PELAKSANAAN PERIZINAN TERHADAP IZIN USAHA KAFE DI KOTA YOGYAKARTA

(1)

PELAKSANAAN PERIZINAN TERHADAP IZIN USAHA KAFE DI

KOTA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh

Nama : NOVAN FERNANDO

NIM. : 20110610108

Program Studi : Ilmu Hukum

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

PELAKSANAAN PERIZINAN TERHADAP IZIN USAHA

KAFE DI KOTA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh

Nama : NOVAN FERNANDO

NIM. : 20110610108

Program Studi : Ilmu Hukum

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

HALAMAN KEASLIAN PENULISAN SKRIPSI

Bismillahirrahmanirrahim

Yang bertanda tangan di bawah ini saya :

Nama : NOVAN FERNANDO

NIM. : 20110610108 Program Studi : Ilmu Hukum

Judul Skripsi : Pelaksanaan Perizinan Terhadap Izin Usaha Kafe di Kota Yogyakarta.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan Skripsi ini berdasarkan hasil penelitian, pemaparan dan pemikiran asli dari saya sendiri. Jika di dalamnya terdapat karya orang lain, saya menulis dan mencantumkan sumbernya sesuai aturan penulisan.

Apabila dikemudian hari ternyata terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademis berupa pencabutan gelar sarjana S1 yang telah saya peroleh karena karya skripsi ini, serta menerima sanksi lainnya sesuai peraturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Yogyakarta, 22 November 2016 Yang menyatakan,


(4)

MOTTO

Hanya kebodohan meremehkan pendidikan.

(P.Syrus)

Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah dilaksanakan/diperbuatnya

(Ali Bin Abu Thalib)

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.


(5)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

1. Ayahanda Muh.Raharja dan Ibunda Sri Subaryanti ku tercinta yang telah tulus mencintai, mendidik, merawat dan merelakan dengan tulus penuh kasih sayang,serta yang senantiasa memotifasi dan dorongan yang tiada henti demi keberhasilan anakmu ini.

2. Adikku Doni Reza Nur Hidayat yang selalu memberi semangat dan memotifasi.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAK ... xi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKSANAAN PERIZINAN TERHADAP IZIN USAHA KAFE DI KOTA YOGYAKARTA A. Perizinan ... 7

B. Kafe ... 15 BAB III. METODE PENELITIAN


(7)

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Data Penelitian ... 27

C. Metode Pengumpulan Data ... 28

D. Narasumber dan Responden ... 28

E. Lokasi Penelitian ... 29

F. Teknik Analisis Data ... 29

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan perizinan terhadap izin usaha kafe di Kota Yogyakarta ... 30

B. Hambatan yang dihadapi oleh pemerintah Kota Yogyakarta dalam pelaksanaan perizinan terhadap izin usaha kafe di Kota Yogyakarta ... 53

C. Pembahasan ... 55

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Simbol Kota Yogyakarta ... 36 Gambar 2. Struktur Organisasi Dinas Perizinan Yogyakarta... 49 Gambar 3. Mekanisme Pelayanan Perijinan ... 50


(9)

(10)

xi ABSTRAK

Novan Fernando, 2016, Skripsi berjudul Pelaksanaan perizinan terhadap izin usaha kafe di Kota Yogyakarta. Program Studi Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pelaksanaan perizinan terhadap izin usaha kafe di Kota Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum empiris, yaitu penelitian yang berfokus pada pemerintah kota Yogyakarta.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Pelaksanaan perizinan terhadap izin usaha kafe di Kota Yogyakarta berpedoman pada Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 4 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan. Untuk melakukan sosialisasi menggunakan fasilitas website http://perizinan. jogjakota.go.id. 2) Hambatan yang dihadapi oleh pemerintah Kota Yogyakarta dalam pelaksanaan perizinan terhadap izin usaha kafe di Kota Yogyakarta tidak ditemukan secara prinsip karena selama persyaratan yang dibutuhkan Dinas Perizinan dipenuhi pemilik kafe maka ijin dapat segera diterbitkan.


(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia sebagai negara yang berkembang yang saat ini sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di desa maupun di kota. Pembangunan yang dilakukan merupakan rangkaian gerakan perubahan menuju kearah yang lebih maju. Hal ini tentunya dengan maksud mewujudkan terciptanya suatu lingkungan masyarakat yang adil dan makmur di dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia.1 Salah satu Kota yang sedang giat–giatnya melaksanakan pembangunan yaitu Kota Yogyakarta.

Kota Yogyakarta merupakan Kota pelajar dan tempat Pariwisata. Pariwisata bagi Kota Yogyakarta seakan-akan telah menjadi hal yang utama. Dengan kehidupan adat yang masih sangat kental dan banyaknya obyek wisata di Kota Yogyakarta sangat mampu untuk menarik minat orang dari luar kota untuk datang berkunjung ke kota tersebut. Setiap musim liburan ataupun hanya sebatas liburan akhir pekan saja, Kota Yogyakarta dapat dipastikan dibanjiri oleh para wisatawan domestik. Bahkan gaung indahnya berwisata ke Kota Yogyakarta tidak hanya sebatas di dalam negeri saja, melainkan juga sampai ke luar negeri. Hal ini dapat dilihat dengan tingkat kunjungan wisatawan mancanegara ke Kota Yogyakarta yang sangat tinggi untuk setiap

1

Asrul hasyarudin, perkembangan industri terhadap perekonomian diIndonesiadiakses tanggal28 Mei 2015 jam 16.30


(12)

2

musim liburannya. Dari tahun ke tahun Kota Yogyakarta mengalami pertumbuhan yang sangat pesat terutama dalam hal pembangunan ekonominya.

Kota Yogyakarta banyak bermunculan tempat–tempat Hiburan yang bergaya metropolis, sehingga dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang berkunjung ke Kota Yogyakarta. Mengingat potensi Kota Yogyakarta yang cukup besar dalam kepariwisataannya. Maka tidak sedikit para pengusaha tertarik untuk berinvestasi dan mendirikan suatu tempat usaha. Salah satunya yaitu dengan mendirikan usaha kafe yang biasanya seseorang datang ke kafe untuk menghilangkan rasa penat. Dalam mendirikan suatu usaha terlebih dahulu harus memenuhi bebrapa prosedur, salah satunya yaitu izin yang diberikan oleh pemerintah setempat.

Izin adalah salah satu instrumen pemerintah sebagai sarana Yuridis yang digunakan untuk mengendalikan tingkah laku para warganya. Izin yaitu suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan Undang–undang atau Peraturan Pemerintah, untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan– ketentuan larangan peraturan perundang–undangan. Dengan memberi izin, penguasa memperkenankan orang yang memohonnya untuk melakukan tindakan–tindakan tertentu yang sebenarnya dilarang.2 Hal ini menyangkut perkenaan bagi tindakan yang demi kepentingan umum mengharuskan pengawasan khusus atasnya.

2


(13)

3

Izin digunakan penguasa sebagai instrumen untuk mempengaruhi hubungan dengan warga agar mau mengikuti cara yang dijalankan guna mencapai tujuan yang konkrit, agar rencana pembangunan di kota dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, dengan itu maka diperlukan suatu alat pengendali yang dapat berfungsi secara efektif dan menanggulangi perkembangan yang terencana dan tidak menganggu lingkungan sekitarnya dengan ditegakkannya aturan-aturan yang telah ditetapkan juga sanksi terhadap pelanggaran yang terjadi.3 Dalam hal ini lembaga pemberi izin memegang peranan penting dalam mengendalikan kegiatan pembangunan dan perilaku para penerima izin, segala bentuk kegiatan dan usaha yang bergerak dalam bidang apapun di Kota Yogyakarta wajib memiliki izin usaha sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 2 tahun 2005 tentang izin gangguan (HO), dengan hal tersebut disebabkan hampir semua kegiatan usaha betapapun kecilnya akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitarnya.

Peraturan perizinan sebagai instrumen pemerintahan, antara pemerintah dan masyarakat yang terjadi adanya hubungan timbal balik kepada masyarakat. Pemerintah mengatur dan mengawasi kehidupan di masyarakat, pengawasan kepada masyarakat dilakukan melalui pengaturan dengan mengadakan pembatasan–pembatasan tertentu kepada aktivitas masyarakat. Tugas pemerintah tersebut dimaksudkan agar masyarakat dapat terkendali dan terarah dalam melakukan kegiatan.4

4

Nirahua Salmon, 2013, Hukum Perizinan “Pengelolaan Sumber Daya Alam di Wilayah Laut


(14)

4

Kota Yogyakarta yang merupakan salah satu kota yang penduduknya padat tentu tidak luput dari tuntutan perkembangan kota, pembangunan– pembangunan serta tuntutan dari kebutuhan warga yang sebagian besar yang bergaya hidup seperti di kota-kota besar. Hal tersebut karena banyak pendatang-pendatang yang datang dari berbagai daerah dan para wisatawan yang datang dari mancanegara. Mereka menginginkan suatu tempat untuk melepaskan kejenuhan dan lebih untuk bersantai sejenak. Salah satu tempat hiburan tersebut adalah tempat hiburan kafe yaitu usaha jasa yang menyediakan makanan dan minuman yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan dan penyajian.5

Untuk dapat mendirikan tempat usaha kafe, para pengusaha haruslah dapat memperoeh izin usaha dari lembaga perizinan, serta wajib mematuhi beberapa prosedur yang telah ditentukan. Dalam Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 4 tahun 2010 tentang penyelenggaraan kepariwisataan dijelaskan dalam Pasal 19 bahwa usaha jasa makanan dan minuman digolongkan menjadi :

a. Restoran b. Jasa Boga c. Kafe

d. Kedai Minum

Jenis–jenis usaha tertentu harus memenuhi kewajiban izin secara khusus, di antaranya jenis–jenis usaha yang harus memenuhi persyaratan khusus yaitu

5


(15)

5

sebagaimana yang telah dipaparkan dalam Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2005 didalam Pasal 2 ayat (1) adalah

a. Minuman Beralkohol b. Diskotek dan Sejenisnya

c. Permainan Ketangkasan dan Sejenisnya d. Karaoke dan Sejenisnya

e. Panti Pijat, Mandi Uap, Shalter, dan Sejenisnya

Akan tetapi bertambah banyaknya usaha kafe di Kota Yogyakarta ini menyebabkan persaingan semakin ketat dan tidak sehat, kurang mengertinya masyarakat akan pentingnya suatu izin dalam mendirikan bangunan juga kurangnya pengawasan dari pihak yang berwenang atas izin tersebut menjadi masalah yang timbul sebagai suatu pelanggaran izin. Untuk itulah pembangunan yang terencana bertahap dan berkesinambungan dapat mencapai kemajuan dalam berbagai sektor investasi, perindustrian, perdagangan, koperasi, pertanian, ketahanan pangan dan kepariwisataan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan perizinan terhadap izin usaha kafe di Kota Yogyakarta?

