keterampilan berpikir siswa. Model pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki ciri-ciri seperti pembelajaran dimulai dengan adanya pemberian masalah. Biasanya masalah yang diberikan memiliki konteks yang diambil dari dunia nyata, siswa secara berkelompok aktif


(4)

mengidentifikasi masalah yang ada, mempelajari dan mencari sendiri materi yang terkait dengan masalah yang diberikan dan kemudian mencari solusi dari masalah tersebut, sedangkan guru lebih banyak memfasilitasi saja. Meskipun bukanlah model yang sama sekali baru, penerapan model tersebut mengalami kemajuan yang pesat di banyak sekolah dan perguruan tinggi dari berbagai disiplin ilmu di negara-negara maju (Tan, 2003).

Syafi’i (2012), dalam penelitiannya di salah satu SMA negeri di Malang mengenai penerapan model inkuiri terbimbing dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa, menyatakan bahwa terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa setelah model pembelajaran inkuiri terbimbing diterapkan, yang ditunjukkan dengan rata-rata aspek kemampuan berpikir kritis siswa dalam kategori baik dan ketuntasan hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan. Sesuai dengan uraian di atas, dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi hidrolisis garam, diharapkan pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing dapat menjadi solusinya. Ditambah lagi kajian literatur yang menunjukkan masih minimnya penelitian yang membahas hal tersebut, maka dilakukanlah penelitian ini dengan judul : Efektivitas Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dalam Meningkatkan Keterampilan Mengkonstruksi Argumen dan Memberikan Alasan pada Materi Hidrolisis Garam.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :


(5)

1. Apakah model pembelajaran inkuiri terbimbing efektif dalam meningkatkan keterampilan mengkonstruksi argumen dan memberikan alasan pada materi hidrolisis garam?

2. Bagaimana karakteristik model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam

meningkatkan keterampilan mengkonstruksi argumen dan memberikan alasan pada materi hidrolisis garam?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan :

1. Efektivitas model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam meningkatkan keterampilan mengkonstruksi argumen dan memberikan alasan pada materi hidrolisis garam.

2. Karakteristik model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam meningkatkan keterampilan mengkonstruksi argumen dan memberikan alasan pada materi hidrolisis garam.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat, yaitu : 1. Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi hidrolisis

garam dapat mengembangkan keterampilan mengkonstruksi argumen dan memberikan alasan pada siswa.


(6)

2. Memberikan pengalaman langsung kepada guru menerapkan model pembela-jaran inkuiri terbimbing dalam melatih keterampilan mengkonstruksi argumen dan memberikan alasan pada materi hidrolisis garam.

3. Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan alternatif untuk mengembangkan mutu pembelajaran kimia di sekolah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari penelitian yang berbeda-beda terhadap istilah yang digunakan, maka perlu dikembangkan beberapa istilah sebagai berikut.

1. Pembelajaran dikatakan efektif apabila secara statistik hasil belajar siswa me-nunjukkan perbedaan yang signifikan antara pemahaman awal dengan pema-haman setelah pembelajaran yang ditunjukkan dengan N-gain yang signifikan (Wicaksono, 2008).

2. Model pembelajaran inkuiri terbimbing yang digunakan adalah menurut Gulo (Trianto, 2010) dengan langkah-langkah yaitu : mengajukan permasalahan, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan.

3. Keterampilan berpikir kritis yang akan diteliti adalah keterampilan berpikir kritis menurut Ennis (1985) yaitu (a) memberikan penjelasan lanjut dengan indikator mengidentifikasi asumsi-asumsi yang berfokus pada sub indikator mengkontruksi argumen; (b) membangun keterampilan dasar dengan indikator mempertimbangkan apakah indikator sumber dapat dipercaya atau tidak yang berfokus pada sub indikator memberikan alasan.


(7)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Konstruktivisme

Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekan-kan bahwa pengetahuan kita merupamenekan-kan hasil konstruksi (bentumenekan-kan) kita sendiri. Konstruktivisme menurut Von Glasersfeld dalam Pannen, Mustafa, dan

Sekarwinahyu (2001):

Konstruktivisme juga menyatakan bahwa semua pengetahuan yang kita peroleh adalah hasil konstruksi sendiri, maka sangat kecil kemungkinan adanya transfer pengetahuan dari seseorang kepada yang lain.

Menurut Von Glaserved dalam Pannen, Mustafa, dan Sekarwinahyu (2001), agar siswa mampu mengkonstruksi pengetahuan, maka diperlukan:

1. Kemampuan siswa untuk mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman. Kemampuan untuk mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman sangat penting karena pengetahuan dibentuk berdasarkan interaksi individu siswa dengan pengalaman-pengalaman tersebut.

2. Kemampuan siswa untuk membandingkan, dan mengambil kepu-tusan mengenai persamaan dan perbedaan suatu hal. Kemampuan membandingkan sangat penting agar siswa mampu menarik sifat yang lebih umum dari pengalaman-pengalaman khusus serta melihat kesamaan dan perbedaannya untuk selanjutnya membuat klasifikasi dan mengkonstruksi pengetahuannya.

3. Kemampuan siswa untuk lebih menyukai pengalaman yang satu dari yang lain (selective conscience). Melalui “suka dan tidak suka” inilah muncul penilaian siswa terhadap pengalaman, dan menjadi landasan bagi pembentukan pengetahuannya.


(8)

Setiap orang membangun pengetahuannya sendiri, sehingga transfer pengetahuan akan sangat mustahil terjadi. Pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat ditransfer dari orang yang mempunyai pengetahuan kepada orang yang belum mempunyai pengetahuan. Bahkan, bila seorang guru bermaksud mentransfer konsep, ide, dan pengertiannya kepada siswa, pemindahan itu harus diinterpre-tasikan dan dikonstruksikan oleh siswa itu lewat pengalamannya (Trianto, 2007). Menurut Sagala (2003) konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pendekatan kontekstual, yaitu pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak dengan tiba-tiba. Landasan berfikir konstruktivisme adalah lebih menekankan pada strategi memperoleh dan mengingat pengetahuan.

Jadi menurut teori konstruktivisme, belajar adalah kegiatan yang aktif di mana siswa membangun sendiri pengetahuannya. Siswa juga mencari sendiri makana dari sesuatu yang mereka pelajari.

