Pengaruh Konsentrasi NaCl Pengolahan Data 1. Penentuan Kesalahan

5. Perlakuan yang sama dilakukan sebanyak 3 kali 6. Tegangan permukaannya dihitung 7. Dilakukan percobaan yang sama dengan dengan variasi suhu 40 C, 50 C

b. Pengaruh Konsentrasi NaCl

1. Larutan pencuci tangan dengan konsentrasi NaCl 10 dipipet sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke dalam tensiometer kapiler 2. Larutan pencuci tangan dihisap perlahan-lahan dan dibiarkan turun sampai setimbang 3. Tinggi larutan pencuci tangan dalam kapiler kaca dicatat 4. Perlakuan yang sama dilakukan sebanyak 3 kali 5. Tegangan permukaannya dihitung 6. Dilakukan percobaan yang sama terhadap larutan pencuci tangan dengan konsentrasi NaCl 20, 30. Tegangan Permukaan dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut: γ = dimana : d = densitas g = gravitasi h = tinggi larutan dalam kapiler kaca r = jari-jari kapiler 3.4. Pengolahan Data 3.4.1. Penentuan Kesalahan

3.4.1.1. Sumber Kesalahan Sistematik

Universitas Sumatera Utara a. Kesalahan instrument, yaitu bersumber dari alat atau instrumentnya sendiri, misalnya penyimpangan nol dalam pembacaan skala. Kesalahan ini dapat diminimalkan dengan cara kalibrasi atau penggunaan blangko. b. Kesalahan metode, dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kenaikan pipa kapiler. c. Kesalahan personal, yaitu kesalahan yang dilakukan seorang peneliti ataupun karena kesalahan prosedur. Kesalahan ini dapat diminimalkan dengan maningkatkan ketelitian dan kedisplinan peneliti.

3.4.1.2. Kesalahan Random Intermediate

Tipe kesalahan ini disebabkan oleh banyaknya variabel bebas dan pengulangan dalam setiap pengukuran kimia dan fisika. Kesalahan terjadi ketika sebuah sistem pengukuran diteruskan hingga kesensifitas maksimumnya. Terdapat banyak kontributor kesalahan random, namun tidak ada yang dapat diidentifikasi dan di hitung karena sangat kecil dan tidak dapat di deteksi tersendiri. Kesalahan ini dapat di lihat dari rata-rata yang merefleksikan ketelitian.

3.4.1.3. Kesalahan Gabungan dari Kesalahan Random

Kebanyakan hasil akhir dalam kimia fisika dihasilkan dari perhitungan pengukuran- pengukuran yang digabungkan. Hal ini penting untuk memastikan bagaimana kesalahan pengukuran individual mempengaruhi hasil akhir.

3.4.2. Penentuan ketidakpastian dalam significant figure

Data yang diperoleh ditentukan nilai ketidakpastiannya berdasarkan sumber- sumber ketidakpastian. Baik pada saat menimbang, pengukuran volume maupun penggunaan alat untuk setiap penentuan dalam penelitian ini. Kemudian data yang diperoleh dianalisa secara statistik dengan analisis varians ANAVA dan grafik dengan tingkat signifikansi 5 untuk menerima atau menolak hipotesa yang diajukan. 3.4.2.1. Perhitungan ketidakpastian persentase NaCl Parameter yang di ukur adalah persentase larutan NaCl yang tergantung pada berat natrium klorida, kemurniannya, berat molekul natrium klorida. Universitas Sumatera Utara Massa m NaCl Sertifikat kalibrasi timbangan tercantum ± 0,15 mg untuk linieritas. Produsen timbangan merekomendasikan untuk menggunakan distribusi rektangular untuk mendapatkan kontribusi linier deviasi standar. 3 15 , = 0,087 mg um NaCl =   2 087 , 2x = 0,123 mg Kemurnian NaCl P NaCl = 98 = 100 ± 2,00 = 1,0 ± 0,02 uP NaCl = 3 02 , = 0,0115 Massa Molar Natrium Klorida M NaCl Dari tabel IUPAC, berat atom dan daftar ketidakpastian untuk unsur-unsur pembentukan natrium klorida adalah atom Na dan Cl. UM NaCl = 2 2 Cl Na s s  = 2 2 0009 , 1 000002 , 1 x x  = 0,0009 gmol Universitas Sumatera Utara

3.4.2.2. Perhitungan Ketidakpastian Pipet volume 10 mL V

T1 Ketidakpastian pipet volume 10 mL dengan presisi ± 0,02 mL dapat di hitung dari penggabungan dua pengaruh utama terhadap volume, yaitu : kalibrasi dan pengaruh suhu. a. Kalibrasi uV 10_cal = 6 02 , = 0,0081 mL b. Perbedaan suhu laboratorium dengan suhu kalibrasi Suhu yang tertera pada alat gelas volumetri adalah 20 C, sedangkan suhu laboratorium bervariasi antara ± 10 C. Ketidakpastian dapat di hitung dari perbedaan suhu dengan koefisien pemuaian volume air γ = 2,1 x 10 -4 C, dan koefisien rektangular di mana akan memberikan ± V x ∆t x γ ± 10 x 10 x 2,1 x 10 -4 = 0,021 mL uV 10_temp = 3 021 , = 0,0121 mL ketidakpastian gabungan pipet volume 10 mL uV 10 =     2 _ 10 2 _ 10 temp cal V u V u  = 0,0146 mL

3.4.2.3. Perhitungan Ketidakpastian gelas ukur 10 mL

a. Kalibrasi uV 10_cal = 6 05 , = 0,02041 mL Universitas Sumatera Utara b. Perbedaan suhu laboratorium dengan suhu kalibrasi ± V x ∆t x γ ± 10 x 10 x 2,1 x 10 -4 = 0,021 mL uV 10_temp = 3 021 , = 0,0121 mL c. Perulangan uV 50_rep = 3 05 , = 0,02886 mL ketidakpastian gabungan gelas ukur 50 ml uV 50 =       2 _ 50 2 _ 50 2 _ 50 rep temp cal V u V u V u   = 0,03768 mL

3.4.2.4. Perhitungan Ketidakpastian gelas ukur 100 mL

a. Kalibrasi uV 100_cal = 6 5 , = 0,2041 mL b. Perbedaan suhu laboratorium dengan suhu kalibrasi ± V x ∆t x γ ± 50 x 10 x 2,1 x 10 -4 = 0,105 mL uV 50_temp = 3 105 , = 0,0606 mL Universitas Sumatera Utara c. Perulangan uV 50_rep = 3 5 , = 0,2886 mL ketidakpastian gabungan gelas ukur 50 ml uV 50 =       2 _ 50 2 _ 50 2 _ 50 rep temp cal V u V u V u   = 0,3587 mL 3.5. Analisis Data 3.5.1. Analisis Variansi