2. Apa hambatan yang dihadapi oleh pemerintah KotaYogyakarta dalam pelaksanaan perizinan terhadap izin usaha kafe di Kota Yogyakarta?


(16)

6

C. Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan didalam bentuk penulisan skripsi ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan perizinan terhadap izin usaha kafe diKota Yogyakarta.

2. Untuk mengetahui hambatan–hambatan pemerintah dalam pelaksanaan perizinan terhadap izin usaha kafe di Kota Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Untuk menambah perbendaharaan atau bahan pustaka dalam pengetahuan ilmu pengetahuan khususnya hukum perizinan.

2. Secara Praktis

Skripsi ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan atau sumbang saran bagi pemerintah Kota Yogyakarta dalam hal izin usaha.


(17)

(18)

BAB II

TINJAUAN UMUM PELAKSANAAN PERIZINAN TERHADAP IZIN USAHA KAFE DI KOTA YOGYAKARTA

A. Perizinan

1. Pengertian Perizinan

Izin adalah suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang– undang atau peraturan pemerintah untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan ketentuan larangan perundangan. selain pengertian tersebut, ada dua pengertian izin yaitu izin arti dalam luas dan dalam arti sempit. Pengertian izin dalam arti luas yaitu suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang–undang atau peraturan pemerintah untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari larangan ketentuan peraturan perundang–undangan dalam hal ini menyangkut dalam hal kepentingan umum.

Pengertian Izin dalam arti sempit (Vergunning) yaitu pengikatan aktivitas–aktivitas pada suatu peraturan izin, pada umumnya didasarkan pada keinginan–keinginan para pembuat undang–undang untuk mencapai suatu tatanan tertentu atau untuk menghalangi keadaan–keadaan yang buruk. Tujuannya untuk mengatur tindakan–tindakan yang oleh pembuat undang– undang tidak seluruhnya dianggap tercela, namun ia menginginkan dapat melakukan pengawasan sekedarnya dengan memberikan batas–batas tertentu bagi tiap kasus.

Izin yang diberikan oleh penguasa sangat berpengaruh terhadap aktivitas–aktivitas masyarakat karena izin tersebut memperkeenankan orang


(19)

yang memohonnya untuk melakukan tindakan–tindakan tertentu yang sebenarnya dilarang. Hal ini menyangkut bagi suatu tindakan yang demi kepentingan umum mengharuskan pengawasan khusus.

Beberapa pengertian tentang izin diatas ada definisi lainnya yaitu dalam kamus istilah hukum bahwa izin dijelaskan sebagai perkenaan/izin dari pemerintah berdasarkan undang–undang atau peraturan pemerintah yang disyaratkan untuk perbuatan yang pada umumnya memerlukan pengawaasan khusus, tetapi yang pada umumnya tidaklah dianggap sebagai hal–hal yang sama sekali tidak dikehendaki.1

Ateng Syafrudin menyatakan bahwa izin bertujuan dan berarti menghilangkan halangan, hal yang dilarang menjadi sesuatu yang diperbolehkan, dengan hal lain sebagai peniadaan ketentuan larangan umum dalam peristiwa kongkrit.

Menurut Sjachran Basah, izin adalah perbuatan hukum administrasi Negara bersegi satu yang mengaplikasikan peraturan dalam hal kongkrit berdasarkan persyaratan dan prosedur sebagaimana yang telah ditetapkan oleh peraturan perundang–undangan.

Vander Pot mengemukakan bahwa izin adalah tindakan perbuatan peraturan yang secara umum tidak dibenarkan, akan tetapi memperkenaankannya dengan memenuhi cara–cara yang dktentukan untuk masing–masing hal kongkrit dalam pengertian sederhana, proses pemberian izin yang diberikan adalah kumpulan kegiatan yang di dalamnya menguji

1Ridwan HR, “Hukum Administrasi Negara


(20)

dam memerikasa suatu obyek izin dengan kriteria yang secara subtantif sangat bergantung kepada pihak yang berkepentingan atas obyek tersebut.2 2. Fungsi dan Tujuan Perizinan

Izin sebagai alat yang digunakan oleh peguasa dalam hal ini pemerintah untuk mempengaruhi warga agar mau mengikuti cara yang dianjurkan agar mencapai suatu tujuan yang kongkrit. Sebagai suatu alat, izin berfungsi selaku ujung tombak instrumen hukum sebagai pengarah, perekayasa dan perancang masyarakat adil dan makmur, selain itu izin dapat diletakkan dalam fungsi menertibkan masyarakat.

Tujuan dari perizinan diantaranya sebagai berikut :

a. Keinginan mengendalikan aktivitas–aktivitas tertentu. Dalam hal ini contohnya izin mendirikan bangunan

b. Mencegah bahaya bagi lingkungan

c. Keinginan untuk melindungi obyek–obyek tertentu d. Hendak membagi benda–benda yang sedikit

e. Pengarahan, dengan menyeleksi orang–orang dan aktifitas tertentu

Berdasarkan tujuan yang telah dipaparkan diatas maka dapat disimpulkan bahwa izin digunakan oleh penguasa sebagai alat untuk mempengaruhi para warga masyarakatnya agar menuruti cara yang telah dianjurkan untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.

2 N.M. Spelt dan J.M.J.M. ten berge, “Pengantar Hukum Perizinan

, disunting oleh Philipus M.Hadjon Yuridika 1993


(21)

3. Aspek yuridis dan unsur–unsur perizinan

Berdasarkan pemaparan yang disampaikan oleh para ahli melalui beberapa pendapat mereka,dapat disebutkan bahwa izin yaitu suatu perbuatan pemerintah bersegi satu berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk diterapkan pada peristiwa konkret menurut prosedur-prosedur dan persyaratan tertentu. Dari pengertian ini ada beberapa unsur dalam perizinan, yaitu diantaranya :

a. Instrumen yuridis, yang dimaksud dalam hal itu adalah dalam Negara hukum modern, tugas kewenangan pemerintah tidak hanya sekedar menjaga ketertiban dan keamanan, tetapi juga mengupayakan kesejahteraan umum. Tugas dan kewenangan pemerintah untuk menjaga ketertiban dan keamanan merupakan tugas yang sampai saat ini masih dipertahankan. Dalam rangka melaksanakan tugas kepada pemerintah diberikan wewenang dalam bidang pengaturan, dari fungsi pengaturan muncul beberapa instrumen yuridis untuk menghadapi peristiwa individu dan konkret yaitu dalam bentuk ketetapan. Sesuai dengan sifatnya yaitu individual dan konkret, ketetapan tersebut merupakan ujung dari instrumen hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan, atau sebagai norma penutup dalam rangkaian norma hukum. Salah satu wujud dari ketetapan tersebut adalah izin.

Berdasarkan jenis-jenis ketetapan yang bersifat konstitutif yaitu ketetapan yang menimbulkan hak baru yang sebelumnya tidak dimiliki oleh seseorang yang namanya tercantum dalam ketetapan tersebut, atau


(22)

ketetapan yang memperkenankan sesuatu yang sebelumnya tidak dibolehkan.Pada umumnya sistem perizinan terdiri atas suatu larangan, persetujuan yang merupakan dasar perkecualian dan ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan izin. Dibawah ini adalah bagian pokok dari system izin :

1) Larangan

2) Persetujuan yang merupakan dasar pengecualian 3) Ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan izin

b. Peraturan perundang-undangan, salah satu prinsip dalam Negara hukum adalah pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan dengan kata lain bahwa setiap tindakan hukum pemerintahan baik dalam menjalankan fungsi pengaturan maupun fungsi pelayanan harus didasarkan pada wewenang yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Pembuatan dan penerbitan ketetapan izin merupakan tindakan hukum pemerintahan sebagai suatu tindakan hukum, maka haruslah ada wewenang yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan.Tanpa adanya dasar wewenang, maka tindakan hukum itu menjadi tidak sah.Oleh karena itu, dalam hal membuat dan menerbitkan izin harus didasarkan pada wewenang yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku, karena tanpa adanya dasar wewenang maka ketetapan izin tersebut menjadi tidak sah.


(23)

Pemerintah memperoleh wewenang untuk mengeluarkan izin itu ditentukan secara tegas dalam peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar perizinan tersebut. Tetapi dalam penerapannya, menurut Marcus Lukman kewenangan pemerintah dalam bidang izin itu bersifat diskresionare power atau berupa kewenangan bebas, dalam arti kepala pemerintah diberi kewenangan untuk mempertimbangkan atas dasar inisiatif sendiri hal-hal yang berkaitan dengan izin, contohnya tentang kondisi yang memungkinkan suatu izin dapat diberikan kepada pemohon, bagaimana mempertimbangkan kondisi-kondisi tersebut. d. Organ pemerintah merupakan organ yang menjalankan urusan

pemerintahan baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah. Banyaknya organ pemerintah yang berwenang memberikan izin dapat menyebabkan tujuan dari kegiatan yang membutuhkan izin tertentu menjadi terhambat, bahkan tidak mencapai sasaran yang hendak di capai. Hal tersebut berarti campur tangan pemerintah dalam bentuk regulasi perizinan dapat menimbulkan kejenuhan bagi pelaku kegiatan yang membutuhkan izin. Keputusan-keputusan pejabat sering membutuhkan waktu lama, misalnya pengeluaran izin membutuhkan waktu berminggu-minggu, sementara dunia usaha perlu berjalan dengan cepat. Biasanya dalam sistem perizinan dilakukan deregulasi, yang mengandung arti peniadaan berbagai peraturan perundang-undangan yang di pandang berlebihan, karena peraturan perundang-undangan yang berlebihan tersebut pada umumnya berkenaan dengan campur


(24)

tangan pemerintah atau negara, maka deregulasi tersebut pada dasarnya bermakna mengurangi campur tangan pemerintah atau Negara dalam hal kemasyarakatan tertentu.

e. Peristiwa konkret artinya peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu, orang tertentu, tempat tertentu, dan fakta hukum tertentu. Karena peristiwa konkret ini beragam sejalan dengan keragaman perkembangan masyarakat, maka izin pun memiliki berbagai keragaman. Izin yang jenisnya beragam itu dibuat dalam proses dan prosedurnya tergantung dari kewenangan pemberi izin.

f. Prosedur dan persyaratan

Prosedur dan persyaratan perizinan berbeda-beda tergantung jenis izin dan instnsi pemberi izin menurut soehino, syarat-syarat izin bersifat konstitutif dan kondisional.Bersifat konstitutif yaitu dalam hal izin itu di tentukan suatu perbuatan konkret, dan apabila tidak dipenuhi dapat dikenakan sanksi.Sedangkan sifat kondisional yaitu penilaian tersebut baru dpat dilihat dan dinilai setelah perbuatan atau tingkah laku yang disyaratkan terjadi.Penentuan prosedur dan persyaratan perizinan ini dilakukan secara sepihak oleh pemerintah, meskipun demikian pemerintah tidak boleh menentukan prosedur dan persyaratan tersebut menurut kehendaknya sendiri, tetapi harus sejalan dengan peraturan perundang-undangan yang menjadi syarat perizinan tersebut.


