Studi Faktor-Faktor Sosial Ekologi dalam Pengelolaan Ekosistem Mangrove Berbasis Masyarakat (Studi Kasus Desa Kartika Jaya dan Desa Wonosari Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah)

STUDI FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKOLOGI DALAM
PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE
BERBASIS MASYARAKAT
(Studi Kasus Desa Kartika Jaya dan Desa Wonosari, Kecamatan Patebon,
Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah)

DEDE RAHMAT

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

ii

ii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Studi Faktor-Faktor

Sosial Ekologi dalam Pengelolaan Ekosistem Mangrove Berbasis Masyarakat
(Studi Kasus di Desa Kartika Jaya dan Desa Wonosari, Kecamatan Patebon,
Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah) adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, November 2014
Dede Rahmat
NIM C24090044

iv

ABSTRAK
DEDE RAHMAT. Studi Faktor-Faktor Sosial Ekologi dalam Pengelolaan
Ekosistem Mangrove Berbasis Masyarakat (Studi Kasus Desa Kartika Jaya dan
Desa Wonosari, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah).
Dibimbing oleh LUKY ADRIANTO dan LATIPAH HENDARTI

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tipologi mangrove dan kaitan
antara kondisi sosial masyarakat terhadap peran serta dalam pelestarian ekosistem
mangrove di wilayah Desa Kartika Jaya dan Desa Wonosari, Kecamatan Patebon,
Kabupaten Kendal. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan observasi
langsung di lapangan dan wawancara terhadap 30 orang per desa. Hasil
pengamatan kondisi ekologis ekosistem mangrove menunjukkan bahwa tipologi
mangrove Desa Kartika Jaya dan Desa Wonosari didominasi oleh Avicennia
marina dengan kondisi termasuk kriteria baik, dengan nilai kerapatan mangrove
berkisar 1067-1178 ind/ha dan 1622-2000 ind/ha sesuai dengan Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 201 tahun 2004. Hasil analisis komponen
utama (PCA) menunjukkan bahwa faktor sosial yang berpengaruh terhadap upaya
perlindungan ekosistem mangrove di Desa Kartika Jaya adalah partisipasi
masyarakat dalam penanaman mangrove, pengetahuan tentang fungsi ekosistem
mangrove, jarak rumah menuju ekosistem, dan jenis pekerjaan. Faktor sosial yang
berpengaruh di Desa Wonosari adalah partisipasi masyarakat dalam penanaman
mangrove, pengetahuan tentang fungsi dan jenis mangrove, pengalaman terkena
dampak abrasi dan jarak rumah.
Kata kunci: ekologi, masyarakat, sosial

ABSTRACT

DEDE RAHMAT. Socio-Ecological Factors Study In Community Based
Mangrove Conservation (Case study Kartika Jaya and Wonosari village, District
Patebon, Kendal, Java Center Province). Supervised by LUKY ADRIANTO and
LATIPAH HENDARTI
This study was conducted to determine the typology of mangrove and links
between social conditions and community participation in mangrove ecosystem in
the conservation area of Kartika Jaya and Wonosari village, District Patebon,
Kendal. This research has been conducted with direct observation in the field and
interviews with 30 persons in every village. The result from observation of
ecological mangrove condition show that typology of mangrove in both area are
dominated by Avicennia marina with good condition, mangrove density range is
about 1067-1178 ind/ha and 1622-2000 ind/ha in accordance with the Decree of
the State Minister for the Environment No. 201 Year 2004. Analysis of Principal
Component Analysis (PCA) results that the social factors affecting the
conservation in Kartika Jaya villages are community participation in mangrove
planting, knowledge about the function of mangrove ecosystems, the distance to
the ecosystem, and type of job. While the determined social factors in Desa
Wonosari are community participation in mangrove planting as well, knowledge
about functions and types of mangrove, the abrasion experience, and home
distance.

Keyword: ecology, social, society

STUDI FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKOLOGI DALAM
PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE
BERBASIS MASYARAKAT
(Studi Kasus Desa Kartika Jaya dan Desa Wonosari, Kecamatan Patebon,
Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah)

DEDE RAHMAT

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2014

vi

Judul Skripsi

Nama
NIM

: Studi Faktor-Faktor Sosial Ekologi dalam Pengelolaan
Ekosistem Mangrove Berbasis Masyarakat (Studi Kasus
Desa Kartika Jaya dan Desa Wonosari Kecamatan
Patebon, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah)
: Dede Rahmat
: C24090044

Disetujui oleh

Ir Latipah Hendarti, MSc
Pembimbing II


Dr Ir Luky Adrianto, MSc
Pembimbing I

Diketahui oleh

Dr Ir M Mukhlis Kamal, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

viii

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2014 ini ialah
konservasi, dengan judul “Studi Faktor-Faktor Sosial Ekologi dalam Pengelolaan
Ekosistem Mangrove Berbasis Masyarakat”.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Institut Pertanian Bogor yang sudah