B. Inkuiri Terbimbing

Model pembelajaran inkuiri terbimbing selaras dengan pembelajaran konstruk-tivisme. Inkuiri terbimbing dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukannya. Dengan kata lain, inkuiri terbimbing adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah (Ibrahim, 2000).


(9)

Gulo dalam Trianto (2010) menyatakan bahwa pelaksanaan model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah sebagai berikut:

1. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan

Kegiatan metode pembelajaran inkuiri dimulai ketika pertanyaan atau permasalahan diajukan, kemudian siswa diminta untuk merumuskan hipotesis.

2. Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi permasalahan yang dapat diuji dengan data. Untuk memudahkan proses ini, guru membimbing siswa menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang diberikan.

3. Mengumpulkan data

Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. Guru membimbing siswa untuk menentukan langkah-langkah pengumpulan data. Data yang dihasilkan dapat berupa tabel atau grafik.

4. Analisis data

Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan menganalisis data yang telah diperoleh. Setelah memperoleh kesimpulan, dari data percobaan, siswa dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Bila ternyata hipotesis itu salah atau ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai dengan proses inkuiri yang telah dilakukannya.

5. Membuat kesimpulan

Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri adalah membuat kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh siswa.

Langkah awal model pembelajaran inkuiri terbimbing ialah merumuskan masalah, siswa diberikan masalah atau pertanyaan dari guru kemudian siswa bekerja untuk menemukan jawaban terhadap masalah tersebut di bawah bimbingan yang intensif dari guru. Setelah masalah diungkapkan, siswa mengembangkan dalam bentuk hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Kemampuan yang dituntut dalam mengembangkan hipotesis. Setelah siswa mengembangkan hipotesis, langkah selanjutnya siswa mengumpulkan data-data dengan melakukan percobaan dan telaah literatur. Siswa kemudian menganalisis data dari hasil pengumpulan data. Terakhir siswa dapat menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan.


(10)

Pada penelitian ini tahapan model pembelajaran inkuiri terbimbing yang digunakan mengadaptasi dari tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing yang dikemukakan oleh Gulo dalam Trianto (2010). Tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing tersebut dapat dijelaskan pada Tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Tahap pembelajaran inkuiri terbimbing

No. Fase Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1. Mengajukan perta-nyaan atau

permasalahan

Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah. Membagi siswa dalam kelmpok

Siswa mengidentifikasi masalah dan siswa duduk dalam kelom-poknya masing-masing. 2. Membuat hipotesis Guru memberikan

ke-sempatan pada siswa untuk curah pendapat dalam membuat hipo-tesis. Membimbing siswa dalam menen-tukan hipotesis yang relevan dengan perma-salahan dan memprio-ritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan.

Siswa memberikan pendapat dan menen-tukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan.

3. Mengumpulkan data Guru membimbing siswa mendapatkan informasi atau data-data melalui percobaan maupun telaah literatur

Siswa melakukan per-cobaan maupun telaah literatur untuk menda-patkan data-data atau informasi

4. Menganalisis data Guru memberi kesem-patan pada tiap kelom-pok untuk menyam-paikan hasil pengola-han data yang terkumpul

Siswa mengumpulkan dan menganalisi data serta menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul 5. Membuat

kesimpulan

Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan

Siswa membuat kesim-pulan

Menurut Roestiyah (1998), guided inquiry memiliki keunggulan sebagai berikut: 1. Dapat membentuk dan mengembangkan ”Self-Concept” pada diri

siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide yang lebih baik.


(11)

2. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.

3. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka.

4. Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.

5. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu. 6. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.

7. Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

Model pembelajaran inkuiri terbimbing dianggap mampu meningkatkan keteram-pilan berpikir kritis pada diri siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Sanjaya (2009) bahwa pembelajaran melalui strategi inkuiri adalah menolong siswa untuk mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan memberi pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar ingin tahu mereka.

C. Keterampilan Berpikir Kritis

Keterampilan adalah kecakapan untuk melaksanakan tugas, dimana keterampilan tidak hanya meliputi gerakan motorik, tetapi juga melibatkan fungsi mental yang bersifat kognitif, yaitu suatu tindakan mental dalam usaha memperoleh pengeta-huan. Proses berpikir berhubungan dengan pola perilaku yang lain dan membu-tuhkan keterlibatan aktif pemikir. Presseisen dalam Costa (1985) menyatakan bahwa berpikir adalah upaya yang kompleks dan reflektif bahkan suatu pengalaman yang kreatif

Berpikir membuat seseorang dapat mengolah informasi yang diterima dan mengembangkannya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Arifin (2003) menyatakan bahwa berpikir merupakan proses mental yang dapat menghasilkan pengetahuan. Berpikir juga merupakan kemampuan jiwa taraf tinggi yang dapat


(12)

dicapai dan dimiliki oleh manusia. Adanya kemampuan berpikir pada manusia merupakan pembeda yang khas antara manusia dengan binatang. Melalui berpi-kir, manusia dapat mencapai kemajuan yang luar biasa dan selalu berkembang dalam peradaban dan kebudayaan.

Presseisen dalam Costa (1985) menyatakan bahwa berpikir dianggap suatu proses kognitif, suatu proses mental untuk memperoleh pengetahuan. Walaupun demi-kian, aspek kognitif berkaitan dengan cara-cara bagaimana mengenal sesuatu seperti persepsi, penalaran, dan intuisi. Kemampuan berpikir menitikberatkan pada penalaran sebagai fokus utama dalam aspek kognitif. Costa dalam Liliasari (2007) membagi keterampilan berpikir menjadi dua, yaitu keterampilan berpikir dasar dan keterampilan berpikir kompleks atau tingkat tinggi. Sugiarto dalam Amri (2010) mengkategorikan proses berpikir kompleks atau berpikir tingkat tinggi ke dalam empat kelompok yang meliputi pemecahan masalah (problem solving), pengambilan keputusan (decision making), berpikir kritis (critical

thinking), dan berpikir kreatif (creative thinking). Diantara proses berpikir tingkat tinggi, salah satu yang digunakan dalam pembentukan sistem konseptual IPA adalah berpikir kritis.