(25)

4. Bentuk dan isi izin

a. Izin bentuknya akan tertulis yang berupa surat keputusan perizinan. Dalam surat keputusan perizinan akan berisi hal-hal sebagai berikut: b. Organ pemerintah yang memberi izin

c. Siapa yang memperoleh izin d. Untuk apa izin diberikan

e. Alasan-alasan yang mendasari pemberiannya f. Ketentuan, pembatasan dan syarat

g. Pemberitahuan tambahan

Bentuk-bentuk izin yaitu bentuk-bentuk izin yang umumnya ada dikalangan masyarakat ada 4 yang terdiri dari :

a. Izin (vergunning) merupakan peningkatan aktivitas-aktivitas pada suatu peraturan izin yang pasa dasarnya didasarkan pada keinginan pembuat undang-undang untuk mencapai tatanan tertentu atau menghilangkan keadaan yang buruk.

b. Dispensasi yaitu pengecualian atau larangan sebagai aturan umum karena keadaan khusus pada peristiwa tertentu.

c. Lisensi yaitu izin untuk perorangan atau perusahaan yang berpindah adalah hak monopoli pemerintah dalam memberikan pelayanan.

d. Konsensi yaitu izin khusus yang di berikan kepada suatu bentuk perusahaan yang berpindah adalah hak biasa.


(26)

B. Kafe

1. Pengertian Kafe

Kafe merupakan tempat hiburan yang menyediakan minuman berupa kopi dan sejenisnya yang pengunjungnya dihibur dengan musik atau tempat informasi yang menyediakan makanan dan minuman ringan.

Pengertian Kafe Menurut Peraturan Walikota Kota Yogyakarta Nomor 4 Tahum 2010 pasal 4 Kafe adalah suatu usaha penyediaan makanan ringan dan minuman ringan dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, dan atau penyajian di dalam 1 (satu) tempat tetap dan tidak berpindah-pindah.

Kafe merupakan suatu tipe restoran yang biasanya menyediakan tempat duduk didalam dan diluar ruangan. Kafe tidak menyajikan makanan berat namun lebih berfokus pada menu makanan ringan seperti kue, roti, dan sup. Untuk minuman biasanya disajikan teh, kopi, juice, serta susu cokelat. Minuman beralkohol tidak disediakan di kafe. Kafe pertama muncul di daerah barat. Istilah kafe paling umum dijumpai di Negara Perancis yang kemudian diadopsi oleh kota-kota di Inggris pada akhir abad ke-19. Istilah kafe (café) berasal dari kata coffee yang berarti kopi. Kafe merupakan tempat yang cocok untuk bersantai, melepas kepenatan, serta bertemu dengan kerabat3.

Biasanya kafe menyediakan menu yang lebih sedikit dibandingkan dengan restoran. Tetapi kafe menawarkan suasana relaksasi bagi para konsumennya yang merasa lelah dan jenuh dengan

3


(27)

kegiatan keseharian mereka yang penuh dengan ketegangan. Kafe di Jogja juga menawarkan suasana relaksasi tersebut. Meskipun bangunannya merupakan sebuah rumah yang dijadikan tempat usaha, namun tetap dapat memberikan nuansa relaksasi dengan terdapatnya berbagai tanaman hias, kolam ikan, serta beberapa balai atau tempat lesehan.

2. Sejarah Kafe

Kata Kafe berasal dari bahasa Perancis yaitu cafe yang berarti coffe dalam bahasa Indonesia kopi atau coffehouse dalam bahasa Indonesia kedai kopi. Kafe pertama kali dibuka di Constantinople, ibukota kerajaan Ottoman, Turki pada tahun 1555. Pembukaannya bertepatan dengan terdapatnya sebuah toko yang menyediakan kopi di distrik Tahtakale, dan mungkin bisa jadi mendapat inspirasi dari sana.

Kopi pertama kali masuk ke Eropa pada tahun 1669 ketika utusan sultan Mohammed IV berkunjung ke Paris, Perancis, dengan membawa berkarung-karung biji misterius yang nantinya dikenal dengan nama coffee.Ketika utusan Sultan meninggalkan Paris pada bulan Mei tahun berikutnya, kebiasaan menikmati kopi yang dikenalkannya pada kaum bangsawan Paris telah menjadi mode baru yang kemudian di tahun 1672 seorang pengusaha muda asal Armenia, yang dikenal dengan nama Pascal menjualnya secara umum, pertama-tama di sebuah pameran besar di Saint Germain dan kemudian di sebuah toko kecil yang berlokasi di Quai de Evole, dimana ia menjual kopi dengan harga dua sol, enam dernier (sekitar dua penny Inggris) satu cangkir.


(28)

Jean de la Rogue adalah orang yang berperan penting dala sejarah kopi di Perancis, ia menulis bahwa ketika tahun 1714 ia berjalan bergegas menuju jalan besar ke arah Jardin des Plants, dimana hampir tidak ada satu kota pun yang tidak memiliki kedai kopi / kafe.

Penyebaran Kafe / Coffe House di Eropa ini terjadi melalui jalur perdagangan, ke wilayah Italia yang dikenal dengan sebutan Caffe yang hanya berbeda penulisan saja. Yang kemudian pada tahun 1839 muncul kata cafetaria dalam bahasa Amerika English yang berasal dari bahasa Mexican Spanish untuk menyebutkan sebuah kedai kopi.

Keberadaan Kafe / café makin lama makin menjamur. Selain mall sebagai tempat jalan-jalan dan ngadem-nya masyarakat perkotaan, café menjadi alternatif tempat nongkrong dan ngrumpi. Café-café yang ada di kota-kota besar lainnya seperti Bandung, Makassar, Yogyakarta, dan Denpasar, yang bukan main banyaknya. Semua ini menandakan bahwa bisnis ini cukup diandalkan dan menjanjikan.

Perkembangan bisnis kafe yang cukup pesat saat ini, tentu tidak bisa dilepaskan dari asal-usul munculnya bisnis ini di Indonesia. Bisnis cafe bermula dari minuman dengan kata-kata yang mirip, yaitu kopi. Ide untuk memodernkan cara meminum kopi memang bukan asli dari Indonesia. Gagasan ini diawali dari langkah bersejarah dari kemunculan Starbucks, yang kemudian membuat masyarakat berpikir bahwa minum kopi pun bisa terlihat berkelas dan 'wah'. Begitu juga ketika Starbucks hadir di Indonesia. Ide brillian warung kopi kelas atas inilah yang lalu


(29)

diadaptasi oleh masyarakat. Sejak saat itu, berbondong-bondong lahirlah cafe-cafe yang menyuguhkan kopi dengan suasana modern. Harga yang jauh lebih mahal dari kopi sachet pun akhirnya bisa ditoleransi dengan alasan kenyamanan dan standard gaya hidup tingkat tinggi yang ingin dimiliki oleh semua orang.

Perlahan namun pasti, acara ngopi di cafe menjadi bagian dari gaya hidup, yang tanpanya seakan membuat kita menjadi kurang gaul dan bahkan terkesan kampungan. Aktivitas ini kemudian menjadi ajang kumpul-kumpul dengan kolega, teman kuliah, arisan, reuni, ngobrol soal bisnis, curhat, dan bahkan meeting. Tapi, lebih dari itu, sebenarnya kini café telah menjadi bagian dari identitas dan eksistensi masyarakat pecintanya. Kopi pun menjadi lebih membaur lagi dengan banyaknya variasi minuman ini, mulai dari pencampuran dengan coklat, susu, krimer, es, dan gula. Ditemani dengan aneka makanan ringan seperti puding, kue, dan bermacam-macam roti yang menemani suasana santai, semakin membuat kegiatan menyesap kopi menjadi lebih elegan. Semua itu untuk memfasilitasi mereka yang ingin turut serta menikmati gaya hidup mewah dan seni minum kopi.

Suasana seperti ini kemudian menjadi peluang yang lebih besar bagi orang-orang yang tergiur manisnya bisnis cafe. Mereka berpendapat bahwa selama masyarakat tidak keberatan dengan harga yang mahal dan menginginkan gaya serta kenyamanan, maka bisnis cafe bisa dikembangkan. Cafe pun menjamur. Tidak hanya fokus pada menu kopi,


(30)

cafe mulai memperluas lingkup pada menu-menu yang lain. Kini, bisa kita temukan cafe yang khusus menyajikan menu es krim, hasil olahan susu, cafe yogurt, coklat, brownies, cookies, dan masih banyak lagi menu-menu yang disajikan di tempat makan berkonsep cafe.