memberikan kesempatan studi dan bantuan beasiswa berupa beasiswa Penunjang
Potensi Akademik (PPA) kepada penulis sehingga penulis dapat melanjutkan
studi ke jenjang yang lebih tinggi. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih
kepada para donatur Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang telah memberi bantuan
pendanaan sehingga penulis bisa menyelesaikan studi. Tak lupa penulis
sampaikan kepada Yayasan DeTara yang sudah memberi bantuan baik moril
maupun materil selama dalam kegiatan penelitian ini sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah ini. Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak
Dr. Ir. Luky Adrianto M,Sc. dan Ibu Dr. Ir. Latipah Hendarti M,Sc. selaku
pembimbing skripsi, dan Bapak Dr. Ir. Ahmad Fahruddin, M.Si selaku dosen
penguji serta Bapak Sigid Haryadi M,Sc. selaku dosen pembimbing akademik.
Ungkapan terima kasih sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada ibu dan
almarhum bapak (semoga amal baik beliau diterima disis-Nya) serta seluruh
keluarga atas doa dan kasih sayang sehingga penulis bisa menyelesaikan karya
ilmiah ini dengan baik. Penghargaan penulis sampaikan pula kepada Bapak
Wasito dan keluarga serta warga Desa Kartika Jaya dan Desa Wonosari, yang
telah membantu selama pengumpulan data. Terima kasih penulis ucapkan kepada
keluarga besar Asrama Sylvalestari dan Sylvapinus terutama ex-Markup atas
dukungan dan dorongan baik secara moril maupun materil agar penulis dapat
segera menyelesaikan karya ilmiah ini. Tak lupa juga terima kasih penulis

ucapkan kepada Ksatria Jakpus (Kebijakan Kampus), keluarga besar BEM KM
IPB periode 2013-2014, UKM Pramuka, anggota Himpunan Mahasiswa
Manajemen Sumberdaya Perairan se-Indonesia (Himasuperindo) dan keluarga
besar BEM TPB angkatan 46, atas doa, semangat dan dukungan yang diberikan
sehingga penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, November 2014
Dede Rahmat

ix

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian
METODE
Waktu dan Tempat
Pengumpulan Data
Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

ix
x
x
1
1

2
2
2
3
3
3
5
9
9
24
30
30
31
31
33
40

DAFTAR TABEL
1
2

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Data primer parameter ekologis.
Daftar kuantifikasi tingkat pengetahuan masyarakat tentang biota
perairan di ekosistem mangrove
Daftar kuantifikasi tingkat pengetahuan masyarakat tentang
jenis-jenis mangrove
Daftar kuantifikasi tingkat pengetahuan masyarakat tentang
fungsi ekosistem mangrove
Daftar kuantifikasi intensitas penanaman mangrove
Kisaran umur responden
Kisaran lama tinggal responden di lokasi penelitian
Jumlah anggota keluarga responden
Kisaran pendapatan responden
Partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan ekosistem mangrove.
Hubungan antar variabel karakteristik masyarakat hasil komponen
utama Desa Kartika Jaya
Hubungan antar variabel karakteristik masyarakat hasil komponen
utama Desa Wonosari
Kerapatan mangrove Desa Wonosari dan Desa Kartika Jaya

4
7
7
7
8
13
14
14
17
19
23
25
27

x

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Peta administrasi Kecamatan Patebon, Kebupaten Kendal, “Jawa Tengah
(Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal 2012)
Ilustrasi ukuran transek kuadrat, 10 x 10 m2 untuk pohon, 5 x 5 m2 untuk
anakan dan 1 x 1 m2 untuk semai
Peta Lokasi Penelitian (Skala 1:10.000)
Kondisi struktur ekosistem mangrove Desa Kartika Jaya pada saat surut
maksimum di setiap stasiun pengamatan
Kondisi struktur ekosistem mangrove Desa Wonosari pada saat surut
maksimum di setiap stasiun pengamatan
Kerapatan mangrove pada tahap pohon
Kerapatan mangrove pada tahap anakan
Kerapatan mangrove pada tahap semai
Jarak antara rumah responden dengan ekosistem mangrove
Pengalaman responden terkena dampak rob
Identitas responden berdasarkan tingkat pendidikan
Jenis pekerjaan responden dari Desa Kartika Jaya dan Desa Wonosari
Tingkat pengetahuan responden tentang biota perairan di ekosistem
mangrove
Tingkat pengetahuan responden Kartika Jaya tentang jenis-jenis
mangrove berdasarkan kelompok umur
Tingkat pengetahuan responden Wonosari tentang jenis-jenis mangrove
berdasarkan kelompok umur
Tingkat pengetahuan responden Kartika Jaya tentang fungsi mangrove
berdasarkan tingkat pendidikan
Tingkat pengetahuan responden Wonosari tentang fungsi mangrove
berdasarkan tingkat pendidikan
Bentuk pemanfaatan ekosistem mangrove Desa Kartika Jaya dan Desa
Wonosari.
Partisipasi masyarakat Kartika Jaya dalam kegiatan perlindungan
mangrove berdasarkan jenis pekerjaan
Partisipasi masyarakat Wonosari dalam kegiatan perlindungan mangrove
berdasarkan jenis pekerjaan
Bentuk kegiatan perlindungan ekosistem mangrove Desa Kartika Jaya
dan Desa Wonosari
Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan penanaman mangrove
Korelasi antar variabel dan sumbu faktorial utama (F1 dan F2)
Desa Kartika Jaya
Korelasi antar variabel dan sumbu faktorial utama (F1 dan F2)
Desa Wonosari

3
5
6
10
11
12
12
12
15
15
15
16
18
18
18
19
19
20
21
21
21
22
23
26

DAFTAR LAMPIRAN
1 Kuisioner Penelitian
2 Korelasi antara karakteristik masyarakat dengan partisipasi dan upaya
perlindungan ekosistem mangrove Desa Kartika Jaya
3 Korelasi antara karakteristik masyarakat dengan partisipasi dan upaya
perlindungan ekosistem mangrove Desa Kartika Jaya
4 PCA Karakteristik Masyrakat dan Perlindungan Mangrove