Berpikir kritis sangat diperlukan oleh setiap individu untuk menyikapi permasala-han kehidupan yang dihadapi. Berpikir kritis membuat seseorang dapat mengatur, menyesuaikan, mengubah atau memperbaiki pikirannya sehingga dapat bertindak lebih cepat. Seseorang dikatakan berpikir kritis, apabila ia mencoba membuat berbagai pertimbangan ilmiah untuk menentukan pilihan terbaik dengan menggu-nakan berbagai kriteria. Berpikir kritis berbeda dengan berpikir biasa. Berpikir


(13)

biasa tidak mempunyai standar dan sederhana, sedangkan berpikir kritis lebih komplek dan berdasarkan standar objektif, kegunaan atau kemantapan. Presseisen dalam Costa (1985) mengatakan bahwa :

berpikir kritis diartikan sebagai keterampilan berpikir yang menggunakan proses berpikir dasar, untuk menganalisis argumen dan memunculkan wawasan terhadap tiap-tiap makna dan interpretasi, mengembangkan pola penalaran yang kohesif dan logis, memahami asumsi yang mendasari tiap-tiap posisi, memberikan model presentasi yang dapat dipercaya, ringkas dan meyakinkan.

Sedangkan Ennis (1989) menyatakan bahwa berpikir kritis merupakan suatu proses berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan, sebagai apa yang harus dipercaya atau dilakukan.

Seorang siswa tidak akan dapat mengembangkan berpikir kritis dengan baik, tanpa ditantang untuk berlatih menggunakannya dalam konteks berbagai bidang studi yang dipelajarinya. Berpikir kritis dalam ilmu kimia tidak dapat dilakukan dengan cara mengingat dan menghafal konsep-konsep, tetapi mengintegrasikan dan mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dimiliki. Terdapat enam kompo-nen/unsur dari berpikir kritis menurut Ennis (1989) yang disingkat menjadi FRISCO, seperti yang tertera pada Tabel 2.

Tabel 2. Unsur-Unsur Kemampuan Berpikir Kritis

No Unsur Keterangan

1 Focus Memfokuskan pemikiran, menggambarkan poin-poin utama, isu, pertanyaan, atau permasalahan. Hal-hal pokok dituangkan di dalam argumen dan pada akhirnya didapat kesimpulan dari suatu isu, pertanyaan, atau permasalahan tersebut. 2 Reasoning Ketika suatu argumen dibentuk, maka harus

disertai dengan alasan (reasoning). Alasan dari argumen yang diajukan harus dapat mendukung


(14)

Lanjutan Tabel 2.

No. Unsur Keterangan

kesimpulan dan pada akhirnya alasan tersebut dapat diterima sebelum membuat keputusan akhir.

3 Inference Ketika alasan yang telah dikemukakan benar, apakah hal tersebut dapat diterima dan dapat mendukung kesimpulan

4 Situation Ketika proses berpikir terjadi, hal tersebut dipengaruhi oleh situasi atau keadaan baik (keadaan lingkungan, fisik, maupun sosial).

5 Clarity Ketika mengungkapkan suatu pikiran atau pendapat, diperlukan kejelasan untuk membuat orang lain memahami apa yang diungkapkan

6 Overview Suatu proses untuk meninjau kembali apa yang telah kita temukan, putuskan, pertimbangkan, pelajari, dan

simpulkan.

Menurut Ennis (1989) terdapat 12 indikator keterampilan berpikir kritis yang dikelompokkan dalam lima kelompok keterampilan berpikir. Kelima kelompok keterampilan tersebut adalah: memberikan penjelasan sederhana (elementary cla-rification), membangun keterampilan dasar (basic support), menyimpulkan (inter-ference), membuat penjelasan lebih lanjut (advance clarification), serta strategi dan taktik (strategy and tactics). Adapun kedua belas indikator tersebut adalah:

1. Memfokuskan pertanyaan. 2. Menganalisis argumen.

3. Bertanya dan menjawab pertanyaan. 4. Mempertimbangkan kredibilitas sumber.

5. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi. 6. Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi. 7. Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi. 8. Membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan. 9. Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi. 10.Mengidentifikasi asumsi.

11.Memutuskan suatu tindakan. 12.Berinteraksi dengan orang lain


(15)

Tabel 3. Keterampilan Berpikir Kritis Menurut Ennis

No Kelompok Indikator Sub Indikator

1 Memberikan penjelasan sederhana Memfokuskan pertanyaan

a. Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan b. Mengidentifikasi atau

merumuskan kriteria untuk mempertimbangkan

kemungkinan jawaban c. Menjaga kondisi berpikir

Menganalisis argumen

a. Mengidentifikasi kesimpulan b. Mengidentifikasi

kalimat-kalimat pertanyaan c. Mengidentifikasi

kalimat-kalimat bukan bukan pertanyaan

d. Mengidentifikasi dan menangani ketidaktepatan e. Melihat struktur dari suatu

argumen

f. Membuat ringkasan Bertanya dan

menjawab pertanyaan

a. Menyebutkan contoh b. Memberikan penjelasan

sederhana 2 Membangun keterampilan dasar Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak

a. Mempertimbangkan keahlian b. Mempertimbangkan

kemenarikan konflik c. Mempertimbangkan

kesesuaian sumber

d. Mempertimbangkan reputasi e. Mempertimbangkan

penggunaan prosedur yang tepat

f. Mempertimbangkan resiko untuk reputasi

g. Kemampuan untuk memberikan alasan h. Kebiasaan berhati-hati.

Mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi

a. Melibatkan sedikit dugaan b. Menggunakan waktu yang singkat antara observasi dan laporan.

c. Melaporkan hasil observasi d. Merekam hasil observasi e. Menggunakan bukti-bukti

yang benar


(16)

Lanjutan Tabel 3.

No Kelompok Indikator Sub Indikator

baik

g. Menggunakan teknologi h. Mempertanggungjawaban hasil

observasi.