Cafe sendiri merupakan sebuah konsep induk yang kemudian dikembangkan lagi dalam subkonsep tempat makan yang lebih rinci. Dari situ, pemilik cafe lalu memperjelas lagi dengan tema desain ruang yang artistik. Saat ini, nyaris tidak bisa ditemui cafe yang biasa saja tanpa mengusung tema tertentu. Demi kenyamanan dan pengalaman eksklusif para pengunjung, para pemilik cafe berlomba menentukan tema yang unik, cantik, dan dieksekusi dengan kecerdikan para interior designer. Saat ini, tema vintage, retro, dan kampung adalah yang paling banyak digemari. Semua konsep itu dikemas secara apik dan modern, sehingga setiap pengunjung memperoleh suasana berbeda yang tidak akan didapat di tempat lain. Nah, suasana beda inilah yang juga meningkatkan daya saing bisnis café. Semua pengelola berlomba-lomba menciptakan tempat yang memberikan pengalaman dan nuansa baru yang eksklusif. Salah satu tolok ukur keberhasilannya adalah ketika banyak pengunjung yang mulai mengeluarkan ponsel dan berpose.

Selain menu dan konsep tata ruang, café juga harus didukung dengan strategi marketing yang maksimal. Apalagi di kota-kota besar, tempat bisnis hiburan tumbuh pesat, promosi dan taktik pemasaran wajib dikuasai. Tidak hanya promo di momen-momen special, café juga kerap


(31)

menghadirkan entertainment tambahan melalui serangkaian event dan paket-paket khusus. Tidak jarang, pengelola bersedia memberikan space secara gratis, bahkan sengaja menyewa Event Organizer untuk menyiapkan event sebagai daya tarik pengunjung. Pengelola juga membuat harga paket khusus untuk acara tertentu, misalnya ulang tahun. Memang, jika tidak pandai-pandai mengelolanya, bisa dipastikan café tersebut akan tenggelam, seperti yang sering terjadi di banyak café yang hanya modal nekad.4

3. Memulai bisnis Kafe

Di zaman sekarang, banyak kita temui orang-orang yang bersantai di Cafe-cafe yang terdapat pada tempat atau pusat keramaian. Cafe sudah berkembang tidak lagi hanya sebagai tempat menjual makanan dan minuman cepat saji, namun juga telah banyak menawarkan berbagai sajian yang bervariasi, baik berupa hiburan seperti komedi, pertunjukkan musik, atau menawarkan layanan berupa koneksi internet gratis. Untuk menggeluti bisnis cafe, terutama dengan target kalangan muda, tentunya diperlukan beberapa penyesuaian mengikuti perkembangan gaya hidup anak muda masa kini agar cafe tetap selalu ramai dan menguntungkan. Dengan menyajikan suasana cafe yang ekslusif, namun harga yang terjangkau, akan semakin besar peluang cafe untuk dibanjiri oleh pengunjung.

4


(32)

Berikut ini adalah langkah-langkah agar cafe tetap ramai pengunjung meski di tengah persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis cafe. a. Tentukan Lokasi Usaha yang Strategis

Dalam menentukan lokasi yang akan dijadikan tempat bisnis cafe haruslah dengan pertimbangan yang matang. Sebab, lokasi sangatlah menentukan kelangsungan usaha ke depannya. Pilihlah lokasi yang strategis dan dekat dengan pusat keramaian anak muda, seperti sekolah, kampus, dan pusat perbelanjaan.

b. Dapatkan Modal yang Cukup

Tidak dapat dipungkiri, setiap usaha di bidang apapun tentunya membutuhkan modal. Apalagi untuk membangun usaha cafe, modal yang cukup besar pastinya akan dibutuhkan. Pengeluaran di awal pendirian saja untuk sewa tempat, belanja dekorasi, dan perlengkapan lainnya bisa mencapai puluhan bahkan ratusan juta rupiah.

Namun, bukan berarti yang tidak memiliki modal pas-pasan harus memupuskan harapan untuk bisa membangun usaha cafe yang sukses. Hanya saja, butuh strategi yang matang dan usaha yang keras untuk sukses dalam bisnis ini.

c. Perhitungkan Biaya Operasional

Dalam perhitungan keuangan pengelolaan cafe, jauh sebelumnya juga harus menganalisis terlebih dahulu perkiraan biaya operasional yang akan dikeluarkan pada saat usaha berjalan nantinya.


(33)

d. Lakukan Riset Kecil

Ketika hendak membangun bisnis cafe, perlu diawali melakukan sebuah riset kecil, semacam survey untuk mengetahui bagaimana prospek bisnis cafe di daerah yang akan dijadikan usaha kafe.

Misalnya, menu seperti apa yang harus disajikan bagi pengunjung, bagaimana setting suasana interior dan eksterior cafe, dan lain-lain. e. Persiapkan Promosi yang Paling Efektif

Agar cafe dibanjiri pengunjung, maka penting sekali untuk menyiapkan berbagai strategi promosi yang efektif untuk menjaring anak-anak muda. Beberapa cara sederhana seperti pamflet, booklet, brosur, dan sebagainya, mungkin bisa dicoba sebagai langkah awal promosi.

f. Rekrut Karyawan

Nampaknya, mustahil bila kita ingin berbisnis cafe hanya seorang diri. Bila punya cukup modal, rekrutlah beberapa orang untuk membantu dalam operasional café, atau ajaklah anggota keluarga dan teman dekat untuk ikut membantu, bila memang modal yang dimiliki memang terbatas.

g. Siap Berkorban Waktu

Dalam bisnis cafe, harus mampu meluangkan banyak waktu untuk berkonsentrasi pada pengelolaannya. Terutama pada tahap-tahap awal pendirian. Akan ada banyak hal yang harus dipersiapkan dalam waktu yang terbatas.


(34)

h. Memilih Juru Masak yang Handal

Produk utama dalam bisnis cafe adalah makanan dan minuman. Tentunya harus memiliki juru masak yang benar-benar handal agar sajian menu pada cafe diminati banyak orang. Juru masak handal merupakan unsur penting yang akan mendukung kesuksesan bisnis cafe.

i. Menentukan Target

Dalam setiap usaha apapun, kita memerlukan target sebagai tolak ukur apakah kita sudah berusaha bekerja keras dalam menjalankan usaha. Jadi, tentukan target penjualan, tingkatkan lagi targetnya jika target lama sudah dapat terpenuhi.

Namun, bila dalam jangka waktu tertentu target di awal pendirian tidak terpenuhi, lakukan evaluasi, kemungkinan ada yang salah dengan teknik maupun strategi yang dijalani selama ini. Atau bisa saja usaha cafe tersebut memang tidak memiliki prospek yang bagus di daerah itu.

4. Pengembangan Bisnis Kafe

Memiliki sebuah usaha bisnis cafe, perlu melakukan usaha pengembangan dengan cara :

a. Buatlah strategi promosi seperti mengadakan diskon atau pemberian harga khusus sesuai kreativitas. Contohnya, potongan harga pada hari senin, harga khusus pelajar atau mahasiswa, dan sebagainya. Buat


(35)

promosi yang memancing ketertarikan atau rasa penasaran orang-orang terhadap café.

b. Tentukan range harga yang terjangkau untuk semua kalangan. Apalagi bila pasar yang bidik adalah kalangan muda, ketimbang mengejar keuntungan dengan memasang harga terlalu tinggi, lebih baik bila memberikan harga yang terjangkau. Cafe akan lebih ramai dan meskipun keuntungan yang didapat per item tidak terlalu banyak, namun akan mendapatkan keuntungan secara kuantitas pengunjung.

c. Atur keuangan cafe secara terpisah. Bisnis yang baik tentu harus memiliki keuangan yang terpisah secara mandiri dari keuangan pribadi. Dengan begitu, profesionalisme dan transparansi keuangan akan lebih terjaga.

d. Terapkan sistem bagi hasil sekian persen kepada karyawan atau orang-orang dekat yang ikut membantu dalam pengelolaan cafe. Dengan cara seperti ini, mungkin mereka akan lebih termotivasi untuk bekerja lebih giat dan membangun cafe tersebut bersama-sama.

e. Terapkan Standarisasi dan SOP dalam bekerja. Adanya standarisasi mutu dan rasa makanan akan membuat cafe lebih berkualitas di mata pelanggan. Usahakan agar semua karyawan terutama yang bekerja di dapur mengetahui cara pengolahan makanan atau minuman dengan kualitas rasa yang baik.5

5


(36)

5. Strategi Pemasaran Kafe

a. Promosi Ke Berbagai Komunitas

Promosikan cafe ke berbagai komunitas, tentunya sesuai dengan segmentasi pasar yang Anda target. Misalnya, promosi dengan menawarkan harga atau pelayanan khusus bagi komunitas tertentu seperti komunitas otomotif, blogger, atau komunitas lainnya.

b. Promosi dari mulut ke mulut.

Meski terkesan kuno, namun berpromosi dengan cara ini sering dapat mengundang perhatian orang banyak untuk berkunjung ke café. Sebarkan pembicaraan mengenai cafe yang khas dan unik, atau dari segi pelayanan yang cepat dan tempat yang nyaman.

c. Berikan Pelayanan Pesan-Antar

Cantumkan nomor handphone atau telephone cafe yang dapat dihubungi bila ada pelanggan yang membutuhkan layanan pesan antar ke rumah mereka. Hal ini akan membantu dalam memberikan tambahan penjualan pada cafe.

d. Manfaatkan Media Internet

Salah satu media promosi efektif lainnya adalah melalui media sosial. Berbagai event promo yang sedang berlangsung di cafe bias disampaikan melalui update status di media sosial. Selain mudah, promosi ini juga murah tentunya.


(37)

Keramahan merupakan hal yang sangat penting dalam pelayanan. Tidak usah segan, sering-sering menemui pelanggan dan bercakap-cakap dengan mereka untuk mencari tahu apakah ada keluhan atau kekurangan dalam pelayanan di café.

f. Buatlah Menu yang Spesial dan Unik

Daya tarik cafe akan lebih meningkat dengan sebuah menu spesial yang unik. Oleh sebab itu, kreativitas sangat diperlukan oleh juru masak yang menangani masakan dan minuman di cafe.6

6


(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris yaitu penelitian hukum yang memperoleh datanya dari primer atau data yang diperoleh langsung dari masyarakat.

B. Data Penelitian

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh dari sumber – sumber asli. Yang dimaksud sumber asli disini yaitu sumber pertama dari mana data tersebut diperoleh.