33
37
38
39

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Wilayah pesisir beserta sumberdaya alamnya memiliki arti penting bagi
pembangunan ekonomi bangsa Indonesia yang secara umum dapat dilihat dari dua
aspek, yakni aspek sosial-ekonomi dan biofisik. Aspek sosial ekonomi memiliki arti
penting karena (a) sekitar 60 % penduduk Indonesia hidup di wilayah pesisir; (b)
sebagian besar kota (kota provinsi dan kabupaten) terletak di kawasan pesisir; (c)
kontribusi sektor kelautan terhadap PDB nasional sekitar 20,06 % pada tahun 1998;
dan (d) industri kelautan (coastal industries) menyerap lebih dari 16 juta tenaga kerja
secara langsung (Rusdianah 2006). Ekonomi kelautan akan semakin strategis bagi
Indonesia, seiring dengan pergeseran pusat perdagangan dunia dari Atlantik ke AsiaPasifik dengan 70 % perdagangan berlangsung di Asia–Pasifik dan 45 % produk
diperdagangkan melalui laut Indonesia dengan potensi ekonomi mencapai US$ 1.500
triliun per tahun (Dahuri 2013). Aspek biofisik sangat berarti karena; (a) Indonesia
memiliki garis pantai terpanjang di dunia setelah Kanada (sekitar 81.000 km); (b)
sekitar 75 % dari wilayahnya merupakan wilayah perairan (sekitar 5,8 juta km2
termasuk ZEEI); (c) Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan
jumlah pulau sekitar 17.508 pulau; dan (d) memiliki keanekaragaman hayati yang
tinggi (Dahuri et al. 2001).
Ekosistem mangrove merupakan salah satu sumberdaya alam penting di
wilayah pesisir. Luas mangrove Indonesia mencapai ± 8,6 juta hektar dan menyebar
di seluruh wilayah Indonesia. Mangrove bukan hanya memiliki potensi ekologis
tetapi juga memiliki potensi ekonomis yang tinggi (FAO 2007). Namun, disamping
potensi yang tinggi, ekosistem mangrove Indonesia bahkan mangrove dunia
dibayangi oleh berbagai ancaman kerusakan ekosistem yang semakin lama semakin
tinggi baik secara alami maupun dengan adanya campur tangan manusia (Datta et al.
2012).
Datta et al. (2012) juga menjelaskan kegiatan konservasi sebagai salah satu
kegiatan pengelolaan ekosistem, dapat dijadikan sebagai salah satu upaya tindak
lanjut untuk perbaikan, penjagaan hingga pemanfaatan yang berkelanjutan.
Perencanaan kegiatan konservasi di Indonesia banyak dilakukan, namun hal ini tidak
banyak membuahkan hasil yang baik. Kesalahan tersebut dikarenakan dalam
pelaksanaan kegiatan konservasi masyarakat sebagai subjek utama dalam
pemanfaatan ekosistem tidak banyak terlibat. Beberapa indikator keberhasilan
kegiatan konservasi adalah adanya identifikasi potensi ekosistem baik secara
ekologis maupun ekonomis, dan adanya keterlibatan masyarakat secara aktif (Agol
2014).
Pengelolaan mangrove berbasis masyarakat sudah banyak dikembangkan
oleh akademisi dan pemerintahan sebagai alternatif pengelolaan mangrove yang
berkelanjutan. Salah satu faktor penting dalam pengelolaan berbasis masyarakat
adalah peran aktif masyarakat dalam pelestarian ekosistem (Bradshaw 2001).
Mengingat pentingnya hal tersebut, sehingga partisipasi aktif masyarakat dalam
upaya perlindungan ekosistem mangrove menjadi pokok perhatian dalam penelitian
ini.

2

Perumusan Masalah
Kawasan pesisir di Kabupaten Kendal merupakan ekosistem yang memiliki
arti penting bagi Kabupaten Kendal, karena memiliki 23 desa pesisir yang
membentang sepanjang 42 km di wilayah Kabupaten Kendal. Kawasan pesisir ini
merupakan daerah mangrove yang berfungsi sebagai penahan erosi laut atau abrasi
dan berkembangnya habitat flora dan fauna pesisir. Secara ekologis kawasan pesisir
juga merupakan tempat mata pencaharian sebagian besar masyarakat pesisir.
Ekosistem mangrove sebagai salah satu eksosistem penting dalam kawasan
pesisir Kabupaten Kendal dalam kurun waktu 10 tahun, mengalami kerusakan seluas
1151 ha (KLH 2008), hal tersebut berdampak pada berkurangnya luas daratan.
Kawasan mangrove Kecamatan Patebon yang memiliki tiga kawasan yang
berhubungan dengan laut, dua diantaranya adalah Desa Kartika Jaya dan Desa
Wonosari. Dua kawasan tersebut memiliki potensi tinggi berupa potensi ekologis
dan ekonomis ekosistem mangrove.
Partisipasi dan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan ekosistem mangrove
merupakan hal yang penting untuk diamati dan dipelajari, karena merupakan salah
satu indikator keberhasilan upaya konservasi. Upaya yang terlebih dahulu dilakukan
adalah pengkajian terhadap tipologi ekosistem mangrove sebagai objek pengelolaan.
Perencanaan dan pengembangan kawasan berdasarkan hasil kajian ekologis dan
analisis faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
kawasan diharapkan mampu menjadi salah satu masukan solusi untuk mengurangi
dampak kerusakan kawasan mangrove, dan dapat dijadikan sebagai bahan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir khususnya masyarakat Kendal.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan:
1. Mengidentifikasi tipologi mangrove di Desa Kartika Jaya dan Desa Wonosari,
Kendal.
2. Mengkaji kaitan antara kondisi sosial masyarakat terhadap peran serta
masyarakat dalam pelestarian ekosistem mangrove sebagai salah satu masukan
untuk pengelolaan ekosistem mangrove.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan masukan bagi
berbagai pihak yang akan melakukan kegiatan pengelolaan ekosistem mangrove
berbasis masyarakat secara khusus di daerah Kecamatan Patebon dan secara umum
di seluruh kawasan pesisir Indonesia.