3 Menyimpulkan

Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi

a. Siklus logika-Euler b. Mengkondisikan logika c. Menyatakan tafsiran Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

a. Mengemukakan hal yang umum b. Mengemukakan kesimpulan dan

hipotesis

Membuat dan menentukan hasil pertimbangan

a. Membuat dan menentukan hasil pertimbangan sesuai latar belakang fakta-fakta

b. Membuat dan menentukan hasil pertimbangan berdasarkan akibat

c. Menerapkan konsep yang dapat diterima

d. Membuat dan menentukan hasil pertimbangan keseimbangan masalah. 4 Memberikan penjelasan lanjut Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi

a. Membuat bentuk

definisi(sinonim, klasifikasi, rentang ekivalen, rasional, contoh, bukan contoh) b. Strategi membuat definisi c. Membuat isi definisi. Mengidentifikasi

asumsi-asumsi

a. Penjelasan bukan pernyataan b. Mengkonstruksi argumen

5 Mengatur strategi dan taktik Menentukan suatu tindakan

a. Mengungkap masalah b. Memilih kriteria untuk

mempertimbangkan solusi yang mungkin

c. Merumuskan solusi alternatif d. Menentukan tindakan sementara e. Mengulang kembali

f. Mengamati penerapannya Berinteraksi

denganorang lain

a. Menggunakan argumen b. Menggunakan strategi logika c. Menggunakan strategi retorika d. Menunjukkan posisi, orasi, atau


(17)

Pada penelitian ini, indikator yang dikembangkan adalah :

1. Indikator mengidentifikasi asumsi-asumsi yang berfokus pada sub indikator mengkonstruksi argumen.

2. Indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak yang berfokus pada sub indikator kemampuan untuk memberikan alasan.

D. Kerangka Berpikir

Materi hidrolisis garam merupakan salah satu materi pelajaran kimia yang berkai-tan langsung dengan ilmu pengetahuan alam yang sering dijumpai di lingkungan. Melalui pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing, siswa diajak untuk menyelesaikan masalah-masalah yang mereka temui dalam kehidu-pan sehari-hari yang berhubungan dengan hidrolisis garam dan menuntun siswa untuk menemukan konsep secara sistematis, sehingga pemahaman siswa terhadap materi hidrolisis garam akan lebih mendalam dan siswa dapat menerapkan penge-tahuannya.

Langkah awal pembelajaran inkuiri terbimbing ialah merumuskan masalah, siswa diberikan masalah yang berkaitan dengan fenomena sehari-hari, kemudian siswa bekerja untuk menemukan jawaban terhadap masalah tersebut dengan bimbingan guru. Setelah masalah diungkapkan, siswa mengembangkan dalam bentuk hipo-tesis sesuai dengan pengetahuan mereka sendiri dan diuji kebenarannya. Langkah selanjutnya siswa mengumpulkan data-data dengan melakukan percobaan dan telaah literatur. Siswa kemudian menganalisis data dari hasil pengumpulan data dan menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan.


(18)

Dengan berpikir apabila model pembelajaran inkuiri terbimbing diterapkan pada materi hidrolisis garam akan meningkatkan keterampilan mengkonstruksi argu-men dan memberikan alasan yang lebih tinggi daripada keterampilan argu- mengkons-truksi argumen dan memberikan alasan yang diterapkan dengan pembelajaran konvensional.

E. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:

1. Siswa kelas XI IPA semester genap SMAN 1 Gadingrejo tahun pelajaran 2011-2012 yang menjadi sampel penelitian mempunyai kemampuan dasar yang sama dalam hal keterampilan mengkonstruksi argumen dan memberikan alasan.

2. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi peningkatan keterampilan mengkon-struksi argumen dan memberikan alasan pada materi hidrolisis garam siswa kelas XI IPA semester genap SMAN 1 gadingrejo tahun pelajaran 2011-2012 diabaikan.

F. Hipotesis Umum

Sebagai pemandu dalam melakukan analisis maka perlu disusun hipotesis umum dengan perumusan sebagai berikut:

Pembelajaran model inkuiri terbimbing efektif untuk meningkatkan keterampilan mengkonstruksi argumen dan memberikan alasan pada materi pokok hidrolisis garam.


(19)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA Negeri 1 Gadingrejo tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 128 siswa dan tersebar dalam empat kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Pengambilan sampel ini dibantu oleh pihak sekolah, yaitu guru bidang studi kimia yang memahami karakteristik siswa di sekolah tersebut untuk menentukan dua kelas dengan tingkat kemampuan yang sama. Akhirnya diperoleh kelas XI IPA 3 sebagai kelas eksperimen yang dalam pembelajarannya menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing, dan kelas XI IPA 4 sebagai kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional.

B. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pembelajaran konvensional.


(20)

b. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan mengkontruksi argumen dan memberikan alasan.

C.Data Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kuantitatif yaitu data hasil tes sebelum pembelajaran diterapkan (pretest) dan hasil tes setelah pembelajaran diterapkan (posttest) siswa, serta data yang bersifat kualitatif yaitu data kinerja guru dan aktivitas belajar siswa.

D. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan desain Non Equivalent Control Group Design (Sugiyono, 2011) yang mana terdapat langkah-langkah yang menunjukkan suatu urutan kegiatan penelitian yaitu:

Tabel 4. Desain penelitian

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

Kelas eksperimen O1 X1 O2

Kelas kontrol O1 - O2

Keterangan:

X1: Pembelajaran kimia dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing.


(21)

O2: Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi posttest

Di dalam penelitian ini tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Tes yang dilakukan sebelum perlakuan disebut pretest dan sesudah perlakuan disebut posttest.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang berfungsi untuk mempermudah pelaksanaan sesuatu. Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan oleh pengumpul data untuk melaksanakan tugasnya mengumpulkan data (Arikunto, 1997). Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan berupa soal-soal pretest dan posttest yang masing-masing terdiri dari dua bagian, yaitu soal-soal keterampilan mengkonstruksi argumen dan memberikan alasan dalam bentuk uraian. Dalam pelaksanaannya kelas kontrol dan kelas eksperimen diberikan soal yang sama. Pretest pada penelitian ini adalah materi sebelumnya yaitu larutan penyangga yang terdiri dari 4 butir soal uraian. Sedangkan soal posttest adalah materi hidrolisis garam yang terdiri dari 4 butir soal uraian.

Soal uraian pretest dan posttest menggunakan validitas isi, yaitu kesesuaian antara instrumen dengan ranah atau domain yang diukur. Validitas isi ini dilaku-kan dengan cara judgement. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan menelaah kisi-kisi soal, terutama kesesuaian indikator, tujuan pembelajaran dan butir-butir pertanyaannya. Bila antara unsur-unsur itu terdapat kesesuaian, maka dapat dinilai bahwa instrumen


(22)

dianggap valid untuk digunakan dalam mengumpulkan data sesuai kepentingan penelitian yang bersangkutan. Oleh karena dalam melakukan judgement diperlukan ketelitian dan keahlian penilai, maka peneliti meminta ahli untuk melakukannya yaitu dosen pembimbing.