2. Data Sekuder

Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan melalui literatur, dokumen resmi, peraturan perundang–undangan, buku–buku, ataupun kamus sebagai penunjang data. Bahan–bahan hukum yang bisa dijadikan obyek kepustakaan meliputi bahan hukum primer, hukum sekunder, dan hukum tersier. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Bahan hukum primer, yaitu: 1) Undang-Undang Dasar 1945

2) Peraturan Daerah Kota Yoyakarta Nomor 4 Tahun 2010 tentang penyelenggaraan Kepariwisataan


(39)

3) Peraturan Walikota Kota Yogyakrta Nomor 33 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan perizinan pada pemeerintah kota yogyakarta 4) Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2005 tentang izin gangguan. b. Bahan hukum sekunder, yaitu:

1) Buku-buku tentang pemerintahan daerah dan Perizinan 2) Literatur-literatur yang sesuai dengan masalah yang diteliti. c. Bahan hukum tersier, yaitu:

Bahan hukum yang memberi petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, terdiri dari Kamus Umum Bahasa Indonesia dan Kamus-kamus Hukum Indonesia.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk mencari data yang berhubungan dengan obyek penelitian dengan Studi Pustaka yaitu mempelajari referensi yang mendukung isi penelitian yang berasal dari buku, website, atau artikel yang berkaitan dengan pembahasan penelitian.

D. Narasumber dan Responden

1. Narasumber dari penelitian ini yaitu Kepala Bidang Perizinan Daerah Kota Yogyakarta


(40)

3. Untuk menetapkan sampel, peneliti menggunakan metode random sampling, yaitu setiap anggota dari populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.

E. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di Lawas Café 613, Selii Café, dan Kedai Move On semuanya berada di Kota Yogyakarta.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis kualitatif yaitu kemampuan nalar dan logika peneliti dalam menghubungkan data dan informasi yang diperoleh yang kemudian diinterpretasikan data dan informasi tersebut menjadi berupa kata-kata atau angka-angka secara sistematis dan mendalam. Teknik kualitatif akan memberikan gambaran representatif dan pengetahuan lebih detail dari sebuah kasus.


(41)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Perizinan terhadap Izin Usaha Kafe di Kota Yogyakarta

Sebelum memaparkan Pelaksanaan Perizinan terhadap Izin Usaha Kafe di Kota Yogyakarta, akan dipaparkan profil kota Yogyakarta sebagai berikut.

1. Profil Kota Yogyakarta

a. Batas Wilayah Kota Yogyakarta

Kota Yogyakarta berkedudukan sebagai ibukota Propinsi DIY dan merupakan satu-satunya daerah tingkat II yang berstatus Kota di samping 4 daerah tingkat II lainnya yang berstatus Kabupaten.

Kota Yogyakarta terletak ditengah-tengah Propinsi DIY, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah utara : Kabupaten Sleman

Sebelah timur : Kabupaten Bantul & Sleman Sebelah selatan : Kabupaten Bantul

Sebelah barat : Kabupaten Bantul & Sleman Wilayah Kota Yogyakarta terbentang antara 110o 24I 19II sampai 110o 28I 53II Bujur Timur dan 7o 15I 24II sampai 7o 49I 26II Lintang Selatan dengan ketinggian rata-rata 114 m diatas permukaan laut.

b. Keadaan Alam

Secara garis besar Kota Yogyakarta merupakan dataran rendah dimana dari barat ke timur relatif datar dan dari utara ke selatan


(42)

memiliki kemiringan ± 1 derajat, serta terdapat 3 (tiga) sungai yang melintas Kota Yogyakarta, yaitu :

a) Sebelah timur adalah Sungai Gajah Wong

b) Bagian tengah adalah Sungai Code

c) Sebelah barat adalah Sungai Winongo

c. Luas Wilayah

Kota Yogyakarta memiliki luas wilayah tersempit dibandingkan dengan daerah tingkat II lainnya, yaitu 32,5 Km² yang berarti 1,025% dari luas wilayah Propinsi DIY. Dengan luas 3.250 hektar tersebut terbagi menjadi 14 Kecamatan, 45 Kelurahan, 617 RW, dan 2.531 RT, serta dihuni oleh 489.000 jiwa (data per Desember 1999) dengan kepadatan rata-rata 15.000 jiwa/Km²

c. Tipe Tanah

Kondisi tanah Kota Yogyakarta cukup subur dan memungkinkan ditanami berbagai tanaman pertanian maupun perdagangan, disebabkan oleh letaknya yang berada didataran lereng gunung Merapi (fluvia vulcanic foot plain) yang garis besarnya mengandung tanah regosol atau tanah vulkanis muda Sejalan dengan perkembangan Perkotaan dan Pemukiman yang pesat, lahan pertanian Kota setiap tahun mengalami penyusutan. Data tahun 1999 menunjukkan penyusutan 7,8% dari luas area Kota Yogyakarta (3.249,75) karena beralih fungsi, (lahan pekarangan)


(43)

d. Iklim

Tipe iklim "AM dan AW", curah hujan rata-rata 2.012 mm/thn dengan 119 hari hujan, suhu rata-rata 27,2°C dan kelembaban rata-rata 24,7%. Angin pada umumnya bertiup angin muson dan pada musim hujan bertiup angin barat daya dengan arah 220° bersifat basah dan mendatangkan hujan, pada musim kemarau bertiup angin muson tenggara yang agak kering dengan arah ± 90° - 140° dengan rata-rata kecepatan 5-16 knot/jam

e. Demografi

Pertambahan penduduk Kota dari tahun ke tahun cukup tinggi, pada akhir tahun 1999 jumlah penduduk Kota 490.433 jiwa dan sampai pada akhir Juni 2000 tercatat penduduk Kota Yogyakarta sebanyak 493.903 jiwa dengan tingkat kepadatan rata-rata 15.197/km². Angka harapan hidup penduduk Kota Yogyakarta menurut jenis kelamin, laki-laki usia 72,25 tahun dan perempuan usia 76,31 tahun.

f. Lambang dan Identitas

Gambar 1. Lambang Kota Yogyakarta


(44)

g. Flora dan Fauna Identitas Kota Yogyakarta

Dalam rangka menumbuhkan menjadi kebanggaan dan maskot daerah telah ditetapkan pohon Kelapa Gading (Cocos Nuciferal vv.Gading) dan Burung Tekukur (Streptoplia Chinensis Tigrina) sebagai flora dan fauna identitas Kota Yogyakarta

Keberadaan pohon Kelapa Gading begitu melekat pada kehidupan masyarakat Yogyakarta, karena dikenal sebagai tanaman raja serta mempunyai nilai filosofis dan budaya yang sangat tinggi, sebagai kelengkapan pada upacara tradisional/religius, mempunyai makna simbolis dan berguna sebagai obat tradisional.

Burung tekukur dengan suara merdu dan sosok tubuh yang indah mampu memberikan suasana kedamaian bagi yang mendengar, menjadi kesayangan para pangeran dilingkungan kraton. Dengan mendengar suara burung tekukur diharapkan orang akan terikat kepada Kota Yogyakarta

2. Sejarah Dinas Perizinan Kota Yogyakarta

Dinas Perizinan Kota Yogyakarta merupakan salah satu institusi pelayanan perizinan terbaik di Indonesia karena sangat optimal dalam pemberian layanan yang meliputi 34 layanan izin yang bisa dilakukan baik secara online maupun langsung.

Inovasi jenis layanan perizinan yang terintegrasi di Dinas Perizinan, Kota Yogyakarta tidak dapat dilepaskan dari keberadaan Kota Yogyakarta sebagai salah satu tujuan pengembangan sayap usaha bagi investor lokal,


(45)

nasional, maupun internasional. Selain itu, praktik penyimpangan dan kecurangan dalam perizinan usaha yang sempat menjadi kendala utama minimnya investasi di Kota Yogyakarta yang terkenal dengan slogan kota edukasi dan kota pariwisata ini tidak bisa dipisahkan dari alasan utama yang melatarbelakangi pembentukan dinas yang didirikan pada tahun 2006. Pada aspek internal, peran kepemimpinan mantan Walikota Yogyakarta periode 2001-2012, Herry Zudianto, yang menerapkan entrepreneur leadership dalam melakukan reformasi birokrasi dan pelayanan perizinan di Kota Yogyakarta.

Dinas Perizinan Kota Yogyakarta memiliki visi “Terwujudnya Pelayanan Yang Pasti Dalam Biaya, Waktu, Persyaratan dan Akuntabel Di bidang Perizinan“.Kepastian ini merujuk kepada kejelasan waktu yang dibutuhkan oleh pemohon izin dan kepastian transparansi yang diwujudkan dengan akses pemohon terhadap setiap tahapan proses yang sedang dilewati oleh berkas yang diajukan, termasuk juga kepastian atas penolakan izin jika syarat dan ketentuan realisasi izin tidak terpenuhi. Sedangkan, misi yang diemban oleh Dinas Perizinan Kota Yogyakarta adalah:

a. Mewujudkan Pelayanan Internal; b. Meningkatkan SDM yang Berkualitas;

c. Melaksanakan Pelayanan Perizinan sesuai dengan kewenangannya; d. Melaksanakan Pengawasan dan penyelesaian pengaduan perizinan serta

advokasi;


(46)

f. Melaksanakan Pengkajian perizinan/regulasi dan pengembangan kinerja.

Kesamaan tujuan dan misi serta komitmen pemegang kekuasaan tertinggi di Pemerintah Kota Yogyakarta merupakan nilai utama yang menjadikan dinas ini berkontribusi paling besar dalam penyelengaaraan pelayanan kepada masyarakat.

Pencapaian keberhasilan dalam pelayanan perizinan oleh Dinas Perizinan Kota Yogyakarta telah berhasil mendapatkan penghargaan sebagai peringkat pertama dalam kemudahan izin usaha yang didapatkan Kota Yogyakarta menurut survey global yang dilakukan oleh International Finance Coorporation di 183 negara dan 20 Kota di Indonesia. Di level nasional, dinas ini juga berkontribusi tidak kalah penting dalam kesuksesan Kota Yogyakarta sebagai kota terbaik dalam Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK) 2010 (Kinerja, 2013).

Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat, berdasarkan SE Mendagri NO 503/125/PUOD tahun 1997 perihal Pembentukan Unit Pelayanan Terpadu Perizinan di Daerah Pemerintah Kota Yogyakarta membentuk Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap dengan Keputusan Walikota Yogyakarta No. 01 tahun 2000 tentang Pembentukan Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap (UPTSA) Kota Yogyakarta. Lembaga UPTSA hanya merupakan front office, sedangkan, untuk proses perizinannya tetap di instansi/SKPD teknis. Untuk operasional UPTSA di


(47)

tunjuk Koordinator UPTSA diberi tunjangan Daerah yang disetarakan dengan eselon IIIB, sekretaris UPTSA disetarakan dengan Eselon IVB.

Jenis pelayanan yang ada di UPTSA: Akta Capil, HO, TDI, TDG, SIUP, IMBB, SAL, SAK, Ingang, IPPT, IPL, Sewa alat berat.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 8 Tahun 2003 Tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, Pemerintah Kota Yogyakarta membentuk lembaga pelayanan perizinan yang definitif berupa Dinas Perizinan. Dasar Pembentukan Dinas Perizinan adalah Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 17 Tahun 2005 Tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perizinan, dengan kewenangan Dinas Perizinan, Kota Yogyakarta meliputi:

1) Pemberian Izin 2) Penolakan Izin 3) Pencabutan Izin 4) Legalisasi Izin 5) Duplikat Izin 6) Pengawasan Izin

3. Adapun susunan struktur organisasi :

Dasar Pembentukan Dinas Perizinan adalah Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 17 Tahun 2005 Tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perizinan, dengan susunan Organisasi.

a. Kepala Dinas

b. Kepala Bagian Tata Usaha yang membawahi : 1) Kasubbag Umum


(48)

2) Kasubbag Keuangan, Perencanaan dan Evaluasi c. Kepala Bidang Pelayanan yang membawahi :

1) Kasie Administrasi Perizinan

2) Kasie Koordinasi dan Penelitian Lapangan

d. Kepala Bidang Sistem Informasi dan Pengaduan yang membawahi 1) Kasie Sistem Informasi

2) Kasie Pengaduan dan Advokasi e. Kepala Bidang Data dan Pengembanga

1) Kasie Data dan Penelitian 2) Kasie Pengembangan Kinerja Kewenangan Dinas Peizinan :

a. Pemberian Izin

b. Penolakan Izin

c. Pencabutan Izin

d. Legalisasi Izin

e. Duplikat Izin

f. Pengawasan Izin

Jenis Pelayanan Pada Dinas Perizinan berdasarkan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 09 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Perizinan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta ada 35 jenis Izin Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan,


(49)

Kedudukan dan Tugas Pokok Dinas Daerah, Susunan organisasi Dinas Perizinan berubah menjadi :

1) Kepala Dinas

2) Sekretaris yang membawahi :

a) Kasubbag Umum dan Kepegawaian b) Kasubbag Keuangan

c) Kasubbag Administrasi Data dan Pelaporan 3) Kepala Bidang Pelayanan yang membawahi :

a) Kasie Advis Planing dan Administrasi Perizinan b) Kasie Koordinasi Lapangan dan Penelitian

4) Kepala Bidang Data dan Sistem Informasi yang membawahi : a) Kasie Data

b) Kasie Sistem Informasi

5) Kepala Bidang Pengawasan dan Pengaduan Perizinan a) Kasie Pengawasan

b) Kasie Pengaduan Perizinan dan Advokasi

6) Kepala Bidang Regulasi dan Pengembangan Kinerja a) Kasie Regulasi

b) Kasie Pengembangan Kinerja Kewenangan Dinas Perizinan :

1) Pemberian Izin

2) Penolakan Izin

3) Pencabutan Izin


(50)

5) Duplikat Izin

6) Pengawasan Izin

Jenis Pelayanan Pada Dinas Perizinan berdasarkan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 18 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Perizinan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta ada 34 jenis Izin.

Jenis Pelayanan pada Dinas Perizinan berdasarkan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Perizinan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta. Pendelegasian izin atau pelimpahan wewenang dalam pemberian izin dari Walikota kepada pejabat yang ditunjuk di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta beserta tanggungjawabnya. Pelimpahan wewenang dalam pemberian izin dari Kepala SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) kepada pejabat yang ditunjuk di lingkungan satuan kerjanya dengan tanggungjawab tetap pada Kepala SKPD yang memiliki kewenangan melakukan pengawasan secara teknis operasional dan pembinaan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

SKPD pengelola perizinan adalah Dinas Perizinan, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Pertanian, dan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah.

Ruang lingkup penyelenggaraan perizinan di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta meliputi:


(51)

1) Jenis perizinan;

2) Penyelenggaraan perizinan;

3) Prosedur penyelenggaraan perizinan; 4) Persyaratan perizinan;

5) Penerbitan dan penolakan; 6) Jangka waktu proses perizinan; 7) Pembatalan dan pencabutan; 8) Duplikat dan legalisasi; 9) Pengawasan dan pembinaan.

4. Kantor Dinas Perizinan Kota Yogyakarta

Dinas Perizinan dibentuk pada tahun 2005 dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 17 Tahun 2005. Peraturan tersebut kemudian disempurnakan dengan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2008. Isi dari Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2008 adalah tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan dan Tugas Pokok Dinas Daerah, yang memiliki tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang perizinan.

Berdasarkan Peraturan Walikota Yogyakarta nomor 18 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Perizinan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta, secara bertahap pelayanan perizinan di Dinas Perizinan Melayani 34 Jenis Perizinan dari 47 jenis perizinan yang ada di Pemerintah Kota Yogyakarta. Latar belakang terbentuknya Kantor Dinas Perizinan Kota Yogyakarta bermula dari banyaknya permasalahan dibidang pelayanan publik


(52)

Pelayanan perizinan diselenggarakan dengan Pelayanan Terpadu Satu Atap, artinya sejak permohonan didaftarkan sampai dengan pengambilan izin yang diterbitkan pelanggan hanya perlu ke Dinas Perizinan saja.

Proses pendaftaran, pengkajian/penelitian, cek lapangan, penerbitan izin sampai pemberian izin dilaksanakan oleh Dinas Perizinan. Melalui Pelayanan Terpadu Satu Atap (UPTSA) di Dinas Perizinan, diharapkan pelayanan perizinan di Kota Yogyakarta menjadi lebih cepat waktunya, biaya lebih pasti, transparan, dan akuntabel.

5. Visi, Misi dan Motto

Berikut ini merupakan visi dan misi Kantor Dinas Perizinan Kota Yogyakarta:

1) Visi

Visi Dinas Perizinan Kota Yogyakarta adalah Terwujudnya Pelayanan Yang Pasti Dalam Biaya , Waktu, Persyaratan dan Akuntabel di bidang Perizinan

2) Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut dinas perizinan mempunyai Misi: a) Mewujudkan Pelayanan Internal;

b) Meningkatkan SDM yang Berkualitas;

c) Melaksanakan Pelayanan Perizinan baik dengan kewenangannya; d) Melaksanakan Pengawasan dan penyelesaian pengaduan perizinan

serta advokasi;


(53)

f) Melaksanakan Pengkajian perizinan/regulasi dan pengembangan kinerja.

3) Motto

Motto Dinas Perijinan Bukan Janji Tapi Pasti Mengandung Arti : a) Pasti Dalam biaya.

b) Pasti Dalam waktu. c) Pasti Dalam Syarat. d) Pasti Ditolak. e) Pasti Terbit Ijin.

6. Tujuan Kantor Dinas Perizinan Kota Yogyakarta

Tujuan dibentuknya Kantor Dinas Perizinan Kota Yogyakarta yaitu 1) Tidak adanya overlapping Pelayanan izin yang sama dari beberapa

instansi;

2) Keterpaduan persyaratan dalam pelayanan izin;

3) Percepatan waktu proses penyelesaian pelayanan tidak melebihi standar waktu yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah;

4) Kepastian biaya pelayanan tidak melebihi dari ketentuan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah;

5) Kejelasan prosedur pelayanan dapat ditelusuri dan diketahui setiap tahapan proses pemberian perizinan baik dengan urutan prosedurnya; 6) Mengurangi berkas kelengkapan permohonan perizinan yang sama

untuk dua atau lebih permohonan perizinan;

7) Pemberian hak kepada masyarakat untuk memperoleh informasi dalam kaitannya dengan peyelenggaraan pelayanan.


(54)

7. Potensi Fisik Kantor Dinas Perizinan Kota Yogyakarta

Kondisi fisik Kantor Dinas Perizinan Kota Yogyakarta sangat baik. Lokasi kantorDinas Perizinan Kota Yogyakarta yang strategis dan terletak di pusat kota sangat mudah untuk dijangkau. Dinas Perizinan meluncurkan beberapa program sebagai upaya inovasi pelayanan izin untuk meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat, antara lain:

a. Pelayanan Secara Pararel

Pelayanan pararel dimaksudkan untuk memberikan kemudahan dan efisiensi pengajuan izin terhadap berbagai izin yang berkorelasi dengan memberikan pelayanan satu waktu dan beberapa persyaratan yang sama tidak perlu dilampirkan kembali. Misalnya: izin SIUP, HO, dan TDP dapat diajukan dan dilayani secara bersamaan.

b. Advice Planing

Layanan Advice Planing adalah layanan yang disediakan dinas perizinan untuk memastikan tata ruang dalam perencanaan izin bangunan dan jenis usaha yang diperkenankan. Layanan ini tidak dipungut biaya.

c. Routing slip (Lembar Kendali)

Routing slip adalah layanan yang diaplikasikan untuk

pengendalian proses izin mulai pelayanan oleh petugas front office terkait penyerahan keputusan pemberian izin yang dilaksanakan baik secara manual maupun melalui teknologi informasi. Aplikasi ini dimaksudkan agar semua proses perizinan dapat dipantau. Routing slip adalah lembar kendali yang diaplikasikan melalui sistem. Disamping untuk pengendalian internal, masyarakat/pelanggan dapat mengetahui


(55)

proses izin mereka dengan memasukkan nomor pendaftaran izin melalui touch screen. Dengan adanya aplikasi routing slip ini maka terwujud adanya akuntabilitas kinerja pelayanan publik dan akuntabilitas produk pelayanan publik.

d. Klinik Pelayanan Perizinan (Klipper)

Klipper adalah layanan konsultasi rencana izin bangunan/usaha sebelum didaftarkan yang bersifat komprehensif kepada pelanggan, sehingga pada waktu pendaftaran dan pemrosesan izin tidak terdapat kendala lagi dan izin dapat ditetapkan baik/sebelum batas waktu yang ditentukan. Layanan ini tidak dipungut biaya.