3

METODE
Waktu dan Tempat
Kegiatan ini dilaksanakan pada tiga tahap, yakni 22–25 Januari, 21–24 April
dan 12–15 Juni 2014, di Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah
(Gambar 1). Analisis data dilaksanakan pada bulan Februari–Juni 2014 di
Laboratorium Manajemen Sumberdaya Perikanan, Departemen Manajemen
Sumberdaya Perairan, Institut Pertanian bogor.

Gambar 1

Peta administrasi Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah
(Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal 2012)

Pengumpulan Data
Pengumpulan data terhadap ekosistem mangrove dan sosial masyarakat
menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer mangrove dikumpulkan
dengan pengamatan langsung pada ekosistem mangrove dan data sekunder dengan
pencarian data dari instansi terkait.
Data sosial masyarakat menggunakan
pengamatan dan depth interviews untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan
keterlibatan masyarakat dalam pemanfaatan lokal eksosistem mangrove dengan
menggunakan kuisioner sebagai panduan (Lampiran 1). Pengambilan data sekunder
berupa faktor sosial lainnya seperti lokasi desa, tingkat pendidikan masyarakat,
tingkat pendapatan masyarakat, ketersediaan lapangan pekerjaan, dan jenis mata
pencaharian diambil dari instansi pemerintah.

4

Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan melalui pengamatan langsung
lapangan atau obervasi (Churchill dan Gilbert 2005). Metode observasi yang
dilakukan adalah inventarisasi terhadap kondisi ekosistem mangrove di lokasi
penelitian dan sosial masyarakat. Data primer yang diamati disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1 Data primer parameter ekologis.
No
Parameter Ekologis
1 Jenis Mangrove
2 Kerapatan Mangrove
Parameter Sosial Masyarakat
3 Umur
4 Lama Tinggal
5 Jumlah Anggota Keluarga
6 Jarak Rumah Responden
7 Tingkat Pendidikan
8 Jenis Pekerjaan
9 Pendapatan
10 Tingkat Pengetahuan
11 Pemanfaatan Ekosistem Mangrove
12 Perlindungan Ekosistem Mangrove

Satuan
Ind/100m2

Metode
Observasi
Transek Kuadrat

Tahun
Tahun
Jiwa
Km
Rupiah
-

Wawancara
Wawancara
Wawancara
Wawancara
Wawancara
Wawancara
Wawancara
Wawancara
Wawancara / Diskusi
Wawancara / Diskusi

Pengambilan sampel vegetasi mangrove
Pengambilan vegetasi mangrove dibagi atas klasifikasi pohon (diameter >4
cm), anakan (diameter 1 m) dan semai (tinggi 56
2
7

Desa Wonosari
Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
15
50
10
33
5
17

Lama tinggal
Lama tinggal adalah lama masyarakat berada di lokasi penelitian dihitung
sejak tahun pertama responden menginjakkan kaki di lokasi penelitian dan
dinyatakan dalam tahun. Lama tinggal masyarakat di tempat penelitian mampu
menggambarkan tingkat pemahaman masyarakat tentang karakteristik lokasi
penelitian. Berikut lama tinggal masyarakat di dua desa disajikan dalam Tabel 7.
Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa masyarakat yang tinggal di Desa
Kartika Jaya dan Desa Wonosari termasuk cukup lama berkisar antara 31-40 tahun
dengan persentase sebesar 63 % dan 40 %. Tidak ditemukannya masyarakat dengan
lama tinggal lebih dari 41 tahun pada Desa Kartika Jaya. Hal ini dikarenakan Desa
Kartika Jaya merupakan daerah pemekaran dari Desa Wonosari yang baru disahkan
sekitar tahun 1980 (Desa Kartika Jaya 2011).

14

Tabel 7 Kisaran lama tinggal responden di lokasi penelitian
Lama Tinggal
Desa Kartika Jaya
Desa Wonosari
(Tahun)
Jumlah (Jiwa) Persentase (%) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
0 – 10
2
7
3
10
11 – 20
5
17
4
13
21 – 30
4
13
4
13
31 – 40
19
63
12
40
41 – 50
0
0
5
17
51 – 60
0
0
2
7
Jumlah anggota keluarga
Jumlah anggota keluarga menjadi salah satu parameter karakteristik
masyarakat di lokasi penelitian. Jumlah anggota keluarga adalah jumlah orang yang
menjadi tanggungan responden pada saat dilaksanakan penelitian dan dinyatakan
dalam jiwa. Jumlah anggota keluarga berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi
masyarakat. Tabel 8 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan jumlah
anggota keluarga.
Berdasarkan Tabel 8 jumlah anggota keluarga atau jumlah tanggungan
responden paling banyak di Desa Kartika Jaya dan Desa Wonosari pada 3–4 jiwa
dengan masing-masing berkisar 60 % dari total responden. Berdasarkan hasil
wawancara dengan responden, jumlah tanggungan yang dimaksudkan bukan hanya
berupa anak dan istri tetapi juga orang tua.
Tabel 8 Jumlah anggota keluarga responden
Desa Kartika Jaya
Jumlah Anggota
Jumlah
Persentase
Keluarga (Jiwa)
(Jiwa)
(%)
0–2
8
27
3–4
18
60
5–6
4
13