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah yang digunakan penelitian ini adalah: 1. Observasi pendahuluan

Tujuan observasi pendahuluan:

a. Meminta izin kepada Kepala SMA Negeri 1 Gadingrejo untuk melaksanakan penelitian.

b. Menentukan populasi dan sampel penelitian. 2. Pelaksanaan penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa tahap, yaitu: a. Tahap persiapan

Yaitu menyiapkan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS) dan soal tes.

b. Tahap penelitian

Pada tahap pelaksanaannya, penelitian dilakukan dalam dua kelas di kelas, yaitu kelas eksperimen yang diterapkan pembelajaran inkuiri terbimbing dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional.


(23)

a) Melakukan pretest dengan soal-soal yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada materi hidrolisis garam sesuai dengan model pembelajaran yang telah ditetapkan di masing-masing kelas. (1) Kelas eksperimen

Sebelum dilakukan kegiatan pembelajaran, guru mengelompokkan siswa dalam 4 kelompok secara heterogen.

a) Tahap 1: Merumuskan masalah

Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan pertanyaan sebagai langkah permasalahan bagi siswa.

b) Tahap 2: Merumuskan hipotesis

Guru membimbing siswa untuk mengembangkan pendapatnya dalam bentuk hipotesis untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pada tahap sebelumnya. c) Tahap 3: Mengumpulkan data

1) Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan bersama dengan teman sekelompoknya.

2) Memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam mengisi tabel hasil pengamatan.

d) Tahap 4: Menganalisis data

1) Guru membimbing siswa untuk berdiskusi dalam kelompoknya.

2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan pendapat dan melengkapi jawaban, kemudian mempresentasikan hasil diskusinya.


(24)

e) Tahap 5 : Membuat kesimpulan

1) Guru membimbing siswa dalam menarik kesimpulan berdasarkan hasil diskusi.

2) Guru memberikan penguatan dari kesimpulan siswa tentang materi yang telah dipelajari.

(2) Kelas kontrol a) Kegiatan awal

1) Guru membuka pelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran b) Kegiatan inti

1) Guru memberikan uraian materi dan penjelasan kepada siswa.

2) Siswa mendengarkan penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang penting. 3) Guru meminta siswa untuk mengerjakan latihan soal.

4) Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan guru. 5) Guru bersama siswa membahas latihan tersebut. c) Kegiatan akhir

1) Guru meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang baru saja mereka dapatkan.

2) Guru memberikan tugas kepada siswa.

3) Melakukan posttest dengan soal-soal yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

4) Analisis data


(25)

Prosedur pelaksanaan penelitian tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut :

Gambar 1. Prosedur pelaksanaan penelitian

G. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

1. Teknik analisis data

Tujuan analisis data yang dikumpulkan adalah untuk memberikan makna atau arti yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan yang berkaitan dengan masalah, tujuan, dan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.

Mempersiapkan instrumen dan perangkat pembelajaran Menentukan Populasi dan Sampel

Kelas Eksperimen Pretest Kelas Kontrol

Posttest Pembelajaran

konvensional Pembelajaran inkuiri

terbimbing

Analisis Data Pembahasan dan simpulan

Validasi instrumen Observasi Pendahuluan


(26)

a. Nilai siswa

Nilai pretest dan posttest dirumuskan sebagai berikut: Nilai siswa = ya wa

a

x

b. Perhitungan N-gain

Untuk mengetahui efektivitas inkuiri terbimbing dalam meningkatkan keterampilan mengkonstruksi argumen dan memberikan alasan, maka dilakukan analisis nilai gain ternormalisasi. Perhitungan ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan nilai pretest dan posttest dari kedua kelas. Rumus N-gain menurut Meltzer sebagai berikut:

N-gain g =

a aa a - aa - a

2. Pengujian hipotesis a. Uji normalitas

Hipotesis untuk uji normalitas :

Ho = data penelitian berdistribusi normal H1 = data penelitian berdistribusi tidak normal

Untuk uji normalitas data digunakan rumus sebagai berikut :

� = ∑

Keterangan : � = uji Chi- kuadrat fo = frekuensi observasi fe = frekuensi harapan


(27)

Data akan berdistribusi normal jika χ2 hitung ≤ χ2 tabel dengan taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan dk = k – 3 (Sudjana, 2005).

b. Uji homogenitas

Karena pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumusan statistik uji kesamaan dua rata-rata uji satu pihak, yakni uji pihak kanan, maka untuk uji statistik ini diperlukan pengujian homogenitas kedua varians kelas sampel.

Untuk uji homogenitas dua varians ini rumusan hipotesisnya adalah:

H0 : σ12= σ22 Data N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang homogen.

H1 : σ12≠ σ22 Data N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang tidak homogen.

Sedangkan untuk uji homogenitas kedua varians kelas sampel, digunakan uji kesamaan dua varians, dengan rumusan statistik :

� =

dengan

� =

∑ �−�̅

− Keterangan:

S = simpangan baku x = N-gain siswa

�̅ = rata-rata N-gain n = jumlah siswa


(28)

(sudjana, 2005).

c. Uji perbedaan dua rata-rata

Rumusan hipotesis adalah sebagai berikut:

1) Hipotesis pertama (keterampilan mengkontruksi argumen)

H0 µ1x≤ µ2x : Rata-rata N-gain keterampilan mengkonstruksi argumen siswa di

kelas yang diterapkan pembelajaran inkuiri terbimbing lebih rendah atau sama dengan siswa di kelas dengan pembelajaran

konvensional.

H1: μ 1x > μ 2x : Rata-rata N-gain keterampilan mengkonstruksi argumen yang diterapkan pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi daripada pembelajaran konvensional.

2) Hipotesis kedua (keterampilan memberikan alasan)

H0 : μ1y ≤μ 2y : Rata-rata N-gain keterampilan memberikan alasan siswa di kelas yang diterapkan pembelajaran inkuiri terbimbing lebih rendah atau sama dengan kemampuan memberikan alasan siswa dikelas yang diterapkan pembelajaran konvensional.