Mekanisme Klipper :

(1) Pemohon izin melalui petugas loket Advice Planing mohon difasilitasi memanfaatkan KLIPPER.

(2) Petugas Advice Planing melaporkan kepada Kepala Seksi Advice Planing dan Administrasi Perizinan untuk selanjutnya disampaikan kepada Kepala Dinas untuk dibicarakan pembahasannya.

(3) Pemohon memaparkan permasalahan dengan dukungan rencana izin yang akan dimohonkan (gambar rencana bangunan, dan lain lain). (4) Melalui forum ini diuraikan permasalahan secara menyeluruh dan

dibahas secara bersama antara pemohon dengan TIM KLIPPER melalui serangkaian diskusi dan argumentasi dengan mendasarkan data, fakta, dan peraturan perundang-undangan dibidang perizinan. (5) Petugas Penghubung


(56)

Petugas penghubung berfungsi menjadi penghubung antara pelanggan yang telah mendaftarkan pelayanan izin dengan memberikan informasi apabila dalam proses perizinan ada kecukupan syarat, permasalahan administrasi maupun teknis dari pengecekan lapangan serta informasi bila izin telah selesai diproses berikut besarnya retribusi yang harus dibayarkan.

Secara garis besar petugas penghubung berwenang :

(a) Memberikan informasi dan tanggal pendaftaran kepada pemohon izin berkaitan dengan proses izin yang didaftarkan. (b) Meminta/menanyakan nomor tanda bukti dan tanggal

pendaftaran kepada pemohon izin yang membutuhkan informasi.

Petugas Penghubung mempunyai tugas :

(a) Memberi informasi kepada pemohon izin yang datang langsung ke Dinas Perizinan dan izin yang telah/atau lewat telefon/SMS yang terkait dengan yang telah didaftarkan;

(b) Menerima telpon dari pemohon yang menanyakan proses perizinan yang telah didaftarkan hingga Keputusan izin diterbitkan, serta menghubungi pemohon kembali setelah mendapat informasi lengkap dari pejabat/petugas yang berwenang memproses izin;

(c) Menginformasikan alasan permasalahan terhadap suatu proses izin kepada pemohon izin yang telah mendaftar.


(57)

(d) Menerima kelengkapan atas kecukupan berkas persyaratan dari pemohon izin untuk disampaikan kepada perjabat/ petugas yang memproses izin.

(e) Membantu menfasilitasi pemohon izin yang akan bertemu dengan pejabat/petugas pemroses izin berkaitan dengan permasalahan administratif/teknis yang dimohonkan.

(f) Membuat laporan rekapitulasi jumlah penelpon/SMS dari pemohon yang masuk ke handphone Petugas Penghubung berikut permasakahannya setiap bulan kepada Bidang Regulasi & Pengembangan Kerja.

(6) SMS Gateway

Sms Gateway merupakan fasilitas mengetahui izin yang telah diproses, pelanggan dapat mengecek melalui SMS ke nomor 081 2287 3000 dengan format: status (spasi) (No.pendaftaran).

(7) Touch screen

Touch screen adalah suatu perangkat digital yang merupakan layar sentuh LCD. Pada aplikasi touch screen ini sudah terdapat fungsi mouse, keyboard dan layar yang menjadi satu. Alat ini berfungsi untuk meningkatkan pelayanan informasi. Informasi-informasi yang terdapat di dalam modul touch screen meliputi: (a) Persyaratan dan prosedur perizinan.

(b) Informasi suatu proses perizinan.

(c) Pengaduan dan keluhan pelayanan perizinan. (d) Karcis antrian tunggu pelayanan


(58)

8. Perijinan yang dikelola Dinas Perijinan Kota Yogyakarta 1) Izin Mendirikan Bangunan (IMB);

2) Izin In Gang;

3) Izin Penyambungan Saluran Air Limbah; 4) Izin Penyambungan Saluran Air Hujan; 5) Izin Gangguan;

6) Izin Usaha Industri (IUI) dan Tanda Daftar Industri (TDI); 7) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP);

8) Surat Izin Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol (SIUP MB); 9) Izin Usaha Angkutan;

10)Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK);

11)Izin Usaha Pengelolaan Pasar Tradisional (IUP2T); 12)Izin Usaha Pusat Perbelanjaan (IUPP);

13)Izin Usaha Toko Modern (IUTM);

14)Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) meliputi : a) Daya Tarik Wisata;

b) Kawasan Pariwisata; c) Jasa Transportasi Wisata; d) Jasa Perjalanan Wisata; e) Jasa Makanan dan Minuman; f) Penyediaan Akomodasi; dan

g) Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan Rekreasi;

h) Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konferensi dan Pameran;


(59)

i) Jasa Informasi Pariwisata; j) Jasa Konsultan Pariwisata; k) Jasa Pramuwisata;

l) Wisata Tirta; dan m) Solus per Aqua (SPA) .

15)Izin Pemakaian Air Tanah;p. Izin Pengusahaan Air Tanah; 16)Izin Perusahaan Pengeboran Air Tanah;

17)Izin Juru Bor Air Tanah; 18)Izin Pemakaman untuk :

a) Pengelolaan Tempat Pemakaman Umum Swasta b) Pengelolaan Krematorium milik Swasta

c) Pengelolaan Tempat Penyimpanan Abu Jenazah milik Swasta. 19)Izin Salon Kecantikan;

20)Izin Pendirian Lembaga Pendidikan Formal; 21)Izin Pendirian Lembaga Pendidikan Non Formal; 22)Izin Penjual Daging;

23)Izin Pengusaha Penggilingan Daging; 24)Izin Pengusaha Penyimpanan Daging; 25)Izin Penelitian;

26)Izin Praktik Kerja Lapangan (PKL); 27)Izin Kuliah Kerja Nyata (KKN); 28)Tanda Daftar Gudang (TDG); 29)Tanda Daftar Perusahaan (TDP);


(60)

9. Struktur Organisasi Dinas Perijinan Kota Yogyakarta Gambar 2.

Struktur Organisasi Dinas Perizinan Kota Yogyakarta

Sumber : Dians Perizinan Kota Yogyakarat (2015)

10. Tugas Dinas Perizinan Kota Yogyakarta

Tugas Dians Perizinan Kota Yogyakarta adalah sebagai berikut : 1) Pemberian Izin

2) Penolakan Izin 3) Pencabutan Izin 4) Legalisasi Izin 5) Duplikat Izin


(61)

6) Pengawasan Izin

Jenis pelayanan pada Dinas Perizinan berdasarkan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 18 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Perizinan Pada Pemerintah Kota Yogyakarta ada 34 jenis izin.

Gambar 3. Mekanisme Pelayanan Perizinan di Kota Yogyakarta

Sumber : Dinas perizinan Kota Yogyakarta, 2015

11. Hasil wawancara dengan responden

a. Wawancara dengan pemilik kafe Lawas Café 613 hari Senin tanggal 24 Oktober 2016 jam 20.00 WIB

1) Apakah kafe ini mempunyai izin usaha? Jawab : ya mempunyai lengkap mas


(62)

Jawab : Ya lancar mas

3) Apakah ada kendala dalam melakukan izin usaha? Jawab : Selama ini tidak ada kendala mas.

4) Apakah anda mengetahui Peraturan Daerah tentang izin usaha? Jawab : Ya tahu mas

b. Wawancara dengan pemilik kafe Selii Café hari Rabu tanggal 26

Oktober 2016 jam 19.30 WIB

1) Apakah kafe ini mempunyai izin usaha?

Jawab : ya mempunyai tapi ada satu perizinan yang harus sudah diperpanjang izinnya

2) Bagaimana pelaksanaan izin usaha café disini? Jawab : cukup lancarlah

3) Apakah ada kendala dalam melakukan izin usaha?

Jawab : Untuk izin ke pemerintah cukup lancer, tetapi izin untuk ketetangga yang harus bias-bisa mengambil hati tetangga. 4) Apakah anda mengetahui Peraturan Daerah tentang izin usaha?

Jawab : Ya sudah mengetahui mas

c. Wawancara dengan pemilik kafe Kedai Move on 3 hari Jumat

tanggal 28 Oktober 2016 jam 20.00 WIB 1) Apakah kafe ini mempunyai izin usaha?

Jawab : ya mempunyai izin


(63)

Jawab : yang susah justru minta izin ke tetangga karena harus ketemu warga satu RT, tapi kalau ke pemerintah mudah, asal persyaratan terpenuhi, izin segera dikeluarkan.

3) Apakah ada kendala dalam melakukan izin usaha?

Jawab : Selama ini lancar kecuali ketika harus izin ke tetangga kanan kiri.

4) Apakah anda mengetahui Peraturan Daerah tentang izin usaha? Jawab : Ya tahu mas

Berdasarkan hasil wawancara dengan ke tiga pemilik kafe dapat diketahui bahwa rata-rata mereka memiliki izin usaha, dan mengetahui peraturan daerah tentang perizinan usaha kafe.

Wawancara dengan Kepala Bidang Perizinan pada hari Kamis tanggal 13 Oktober 2016 jam 09.00 diterima dan ditanggapi oleh staf karena Bapak Kepala Bidang Perizinan sedang Rapat.

1) Apa tugas dan wewenang Dinas Perizinan terhadap izin usaha kafé di kota Yogyakarta?

Jawab : Saya beri fotocopy saja ya mas tentang tugas dan wewenang Dinas Perizinan terhadap izin

2) Bagaimana izin usaha kafé di kota Yogyakarta?

Jawab : Izin usaha café yang sudah mapan rata-rata sudah berizin. 3) Bagaimana pelaksanaan izin usaha kafé di kota Yogyakarta?

Jawab : Selama pengusaha café itu membawa persyaratan yang lengkap, izin segera diproses.


(64)

Jawab : café yang sudah mapan rata-rata hamper tidak ada pelanggaran. 1) Bagaimana penegakan izin usaha kafé tersebut?