Desa Wonosari
Jumlah
Persentase
(Jiwa)
(%)
2
7
18
60
10
33

Jarak antara rumah dan ekosistem mangrove
Jarak rumah dengan ekosistem adalah jarak yang harus ditempuh responden
dari rumah tempat tinggal menuju ekosistem mangrove di sekitar garis pantai dan
dinyatakan dalam kilometer (km). Jarak antara rumah responden dan ekosistem
mangrove juga menggambarkan sebaran lokasi atau tempat tinggal responden dalam
penelitian. Berikut ini grafik jarak rumah responden terhadap ekosistem mangrove,
ditunjukan dalam Gambar 9.
Penyebaran tempat tinggal responden Desa Kartika Jaya dan Desa Wonosari
lebih banyak pada jarak 1–2 km dengan masing-masing persentase responden
56,67 % dan 80 %. Responden dengan jarak rumah lebih dari 2 km terhadap
ekosistem mangrove tidak ditemukan baik Desa Kartika Jaya maupun Desa
Wonosari. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, jarak rumah responden
semakin lama semakin terasa lebih dekat dengan ekosistem mangrove, dikarenakan
seringkali terjadinya banjir rob. Intensitas terjadinya banjir rob di kedua desa
ditunjukkan oleh Gambar 10.

Persentase Responden

15

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

2-3 km
1-2 km
< 1km
Desa Kartika Jaya
Desa Wonosari
Desa Pengamatan

Persentase Responden

Gambar 9 Jarak antara rumah responden dengan ekosistem mangrove
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

Tidak pernah
1- 2 kali
>= 3kali

Kartika Jaya
Wonosari
Desa Pengamatan

Gambar 10 Pengalaman responden terkena dampak rob

Persentase Responden

Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan yang diteliti adalah jenjang pendidikan formal yang
pernah ditempuh atau dicapai responden. Tingkat pendidikan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi sikap dan perspektif masyarakat terhadap suatu kegiatan
atau kondisi (Soeryani 1987). Gambar 11 menunjukkan identitas responden
berdasarkan tingkat pendidikan formal responden.
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

SD
SMP
SMA
Tidak Sekolah

Kartika Jaya
Wonosari
Desa Pengamatan

Gambar 11 Identitas responden berdasarkan tingkat pendidikan

16

Gambar 11 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden di Desa
Kartika Jaya lebih tinggi dibandingkan Desa Wonosari. Pendidikan responden Desa
Kartika Jaya paling banyak adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) yakni sekitar
50 % responden, sedangkan di Desa Wonosari didominasi oleh responden dengan
tingkat pendidikan Sekolah Dasar yakni 43 %. Jumlah responden dengan latar
belakang tidak bersekolah masih ditemukan di kedua lokasi pengamatan mencapai
10 % jumlah responden.
Jenis pekerjaan
Kawasan Desa Kartika Jaya dan Desa Wonosari yang berbatasan langsung
dengan pesisir memiliki karakteristik masyarakat dengan jenis pekerjaan yang
berhubungan dengan pesisir dan laut. Jenis pekerjaan yang menjadi bahan penelitian
adalah bentuk kegiatan pokok responden untuk memenuhi kebutuhan pokok
keluarga. Jenis pekerjaan di kedua desa disajikan dalam Gambar 12.
Gambar 12 menunjukkan bahwa tiga jenis pekerjaan yang banyak ditemukan
di Desa Wonosari adalah petani tambak (37 %), petani kebun (33 %) dan buruh
tambak (13 %). Tiga pekerjaan yang banyak ditemukan di Desa Kartika Jaya adalah
petani kebun (27 %), pengelola mangrove (17 %), dan petani tambak (13 %). Jenis
pekerjaan yang berorientasi pada proses perlindungan mangrove berupa pembibitan
dan pengelola mangrove hanya ditemukan di Desa Kartika Jaya.
50
45
Peternak Ayam
Persentase Responden

40

Pembibitan

35

Petani kebun

30

PNS

25

Pedagang

20

Pengelola Mangrove
Petani Tambak

15

Nelayan
10

Wirausaha

5

Peternak Kambing

0

Buruh Tambak
Kartika Jaya
Wonosari
Desa Pengamatan

Gambar 12 Jenis pekerjaan responden dari Desa Kartika Jaya dan Desa Wonosari
Tingkat pendapatan
Tingkat pendapatan masyarakat sebenarnya tergantung kepada jenis
pekerjaan, dan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat
kesejahteraan masyarakat. Pendapatan yang menjadi objek penelitian adalah sumber
penghasilan rata-rata responden yang diperoleh dari berbagai sumber baik pekerjaan
pokok atau tetap maupun usaha sampingan dalam satu bulan yang dinyatakan dalam
rupiah (Rupiah/bulan) (Tabel 9).