H1: μ 1x > μ 2x: Rata-rata N-gain keterampilan memberikan alasan siswa di kelas yang diterapkan pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi daripada pembelajaran konvensional.


(29)

Keterangan:

µ1 : Rata-rata N-gain (x,y) pada materi hidolisis garam siswa pada kelas yang diterapkan pembelajaran inkuiri terbimbing

µ2 : Rata-rata N-gain (x,y) pada materi hidrolisis garam siswa pada kelas dengan pembelajaran konvensional

x: keterampilan mengkonstruksi argumen y : keterampilan memberikan alasan

Selanjutnya menentukan jumlah sampel masing-masing kelas yaitu n1 = 20 dan n2 = 30, dengan n1 adalah kelas eksperimen dan n2 adalah kelas kontrol. Karena pada penelitian ini data berdistribusi normal dan bersifat homogen, maka yang dipakai adalah uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan uji statistik t. Rumus uji t yang mengacu pada Sudjana (2005) sebagai berikut:

t = X̅̅̅ − X̅̅̅ S √n + n

dengan S = n − S + n − Sn + n −

Keterangan:

฀X

̅̅̅̅̅ = Rata-rata N-gain keterampilan mengkonstruksi argumen/memberikan alasan yang diterapkan pembelajaran inkuiri terbimbing

�̅̅̅ = Rata-rata N-gain keterampilan mengkonstruksi argumen/memberikan alasan yang diterapkan pembelajaran konvensional.

� = Simpangan baku gabungan

� = Jumlah siswa pada kelas yang diterapkan pembelajaran inkuiri terbimbing


(30)

� = Simpangan baku N-gain siswa yang diterapkan pembelajaran inkuiri terbimbing

� = Simpangan baku N-gain siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional

Dengan kriteria uji :


(31)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi hidrolisis garam efektif dalam meningkatkan keterampilan mengkontruksi argumen dan memberikan alasan. 2. Pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi hidrolisis garam dapat meningkatkan

keterampilan mengkonstruksi argumen dan memberikan alasan, terutama pada tahap merumuskan hipotesis, siswa dilatih untuk mengkonstruksi argumen dari pengetahuan awal yang mereka miliki. Sedangkan pada tahap analisis data, siswa dilatih untuk memberikan alasan yang kemudian dirangkai menjadi jawaban untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa:

1. Pembelajaran inkuiri terbimbing hendaknya diterapkan dalam pembelajaran kimia, terutama pada materi hidrolisis garam karena terbukti efektif dalam meningkatkan keterampilan mengkonstruksi argumen dan memberikan alasan.


(32)

2. Agar penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing berjalan efektif, hendaknya guru menguasai materi dan langkah-langkah pembelajaran, serta guru harus memiliki kreativitas dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran.

3. Agar penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing berjalan maksimal, perlu adanya perbaikan mutu kurikulum yang sesuai dengan standar SMA.


(33)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, A. 2007. Memahami Berpikir Kritis. Makalah. [online] http://researchengines.com/1007arief3.html

Arifin, M. dkk. 2003. Strategi Belajar Mengajar Kimia. Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Bandung.

Arikunto, S. 1997. Penilaian Program Pendidikan. Edisi III. Bina Aksara. Jakarta.

Aziz, A. 2010. Uji Dua Sampel. Makalah. [online] blog.uin-malang.ac.id/ abdulaziz/files/2010/.../Uji-Dua-Sampel-A.pdf.

Ennis. R. H. 1989. Critical Thingking. Prentice Hall, Inc. New Jersey. Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Universitas Negeri Surabaya. Liliasari. 1996. Beberapa Pola Berpikir dalam Pembentukan Pengetahuan oleh

Siswa SMA. Sebuah Studi tentang Berpikir Konsep. Sekolah Pasca Sarjana IKIP. Bandung.

Pannen, P., Dina Mustafa, dan Mestika Sekarwinahyu. 2001. Konstruktivisme Dalam Pembelajaran. Dikti. Jakarta.

Roestiyah. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. Sudjana, N. 2002. Metode Statistika Edisi keenam. PT. Tarsito. Bandung. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Alfabeta.

Bandung.

Syafi’i, A. 2012. Penerapan Model Inkuiri Terbimbing Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi. Skripsi. [online] www/perpusBaru/ptk/db.php

Tan, O.S. 2003. Problem-Based Learning Innovation. Singapore: Thomson Learning


(34)

Tim Penyusun. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. BSNP. Jakarta Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran inovatif Berorientasi konstruktivisme.

Prestasi Pustaka Publisher. Jakarta.

_____. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.


(35)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKONSTRUKSI

ARGUMEN DAN MEMBERIKAN ALASAN PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

Skripsi

Oleh

Ari Kurnia Efendi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(36)

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata kelak di kemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam per-nyataan saya diatas, maka saya akan bertanggungjawab sepenuhnya.

Bandar Lampung, November 2012

Ari Kurnia Efendi NPM 0813023020


(37)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKONSTRUKSI

ARGUMEN DAN MEMBERIKAN ALASAN PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

Oleh

ARI KURNIA EFENDI

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas dan karakteristik model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi hidrolisis garam dalam meningkatkan keterampilan mengkonstruksi argumen dan memberikan alasan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Gadingrejo semester Genap Tahun Ajaran 2011-2012 dengan kelas XI IPA 3 dan kelas XI IPA 4 sebagai sampel.

Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan Non Equivalent Control Group Design. Efektivitas model pembelajaran inkuiri terbimbing diukur berdasarkan peningkatan N-gain yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan nilai rerata N-gain keterampilan mengkonstruksi argumen untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing 0,61 dan 0,35; serta rerata N-gain keterampilan memberikan alasan untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing 0,56 dan 0,29. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji perbedaan dua rata-rata dengan rumus statistik uji-t. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa keterampilan


(38)

yang diterapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi daripada siswa yang diterapkan pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing efektif dalam

meningkatkan keterampilan mengkonstruksi argumen dan memberikan alasan pada materi hidrolisis garam.