Jawab : Kami proaktif dengan cara memberi tahu/mengingatkan lewat sms kepada pengusaha kafe apabila ada perizinan yang harus segera diperpanjang.

2) Apakah hambatan dalam pelaksanaan izin usaha kafé di kota Yogyakarta? Jawab : Selama ini tidak ada hambatan yang beratia dalam menangani izin

usaha kafe di Yogyakarta.

3) Apakah pelaksanaan izin usaha kafé telah sesuai dengan Undang-undang atau Perda yang ada?

Jawab : Ya karena pelaksanaan perizinan usaha kafe itu berpedoman pada Perda kota Yogyakarta no 4 tahun 2010 dan peraturan walikota Yogyakarta no. 20 tahun 2014 tentang penyelenggaraan perizinan.

B. Hambatan yang dihadapi oleh pemerintah Kota Yogyakarta dalam pelaksanaan perizinan terhadap izin usaha kafe di Kota Yogyakarta

Suatu tujuan yang hendak dicapai tentu tidak terlepas dari hambatan, begitu juga Dinas Perizinan pemerintah kota Yogyakarta dalam pelaksanaan perizinan terhadap izin usaha kafe di kafe Yogyakarta mempunyai hambatan walau tidak terlalu sulit untuk diselesaiakan hambatan misalnya Misalnya café yang buka setiap harinya rata-rata jam 17.00 sehingga untuk mengontrol café terbentur oleh jam kerja. Namun demikian Kantor dinas perizinan


(65)

menugaskan petugas untuk memantau perizinan pada café-café. . Hambatan tersebut terletak pada :

a. Aturan

Sulitnya petugas mensosialisasikan aturan/perizinan usaha kafe, karena tidak mudah mengundang pengusaha kafe untuk menghadiri undangan sosialisasi.

b. Penegakan hukum

Salah satu hal yang penting dalam soal perizinan adalah mengenai penegakan hukum terhadap pelaku pelanggaran perizinan. Untuk mengadakan penegakan hokum, dinas perizinan tidak diberikan kewenangan. Hal tersebut diserahkan kepada instansi lain yaitu Dinas Ketertiban Kota Yogyakarta.

c. Secara kelembagaan

Dinas Perizinan mempunyai keterbatasan jumlah pegawai, sarana dan prasarana yang digunakan untuk menunjang pelaksanaan tugas sebagian masih sangat kurang seperto kendaraan operasional untuk melakukan pengecekan di lapangan

d. Kesadaran Warga

Kesadaran warga perihal perizinan pada umumnya bagus, tetapi warga masyarakat mengeluhkan kecepatan playanan/penerbitan izin dan kepastian jadwal penerbitan izin untuk sebagian jenis izin dinilai masih lambat.


(66)

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil deskripsi pada uraian di atas akan dibahas pokok-pokok permasalahan tentang pelaksanaan perizinan terhadap izin usaha kafe di Kota Yogyakarta. Pemerintah kota dalam hal ini Dinas Perizinan bertugas untuk melaksanakan pengadministrasian izin kepariwisataan dan mengelola kepariwisataan di kota Yogyakarta dengan berdasarkan azas manfaat, kekeluargaan, pemerataan, keseimbangan, kemandirian, kelestarian, partisipatif, berkelanjutan, demokratis, kesetaraan, kesatuan, dan profesionalisme.

Sesuai pasal 3 Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2010 Kepariwisataan dikelola dengan tujuan untuk :

1. meningkatkan pertumbuhan ekonomi Daerah; 2. meningkatkan kesejahteraan masyarakat; 3. membuka lapangan kerja;

4. melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya; 5. melestarikan dan mengembangkan kebudayaan; 6. mengangkat citra Daerah;

7. memupuk rasa cinta tanah air; 8. memperkuat kearifan lokal; dan


(67)

Sedangkan sebagian warga kota Yogyakarta menanggapi pasal 3 tersebut dengan membuka usaha café untuk membuka lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang bekerja di café, dan mengangkat citra daerah dengan cara memberi pelayanan yang baik kepada masyarakat. Sebagai konsistensi dan konsekwensi atas usaha café yang dibuka, maka warga masyarakat yang membuka kafe melengkapi perijinan sesuai peraturan yang ada.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Bagian Perizinan Kota Yogyakarta yang diwakili oleh stafnya dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan perizinan kafe di Yogyakarta dapat dikatakan lancar. Selama pemilik usaha membawa persyaratan sesuai dengan ketentuan yang ada maka izin akan segera diproses dengan cepat.


(68)

BAB V PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

A.Kesimpulan

1. Pelaksanaan perizinan terhadap izin usaha kafe di Kota Yogyakarta berpedoman pada Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 4 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan. Untuk melakukan sosialisasi menggunakan fasilitas website http://perizinan.jogjakota.go.id.

2. Hambatan yang dihadapi oleh pemerintah Kota Yogyakarta dalam pelaksanaan perizinan terhadap izin usaha kafe di Kota Yogyakarta tidak ditemukan secara prinsip karena selama persyaratan yang dibutuhkan Dinas Perizinan dipenuhi pemilik kafe maka ijin dapat segera diterbitkan.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan di atas dapat disarankan sebagai berikut : 1. Hendaknya pemerintah kota Yogyakarta menyosialisasikan secara berkala

melalui media massa dan rutin mengupdate websitenya data agar warga masyarakat dapat mengetahui secara benar prosedur pengurusan perizinan. 2. Hendaknya pemerintah kota Yogyakarta mengkaji secara berkala untuk

menemukan faktor-faktor yang mungkin menghambat Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 4 tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta.


(69)

(70)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Nirahua Salmon, 2013, Hukum Perizinan “Pengelolaan Sumber Daya Alam di Wilayah Laut Daerah”, Jakarta, Rajawali Pers.

Helmi, 2012, Hukum Perizinan “Lingkungan Hidup”, Sinar Grafika, Jakarta. Ridwan HR,1993, “Hukum Administrasi Negara”.N.M. Spelt dan J.M.J.M. ten

berge, “Pengantar Hukum Perizinan”, disunting oleh Philipus M.Hadjon Yuridika.

Perundang – Undangan:

Peraturan Daerah Kota Yoyakarta Nomor 4 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan

Peraturan Walikota Kota Yogyakrta Nomor 33 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan perizinan pada pemerintah Kota Yogyakarta

Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2005 tentang Izin Gangguan.

Peraturan Walikota Yogyakarta no. 20 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Perizinan.

Pertautan:

Asrul hasyarudin, perkembangan industri terhadap perekonomian diIndonesia, diakses tanggal 28 Mei 2015 jam 16.30

Bphn.go.id, diakses tanggal 30 Mei 2015, jam 10.38 Perizinan.jogjakarta.go.id

Hukum.jogjakarta.go.id

http://perizinan.jogjakota.go.id/ http://en.wikipedia.org/ wiki/café


(71)

http://www.ciputraentrepreneurship.com/bisnis-madya/simak-strategi-marketing-bagi-anda-yang-ingin-membuka-bisnis-kafe.


(72)

(1)

Sedangkan sebagian warga kota Yogyakarta menanggapi pasal 3 tersebut dengan membuka usaha café untuk membuka lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang bekerja di café, dan mengangkat citra daerah dengan cara memberi pelayanan yang baik kepada masyarakat. Sebagai konsistensi dan konsekwensi atas usaha café yang dibuka, maka warga masyarakat yang membuka kafe melengkapi perijinan sesuai peraturan yang ada.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Bagian Perizinan Kota Yogyakarta yang diwakili oleh stafnya dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan perizinan kafe di Yogyakarta dapat dikatakan lancar. Selama pemilik usaha membawa persyaratan sesuai dengan ketentuan yang ada maka izin akan segera diproses dengan cepat.


(2)

BAB V PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

A.Kesimpulan

1. Pelaksanaan perizinan terhadap izin usaha kafe di Kota Yogyakarta berpedoman pada Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 4 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan. Untuk melakukan sosialisasi menggunakan fasilitas website http://perizinan.jogjakota.go.id.

2. Hambatan yang dihadapi oleh pemerintah Kota Yogyakarta dalam pelaksanaan perizinan terhadap izin usaha kafe di Kota Yogyakarta tidak ditemukan secara prinsip karena selama persyaratan yang dibutuhkan Dinas Perizinan dipenuhi pemilik kafe maka ijin dapat segera diterbitkan.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan di atas dapat disarankan sebagai berikut : 1. Hendaknya pemerintah kota Yogyakarta menyosialisasikan secara berkala

melalui media massa dan rutin mengupdate websitenya data agar warga masyarakat dapat mengetahui secara benar prosedur pengurusan perizinan. 2. Hendaknya pemerintah kota Yogyakarta mengkaji secara berkala untuk

menemukan faktor-faktor yang mungkin menghambat Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 4 tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta.


(3)

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Nirahua Salmon, 2013, Hukum Perizinan “Pengelolaan Sumber Daya Alam di Wilayah Laut Daerah”, Jakarta, Rajawali Pers.

Helmi, 2012, Hukum Perizinan “Lingkungan Hidup”, Sinar Grafika, Jakarta. Ridwan HR,1993, “Hukum Administrasi Negara”.N.M. Spelt dan J.M.J.M. ten

berge, “Pengantar Hukum Perizinan”, disunting oleh Philipus M.Hadjon Yuridika.

Perundang – Undangan:

Peraturan Daerah Kota Yoyakarta Nomor 4 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan

Peraturan Walikota Kota Yogyakrta Nomor 33 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan perizinan pada pemerintah Kota Yogyakarta

Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2005 tentang Izin Gangguan.

Peraturan Walikota Yogyakarta no. 20 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Perizinan.

Pertautan:

Asrul hasyarudin, perkembangan industri terhadap perekonomian diIndonesia, diakses tanggal 28 Mei 2015 jam 16.30

Bphn.go.id, diakses tanggal 30 Mei 2015, jam 10.38 Perizinan.jogjakarta.go.id

Hukum.jogjakarta.go.id

http://perizinan.jogjakota.go.id/ http://en.wikipedia.org/ wiki/café


(5)

http://www.ciputraentrepreneurship.com/bisnis-madya/simak-strategi-marketing-bagi-anda-yang-ingin-membuka-bisnis-kafe.


(6)