17

Tabel 9 menunjukkan bahwa pendapatan masyarakat Desa Kartika Jaya dan
Desa Wonosari paling banyak berkisar antara Rp.500.000,00 – Rp.1.500.000,00
masing-masing sebesar 67 % dan 60 %. Penghasilan masyarakat tersebut masih
terbilang cukup dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat yang dapat dipenuhi dari
potensi sumber daya alam yang masih sangat tinggi.
Tabel 9 Kisaran pendapatan responden
Desa Kartika Jaya
Pendapatan
Jumlah
Presentase
(Rupiah/bulan)
(Jiwa)
(%)
≤ 500.000
0
0
500.000 – 1.500.000
20
0,67
≥ 1.500.000
10
0,33

Desa Wonosari
Jumlah
Presentase
(Jiwa)
(%)
2
0,07
18
0,60
10
0,33

Tingkat pengetahuan masyarakat tentang ekosistem mangrove
Tingkat pengetahuan masyarakat tentang ekosistem mangrove terbagi dalam
tiga parameter yakni pengetahuan masyarakat tentang biota perairan yang hidup di
ekosistem mangrove, jenis-jenis mangrove, dan pengetahuan tentang fungsi
ekosistem mangrove.
Pengetahuan masyarakat tentang organisme ekosistem
mangrove adalah tingkat pengetahuan responden tentang jenis atau spesies flora dan
fauna yang pernah ditemui responden ketika responden datang ke ekosistem
mangrove.
Pengetahuan tentang fungsi ekosistem mangrove adalah tingkat
pengetahuan responden tentang fungsi dan manfaat ekosistem mangrove baik secara
ekologis maupun sosial ekonomi.
Gambar 13–17 menggambarkan tingkat
pengetahuan mangrove Desa Kartika Jaya dan Desa Wonosari yang sudah di
kuantifikasi berdasarkan skala Linkert rendah, sedang, dan tinggi.
Gambar 13-17 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat Desa
Kartika Jaya dan Desa Wonosari tergolong tinggi. Pengetahuan tentang biota
perairan di kedua desa tergolong tinggi yakni 93 % dan 43 % (Gambar 13).
Pengetahuan tentang jenis mangrove responden Desa Kartika Jaya berdasarkan
kelompok umur tergolong tinggi yakni 67 % dengan kelompok umur 37-55 tahun,
sedangkan Desa Wonosari tergolong tinggi yakni 37 % dengan kelompok umur 1836 tahun (Gambar 14 dan 15). Pengetahuan masyarakat kedua desa terhadap fungsi
ekosistem mangrove berdasrkan tingkat pendidikan juga tergolong tinggi yakni 37 %
dan 34 % dari total responden, namun berbeda pada tingkat tingkat pendidikannya,
pengetahuan yang tinggi pada desa Kartika Jaya ditunjukkan oleh tingkat pendidikan
SMA sedangkan Desa Wonosari adalah SD (Gambar 16-17).
Hal ini
mengindikasikan tingkat pengetahuan masyarakat tidak bergantung kepada tingkat
pendidikan formal tapi pendidikan informal diluar bangku sekolahan.
Pemanfaatan Ekosistem Mangrove
Masyarakat Desa Kartika Jaya dan Desa Wonosari yang berbatasan langsung
dengan pesisir atau ekosistem mangrove, baik secara langsung maupun tidak
langsung, memanfaatkan ekosistem mangrove untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Semua responden dalam penelitian ini memanfaatkan mangrove untuk kehidupan
sehari-hari dengan minimal satu bentuk pemanfaatan (Tabel 10).
Bentuk
pemanfaatan yang diteliti adalah pemanfaatan mangrove dalam satu bulan pada saat
atau sebelum penelitian ini dilakukan dan dinyatakan dalam kali/bulan.

Persentase Responden

18

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

Rendah
Sedang
Tinggi

Kartika Jaya
Wonosari
Desa Pengamatan

Gambar 13

Tingkat pengetahuan responden tentang biota perairan di ekosistem
mangrove
100
80
Rendah

60

Sedang

40

Tinggi
20

Tinggi
Sedang

0
18-36

Rendah
37-55

> 56

Gambar 14 Tingkat pengetahuan responden Kartika Jaya tentang jenis-jenis
mangrove berdasarkan kelompok umur

100
80
Rendah

60

Sedang

40
Tinggi
Sedang

20
0
18-36

Tinggi

Rendah
37-55

> 56

Gambar 15 Tingkat pengetahuan responden Wonosari tentang jenis-jenis mangrove
berdasarkan kelompok umur

19

50
40
Rendah

30

Sedang
Tinggi

20
Tinggi
Sedang

10
0
≤ SD

Rendah
SMP

SMA

Gambar 16 Tingkat pengetahuan responden Kartika Jaya tentang fungsi mangrove
berdasarkan tingkat pendidikan

50
40
Rendah

30

Sedang

20

Tinggi

10

Tinggi
Sedang
Rendah

0
≤ SD

SMP

SMA

Gambar 17 Tingkat pengetahuan responden Wonosari tentang fungsi mangrove
berdasarkan tingkat pendidikan
Tabel 10 Partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan ekosistem mangrove.
Kartika Jaya
Wonosari
Banyaknya
Jumlah
Persentase
Jumlah
Persentase
Pemanfaatan
(jiwa)
(%)
(jiwa)
(%)
> 4 pemanfaatan
1
3
0
0
3-4 pemanfaatan
7
23
4
13
1-2 Pemanfaatan
22
73
26
87
Tidak memanfaatkan
0
0
0
0
Tabel 11 menunjukkan bahwa setiap orang di kedua desa melakukan
pemanfaatan terhadap ekosistem mangrove, minimal satu bentuk pemanfaatan.
Bentuk pemanfaatan ekosistem mangrove ditunjukkan oleh Gambar 16. Gambar 16
menerangkan bahwa bentuk pemanfaatan ekosistem mangrove banyak dilakukan
secara merata oleh masyarakat Desa Kartika Jaya. Pemanfaatan ekosistem mangrove
pada Desa Wonosari lebih besar sebagai area pembuatan tambak, dengan jumlah

20

responden mencapai 60 % dari jumlah responden. Pemanfaatan mangrove di Desa
Kartika Jaya yang lebih besar adalah untuk penangkapan ikan dengan responden
sebanyak 43 %. Beberapa jenis ikan hasil tangkapan adalah ikan Bandeng (Channos
channos), Belanak (Mugil sp), Kakap (Lutjanus sp), dan Tongkol (Euthynnus sp).