Kata kunci : Model pembelajaran inkuiri terbimbing, Keterampilan mengkonstruksi argumen, Keterampilan memberikan alasan


(39)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKONSTRUKSI

ARGUMEN DAN MEMBERIKAN ALASAN PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

Oleh

ARI KURNIA EFENDI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(40)

Judul Skripsi : EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKONSTRUKSI ARGUMEN DAN MEMBERIKAN ALASAN PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

Mahasiswa : Ari Kurnia Efendi Nomor Pokok Mahasiswa : 0813023020 Program Studi : Pendidikan Kimia Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dra. Ila Rosilawati, M.Si Dr. Noor Fadiawati, M.Si. NIP 196507171990032001 NIP 196608241991112001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si. NIP 196710041993031004


(41)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dra. Ila Rosilawati, M.Si ______________

Sekretaris : Dr. Noor Fadiawati, M.Si. ______________

Penguji

Bukan Pembimbing : Dra. Nina Kadaritna, M.Si ______________ 2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003


(42)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogatama, pada tanggal 17 Januari 1991, anak pertama dari dua bersaudara buah hati dari pasangan Bapak Waris Budiarto dan Ibu Umi Asriah.

Penulis mengawali pendidikan pada tahun 1995 di Taman Kanak-Kanak Darma Wanita Bumi Dipasena Mulia yang diselesaikan tahun 1996, Sekolah Dasar Negeri 1 Bogatama yang diselesaikan tahun 2002. SMP Negeri 1 Penawar Tama yang diselesaikan pada tahun 2005, dan SMA Negeri 1 Metro yang diselesaikan tahun 2008. Kemudian pada tahun 2008 terdaftar sebagai mahasiswa di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri).

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi Laboran serta Asisten Praktikum Kimia Dasar, Kimia Organik I, Kimia Organik II dan Pengelolaan Laboratorium Kimia Sekolah. Pada tahun 2011, penulis mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang terintegrasi dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di SMA Negeri 1 Way Serdang, Kecamatan Way Serdang, Kabupaten Mesuji.


(43)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang selalu memberikan limpahan rahmat

dan karunia-Nya. Dengan segala kerendahan hati saya persembahkan

lembaran-lembaran sederhana ini kepada:

Teristimewa untuk Ayah dan Ibu saya tercinta...

Adik saya tercinta yang telah memberikan dukungan yang tiada henti

kepada saya..


(44)

MOTTO

Kita tidak harus menjadi pahlawan yang luar biasa untuk memenangkan

kompetisi. Menjadi orang biasa yang penuh motivasi itu sudah cukup.

Keajaiban akan datang pada mereka yang memiliki keinginan untuk melakukan

hal itu.

(Emporia Ivankov)

Hidup bukan tentang mendapatkan apa yang kamu inginkan, tapi tentang

menghargai apa yang kamu miliki, dan sabar menanti apa yang akan

menghampiri.


(45)

iii SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohim.

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dalam Meningkatkan Keterampilan Mengkontruksi Argumen dan Memberikan Alasan pada Materi Hidrolisis Garam” dapat diselesaikan dengan segenap kemampuan dan

keterbatasan yang ada. Shalawat serta salam juga semoga selalu tercurah pada Rasullulah Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta umat-Nya yang senantiasa istiqomah di jalan-Nya.

Melalui kesempatan ini, diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia dan sebagai dosen pembimbing II.

4. Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si. selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan saran dan kritikan dalam penyusunan skripsi ini agar menjadi lebih baik.


(46)

iv 6. Bapak Drs. Tasviri Efkar, M.S., yang telah memberikan banyak pelajaran,

bimbingan, dan pengalaman berharga selama bekerjasama di Laboratorium. 7. Seluruh Dosen dan staf di Jurusan Pendidikan MIPA khususnya Program

Studi Pendidikan Kimia Universitas Lampung.

8. Ibu Dra. Hermin Budiarsi, M.Pd., selaku kepala SMAN 1 Gadingrejo yang telah memberikan izin penulis untuk melaksanakan penelitian.

9. Ibu Itin Setyaningsih, S.Pd., selaku guru mitra atas kerjasama dan bimbingannya selama penulis melakukan penelitian.

10.Sekumpulan mahasiswa pendidikan kimia yaitu Tohir ahmad, Toro sudira, Joni partner, Andri oegan, Galih mbek, Rendi exe, Deny penyol, muh Gede, Olan nyot2, Johan geblek, Nasirin nda, kang Asep, om Aria. Ada juga mas Arief, mas Eko, mas Puri, mas Mbenk, kang Wasito serta Ralek cupu.

11.Teman-teman lain yaitu Joko jabrik, Yahya zaini, Fata plepoh, Sofyan kupank, Doddy stw, Jale telek, m3 Ugie, om Udin, Hengki ochan, Ardi serta Rudi. 12.Teman-teman Pendidikan Kimia 08, ada Ria & Irma (teman penelitian), ada

Usep, Sulas & Della (teman PPL & KKN), lalu ada Febri, Ena, Vera, Rizky, Janwar, Diky, Mahfudz, Alan, Obed, Andrian dan semuanya angkatan 08 yang telah menjalani susah senang bersama selama masa kuliah ini.

13.Adik-adik tingkat di Pendidikan Kimia, ada Woro, Anggi, Yhaya, Echa, Agung, Rara, Rika, Ratih, Amoy, Wiwit, Zainul, Farhan, Robby, Tina, Milla, Muti, Yuwanti, Nanda, Icha, Hasna, Iga dan Ika, terima kasih atas kebersaman dan kepeduliannya selama ini.