Persesntase Responden

100
90

Penangkapan Ikan

80

Berburu burung

70

Tambak

60

Pertanian

50

Peternakan

40

Kayu Bakar

30
20

Bahan bangunan

10

Bahan Makanan
Bahan Obat- obat

0
Kartika Jaya

Wonosari
Desa Pengamatan

Gambar 18 Bentuk pemanfaatan ekosistem mangrove Desa Kartika Jaya dan Desa
Wonosari.
Perlindungan Ekosistem Mangrove
Bentuk pengelolaan ekosistem oleh masyarakat bukan hanya pada tahap
pemanfaatan, tetapi masyarakat juga melakukan berbagai upaya perlindungan
terhadap ekosistem. Berbagai bentuk perlindungan ekosistem diantaranya adalah
penanaman pohon mangrove, pembibitan mangrove, pemasangan spanduk atau
slogan menjaga mangrove, pembuatan peraturan dan kegiatan lainnya. Partisipasi
masyarakat dalam upaya perlindungan ekosistem mangrove berdasarkan jenis
pekerjaan disajikan dalam Gambar 19 dan 20, sedangkan bentuk-bentuk upaya
perlindungan yang dilakukan oleh kedua desa ditunjukkan oleh Gambar 21.
Gambar 19 menunjukkan bahwa masyarakat Kartika Jaya lebih banyak
melakukan kegiatan perlindungan dibandingkan masyarakat Wonosari. Partisipasi
masyarakat di Desa Kartika Jaya banyak dilakukan oleh para pengelola mangrove
(10%). Partisipasi masyarakat Desa Wonosari (Gambar 20) yang menunjukkan nilai
tinggi adalah masyarakat dengan jenis pekerjaan sebagai nelayan dan buruh tambak.
Secara umum partisipasi masyarakat Desa Kartika Jaya lebih tinggi tingkat
partisipasinya dibandingkan Desa Wonosari.
Gambar 21 menunjukkan bahwa bentuk kegiatan perlindungan terdiri dari
kegiatan penanaman, pembibitan, pemasangan spanduk dan berpartisipasi dalam
pembuatan peraturan daerah atau desa. Kegiatan yang paling banyak dilakukan di
kedua desa adalah kegiatan penanaman masing-masing berkisar 73 % dan 50 % dari
responden yang berpartisipasi. Berdasarkan hasil wawancara kegiatan penanaman
lebih banyak dilakukan karena sering kali adanya kegiatan yang diinisiasi oleh
lembaga dari luar desa, di antaranya Pemda dan LSM. Keterlibatan masyarakat
dalam penanaman mangrove secara khusus disajikan dalam Gambar 19 berikut ini.

21

PA

50

Pb
40

PK

30

PNS

20

Pd

10
0
Pb

PK

Pd

PNS

PM

PT

Ny

Wr BT

PM
PT
Ny

PA

Wr
BT

Gambar 19 Partisipasi masyarakat Kartika Jaya dalam kegiatan perlindungan
mangrove berdasarkan jenis pekerjaan
50

PA
Pb
PK
PNS
Pd
PM
PT
Ny
Wr
PKm
BT

40
30
20
10
0
PA

Pb

PK

PNS

Pd

PM

PT

BT
PKm
Ny Wr

Persentase Responden

Gambar 20 Partisipasi masyarakat Wonosari dalam
mangrove berdasarkan jenis pekerjaan
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

kegiatan

perlindungan

Penanaman
Pembibitan
Pemasangan Spanduk
Pembuatan Peraturan
Kartika Jaya
Wonosari
Desa Pengamatan

Gambar 21 Bentuk kegiatan perlindungan ekosistem mangrove Desa Kartika Jaya
dan Desa Wonosari

22

Persentase Responden

Gambar 22 menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam kegiatan
penanaman mangrove Desa Kartika Jaya tergolong tinggi seperti apa yang sudah
dijelaskan sebelumnya. Sekitar 60 % dari responden melakukan partisipasi aktif
dengan intensitas penanaman mencapai 3–4 kali pertahun, sedangkan partisipasi
masyarakat Desa Wonosari tergolong rendah dengan 43 % responden melakukan
penanaman dalam intensitas kurang dari 1 kali pertahun. Partisipasi aktif masyarakat
dalam upaya perlindungan mangrove merupakan salah satu hal yang penting untuk
diperhatikan.
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

Rendah
Sedang
Tinggi

Kartika Jaya
Wonosari
Desa Pengamatan

Gambar 22 Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan penanaman mangrove
Keterkaitan Faktor-Faktor Penunjang Pengelolaan Ekosistem Mangrove
Hubungan antara faktor-faktor sosial dan ekologis dengan kesadaran
masyarakat terhadap pengelolaan ekosistem mangrove dilihat melalui grafik hasil
analisis komponen utama (AKU). Penelitian ini menggunakan dua komponen utama
karena sangat sulit untuk melihat komponen-komponen utama yang lebih dari tiga
dimensi dalam sebuah bidang datar, oleh karena itu visualisasi dalam ordinasi
umumnya menggunakan bidang datar berdimensi dua (Soedibjo 2008). Hasil
analisis keterkaitan dengan menggunakan AKU ini akan disajikan masing-masing
per desa.
Desa Kartika Jaya
Hasil analisis keterkaitan hubungan antara faktor-faktor karakteristik
masyarakat dan pemanfaatan ekosistem mangrove dengan tingkat partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan ekosistem mangrove di Desa Kartika Jaya dapat
dilihat pada Tabel 11 dan lebih lengkap pada Lampiran 2. Hasil analisis matriks
korelasi, menunjukkan bahwa variabel karakteristik masyakat yaitu jenis jarak rumah
terhadap ekosistem, jenis pekerjaan, pengetahuan akan fungsi ekosistem mangrove,
dan pengalaman terkena dampak abrasi berkorelasi positif dengan tingkat partisipasi
masyarakat dalam penanaman mangrove dan perlindungan terhadap ekosistem
mangrove. Hubungan korelasi positif artinya bahwa untuk setiap peningkatan nilai
variabel, maka akan diikuti oleh peningkatan variabel yang berkorelasi (Maskendari
2006). Hubungan antara karakteristik individu dengan tingkat partisipasi masyarakat
dalam penanaman mangrove yang mempunyai nilai paling besar yaitu pengetahuan
masyarakat tentang fungsi mangrove dengan nilai korelasi 0,66. Selanjutnya
berturut-turut yaitu variabel jarak rumah ke ekosistem mangrove sebesar 0,58;
pengalaman terkena dampak abrasi sebesar 0,51 dan jenis pekerjaan 0,48.

23

Tabel 11

Hubungan antar variabel karakteristik masyarakat hasil komponen utama
Desa Kartika Jaya
PKR

PKR

JR

FM

DAB

IPM

LDG

1

JR

0,62

1

FM

0,52

0,46

1

DAB

0,34

0,43

0,41

1

IPM

0,48

0,58

0,66

0,51

1

LDG

0,46

0,57

0,55

0,52

0,80

Keterangan :

PKR
JR
FM
DAB
IPM
LDG

: Jenis Pekerjaan
: Jarak Rumah ke Ekosistem
: Pengetahuan Terhadap Fungsi Ekosistem Mangrove
: Pengalaman Terkena Dampak Abrasi
: Intensitas Penanaman Mangrove (Tingkat Partisipasi)
: Perlindungan Ekosistem Mangrove

0,5

JAK

0,4

1

LT

UM

DAB

komponen kedua

0,3
0,2

JR
LDG
FM
IPM

0,1
0,0

PKR
SM
TM

-0,1

OR
JM

-0,2
-0,3

PDK

PDP

-0,4
-0,3

-0,2

-0,1

0,0

0,1

0,2

0,3

0,4

komponen pertama
Keterangan :
UM
: Umur
PKR
: Jenis Pekerjaan
PDP
: Pendapatan
JR
: Jarak Rumah ke Ekosistem
JM
: Pengetahuan Jenis Mangrove
TM
: Pemanfaatan menjadi Tambak
IPM
: Intensitas Penanaman
(Partisipasi dalam penanaman)

LT
JAK
PDK
OR
FM
DAB
LDG

:
:
:
:
:
:
:

Lama Tinggal
Jumlah Anggota Keluarga
Tingkat Pendidikan
Pengetahuan Biota di Mangrove
Pengetahuan Fungsi Mangrove
Dampak Abrasi
Upaya Perlindungan Ekosistem
Mangrove

Gambar 23 Korelasi antar variabel dan sumbu faktorial utama (F1 dan F2) Desa
Kartika Jaya

24

Hubungan antara karakteristik individu dengan perlindungan ekosistem
mangrove yang mempunyai nilai paling besar adalah partisipasi masyarakat dalam
penanaman mangrove dengan nilai 0,80 dan selanjutnya berturut-turu

Dokumen yang terkait

Studi Perspektif Masyarakat untuk Program Restorasi Ekosistem Hutan Mangrove (Studi Kasus Masyarakat Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara)

1 55 78

Karakteristik Tapak Hutan Mangrove di Desa Kayu Besar Kecamatan Bandar Khalipah, Kabupaten Serdang Bedagai

3 37 79

Kajian Potensi Ekonomi Mangrove (Studi Kasus Di Desa Kayu Besar Kecamatan Bandar Khalifah Kabupaten Serdang Bedagai)

1 39 103

Kesadaran hukum dan persepsi masyarakat terhadap perceraian (studi kasus perceraian di desa serdang jaya kecamatan betara kabupaten Tanjab Barat Jambi)

1 14 182

Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Pengelolaan Air Bersih Berbasis Masyarakat (Studi Kasus di Desa Bumijawa, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah)

1 20 178

Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pengelolaan Ekosistem Mangrove Berbasis Masyarakat (Studi Kasus Pesisir Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan)

0 7 182

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN MAKROZOOBENTOSDI PANTAI KARTIKA JAYA KECAMATAN PATEBON Keanekaragaman dan Kelimpahan Makrozoobentos di Pantai Kartika Jaya Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal.

0 1 15

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN MAKROZOOBENTOSDI PANTAI KARTIKA JAYA KECAMATAN PATEBON KABUPATEN Keanekaragaman dan Kelimpahan Makrozoobentos di Pantai Kartika Jaya Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal.

0 2 12

Cover Proseding FH UB

0 0 1

Partisipasi Masyarakat Dalam Rehabilitasi Hutan Mangrove di Desa Kartika Jaya, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 12