(47)

v Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi baik yang diberikan. Disadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, namun diharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, November 2012 Penulis,


(48)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Prosedur pelaksanaan penelitian ... 25

2. Rerata N-gain keterampilan mengkonstruksi argumen dan memberikan alasan


(49)

vi DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Pembelajaran Konstruktivisme ... 7

B. Inkuiri Terbimbing. ... 8

C. Keterampilan Berpikir Kritis……… ... 11

D. Kerangka Berpikir ... .. 17

E. Anggapan Dasar ... 18

F. Hipotesis Umum ... 18

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 19

A. Populasi Dan Sampel Penelitian ... . 19


(50)

vii

C. Data Penelitian ... 20

D. Rancangan Penelitian ... 20

E. Instrumen Penelitian ... 21

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 22

G. Teknik Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis ... 26

1. Teknik Analisis Data ... 26

2. Pengujian Hipotesis ... 26

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31

A. Hasil Penelitian dan Analisis Data ... 31

B. Pembahasan... 36

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 44

A. Simpulan ... 44

B. Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 46

LAMPIRAN 1. Silabus Kelas Eksperimen ... 49

2. Silabus Kelas Kontrol ... 53

3. RPP Kelas Eksperimen ... 56

4. RPP Kelas Kontrol ... 79

5. Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen ... 88

6. Kisi-kisi, Soal dan Rubrik Penilaian Pretes ... 118

7. Kisi-kisi, Soal dan Rubrik Penilaian Postes ... 127

8. Nilai Siswa ... 136

9. Lembar Penilaian Aktivitas Siswa ... 138


(51)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tahap pembelajaran inkuiri terbimbing ... 10

2. Unsur-unsur kemampuan berpikir kritis ... 13

3. Kemampuan kerpikir kritis menurut Ennis ... ... 15

4. Desain penelitian ... ... 20


(1)

iv

5.

Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si., selaku dosen penguji yang telah memberikan

saran dan kritikan dalam penyusunan skripsi ini agar menjadi lebih baik lagi.

6.

Bapak Drs. Tasviri Efkar, M.S., yang telah memberikan banyak pelajaran,

bimbingan, dan pengalaman berharga selama bekerjasama di Laboratorium.

7.

Seluruh Dosen dan staf di Jurusan Pendidikan MIPA khususnya Program

Studi Pendidikan Kimia Universitas Lampung.

8.

Ibu Dra. Hermin Budiarsi, M.Pd., selaku kepala SMAN 1 Gadingrejo yang

telah memberikan izin penulis untuk melaksanakan penelitian.

9.

Ibu Itin Setyaningsih, S.Pd., selaku guru mitra atas kerjasama dan

bimbingannya selama penulis melakukan penelitian.

10.

Sekumpulan mahasiswa pendidikan kimia yaitu Tohir ahmad, Toro sudira,

Joni partner, Andri oegan, Galih mbek, Rendi exe, Deny penyol, muh Gede,

Olan nyot2, Johan geblek, Nasirin nda, kang Asep, om Aria. Ada juga mas

Arief, mas Eko, mas Puri, mas Mbenk, kang Wasito serta Ralek cupu.

11.

Teman-teman lain yaitu Joko jabrik, Yahya zaini, Fata plepoh, Sofyan kupank,

Doddy stw, Jale telek, m3 Ugie, om Udin, Hengki ochan, Ardi serta Rudi.

12.

Teman-teman Pendidikan Kimia 08, ada Ria & Irma (teman penelitian), ada

Usep, Sulas & Della (teman PPL & KKN), lalu ada Febri, Ena, Vera, Rizky,

Janwar, Diky, Mahfudz, Alan, Obed, Andrian dan semuanya angkatan 08 yang

telah menjalani susah senang bersama selama masa kuliah ini.

13.

Adik-adik tingkat di Pendidikan Kimia, ada Woro, Anggi, Yhaya, Echa,

Agung, Rara, Rika, Ratih, Amoy, Wiwit, Zainul, Farhan, Robby, Tina, Milla,

Muti, Yuwanti, Nanda, Icha, Hasna, Iga dan Ika, terima kasih atas kebersaman

dan kepeduliannya selama ini.


(2)

v

14.

Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta

berkenan membalas semua budi baik yang diberikan. Disadari bahwa skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan, namun diharapkan semoga skripsi ini bermanfaat

bagi kita semua.

Bandar Lampung, November 2012

Penulis,


(3)

ix DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Prosedur pelaksanaan penelitian ... 25 2. Rerata N-gain keterampilan mengkonstruksi argumen dan memberikan alasan siswa di kelas kontrol dan ekperimen. ... 33


(4)

vi DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Pembelajaran Konstruktivisme ... 7

B. Inkuiri Terbimbing. ... 8

C. Keterampilan Berpikir Kritis……… ... 11

D. Kerangka Berpikir ... .. 17

E. Anggapan Dasar ... 18

F. Hipotesis Umum ... 18

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 19

A. Populasi Dan Sampel Penelitian ... . 19


(5)

vii

C. Data Penelitian ... 20

D. Rancangan Penelitian ... 20

E. Instrumen Penelitian ... 21

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 22

G. Teknik Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis ... 26

1. Teknik Analisis Data ... 26

2. Pengujian Hipotesis ... 26

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31

A. Hasil Penelitian dan Analisis Data ... 31

B. Pembahasan... 36

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 44

A. Simpulan ... 44

B. Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 46

LAMPIRAN 1. Silabus Kelas Eksperimen ... 49

2. Silabus Kelas Kontrol ... 53

3. RPP Kelas Eksperimen ... 56

4. RPP Kelas Kontrol ... 79

5. Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen ... 88

6. Kisi-kisi, Soal dan Rubrik Penilaian Pretes ... 118

7. Kisi-kisi, Soal dan Rubrik Penilaian Postes ... 127

8. Nilai Siswa ... 136

9. Lembar Penilaian Aktivitas Siswa ... 138


(6)

viii DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tahap pembelajaran inkuiri terbimbing ... 10

2. Unsur-unsur kemampuan berpikir kritis ... 13

3. Kemampuan kerpikir kritis menurut Ennis ... ... 15

4. Desain penelitian ... ... 20


Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYEBUTKAN CONTOH DAN MENGEMUKAKAN KESIMPULAN SERTA HIPOTESIS PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

0 8 58

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBERIKAN PENJELASAN SEDERHANA DAN MENERAPKAN KONSEP YANG DAPAT DITERIMA

0 19 51

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGINTERPRETASI SUATU PERNYATAAN DAN KEMAMPUAN UNTUK MEMBERIKAN ALASAN PADA MATERI LAJU REAKSI

0 7 39

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN PADA MATERI LAJU REAKSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBERIKAN ALASAN

2 5 36

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI KOLOID DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR FLEKSIBEL

0 6 45

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI KOLOID DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR LANCAR

0 12 42

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI KOLOID DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR ORISINIL

0 45 223

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI KOLOID DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBERIKAN PENJELASAAN SEDERHANA DAN PENGUASAAN KONSEP

0 2 45

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI ASAM BASA DAN GARAM DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN KLASIFIKASI DAN KOMUNIKASI

0 4 53

PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM.

0 3 22